Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perusahaan


2.1.1 Sejarah Lapangan Tunu Total E&P Indonesie

Lapangan Tunu merupakan salah satu lapangan gas yang di produksi dan di
operasikan oleh Total E & P Indonesie. Lapangan Tunu merupakan salah satu dari sekian
banyak lapangan gas yang berada di daerah delta Mahakam. Lapangan ini terletak di
Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Pada awalnya lapangan ini merupakan lapangan minyak. Lapangan ini ditemukan
bersamaan dengan Lapangan Handil yang merupakan salah satu penemuan cadangan
minyak terbesar di dunia saat itu pada tahun 1974. Kemudian lapangan ini mulai
diproduksi pada tahun 1984. Setelah pemerintah Indonesia bekerja sama dengan
pemerintah jepang membuat LNG plant di bontang pada tahun 1977, Total E & P
Indonesie mulai tertarik untuk mengembangkan gas dikarenakan cadangan yang besar
dan produksi minyak yang mulai menurun.
Peralihan produksi dari minyak ke gas terjadi setelah ditemukannya cadangan gas
di lapangan Tambora pada tahun 1980 maka dimulailah era produksi gas di Tambora pada
tahun 1989 hingga saat ini.
Seiring dengan peningkatan kebutuhan pasokan gas terutama untuk pasar
Asia(Jepang dan Korea), maka pengembangan lapangan di delta Mahakam terus
digiatkan termasuk di lapangan Tambora. Terlebih ketika mulai diproduksikannya
lapangan Tunu(ditemukan pada 1977) pada tahun 1990 melalui satu proses pengolahan
bersamaan dengan lapangan Tambora. Maka dikenallah hingga saat ini, dengan sebutan
lapangan TATUN(Tambora Tunu).
Lapangan ini memproduksi gas dari lapangan Tunu. Maka dibangunlah
GTS A dan CPU-2(Central Processing Unit-II). Kapasitas produksi saat itu mencapai ±
750 MMScfd dari kapasitas sebesar 900 MMScfd. Kemudian untuk pengembangan
lapangan Tunu diringkas sebagai berikut :

10
Tabel 2.1 Proyek pengembangan L apangan Tunu South
GTS PLATFORMS INSTALLED DURING
GTS-A Tunu Phase 1 (1990)
GTS-B, GTS-C, GTS-D, GTS-E Tunu Phase 2 (1993)

GTS-F, GTS-J, & GTS-G Tunu Phase 3 (1994)


GTS-H & GTS-R Tunu Phase 5 (1995)
GTS-S & GTS-T Tunu Phase 6 (1999)
GTS-AA, GTS-AC, GTS-TMx & GTS-Dx Tunu Phase 9 (2004)

GTS-Ax Tunu Phase 10 (2006)


2x LP Compressor Tunu Phase 11 (2008)
GTS-Bx & GTS-Fx Tunu Phase 12 (2008)
GTS-Gx Tunu Phase 13 (2009)

2.1.1 Lokasi dan Iklim Total E & P Indonesie Tunu

Secara geografis Daerah Operasi Total E & P Indonesie Tunu terletak di


Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya sekitar 90 menit
perjalanan lewat sungai ke ibukota propinsi yaitu Samarinda atau kurang lebih 3 jam

Gambar 2.1 Lokasi

perjalanan darat dan sungai dari kota Balikpapan..Lokasi lapangan berada di daerah delta
Mahakam yang memiliki vegetasi tumbuhan lebat, dengan temperatur berkisar antara 20

11
– 350 C dan kelembapan berkisar antara 74 – 92% dan curah hujan yang tinggi
sepanjang
tahun. Tekanan udara berkisar antara 1000 – 1012 milibar. Ketinggian permukaan
perairan tidak tetap karena dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan curah hujan di hulu

2.1.1 Produksi Total E & P Indonesie Lapangan Tunu South

Gambar 2.2 Lokasi

Produksi lapangan Tunu South pada saat sekarang sebesar 450 MMSfd.Upaya yang
dilakukan untuk menahan penurunan laju produksi yaitu dengan cara pengeboran sumur -
sumur baru dan well service pada sumur yang telah ada. Puncak operasi pengeboran terjadi
di tahun 2007 dengan jumlah swamp rig beroperasi sebanyak 7 buah sedangkan untuk well
service jumlah dari tahun ke tahun makin meningkat.
Saat ini lapangan Tunu South terdiri dari 770 sumur,Sumur-sumur tersebut
diproduksi terbagi melalui 21 GTS dan 2 TMP.Gas yang dihasilkan dari sumur-sumur ini
akan dikompresikan dengan menggunakan 2 buah Turbine Gas Compressor dengan
kapasitas 2x276 MMscfd dengan tekanan awal 9.3 Bara dan tekanan akhir 35 Bara menuju
CPU (Central Processing Unit ) untuk pemrosesan lebih lanjut sebelum akhirnya menuju
Badak LNG plant di Bontang,sedangkan untuk liquid (air dan condensate)yang
terproduksi akan ditransfer menuju CPU (Central Processing Unit) dengan menggunakan
3x250 BPD liquid transfer pump.

2.2 Fasilitas dan peralatan operasi di lapangan Tunu South


2.2.1 GTS

Anjungan pengumpul yang berfungsi untuk menerima hasil produksi dari sumur remote
ataupun sumur adjacent dimana terdapat fasilitas untuk mengetes characteristic sumur

12
Gambar 2.4 GTS

2.2.2 Test Separator

Test Separator ialah alat (bejana bertekanan) yang digunakan untuk melakukan
pengetesan agar diketahui kandungan sumur yang terproduksi untuk digunakan sebgai
bahan analisa lanjutan dengan cara membagi aliran Fluida menjadi 3 Phasa yaitu
Gas,Condensate dan air berdasarkan perbedaan massa jenis dari masing-masing fluida

Gambar 2.5 Test Separator

2.2.3 GTS Control Panel

GTS control panel adalah alat yang digunakan untuk memonitor dan mengoperasikan
GTS,panel ini dapat dioperasikan dari local maupun dari ruang kendali

13
Gambar 2.6 GTS Control Panel
2.2.4 Paket Injeksi Kimia

Adalah peralatan yang digunakan untuk menginjeksikan bahan kimia kedalam pipa aliran
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya korosi didalam pipa,bahan kimia yang
digunakan yaitu Corrosion Inhibitor (KI)dengan menggunakan pompa positive
displacement yang digerakkan oleh tenaga pneumatic dari tekanan gas dari sumur yang
terproduksi

Gambar 2.7 Paket Injeksi Kimia

2.2.5 Cold Vent & Burn Pit

Cold Vent & Burn Pit ialah alat yang digunakan untuk membuang gas-gas yang berasal
dari kelebihan tekanan maupun dari sistem emergensi

14
Gambar 2.8 Cold Vent & B urn Pit

2.2.6 CCVT
CCVT adalah alat yang menggunakan prinsip dari siklus rankine yang terdiri dari sis tem
pembakaran,generator uap,turboalternator,kondenser berpendingin udara dan rektifier
dan bahan bakarnya berupa hidrokarbon dari sistem gas intrumen

Gambar 2.9 CCVT

2.2.7 THEG (Thermal Electric Generator)


THEG adalah Alat yang digunakan untuk mensupplai energi listrik untuk kebutuhan

15
peralatan instrumentasi,bahan bakar yang digunakan yaitu hidrokarbon dari sistem gas
instrumen

Gambar 2.10 THEG (Thermal Electric Generator)

2.3 Sistem Operasi Gas di Lapangan Tunu

2.3.1 Separasi dan Kompresi

Setelah ditemukannya reservoir gas dalam jumlah ekomonis didaerah Tambora dan
Tunu pada tahun 1984 dan 1977, maka dimulailah produksi gas di Tambora pada tahun
1989 dan Tunu pada tahun 1990. Pada awalnya tekanan reservoir masih tinggi dan sedikit
adanya air, namun setelah produksi berjalan maka tekanan reservoir menurun dan
kandungan air yang makin meningkat. Ketika tekanan reservoir masih tinggi maka tidak
diperlukan adanya kompressor untuk mengirim gas ke LNG Bontang.

Ketika fase medium pressure dimulai maka dibutuhkan adanya kompressor untuk
menaikkan tekanan dari medium pressure ke high pressure. Oleh sebab itu dipasang dua
unit kompressor di Tambora untuk menaikkan tekanan gas yang berasal dari lapangan
Tambora dan Tunu South. Kompressor di pasang pada tahun 2000. Proyek ini mampu
menaikkan produksi gas karena back pressure ke sumur-sumur gas semakin kecil.

Untuk mengulang kesuksesan di lapangan Tunu South maka pada tahun 2002
dipasang dua unit kompressor yang sama di lapangan Tunu North. Ternyata proyek ini
pun mampu menaikkan produksi di Tunu North.

Namun satu hal yang perlu diperhatikan ketika semakin tuanya lapangan gas maka
produksi air pun bertambah. Diperlukan adanya fasilitas yang mampu memisahkan air,
gas dan condensate dengan flow rate yang tinggi. Maka diperlukan fasilitas pendukung
16
tersebut dengan kapasitas yang besar. Fluida yang mengalir dari sumur gas Tambora
Tunu ada 3 jenis, yaitu :

1. Gas yang penyusun utamanya yaitu CH 4 sekitar 80 – 90%, kemudian C 2 H 6 sebesar


2 – 3% dan gas-gas lain yang juga termasuk pengotor seperti CO 2 dan N 2
2. Condensate, berupa kondensasi dari gas. Sifatnya ringan dan mudah menguap.
Condensate merupakan hasil samping yang bernilai ekonomis tinggi, digunakan
untuk meningkatkan API0 pada minyak Handil.

3. Air yang merupakan air formasi yang membawa ion-ion garam, butiran-butiran
padatan dan masih mengandung condensate. Air merupakan limbah yang nantinya
akan diolah sebelum dibuang ke sungai.
Dalam produksi minyak dan gas di manapun, dua kompenen(separasi dan kompressi) ini
sangatlah berpengaruh terhadap kualitas dan kelangsungan produksi. Secara singkat akan
dijelaskan sebagai berikut.

2.3.2 Separasi

Separasi merupakan sifat fisika yang sangat penting. Separasi ini didasarkan oleh
perbedaan massa jenis setiap penyusun fluida yang diproduksi. Alat yang digunakan
dinamakan separator. Di lapangan, separator mungkin bernama lain, seperti slug catcher,
scrubber, degassing boot, knock out drum dan lain – lain. Namun apapun namanya
fungsinya relatif sama yaitu sebagai alat pemisah fluida produksi.

Sebenarnya, dengan menggunakan gaya gravitasi saja sangat tidak cukup untuk
mendapatkan hasil pemisahan yang baik, jadi disamping dengan gaya gravitasi ada
metode lain yang digunakan diseparator untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Prinsip-prinsip yang sangat penting diproses pemisahan adalah sebagai berikut :

A. Perbedaan massa jenis (pemisahan berdasarkan gravitasi)


Gas bumi lebih ringan dibanding dengan cairan hidrokarbon. Partikel dari cairan
hidrokarbon teruspensi didalam aliran gas bumi. Ketika kecepatan aliran menurun,
perbedaan massa jenis menyebabkan liquid dan gas terpisah. Semakin besar ukuran
partikel maka semakin cepat pemisahan, dan juga sebaliknya, semakin kecil ukuran
partikel maka semakin lambat pemisahannya.

17
Gambar 2.11 Ilustrasi Separasi

1. Air, yang massa jenisnya lebih besar dibanding minyak, mengendap didasar
separator

2. Minyak, yang massa jenis lebih kecil dibanding dengan air dan lebih berat
dibanding dengan gas, akan mengendap di tengah separator

3. Gas, yang paling kecil massa jenisnya, akan tetap berada dibagian atas dari
separator.

B. Tumbukan

Jika aliran gas yang membawa partikel-partikel liquid menumbuk sebuah


permukaan, maka partikel liquid akan tertinggal dan bergabung di permukaan. Setelah
partikel-partikel tergabung menjadi butiran-butiran yang lebih besar, secara gravitasi
akan jatuh ke bagian liquid di separator.

C. Perubahan arah aliran

Ketika arah aliran gas yang mengandung partikel-partikel liquid berbubah secara
cepat, inertia menyebaban liquid tetap mengalir kearah yang pertama. pemisahan tersebut
dapat terjadi karena gas lebih mudah berubah arah daripada partikel-partikel liquid.
Partikel-partikel yang terpisah kemudian terkumpul di permukaan dan jatuh ke bagian
liquid.

D. Perubahan kecepatan

Pemisahan cairan dan gas bisa dipengaruhi dengan penambahan atau pengurangan
kecepatan aliran gas secara tiba-tiba. Dengan pengurangan kecepatan, cairan yang
memiliki inertia lebih besar akan melaju kedepan menjauhi gas. Cairan kemudian
berkumpul dan secara gravitasi akan jatuh ke bagian liquid. dengan penambahan

18
kecepatan, cairan yang memiliki inertia lebih tinggi menyebabkan gas berpindah
menjauhi cairan, dan mungkin cairan akan jatuh dibagian liquid di separator.

E. Gaya Sentrifugal

Jika aliran gas membawa liquid dengan gay putaran yang berkecepatan tinggi, maka
partikel cairan akan terlempar keluar dan menghantam dinding separator. Dari sini, cairan
berkumpul menjadi butiran yang lebih besar dan akhirnya akan jatuh kebagian liquid.

F. Penggabungan

Susunan packing pengumpul sangat efektif untuk memisahkan cairan dari aliran
gas. Salah satu aplikasi yang paling tepat adalah untuk memisahkan cairan dari system
penyaluran dan pendistribusian gas dimana jumlah partikel liquid di dalam gas sangat
kecil

2.3.3 Klasifikasi Separator

A. Horizontal Separator

Separator horizontal dibuat dengan satu silinder/tabung dan tabung/silinder ganda.


Satu tabung berarti hanya hanya satu silinder, dan tabung ganda berbati memiliki dua
tabung yang dipasang parallel dimana yang satu diatas yang lain. Kedua tipe ini bisa
digunakan sebagai dua maupun tiga fase separator. Dua fase berarti memisahkan fluida
menjadi gas dan liquid sedangkan tiga fase berarti memisahkan fluida menjadi gas,
minyak dan air.

Gambar 2.12 H orizontal Separator

19
B. Vertikal Separator

Vertical separator digunakan dalam area produksi yang sempit seperti di anjungan
lepas pantai karena separator jenis ini hanya membutuhkan sedikit tempat dibanding
dengan tipe yang lain.

Gambar 2.13 V ertikal Separator

C. Separator Bola

Separator ini berbentuk seperti bola. Separator jenis ini digunakan untuk
memproduksi cairan dan gas dalam jumlah yang besar di area yang juga terbatas. Dengan
kata lain, bisa dikatakan bahwa separator ini mempunyai fungsi gabungan dari separator
vertical dan horizontal.

20
Gambar 2.14 Spherical Separator

D. Kompresi

Kompressor berfungsi untuk menaikkan tekanan gas dari medium pressure ke high
pressure. Kompressor digerakkan oleh General Electric Turbine. Kompressor sendiri
dibuat oleh Nouvo Pignone yang terdiri dari 8 stages kompressi. Setiap stages tekanan
yang dinaikkan semakin tinggi.

Dalam keadaan normal, kedua kompressor beroperasi secara paralel. Ketika salah
satu kompressor mati maka tidak berimbas pada salah satunya.

Gambar 2.15 Turbin Enginge Compressor

21

Anda mungkin juga menyukai