Anda di halaman 1dari 5

Kelompok X

Vien Fadhilah Ilham (A31115509)


Muhammad Takbir Tenri G ( A31115513)
Yulianti Pakau (A31115517)

“PENGUJIAN SUBSTANTIF”

PENGUJIAN SUBTANTIF ATAS PIUTANG USAHA


Piutang memiliki jumlah yang harus dibayar pelanggan,karyawan, dan
afiliasi atas akun terbuka, wesel, serta pinjaman, dan bunga akrual atas saldo
semacam itu. Dengan mengaudit piutang usaha, auditor dapat mengaudit
penjualan yang berkaitan. Penjualan yang paling mungkin menghadirkan
potensi salah saji merupakan penjualan yang tidak dapat di tagih. Untuk
merancang pengujian substantive atas akun-akun ini, auditor pertama-tama
harus menentukan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima untuk
setiap asersi signifikan yang berkaitan.

 PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN


Risiko pengujian rincian berhubungan terbalik dengan penilaian tingkat
risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian. Faktor-faktor
yang berkaitan dengan penilaian harus dipertimbangkan dalam penentuan
tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi
piutang usaha. Penilaian tingkat risiko inheren yang direncanakan, risiko
prosedur analitis, dan risiko pengendalian yang tepat telah digunakan dalam
model risiko audit, yaitu pada fase perencanaan, guna mencapai tingkat risiko
pengujian rincian yang tepat dan tingkat pengujian substantive terkait yang
direncanakan, yang ditetapkan dalam strategi audit pendahuluan untuk setiap
asersi.
 PROSEDUR AWAL
Titik awal memulai setiap pengujian audit adalah memperoleh
pemahaman tentang bisnis dan industry klien. Auditor harus memahami
persyaratan perdagangan standar, pengalaman penagihan dengan klien dan
industri, aspek musiman dari industry tersebut, dan luas konsentrasi bisnis
dengan pelanggan tertentu. Pengetahuan ni memberikan konteks untuk
mengevaluasi hasil prosedur analitis, pengujian pengendalian, dan pengujian
substantive. Prosedur awal yang penting untuk memverifikasi piutang usaha
dana kun penyisihan terkait adalah menelusuri saldo awal periode berjalan ke
saldo akhir yang telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya ( jika
dapat dilakukan ).
 PROSEDUR ANALITIS
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah
mengembangkan ekspektasi atas saldo piutang usaha, hubungan piutang
usaha dengan penjualan, dan margin kotor perusahaan. Prosedur analitis akan
dilaksanakan dalam tahap akhir dari penugasan untuk mematiskan bahwa
bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian konsisten dengan gambaran
menyeluruh yang dilaporkan pada laporan keuangan.
 PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan
interim bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian
bertujuan ganda.
Memvouching Catatan Piutang ke Transaksi Pendukung
Dalam melakukan pengujian ini, sampel debet ke akun pelanggan
dapat divouching ke faktur penjualan pendukung dan mencocokkan
dokumen-dokumen itu untuk memberikan bukti yang berkaitan dengan
asersi eksistensi atau kejadian, hak dan kewajiban, serta penilaian atau
lokasi. Pengujian ini dapat dilaksanakan secara lebih ekstensif apabila
tingkat risiko deteksi yang berlaku yang akan dicapai adalah rendah,
apabila prosedur konfirmasi tidak praktis, atau untuk melengkapi
prosedur konfirmasi apabila situasi tertentu terjadi.

Melakukan Pengujian Pisah Batas untuk Penjualan dan Retur


Penjualan
Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off tests) dirancang
untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa (1) penjualan dan
piutang usaha telah dicatat dalm periode akuntansi dimana transaksi
tersebut terjadi dan (2) ayat jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan
harga pokok penjualan telah dibuat dalm periode yang sama

Melakukan Pengujian Pisah Batas atas Penerimaan Kas


Pengujian pisah batas penerimaan kas (cash receipts cutoff test)
dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa penerimaan
kas telah dicata dalm periode akuntansi yang tepat. Pisah batas yang tepat
pada tanggal rencana merupakan hal yang penting untuk menyajikan
secara benar baik kas maupun piutang usaha.
 PENGUJIAN RINCIAN SALDO
Konfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang usaha mencakup komunikasi tertulis secara langsung
antara pelanggan dan auditor.
 PROSEDUR AUDIT YANG BERLAKU UMUM
Konfirmasi piutang adalah prosedur audit yang berlaku umum AU 330,
Proses Konfirmasi (SAS 67) menyatakan ada anggapan bahwa auditor akan
meminta konfirmasi piutang selama melakukan audit.
 FORMULIS KONFIRMASI
Ada 2 formulir permintaan konfirmasi: (1)konfirmasi positif, yang
mengharuskan debitor untuk menjawab apakah saldo yang ditunjukkan benar
atau tidak, dan (2) konfirmasi negative, yang meminta debitor untuk
menjawab hanya apabila jumlah yang ditunjukkan tidak benar.
 PENENTUAN WAKTU DAN LUAS PERMINTAAN KONFIRMASI
Luas permintaan konfirmasi, atau ukuran sampel, berhubungan terbalik
dengan setiap factor-faktor berikut: (1)tingkat risiko deteksi yang dapat
diterima untuk asersi dimana bukti konfirmasi akan dipakai. (2) luas dimana
pengujian substantive lainnya akan bermanfaat untuk mencapai tingkat risiko
deteksi tersebut, dan (3) salah saji piutang usaha yang dapat ditoleransi.
 DISPOSISI PENGECUALIAN
Jawaban konfirmasi mungkin akan berisi beberapa pengecualian yang
tidak dapat dihindarkan. Pengecualian ini dapat disebabkan oleh barang yang
masih dalam perjalanan dari klien ke pelanggan, barang yang dikembalikan,
pembayaran dari pelanggan kepada klien yang masih dalam perjalanan.
 PROSEDUR ALTERNATIF UNTUK KONFIRMASI YANG TIDAK DI
JAWAB
Apabila tidak ada jawaban yang diterima atas permintaan konfirmasi
positif kedua atau ketiga dari pelanggan, maka prosedur alternative biasanya
dilakukan.
 MEMERIKSA PENAGIHAN BERIKUTNYA
Bukti terbaik mengenai eksistensi dan ketertagihan piutang adalah
penerimaan pembayarab dari pelanggan.Sebelum mengakhiri pekerjaan
lapangan audit, klien mungkin telah menerima pembayarab dari beberapa
pelanggan sebagai pelunasan hutang pada tanggal konfirmasi
 MENGIKHTISARKAN DAN MENGEVALUSASI HASIL
Kertas keja audit harus berisi iktisar hasil dari mengkonfirmasi piutang
usaha. Ikhtisar tersebut harus memberikan pada tingkat minimum data
statistic mengenai :
- Jumlah dan nilai dollar konfirmasi yang dikirimkan serta jawaban yang
diterima
- Proporsi dari total populasi yang dicakup oleh sampel
 PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP
Auditor harus memiliki pengetahuan tentang cara penyajian laporan dan
persyaratan pengungkapan untuk piutang usaha dan penjualan menurut prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Persyaratan ini meliputi identifikasi dan
klasifikasi yang tepat.

JASA BERNILAI TAMBAH


Standar audit yang berlaku umum tidak mensyaratkan auditor untuk melakukan
jasa bernilai tambah. Akan tetapi, banyak auditor mengembangkan spesialisasi industry
sehingga mereka dapat memahami kecendrungan industri dan mengidentifikasi dengan
lebih baik risiko yang berkaitan dengan laporan keuangan yang tidak menyajikansecara
wajar posisi keuangan. Setelah auditor menyelesaikan audit atas siklus penjualan, dia
harus mengikhtisarkan masalah penting yang dapat menghambat kinerja jasa bernilai
tambah kepada klien.

Anda mungkin juga menyukai