PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Menyebutkan bahwa shalat asalah suatu sistem ibadah yang tersusun dari beberapa
perkataan dan laku perbuatan, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Menurut Prof. Dr Hasby As-shidiqi
Menyebutkan bahwa shalat adalah berhadapnya hati atau jiwa kepada allah Swt.
Menghadap dengan mendatangkan rasa takut dan menumbuhkan rasa kebesaranNya dan
kekuasaanNya dengan penuh khusyu dan ikhlas didalam perkataan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengans salam.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian shalat diatas maka dapat kita simpulkan
bahwa Shalat merupakan suatu sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta berhadapnya hati atau
jiwa kepada Allah Swt yang dilakukan dengan khusyu dan ikhlas menurut syarat dan rukun
tertentu.
2
2.2.2. Sholat Tathowwu'
Yaitu sholat sunnah atau tambahan dari sholat-sholat fardhu 5 waktu.
a. Sholat Tathowwu' Muthlaq
Yaitu sholat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak ditentukan oleh syara'.
b. Sholat Tathowwu' Muqoyyad
Yaitu sholat yang batas dan ketentuannya telah ditentukan oleh syara'.
Ibnu Umar rodhiallohu anhuma berkata: "Aku mengahafal 10 rokaat (sholat) dari
Nabisholallohu alaihi wa sallam. 2 rokaat sebelum Dzuhur dan 2 rokaat sesudahnya, 2 rokaat
setelah maghrib dirumahnya, 2 rokaat setelah isya' dirumahnya, dan 2 rokaat sebelum shubuh
disaat Nabi sholallohu alaihi wa sallam tidak boleh dimasuki orang lain". (HR. Bukhori: 118,
dan Muslim: 729)
Sholat lain yang disyariatkan dalam bagian ini antara lain, sholat-sholat sunah seperti sholat
tahajud, sholat witir dan rowatib, sholat istihoroh, sholat dhuha, sholat taubat, sholat tahiyyatul
masjid, dan sholat tasbih.
3
2.3.2 . Ancaman Allah Terhadap Orang yang meninggalkan Sholat
Shalat merupakan suatu kewajiban yang sama sekali tidak boleh ditinggalkan oleh setiap
muslim yang sudah baligh, berakal dan normal sesuai dengan kemampuannya.
Shalat harus dikerjakan dalam keadaan apapun, walau sakit sekalipun. Apabila seseorang tidak
sanggup melakukan shalat dengan berdiri maka harus dikerjakan dengan duduk. Apabila tidak
dapat dengan duduk maka harus dikerjakan dengan berbaring. dan apabila berbaring masih
tidak sanggup harus tetap dikerjakan wlaupun dengan isyarat.
Allah adalah maha pemurah dia memberi keringanan kepada semua hambaNya termasuk dalam
hal mengerjakan shalat, supaya hamba itu tidak meninggalkan shalat begitu saja walaupun
dalam keadaan bagaimanapun. Dengan demikian jika hamba itu sampai meninggalkan sholat.
Maka allah tidak segan-segan memberikan ancaman dengan siksa yang sangat berat.
Firman Allah swt : “Apakah yang menyebabkan kamu masuk kedalam neraka? Mereka
menjawab : kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat” ( Q.S
Al’Mudatsir : 42-43)
Dari Allah tersebut, maka jelaslah bahwa orang yang meninggalkan shalat akan masuk neraka
setalah mereka mati nanti. Disamping itu ketika dia masih di dunia juga mendapatkan hukuman
yang sangat berat diantaranya :
Firman Allah Swt : “ Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan Keji dan mungkar
”(Q.S Al ankabut : 45 )
Perbuatan fahisyah yang dimaksud pada ayat di atas adalah perbuatan jelek yang disukai oleh
jiwa semacam zina, dan semacamnya, sedangkan yang namanya mungkar adalah perbuatan
selain fahisyah yang diingkari oleh akal dan fitrah
Ibnu Mass’ud pernah ditanya mengenai seseorang yang bisa memperlama shalatnya. Maka kata
beliau :
“ Shalat tidaklah manfaat kecuali jika shalat tersebut membuat seseorang menjadi taat.” ( HR.
Ahmad dalam Az-zuhd, hal 159 dengan sanad Shahih dan ibnu syaibah dalam Al mushonnaf
13:298 dengan sanad hasan dari jalur syaqiq dari Ibnu Mas’ud )
Al hasan berkata :
4
“ barangsiapa yang melaksanakan shalat, lantas shalat tersebut tidak mencegah dari perbuatan
keji dan mungkar maka ia hanya akan semakin menjah dari Allah.” ( dikeluarkan oleh ath
Thobari dengan sanad yang shahih dari jalur Sa’od bin Abu ‘Urubah dari qatadah dari Al hasan
)
2.4.1 Kapan shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar ?
Syaikh Muhammad Bin sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “ Shalat bisa
mencegah dari kemungkaran jika shalat tersebut dilakukan alam bentuk sesempurna mungkin.
Ternyata kita dapati bahwa hati kita tidaklah berubah dan tidak benci pada perbuatan fahisyah
atau mungkar setelah shalat kita laksanakan atau keadaan kita tidak berubah menjadi lebih baik,
mengapa demikian? Itu bisa jadi karena shalat kita bukanlah shalat yang dimaksud yaitu yang
bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Ingatlah bahwa firman Allah itu benar dan
janji-Nya itu pasti yaitu shalat itu memang bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Sebenarnya, shalat itu demikian yaitu jika engkau bertekad untuk bermaksiat atau
hatimu condong pada maksiat, lalu engkau lakukan shalat, maka terhapuslah semua keinginan
jelek tersebut. Namun tentu saja hal itu dengan syarat, shalat itu adalah shalat yang sempurna.
Wajib kita meminta pada Allah agar kita diberi pertolongan untuk mendapat bentuk shalat
seperti itu. Marilah kita sempurnakan shalat tersebut sesuai dengan kemampuan kita dengan
memenuhi rukun, syarat, wajib, dan hal-hal yang menyempurnakan shalat. Karena memang
shalat itu bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Sebagian ulama salaf sampai berkata, jikalau shalat yang kita lakukan tidak mencegah
dari yang mungkar, maka sungguh itu berarti kita semakin jauh dari Allah. Nas-alullah al
‘afiyah, kita mohon pada Allah keselamatan. Karena bisa jadi shalat yang kita lakukan tidak
sesuai yang dituntut. Lihatlah para ulama salaf dahulu, ketika mereka masuk dalam shalat
mereka, mereka tidak merasakan lagi apa-apa, semua hal di pikiran disingkirkan kecuali hanya
sibuk bermunajat dengan Allah Ta’ala.” (Syarh Riyadhis Sholihin, 5: 45-46).
5
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat –
syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada
Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan keperluan kita
kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya.
Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah
SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Selain itu sholat juga
mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia, untuk kesehatan manusia itu sendiri,
ketenangan hati dan pikiran, dan keselamatan di akhirat karena amal yang pertama dihisab
adalah sholat.