Bidang Arsitektur
Dalam bidang arsitektur, masjid-masjid yang dibangun membuktikan kemajuannya.
Masjid merupakan suatu ciri dari sebuah kota Islam, tempat kaum muslimin menjalankan
kewajiban ibadahnya. Gereja Aya Sophia, setelah ditaklukkan kaum muslimin diubah
menjadi sebuah masjid agung yang terpenting di Istambul. Beberapa masjid yang megah
didirikan di Istambul, antara lain: Masjid Agung Sultan Muhammad Al-Fatih, Masjid Abu
Ayub Al-Abshari, Masjid Bayazid dengan arsitektur Persia, dan Masjid Sulaiman Al-
Qununi.[16]
Bidang Militer
Dengan adanya kondisi objektif yang dihadapi Turki Utsmani para pemimpin
mewujudkan negara yang berdasarkan sistem dan prinsip kemiliteran. Pecahnya perang
dengan Bizantium misalnya mengilhami khalifah-khalifah Orkhan untuk mendirikan pusat
pendidikan dan pelatihan militer sehingga terbentuklah sebuah kesatuan militer yang
disebut yeniseri atau Inkisariyah (Arab). Kebijakan kemiliteran ini lebih dikembangkan oleh
pengganti Orkhan, yaitu Murad dengan membentuk sejumlah korps atau cabang-
cabang yeniseri. Seluruh pasukan militer dididik dan dilatih dalam sarana militter dengan
pembekalan semangat perjuangan Islam. Kekuatan militer yeniseri ini berhasil mengubah
negara Utsmani yang baru lahir menjadi mesin perang yang paling kuat, dan memberikan
dorongan sangat besar bagi penaklukan negeri-negeri non muslim.
Bidang Pemerintahan
Pada masa pemerintahan Turki Ustmani, para sultan bukan hanya merebut negeri-negeri
Arab, tetapi juga seluruh wilayah antara Kaukasus dan kota Wina, bahkan sampai ke Balkan.
Dengan demikian, tumbuhlah pusat-pusat Islam di Trace, Macedonia, Thessaly, Bosnia,
Herzegovina, Bulgaria, Albania, dan sekitarnya. Eksistensi Turki Ustani sangat
diperhitungkan oleh ahli-ahli politik Barat. Hal ini didasarkan pada realita sejarah bahwa
selama berabad-abad kekuasaannya, Turki telah memberikan kontribusi yang besar terhadap
perkembangan peradaban, baik dikawasan negara-negara Arab, Asia, atau bahkan Eropa.[17]
Pengaruh jatuhnya Konstantinopel besar sekali bagi Turki Ustmani. Kota tua itu adalah pusat Kerajaan
Bizantium yang menyimpan banyak ilmu pengetahuan dan menjadi pusat agama Kristen Ortodoks. Kesemuanya itu diwarisi
oleh Ustmani.dari segi letak, kota itu sangat strategis karena menghubungkan dua benua secara langsung, yaitu Eropa dan
Asia.
Istambul merupakan pusat peradaban Islam pada masa kekuasaan Turki Ustmani yang terpenting. Bukan saja
karena keindahan kotanya, tetapi juga karena di kota bekas pusat kekuasaan Romawi Timur itu terdapat pusat kajian
keilmuan yang mendorong puncak kejayaan peradaban umat Islam. [18]