Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan
kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan
maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan
kegiatan.

Perencanaan Geometrik Jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik
beratkan pada pernecanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi fungsi dasar jalan yaitu
memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-
rumah. Dalam ruang lingkup Perencanaan Geometrik tidak termasuk perencanaan tebal
perkerasan jalan, begitu pula drainase jalan. Meskipun perkerasan termasuk bagian dari
perencanan geometrik sebagai bagian dari perencanaan jalan seutuhnya. Dengan tujuan untuk
menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelyanan arus lalu lintas dan
memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya pelaksaanan. Ruang, bentuk dan ukuran jalan
dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.

Yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat gerakan dan ukuran
kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan karakteristik arus
lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi pertimbangan perencanaan untuk menghasilkan
bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan
dan keamanan yang diharapkan.

Dengan demikian haruslah memperhatikan elemen penting dalam perencanaan


geometrik jalan, diantaranya :

- Alinyemen Horizontal (trase jalan)

- Alinyemen Vertikal (penampang memanjang jalan)

- Penampang melintang jalan

Tujuan dan fungsi: menghasilkan infra struktur yang aman, nyaman & effisien untuk
pelayanan lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya pelaksanaan.

BAB II

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 1


STANDAR PERENCANAAN JALAN RAYA

1. Ketentuan Dasar

Ketentuan dasar “Perencanaan Geometrik Jalan Raya” telah tercantum dalam daftar I
buku No. 13/1970 merupakan syarat batasan yang dijadikan sebagai pedoman untuk
Perencanaan Geometrik Jalan Raya.

2. Lalu Lintas

Setiap jenis kendaraan dapat mempengaruhi terhadap keseluruhan arus lalu lintas, yang
diperhitungkan dengan membandingkannya terhadap pengaruh dari suatu mobil
penumpang. Yaitu dengan “Satuan Mobil Penumpang (SMP)”.

3. Kelas Jalan II B

Jalan ini merupakan jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan
jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf dimana dalam komposisi lalu lintasnya
terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.

4. Keadaan Topografi

Keadaan Topografi/medan yang akan duganakan untuk perencanaan pembangunan jalan


terbagi dalam tiga golongan umum yang dibedakan menurut besarnya lereng melintang
dalam arah yang kurang lebih tegak lurus sumbu jalan raya.

Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang adalah sebagai berikut :

No. Golongan Medan Lereng Melintang

1. Datar (D) 0 sampai 9,9 %

2. Perbukitan (B) 10,0 sampai 24,5 %

3. Pegunungan (G) ≥ 25,0 %

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 2


5. Standar Perencanaan Geometrik Jalan Kelas IIB

Jalan Utama Jalan Raya Sekunder Jalan Penghubung


KLASIFIKA
SI JALAN
I IIA IIB IIC III

KLASIFIKA
D B G D B G D B G D B G D B G
SI MEDIAN

Lalu Lintas
Harian Rata-
>20.000 6000-20.000 1500 – 8.000 <2000 -
Rata (LHR)
Dalam SMP

Kecepatan
Rencana 120 100 80 100 80 60 80 60 40 60 40 30 60 40 30
(Km/Jam)

Lebar Daerah
Penguasaan 60 60 60 40 40 40 30 30 30 30 30 30 20 20 20
Minimun (M)

Lebar 2x3,50 atau


Perkerasan Minimum 2(2x3,75) 2x3.50 2x3,0 3,50 – 6,00
(M) 2x(2x3,50)

Lebar Median
*10 150** - - -
Minimum (M)

Lebar Bahu
3,50 3,00 3,00 3,00 2,50 2,50 3.00 2,50 2,50 2,50 1,50 1,00 1,50-2,50**
(M)

Lereng
Melintang 2% 2% 2% 3% 4%
Perkerasan

Lereng
Melintang 4% 4% 6% 6% 6%
Bahu

Jenis Lapisan Paling tinggi


Aspal beton (hot Penetrasi berganda Paling tinggi penetrasi
Permukaan Aspal beton peleburan dengan
mix) atau setaraf tunggal
Jalan aspal

Miring
Tikungan 10% 10% 10% 10% 10%
Maksimum

Jari-Jari
Lengkung 560 350 210 350 210 115 210 115 50 115 50 30 115 50 30
Minimum (m)

Landai
3% 5% 6 4% 6% 7% 5% 7% 8% 6% 8% 10% 6% 8% 12%
Maksimum

6. Klasifikasi Lalu Lintas Jalan Raya

Menurut fungsinya jalan raya dibagi menjadi 3 golongan, yaitu jalan Primer, jalan
Sekunder dan jalan raya penghubung.

a. Jalan Primer adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antara kota-kota
yang penting atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat ekspor. Jalan-jalan

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 3


dalam golongan ini harus direncanakan untuk melayani lalu lintas yang sangat cepat
dan berat.

b. Jalan Skunder adalah jalan raya yang melayani arus lalu lintas yang cukup tinggi
antara kota-kota besar dan kota-kota yang lebih kecil, serta melayani daerah di
sekitarnya.

c. Jalan Penghubung adalah jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang juga dipakai
sebagai jalan penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang sama atau berlainan.

7. Alinyemen Horizontal

Alinyemen Horizontal haruslah memenuhi syarat-syarat dasar teknik lalu lintas


sebagaimana yang tercantum dalam daftar I. Bukan hanya bagian dari alinyemennya saja
yang memenuhi syarat, tapi dari keseluruhan bagian jalan haruslah memberikan kesan
aman dan nyaman. Termasuk juga dalam perencanaan drainase harus dipertimbangkan
sebaik-baiknya dan memperkecil pekerjaan tanah yang diperlukan. Penambahan biaya di
kemudian hari juga haruslah ditekan sekecil mugkin. Baik itu dikarenakan adanya
peningkatan kekuatan perkerasan, perbaikan alinyemen baik horizontal maupun vertical,
maupun perbaikan dan atau penambahan lain dari bagian jalan itu sendiri.

1. Jari Lengkung Minimum

Jari-jari lengkung minimum untuk setiap kecepatan rencana sebagaimana tercantum


dalam daftar I ditentukan berdasarkan miring tikungan maksimum dan koepisien
gosokan melintang maksimum dengan rumus:

Dimana:

R= V2

127 (e + ƒm)

R : Jari-jari Lengkung minimum…………………… (m)

V : Kecepatan Rencana………………………… (km/jam)

e : Miring tikungan…………………………….. (%)

ƒm : Koefisin Gesekan Melintang.

2. Jari-Jari Lengkung Minimum Dimana Miring Tikungan Tidak Diperlukan

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 4


Suatu tikungan dengan jari-jari lengkung yang cukup besar sampai batas-batas
tertentu tidak perlu diadakan miring tikungan.

Jari-jari lengkung minimum dimana miring tikukungan tidak diperlukan tercantum


dalam daftar II

3. Lengkung Peralihan

Lengkung peralihan adalah lengkung pada tikungan yang dipergunakan untuk


mengadakan peralihan dari bagian jalan yang lurus kebagian jalan yang mempunyai
jari-jari lengkung dengan miring tikungan tertentu atau sebaliknya.

Batas besarnya jari-jari lengkung dimana suatu tikungan harus sudah menggunakan
lengkung peralihan tercantum dalam daftar II.lengkung peralihan yang digunakan
adalah lengkung spiral atau clothoide. Panjang minimum lengkung peralihan pada
umumnya ditentukan oleh jarak yang diperlukan untuk peruban miring tikungan yang
tergantung pada besarnya landai relatif maksimum antara kedua sisi perkerasan.Besar
landai relatif maksimum antar kedua sisi perkerasan. Besar landai maksimum tesebut
adalah sebagaimana tercantum dalam daftar II.

4. Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan

Untuk membuat tikungan pelayanan suatu jalan selalu tetap sama, baik dibagian lurus
maupun di tikungan, perlu diadakan pelebaran pada perkerasan tikungan.Besarnya
dapat ditentukan dengan menggunakan grafik I .

5. Pandangan Bebas Pada Tikungan

Untuk memenuhi kebebasan pandangan pada tikungan sesuai dengan syarat panjang
jarak pandangan yang diperlukan, harus diadakan kebebasan samping yang besarnya
dapat ditentukan dengan menggunakan grafik II .

8. Alinyemen Vertikal

1. Umum

Alinyemen vertikal sangat erat hubungannya dengan besarnya biaya


pembangunan,biaya penggunaan kendaraan serta jumlah kecelakaan lalu-lintas.

Dalam menetapkan besarnya landai jalan harus di ingat bahwa sekali suatu landai
digunakan,maka jalan sukar di-upgrade dengan landai yang lebih kecil tanpa

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 5


perubahan yang mahal. Maka penggunaan landai maksimum sebagaimana tercantum
dalam daftar I sedapat mungkin dihindari.

Alinyemen harus idrencanakan sebaik-baiknya dengan sebanyak-banyaknya


mengikuti medan sehingga dapat menghasilkan jalan yang harmonis dengan alam
sekelilingnya.

2. Landai Maksimumum

Landai maksimum sebagai mana tercantum dalam daftar I harus hanya digunakan
apabila pertimbangan biaya pembangunan adalah sangat memaksa, dan hanya untuk
jarak pendek.

Dalam perencanaan landai perlu diperhatikan panjang landai tersebut yang masih
tidak menghasilkan pengurangan kecepatan yang dapat menggangu kelancaran
jalannya lalu-lintas.

Panjang maksimum landai yang masih dapat diterima tanpa mengakibatkan gangguan
jalannya arus lalu –lintas yang berati atau biasa disebut dengan istilah panjang kritis
landai,dalah panjang yang mengakibatkan pengurangan kecepatan maksimum sebesar
25 km/jam.

Panjang kritis landai tersebut adalah sebagai berikut :

Landai (%) 3 4 5 6 7 8 10 12

Panjang Kritis 480 330 250 200 170 150 135 120

Apabila pertimbangan biaya pembangunan memaksa panjang kritis tersebut boleh


dilampaui, dengan ketentuan bahwa bagian jalan diatas.

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 6


BAB III

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA

A. ALINYEMEN HORIZONTAL

Pada Peta Topograpfi suatu daerah dengan Skala 1 : 1000 dengan interval kontur 1,00 m,
direncanakan sebuah jalan Kelas II B dari titik A menuju titik C melalui titik I dan titik II.
Dimana titik A terletak pada Koordinat (3120 ; 2540) dan terletak pada Tangent dengan
Azimut 1200 pada Stasion 60+350.

Dari data-data yang ada, dicoba direncanakan suatu atau trase jalan dari titik A
menuju titik C melalui titik I dan titik II.

1. Menentukan Koordinat Titik dan Jarak

Jarak A - a, a - I, I - f, f – II, II – c dan c – C diambil dari gambar !

369

85° 53 142 172

425 348

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 7


SKETSA TRASE JALAN

a. Menghitung Sudut

 a  900  850  50
53
1  arcTg  0.124  7.100
425
142
 II  arcTg  0.384  21.040
369
172
 III  arcTg  0.494  26.300
348
1  1   II  7.100  21.040  28.140  2808'24"
 2   II   III  21.040  26.300  47.340  4720'24"

b. Menghitung Jarak

d A I  4252  532  428.29 m


d I  II  369 2  142 2  395.37 m
d II C  3482  172 2  388.18 m

c. Menghitung Koordinat Titik

Koordinat A = 3120 ; 2540

Koordinat I = 3545 ; 2593

Koordinat II = 3914 ; 2451

Koordinat C = 4262 ; 2623

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 8


2. Menghitung Klasifikasi Medan jalan

Daerah Kelandasan
Titik Stasion Penguasaan Ketinggian Beda tinggi melintang

kiri kanan

A 60+350 30 233,5 230,9 2,6 8,666666667

1 60+400 30 234,1 231,2 2,9 9,666666667

2 60+450 30 233 232,4 0,6 2

3 60+500 30 232,5 234,6 2,1 7

4 60+550 30 232,4 232,6 0,2 0,666666667

5 60+600 30 232,9 232,3 0,6 2

6 60+650 30 234,5 232,6 1,9 6,333333333

7 60+700 30 234,7 232,6 2,1 7

8 60+750 30 233,8 234 0,2 0,666666667

I 60+780 30 232,4 233,1 0,7 2,333333333

9 60+800 30 232 233,8 1,8 6

10 60+850 30 232,9 232 0,9 3

11 60+900 30 233,2 231,8 1,4 4,666666667

12 60+950 30 231 229,1 1,9 6,333333333

13 60+000 30 231,6 229,2 2,4 8

14 60+050 30 230 228,4 1,6 5,333333333

15 60+100 30 228,4 227,4 1 3,333333333

16 60+150 30 227,8 227,7 0,1 0,333333333

Ii 61+175 30 228,1 229 0,9 3

17 61+200 30 231,4 229,4 2 6,666666667

18 61+250 30 231,8 235 3,2 10,66666667

19 61+300 30 230 233,6 3,6 12

20 61+350 30 238,6 230,9 7,7 25,66666667

21 61+400 30 227,4 229,8 2,4 8

22 61+450 30 228,5 227,3 1,2 4

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 9


23 61+500 30 229,4 227,6 1,8 6

C 61+543 30 230,2 230,4 0,2 0,666666667

Jumlah 160

rata-rata 5,925925926

Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang yang bersangkutan adalah sebagai berikut:

Golongan medan lereng melintang

- Datar (D) 0 sampai 9.9%

- Perbukitan (B) 10 sampai 24.9%

- Pegunungan (G) >25.0%

karena 5.926% < 9.9% maka termasuk golongan Medan Datar (D)

3. Menentukan Tikungan

 Tikungan I dari titik 4;5;6;I;7;8;9

1.667  1.33  1.33  3.667  9  6.33  8.33


Tg   4.522%
7

Kemiringan rata-rata Tikungan I = 4.522% ( 0 – 9.9 % ), maka tergolong pada Medan


Datar.

 Tikungan II dari titik 14;15;16;II;17;18;19

1.67  10  5  6  14.67  9.67  6


Tg   7.572%
7

Kemiringan rata-rata Tikungan II = 7.572% ( 0 – 9.9 % ), maka tergolong pada Medan


Datar.

4. Perhitungan Tikungan

Alur pemilihan tikungan yang direncanakan oleh Bina Marga

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 10


Tikungan spiral-lingkaran spiral

ya
Lc 25 m Tikungan spiral- spiral

tidak

ya
p 0,10 m Tikungan lingkaran

tidak

ya

e min(0,04 atau Tikungan lingkaran


1,5en)

tidak

Tikungan spiral-lingkaran spiral

a. Tikungan I

Data Jalan Tikungan I yang bermedan Datar dari Daftar I Standar Perncanaan Geometrik
Jalan Raya didapat :

-Vrencana (Vr) = 80 Km/jam

-∆1 = 51.07°

-Emaks = 10%

-Jalan raya skunder (klas II B)

Direncanakan Tikungan I berbentuk Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)

Diasumsikan jalan yang direncanakan termasuk jalan:

- Volume lalu lintas yang padat

- Penghubung antar kota dan provinsi

- Banyak kendaraan berat

Data jalan pada tikungan I bermedan datar dengan kemiringan rata-rata 4.522%.

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 11


A II

∆1
I

- Langkah Perhitungan :

Dimana:

V2
R
127 (e  fmax)

R : Jari-jari Lengkung minimum…………………… (m)

V2 : Kecepatan Rencana………………………… (km/jam)

e : Miring tikungan…………………………….. (%)

fm : Koefisien Gesekan Melintang.

V2
R
127 (e  fmax)

- Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 V + 0,192

- 80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 V + 0,24

Langkah Perhitungan :

- fmax = -0,00125 . V + 0,24

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 12


= -0,00125 . 80 + 0,24

= 0,14

V2
- Rmin 
127 . (emax  fmax)

80 2

127 . (0,1  0,14)

= 209,973 m

Kontrol:

V2
- Rmin 
127 . (emax  fmax)

80 2
209,973 
127 . (0,1  0,14)

209.973  209,973 m

R > Rmin, maka dicari nilai e

Didapat dari Tabel Panjang Lengkung Peralihan Minimum Dan Superelevasi Metode Bina
Marga.

-Perhitungan Өs,  c, dan Lc

e = 10% = 0.01 Ls = 70 m

𝐿𝑠 360
𝜃𝑠 = ∙
2𝑅 2𝜋

70 360
= ∙ = 0,166 ∙ 57,32 = 9.515° c   I  (2xs)
2∙209.973 2 ∙ 3.14

c  51,07  (2  9.515°)

c  32,04

cx 2 xxRd
Lc 
360

32,14 x 2 x3,14 x 209,973


Lc 
360

Lc  117,72m

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 13


Syarat tikungan jenis S-C-S

 c > 0° = 32,04 > 0°…………………….(ok)

Lc > 20 m = 117,04 > 20 m……….……………..……(ok)

d) Perhitungan besaran-besaran tikungan

𝐿𝑠3
 𝑋𝑐 = 𝐿𝑠 − (40×𝑅𝑑2 )

703
𝑋𝑐 = 70 − (40×209.972 )

𝑋𝑐 = 69,806 𝑚

𝐿𝑠2
 𝑌𝑐 = 6×𝑅𝑑

702
𝑌𝑐 =
6 × 209.97
3.5 m 3.5 m
𝑌𝑐 = 3,889 𝑚

 𝑃 = 𝑌𝑐 − 𝑅𝑑(1 − cos ∅𝑠)

𝑃 = 3,889 − 209.97(1 − cos 9.515°)

𝑃 = 0,992 𝑚

 𝐾 = 𝑋𝑐 − 𝑅𝑑 × sin 𝜃𝑠

𝐾 = 69.806 − 209.97 × sin 9.515°

𝐾 = 35,106 𝑚

 Ts=(𝑅𝑑 + 𝑃) tan 1⁄2 + 𝐾

Ts=(209.97 + 0,992) tan 1⁄2 + 35,106

Ts= 98,779 m

(𝑅𝑑+𝑃)
 𝐸𝑠 = cos1⁄ − 𝑅𝑑
2 ∆2

(209.97 + 0,992)
𝐸𝑠 = − 209.97
cos 1⁄2

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 14


𝐸𝑠 = 10,47 𝑚

 𝐿𝑡𝑜𝑡 = 𝐿𝑐 + (2 × 𝐿𝑠)

𝐿𝑡𝑜𝑡 = 53.25 + (2 × 70)

𝐿𝑡𝑜𝑡 = 193.25 𝑚

Kontrol perhitungan:

2 x Ts > L total

2 x 98,779 > 193,25

197.558 > 193,25 m.................... (Tikungan S – C – S bisa digunakan)

- Diagram Superelevasi

TS I SC ST CS
KIRI e=+8%

as
-2%

KANAN e=-8%

Ls=70m Lc=53.25 m Ls=70m


- -2% -2% -2%
2%
-2% -2%

8,95% 0
-2% 0 8,95% -2%

TS z I SC

- Potongan I – I

Untuk Sta z : 8%
a= ?
2%
x 2%
  as
Ls (2  8)% 2% 2%
2%
- x
y
Ls = 70 m

x 2%

70 10%
x  14m

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 15


 Y = 2x

= 2 . 14

= 28 m

Maka Sta I :

 Sta I = Sta TS + y

= Sta TS + 28 m

- Landai Maksimum

1 = (e + en) B

m Ls

= (0.08 + 0.02) 3.50

70

1 = 0.005

m = 200

8%

-2% -2%
-8%
3.5m 3.5m

Gambar Landai relative pada tikungan I

- Pelebaran pada Tikungan I

- Jalan kelas IIB (skunder) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga direncanakan
kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat.
- Vr = 80 km/jam
- Rd = 209.97 m

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 16


1000 1000
  4.762  6
Rd 209.97
x  14m
- n=2
- c = 0.8 (Kebebasan samping)
- b = 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan besar pada jalan lurus)
- p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan besar)

- A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat)

- B = n(b’+c) + (n-1) Td+z

- dimana :
- B = Lebar perkerasan pada tikungan
- n = Jumlah lajur Lintasan (2)
- b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
- c = Kebebasan samping (0,8 m)
- Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan

- Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi

-Perhitungan :

 𝑏" = 𝑅𝑑 − √𝑅𝑑 2− 𝑃2

𝑏" = 209.97 − √209.972− 18,92

𝑏" = 0,86 m

b’ = b + b”

b’ = 2,6 + 0,86

b’ = 3,46 m

 -𝑇𝑑 = (√𝑅𝑑2 + 𝐴(2𝑃 + 𝐴)−) - Rd

-𝑇𝑑 = √209.972 + 1,2(37,8 + 1,2) – 209.97

-Td = 0,1114 m

0,105×𝑉𝑟
 𝑍=
√𝑅𝑑

0,105 × 80
𝑍=
√209.97

𝑍 = 0,57 𝑚

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 17


 Lebar Perkerasan pada Tikungan I :

B = n(b’+c) + (n-1) Td+z

= 2(3,46 + 0.8) + (2 - 1) 0,1114 + 0,57

= 9,201 m

9,201> (2 x 3.50 m) ;

Karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada Tikungan I

sebesar = 9,201 – 7.00 = 2,201 m

 Penebasan Tikungan I / Kebebasan Samping

V = 80 km/jam

L = (2 x Ls) = 140 m

R = 209.97 m

W = 2 x 3,5m = 7 m

Lc  53.25m

T = Waktu tanggap, ditetapkan 2.5 detik

Landai max (g) = 5%,

fp =Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan dengan

perkerasan jalan aspal

fp akan semakin kecil jika kecepatan (Vr) semakin

tinggi dan sebaliknya. (Menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55)

Perhitungan :

R’ = Rd – ½ W

= 209.97 – 3,5

= 206.97 m

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 18


Lt = Lc + (2 x Ls)

= 53.25m + 140

= 193,25 m

 Jarak pandang henti (Jh)

𝑉𝑟 2
𝐽ℎ = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇 +
254 × (𝑓𝑝 − 𝑔)

802
𝐽ℎ = 0,278 × 80 × 2,5 +
254 × (0,35 − 0,05)

Jh = 139,6 m

 Jarak pandang menyiap (Jd)

Jd = d1 + d2 + d3 + d4

𝑎×𝑇1
𝑑1 = 0,278 × 𝑇1 × (𝑉𝑟 − 𝑚 + )
2

𝑑2 = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇2

d3 = antara 30 sampai 100 m

Vr, km/jam 50-65 65-80 80-95 95-110

d3 (m) 30 55 75 90

𝑑4=2⁄
3×𝑑2

Dimana :

T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0,026 x Vr

T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6,56+0,048xVr

a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2,052+0,0036xVr

m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan

yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)

(2,052 + 0,0036 × 80) × (2.12 + 0,026 × 80)


𝑑1 = 0,278 × (2.12 + 0,026 × 80) × (80 − 10 + )
2

𝑑1 = 93,2 m

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 19


𝑑2 = 0,278 × 80 × (6,56 + 0,048 × 80)

𝑑2 = 231,3 𝑚

d3 = antara 30 sampai 100 m

d3 = 75 m

𝑑4= 2⁄
3×𝑑2

𝑑4= 154,2 𝑚

Jd = d1 + d2 + d3 + d4

Jd = 553,7 m

Kebebasan samping yang tersedia (mo) = ½ (lebar pengawasan minimal - w)

= ½ (30-7)

= 11,5 m

Secara analitis :

 Berdasarkan jarak pandang henti :

Jh = 139,6 m

Lt = 263,185m, Jh < Lt

28,65 × 𝐽ℎ
𝐸 = 𝑅′ × (1 − cos × )
𝑅′

28,65 × 139,6
𝐸 = 206,97 × (1 − cos )
206,97

𝐸 = 12,41 𝑚

 Berdasarkan jarak pandang menyiap :

Jd = 553,7 m

Lt = 263,185 m Jd > Lt

(28,65 × 𝐽𝑑) (𝐽𝑑 − 𝐿𝑡) (28,65 × 𝐽𝑑)


𝐸 = 𝑅′ × (1 − cos ′
)+ × sin
𝑅 2 𝑅′

(28,65 × 553,7) (553,7 − 263,185) (28,65 × 553,7)


𝐸 = 206,97 × (1 − cos )+ × sin
206,97 2 206.97

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 20


𝐸 = 258,06 𝑚

Kesimpulan :

o Kebebasan samping henti = 12,41 m

o Kebebasan samping menyiap = 258,06 m

o Kebebasan samping tersedia = 11,5 m

o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti 7,9 m < 11,5 m

sehingga aman

o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap 258,06 m > 11,5 m

sehingga sebelum memasuki tikungan ( I ) perlu dipasang rambu dilarang

menyiap.

b. Tikungan II

Data Jalan Tikungan II yang bermedan Datar dari Daftar I Standar Perncanaan Geometrik
Jalan Raya didapat :

-Vrencana (Vr) = 80 Km/jam

-∆2 = 33.59°

-Emaks = 10%

-Jalan raya skunder (klas II B)

Direncanakan Tikungan I berbentuk Spiral-Spiral. II


∆2

I C

- Langkah Perhitungan :

Dimana:

V2
R
127 (e  fmax)

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 21


R : Jari-jari Lengkung minimum…………………… (m)

V2 : Kecepatan Rencana………………………… (km/jam)

e : Miring tikungan…………………………….. (%)

fm : Koefisin Gesekan Melintang.

- Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 V + 0,192

- 80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 V + 0,24

Langkah Perhitungan :

- fmax = -0,00125 . V + 0,24

= -0,00125 . 80 + 0,24

= 0,14

V2
- Rmin 
127 . (emax  fmax)

80 2

127 . (0,1  0,14)

= 209,973 m

Kontrol:

V2
- Rmin 
127 . (emax  fmax)

80 2
209,973 
127 . (0,1  0,14)

209.973  209,973 m

R > Rmin, maka dicari nilai e

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 22


-Dmax = 181913,53 (e maks + f maks)

V2

= 181913,53 (0,10 + 0,14)

802

= 6,821 °

a). Menentukan superelevasi desain

Dd = 1432,4
𝑅𝑑

= 1432,4
310
= 4,62

−𝑒𝑚𝑎𝑘𝑠×𝐷𝑑2 2×𝑒
𝑚𝑎𝑘𝑠×𝐷𝑑
𝑒𝑡𝑗𝑑 = +
𝐷𝑑𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐷𝑑𝑚𝑎𝑘𝑠

−0,10×4,622 2×0,10×4,62
𝑒𝑡𝑗𝑑 = +
6,8212 6,821

𝑒𝑡𝑗𝑑 = 0,0895

𝑒𝑡𝑗𝑑 = 8,95%

-Perhitungan lengkung peralihan ( LS )

Berdasarkan waktu tempuh maximum ( 3 detik ) untuk melintasi lengkung peralihan,


maka panjang lengkung :

Vr  80 km / jam

 2  33,59 0 
 e  0,098  9,8%
R  209,97m  didapat dari perhitungan :
 Ls  70 m
en  2%

emax  10% 

 ∅𝑠 = ½ ∆2

= ½ 33,59 0

= 16,79 0

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 23


Ls dalam tebel hanya dipergunakan untuk menentukan besarnya superelevasi yang
dibutuhkan saja. Panjang lengkung peralihan (Ls) yang dipergunakan haruslah dari
persamaan.

∅𝑠 ∙𝜋𝑅
 Ls = 90

16,79 ∙3,14 ∙209,97


= 90

= 122,997

 ∆c = 0

 Lc = 0
𝐿𝑠2
 Yc = 6 ∙ 𝑅

122,9972
= 6 ∙ 209.97

= 12,008
𝐿𝑠2
 Xc = Ls - 40𝑅2

122,972
= 122,997 - 4 ∙ 209.972

= 122,82

 K = Xc - R sin ∅𝑠

=122,82 – 209,97 sin 16,79

= 62,17

 P = Yc - R (1- cos ∅𝑠)

= 12,008 – 209,97 (1- cos 16,79)

= 1,518

 Ts = (R+P) tan ½ ∆2 + K

= (209,97+1,518) tan ½ 33,59 + 62,15

= 125,97
(𝑅+𝑃)
 Ec = 𝑐𝑜𝑠½ ∆2 - R

209,97+1,518
= – 209,97
𝑐𝑜𝑠½ 33,59

= 10,9

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 24


 L total = 2Ls

= 2 x 122,997

= 245,994

- Diagram Superelevasi

3.5 m 3.5 m
Sc = Cs

Ts

9,8%

as
-2% -2%

-9,8%

KANAN

Ls Ls
-2% -9,8%
-2% -2% -2%

Untuk Sta z :
TS z I SC
x 2%
 
Ls (2  8)%

- 8%
a= ?
2%
as
2% 2%
x 2%
 2%
70 10% x
x  14m y
Ls = 70 m

 Y = 2x

= 2 . 14

= 28 m

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 25


Maka Sta I :

 Sta I = Sta TS + y

= 125,97 + 28

= 153,97

Landai Maksimum

1 (e  en) B

m Ls

1 (0.098  0.02)3,5

m 70

1
 0.0059
m

m =

8,95%

-2% -2%

3.5m 3.5m -8,95%

Gambar Landai relative pada tikungan II

- Pelebaran pada Tikungan II

- Jalan kelas IIB (skunder) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga
- direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat.
- Vr = 80 km/jam
- Rd = 209,97 m
- n=2
- c = 0.8 (Kebebasan samping)
- b = 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan besar pada jalan lurus)
- p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan besar)

- A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat)

- B = n(b’+c) + (n-1) Td+z

- dimana :
- B = Lebar perkerasan pada tikungan

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 26


- n = Jumlah lajur Lintasan (2)
- b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
- c = Kebebasan samping (0,8 m)
- Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan

- Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi

-Perhitungan :

 𝑏" = 𝑅𝑑 − √𝑅𝑑 2− 𝑃2

𝑏" = 209,97 − √209,972− 18,92

𝑏" = 0,86 m

b’ = b + b”

b’ = 2,6 + 0,86

b’ = 3,46 m

 -𝑇𝑑 = √𝑅𝑑2 + 𝐴(2𝑃 + 𝐴) − 𝑅𝑑

-𝑇𝑑 = √209,972 + 1,2(37,8 + 1,2) -209,97

-Td = 0,1114 m

0,105×𝑉𝑟
 𝑍=
√𝑅𝑑

0,105 × 80
𝑍=
√209,97

𝑍 = 0,57 𝑚

 Lebar Perkerasan pada Tikungan II :

B = n(b’+c) + (n-1) Td+z

= 2(3,46 + 0.8) + (2 - 1) 0,1114 + 0,57

= 9,201 m

9,201 > (2 x 3.50 m) ;

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 27


Karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada Tikungan I sebesar = 9,201 –
7.00 = 2,201 m

 Penebasan Tikungan II / Kebebasan Samping

V = 80 km/jam

L = (2 x Ls) = 133,32 m

R = 209,97 m

W = 2 x 3,5m = 7 m

Lc = 0

T = Waktu tanggap, ditetapkan 2.5 detik

Landai max (g) 5%,

fp =Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan dengan perkerasan jalan aspal

fp akan semakin kecil jika kecepatan (Vr) semakin

tinggi dan sebaliknya. (Menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55)

Perhitungan :

R’ = Rd – ½ W

= 209,97 – 3,5

= 206,97 m

Lt = Lc + (2 x Ls)

= 0 + 133,32

= 133,32 m

 Jarak pandang henti (Jh)

𝑉𝑟 2
𝐽ℎ = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇 +
254 × (𝑓𝑝 − 𝑔)

802
𝐽ℎ = 0,278 × 80 × 2,5 +
254 × (0,35 − 0,05)

Jh = 139,6 m

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 28


 Jarak pandang menyiap (Jd)

Jd = d1 + d2 + d3 + d4

𝑎×𝑇1
𝑑1 = 0,278 × 𝑇1 × (𝑉𝑟 − 𝑚 + )
2

𝑑2 = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇2

d3 = antara 30 sampai 100 m

Vr, km/jam 50-65 65-80 80-95 95-110

d3 (m) 30 55 75 90

𝑑4=2⁄
3×𝑑2

Dimana :

T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0,026 x Vr

T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6,56+0,048xVr

a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2,052+0,0036xVr

m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan

yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)

(2,052 + 0,0036 × 80) × (2.12 + 0,026 × 80)


𝑑1 = 0,278 × (2.12 + 0,026 × 80) × (80 − 10 + )
2

𝑑1 = 93,2 m

𝑑2 = 0,278 × 80 × (6,56 + 0,048 × 80)

𝑑2 = 231,3 𝑚

d3 = antara 30 sampai 100 m

d3 = 75 m

𝑑4= 2⁄
3×𝑑2

𝑑4= 154,2 𝑚

Jd = d1 + d2 + d3 + d4

Jd = 553,7 m

Kebebasan samping yang tersedia (mo) = ½ (lebar pengawasan minimal - w)

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 29


= ½ (30-7)

= 11,5 m

Secara analitis :

 Berdasarkan jarak pandang henti :

Jh = 139,6 m

Lt = 357,45m Jh < Lt

28,65 × 𝐽ℎ
𝐸 = 𝑅′ × (1 − cos × )
𝑅′

28,65 × 139,6
𝐸 = 306,5 × (1 − cos )
306,5

𝐸 = 7,9 𝑚

 Berdasarkan jarak pandang menyiap :

Jd = 553,7 m

Lt = 357,45 m Jd > Lt

(28,65 × 𝐽𝑑) (𝐽𝑑 − 𝐿𝑡) (28,65 × 𝐽𝑑)


𝐸 = 𝑅′ × (1 − cos ) + × sin
𝑅′ 2 𝑅′

(28,65 × 553,7) (553,7 − 357,45) (28,65 × 553,7)


𝐸 = 206,97 × (1 − cos )+ × sin
206,97 2 206,97

𝐸 = 249,76 𝑚

Kesimpulan :

o Kebebasan samping henti = 7,9 m

o Kebebasan samping menyiap = 193,84 m

o Kebebasan samping tersedia = 11,5 m

o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti 7,9 m < 11,5 m

sehingga aman

o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap 249,76 m > 11,5 m

sehingga sebelum memasuki tikungan ( I ) perlu dipasang rambu dilarang

menyiap.

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 30


c. Tikungan II Spiral – Circle – Spiral (S – C – S)

d. Tikungan II Spiral – Spiral (S – S)

=33,59
Ts=125,97 m
TS

Es=16,89m

Yc =12,008 m
Xc = 122,82 m
CS
K=62,17 m ST

TS R=209,97 m

CS ∅ = 16,78

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 31


5. Menentukan Stasionering

Data – data :

d A I  285 2  170 2  331.85 m


d I  II  455 2  168 2  485.02 m
d II C  96 2  405 2  416.22 m

Dari Sketsa Gambar didapat :

a. Stasionering Tikungan I

 Sta A = Sta 60+350

 Sta TS = Sta A + (dA-I – Ts)

= Sta 60+350 + (331,85 - 98,779)

= Sta 60+583,071

 Sta SC = Sta TS + ½ Lc + Ls

= Sta 60+583.071 + ½ 53,25 + 70

= Sta 60+679.696

 Titik I = Sta 60+682

 Sta ST = Sta Ts + Ltot

= Sta 60+583,071+193,25

= Sta 60+776,321

b. Stasionering Tikungan II

 Sta TS = Sta I + (dI-II – Ts)

= Sta 60+682 + (485,02 – 125,97)

= Sta 61+041.05

 Sta SC = Sta TS + Ls

= Sta 61+041.05 + 122,997

= Sta 61+164,02

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 32


 Sta ST = Sta TS + Ltot

= Sta 61+041,05+245,994

= Sta 61+287,004

 Sta C = Sta 61+588

6. Stasionering Elevasi Permukaan Tanah Asli

KETINGGIAN
TITIK STASION
KIRI SUMBU KANAN

A 60 + 350 231,8 231,4 231

1 60 + 400 230,9 230,4 229,9

2 60 + 450 232,8 232,5 232,2

3 60 + 500 234 236 232,6

4 60 + 550 231,7 231,45 231,2

TS 60+583,071 230 229,5 229

5 60 + 600 228,8 228,6 228,4

6 60 + 650 227,4 227,6 227,8

SC 60+653,071 227,5 227,75 228

I 60+682 228,3 229,5 230,4

7 60 + 700 228,5 229,4 231,2

8 60 + 750 228,4 229,8 231,3

ST 60+776,321 228 229,75 231,1

9 60 + 800 228 229,5 231,3

10 60 + 850 227,8 227,4 228,4

11 60 + 900 228,9 228,5 227,7

12 60 + 950 229,4 231,7 232,4

13 61 + 000 231,2 232 232,4

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 33


TS 61+041,05 228 228,85 229,7

14 61 + 050 228,8 227,5 229,3

15 61 + 100 233,1 231,6 230,1

16 61+150 235,5 235,4 234

SC 61+164,02 237,6 236,7 235,8

II 61 + 180 237,6 237,1 235,8

17 61 + 200 237,5 236 233,1

18 61 +250 232,4 231,1 229,5

ST 61+287,04 230,8 228 229,5

19 61+300 229,5 227,4 231,3

20 61+350 231 233,3 235,2

21 61+400 232,3 232 230,7

22 61+450 231,2 230,5 230,4

23 61+500 230,5 230 229,7

24 61+550 229,8 229,5 229,2

C 61+588 229,7 228,85 228

7. Perhitungan Alinyemen Vertikal

- Kelandaian Alinyemen Vertikal

 Kelandaian (g1) ; Gradien I

232,3  229,9
g1  x100%  0,32%
1079  350

 Kelandaian (g2) ; Gradien II

228,85  232,3
g2  x100%  0,67%
1588  1079

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 34


- Lengkung Vertikal

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+350 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 350)
100

= 232,3 – 2,33

= 229,97

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+400 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 400)
100

= 232,3 – 2,17

= 230,13

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+450 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 450)
100

= 232,3 – 2,01

= 230,29

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+500 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 500)
100

= 232,3 –1,85

= 230,25

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+550 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 550)
100

= 232,3 – 1,69

= 230,61

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 35


 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+583.71 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 583,71)
100

= 232,3 – 1,48

= 230,82

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+600 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 600)
100

= 232,3 – 1,53

= 230,77

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+650 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 650)
100

= 232,3 – 1,37

= 230,93

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+653,071 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 653,071)
100

= 232,3 – 1,362

= 230,93

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+682 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 682)
100

= 232,3 – 1,2704

= 231,029

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+700 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 700)
100

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 36


= 232,3 – 1,21

= 231,09

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+750 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 750)
100

= 232,3 – 1,052

= 231,24

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+776,32 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 776,32)
100

= 232,3 – 0,968

= 231,332

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+800 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 800)
100

= 232,3 – 0,89

= 231,41

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+805,1 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 805,1)
100

= 232,3 – 0,876

= 231,424

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+850 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 850)
100

= 232,3 – 0,73

= 231,57

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 37


 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+900 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 900)
100

= 232,3 – 0,57

= 231,73

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+950 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 950)
100

= 232,3 – 0,412

= 231,88

 Elevasi Sumbu Jalan Sta 61+000 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 1000)
100

= 232,3 – 0,25

= 232,05

 Elevasi garis tangen Sta 61+041,05 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 1041,05)
100

= 232,3 – 0,12

= 232,28

 Elevasi garis tangen Sta 61+048 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 1048)
100

= 232,3 – 0,0992

= 232,2008

A1 = g1 – g2

= 0,32 – (-0,67)

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 38


= 0,99 (Cembung)

𝐴 𝑥2
Y = 200 𝐿

0,99 𝑥 2
= 200 70

0,99 𝑥 2
= 200 70

𝑥2
= 14141,414

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+048 m

= 232,2008 – y

𝑥2
= 232,2008 – 14141,414

1048−10482
= 232,2008 - 14141,414

= 232,2008 – 0,0017

= 232,0063

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+050 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 1050)
100

= 232,3 – 0,0928

= 232,207

 Elevasi garis tangen Sta 61+058 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 1058)
100

= 232,3 – 0,0672

= 231,628

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+058 m

= 232,2008 – y

𝑥2
= 232,2008 – 14141,414

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 39


1058−10482
= 232,2008 - 14141,414

= 232,2008 – 0,00707

= 232,00093

 Elevasi garis tangen Sta 61+068 m

0,32
= 232,3 – (1079 – 1068)
100

= 232,3 – 0,0352

= 231,948

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+068 m

= 231,948 – y

𝑥2
= 231,948 – 14141,414

1058−10682
= 231,948 - 14141,414

= 231,948 – 0,00707

= 231,94

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+078 m

= 232,3– y

𝑥2
= 232,3 – 14141,414

1058−10782
= 232,3 -
14141,414

= 232,3 – 0,028

= 232,272

 Elevasi garis tangen Sta 61+088 m

0,67
= 232,3 – (1088 – 1078)
100

= 232,3 – 0,067

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 40


= 232,233

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+088 m

= 232,233 – y

𝑥2
= 232,233 – 14141,414

1014−10882
= 232,233 - 14141,414

= 232,233 – 0,387

= 231,84

 Elevasi garis tangen Sta 61+098 m

0,67
= 232,3 – (1098 – 1078)
100

= 232,3 – 0,134

= 232,166

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+098 m

= 232,166 – y

𝑥2
= 232,166 – 14141,414

1014−10982
= 232,166 -
14141,414

= 232,166 – 0,498

= 231,668

 Elevasi garis tangen Sta 61+100 m

0,67
= 232,3 – (1100 – 1078)
100

= 232,3 – 0,14

= 232,16

 Elevasi garis tangen Sta 61+108 m

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 41


0,67
= 232,3 – (1108 – 1078)
100

= 232,3 – 0,201

= 232,099

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+108 m

= 232,099 – y

𝑥2
= 232,099 – 14141,414

1014−11082
= 232,099 -
14141,414

= 232,099 – 0,62

= 231,479

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+150 m

0,67
= 232,3 – (1150 – 1078)
100

= 232,3 – 0,48

= 231,82

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+164,02 m

0,67
= 232,3 – (1150 – 1078)
100

= 232,3 – 0,48

= 231,82

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+180 m

0,67
= 232,3 – (1180 – 1078)
100

= 232,3 – 0,68

= 231,62

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+200 m

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 42


0,67
= 232,3 – (1200 – 1078)
100

= 232,3 – 0,817

= 231,48

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+250 m

0,67
= 232,3 – (1250 – 1078)
100

= 232,3 – 1,152

= 231,14

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+287,04 m

0,67
= 232,3 – (1287,04 – 1078)
100

= 232,3 – 1,4005

= 230,89

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+300 m

0,67
= 232,3 – (1300 – 1078)
100

= 232,3 – 1,48

= 230,82

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+350 m

0,67
= 232,3 – (1350 – 1078)
100

= 232,3 – 1,82

= 230,48

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+400 m

0,67
= 232,3 – (1400 – 1078)
100

= 232,3 – 2,15

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 43


= 230,15

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+450 m

0,67
= 232,3 – (1450 – 1078)
100

= 232,3 – 2,49

= 229,81

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+500 m

0,67
= 232,3 – (1500 – 1078)
100

= 232,3 – 2,82

= 229,48

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+550 m

0,67
= 232,3 – (1550 – 1078)
100

= 232,3 – 3,16

= 229,14

 Elevasi sumbu jalan Sta 61+588 m

0,67
= 232,3 – (1588 – 1078)
100

= 232,3 – 3,417

= 228,885

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 44


8. Perhitungan Volume Galian Dan Timbunan

Pada perhitungan volume galian dan timbunan digunakan metode penampang rata-rata dengan segmen area, dimana perhitungan
luas galian dan timbunan menggunakan milimeter block dengan skala horizontal 1:100 dan vertikal 1:50. Berikut adalah tabel
perhitungan volume galian dan timbunan.

STA 60 + 350

GALIAN

A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A

X 0,40 5,00 5,50 6,50 7,50 8,50 11,50 15,00 18,50 21,50 22,50 23,50 24,50 25,00 28,00 0,40 430,47 87,30 43,65

Y 3,80 1,63 1,63 0,95 0,95 1,60 1,80 1,95 1,80 1,60 0,95 0,95 1,63 1,63 3,10 3,80 343,17

STA 60 + 400

GALIAN

A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A

X 1,25 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 21,50 22,50 23,00 23,50 1,25 271,88 21,86 10,93

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 45


Y 2,30 1,40 1,40 0,75 0,75 1,40 1,60 1,75 1,60 1,40 0,75 0,75 1,40 1,40 1,55 2,30 250,01

STA 60 + 450

GALIAN

A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A

X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 31,30 1,00 445,17 135,25 67,63

Y 4,30 1,30 1,30 0,75 0,75 1,30 1,50 1,65 1,50 1,30 0,75 0,75 1,30 1,30 3,70 4,30 309,92

STA 60 + 500

GALIAN

A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A

X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 31,00 1,00 400,05 139,40 69,70

Y 4,00 1,00 1,00 0,80 0,80 1,00 1,20 1,30 1,20 1,00 0,80 0,80 1,00 1,00 3,70 4,00 260,65

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 46


STA 60 + 550

GALIAN

A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A

X 0,90 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 21,50 22,50 23,00 24,80 0,90 303,46 51,02 25,51

Y 2,75 1,40 1,40 0,80 0,80 1,40 1,50 1,60 1,50 1,50 0,80 0,80 1,40 1,40 2,30 2,75 252,44

STA 60 + 583,071

TIMBUNAN

A B C D E F G H I TOTAL 2A A

X 1,40 9,50 18,90 16,00 13,00 9,50 6,00 3,00 1,40 149,60 35,96 17,98

Y 1,25 1,00 0,75 2,01 2,25 2,30 2,25 2,01 1,25 113,64

STA 60 + 600

TIMBUNAN

A H G F E D C B A TOTAL 2A A

X 1,50 11,00 21,50 17,50 14,50 11,00 7,50 4,50 1,50 192,93 62,45 31,23

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 47


Y 0,80 0,65 0,50 2,40 2,60 2,70 2,60 2,40 0,80 130,48

STA 60 + 650

TIMBUNAN

A H G F E D C B A TOTAL 2A A

X 0,30 12,00 24,30 18,50 15,50 12,00 8,50 6,50 0,30 397,64
132,55 66,28
Y 0,80 1,10 1,30 4,70 4,80 4,90 4,80 4,70 0,80 265,09

STA 60 + 653,071

TIMBUNAN

A E H G F D C B A TOTAL 2A A

X 0,60 13,50 25,60 20,00 17,00 13,50 10,00 7,00 0,60 339,67
112,93 56,46
Y 0,55 0,75 1,00 3,65 3,75 3,90 3,75 3,65 0,55 226,74

STA 60 + 682

TIMBUNAN

A H G F E D C B A TOTAL 2A A

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 48


X 1,20 12,00 20,20 18,50 15,50 12,00 8,50 5,50 1,20 242,46
50,20 25,10
Y 0,60 1,35 1,90 2,70 2,95 3,05 2,95 2,70 0,60 192,26

STA 60 + 700

TIMBUNAN

A H G F E D C B A TOTAL 2A A

X 0,50 11,00 18,20 17,50 14,50 11,00 7,50 4,50 0,50 238,96
31,92 15,96
Y 0,90 1,85 3,00 2,80 2,95 3,10 2,95 2,80 0,90 207,05

STA 60 + 750

TIMBUNAN

A H G F E D C B A TOTAL 2A A

X 0,80 12,00 19,50 18,50 15,50 12,00 8,50 5,50 0,80 265,57
43,67 21,83
Y 0,70 1,80 2,55 3,00 3,15 3,20 3,15 3,00 0,70 221,90

STA 60 + 776,32

TIMBUNAN

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 49


A E H G F D C B A TOTAL 2A A

X 1,10 13,50 21,30 20,00 17,00 13,50 10,00 7,00 1,10 346,36
60,04 30,02
Y 0,75 2,05 2,60 3,60 3,75 3,85 3,75 3,60 0,75 286,33

STA 60 + 800

TIMBUNAN

A H G F E D C B A TOTAL 2A A

X 1,30 14,00 22,20 20,50 17,50 14,00 10,50 7,50 1,30 368,71
62,56 31,28
Y 0,75 2,05 2,80 3,70 3,80 3,95 3,80 3,70 0,75 306,15

STA 60 + 850

TIMBUNAN

A H G F E D C B A TOTAL 2A A

X 0,40 10,50 26,60 20,50 17,50 14,00 10,50 7,50 0,40 413,27
129,19 64,60
Y 0,70 1,05 1,35 4,25 4,50 4,60 4,50 4,25 0,70 284,08

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 50


STA 60 + 900

TIMBUNAN

A H G F E D C B A TOTAL 2A A

X 0,40 13,00 28,00 19,50 16,50 13,00 9,50 6,50 0,40 366,52
131,97 65,99
Y 1,30 0,80 0,40 4,00 4,10 4,20 4,10 4,00 1,30 234,55

STA 60 + 950

TIMBUNAN

A G H F E D C B A TOTAL 2A A

X 1,20 11,00 17,50 17,50 14,50 11,00 7,50 4,50 1,20 214,18
25,72 12,86
Y 0,90 1,85 2,51 2,51 2,70 2,80 2,70 2,51 0,90 188,46

STA 61 + 000

TIMBUNAN

A F E D C B A TOTAL 2A A

X 0,90 8,00 11,50 8,00 4,50 1,50 0,90 67,75 11,46 5,73

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 51


Y 1,00 1,25 2,95 1,05 2,95 1,30 1,00 56,30

GALIAN

A B C D E F A TOTAL 2A A

X 14,50 15,50 16,50 17,50 18,00 19,00 14,50 127,20


3,13 1,56
Y 1,30 0,95 0,95 1,25 1,25 1,75 1,30 124,08

STA 61 + 041,05

TIMBUNAN

A E H G F D C B A TOTAL 2A A

X 0,20 15,00 26,80 21,50 18,50 15,00 11,50 8,50 0,20 463,70
129,33 64,66
Y 0,50 1,35 2,01 4,50 4,65 4,70 4,65 4,50 0,50 334,37

STA 61 + 050

TIMBUNAN

A H G F E D C B A TOTAL 2A A

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 52


X 0,80 14,00 25,50 20,50 17,50 14,00 10,50 7,50 0,80 335,45
107,89 53,94
Y 0,30 0,75 1,10 3,50 3,65 3,73 3,65 3,50 0,30 227,57

STA 61 + 100

GALIAN

A B C D E F G A TOTAL 2A A

X 1,00 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 8,90 1,00 66,44


8,32 4,16
Y 2,80 1,90 1,90 1,30 1,30 1,90 2,01 2,80 58,12

TIMBUNAN

G F E D C B A G TOTAL 2A A

X 8,90 13,00 22,00 19,50 16,50 13,00 9,50 8,90 187,43


13,71 6,85
Y 2,01 1,65 0,75 1,90 2,05 2,15 2,05 2,01 173,73

STA 61 + 150

GALIAN

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 53


A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A

X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 31,00 1,00 952,13 112,00 56,00

Y 5,00 1,05 1,05 0,45 0,45 1,05 1,25 1,35 1,25 1,05 24,50 0,45 1,05 1,05 3,50 5,00 840,13

STA 61 + 164,02

GALIAN

A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A

X 0,50 12,50 13,00 14,00 15,00 16,00 19,00 22,50 26,00 29,00 30,00 31,00 32,00 32,50 41,00 0,50 742,60
302,48 151,24
Y 7,05 1,10 1,10 0,95 0,95 1,10 1,20 1,30 1,20 1,10 0,95 0,95 1,10 1,10 5,30 7,05 440,13

STA 61 + 180

GALIAN

A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A

X 0,80 15,50 16,00 17,00 18,00 19,00 22,00 25,50 29,00 32,00 33,00 34,00 35,00 35,50 43,60 0,50 698,30
314,49 157,24
Y 7,75 0,85 0,85 0,25 0,25 0,85 1,03 1,15 1,03 0,85 0,25 0,25 0,85 0,85 5,15 7,05 383,81

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 54


STA 61 + 200

GALIAN

A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A

X 0,50 13,00 13,50 14,50 15,50 16,50 19,50 23,00 26,50 29,50 30,50 31,50 32,50 33,00 37,30 0,50 577,50
218,59 109,30
Y 7,25 0,95 0,95 0,30 0,30 0,95 1,15 1,25 1,15 0,95 0,30 0,30 0,95 0,95 2,95 7,25 358,91

STA 61 + 250

GALIAN

A B C D E F G H A TOTAL 2A A

X 1,30 4,00 4,50 5,50 6,50 7,50 10,50 13,00 1,30 86,88
15,29 7,65
Y 2,70 1,30 1,30 0,95 0,95 1,30 1,45 1,53 2,70 71,59

TIMBUNAN

E D C B A E TOTAL 2A A

X 13,00 21,90 20,50 17,50 14,00 13,00 119,09


2,91 1,45
Y 1,53 0,95 1,30 1,45 1,55 1,53 116,18

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 55


STA 61 + 287,04

TIMBUNAN

A E H G F D C B A TOTAL 2A A

X 1,75 8,50 16,60 15,00 12,00 8,50 5,00 2,00 1,75 130,84
44,34 22,17
Y 0,90 0,65 0,30 2,05 2,25 2,35 2,25 2,05 0,90 86,50

STA 61 + 300

TIMBUNAN

A F G E D C B A TOTAL 2A A

X 1,15 9,00 14,30 12,50 9,00 5,50 2,50 1,15 92,37


9,52 4,76
Y 0,90 1,45 1,75 1,75 1,85 1,75 1,60 0,90 82,85

GALIAN

G A B C D E F G TOTAL 2A A

X 14,30 15,50 17,50 18,50 19,50 20,00 20,90 14,30 194,26 6,38 3,19

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 56


Y 1,75 1,60 1,00 1,00 1,60 1,60 2,05 1,75 187,88

STA 61 + 350

GALIAN

A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A

X 0,80 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 19,50 22,50 23,00 29,00 0,80 392,60
138,41 69,21
Y 2,30 1,25 1,25 0,65 0,65 1,25 1,35 1,55 1,35 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 6,30 2,30 254,19

STA 61 + 400

GALIAN

A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A

X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 28,00 1,00 367,00
47,40 23,70
Y 3,75 1,45 1,45 0,75 0,75 1,40 1,60 1,70 1,60 1,40 0,75 0,75 1,45 1,45 2,35 2,75 319,60

STA 61 + 450

GALIAN

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 57


A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A

X 1,30 4,00 4,50 5,50 6,50 7,50 10,50 14,00 16,50 20,50 21,50 22,50 23,50 24,00 25,90 1,30 277,05
52,62 26,31
Y 2,65 1,20 1,20 0,55 0,55 1,20 1,30 1,40 1,30 1,20 0,55 0,55 1,20 1,20 2,00 2,65 224,43

STA 61 + 500

GALIAN

A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A

X 0,70 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 21,50 22,50 23,00 24,20 0,70 253,41
37,43 18,72
Y 2,40 1,25 1,25 0,55 0,55 1,25 1,40 1,50 1,40 1,25 0,55 0,55 1,25 1,25 1,75 2,40 215,98

STA 61 + 550

GALIAN

A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A

X 1,15 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 8,50 12,00 15,50 18,50 19,50 20,50 21,50 22,00 23,00 1,15 252,20
29,73 14,86
Y 2,25 1,30 1,30 0,70 0,70 1,30 1,50 1,60 1,50 1,30 0,70 0,70 1,30 1,30 1,80 2,25 222,47

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 58


STA 61 + 588

GALIAN

A B C D E F G H A TOTAL 2A A

X 0,60 2,50 3,00 4,00 5,00 6,00 9,00 12,50 0,60 57,81
12,62 6,31
Y 2,00 1,10 1,10 0,50 0,50 1,10 1,30 1,40 2,00 45,19

TIMBUNAN

A D C B A TOTAL 2A A

X 12,50 19,30 19,00 16,00 12,50 80,83


0,96 0,48
Y 1,40 1,00 1,10 1,30 1,40 79,87

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 59


Luas Penampang Melintang (m2) Volume (m3)
Jarak
Rata- rata
(m)
Galian Timbunan
NO. STA
Galian Timbunan Galian Timbunan

( (

) )

A (60+350) 43,65 0,00

27,29 0,00 50,00 1364,50 0,00

(60+400) 10,93 0,00

39,28 0,00 50,00 1964,00 0,00

(60+450) 67,63 0,00

68,67 0,00 50,00 3433,25 0,00

(60+500) 69,70 0,00

47,61 0,00 50,00 2380,25 0,00

(60+550) 25,51 0,00

12,76 8,99 33,07 421,82 297,31

TS(60+583,0710) 0,00 17,98

0,00 24,61 16,93 0,00 416,54

(60+600) 0,00 31,23

0,00 48,76 50,00 0,00 2437,75

(60+650) 0,00 66,28

0,00 61,37 3,07 0,00 188,47

SC(60+653,071) 0,00 56,46

0,00 40,78 28,93 0,00 1179,72


I(60+682) 0,00 25,10

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 60


0,00 20,53 18,00 0,00 369,54

(60+700) 0,00 15,96

0,00 18,90 50,00 0,00 944,75

(60+750) 0,00 21,83

0,00 25,93 26,32 0,00 682,35

ST(60+776,32) 0,00 30,02

0,00 30,65 23,68 0,00 725,79

(60+800) 0,00 31,28

0,00 47,94 50,00 0,00 2397,00

(60+850) 0,00 64,60

0,00 65,30 50,00 0,00 3264,75

(60+900) 0,00 65,99

0,00 39,43 50,00 0,00 1971,25

(60+950) 0,00 12,86

0,78 9,30 50,00 39,00 464,75

(61+000) 1,56 5,73

0,78 35,20 41,05 32,02 1444,75

TS(61+041,05) 0,00 64,66

0,00 59,30 8,95 0,00 530,74

(61+050) 0,00 53,94

2,08 30,40 50,00 104,00 1519,75

(61+100) 4,16 6,85

30,08 3,43 50,00 1504,00 171,25

(61+150) 56,00 0,00

103,62 0,00 15,98 1655,85 0,00

SC(61+164,02) 151,24 0,00


154,24 0,00 35,98 5549,56 0,00

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 61


II(61+180) 157,24 0,00

133,27 0,00 20,00 2665,40 0,00

(61+200) 109,30 0,00

58,48 0,73 50,00 2923,75 36,25

(61+250) 7,65 1,45

3,83 11,81 37,04 141,68 437,44

ST(61+287,04) 0,00 22,17

1,60 13,47 12,96 20,67 174,51

(61+300) 3,19 4,76

36,20 2,38 50,00 1810,00 119,00

(61+350) 69,21 0,00

46,46 0,00 50,00 2322,75 0,00

(61+400) 23,70 0,00

25,01 0,00 50,00 1250,25 0,00

(61+450) 26,31 0,00

22,52 0,00 50,00 1125,75 0,00

(61+500) 18,72 0,00

16,79 0,00 50,00 839,50 0,00

(61+550) 14,86 0,00

10,59 0,24 38,00 402,23 9,12

(61+588) 6,31 0,48

JUMLAH 31950,22 19782,77

SELISIH -12167,45 12167,45

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 62


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Jalan Rencana merupakan jalan raya skunder dengan spesifikasi jalan kelas IIB,

lebar perkerasan 2 X 3,5 m ,dengan kecepatan rencana 80 Km/jam

a. Pada 1 PI direncanakan jenis tikungan Spiral – Circle – Spiral (S-CS) dengan jari

jari lengkung rencana 209,973 m, sudut 1 PI sebesar 5104'12"

b. Pada 2 PI direncanakan jenis tikungan Spiral – Spiral (S - S) dengan jari-jari

lengkung rencana 209,97 m, sudut 2 PI sebesar 3335'24"

2. Pada alinyemen vertikal jalan terdapat 2 PVI . Untuk mendapatkan keseimbangan

antara galian dan timbunan.

4.2 Saran

 Perencanaan geometrik jalan sebaiknya berdasarkan data hasil survey langsung di

lapangan agar diperoleh perencanaan yang optimal.

 Perencanaan geometrik jalan sebaiknya didukung panduan standar perencanaan

baik panduan dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga atau dari panduan –

panduan lain yang menjadi Standar perencanaan yang berlaku.

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 63


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………. i

DAFTAR ISI …………………………………………………... ii

BA PENDAHULUAN …………………………………………….. 1
BI

BA STANDAR PERENCANAAN JALAN RAYA..............……… 2


B II

BA PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA ...................... 7


B III
A. ALINYEMEN HORIZONTAL ........................................ 7
1. Menentukan Koordinat Titik Dan Jarak .....................
7
2. Menghitung Klasifikasi Medan Jalan .........................
3. Menentukan Tikungan ................................................ 8
4. Perhitungan Tikungan ................................................
9
a. Tikungan 1 .............................................................
b. Tikungan 2 ............................................................. 1
5. Menentukan Stasionering ........................................... 0
6. Stasionering Elevasi Permukaan Tanah Asli .............
1
7. Perhitungan Alinyemen Vertikal ...............................
0
8. Perhitungan Volume Galian Dan Timbunan ..............
1
8

2
7

2
9

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 64


3
0

3
9

BA SIMPULAN ................................................................................. 5
B III 2
A. Simpulan ………………………………………………...
B. Saran ……………………………………………………. 5
2

5
2

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 65


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Tugas Perencanaan Geometri Jalan Raya.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini dapat terselesaikan kerena


adanya bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapakan terima kasih
kepada :

1. Bapak H. Herianto, MT selaku dosen mata kuliah Perencanaan Geometri Jalan Raya;
2. rekan-rekan penyusun yang telah memberikan bantuan, khususnya Saudara Jamaludin,
baik berupa ide, waktu maupun tenaga demi terselesaikan makalah ini;
3. semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah swt. memberikan balasan yang berlipat ganda.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran pada
semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Akhir kata Semoga apa yang
telah saya kerjakan ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan umunya bagi semua
pihak. Amin.

Tasikmalaya, 20 Maret 2014

Penulis

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 66

Anda mungkin juga menyukai