PENDAHULUAN
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan
kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan
maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan
kegiatan.
Perencanaan Geometrik Jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik
beratkan pada pernecanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi fungsi dasar jalan yaitu
memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-
rumah. Dalam ruang lingkup Perencanaan Geometrik tidak termasuk perencanaan tebal
perkerasan jalan, begitu pula drainase jalan. Meskipun perkerasan termasuk bagian dari
perencanan geometrik sebagai bagian dari perencanaan jalan seutuhnya. Dengan tujuan untuk
menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelyanan arus lalu lintas dan
memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya pelaksaanan. Ruang, bentuk dan ukuran jalan
dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.
Yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat gerakan dan ukuran
kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan karakteristik arus
lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi pertimbangan perencanaan untuk menghasilkan
bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan
dan keamanan yang diharapkan.
Tujuan dan fungsi: menghasilkan infra struktur yang aman, nyaman & effisien untuk
pelayanan lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya pelaksanaan.
BAB II
1. Ketentuan Dasar
Ketentuan dasar “Perencanaan Geometrik Jalan Raya” telah tercantum dalam daftar I
buku No. 13/1970 merupakan syarat batasan yang dijadikan sebagai pedoman untuk
Perencanaan Geometrik Jalan Raya.
2. Lalu Lintas
Setiap jenis kendaraan dapat mempengaruhi terhadap keseluruhan arus lalu lintas, yang
diperhitungkan dengan membandingkannya terhadap pengaruh dari suatu mobil
penumpang. Yaitu dengan “Satuan Mobil Penumpang (SMP)”.
3. Kelas Jalan II B
Jalan ini merupakan jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan
jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf dimana dalam komposisi lalu lintasnya
terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.
4. Keadaan Topografi
KLASIFIKA
D B G D B G D B G D B G D B G
SI MEDIAN
Lalu Lintas
Harian Rata-
>20.000 6000-20.000 1500 – 8.000 <2000 -
Rata (LHR)
Dalam SMP
Kecepatan
Rencana 120 100 80 100 80 60 80 60 40 60 40 30 60 40 30
(Km/Jam)
Lebar Daerah
Penguasaan 60 60 60 40 40 40 30 30 30 30 30 30 20 20 20
Minimun (M)
Lebar Median
*10 150** - - -
Minimum (M)
Lebar Bahu
3,50 3,00 3,00 3,00 2,50 2,50 3.00 2,50 2,50 2,50 1,50 1,00 1,50-2,50**
(M)
Lereng
Melintang 2% 2% 2% 3% 4%
Perkerasan
Lereng
Melintang 4% 4% 6% 6% 6%
Bahu
Miring
Tikungan 10% 10% 10% 10% 10%
Maksimum
Jari-Jari
Lengkung 560 350 210 350 210 115 210 115 50 115 50 30 115 50 30
Minimum (m)
Landai
3% 5% 6 4% 6% 7% 5% 7% 8% 6% 8% 10% 6% 8% 12%
Maksimum
Menurut fungsinya jalan raya dibagi menjadi 3 golongan, yaitu jalan Primer, jalan
Sekunder dan jalan raya penghubung.
a. Jalan Primer adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antara kota-kota
yang penting atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat ekspor. Jalan-jalan
b. Jalan Skunder adalah jalan raya yang melayani arus lalu lintas yang cukup tinggi
antara kota-kota besar dan kota-kota yang lebih kecil, serta melayani daerah di
sekitarnya.
c. Jalan Penghubung adalah jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang juga dipakai
sebagai jalan penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang sama atau berlainan.
7. Alinyemen Horizontal
Dimana:
R= V2
127 (e + ƒm)
3. Lengkung Peralihan
Batas besarnya jari-jari lengkung dimana suatu tikungan harus sudah menggunakan
lengkung peralihan tercantum dalam daftar II.lengkung peralihan yang digunakan
adalah lengkung spiral atau clothoide. Panjang minimum lengkung peralihan pada
umumnya ditentukan oleh jarak yang diperlukan untuk peruban miring tikungan yang
tergantung pada besarnya landai relatif maksimum antara kedua sisi perkerasan.Besar
landai relatif maksimum antar kedua sisi perkerasan. Besar landai maksimum tesebut
adalah sebagaimana tercantum dalam daftar II.
Untuk membuat tikungan pelayanan suatu jalan selalu tetap sama, baik dibagian lurus
maupun di tikungan, perlu diadakan pelebaran pada perkerasan tikungan.Besarnya
dapat ditentukan dengan menggunakan grafik I .
Untuk memenuhi kebebasan pandangan pada tikungan sesuai dengan syarat panjang
jarak pandangan yang diperlukan, harus diadakan kebebasan samping yang besarnya
dapat ditentukan dengan menggunakan grafik II .
8. Alinyemen Vertikal
1. Umum
Dalam menetapkan besarnya landai jalan harus di ingat bahwa sekali suatu landai
digunakan,maka jalan sukar di-upgrade dengan landai yang lebih kecil tanpa
2. Landai Maksimumum
Landai maksimum sebagai mana tercantum dalam daftar I harus hanya digunakan
apabila pertimbangan biaya pembangunan adalah sangat memaksa, dan hanya untuk
jarak pendek.
Dalam perencanaan landai perlu diperhatikan panjang landai tersebut yang masih
tidak menghasilkan pengurangan kecepatan yang dapat menggangu kelancaran
jalannya lalu-lintas.
Panjang maksimum landai yang masih dapat diterima tanpa mengakibatkan gangguan
jalannya arus lalu –lintas yang berati atau biasa disebut dengan istilah panjang kritis
landai,dalah panjang yang mengakibatkan pengurangan kecepatan maksimum sebesar
25 km/jam.
Landai (%) 3 4 5 6 7 8 10 12
Panjang Kritis 480 330 250 200 170 150 135 120
A. ALINYEMEN HORIZONTAL
Pada Peta Topograpfi suatu daerah dengan Skala 1 : 1000 dengan interval kontur 1,00 m,
direncanakan sebuah jalan Kelas II B dari titik A menuju titik C melalui titik I dan titik II.
Dimana titik A terletak pada Koordinat (3120 ; 2540) dan terletak pada Tangent dengan
Azimut 1200 pada Stasion 60+350.
Dari data-data yang ada, dicoba direncanakan suatu atau trase jalan dari titik A
menuju titik C melalui titik I dan titik II.
369
425 348
a. Menghitung Sudut
a 900 850 50
53
1 arcTg 0.124 7.100
425
142
II arcTg 0.384 21.040
369
172
III arcTg 0.494 26.300
348
1 1 II 7.100 21.040 28.140 2808'24"
2 II III 21.040 26.300 47.340 4720'24"
b. Menghitung Jarak
Daerah Kelandasan
Titik Stasion Penguasaan Ketinggian Beda tinggi melintang
kiri kanan
Jumlah 160
rata-rata 5,925925926
Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang yang bersangkutan adalah sebagai berikut:
karena 5.926% < 9.9% maka termasuk golongan Medan Datar (D)
3. Menentukan Tikungan
4. Perhitungan Tikungan
ya
Lc 25 m Tikungan spiral- spiral
tidak
ya
p 0,10 m Tikungan lingkaran
tidak
ya
tidak
a. Tikungan I
Data Jalan Tikungan I yang bermedan Datar dari Daftar I Standar Perncanaan Geometrik
Jalan Raya didapat :
-∆1 = 51.07°
-Emaks = 10%
Data jalan pada tikungan I bermedan datar dengan kemiringan rata-rata 4.522%.
∆1
I
- Langkah Perhitungan :
Dimana:
V2
R
127 (e fmax)
V2
R
127 (e fmax)
Langkah Perhitungan :
= 0,14
V2
- Rmin
127 . (emax fmax)
80 2
127 . (0,1 0,14)
= 209,973 m
Kontrol:
V2
- Rmin
127 . (emax fmax)
80 2
209,973
127 . (0,1 0,14)
209.973 209,973 m
Didapat dari Tabel Panjang Lengkung Peralihan Minimum Dan Superelevasi Metode Bina
Marga.
e = 10% = 0.01 Ls = 70 m
𝐿𝑠 360
𝜃𝑠 = ∙
2𝑅 2𝜋
70 360
= ∙ = 0,166 ∙ 57,32 = 9.515° c I (2xs)
2∙209.973 2 ∙ 3.14
c 51,07 (2 9.515°)
c 32,04
cx 2 xxRd
Lc
360
Lc 117,72m
𝐿𝑠3
𝑋𝑐 = 𝐿𝑠 − (40×𝑅𝑑2 )
703
𝑋𝑐 = 70 − (40×209.972 )
𝑋𝑐 = 69,806 𝑚
𝐿𝑠2
𝑌𝑐 = 6×𝑅𝑑
702
𝑌𝑐 =
6 × 209.97
3.5 m 3.5 m
𝑌𝑐 = 3,889 𝑚
𝑃 = 0,992 𝑚
𝐾 = 𝑋𝑐 − 𝑅𝑑 × sin 𝜃𝑠
𝐾 = 35,106 𝑚
Ts= 98,779 m
(𝑅𝑑+𝑃)
𝐸𝑠 = cos1⁄ − 𝑅𝑑
2 ∆2
(209.97 + 0,992)
𝐸𝑠 = − 209.97
cos 1⁄2
𝐿𝑡𝑜𝑡 = 𝐿𝑐 + (2 × 𝐿𝑠)
𝐿𝑡𝑜𝑡 = 193.25 𝑚
Kontrol perhitungan:
2 x Ts > L total
- Diagram Superelevasi
TS I SC ST CS
KIRI e=+8%
as
-2%
KANAN e=-8%
8,95% 0
-2% 0 8,95% -2%
TS z I SC
- Potongan I – I
Untuk Sta z : 8%
a= ?
2%
x 2%
as
Ls (2 8)% 2% 2%
2%
- x
y
Ls = 70 m
x 2%
70 10%
x 14m
= 2 . 14
= 28 m
Maka Sta I :
Sta I = Sta TS + y
= Sta TS + 28 m
- Landai Maksimum
1 = (e + en) B
m Ls
70
1 = 0.005
m = 200
8%
-2% -2%
-8%
3.5m 3.5m
- Jalan kelas IIB (skunder) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga direncanakan
kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat.
- Vr = 80 km/jam
- Rd = 209.97 m
- dimana :
- B = Lebar perkerasan pada tikungan
- n = Jumlah lajur Lintasan (2)
- b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
- c = Kebebasan samping (0,8 m)
- Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
-Perhitungan :
𝑏" = 𝑅𝑑 − √𝑅𝑑 2− 𝑃2
𝑏" = 0,86 m
b’ = b + b”
b’ = 2,6 + 0,86
b’ = 3,46 m
-Td = 0,1114 m
0,105×𝑉𝑟
𝑍=
√𝑅𝑑
0,105 × 80
𝑍=
√209.97
𝑍 = 0,57 𝑚
= 9,201 m
9,201> (2 x 3.50 m) ;
V = 80 km/jam
L = (2 x Ls) = 140 m
R = 209.97 m
W = 2 x 3,5m = 7 m
Lc 53.25m
Perhitungan :
R’ = Rd – ½ W
= 209.97 – 3,5
= 206.97 m
= 53.25m + 140
= 193,25 m
𝑉𝑟 2
𝐽ℎ = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇 +
254 × (𝑓𝑝 − 𝑔)
802
𝐽ℎ = 0,278 × 80 × 2,5 +
254 × (0,35 − 0,05)
Jh = 139,6 m
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
𝑎×𝑇1
𝑑1 = 0,278 × 𝑇1 × (𝑉𝑟 − 𝑚 + )
2
𝑑2 = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇2
d3 (m) 30 55 75 90
𝑑4=2⁄
3×𝑑2
Dimana :
𝑑1 = 93,2 m
𝑑2 = 231,3 𝑚
d3 = 75 m
𝑑4= 2⁄
3×𝑑2
𝑑4= 154,2 𝑚
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Jd = 553,7 m
= ½ (30-7)
= 11,5 m
Secara analitis :
Jh = 139,6 m
Lt = 263,185m, Jh < Lt
28,65 × 𝐽ℎ
𝐸 = 𝑅′ × (1 − cos × )
𝑅′
28,65 × 139,6
𝐸 = 206,97 × (1 − cos )
206,97
𝐸 = 12,41 𝑚
Jd = 553,7 m
Lt = 263,185 m Jd > Lt
Kesimpulan :
sehingga aman
menyiap.
b. Tikungan II
Data Jalan Tikungan II yang bermedan Datar dari Daftar I Standar Perncanaan Geometrik
Jalan Raya didapat :
-∆2 = 33.59°
-Emaks = 10%
I C
- Langkah Perhitungan :
Dimana:
V2
R
127 (e fmax)
Langkah Perhitungan :
= -0,00125 . 80 + 0,24
= 0,14
V2
- Rmin
127 . (emax fmax)
80 2
127 . (0,1 0,14)
= 209,973 m
Kontrol:
V2
- Rmin
127 . (emax fmax)
80 2
209,973
127 . (0,1 0,14)
209.973 209,973 m
V2
802
= 6,821 °
Dd = 1432,4
𝑅𝑑
= 1432,4
310
= 4,62
−𝑒𝑚𝑎𝑘𝑠×𝐷𝑑2 2×𝑒
𝑚𝑎𝑘𝑠×𝐷𝑑
𝑒𝑡𝑗𝑑 = +
𝐷𝑑𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐷𝑑𝑚𝑎𝑘𝑠
−0,10×4,622 2×0,10×4,62
𝑒𝑡𝑗𝑑 = +
6,8212 6,821
𝑒𝑡𝑗𝑑 = 0,0895
𝑒𝑡𝑗𝑑 = 8,95%
Vr 80 km / jam
2 33,59 0
e 0,098 9,8%
R 209,97m didapat dari perhitungan :
Ls 70 m
en 2%
emax 10%
∅𝑠 = ½ ∆2
= ½ 33,59 0
= 16,79 0
∅𝑠 ∙𝜋𝑅
Ls = 90
= 122,997
∆c = 0
Lc = 0
𝐿𝑠2
Yc = 6 ∙ 𝑅
122,9972
= 6 ∙ 209.97
= 12,008
𝐿𝑠2
Xc = Ls - 40𝑅2
122,972
= 122,997 - 4 ∙ 209.972
= 122,82
K = Xc - R sin ∅𝑠
= 62,17
= 1,518
Ts = (R+P) tan ½ ∆2 + K
= 125,97
(𝑅+𝑃)
Ec = 𝑐𝑜𝑠½ ∆2 - R
209,97+1,518
= – 209,97
𝑐𝑜𝑠½ 33,59
= 10,9
= 2 x 122,997
= 245,994
- Diagram Superelevasi
3.5 m 3.5 m
Sc = Cs
Ts
9,8%
as
-2% -2%
-9,8%
KANAN
Ls Ls
-2% -9,8%
-2% -2% -2%
Untuk Sta z :
TS z I SC
x 2%
Ls (2 8)%
- 8%
a= ?
2%
as
2% 2%
x 2%
2%
70 10% x
x 14m y
Ls = 70 m
Y = 2x
= 2 . 14
= 28 m
Sta I = Sta TS + y
= 125,97 + 28
= 153,97
Landai Maksimum
1 (e en) B
m Ls
1 (0.098 0.02)3,5
m 70
1
0.0059
m
m =
8,95%
-2% -2%
- Jalan kelas IIB (skunder) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga
- direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat.
- Vr = 80 km/jam
- Rd = 209,97 m
- n=2
- c = 0.8 (Kebebasan samping)
- b = 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan besar pada jalan lurus)
- p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan besar)
- dimana :
- B = Lebar perkerasan pada tikungan
-Perhitungan :
𝑏" = 𝑅𝑑 − √𝑅𝑑 2− 𝑃2
𝑏" = 0,86 m
b’ = b + b”
b’ = 2,6 + 0,86
b’ = 3,46 m
-Td = 0,1114 m
0,105×𝑉𝑟
𝑍=
√𝑅𝑑
0,105 × 80
𝑍=
√209,97
𝑍 = 0,57 𝑚
= 9,201 m
V = 80 km/jam
L = (2 x Ls) = 133,32 m
R = 209,97 m
W = 2 x 3,5m = 7 m
Lc = 0
fp =Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan dengan perkerasan jalan aspal
Perhitungan :
R’ = Rd – ½ W
= 209,97 – 3,5
= 206,97 m
Lt = Lc + (2 x Ls)
= 0 + 133,32
= 133,32 m
𝑉𝑟 2
𝐽ℎ = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇 +
254 × (𝑓𝑝 − 𝑔)
802
𝐽ℎ = 0,278 × 80 × 2,5 +
254 × (0,35 − 0,05)
Jh = 139,6 m
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
𝑎×𝑇1
𝑑1 = 0,278 × 𝑇1 × (𝑉𝑟 − 𝑚 + )
2
𝑑2 = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇2
d3 (m) 30 55 75 90
𝑑4=2⁄
3×𝑑2
Dimana :
𝑑1 = 93,2 m
𝑑2 = 231,3 𝑚
d3 = 75 m
𝑑4= 2⁄
3×𝑑2
𝑑4= 154,2 𝑚
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Jd = 553,7 m
= 11,5 m
Secara analitis :
Jh = 139,6 m
Lt = 357,45m Jh < Lt
28,65 × 𝐽ℎ
𝐸 = 𝑅′ × (1 − cos × )
𝑅′
28,65 × 139,6
𝐸 = 306,5 × (1 − cos )
306,5
𝐸 = 7,9 𝑚
Jd = 553,7 m
Lt = 357,45 m Jd > Lt
𝐸 = 249,76 𝑚
Kesimpulan :
sehingga aman
menyiap.
=33,59
Ts=125,97 m
TS
Es=16,89m
Yc =12,008 m
Xc = 122,82 m
CS
K=62,17 m ST
TS R=209,97 m
CS ∅ = 16,78
Data – data :
a. Stasionering Tikungan I
= Sta 60+583,071
Sta SC = Sta TS + ½ Lc + Ls
= Sta 60+679.696
= Sta 60+583,071+193,25
= Sta 60+776,321
b. Stasionering Tikungan II
= Sta 61+041.05
Sta SC = Sta TS + Ls
= Sta 61+164,02
= Sta 61+041,05+245,994
= Sta 61+287,004
KETINGGIAN
TITIK STASION
KIRI SUMBU KANAN
232,3 229,9
g1 x100% 0,32%
1079 350
228,85 232,3
g2 x100% 0,67%
1588 1079
0,32
= 232,3 – (1079 – 350)
100
= 232,3 – 2,33
= 229,97
0,32
= 232,3 – (1079 – 400)
100
= 232,3 – 2,17
= 230,13
0,32
= 232,3 – (1079 – 450)
100
= 232,3 – 2,01
= 230,29
0,32
= 232,3 – (1079 – 500)
100
= 232,3 –1,85
= 230,25
0,32
= 232,3 – (1079 – 550)
100
= 232,3 – 1,69
= 230,61
0,32
= 232,3 – (1079 – 583,71)
100
= 232,3 – 1,48
= 230,82
0,32
= 232,3 – (1079 – 600)
100
= 232,3 – 1,53
= 230,77
0,32
= 232,3 – (1079 – 650)
100
= 232,3 – 1,37
= 230,93
0,32
= 232,3 – (1079 – 653,071)
100
= 232,3 – 1,362
= 230,93
0,32
= 232,3 – (1079 – 682)
100
= 232,3 – 1,2704
= 231,029
0,32
= 232,3 – (1079 – 700)
100
= 231,09
0,32
= 232,3 – (1079 – 750)
100
= 232,3 – 1,052
= 231,24
0,32
= 232,3 – (1079 – 776,32)
100
= 232,3 – 0,968
= 231,332
0,32
= 232,3 – (1079 – 800)
100
= 232,3 – 0,89
= 231,41
0,32
= 232,3 – (1079 – 805,1)
100
= 232,3 – 0,876
= 231,424
0,32
= 232,3 – (1079 – 850)
100
= 232,3 – 0,73
= 231,57
0,32
= 232,3 – (1079 – 900)
100
= 232,3 – 0,57
= 231,73
0,32
= 232,3 – (1079 – 950)
100
= 232,3 – 0,412
= 231,88
0,32
= 232,3 – (1079 – 1000)
100
= 232,3 – 0,25
= 232,05
0,32
= 232,3 – (1079 – 1041,05)
100
= 232,3 – 0,12
= 232,28
0,32
= 232,3 – (1079 – 1048)
100
= 232,3 – 0,0992
= 232,2008
A1 = g1 – g2
= 0,32 – (-0,67)
𝐴 𝑥2
Y = 200 𝐿
0,99 𝑥 2
= 200 70
0,99 𝑥 2
= 200 70
𝑥2
= 14141,414
= 232,2008 – y
𝑥2
= 232,2008 – 14141,414
1048−10482
= 232,2008 - 14141,414
= 232,2008 – 0,0017
= 232,0063
0,32
= 232,3 – (1079 – 1050)
100
= 232,3 – 0,0928
= 232,207
0,32
= 232,3 – (1079 – 1058)
100
= 232,3 – 0,0672
= 231,628
= 232,2008 – y
𝑥2
= 232,2008 – 14141,414
= 232,2008 – 0,00707
= 232,00093
0,32
= 232,3 – (1079 – 1068)
100
= 232,3 – 0,0352
= 231,948
= 231,948 – y
𝑥2
= 231,948 – 14141,414
1058−10682
= 231,948 - 14141,414
= 231,948 – 0,00707
= 231,94
= 232,3– y
𝑥2
= 232,3 – 14141,414
1058−10782
= 232,3 -
14141,414
= 232,3 – 0,028
= 232,272
0,67
= 232,3 – (1088 – 1078)
100
= 232,3 – 0,067
= 232,233 – y
𝑥2
= 232,233 – 14141,414
1014−10882
= 232,233 - 14141,414
= 232,233 – 0,387
= 231,84
0,67
= 232,3 – (1098 – 1078)
100
= 232,3 – 0,134
= 232,166
= 232,166 – y
𝑥2
= 232,166 – 14141,414
1014−10982
= 232,166 -
14141,414
= 232,166 – 0,498
= 231,668
0,67
= 232,3 – (1100 – 1078)
100
= 232,3 – 0,14
= 232,16
= 232,3 – 0,201
= 232,099
= 232,099 – y
𝑥2
= 232,099 – 14141,414
1014−11082
= 232,099 -
14141,414
= 232,099 – 0,62
= 231,479
0,67
= 232,3 – (1150 – 1078)
100
= 232,3 – 0,48
= 231,82
0,67
= 232,3 – (1150 – 1078)
100
= 232,3 – 0,48
= 231,82
0,67
= 232,3 – (1180 – 1078)
100
= 232,3 – 0,68
= 231,62
= 232,3 – 0,817
= 231,48
0,67
= 232,3 – (1250 – 1078)
100
= 232,3 – 1,152
= 231,14
0,67
= 232,3 – (1287,04 – 1078)
100
= 232,3 – 1,4005
= 230,89
0,67
= 232,3 – (1300 – 1078)
100
= 232,3 – 1,48
= 230,82
0,67
= 232,3 – (1350 – 1078)
100
= 232,3 – 1,82
= 230,48
0,67
= 232,3 – (1400 – 1078)
100
= 232,3 – 2,15
0,67
= 232,3 – (1450 – 1078)
100
= 232,3 – 2,49
= 229,81
0,67
= 232,3 – (1500 – 1078)
100
= 232,3 – 2,82
= 229,48
0,67
= 232,3 – (1550 – 1078)
100
= 232,3 – 3,16
= 229,14
0,67
= 232,3 – (1588 – 1078)
100
= 232,3 – 3,417
= 228,885
Pada perhitungan volume galian dan timbunan digunakan metode penampang rata-rata dengan segmen area, dimana perhitungan
luas galian dan timbunan menggunakan milimeter block dengan skala horizontal 1:100 dan vertikal 1:50. Berikut adalah tabel
perhitungan volume galian dan timbunan.
STA 60 + 350
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 0,40 5,00 5,50 6,50 7,50 8,50 11,50 15,00 18,50 21,50 22,50 23,50 24,50 25,00 28,00 0,40 430,47 87,30 43,65
Y 3,80 1,63 1,63 0,95 0,95 1,60 1,80 1,95 1,80 1,60 0,95 0,95 1,63 1,63 3,10 3,80 343,17
STA 60 + 400
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 1,25 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 21,50 22,50 23,00 23,50 1,25 271,88 21,86 10,93
STA 60 + 450
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 31,30 1,00 445,17 135,25 67,63
Y 4,30 1,30 1,30 0,75 0,75 1,30 1,50 1,65 1,50 1,30 0,75 0,75 1,30 1,30 3,70 4,30 309,92
STA 60 + 500
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 31,00 1,00 400,05 139,40 69,70
Y 4,00 1,00 1,00 0,80 0,80 1,00 1,20 1,30 1,20 1,00 0,80 0,80 1,00 1,00 3,70 4,00 260,65
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 0,90 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 21,50 22,50 23,00 24,80 0,90 303,46 51,02 25,51
Y 2,75 1,40 1,40 0,80 0,80 1,40 1,50 1,60 1,50 1,50 0,80 0,80 1,40 1,40 2,30 2,75 252,44
STA 60 + 583,071
TIMBUNAN
A B C D E F G H I TOTAL 2A A
X 1,40 9,50 18,90 16,00 13,00 9,50 6,00 3,00 1,40 149,60 35,96 17,98
Y 1,25 1,00 0,75 2,01 2,25 2,30 2,25 2,01 1,25 113,64
STA 60 + 600
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 1,50 11,00 21,50 17,50 14,50 11,00 7,50 4,50 1,50 192,93 62,45 31,23
STA 60 + 650
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 0,30 12,00 24,30 18,50 15,50 12,00 8,50 6,50 0,30 397,64
132,55 66,28
Y 0,80 1,10 1,30 4,70 4,80 4,90 4,80 4,70 0,80 265,09
STA 60 + 653,071
TIMBUNAN
A E H G F D C B A TOTAL 2A A
X 0,60 13,50 25,60 20,00 17,00 13,50 10,00 7,00 0,60 339,67
112,93 56,46
Y 0,55 0,75 1,00 3,65 3,75 3,90 3,75 3,65 0,55 226,74
STA 60 + 682
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
STA 60 + 700
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 0,50 11,00 18,20 17,50 14,50 11,00 7,50 4,50 0,50 238,96
31,92 15,96
Y 0,90 1,85 3,00 2,80 2,95 3,10 2,95 2,80 0,90 207,05
STA 60 + 750
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 0,80 12,00 19,50 18,50 15,50 12,00 8,50 5,50 0,80 265,57
43,67 21,83
Y 0,70 1,80 2,55 3,00 3,15 3,20 3,15 3,00 0,70 221,90
STA 60 + 776,32
TIMBUNAN
X 1,10 13,50 21,30 20,00 17,00 13,50 10,00 7,00 1,10 346,36
60,04 30,02
Y 0,75 2,05 2,60 3,60 3,75 3,85 3,75 3,60 0,75 286,33
STA 60 + 800
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 1,30 14,00 22,20 20,50 17,50 14,00 10,50 7,50 1,30 368,71
62,56 31,28
Y 0,75 2,05 2,80 3,70 3,80 3,95 3,80 3,70 0,75 306,15
STA 60 + 850
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 0,40 10,50 26,60 20,50 17,50 14,00 10,50 7,50 0,40 413,27
129,19 64,60
Y 0,70 1,05 1,35 4,25 4,50 4,60 4,50 4,25 0,70 284,08
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 0,40 13,00 28,00 19,50 16,50 13,00 9,50 6,50 0,40 366,52
131,97 65,99
Y 1,30 0,80 0,40 4,00 4,10 4,20 4,10 4,00 1,30 234,55
STA 60 + 950
TIMBUNAN
A G H F E D C B A TOTAL 2A A
X 1,20 11,00 17,50 17,50 14,50 11,00 7,50 4,50 1,20 214,18
25,72 12,86
Y 0,90 1,85 2,51 2,51 2,70 2,80 2,70 2,51 0,90 188,46
STA 61 + 000
TIMBUNAN
A F E D C B A TOTAL 2A A
X 0,90 8,00 11,50 8,00 4,50 1,50 0,90 67,75 11,46 5,73
GALIAN
A B C D E F A TOTAL 2A A
STA 61 + 041,05
TIMBUNAN
A E H G F D C B A TOTAL 2A A
X 0,20 15,00 26,80 21,50 18,50 15,00 11,50 8,50 0,20 463,70
129,33 64,66
Y 0,50 1,35 2,01 4,50 4,65 4,70 4,65 4,50 0,50 334,37
STA 61 + 050
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
STA 61 + 100
GALIAN
A B C D E F G A TOTAL 2A A
TIMBUNAN
G F E D C B A G TOTAL 2A A
STA 61 + 150
GALIAN
X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 31,00 1,00 952,13 112,00 56,00
Y 5,00 1,05 1,05 0,45 0,45 1,05 1,25 1,35 1,25 1,05 24,50 0,45 1,05 1,05 3,50 5,00 840,13
STA 61 + 164,02
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 0,50 12,50 13,00 14,00 15,00 16,00 19,00 22,50 26,00 29,00 30,00 31,00 32,00 32,50 41,00 0,50 742,60
302,48 151,24
Y 7,05 1,10 1,10 0,95 0,95 1,10 1,20 1,30 1,20 1,10 0,95 0,95 1,10 1,10 5,30 7,05 440,13
STA 61 + 180
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 0,80 15,50 16,00 17,00 18,00 19,00 22,00 25,50 29,00 32,00 33,00 34,00 35,00 35,50 43,60 0,50 698,30
314,49 157,24
Y 7,75 0,85 0,85 0,25 0,25 0,85 1,03 1,15 1,03 0,85 0,25 0,25 0,85 0,85 5,15 7,05 383,81
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 0,50 13,00 13,50 14,50 15,50 16,50 19,50 23,00 26,50 29,50 30,50 31,50 32,50 33,00 37,30 0,50 577,50
218,59 109,30
Y 7,25 0,95 0,95 0,30 0,30 0,95 1,15 1,25 1,15 0,95 0,30 0,30 0,95 0,95 2,95 7,25 358,91
STA 61 + 250
GALIAN
A B C D E F G H A TOTAL 2A A
X 1,30 4,00 4,50 5,50 6,50 7,50 10,50 13,00 1,30 86,88
15,29 7,65
Y 2,70 1,30 1,30 0,95 0,95 1,30 1,45 1,53 2,70 71,59
TIMBUNAN
E D C B A E TOTAL 2A A
TIMBUNAN
A E H G F D C B A TOTAL 2A A
X 1,75 8,50 16,60 15,00 12,00 8,50 5,00 2,00 1,75 130,84
44,34 22,17
Y 0,90 0,65 0,30 2,05 2,25 2,35 2,25 2,05 0,90 86,50
STA 61 + 300
TIMBUNAN
A F G E D C B A TOTAL 2A A
GALIAN
G A B C D E F G TOTAL 2A A
X 14,30 15,50 17,50 18,50 19,50 20,00 20,90 14,30 194,26 6,38 3,19
STA 61 + 350
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 0,80 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 19,50 22,50 23,00 29,00 0,80 392,60
138,41 69,21
Y 2,30 1,25 1,25 0,65 0,65 1,25 1,35 1,55 1,35 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 6,30 2,30 254,19
STA 61 + 400
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 28,00 1,00 367,00
47,40 23,70
Y 3,75 1,45 1,45 0,75 0,75 1,40 1,60 1,70 1,60 1,40 0,75 0,75 1,45 1,45 2,35 2,75 319,60
STA 61 + 450
GALIAN
X 1,30 4,00 4,50 5,50 6,50 7,50 10,50 14,00 16,50 20,50 21,50 22,50 23,50 24,00 25,90 1,30 277,05
52,62 26,31
Y 2,65 1,20 1,20 0,55 0,55 1,20 1,30 1,40 1,30 1,20 0,55 0,55 1,20 1,20 2,00 2,65 224,43
STA 61 + 500
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 0,70 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 21,50 22,50 23,00 24,20 0,70 253,41
37,43 18,72
Y 2,40 1,25 1,25 0,55 0,55 1,25 1,40 1,50 1,40 1,25 0,55 0,55 1,25 1,25 1,75 2,40 215,98
STA 61 + 550
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 1,15 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 8,50 12,00 15,50 18,50 19,50 20,50 21,50 22,00 23,00 1,15 252,20
29,73 14,86
Y 2,25 1,30 1,30 0,70 0,70 1,30 1,50 1,60 1,50 1,30 0,70 0,70 1,30 1,30 1,80 2,25 222,47
GALIAN
A B C D E F G H A TOTAL 2A A
X 0,60 2,50 3,00 4,00 5,00 6,00 9,00 12,50 0,60 57,81
12,62 6,31
Y 2,00 1,10 1,10 0,50 0,50 1,10 1,30 1,40 2,00 45,19
TIMBUNAN
A D C B A TOTAL 2A A
( (
) )
4.1 Kesimpulan
1. Jalan Rencana merupakan jalan raya skunder dengan spesifikasi jalan kelas IIB,
a. Pada 1 PI direncanakan jenis tikungan Spiral – Circle – Spiral (S-CS) dengan jari
4.2 Saran
baik panduan dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga atau dari panduan –
BA PENDAHULUAN …………………………………………….. 1
BI
2
7
2
9
3
9
BA SIMPULAN ................................................................................. 5
B III 2
A. Simpulan ………………………………………………...
B. Saran ……………………………………………………. 5
2
5
2
Puji syukur Alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Tugas Perencanaan Geometri Jalan Raya.
1. Bapak H. Herianto, MT selaku dosen mata kuliah Perencanaan Geometri Jalan Raya;
2. rekan-rekan penyusun yang telah memberikan bantuan, khususnya Saudara Jamaludin,
baik berupa ide, waktu maupun tenaga demi terselesaikan makalah ini;
3. semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah swt. memberikan balasan yang berlipat ganda.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran pada
semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Akhir kata Semoga apa yang
telah saya kerjakan ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan umunya bagi semua
pihak. Amin.
Penulis