Dosen Pengampu :
Ir. SISWANTO, MT.
Dibuat Oleh:
K E L O MP O K II
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan HidayahNya,
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas kelompok ini dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan tugas mata kuliah
“TEKNIK DRAINASE” Jurusan Teknik Sipil S-1 Universitas Riau . Makalah ini disusun
berdasarkan pembelajaran maupun observasi dilapangan yang berjudul “SISTEM DRAINASE
LAPANGAN SEPAK BOLA”. Selama menyelesaikan tugas ini, kami ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya .
Penulis telah banyak memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak
menyelesaikan Makalah ini, Kami tak luput dari kesalahan-kesalahan dengan itu kritik dari
pembaca sangatlah berguna bagi Kami untuk kepentingan yang akan datang .
Akhir kata Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi Kami khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
KELOMPOK II
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu drainase
2. Untuk mengetahui Bagaimana pengaplikasisan sistem drainase
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Drainse
Drainase yang berasal dari bahasa Inggris “drainage” mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai
suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan,
rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan
tidak terganggu.Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalam kaitannya dengan salinitas.
Secara umum,Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau
mengalihkan air. secara umum didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi
kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu
kawasan/lahan, sebagai fungsi kawasan/lahan tidak terganggu.
(suripin, 2004)
Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam
pengolahan banjir sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman .
Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya
dengan salinitas.
3
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan
penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan
lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi
yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.
2) Drainase Buatan ( Arficial Drainage )
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan
bangunan – bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-
gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
b. Menurut Letak Bangunan
1) Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi
mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open
chanel flow.
2) Drainase Bawah Permukaan Tanah ( Subsurface Drainage )
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui
media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu.
Alasan itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang
tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak
bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.
c. Menurut Fungsi
1) Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan,
misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah
domestik, air limbah industri dan lain – lain.
2) Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air
buangan baik secara bercampur maupun bergantian.
d. Menurut Konstruksi
1) Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air
non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
4
2) Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran
kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang
terletak di kota/permukiman.
Daerah yang akan ditangani cukup luas dan tidak memungkinkan untuk dibuat
suatu lobang masukan (inlet).
Daya resap tanah harus baik sehingga infiltrasi dapat berlangsung dengan baik
dan tidak terjadi genangan-genangan air.
5
Tanah tidak boleh tererosi, limpasan (run off) dan kemiringan lapangan kecil
dengan i ≤ 0,007.
Pada sekeliling lapangan sepak bola yang berbatasan dengan jalur lari dibuat
collector drain berupa pipa berlubang untuk menampung air yang meresap ke
dalam tanah pada daerah tersebut.
Sekarang ini lapangan olahraga adalah suatu hal yang sangat penting karena tingkat
penggunaan yang begitu tinggidi berbagai kota besar .Perkembangan teknologi lapangan
olahraga telah berkembang begitu pesat sehingga teknologi yang lama tidak dapat lagi
diaplikasikan secara efektif, dimana tingkat penggunaan lapangan olahraga begitu tinggi. Hingga
oleh beberapa kota lapangan olah raga dijadikan ikon kota mereka, seperti santiago bernebue di
madrid.
Salah satu faktor utama yang menentukan baik atau tidaknya lapangan olahraga yang
ada adalah kemampuan sistem drainasenya. Bahkan, jika melihat lebih jauh tentang konstruksi
lapangan olahraga, maka sistem drainaselah yang telah dikembangkan selama bertahun tahun
dan terus di cari metode baru yang paling efisien. Karena dalam esensi dasar lapangan olahraga
air harus secepat mungkin dialairkan agar tidak tergenang. Karena akan menjadi suatu hal yang
aneh dan merugikan banyak pihak apabila pertandingan sepakbola digelar di lapangan yang
becek bahkan seperti kolam ikan.
drainase, bahkan dalam kasus terakhir ini, merupakan komponen integral dari sistem
konstruksi.
Dalam kasus lapangan olahraga, air pada dasarnya memiliki tiga cara untuk
dipindahkan. Yang pertama adalah bergerak vertikal melalui permukaan tanah. Yang kedua
adalah dapat bergerak secara laetral menggunakan infrastruktur drainase, atau dapat berpindah
melalui permukaan sebagai limpasan air. Cara lain yang mungkin adalah menggunakan
pengupan tapi cara ini bukan lah cara yang paling efektif.
Dalam perencanan drainase terutama di lapangan olahraga, hal yang sangat perlu di
perhatikan adalah kemampuan infiltrasi tanah. Infiltrasi tanah yang umumnya dijumpai di alam
berkisar pada kecepatan 430 s.d 860 mm/hari, sedang persentasi pori di sekitar berkisar antara 10
6
s.d 50 % dengan daya resap 43 s.d 430 mm/hari. Namun hasil penelitian di laboratorium
umumnya berbeda dengan keadaan di alam karena tanah yang tidak homogen, terdapat retak
bekas akar dan sebagainya. Selain itu daya resap air juga dipengaruhi oleh adanya lapisan kedap
air, muka air tanah yang terletak dekat dengan muka tanah, dan keadaan tanah, diantaranya kadar
pori tanah, besar butiran dan jenis tanah.
Infiltrasi tanah dapat dirumuskan dengan:
t : S/Vsinα
sinα : H/S = H/(¼L2 + H2)0,5
q : I/t
I : 1/m.H.P = 1/m.(H/V).q
Dimana :
I : Volume air tanah pada bagian yang diarsir
V : Kecepatan infiltrasi
1/m : Faktor koreksi, karena air yang masuk hanya dari bagian yang diarsir dan
besarnya 4/5.
Sistem drainase stadion tiga naga pekanbaru dapat dilihat pada gambar berikut :
7
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 5
Gambar 3 Gambar 4
8
9