Anda di halaman 1dari 4

pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau

A. Judul: pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau

B. Tujuan: Untuk mengmati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau

C. Dasar teori
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya
pada tumbuhan berbiji. Dalam tahap perkembangan, embrio didalam biji yang semula berada
pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologi yang menyebabkan tumbuhan
berbiji berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal dengan kecambah.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik
tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran
biji yang disebut tahp imbibisi (berarti “minum”). Biji yang menyerap air dari lingkungan
sekelilingnya baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun/ uap air, efek yang terjadi
adalah membesarnya membesarnya ukuran biji karna sel-sel embrio membesar) dan biji
melunak. Proses ini murni fisik kehadiran air kehadiran air didalam sel mengaktivkan
sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya,
sementara giberelin meningkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji antara lain:
1. Faktor internal: a. Gen
b. Hormon
2. Faktor eksternal: a. Air
b. cahaya
c. suhu
d. nutrisi
e. ph
f. ketinggian tempat
g. O2
h. CO2
i. kelembapan
j. angin

D. Alat dan bahan


1. Alat:
a. 1 buah botol air mineral 1500 ml
b. 7 buah botol air mineral 600 ml
c. 7 buah botol air mineral 240 ml
d. 1 buah sendok makan
e. Tisue
f. Ember
g. Gelas ukur plastik
h. Corong kecil plastik
i. Kertas timah
j. Baskom kecil
k. penggaris
2. Bahan:
a. Air sumur
b. Deterjen
c. Kacang hijau

E. Langkah kerja
1. Menyediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,1%dan larutan kontrol
berupa air sumur. Dengan cara:
a. Melarutkan 1 gr deterjen serbuk ke dalam air sumur hingga 100 ml dengan menggunakan
botol air mineral 1500ml. Kemudian mengambil 500ml dan memasukkan ke dalam botol
air mineral 600ml berlabel 100%
b. Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian mengambil 500ml
dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml yang berlabel 50%
c. Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian mengambil 500ml
dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml yang berlabel 25%
d. Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian mengambil 500ml
dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml yang berlabel 12,5%
e. Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian mengambil 500ml
dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml yang berlabel 6,25%
f. Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian mengambil 500ml
dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml yang berlabel 3,1%
2. Menyediakan 7 gelas air mineral 240ml dan memberi label
I  100%
II  50%
III  25%
IV  12,5%
V  6,25%
VI  3,1%
Kontrol  0% (air sumur)
3. Kemudian memberi lingkaran kertas tisu kedalam masing-masing gelas
4. Merendam selama ±5menit kacang hijau didalam baskom yang sudah terisi air.
Kemudian mengambil dan membuang kacang hijau yang mengapung dan menggunakan
kacang hijau yang tenggelam untuk percoban.
5. Mengambil kcang hijau yang tenggelam dan memasukkan kedalam gelas air mineral
240ml sebanyak 10 biji pada masing-masing gelas
6. Mengisi gelas yang sudah terisi kacang hijau dengan larutan didalam botol air mineral
600ml sesuai dengan label yang sama ±100ml
7. Menutup gelas dengan kertas timah agar tidak ada cahaya yang dapat masuk
8. Melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam (pengamatan dilakukan setiap pukul
16.30 WIB)
9. Menjatat hasil engamatan diembar kerja

F. Hasil pengamatan
Konsentrasi larutan deterjen hari ke-1 (24 jam)
No.
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1. 3 3 4 6 3 4 0
2. 2 0 4 5 3 0 2
3. 1 3 4 0 3 0 0
4. 1 2 2 0 3 0 4
5. 2 3 2 2 2 2 3
6. 1 3 2 2 4 3 0
7. 1 3 3 2 4 3 0
8. 1 4 2 2 3 4 3
9. 1 2 3 3 2 3 5
10. 0 2 2 3 4 4 5
jml 14 25 28 25 31 26 26
Rata-
1,5 2,7 2,8 3,1 3,1 3,25 3,7
rata
Konsentrasi larutan deterjen hari ke-2 (48 jam)
No
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1. 4 5 7 8 4 6 0
2. 3 0 6 7 4 6 4
3. 2 5 4 0 6 0 0
4. 2 3 4 0 5 0 7
5. 3 3 3 4 6 5 8
6. 3 4 5 4 6 4 5
7. 2 5 3 3 5 5 0
8. 2 5 6 4 4 4 6
9. 1 4 5 5 4 5 6
10. 0 5 4 5 5 6 8
Jml 22 41 46 40 49 49 44
Rata-
2,4 4,3 4,6 4,9 4,9 5,12 6,3
rata

G. Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut: pada hari
pertama larutan deterjen dengan konsentrasi 100% rata-rata panjang akar kecambah 1,5mm
dan ada 1 biji yang tidak mengalami perkecambahan. Larutan 50% rata-rata panjangnya
2,7mm, larutan 25% 2,8mm, untuk larutan 12,5% dan 6,25% rata-rata panjang akarnya sama
yaitu 3,1mm. Dan larutan 3,1% panjangnya 3,25mm. Sementara pada larutan kontrol, dengan
menggunakan air sumur sebagai pembanding, panjang akar mencapai 3,7mm.
Dihari kedua, setelah 48 jam semua kacang hijau mengalami pertambahan panjang
pada akarnya dari semua jenis larutan. Dimulai dari larutan 100% yang pada hari pertama
1,5mm menjadi 2,4mm. Larutan 50% dari 2,7mm menjadi 4,3mm dan pada larutan 25%
panjangnya 4,6mm. Larutan 12,5% yang semula 3,1mm menjadi 4,9mm begitu juga dengan
larutan 6,25%. Sedangkan larutan 3,1% panjangnya 5,12mm dari 3,25mm. Dan untuk larutan
kontrol menjadi 6,3mm.

H. Kesimpulan
Semakin rendah persentase deterjen dalam air, perkecambahan kacang hijau akan
berlangsung dengan baik. Namun sebaliknya, persentase deterjen semakin tinggi
perkecambahan terhambat.

I. Jawaban pertanyaan
1. Fungsi larutan kontrol adalah sebagai pembanding dengan konsentrasi larutan deterjen
dans ebagai bukti bahwa larutan kontrol merupakan larutan yang aling baik untuk
perkecambahan kacang hijau.
2. Jika pada larutan kontrol ada kacang hijau yang mati, menndakan bahawa biji kacang
hijau tersebut bukan merupakan bibit yang unggul.

Anda mungkin juga menyukai