Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
A. Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0
B. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0
C. Alat dan Bahan Yang Digunakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0
D. Kajian Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0
E. Prosedur / Cara Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0
A. Hasil Kegiatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0
B. Simpulan dan Rekomendasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0
C. Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0
A. Pendahuluan
Peserta didik tidak pernah lepas dari belajar, baik di sekolah maupun dalam
lingkungan keluarga. Sehingga kemampuan kognitif sangat diperlukan peserta didik dalam
pendidikan. Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
perkembangan peserta didik. Kita ketahui bahwa peserta didik merupakan objek yang
berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, sehingga perkembangan kognitif sangat
menentukan keberhasilan peserta didik dalam sekolah.
Metode pembelajaran masa kini yang menekankan pada proses membaca, dimana
aktifitas pembelajaran tidak jauh-jauh dari buku. UNESCO pada 2012 melaporkan bahwa
indeks minat baca warga Indonesia baru mencapai angka 0,001. Artinya dalam setiap 1.000
orang Indonesia, hanya ada satu orang yang memiliki minat baca. Keinginan untuk
meningkatkan minat membaca di kalangan peserta didik di sekolah ternyata tidak mudah
mewujudkannya.
Pembelajaran melalui buku telah di embah oleh seorang peserta didik bahkan ketika ia
duduk dibangku sekolah dasar. Hal yang dilakukan secara berulang tanpa adanya inovasi
baru dalam aktifitas pembelajaran tentu akan menimbulkan rasa bosan, terutama bagi peserta
didik yang memang minat belajarnya telah berkurang.
B. Tujuan
1. Agar guru dan dapat memberikan layanan pembelajaran yang jauh dari kesan
membosankan, yakni melalui analisis film dan untuk meningkatkan kemampuan
kongnitif peserta didik agar mampu berprestasi didalam maupun diluar kelas.
2. Sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampunan kongnitif peserta didik.
3. Meningkatkan ketertarikan peserta didik untuk terus belajar.
1. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir. Hal
ini sesuai dengan pendapat Ahmad Susanto (2011: 48) bahwa kognitif adalah suatu proses
berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan
suatu kejadian atau peristiwa. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan
(intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan
kepada ide-ide belajar.
Perkembangan kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam
belajar karena sebagian aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah berpikir.
Menurut Ernawulan Syaodih dan Mubair Agustin (2008: 20) perkembangan kognitif
menyangkut perkembangan berpikir dan bagaimana kegiatan berpikir itu bekerja. Dalam
kehidupannya, mungkin saja peserta didik dihadapkan pada persoalan-persoalan yang
menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah yang lebih
kompleks pada diri anak. Sebelum anak mampu menyelesaikan persoalan anak perlu
memiliki kemampuan untuk mencari cara penyelesaiannya.
Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kognitif seseorang adalah faktor
kematangan dan pengalaman yang berasal dari interaksi anak dengan lingkungan maupun
pengalaman yang diperoleh tidak secara langsung misalakan melalui film yang ditintin dan
buku yang dibaca. Dari interaksi dengan lingkungan, anak akan memperoleh pengalaman
dengan menggunakan asimilasi, akomodasi, dan dikendalikan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik.
Sebagai salah satu media komunikasi massa, menurut M. Alwi Dahlan (1981: 142)
film memiliki keunggulan di salah satu diantarnya adalah film memberikan keunggulan
dalam menyajikan informasi yang lebih matang secara utuh. pesan-pesan didalamnya tidak
terputus-putus, namun memberikan pemecahan suatu permasalah dengan tuntas.
Film termaksut audio-visual yang menyajikan tampilan gambar gerak yang digunakan
untuk merangsang inda pengelihatan dan pendengaran. Penelitian yang dilakukan oleh
Wahyudin (2008 : 80) video dokumenter dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah
kongnitig aspek ingatan, pemahaman dan penerapan.
F. Hasil Kegiatan
Agustin, Mubair dkk. 2008. Bimbingan Konseling Untuk Anak Usia Dini. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Dahlan, M Alwi. 1981. Film Dalam Spektum Tanggung Jawab Komunikasi Massa, Seminar
Kode Etik Produksi Nasioanal. Jakarta
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Budiman, Widi. 2013. Pengaruh Film Dokumenter Terhadap Siswa Mata Pelajaran IPS.
Sejarah (Kuasi Eksperimen). UPI hal : 6