Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dan diamati sehingga dapat dihitung dan
diketahui data hasil pengamatan untuk perlakuan analisa fisik air sungai sebelum dan
sesudah perlakuan.
Tabel 4.1 Analisa Fisik Air Sungai
Pengamatan Air Sungai
Keadaan awal
pH 6
Warna Coklat keruh
Bau Bau apek
Setelah keluar dari clarifier
pH 4
Warna Sedikit bening
Bau -
Setelah keluar dari sand filter
pH 4
Warna Bening
Bau Bau tawas

4.2 Perhitungan
Diketahui :
a) Massa aluminium sulfat = 56 gr
b) Volume air awal (Va) = 12 liter
c) Volume air sisa di clarifier (Vb) = 2,4 liter
d) Volume air akhir (Vc) = 9 liter
e) Waktu awal di clarifier (ta) = 50 detik
f) Waktu overflow di clarifier (tb) = 1 menit 27 detik = 87 detik
g) Waktu akhir di sand filter (tc) = 23 menit 25 detik = 1405 detik
h) Panjang selang =1m
i) Luas penampang selang = ¾ inci = 0,75 x 0,0254 = 0,01905 m

26
27

j) Diameter clarifier = 15,5 cm = 0,155 m


k) Diameter sand filter = 26 cm
l) Diameter mulut sandfilter = 2,4 cm = 0,24 m
m) Tinggi clarifier = 16,5 cm
n) Tinggi sand filter = 32 cm

1) Pengolahan Data
a) Debit aliran Clarifier
a. Debit aliran masuk
𝑉𝑎
𝑄𝑖𝑛 =
𝑡𝑎
12 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
=
50 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,24 liter/detik
b. Debit aliran keluar
𝑉𝑎 − 𝑉𝑏
𝑄𝑜𝑢𝑡 =
𝑡𝑏
12 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 − 2,4 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
=
87 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
9,6 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
=
87 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,11 liter/detik
b) Debit aliran total Clarifier
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄𝑖𝑛 + 𝑄𝑜𝑢𝑡
= 0,24 liter/detik + 0,11 liter/detik
= 0,35 liter/detik
c) Debit aliran Sand filter (akhir)
a. Aliran masuk sand filter
𝑉𝑎 − 𝑉𝑏
𝑄𝑖𝑛 =
𝑡𝑏
12 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 − 2,4 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
=
87 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
9,6 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
=
87 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,11 liter/detik
28

b. Aliran keluar sand filter


𝑉𝑐
𝑄𝑖𝑛 =
𝑡𝑐
9 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
=
1405 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,0064 liter/detik
d) Debit aliran total sand filter
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄𝑖𝑛 + 𝑄𝑜𝑢𝑡
= 0,11 liter/detik + 0,0064 liter/detik
= 0,1164 liter/detik
e) Tekanan masuk (Pin) di clarifier
𝐹
𝑃𝑖𝑛 =
𝐴
𝑚.𝑔.h
=
¼.𝜋.d2
𝜌.𝑣.𝑔.h
=
¼.𝜋.d2
𝑚
1000 𝑘𝑔/𝑚3 .0,012 𝑚3 .9,8 2 .1 𝑚
𝑠
=
¼.3.14.0,01905 m 2

= 412807,6 N/m2
= 412807,6 Pa = 4,074 atm
f) Tekanan keluar (Pout) di sand filter
𝐹
𝑃𝑖𝑛 =
𝐴
𝑚.𝑔
=
¼.𝜋.d2
𝜌.𝑣.𝑔
=
¼.𝜋.d2
𝑚
1000 𝑘𝑔/𝑚3 .9 𝑚3 .9,8 2
𝑠
=
¼.3,14.0,24 2

= 1950,6 N/m2
= 1950,6 Pa = 0,0193 atm

2) DT dan SOR
Vtank
DT =
Debit
29

12 liter
= 0,11 liter/detik

= 109.09 detik
Debit
SOR =
Surface Area
liter
0,11
detik
= 3,14 x (15,5 x 10−2 )2
4
liter
0,11
detik
= 0,0188 m2

= 5,85 liter/m2s

3) Material Balance
Rumus:
Input + Generasi = Akumulasi + Output + Konsumsi
Akumulasi = input – output + Generasi – Konsumsi
Diketahui : Massa Jenis Air = 1000 gr/l
Massa Input = ρ . V
= 1000 gr/l . 12 liter
= 12000 gr
Massa Output = ρ . V
= 1000 gr/l . 9 liter
= 9000 gr
Massa Konsumsi = ρ . V
= 1000 gr/l . 2,4 liter
= 2400 gr
Massa Generasi = ρ . V
= 1000 gr/l . 0
=0
Jadi, Akumulasi = input – output + Generasi – Konsumsi
= 12000 gr – 9000 gr + 0 – 2400 gr
= 600 gr

a) % Konversi
output+konsumsi
% Konversi = x 100%
input
30

9000 gr+ 2400 gr


= x 100%
12000 gr

= 95 %
b) % Yield
output + konsumsi
% Yield = x 100%
input
9000 gr+ 2400 gr
= x 100%
12000 gr

= 95 %
c) % Error
input−(output+konsumsi)
% Error = x 100%
input
12000 gr –(9000 gr + 2400 gr )
= x 100%
12000 gr

=5%

4.3 Pembahasan
Pada percobaan water treatment ini, material yang digunakan adalah air sungai.
Digunakan nya air sungai karena untuk mengetahui tingkat basa dari limbah rumah tangga
yang umumnya berupa limbah detergen dan unutk melihat tingkat kekeruhan dan asam dari
air tersebut. Percobaan ini dilakukan untuk mengamati tingkat keasaman dari bahan–bahan
atau material seperti yang disebutkan diatas, serta untuk mengetahui tentang alat–alat yang
digunakan pada proses water treatment yang digunakan pada industri atau pabrik didalam
memenuhi kebutuhan pabrik.
Percobaan dimulai dengan memasukkan air yang akan kita jernihkan ke dalam alat
clarifier dan diukur pH nya. Alat clarifier ini sendiri terdiri atas dua buah dinding, yang
mana dinding bagian dalam tingginya lebih pendek dari pada dinding terluarnya. Hal ini
bertujuan supaya saat terjadi proses pengadukan setelah sebelumnya ditambahkan suatu
koagulan terlebih dahulu didalamnya, maka air yang sudah terpisah dari partikel pengotor
akan tumpah atau meluap dari dinding bagian dalam ke dinding yang agak luar yang
kemudian akan dialirkan ke sand filter. Di timbang Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 atau yang
lebih dikenal dengan nama tawas sebanyak 56 gram dengan menggunakan neraca analitis.
Tujuan penambahan Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 ini adalah untuk mengkoagulankan serta
mengendapkan partikel – partikel padat yang terkandung didalam air tersebut. Setelah di
tambahkan tawas sebanyak 56 gram, campuran air tersebut diaduk secara perlahan-lahan
dengan menggunakan pengaduk plastik kemudian didiamkan selama beberapa menit.
31

Proses koagulasi yaitu proses dimana partikel-partikel yang bersifat ionik dinetralkan
muatannya agar dapat saling menempel satu sama lain. Pada proses koagulasi ini, floknya
belum begitu kelihatan karena masih sangat kecil sehingga masih sulit untuk diamati.
Kemudian pin flok tadi menempel lagi dengan yang lainnya membentuk flok yang lebih
besar dari proses koagulasi tadi. Proses kedua ini dinamakan dengan proses flokulasi. Pada
proses flokulasi ini, flok-flok yang terbentuk sudah dapat dilihat dan diamati dengan sangat
jelas akan tetapi masih tetap mengapung di atas permukaan air. Lalu karena akibat adanya
gaya gravitasi, maka flok-flok yang cukup besar tadi jatuh dan mengendap ke bawah
sehingga terjadilah proses sedimentasi atau pengendapan. Pada tahap ini, campuran air tadi
sudah mulai kelihatan jernih dan terpisah menjadi dua bagian yaitu air yang jernih berada
di posisi atas dan kotorannya mengendap ke bawah.
Clarifier ini terdiri atas dua buah dinding, yang mana dinding bagian dalam
tingginya lebih pendek daripada dinding terluarnya. Supaya saat terjadi proses pengadukan
setelah sebelumnya ditambahkan suatu koagulan terlebih dahulu didalamnya, maka air
yang sudah terpisah dari partikel pengotor akan tumpah atau meluap dari dinding bagian
dalam ke dinding yang agak luar yang kemudian akan dialirkan ke sand filter. Clarifier
berbentuk seperti corong, sehingga nanti gumpalan pengotor tersebut akan terhambat
diujung clarifier dan bisa dibuang secara manual. Dari clarifier nantinya air akan langsung
keluar dari ujung clarifier dan masuk ke sand filter. Pada saat air keluar dari clarifier harus
sambil di uji pH airnya. Pada saat di sand filter ini tersusun atas ijuk, pasir, ijuk, pasir,
arang, kerikil, batu dan ijuk. Air mengalir ke sand filter lalu turun ke bak penampungan
(ember). Setelah di treatment, warna air tersebut menjadi lebih jernih, akan tetapi bau nya
seperti bau air tawas. Hal itu berarti tawas dapat menghilangkan kotoran-kotoran serta bau
yang terdapat pada air sungai tersebut. Air yang telah jernih tadi kemudian diukur pH nya.
Semua perlakuan diatas dilakukan dengan baik untuk air sungai, maka didapat hasil
analisis fisik nya yaitu pH awal (sampel) yang diamati yaitu 6. pH berubah ketika masuk
ke calrifier dan di tambahkan dengan tawas yaitu menjadi 4. Hasil penjernian akhir
keluaran sand filter yaitu pH 4. Hal itu berarti, air tersebut masih bersifat asam
dikarenakan penggunaan tawas Al2(SO4)3 atau flokulan yang bersifat asam. Praktikum
yang dilakukan hanya sebatas itu, sedangkan untuk skala pabrik, masih perlu dilakukan
proses lanjutan hingga air yg dihasilkan sesuai dengan yang dibutuhkan.
Dari hasil perhitungan water treatment maka didapat hasil debit aliran yang masuk
clarifier 0,24 liter/detik sedangkan debit aliran keluaran sand filter adalah 0,0064
32

liter/detik. Tekanan masuk di clarifier adalah 4,074 atm dan Pout di sand filter adalah
0,0193 atm. Maka dari itu dari perhitungan % konversi nya adalah 75% serta % yield
adalah 75% dan % error yang didapat 25%.

4.4 Analisa
Adapun hasil analisa yang di dapat dari suatu pengolahan air sungai yaitu hasil
akhirnya air menjadi lebih bening dimana awal mulanya air sungai tersebut berwarna
keruh. Setelah melalui beberapa tahapan proses, air sungai tersebut pun berubah menjadi
bening. Itu semua disebabkan karena didalam peralatan proses tersebut dimasukkan benda-
benda berupa pasir, ijuk, kerikil, batu, dan arang. Benda itulah yang membuat air tersebut
menjadi lebih bening karena pengotorannya diserap oleh bahan tersebut.
Pada saat air sungai yang awal, PH airnya sebesar 6 itu masih tergolong sifat asam.
Karena airnya belum mengalami proses tahapan. Setelah melalui tahapan proses PH air
berubah menjadi 4, dan itu juga tergolong sifat asam. Begitu juga untuk tahapan proses
selanjutnya, yang didapat PH sebesar 4.
Kemudian didalam pengolahan air sungai ini tidak terlepas dengan adanya
penambahan Aluminium Sulfat (Tawas), yang dapat memurnikan air dan menyerap
kotoran yang terdapat di dalam air sungai. Disini tawas juga bisa membuat air sungai
menjadi lebih tidak berbau apek, menjadi lebih bening, dan ada berbau tawasnya.

Anda mungkin juga menyukai