Anda di halaman 1dari 38

STUDI KELAYAKAN PROYEK

5 ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN:

AMDAL
Latar belakang

Penurunan Kualitas Lingkungan


- Pencemaran (udara, tanah, air, laut)
Dampak Negatif
- Cadangan SDA menipis
Pembangunan
- Bencana alam (kekeringan, banjir, dll)
- Ketidakseimbangan iklim

Pembangunan Perlu Sinergisme antara


Berkelanjutan Pembangunan
(sustainable development) dan Lingkungan Hidup
SOSIAL

BUDAYA

LINGKUNGAN

SUSTAINABLE EKONOMI
DEVELOPMENT
Pembangunan yang berusaha memenuhi
kebutuhan kita sekarang tanpa mengurangi
kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka
Penerapan kebijakan pengelolaan
lingkungan hidup di indonesia

pre-emptive preventive proactive

Pengambilan Pelaksanaan Tingkat produksi


keputusan & • Pengawasan Baku •ISO 14000
perencanaan Mutu
• Insentif & Disinsentif
•Audit Lingkungan
• Tata Ruang
(Instrumen ekonomi)
• AMDAL, UKL/UPL • Program PROPER
• Perizinan PLB3

Studi Kelayakan
Pendekatan Penanganan Dampak Lingkungan

PERENCANAAN PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN

PENGENDALIAN DAN
PEMANFAATAN RUANG
RENCANA TATA RUANG

Baku Mutu, RKL/RPL


Penyusunan Baku Mutu

Perkiraan Dampak
- Pemantauan
(AMDAL , UKL/UPL
- Penegakan Hukum
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan di Indonesia.
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012
KAPAN AMDAL DIBUAT?
AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan
akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.
APA DASAR HUKUM AMDAL?
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang "Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup”
(kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan)

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Acuan


Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, dan Izin
Lingkungan
untuk apa??
ASPEK TEKNIS:
• Untuk menghindari & meminimalisasi dampak lingkungan
sehingga terwujud pembangunan yang berkelanjutan
• Survei, prakiraan, dan evaluasi dampak berupa polusi,
gangguan keanekaragaman ekosistem, hubungan manusia-
alam dan lingkungan global (nir emisi, efek rumah kaca dll).

ALAT KOMUNIKASI:
• Untuk mendapatkan konsensus dengan masyarakat (terkena
dampak), akuntabilitas pemrakarsa dan pemerintah, dan
keterlibatan masyarakat dalam pembangunan
Tujuan AMDAL
AMDAL merupakan alat pengelolaan lingkungan hidup untuk:
Menghindari dampak
• Apakah proyek dibutuhkan?
Tinggi
• Apakah proyek harus dilaksanakan saat ini?
• Apakah ada alternatif lokasi?
PRIO- Meminimalisasi dampak
RITAS • Mengurangi skala, besaran, ukuran
• Apakah ada alternatif untuk proses, desain, bahan
baku, bahan bantu?
Rendah
Melakukan mitigasi/kompensasi dampak
• Memberikan kompensasi atau ganti rugi terhadap
lingkungan yang rusak (contoh: Pengembangan Bank
Mitigasi)

Sumber: UNEP, 2002


PRINSIP-PRINSIP AMDAL
Lokasi kegiatan AMDAL wajib mengikuti rencana tata
1 ruang wilayah (RTRW)

2 AMDAL bagian integral dari Studi Kelayakan Kegiatan


Pembangunan

AMDAL bertujuan menjaga keserasian hubungan antara berbagai


3 kegiatan agar dampak dapat diperkirakan sejak awal perencanaan

AMDAL berfokus pada analisis: Potensi masalah, Potensi konflik,


4 Kendala SDA, Pengaruh kegiatan sekitar terhadap proyek

Dengan AMDAL, pemrakarsa dapat menjamin bahwa proyeknya


5 bermanfaat bagi masyarakat, aman terhadap lingkungan
FUNGSI AMDAL ? • Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
• Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari
rencana usaha dan/atau kegiatan
• Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau
kegiatan
• Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup
• Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan atau kegiatan
BAGI MASYARAKAT
• Masyarakat mengetahui
rencana pembangunan dan
mempersiapkan diri untuk
adaptasi
• Masyarakat ikut berpartisipasi
• Tidak terjadi salah paham dan
dapat bekerjasama dengan
pemilik proyek
• Masyarakat mengetahui hak
dan kewajiban dalam
hubungan dengan proyek
tersebut
BAGI PEMILIK PROYEK
• Terhindar dari pelanggaran UU dan PP
• Terhindar dari tuduhan pencemaran lingkungan
• Dapat melihat masalah-masalah lingkungan yang dihadapi di
masa datang
• AMDAL merupakan sumber informasi mengenai keadaan sosial
budaya masyarakat sekitar
• Dapat mengetahui kelemahan dan dapat menyempurnakan
kelemahan tersebut
• Dapat mengetahui keadaan/kondisi lingkungan
BAGI PEMERINTAH
• Mencegah potensi SDA yang dikelola rusak
• Mencegah SDA lain di luar proyek yang rusak
• Menghindari pengrusakan lingkungan hidup
• Menjamin proyek dibangun sesuai dengan rencana pembangunan daerah
• Untuk menghindari pertikaian antara pemilik proyek dengan masyarakat
maupun dengan pemilik proyek yang lain
• Menjamin proyek memiliki manfaat yag jelas bagi masyarakat dan
pemerintah
• AMDAL dipergunakan sebagai alat pengambil keputusan
Bagaimana AMDAL

dilakukan ?
STUDI KELAYAKAN AMDAL MODIFIKASI PROYEK DGN
BERURUTAN EKONOMI / TEKNIS UPAYA PENGELOLAAN

STUDI KELAYAKAN
EKONOMI / TEKNIS
MODIFIKASI PROYEK DGN
UPAYA PENGELOLAAN
SEIRING
AMDAL

STUDI KELAYAKAN
EKONOMI / TEKNIS
PROYEK YANG RAMAH
TERINTEGRASI LINGKUNGAN
AMDAL

Sumber: Reliantoro, 2005


Kriteria mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha
terhadap lingkungan sbb:

• Jumlah manusia yang terkena dampak


• Luas wilayah pesebaran dampak
• Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
• Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena
dampak
• Sifat komulatif dampak
• Berbalik (reversible) atau tidak berbalik (irreversible)
dampak
Beberapa Contoh Dampak Penting
Perubahan Bentang alam
Reklamasi Pantai  perubahan dari laut menjadi daratan

Eksploitasi SDA
Kawasan konservasi  Izin penambangan perusahaan

Perubahan tata guna lahan


Konversi lahan pertanian  Industri atau perumahan
SIFAT AMDAL
Amdal memuat prinsip-prinsip partisipatif dan transparan. Pasal 35 PP 27/1999
telah mengatur bahwa semua dokumen amdal bersifat terbuka
untuk umum yang dapat diakses oleh masyarakat yang
membutuhkan. Peraturan tersebut memberikan ruang kepada masyarakat
untuk berpartisipasi dalam mengidentifikasi kebutuhan dan kepentingan.

Masyarakat berperan penting dalam penyusunan dokumen amdal, karena mereka akan
selalu terlibat dalam empat tahapan penyusunan amdal.
Pihak-pihak yang
terlibat dalam proses
AMDAL adalah:
PEMRAKARSA
• Komisi Penilai AMDAL, + MASYARAKAT
komisi yang bertugas KONSULTAN
menilai dokumen AMDAL PENYUSUN
• Pemrakarsa, orang atau
badan hukum yang PELAKU
bertanggungjawab atas
AMDAL
suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan yang
akan dilaksanakan, dan
• masyarakat yang
berkepentingan, masyarakat KOMISI PENILAI AMDAL :
yang terpengaruh atas •KOMISI PENILAI AMDAL PUSAT
•KOMISI PENILAI AMDAL PROPINSI
segala bentuk keputusan
•KOMISI PENILAI AMDAL KABUPATEN/KOTA
dalam proses AMDAL.

Catatan: Masyarakat terkena dampak adalah anggota Komisi


Penilai AMDAL
PELAKSANAAN AMDAL
• Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan/
menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib
AMDAL. Jenis-jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan AMDAL dapat dilihat pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor: 5 tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib
Dilengkapi dengan AMDAL.
• Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib
menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 86 Tahun 2002
• Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai dengan
Permen LH NO. 08/2006, Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012
• Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008
KRITERIA WAJIB AMDAL
• Kriteria ini hanya diperlukan bagi proyek-proyek yang menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan yang pada umumnya terdapat pada rencana-
rencana kegiatan berskala besar, kompleks serta berlokasi di daerah yang
memiliki lingkungan sensitif.
Kegiatan yang Wajib AMDAL
KEP-MENLH No.5 TH 2012

• Pertahanan dan • Perindustrian


Keamanan • Prasarana Wilayah
• Pertanian • Energi dan Sumber Daya
• Perikanan Mineral
• Kehutanan • Pariwisata
• Kesehatan • Pengelolaan limbah B3
• Perhubungan • Rekayasa Genetika
• Teknologi Satelit
PROSEDUR DOKUMEN AMDAL
Empat tahapan penyusunan amdal.
a. Sebelum memulai penyusunan dokumen amdal, pemrakarsa kegiatan wajib
mengumumkan kepada masyarakat tentang rencana kegiatan secara terbuka.
b. Mengundang masyarakat berkepentingan untuk memberikan masukan dan
tanggapan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan.
c. Masyarakat terkena dampak wajib dilibatkan dalam proses penyusunan dokumen
amdal.
d. Penilaian amdal untuk menentukan apakah suatu kegiatan layak lingkungan atau
tidak, dilakukan oleh Komisi Penilai Amdal yang beranggotakan pemerintah
berwenang, pusat studi lingkungan hidup, tenaga ahli, dan wakil masyarakat.
Dokumen AMDAL terdiri dari :
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

Tiga dokumen (AMDAL, RKL dan RPL)


diajukan bersama-sama untuk dinilai oleh
Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah
yang menentukan apakah rencana usaha
dan/atau kegiatan tersebut layak secara
lingkungan atau tidak dan apakah perlu
direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.
PROSEDUR PENYUSUNAN AMDAL
Secara garis besar proses AMDAL mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

1 Mengidentifikasikan dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan

2 Memprediksi dampak besar dan penting

Mengevaluasi dampak besar dan penting dan merumuskan arahan rencana


3 pengelolaan dan pemantauan lingkungan

4 Dokumen AMDAL (yang dilaksanakan secara berurutan), yaitu:


•Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
•Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
•Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
•Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Detail Rencana

PROSEDUR Kegiatan dari pemrakarsa

AMDAL Proses penapisan: Daftar kegiatan wajib


AMDAL (KepMenLH No. 17 Tahun 2001)

AMDAL
dipersyaratkan AMDAL tidak diperlukan

Pemberitahuan rencana studi AMDAL ke Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Pusat

Pengumuman rencana kegiatan dan Penyusunan Upaya Pengelolaan


konsultasi masyarakat Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL)
Penyusunan Kerangka
Acuan (KA-ANDAL)

Surat
Penilaian KA-ANDAL dilakukan oleh Komisi AMDAL Kesepakatan KA Rekomendasi dari instansi
ANDAL yang bertanggungjawab
Penyusunan dokumen ANDAL, MenLH/Gubernur
RKL dan RPL /Bupati/Walikota

Penilaian ANDAL, RKL dan RPL Layak Lingkungan


Komisi AMDAL Pusat
terdiri dari: Pakar,
Tidak Layak Lingkungan Surat Keputusan Kelayakan Sektor Terkait, Pemda
(kegiatan ditolak) Lingkungan oleh Setempat,
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota
SK Tidak Layak Lingkungan oleh Masyarakat, LSM
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota
Proses Perijinan
Detail
Formulir UKL dan UPL
PROSEDUR (oleh pemrakarsa)
UKL-UPL
Instansi yang
Instansi
bertanggung jawab di
membidangi
bidang pengelolaan
usaha atau
lingkungan hidup
kegiatan

Muatan/isi formulir Diarahkan sesuai


sesuai persyaratan

Diberikan rekomendasi
Sumber: keputusan menteri
negate lingkungan hidup nomor 86
tahun 2002 tentang pedoman
pelaksanaan upaya pengelolaan Dasar dalam
lingkungan dan upaya pemantauan menertibkan ijin usaha
lingkungan hidup dan/atau kegiatan
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan
pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah
satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib
mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan.
AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang
penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.

Pada tahun 2015, PT APL menyatakan akan tetap melanjutkan proyek pulau buatan ini. Perseroan
masih menunggu izin pelaksanaan reklamasi yaitu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Sebelumnya perusahaan telah mengantongi izin prinsip dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Penghematan Biaya Proyek Akibat AMDAL
(52 Studi AMDAL di dunia, Milyar US $)
1.0 2.0 3.0

Biaya Proyek Semula


(2.8 M US$)

Biaya Proyek + Proses


AMDAL (+ 0.3 M US$)

Biaya Proyek + Proses


AMDAL + Biaya susun AMDAL
(+ 0.008 M US$)

Revisi Biaya Proyek


(berkurang - 0.6 M US$$)

Penghematan biaya
(kira-kira 0.3 milyar US$)

Sumber: Adiwibowo,2002
REKOMENDASI AMDAL DAPAT MENGUBAH RENCANA LOKASI,
DESAIN TEKNIS, DAN PERSYARATAN LAINNYA
RENCANA LOKASI :
Penambangan Bauksit di Pulau Mamut Kepulauan Riau
Penambangan tidak disetujui krn terlalu dekat dg DPL - CoreMap (daerah perlindungan Laut)
hanya 1 km
DESAIN TEKNIS :
Tailing Tambang Emas Di Halmahera Utara Maluku Utara
1. pipa dg casing, inlet/outlet hrs
diperhitungkan spy tidak jebol
2. kapasitas harus diperhitungkan spy
tdk flow up
PERSYARATAN LAIN :
KOPIK Kebasen Tegal, Jawa Tengah
Krn mengelola Limbah B3 mesti jauh dr pemukiman penduduk
UU, PP dan Keputusan-2 Meneg LH
Dasar Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL)
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 18,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215)
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68,
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara tahun 1984
Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274).
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 2 tahun 2000 tentang panduan
evaluasi dokumen AMDAL
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 3 tahun 2000 tentang jenis usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 4 tahun 2000 tentang panduan
penyusunan AMDAL kegiatan pembangunan permukiman terpadu
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 5 tahun 2000 tentang panduan
penyusunan AMDAL kegiatan pembangunan di daerah lahan basah
Keputusan kepala BAPEDAL nomor 08 tahun 2000 tentang keterlibatan masyarakat dan
keterbukaan informasi dalam proses AMDAL
Keputusan kepala BAPEDAL nomor 09 tahun 2000 tentang pedoman penyusunan AMDAL.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 30 tahun 2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Audit Lingkungan yang Diwajibkan.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 42 tahun 1994 tentang Panduan
umum pelaksanaan Audit Lingkungan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1994 tanggal 30 April 1994
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3551) yang kemudian direvisi dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995
Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3595).
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1994 ini kembali diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 31) dan
terakhir diperbaharui kembali melalui Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999
Instrumen Untuk Melakukan
Pemantauan
(setelah kegiatan beroperasi)
• PP 82/2001
Pengendalian Pencemaran Air • KepmenLH 51/1995
• KemMenKes 416/1990

Pengendalian Pencemaran Udara


PP 41/1999  Pengendalian Pencemaran Udara
Kepmen 13/1995  Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
Kepmen 141/2003  Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
Tipe Baru dan Kendaraan Current Production

PP 18 jo. 85/1999 tentang


Pengelolaan Limbah B3 Pengelolaan Limbah B3

Pengendalian Kebisingan KepMen LH 48/1996 Baku tingkat kebisingan

Anda mungkin juga menyukai