Anda di halaman 1dari 7

Apa Itu Multimeter (Ampere, Volt, Ohm

Meter – AVOM) dan Cara Penggunaannya


March 17, 2015Computer Science

Assalamu’alaikum Wr. Wb �

Hallo semua, terimakasih kepada yang sudah berkunjung ke blog saya. Baik yang memang
ditunjukkan oleh Tuhan untuk mengklik blog ini, maupun yang tersesat dan tak tahu arah
jalan pulang karena tidak sengaja mengklik blog ini.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan tentang MULTIMETER atau yang orang-
orang biasa menyebutnya AVOM (Ampere, Volt, Ohm Meter). Tanpa panjang lebar lagi,
langsung saja kita kupas tuntas mengenai MULTIMETER ini. Disimak baik-baik ya~.

1. Tentang Multimeter

1.1 Apa Itu Multimeter?

Berdasarkan wangsit yang saya dapat dari dosen serba tahu – Prof. Google.
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan
tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada
perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur
temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya.

1.2 Jenis-jenis Multimeter


*(kiri : multimeter analog | kanan : multimeter digital)

Multimeter dikenal dalam 2 jenis bentuk, yang pertama adalah multimeter digital dimana
hasil pengukuran ditampilkan dalam bentuk angka. Sedangkan yang kedua adalah multimeter
analog yang menggunakan jarum sebagai penunjuk angkanya. Kedua kategori multimeter
diatas fungsi dan cara penggunaannya sama, masing-masing dapat mengukur listrik AC,
maupun listrik DC.

1.3 Fungsi Multimeter dengan Kategori Digital Multimeter

1. Menguji dioda dengan tujuan untuk mendeteksi tingkat kerusakan akibat suatu
hal yang tidak kita ketahui

2. Menguji kondensator

3. Menguji transformator

4. Mengukur tegangan DC

5. Mengukur arus DC

6. Mengukur tegangan AC

7. Pengecekan hubungan singkat

8. Menguji transistor PNP

9. Menguji kapasitor elektrolit


10. Pengukur resistansi pada multimeter

11. Penguji transistor NPN

1.4 Bagian-bagian Pada Multimeter

Ada tiga bagian penting dalam multimeter, yaitu display, saklar selektor dan probe.
Keterangan lebih jelas, dapat disimak penjelasan berikut:

1. Papan Skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala
terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan
(ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya

2. Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja


Multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan
tahanan (dalam Ω), saklar ditempatkan pada posisi Ω, demikian juga jika digunakan
untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mili Ampere – mikro Ampere).
Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus
berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal,
tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250
ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.

3. Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum


penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan skala).

4. Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk
menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk
mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes)
dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.

5. Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk menghubungkan kabel penyidik


dengan Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada
Multimeter yang lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor
(penguatan arus searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan
lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.

untuk lebih jelasnya lagi, silahkan perhatikan gambar di bawah ini.


2. Penggunaan Multimeter
Pada bagian ini, saya hanya akan memaparkan bagaimana caranya menggunakan multimeter
tipe analog. Baik untuk mengukur kuat arus, tegangan maupun hambatan.

Adapun cara menggunakan multimeter ini ialah sebagai berikut :

 Jika saklar menunjuk pada DC Volt (dcv) dapat digunakan mengukur :

 Jika saklar menunjuk pada ohm meter dapat digunakan mengukur: Transistor,
Tahanan, Potensiometer, VR (Variabel Resistor), Kondensator, LS, Kumparan, MF
dan trafo, mengukur Kabel, dsb.

1. Arus dalam suatu rangkaian (arus dc)

2. Mengukur (menguji) accu atau batere

 Jika saklar menunjuk pada AC Volt (acv) dapat dipakai untuk mengukur kuat
tegangan AC, ada dan tidaknya arus listrik.

 Jika saklar menunjuk pada DC ampere dapat dipakai untuk mengukur berapa
banyak amperepada accu maupun batere atau catu daya (adaptor).

2.1 Pengukuran Kuat Arus (Ampere / A)

Sebelum menggunakan Amper meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa
hal sebagai berikut:

1. Pastikan bahwa arus yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih,
beberapa multi meter mempunyai batas maksimal 500 mA atau 0,5 A.

2. Metode memasang amper meter pada rangkaian adalah secara seri,


pengukuran secara parallel dapat menyebabkan multimeter terbakar
3. Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.

Sekala ukur amper meter pada multi meter sangat beragam, diantara 250 mA dan 20A.
Contoh melakukan pengukuran arus kurang dari 250 mA.

Langkah mengukur:

1. Putar selector ukur kearah 250 mA

2. Pasang alat amper meter secara seri, yaitu colok ukur merah (+) ke beban atau
lampu dan colok ukur hitam (negatip) ke arah negatip baterai

3. Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kemudian hasilnya kalikan
dengan 10.

2.2 Pengukuran Tegangan (Volt / V)

2.2.1 Mengukur Tegangan DC

Baterai merupakan salah satu sumber listrik tegangan DC. Besar tegangan DC yang mampu
diukur adalah 0 – 500 Volt DC. Posisi pengukuran terdiri dari 2,5 V, 10 V, 25 V, 50 V dan
500 V.Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:

 Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang
dipilih, misal mengukur tegangan baterai 12V DC maka pilih skala 25V DC.

 Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel,


pengukuran secara seri dapat menyebabkan multimeter terbakar.

 Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.

Langkah mengukur tegangan baterai pada rangkaian

1. Putar selector ukur kearah 25 V DC.

2. Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu colok ukur merah (+) ke positip
baterai dan colok ukur hitam (negatip) ke arah negatip baterai.

3. Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25.

2.2.2 Mengukur Tegangan AC


Multi meter mampu mengukur tegangan AC sebesar 0 – 1000 Volt. Posisi pengukuran terdiri
dari 10 V, 25 V, 250 V dan 1000 V. Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur arus
listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang
dipilih, misal mengukur tegangan listrik sebesar 220 V maka pilih skala 250V AC.

2. Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel,


pengukuran secara seri dapat menyebabkan multimeter terbakar

3. Pemasangan colok ukur (test lead) dapat dibolak-balik.

Langkah mengukur tegangan listrik yaitu:

1. Putar selector ukur kearah 250 V AC

2. Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu memasukkan colok ukur merah
(+)dan colok ukur hitam (-) pada lubang sumber listrik.

3. Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kalikan hasil pengukuran
dengan 10.

2.3 Pengukuran Hambatan (Ohm / Ω)

Sebelum menggunakan Ohm meter untuk mengukur tahanan perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:

1. Pastikan bahwa tahanan yang diukur dalam rentang pengukuran efektif


tahanan yang diukur, misal mengukur tahanan 220 Ω maka pilih skala1 X, tahanan
800 Ωmenggunakan 10 X, tahanan 8 K Ω menggunakan 1 x 1K.

2. Kalibrasi alat ukur sebelum digunakan, dengan cara menghubungkan singkat


colok ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol).

3. Pengukuran tidak boleh pada rangkian uyang dialiri listrik, jadi matikan
sumber dan lepas komponen saat melakukan pengukuran.

Langkah mengukur tahanan

1. Putar selector ukur kearah 1X Ω.

2. Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan
mengatur jarum pada posisi 0 (nol) dengan memutar Ohm calibration.

3. Hubungkan colok ukur ke tahanan yang diukur.


4. Baca hasil pengukuran.

HP=PJxBU

HP=Hasil Pengukuran ; PJ=Penunjukkan Jarum ; BU=Batas Ukur

Demikian penjelasan tentang MULTIMETER yang sudah saya KUPAS TUNTAS mulai dari
pengertian, jenis, fungsi, bagian-bagian hingga ke cara penggunaannya. Semoga dengan
artikel yang saya buat, dapat bermanfaat bagi para pembaca. Jangan bosan untuk terus
mampir ke blog saya ya �

Anda mungkin juga menyukai