Anda di halaman 1dari 5

Materi Pokok :

1. Pengertian Harga

2. Istilah harga dalam berbagai bidang usaha

3. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penetapan harga

4. Strategi Penetapan Harga

Pembahasan :

1. Pengertian Harga

Harga (price) adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan
keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Philip Kolter,
2008:345).

Monroe (1990) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan
pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor
penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak.

Menurut Basu Swastha (2005:185) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang
kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya.

Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang
harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna
memenuhi kebutuhan maupun keinginannya dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter
(Rupiah, Dollar, Yen dll).

2. Istilah Harga Dalam Berbagai Bidang Usaha

Dalam dunia bisnis harga mempunyai banyak nama, sebagai contoh dalam dunia
perdagangan produk disebut harga, dalam dunia perbankan disebut bunga, atau dalam bisnis
jasa akuntansi, konsultan disebut fee, biaya transportasi taxi, telepon disebut tarif sedangkan
dalam dunia asuransi disebut premi.

3. Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Secara umum ada faktor yang perlu diperhatikan dalm penetapan harga yaitu faktor internal
perusahaan dan faktor lingkungan eksternal.

Faktor lingkungan Internal, antara lain:

a. Tujuan Pemasaran perusahaan

Factor ini merupakan utama dalam menetapkan harga. Tjuan ini meliputi maksimalisasi laba,
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar,
menciptakan kepemimpinan dalam kealitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung
jawab social dan lain-lain.

b. Strategi Bauran Pemasaran

Harga harus dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran yang lain
yaitu produk, distribusi dan promosi.

c. Biaya

Biaya merupakan factor utama yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan
perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Berkaitan dengan permasalahan biaya, ada tiga
macam hubungan yang perlu dipertimbangkan dalam menganalisis biaya terhadap strategi
penetapan harga yaitu:

 Risiko biaya tetap terhadap biaya varibel

 Skala ekonomis yang tersedia bagi perusahaan

 Struktur biaya perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya

d. Organisasi

Manajemen perlu memutuskan siapa dalm organisasi yang harus menetapkan harga. Setiap
perusahaan menangani masalah penetapan harga menurut caranya masing-masing.

Factor Lingkungan Eksternal

a. Pengaruh dari struktur pasar yang dihadapi

Persaingan murni (pasar tradisional)dan sempurna (informasi lebih luas, supermareket) ciri-
ciri: banyak pembeli dan penjual, tidak ada yang bias mempengaruhi harga, pembeli dan
penjual merupakan pihak yang mengikuti harga (price market), tidak ada hambatan untuk
masuk pasar, mobilitas factor produksi/jasa sangat tinggi.

b. Persaingan

Tjiptono (2001) menyatakan ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan
suatu industri, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkuttan, produk substitusi,
pemasok, pelanggan dan ancaman pendatang baru.

c. Unsur-unsur lingkungan eksternal yang lain

Selain faktor-faktor diatas, perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor lain seperti
kondisi ekonomi (kepedulian terhadap lingkungan) dan kebijakan/peraturan pemerintah.

4. Strategi Penetapan Harga

A. Metode penetapan harga berbasis permintaan

 Skimming pricing
Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang tinggi pada suatu produk dan
dilengkapi dengan gencarnya aktivitas promosi.

Contoh produk yang biasanya diterapkan dengan strategi ini diantaranya adalah produk-
produk yang berkaitan dengan teknologi baru (misalnya Hnad Phone, Komputer, kamera dan
lain-lain).

 Penetration pricing

Dalm strategi ini harga ditetapkan relative rendah pada tahap awal PLC, dengan tujuan
untuk meraih pangsa pasar yang besar dan skaligus menghambat masuknya para pesaing.
Dengan harga yang rendah perusahaan akan mampu mengupayakan tercapainya skala
ekonomis dan menurunya biaya per unit.

 Prestige pricing

Harga dapat digunakan oleh pelanggan sebagai ukuran kualitas atau prestise suatu
barang/jasa. Bila harga diturunkan sampai tingkat tertentu maka permintaanya juga akan
turun. Dalam metode ini harga ditetapkan pada tingkat yang tinggi sehingga konsumen yang
sangat peduli dengan statusnya akan tertarik dengan produk kemudian membelinya.

Contoh: permata, emas,intan, berlian dan lain-lain.

 Price lining

Price lining digunakan bila perusahaan menjual lebih dari satu produk. Harga untuk lini
produk tersebut bias bervariasi dan ditetapkan pada tingkat harga tertentu yang berbeda.

Contoh: pakaian wanita ditetapkan pada harga Rp. 50.000,00; Rp. 60.000,00; Rp. 80.000,00.

 Odd-Even Pricing

Ada penetapan harga yang besarnya mendekati jimlah genap tertentu, misalnya Rp 9.999,
yang masih dianggap dikisaran Rp. 9.000,00-an bukan Rp. 10.000,00 pada prakteknya
memang untuk satuan atau kuantitas yang kecil, cara ini kurang bias mengenai sasaran,
namun bila menyangkut satuan dan kuantitas yang besar serta dikaitkan dengan berbagai
macam produk lainya, maka hasilnya menjadi lebih efektif.

 Demand-Backward pricing

Cara ini dilakukan dengan cara mula-mula perusahaan memperkirakan suatu tingkat harga
yang bersedia dibayar konsumen untuk produk-produk yang relative mahal, kemudian
menentukan margin yang harus dibayarkan kepada retailer dan wholesaler, setelah ittu baru
menentukan harga jualnya.

 Bundle pricing
Cara ini merupakan cara pemasaran dua atau lebih produk dalam satu harga paket. Misalnya
travel agency menawarkan paket liburan yang mencangkup transportasi, akomodasi dan
konsumsi.

B. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya

 Standart Mark-up Princing

Dalam cara ini harga ditentukan dengan cara menambahkan presentase tertentu dari biaya
pada semua aitem pada suatu kelas produk. Misalnya pakaian diberi tambahan 10%
sedangkan Alroji 30%. Biasanya untuk produk-produk yang mempunyai tingkat perputaran
tinggi diberi markup yang lebih kecil dari pada produk yang mempunyai tingkaat perputaran
rendah.

 Cost Plus Percentage of Cost Princing

Dalam cara ini perusahaan menambah presentase tertentu terhadap biaya produksi atau
konstruksi. Cara ini sering digunakan untuk menentukan harga satu item atau beberapa item.
Misalnya suatu perusahaan arsitektur menetapkan tarif sebesar 10% dari konstruksi suatu
rumah. Jadi, bila biaya konstruksi suatu rumah adalah Rp. 100 juta dan biaya untuk arsitek
10% dari biaya konstruksi, maka harga akhirnya adalah Rp. 110 juta.

 Cost Plus Fixed Fee Pricing

Cara ini banyak digunakan untuk produk-produk yang sifatnya sangat ternikal, seperti mobil
atau pesawat. Dalam cara ini pemasok atau produsen akan mendpatkan ganti atas semua
biaya yang dikeluarkan, berapapun besarnya tetapi produsen hanya memperoleh bayarna
tertentu sebagai laba yang besarnya tergantung pada biaya final proyek tersebut yang
disepakati bersama.

 Experience Curve Pricing

Cara ini dikembangkan atas dasar konfek efek belajar yang menyatakan bahwa unit cost
barang dan jasa akan menurun antara 10 hingga 30% untuk setiap peningkatan sebesar dua
kali lipat dari pengalaman perusahaan dalm memproduksi dan menjual barang dan jasa
tersebut.
BAURAN PEMASARAN HARGA

MATA KULIAH : MANAJEMEN PEMASARAN

DOSEN : NI MADE RASTINI, SE.,M.M.

OLEH :

KELOMPOK 4

ANGGOTA KELOMPOK :

NI WAYAN PRIKA ADIANTARI (1707521072)

RAFA SAYYIDATUL WAFIYYAH (1707521075)

NI LUH PUTU PRAWERTI WIDHARI (1707521077)

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

Anda mungkin juga menyukai