KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat-Nya,
maka dokumen Laporan Pendahuluan ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Laporan ini disusun berdasarkan Kontrak Pekerjaan No 602.1/2881/SDA-DPU,
tertanggal 14 April 2016, mengenai jasa konsultasi pekerjaan “Perencanaan 2
Buah Embung di Kab. Karangasem”, antara Dinas PU Pemerintah Provinsi Bali
Bidang Sumber Daya Air dengan CV. Kencana Layana Consultan. Laporan Pendahuluan
ini, tertuang dalam 6 (enam) bab sebagai berikut:
1. BAB I : Pendahuluan
2. BAB II : Gambaran Lokasi Studi
3. BAB III : Pendekatan dan Metodologi
4. BAB IV : Rencana Program Kerja
5. BAB V : Penutup
Terimakasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu
penyusunan laporan ini sehingga dapat terselesaikan dan tersusun dengan baik, serta
tepat pada waktunya.
1
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 7
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 7
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ................................................................................. 8
1.3 SASARAN .................................................................................................... 8
1.4 LOKASI PEKERJAAN ..................................................................................... 8
1.5 PRODUK KEGIATAN ..................................................................................... 9
1.5.1 Laporan Bulanan................................................................................... 9
1.5.2 Laporan Pendahuluan............................................................................ 9
1.5.3 Laporan Akhir ......................................................................................10
1.5.4 Laporan Penunjang ..............................................................................10
1.5.5 Kelengkapan Lainnya ...........................................................................10
1.6 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ............................................................10
BAB II KONDISI DAERAH STUDI .....................................................................12
2.1 UMUM 12
2.1.1 Kondisi Topografi .................................................................................14
2.1.2 Geologi ...............................................................................................14
2.1.3 Curah Hujan ........................................................................................16
2.1.4 Pemerintahan ......................................................................................17
2.1.5 Penduduk............................................................................................17
2.1.6 Penggunaan Lahan ..............................................................................18
2.2 KECAMATAN KUBU .....................................................................................19
2.3 DESA BAN..................................................................................................20
2.4 DESA BATURINGGIT ...................................................................................22
BAB III KAJIAN STUDI TERDAHULU ..................................................................23
3.1 KAJIAN AWAL PERENCANAAN EMBUNG ........................................................23
3.2 STUDI YANG TELAH DILAKUKAN .................................................................23
3.2.1 Embung yang sudah terbangun di Kabupaten Karangasem ......................12
3.3 PEMILIHAN LOKASI EMBUNG ......................................................................28
3.4 KONDISI LOKASI PERENCANAAN EMBUNG ...................................................28
3.4.1 Embung Belong ...................................................................................28
3.4.2 Embung Bantas ...................................................................................31
2
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
3
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
DAFTAR GAMBAR
4
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
5
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
6
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
BAB I
PENDAHULUAN
Kabupaten Karangasem terletak di ujung Timur Pulau Bali yang merupakan salah
satu kabupaten dari 9 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali. Wilayah Kabupaten
Karangasem terdiri dari pantai, pegunungan dan sungai dengan karakteristik hujan
yang beragam di beberapa bagian. Sebagian wilayah Utara dan Timur seperti
Kecamatan Abang, Kubu dan sebagian Karangasem cenderung mempunyai curah
hujan yang rendah dengan kisaran tinggi hujan rata-rata antara 1160 mm/th sampai
dengan 1970 mm/th. Sedangkan sebagian wilayah Utara seperti Kecamatan Rendang,
Selat dan Sidemen mempunyai curah hujan yang cukup tinggi dengan kisaran tinggi
hujan rata-rata antara 2000mm/th sampai dengan 3500 mm/th.
Kondisi topografi wilayah Kabupaten Karangasem yang 43% berada pada
ketinggian di atas 500 m dpl, 34% berada pada ketinggian 100-500 m dpl dan sisanya
berada pada ketinggian di bawah 100 m dpl. Selain potensi sumber daya alam sebagai
daya tarik pariwisata, kondisi pelayanan air bersih di Kabupaten Karangasem masih
belum merata di semua wilayah. Sebagian masyarakat yang belum terlayani terutama
masyarakat di dataran tinggi masih sangat memerlukan bantuan untuk pemenuhan air
bersih. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah telah melakukan pembangunan
embung di beberapa wilayah dataran tinggi untuk memenuhi kebutuhan air baku
masyarakat. Pembangunan embung ini sangat dirasakan manfaatnya terutama pada
saat musim kemarau mengingat selama ini hanya memanfaatkan air dari cubang-
cubang pribadi yang tidak semua keluarga memilikinya. Jika terjadi kekurangan,
masyarakat bahkan membeli air dari mobil tangki yang mengangkut air ke wilayah
tersebut.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah telah melakukan upaya peningkatan
pelayanan air baku dengan membangun 19 buah embung eksisting di Kabupaten
Karangasem. Namun kesulitan air baku juga masih dialami masyarakat. Seperti yang
terjadi di Desa Ban Kecamatan Kubu, saat kemarau panjang membuat warga
mengalami krisis air bersih. Warga harus menyisihkan dana untuk membeli air karena
kekeringan dan diperkirakan baru berakhir pada Bulan November. Warga sampai
membeli air bersih 900 liter seharga Rp. 300.000,-(dikutip dari Website Pemerintahan
Kabupaten Karangasem, 2015). Selain itu rekomendasi dating dari pihak PU
Karangasem melalui hasil MUSRENBANG sebagai reaksi atas kurangnya pelayanan air
7
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
baku di Desa Baturinggit. Warga juga harus menyisihkan dana untuk membeli air dari
mobil tangki saat musim kemarau tiba (Dinas PU Karangasem, 2015)
Terkait dengan hal tersebut maka Dinas Pekerjaan Umum Bidang Sumber Daya
Air Provinsi Bali pada Tahun Anggaran 2016 memprogramkan Perencanaan 2 Buah
Embung Di Kabupaten Karangasem sebagai acuan dalam pelaksanaan konstruksi.
1.3 SASARAN
8
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
LOKASI
STUDI
9
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
rangkap untuk didiskusikan dengan direksi, pemilik kerja dan pihak-pihak yang terkait
dengan rencana ini.
10
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
BAB II
KONDISI DAERAH STUDI
2.1 UMUM
Karangasem merupakan kabupaten yang terletak di ujung paling timur Pulau
Bali. Secara astronomis, kabupaten ini berada pada posisi 8000’00’’ – 8041’37,8’’
Lintang Selatan dan 115035’9,8’’ – 115054’8,9’’ Bujur Timur yang membuatnya beriklim
tropis layaknya wilayah lain di Provinsi Bali. Adapun batas wilayah Kabupaten
Karangasem adalah sebagai berikut :
Sebelah Timur : Berbatasan langsung dengan Selat Lombok
Sebelah Barat : Berbatasan langsung dengan Kabupaten Klungkung, Bangli dan
Buleleng
Sebelah Utara : Berbatasan langsung dengan Laut Bali
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudra Indonesia
12
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
13
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Secara Topografi, hampir seluruh (43,5 persen) wilayah di kabupaten ini memiliki
ketinggian lebih dari 500 m di atas permukaan laut. Selain itu, 74,8 persen wilayahnya
memiliki tekstur tanah yang sedang. Sedangkan 25,2 persen sisanya memiliki tekstur
yang kasar.
2.1.2 Geologi
14
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
breksi dan lava merupakan formasi Ulakan. Lava berwarna abu-abu kehitaman dan
berwarna coklat kehitaman.
15
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
16
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
2.1.4 Pemerintahan
Luas wilayah Kabupaten Karangasem mencapai 839,54 km2 dan menempati
peringkat sebagai kabupaten terluas ketiga di Provinsi Bali setelah Buleleng dan
Jembrana. Kabupaten Karangasem terdiri dari 8 kecamatan, yakni Kecamatan
Rendang, Sidemen, Manggis, Karangasem, Abang, Bebandem, Selat, dan Kubu. Dari
kedelapan kecamatan tersebut, Kubu merupakan kecamatan terluas di Kabupaten ini
2.1.5 Penduduk
17
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
18
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Kecamatan Kubu merupakan salah satu dari delapan kecamatan yang berada di
Kabupaten Karangasem. Kecamatan yang memiliki luas wilayah 234,72 Km2 ini
berbatasan dengan Laut Bali di sebelah utara, Kecamatan Abang di sebelah timur,
Kecamatan Rendang dan Gunung Agung di sebelah selatan, dan Kabupaten Bangli dan
Buleleng di sebelah barat. Kecamatan Kubu terdiri dari 9 desa. Dari kesembilan desa
19
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
tersebut, Ban merupakan desa terluas mencapai 70,95 Km2 sedangkan Kubu
merupakan desa dengan luas wilayah terkecil, yaitu 12,15 Km2. Peta Administrasi
Kecamatan Kubu di sajikan pada gambar berikut ini :
20
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
A. Penduduk
Secara Demografis Jumlah Penduduk Desa Ban akhir tahun 2015 tercatat
sebanyak 11.902 Jiwa terbagi dalam 3.012 KK, dimana jumlah penduduk
Laki-laki 6.232 Jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 5.670 jiwa
(Sumber : Profile Desa Ban, 2015).
B. Topografi
Dalam hal topografi Desa Ban berada di daerah Pegunungan dengan
ketinggian ± 500 - 900 meter dari permukaan laut. Desa Ban termasuk
daerah beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26,9 derajat celcius, dengan
curah hujan rata-rata 2.138 milimeter sehingga lahan pertanian di Desa Ban
adalah lahan kering atau tadah hujan (Sumber : Profile Desa Ban, 2015).
C. Mata Pencaharian
Mata pencaharian mayoritas penduduk Desa Ban adalah bertani dalam artian
luas yaitu bercocok tanam, perkebunan dan peternakan. Sesuai dengan data
BPS Desa Ban masih memiliki penduduk yang tergolong Rumah Tangga
Miskin (RTP) sebanyak 1.133 KK dan tercatat 538 KK Penduduk tidak
memiliki Rumah Layak Huni tersebar di 15 Banjar Dinas (Sumber : Profile
Desa Ban, 2015).
21
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Desa Baturinggit hingga saat ini memiliki berbagai potensi pertanian, seni, dan
adat istiadat. Dibidang pertanian Desa Baturinggit sangat terkenal dengan tanaman
mente dan penghasil daun lontar yang melimpah. Daun lontar sangat banyak tersedia
di Desa Baturinggit, mengingat daerah baturinggit sangat cocok untuk tumbuhnya
pohon lontar (pohon ental).
Dengan potensi pohon ental yang banyak ini menghasilkan daun ental yang
banyak pula sampai di jual keluar Desa Baturinggit maupun keluar Kabupaten
Karangasem sebagai bahan pembuatan tamas, hiasan penjor, anyaman tikar dan lain-
lain.
22
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
BAB III
KAJIAN STUDI TERDAHULU
Tahapan awal dari perencanaan sebuah embung adalah melakukan kajian dari
data-data sekunder/studi yang telah ada sebelumnya dan identifikasi potensi maupun
permasalahan berdasarkan observasi survey pendahuluan.
Maksud dan tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk mendapatkan gambaran
secara umum karakteristik daerah-daerah sungai yang mengalir di daerah studi
sekaligus meninjau potensi ketersediaan air yang dimiliki. Hal ini penting dilakukan
dengan tujuan agar pelaksana studi segera bisa menentukan daerah atau ruas sungai
yang bisa dimanfaatkan potensinya untuk mencukupi kebutuhan air baku/air irigasi
dan potensi lainnya wilayah tersebut.
Target yang ingin dicapai adalah :
1. Mengetahui detail lokasi embung.
2. Mengetahui kondisi DAS yang mengalir di daerah studi.
3. Mengetahui kondisi geologi daerah studi.
4. Mengetahui pemanfaatan embung.
5. Mengetahui pemilihan AS embung.
6. Mengetahui potensi ketersediaan air yang dimiliki oleh masing-masing daerah
aliran sungai.
7. Mengetahui kondisi tata guna lahan sekitar embung dan kesesuaian dengan
RTRW.
23
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
12
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
12
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
14. Embung Desa Sebudi, Kec. Di Bangun Balai Wilayah Di Lahan Penduduk
Badeg Dukuh Selat Tahun 2011 Sungai Bali –
Penida
15. Embung Desa Sebudi, Kec. Di Bangun Balai Wilayah Di Lahan Desa Adat
Telung Buana Selat Tahun 2012 Sungai Bali -
Penida
16. Embung Desa Datah, Kec. Di Bangun Balai Wilayah Di Lahan Desa Adat
Datah II Abang Tahun 2013 Sungai Bali -
Penida
17. Embung Desa Buana Giri, Di Bangun DPU Kab. Di Lahan Desa Adat
Tanah Aron Kec. Bebandem Tahun 2013 Karangasem
18. Embung Desa Bukit, Kec. Di Bangun Balai Wilayah Di Lahan Penduduk
Bukit Karangasem Tahun 2014 Sungai Bali -
Penida
19. Embung Desa Dukuh, Kec. Di Bangun Balai Wilayah Di Lahan Penduduk
Dukuh Kubu Tahun 2014 Sungai Bali -
Penida
13
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
NAMA POSISI
NO. LOKASI KETERANGAN
EMBUNG EMBUNG
1. Embung Pura Desa Pempatan, Sudah ada DED DPU Kab. Lahan Hutan
Gae II Kec. Rendang Tahun 2011 Karangasem
2. Embung Yeh Desa Jungutan, Sudah ada DED DPU Kab. Lahan Hutan
Kori II Kec. Bebandem Tahun 2011 Karangasem
7. Embung Desa Seraya Timur, Sudah ada DED Balai Wilayah Lahan
Kecag Balung Kec. Karangasem Tahun 2014 Sungai Bali – Penduduk
Penida
8. Embung Laga Desa Pidpid, Kec. Belum ada DED Belum Ada Lahan Desa
Abang Kesiapan Adat
Lahan
12. Embung Bejug Desa Tulamben, Belum ada DED Belum Ada Lahan
Kec. Kubu Kesiapan Penduduk
Lahan
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem, 2015
24
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Berikut ini akan dijelaskan secara lebih spesifik mengenai kondisi lokasi
perencanaan embung :
28
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
29
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Lokasi yang dilayani Br. Bonyoh, Br. Pucang dan Br. Belong
Tampungan
Luas Lahan 3500 m2/0,35 ha
30
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
31
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
32
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
33
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
34
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
BAB IV
TAHAPAN DAN METODOLOGI PEKERJAAN
4.1 UMUM
Dalam upaya memperoleh hasil perencanaan yang optimal dan sesuai dengan
yang diisyaratkan pada KAK, diperlukan sebuah metode pekerjaan yang sistematis.
Pekerjaan “Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem” ini harus
dapat diselesaikan dalam kurun waktu 5 (lima) bulan atau 150 hari kalender sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Tahapan perencanaan ini terbagi dalam 4 (empat) tahapan utama yaitu tahapan
persiapan, survey lapangan, analisa data dan analisa detail desain embung. Seluruh
tahapan ini dilakukan sesuai dengan pedoman, petunjuk teknis serta kaidah baku yang
umum digunakan dalam perencanaan embung. Pada subbab berikutnya dijelaskan
secara detail mengenai masing-masing tahapan tersebut.
35
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
36
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
37
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
38
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Kegiatan detail desain meliputi analisa neraca air, optimasi embung, perhitungan
dimensi embung serta bangunan pelengkapnya, analisa stabilitas dan penyusunan
dokumen yang digunakan dalam proses konstruksi (RAB, spektek dan metode
pelaksanaan).
4.4.4.1 Perhitungan neraca air dan optimasi embung
Perhitungan neraca air merupakan perkiraan secara kuantitatif dari siklus
hidrologi yang dapat dinyatakan dalam prinsip konservasi masa. Persamaan tersebut
menggambarkan bahwa didalam suatu sistem hidrologi (DAS, Waduk, Danau dan
aliran permukaan) dapat dievaluasi air yang masuk dan keluar dari sistem tersebut
dalam suatu periode tertentu.
Sedangkan optimasi embung adalah skenario tampungan embung dan
pemanfaatannya untuk memperoleh layanan embung yang paling optimal berdasarkan
debit andalan yang ada.
4.4.4.2 Perhitungan detail dimensi embung dan bangunan pelengkapnya
Dalam proses ini dilakukan perhitungan detail dimensi embung (tinggi jagaan,
lebar serta tampungan) dan bangunan pelengkapnya seperti bendung, kantong lumpur
dll.
39
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Survey topografi dilakukan untuk memetakan situasi dan profil daerah yang akan
dibangun Embung dan bangunan pelengkapnya. Tujuan dari survey ini adalah
Memperoleh peta topografi yang lengkap dan memenuhi syarat untuk perencanaan
teknis embung, rencana jalan masuk, peta situasi pada untuk memperkirakan volume
bahan yang tersedia. Berikut adalah metode pengukuran survey topografi yang akan
dilakukan.
4.5.1.1 Alat survey
Pengukuran topografi saat ini telah mengikuti perkembangan teknologi yang ada,
saat ini pengukuran topografi menggunakan alat theodolite dan waterpass untuk
mengukur jarak dari instrumen target. Sebuah kalkulator untuk mencari lokasi titik
terlihat. Perekam data untuk mengurangi potensi kesalahan. Dengan bantuan
trigonometri, sudut dan jarak dapat digunakan untuk menghitung posisi sebenarnya
(x, y, dan z atau arah timur dan elevasi) titik yang disurvei secara absolut. Berikut ini
adalah alat-alat yang digunakan dalam survey topografi:
40
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
2. Nama : Waterpass
Fungsi :
- Sebagai alat ukur sipat datar
Nama : Tripod
3. Fungsi :
- Sebagai dudukan Theodolite
41
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
START
Pelaksanaan Pengukuran
ANALISA DATA
42
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
BM 1
43
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
44
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
45
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
46
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
dan panjang 500 mm. Split spoon sampler dimasukkan (dipancangkan) ke dalam
tanah pada bagian dasar dari sebuah lobang bor. Metoda SPT adalah metoda
pemancangan batang (yang memiliki ujung pemancangan) ke dalam tanah dengan
menggunakan pukulan palu dan mengukur jumlah pukulan perkedalaman penetrasi.
Langkah pengujian SPT sesuai dengan SNI 4153-2008 tentang cara uji penetrasi
lapangan dengan SPT. Berikut ialah ilustrasi pelaksanaan uji SPT:
47
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Survey Sosial Ekonomi dan Lingkungan yang terkait dengan pengelolaan sumber
daya air adalah mengetahui tentang kemungkinan berubahnya pola hidup masyarakat
pada saat ini dan di masa-masa yang akan dating, sehingga dapat digunakan sebagai
dasar perubahan tata guna lahan di wilayah studi.
A) Faktor Lingkungan
Mengidentifikasi komponen lingkungan yang mungkin terkena dampak kegiatan
proyek, komponen lingkungan yang perlu di telaah adalah :
Komponen Biogeofisik-kimia
- Iklim : pengenalan karakteristik curah hujan dalam kaitannya dengan
Debit banjir, proses erosi dan kelongsoran di daerah proyek, type iklim,
suhu, keadaan angin
- Hidrologi : pola aliran air permukaan, kualitas dan kuantitas air sungai
serta sumber-sumber air di permukaan lainnya yang ada di sekitar
proyek
- Biologi : inventarisasi jenis flora dan fauna terutama yang dilindungi
baik didarat maupun di air
- Fisiografi, morfologi, topografi dan struktur geologi permukaan
Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
- Kependudukan : Jumlah dan komposisi penduduk
- Faktor Ekonomi : kegiatan perekonomian yang menonjol dalam
masyarakat dalam kaitannya dengan ekonomi setempat maupun regional.
48
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Analisa data dalam pekerjaan ini adalah analisa hidrologi, hidrolika dan
mekanika tanah. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing proses analisa.
Hidrologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sistem kejadian air di atas,
pada permukaan dan di dalam tanah. Definisi tersebut terbatas pada hidrologi
rekayasa. Secara luas hidrologi meliputi pula berbagai bentuk air termasuk
transformasi antara keadaan cair, padat, dan gas dalam atmosfir, di atas dan di bawah
permukaan tanah. Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan
penyimpan air yang mengaktifkan kehidupan di planet bumi ini.
Analisa dan perhitungan terhadap data hidrologi yang dilakukan untuk
mempelajari karakteristik kondisi hidroklimatologi yang meliputi sifat-sifat fisik dan
biologis dari air. Dengan adanya data hidroklimatologi maka dapat diperoleh besaran-
besaran perencanaan yang meliputi :
Nilai evapotranspirasi bulanan
Curah hujan efektif untuk padi dan palawija
Curah hujan
Melengkapi data hujan hilang dimaksudkan untuk mengisi data yang hilang
pada pos penakar hujan tertentu dengan bantuan data tersedia pada pos-pos
penakar disekitarnya pada saat yang sama.
Rumus perhitungannya adalah (CD. Soemarto, 1987:36) :
49
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Dalam analisa uji data hujan, terdapat beberapa langkah yang dilakukan yaitu:
Pemeriksaan data hujan
Outliner ialah data dengan nilai jauh berada di antara data-data yang lain,
keberadaan outliner biasanya mengganggu pemilihan jenis distribusi untuk
suatu sampel data.
X H exp( X Kn.S )
X L exp( X Kn.S )
Dengan dua batas ambang bawah (XL) dan atas (XH) X dan S adalah
masing-masing nilai rata-rata dan simpangan baku dari logaritma sampel
data, Kn dapat dilihat pada tabel dimana n adalah jumlah sampel.
Pemeriksaan trend
Data seri hidrologi sebelum digunakan untuk analisis, harus bebas dari
adanya trend (kecenderungan), yaitu tidak ada korelasi antara urutan data
dengan peningkatan (atau penurunan) besarnya nilai data tersebut.
50
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Umumnya dilakukan uji adanya trend untuk seluruh data yang ada,
walaupun boleh pula dilakukan uji hanya pada periode data yang dicurigai
terdapat trend.
Untuk mengetahui adanya trend, digunakan metode Spearman’s rank-
correlation. Metode ini didasarkan pada Spearman rank - correlation
coefficient, Rsp, yang didefinisikan sebagai :
n
6 Di2
Rsp 1 i 1
n (n 1)2
Di Kxi Kyi
Dengan :
Rsp = Koefisien korelasi peringkat dari Spearman
n = Jumlah data sampel
Kxi = Periode dari tabel hidrologi dalam deret berkala
Kyi = Peringkat dari waktu
Perbedaan antara rangking variabel xi, Kxi, (data diurutkan dari kecil ke
besar) dan rangking berdasarkan nomor urut data asli, Kyi. Bila ada ties,
yaitu ada dua atau lebih data dengan nilai sama, maka rangking Kxi diambil
sebagai nilai rata-rata. Uji statistik adanya trend, menggunakan formulasi
berikut :
n2
tt Rsp
1 Rsp2
Dengan :
Pemeriksaan independensi
Untuk melakukan pemeriksaan independensi dari seri data digunakan
serial-correlation coefficient. Apabila seri data adalah acak sempurna, maka
fungsi auto-correlation dari populasi akan sama dengan nol untuk semua
lag kecuali nol. Untuk pemeriksaan independensi ini cukup dilakukan
perhitungan digunakan serial-correlation coefficient dengan lag 1, yaitu
51
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
( x x) ( x
i i 1 x)
r1 i 1
n
( x x)
i 1
i
2
Y = Yi
n
: Sk* = Yi - Y
(Yi Y )
2
n
52
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
(Yi Y )
2
Dy2 =
n
6. Hitung nilai Dy : akar dari simpangan rata-rata : Dy Dy 2
Sk *
7. Hitung nilai Sk** = dan nilai absolut Sk**
Dy
8. Tentukan Sk** max dan Sk** min
Data hujan yang diambil dari berbagai stasiun hujan dan terjadi
TREND harus diuji untuk mengetahui apakah data tersebut
konsisten atau tidak. Uji konsistensi merupakan uji kebenaran
data lapangan yang menggambarkan keadaan sebenarnya.
Uji konsistensi data dapat dilakukan dengan menggunakan kurva
massa ganda (double mass curve) terhadap hujan yang
berdekatan dengan stasiun yang diuji dan memiliki kondisi
meteorologi sama (Imam Subarkah, 1980 : 28).
53
Uji konsistensi data dapat dilakukan dengan menggunakan kurva
massa ganda (double mass curve) terhadap hujan yang
LAPORAN PENDAHULUAN
berdekatan dengan stasiun yang diuji dan memiliki kondisi
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten
meteorologi sama (Imam Subarkah,Karangasem
1980 : 28).
C
C’
tg α1 = z/X
tg α = Yo/Xo
tg
Hz = H o
tg 1
Dengan :
Metode yang dapat dipakai dalam menentukan curah hujan daerah rata-rata
harian maksimum adalah :
54
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Dari ketiga metode di atas, metode Thiessen merupakan metode yang paling
tepat sesuai dengan distribusi stasiun hujan yang ada. Dalam perhitungan
Thiessen dicari dengan cara membuat poligon antar pos hujan pada suatu DAS.
Curah hujan rancangan adalah curah hujan terbesar tahunan dengan suatu
peluang tertentu yang mungkin terjadi di suatu daerah pada periode ulang
tertentu. Dalam perencanaan ini curah hujan rancangan dihitung dengan
menggunakan metode Gumbel dan Log Pearson Type III.
X X Sx ( 0,78 y 0.45)
Sx
Xi - X
n -1
y - ln ( - ln (t -1 ) / t ))
Dengan :
X = X rata-rata tahunan
K = konstanta
55
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
T = kala ulang
Metode ini sering dipakai dengan pertimbangan bahwa metode ini lebih
fleksibel dan dapat dipakai untuk semua sebaran data, yang mana
besarnya harga parameter statistiknya (Cs atau Ck) tidak ada ketentuan
(Sri Harto, 1993: 252).
Rumus yang digunakan dalam metode Log Pearson Type III adalah
(Soemarto, 1987: 243) :
Log X T log X G . S
Dengan :
Log XT= logaritma dari curah hujan rancangan dengan kala ulang
Hujan netto adalah bagian total yang menghasilkan limpasan langsung (direct
run-off), yang terdiri dari limpasan permukaan dan limpasan bawah
permukaan. Dengan menganggap bahwa proses tranformasi hujan menjadi
limpasan langsung mengikuti proses linier dan tidak berubah oleh waktu (linier
and time invariant process), maka hujan netto Rn dinyatakan sebagai berikut :
Rn = C . R
Dengan :
Rn = hujan netto
C = koefisien pengaliran
56
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Curah hujan netto jam-jaman merupakan hasil perkalian antara curah hujan
rancangan dengan kala ulang tertentu dengan koefisien pengaliran, dan
dengan memperhitungkan distribusi jam-jaman yang telah terukur dilapangan.
7. Koefisien Pengaliran
- Keadaan hujan.
- Kebasahan tanah.
Bila tidak terdapat pengukuran limpasan yang terjadi maka untuk DAS tertentu
besarnya koefisien pengaliran dapat dilihat pada tabel berikut (Suyono
Sosrodarsono, 1978: 145).
57
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
1 Pegunungan 0.75-0.90
Debit banjir rancangan adalah debit maksimum yang mungkin terjadi pada
suatu sungai dengan peluang kejadian tertentu. Untuk memperkirakan banjir
rancangan digunakan cara hidrograf satuan yang didasarkan oleh parameter
dan karakteristik daerah pengalirannya. Berdasarkan analisis curah hujan
rancangan dari data curah hujan harian maksimum dapat dihitung besarnya
debit banjir rancangan. Perhitungan debit banjir rancangan dihitung dengan
metode-metode berikut :
Hidrograf satuan sintetik ini dikembangkan oleh Sri Harto yang diturunkan
berdasarkan teori hidrograf satuan sintetik yang dikemukakan oleh
Sherman. Hidrograf satuan sintetik Gama-I merupakan persamaan empiris
yang diturunkan dengan mendasarkan pada parameter-parameter DAS
terhadap bentuk dan besaran hidrograf satuan parameter-parameter DAS
tersebut yaitu faktor sumber (SF), frekuensi sumber (SN), faktor lebar
(WF), luas relatif (RUA), faktor simetris (SIM) dan jumlah pertemuan
sungai.
58
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
WU
U = 0.75 L
WL
V = 0.25 L
WF = WU / WL
3 Qp
Q(M /dt)
TR 1(Jam)
TB
Satuan hidrograf sintetik Gama-I dibentuk oleh tiga komponen dasar yaitu
waktu naik (TR), debit puncak (QP), waktu dasar (TB) dengan uraian
sebagai berikut :
dimana :
59
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
SIM= faktor simetri ditetapkan sebagai hasil kali antara faktor lebar (WF)
dengan luas relatif DAS sebelah hulu (RUA).
WF = faktor lebar yaitu perbandingan antara lebar DAS yang diukur dari
titik di sungai yang berjarak 3/4 L dan lebar DAS yang diukur dari
titik yang berjarak 1/4 L dari tempat pengukuran.
dimana :
TR = Waktu naik
dimana :
TB = waktu dasar
TR = waktu Naik
dimana :
K =Koefisien penampungan
60
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
SF = Faktor Sumber
D = Kerapatan drainase
e) Recession Curve
Qt = Qp . e-(L/K)
dimana :
K = Koefisien tampungan.
2. Tenggang waktu dari titik berat sampai titik berat hidrograf (time
log).
61
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
i tr
t
0 .8 tr tg
O
le n g ku n g n a ik le n g ku n g tu ru n
Qp
2
0 .3 Q p
0 .3 Q
Tp T o .3 1 .5 T o .3
1 𝑅𝑜
𝑄𝑝 = 𝐶 𝑥 3,6
𝑥 𝐴𝑥 (0,3.𝑇𝑃+ 𝑇0,3 )
Di mana:
62
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Dari kedua persamaan di atas, maka nilai dari dapat dicari dengan
persamaan sebagai berikut :
dengan:
t - Tp
T0,3
Qt Qp. 0,30
t - Tp 0,5 T0,3
Qt Qp . 0,30
1,5 T0,3
63
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Debit andalan merupakan debit minimal yang sudah ditentukan yang dapat
dipakai untuk memenuhi kebutuhan air. Perhitungan ini menggunakan cara
analisis water balance dari Dr.F.J. Mock berdasarkan data curah hujan bulanan,
jumlah hari hujan, evapotranspirasi dan karakteristik hidrologi daerah
pengaliran.
Prinsip perhitungan ini adalah bahwa hujan yang jatuh di atas tanah
(presipitasi) sebagian akan hilang karena penguapan (evaporasi), sebagian
akan hilang menjadi aliran permukaan (direct run off) dan sebagian akan
masuk tanah (infiltrasi). Infiltrasi mula-mula menjenuhkan permukaan (top soil)
yang kemudian menjadi perkolasi dan akhirnya keluar ke sungai sebagai base
flow.
m = (0,20*N)+1
( N = jumlah data )
- Evapotranspirasi
dE / Eto = ( m / 20 ) x ( 18 – n )
dE = ( m /20 ) x ( 18 – n ) x Eto
Etl = Eto – dE
di mana :
64
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
S = Rs – Etl
WS = S – IS
di mana :
di mana :
65
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Harga k yang tinggi akan memberikan resesi yang lambat seperti pada
kondisi geologi lapisan bawah yang sangat lulus air. Koefisien infiltrasi
ditaksir berdasarkan kondisi porositas tanah dan kemiringan daerah
pengaliran. Lahan yang porus mempunyai infiltrasi lebih tinggi dibanding
tanah lempung berat. Lahan yang terjal menyebabkan air tidak sempat
berinfiltrasi ke dalam tanah sehingga koefisien infiltrasi akan kecil.
- Aliran Sungai
B (n) = I – dV (n)
D (ro) = WS – I
Salah satu fungsi embung adalah untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat
sekitar embung. Kebutuhan air dapat berupa kebutuhan air baku untuk air
bersih dan kebutuhan air irigasi untuk persawahan.
Pn = Po + (1 + r)N
dimana :
66
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Pn = Po + n.r
𝑃𝑜+𝑃𝑡
r = 𝑡
dimana :
∑ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑛 − ∑ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑛−1
Angka Pertumbuhan (%) = ∑ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑛−1
x(100%)
Tinjauan Umum
67
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
- Erosivitas hujan
- Erodibilitas tanah
Erosivitas Hujan
Erosi lempeng sangat bergantung dari sifat hujan yang jatuh dan ketahanan
tanah terhadap pukulan butir-butir hujan serta sifat gerakan aliran air di atas
permukaan tanah sebagai limpasan permukaan. Untuk menghitung besarnya
indeks erosivitas hujan digunakan rumus sebagai berikut :
EI 30 =ExI 30 x 10-2
E = 14,374 R1,075
𝑅
I 30 = 77,178+1,010𝑅
di mana :
Erodibilitas Tanah
68
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
ditentukan oleh sifat fisik dan kandungan mineral tanah. Erodibilitas tanah
dapat dinilai berdasarkan sifat-sifat fisik tanah sebagai berikut :
Proses erosi dapat terjadi pada lahan dengan kemiringan lebih besar dari
2%. Untuk lahan yang kemiringannya kurang dari 2%, kemungkinan
terjadinya erosi sangat kecil atau tidak terjadi erosi. Derajat kemiringan
lereng sangat penting, karena kecepatan air dan kemampuan untuk
memecah dan mengangkut partikel-partikel tanah tersebut akan bertambah
besar secara eksponensial dari sudut kemiringan lereng. Nilai faktor LS
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
di mana :
69
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
- Faktor indeks konservasi tanah (faktor P). Nilai indeks konservasi tanah
dapat diperoleh dengan membagi kehilangan tanah dari lahan yang diberi
perlakuan pengawetan, terhadap tanah tanpa pengawetan.
70
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
E-Pot = R x K x LS x A
di mana :
K = erodibilitas tanah
E-Akt = E-Pot x CP
di mana :
71
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
𝑆 (1−0,8683 𝐴−0,2018 )
SDR = 2 (𝑆+50𝑛)
+ 0,8683 𝐴−0,2018
di mana :
di mana :
72
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
tidak seragam (Unsteady flow) dan routing waduk dan routing sungai.
dimana :
bantaran kanan.
bantaran kanan.
73
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
dimana :
At : Luas aliran total (m2)
dimana :
Persamaan Gerak
v dv h v(v) ga p
V g g 2 g
t x x C R 2 x
Persamaan Kontinuitas :
v dv
0
t x
dimana :
V = Kecepatan aliran (m/dt)
74
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Perubahan inflow dan outflow akibat adanya tampungan. Maka pada suatu waduk
terdapat inflow banjir (I) akibat adanya banjir dan outflow (O) apabila muka air
waduk naik, di atas spillway (terdapat limpasan) (Soemarto,1999).
Menyiapkan data hubungan antara volume dan area waduk dengan elevasi
waduk (lengkung kapasitas).
75
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Ditentukan kondisi awal waduk (muka air waduk) pada saat dimulai routing.
Hal ini diperhitungkan terhadap kondisi yang paling bahaya dalam rangka
pengendalian banjir.
Menentukan periode waktu peninjauan t1, t2, …, dst, periode waktu (t2-t1)
semakin kecil bertambah baik.
Prinsip dari perhitungan ini yaitu menetapkan dimensi pintu sehingga Q inflow
dan Q outflow bisa diketahui, kemudian tinggi muka air maksimum dapat
diketahui. Apabila tinggi muka air maksimum lebih besar dari setengah tinggi
embung maka dimensi pintu diperbesar lagi. Perhitungan ini dihentikan ketika
sudah mendapatkan tinggi muka air yang efektif. Pertimbangan keamanan
dan ekonomis sangat diperhitungkan dalam analisa flood routing ini.
76
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
- Asumsi muka air hulu dengan cara trial and error dan dimulai dari elevasi
spillway (m)
2 2
- Q outflow = 3
x Cd x Bx √3 𝑥𝑔𝑥ℎ3/2 (m3/dt)
- Volume kumulatif yaitu volume tampungan tiap tinggi muka air limpasan
yang terjadi. V kum = V n + V (n+1) dalam m3.
- Elevasi muka air limpasan, harus sama dengan elevasi muka air coba-coba.
77
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
a. Penampang Memanjang
78
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
b. Tampak Atas
Keterangan gambar :
1. Saluran Pengarah
2. Saluran Transisi
3. Saluran Peluncur
4. Mercu Pelimpah
1. Mercu Pelimpah
Elevasi mercu pelimpah adalah elevasi tampungan embung dalam keadaan normal
penuh air. Elevasi ini didapat setelah mengetahui besarnya volume tampungan
embung dari neraca optimasi tampungan ditambah dengan volume sedimen dan
volume kehilangan air embung.
79
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Dengan grafik hubungan luas genangan dan volume genangan dapat dicari elevasi
mercu pelimpah dari volume rencana tampungan embung.
Saluran pada mercu pelimpah harus dapat mengalirkan debit banjir rencana
dengan aman. Rumus umum yang dipakai untuk menghitung kapasitas bangunan
pelimpah adalah (Bangunan Utama KP-02,1986) :
2 2
Q outflow = 3
x Cd x Bx √3 𝑥𝑔𝑥ℎ3/2
dimana :
Cd = koefisien limpahan
Le = L–2(N.Kp+Ka).H
dimana :
N = jumlah pilar
Ambang Bebas
Ambang bebas digunakan untuk debit air yang kecil dengan bentuk
sederhana. Bagian hulu dapat berbentuk tegak atau miring. (1 tegak : 1
80
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Q = 1,704.b.c.(h1)3/2
di mana :
Q = c.(L-KHN).H1/2
di mana :
K = koefisien kontraksi
81
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
c = angka koefisien
N = jumlah pilar
2. Saluran Transisi
Saluran transisi adalah saluran diantaa mercu pelimpah dan saluran peluncur.
Saluran transisi direncanakan agar debit banjir rencana yang akan disalurkan tidak
menimbulkan air terhenti (back water) dibagian hilir saluran samping dan
memberikan kondisi yang paling menguntungkan, baik pada aliran didalam
saluran transisi tersebut maupun pada aliran permulaan yang akan menuju
saluran peluncur. Bentuk saluran transisi ditentukan sebagai berikut :
82
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Bangunan Pelimpah
3. Saluran Peluncur
Agar air yang melimpah dari saluran mengalir dengan lancer tanpa hambatan-
hambatan hidrolis.
Agar konstruksi saluran peluncur cukup kukuh dan stabil dalam menampung
semua beban yang timbul.
Bagian yang berbentuk terompet pada ujung saluran peluncur bertujuan agar
aliran dari saluran peluncur yang merupakan alira super kritis dan mempunyai
kecepatan tinggi, sedikit demi sedikit dapat dikurangi akibat melebarnya aliran
dan aliran tersebut menjadi semakin stabil.
83
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Saluran Peluncur
Makin tinggi elevasi embung, makin besar perbedaan antara permukaan air
sungai di hulu dan sebelah hilir embung. Apabila kemiringan saluran pengangkut
debit dibuat kecil, maka ukurannya akan sangat panjang dan mahal. Oleh karena
itu kemiringan terpaksa dibuat besar, dengan sendirinya disesuaikan dengan
keadaan topografi setempat.
V = k. R2/3. i1/2
Dimana :
R = jari-jari basah
I = kemiringan saluran
Dimana :
Fr = bilangan Froude
84
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Untuk aliran terbuka, maka L = D, tinggi hidrolik yaitu perbandingan antara luas
penampang normal basah dibagi dengan lebar permukaan bebas.
Guna mereduksi energi yang terdapat didalam aliran tersebut, maka diujung hilir
saluran peluncur biasanya dibuat suatu bangunan yang disebut peredam energy
pencegah gerusan. Untuk meyakinkan kemampuan dan keamanan dari peredam
energi, maka pada saat melaksanakan pembuatan rencana teknisnya diperlukan
pengujian kemampuannya. Apabila alur sungai disebelah hilir bangunan pelimpah
kurang stabil, maka kemampuan peredam energi supaya direncanakan untuk
dapat menampung debit banjir dengan probabilitas 2% (atau dengan perulangan
50 tahun). Angka tersebut akan ekonomis dan memadai tetapi dengan
pertimbangan bahwa apabila terjadi debit banjir yang lebih besar, maka
kerusakan-kerusakan yang mungkin timbul pada peredam energi tidak akan
membahayakan kestabilan tubuh embungnya.
85
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Biasanya dibuat untuk sungai-sungai yang dangkal. Tipe ini hanya cocok
untuk sungai dengan dasar alur yang kokoh. Biaya pembuatan relatif lebih
murah.
86
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
87
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Kedalaman dan kecepatan air pada bagian sebelah hulu dan sebelah hilir
loncatan hydrolis tersebut dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut :
𝑄 𝑞
𝑞 = 𝐵
; 𝑉= 𝐷1
𝐷2
= 0,5(√1 + 8𝐹𝑟 2 − 1)
𝐷1
dimana :
Fr = bilangan Froude
Tipe peredam energi ini dipakai bila kedalaman konjugasi hilir, yaitu
kedalaman air pada saat peralihan air dari super ke sub kritis, dar loncatan
88
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
air terlalu tinggi dibanding kedalaman air normal hilir, atau kalau
diperkirakan akan terjadi kerusakan pada lantai kolam akibat batu-batu
besar yang terangkut lewat atas embung.
3 𝑞2
ℎ𝑐 = √ 𝑔
dimana :
89
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Gambar 38. Grafik untuk Mencari Batas Minimum Tinggi Air Hilir
Untuk nilai ∆H/hc di atas 2,4 garis tersebut merupakan batas maksimum
untuk menentukan besarnya nilai Tmin. Sedangkan untuk nilai ∆H /hc yang
lebih kecil dari 2,4 maka diambil nilai kedalaman konjugasi sebagai
kedalaman minimum hilir, dengan pertimbangan bahwa untuk nilai ∆H /hc
yang lebih kecil dari 2,4 adalah diluar jangkauan percobaan USBR.
90
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
91
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Tabel 20. Contoh Tabel Perhitungan Rembesan dan Tekanan Air Tanah
qult = α . c . Nc + α . z . Nq + ½ . γsub . B . Nγ
dimana :
C = kohesi (t/m2)
Z = kedalaman pondasi
B = lebar pondasi
92
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Alternatif 2
ℎ𝑒
Hf2 ≥ hw + 2
+ ha + hi
Di mana :
Hf = tinggi jagaan
93
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
waduk
- Tinggi kenaikan permukaan air yang disebabkan oleh banjir abnormal (∆h)
dihitung berdasarkan persamaan berikut :
2 α𝑄0 ℎ
∆h = . . 𝐴𝑥ℎ
3 𝑄 1+
𝑄𝑥𝑇
di mana :
Tinggi ombak yang disebabkan oleh angin ini perhitungannya sangat dipengaruhi
oleh panjangnya lintasan ombak (F) dan kecepatan angin di atas permukaan air
waduk. Perhitungan tinggi ombak (hw) ini menggunakan grafik metode SMB yang
dikombinasikan dengan metode Saville.
94
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
95
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
2. Panjang Embung
Yang dimaksud dengan panjang embung adalah seluruh panjang mercu
embung yang bersangkutan, termasuk bagian yang digali pada tebing-
tebing sungai di kedua ujung mercu tersebut. Apabila bangunan pelimpah
atau bangunan penyadap terdapat pada ujung-ujung mercu, maka lebar
bangunan-bangunan pelimpah tersebut diperhitungkan pula dalam
menentukan panjang embung (Sosrodarsono,1989).
3. Kemiringan Lereng Embung
Kemiringan lereng tanggul adalah perbandingan antara panjang garis
vertical yang melalui puncak dengan panjang garis horizontal yang melalui
tumit masingmasing.
Tabel 24. Kemiringan Tanggul yang dianjurkan
96
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
(USBR,1987)
dengan :
Dengan :
b. Material Konstruksi
Material konstruksi embung tergantung pada jenis material yang mudah
didapatkan pada lokasi pembangunan embung. Pada saat perencanaan
diperlukan investigasi untuk menentukan material konstruksi yang tersedia di
lokasi pembangunan. Bahan embung harus diusahakan sedekat mungkin
dengan lokasi pekerjaan karena sangat mempengaruhi biaya pengangkutan
dan biaya proyek secara keseluruhan.
97
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
c. Pondasi Embung
Keadaan geologi pada pondasi embung sangat mempengaruhi pemilihan tipe
embung, oleh karena itu penelitian dan penyelidikan geologi perlu
dilaksanakan dengan baik. Pondasi suatu embung harus memenuhi 3 (tiga)
persyaratan penting yaitu (Soedibyo, 1993) :
- Mempunyai daya dukung yang mampu menahan bahan dari tubuh embung
dalam berbagai kondisi
Sesuai dengan jenis batuan yang membentuk lapisan pondasi, maka secara
umum pondasi embung dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu (Soedibyo,
1993):
- Pondasi batuan (Rock foundation)
- Pondasi tanah.
98
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Gambar 43. Garis Depresi Embung Homogen (seseuai dengan garis parabola)
(Sosrodarsono &Takeda, 1977)
Pada titik permulaan, garis depresi berpotongan tegak lurus dengan lereng
hulu embung, dan dengan demikian titik Co dipindahkan ke titik C sepanjang
Δa.
Panjang Δa tergantung dari kemiringan lereng hilir embung, dimana air filtrasi
tersembul keluar yang dapat dihitung dengan rumus berikut (Sosrodarsono &
Takeda,1977) :
𝛾0
a + Δa = 1−cos 𝛼
di mana :
a = jarak AC (m)
Δa = jarak C0C (m)
α = sudut kemiringan lereng hilir embung
99
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
a. Gambar Rencana
Untuk menghitung volume pekerjaan diperlukan gambar rencana yang baik
dengan dimensi dan skala yang tepat. Gambar rencana yang diperlukan antara
lain : denah, potongan memanjang, potongan melintang, dan detail.
b. Perhitungan Volume
Untuk mendapatkan besarnya Rencana Anggaran Biaya proyek yang telah
direncanakan, sebagai langkah awal adalah dengan menghitung volume pekerjaan
yang berkaitan dengan pelaksanaan fisik yang akan dilaksanakan.
Untuk perhitungan kuantitas pekerjaan adalah dilakukan dengan menghitung
setiap item pekerjaan berdasarkan gambar perencanaan dimana secara umum
jenis pekerjaan tersebut adalah :
1. Pekerjaaan Tanah
Perhitungan volume dilakukan berdasarkan rerata luasan data potongan
penampang desain tanah dengan dikalikan dengan jarak untuk setiap jenis
kegiatan ataupun material jenis material yang digunakan dengan satuan
kuantitas, yaitu m2 ataupun m3.
2. Pekerjaan Bangunan
Perhitungan volume dilakukan berdasarkan rerata luasan data potongan
penampang desain bangunan yang mewakili bentuk dengan dikalikan jarak
untuk setiap jenis kegiatan ataupun meterial yang digunakan dengan satuan
kuantitas, yaitu m2 ataupun m3.
3. Pekerjaan Lainnya
Pekerjaan ini disesuaikan dengan sifatnya yang dihitung dalam bentuk satuan
kuantitas, yaitu m3, m2, buah, set ataupun lainnya.
c. Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Selain gambar rencana, harga satuan juga diperlukan dalam menghitung Rencana
Anggaran Biaya suatu konstruksi. Harga satuan yang dimaksud adalah harga
satuan bahan, harga satuan upah dan harga satuan peralatan. Harga satuan ini
berbeda untuk masing-masing daerah di Indonesia.
1. Harga satuan bahan
Adalah harga atau biaya satuan yang dibutuhkan untuk pengadaan suatu
material yang dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi.
100
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
101
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
BAB V
RENCANA PROGRAM KERJA
Untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal dan tepat sesuai dengan yang
diisyaratkan, maka perlu disusun program dan rencana kerja sebagai acuan dalam
operasional pelaksanaan pekerjaan Perencanaan 2 buah Embung di Kab. Karangasem.
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, pekerjaan tersebut di atas harus dapat
diselesaikan dalam kurun waktu 150 (seratus lima puluh) hari kalender atau 5 bulan
terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Program/rencana kerja disusun oleh konsultan setelah memahami inti dari
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan lingkup yang diberikan. Program/rencana kerja
ini sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi tim pelaksana pekerjaan untuk
mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk mengkoordinasi setiap
kegiatan, sehingga akan dihasilkan pekerjaan yang efektif dan efisien.
Program/rencana kerja akan kami sajikan dalam bentuk bagan alir pelaksanaan dan
jadwal pelaksanaan pekerjaan. Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan
komprehensif usulan konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan.
2. Survey Lapangan
- Penetuan Lokasi Site Embung dan Jalan Akses
- Persiapan Survey Lapangan
- Pemasangan BM dan CP
- Pelaksanaan Survey Topografi
- Pelaksanaan Survey dan Pengukuran Hidrologi/Hidrometri
- Pelaksanaan Survey Investigasi Geologi Teknik/Mekanika Tanah
102
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
103
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
104
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Tim Penyedia Jasa dipimpin oleh Ketua Tim yang bertanggung jawab kepada
Pengguna Jasa. Dalam kegiatan sehari-harinya, Tim Penyedia Jasa akan bekerja
berdampingan dengan Tim Teknis, setiap bulan para Tenaga Ahli termasuk Ketua Tim
mengadakan rapat periodic dengan Pengguna Jasa. Bila sewaktu-waktu diperlukan,
Pengguna Jasa dapat meminta kehadiran anggota yang manapun dari Tim Penyedia
Jasa untuk memberikan bantuan secara spesifik. Permintaan khusus dari Pengguna
Jasa harus disampaikan melalui Ketua Tim.
Pada Gambar berikut ditampilkan organisasi pekerjaan yang telah disusun oleh
konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan 2 buah Embung di Kab.
Karangasem.
105
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Berdasarkan uraian rencana dan tahapan kerja konsultan, maka dapat disusun
rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan selama kurun waktu pelaksanaan pekerjaan.
Penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ketat dan berkesinambungan di
antara bagian-bagian pelaksanaan pekerjaan yang satu dan yang lain, serta disiplin
personil dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawabnya akan
sangat membantu dalam mencapai sasaran pelaksanaan pekerjaan dengan hitungan
yang cermat serta memperhatikan kemungkinan akan terjadinya gangguan atau
hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan seperti kondisi cuaca (force majeur) dan
kemungkinan lainnya. Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini disusun berdasarkan jadwal
pelaksanaan masing-masing item pekerjaan terlampir pada Bab Lampiran.
106
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
107
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
JUMLAH
NO NAMA POSISI URAIAN ORANG
BULAN
lokasi studi.
Mengkoordinir
pelaksanaan survey
topografi dan pemetaan.
Menyusun laporan
topografi dan
penggambaran.
4 Dhanardono, ST Ahli Geoteknik Bertanggung jawab 1
kepada Team Leader.
Mengkoordinir kegiatan
investigasi geologi teknik
Mengkoordinir kegiatan
Melakukan analisa
karakteristik dan daya
dukung tanah.
Memberikan rekomendasi
tipe pondasi bangunan.
5 Aris Yuliono, ST Ahli Lingkungan Bertanggung jawab 1,5
kepada Team Leader.
Mengumpulkan data dan
informasi sosial budaya,
ekonomi dan lingkungan.
Melakukan kajian sosial
budaya, ekonomi dan
lingkungan.
6 Rakhmat Sani, ST Ahli M & E Bertanggung jawab 4,5
kepada Team Leader.
Membantu dalam
pembuatan sistem
jaringan pipa,
perhitungan kapasitas
pompa dan genset,
kapasitas pipa dan
pemilihan jenis pipa.
Membantu dalam
penyusunan laporan.
7 Erwin Sepriyanto, ST Ahli Bendungan Bertanggung jawab 1
kepada Team Leader.
Melakukan pengumpulan
data.
Membuat desain
bangunan bendungan
yang melintang di
sungai.
Membuat desain
bangunan penunjang.
Membantu dalam
penyusunan laporan.
8 Kadek Windy Surveyor Mengikuti petunjuk Team 2
Candrayana, ST. Topografi-1 Leader atau Ahli Geodesi
dalam hal survey
topografi.
Melakukan pengukuran
topografi
108
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
JUMLAH
NO NAMA POSISI URAIAN ORANG
BULAN
9 Budi Lestari, ST. Surveyor Mengikuti petunjuk Team 2
Topografi-2 Leader atau Ahli Geodesi
dalam hal survey
topografi.
Melakukan pengukuran
topografi
10 I Kadek Ady Darwiyasa, Bor Master Mengikuti petunjuk Team 1
ST Leader atau Ahli Geologi
dalam hal survey geologi
dan Mekanika Tanah
11 Ngk. Gd. Agung Khrisna Cad Drafter / Mengikuti petunjuk Team 3
W., ST. Draftman-1 Leader atau Ahli
bendungan atau Ahli
struktur dalam
melaksanakan tugasnya.
menggambar desain
embung.
12 Made Dwi Perwana, ST Cad Drafter / Mengikuti petunjuk Team 3
Draftman-2 Leader atau Ahli
bendungan atau Ahli
struktur dalam
melaksanakan tugasnya.
menggambar desain
embung.
13 I Putu Oka Sukarta, SE Tenaga Mengikuti petunjuk Team 5
Administrasi dan Leader dalam
Keuangan melaksanakan tugasnya.
Mengurus laporan
administrasi dan
keuangan
14 Putri Marita Wijayanti Mengikuti petunjuk Team 5
Operator
Leader dalam
Komputer melaksanakan tugasnya.
Membantu dalam
pengetikan laporan.
15 Doni Surya Putra Tenaga Bantu 1,5
Membantu melaksanakan
Lapangan
pengukuran survey
Pengukuran
topografi.
Topografi-1
16 Putu Cahyadi Putra Tenaga Bantu 1,5
Membantu melaksanakan
Lapangan
pengukuran survey
Pengukuran
topografi.
Topografi-2
17 I Wayan Nadi Tenaga Bantu 1,5
Membantu melaksanakan
Lapangan
pengukuran survey
Pengukuran
topografi.
Topografi-3
18 I Made Suartha Tenaga Bantu 1,5
Membantu melaksanakan
Lapangan
pengukuran survey
Pengukuran
topografi.
Topografi-4
109
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
JUMLAH
NO NAMA POSISI URAIAN ORANG
BULAN
19 Ketut Masdiana Tenaga Bantu 1
Lapangan Membantu pelaksanaan
Penyelidikan - 1 penyelidikan tanah.
110
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Kegiatan : Perencanaan dan Pengawasan Teknis Sumber Daya Air No Kontrak : 602.1/2881/SDA-DPU
Pekerjaan : Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem Tanggal : 14 April 2016
Lokasi : Kabupaten Karangasem No. SPMK : 602.1/2929/SDA-DPU
Konsultan : CV. Kencana Layana Consultan Tanggal : 18 April 2016
Tahun Anggaran : 2016 Pelaksanaan : 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender
WAKTU PELAKSANAAN
Periode-1 Periode-2 Periode-3 Periode-4 Periode-5
WAKTU/ 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
No URAIAN SATUAN VOL
FREK
18/04/16 - 26/04/16 - 03/05/16 - 11/05/16 - 18/05/16 - 26/05/16 - 02/06/16 - 10/06/16 - 17/06/16 - 25/06/16 - 02/07/16 - 10/07/16 - 17/07/16 - 25/07/16 - 01/08/16 - 09/08/16 - 16/08/16 - 24/08/16 - 31/08/16 - 08/09/16 -
25/04/16 02/05/16 10/05/16 17/05/16 25/05/16 01/06/16 09/06/16 16/06/16 24/06/16 01/07/16 09/07/16 16/07/16 24/07/16 31/07/16 08/08/16 15/08/16 23/08/16 30/08/16 07/09/16 14/09/16
A PROFESSIONAL STAFF
1 Team Leader Gede Putu Mariasa, ST MM 1.00 5.00
B SUB-PROFESSIONAL STAFF
1 Surveyor Topografi Kadek Windy Candrayana, ST MM 2.00 2.00
4 CAD Drafter Ngk. Gd. Agung Khrisna W., ST. MM 2.00 3.00
C SUPPORTING STAFF
1 Administrasi & Keuangan I Putu Oka Sukarta, SE. MM 1.00 5.00
111
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
5.5.1 Umum
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini, pihak pemilik pekerjaan dalam hal
ini Bidang Sumber Daya Air Dinas PU Provinsi Bali telah menyediakan fasilitas meliputi
:
- Pemberian surat pengantar untuk operasional maupun koordinasi dan dukungan
dengan instansi terkait
- Peminjaman referensi dan data sekunder dari studi terdahulu
- Pemberian informasi mengenai ketentuan yang berkaitan dengan pekerjaan
kewajiban konsultan
5.5.3 Peralatan
112
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Kegiatan : Perencanaan dan Pengawasan Teknis Sumber Daya Air No Kontrak : 602.1/2881/SDA-DPU
Pekerjaan : Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem Tanggal : 14 April 2016
Lokasi : Kabupaten Karangasem No. SPMK : 602.1/2929/SDA-DPU
Konsultan : CV. Kencana Layana Consultan Tanggal : 18 April 2016
Tahun Anggaran : 2016 Pelaksanaan : 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender
WAKTU PELAKSANAAN
Periode-1 Periode-2 Periode-3 Periode-4 Periode-5
WAKTU/ 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
No URAIAN SATUAN VOL
FREK 18/04/16 26/04/16 03/05/16 11/05/16 18/05/16 26/05/16 02/06/16 10/06/16 17/06/16 25/06/16 02/07/16 10/07/16 17/07/16 25/07/16 01/08/16 09/08/16 16/08/16 24/08/16 31/08/16 08/09/16
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
25/04/16 02/05/16 10/05/16 17/05/16 25/05/16 01/06/16 09/06/16 16/06/16 24/06/16 01/07/16 09/07/16 16/07/16 24/07/16 31/07/16 08/08/16 15/08/16 23/08/16 30/08/16 07/09/16 14/09/16
A BIAYA PERALATAN KERJA
1 Sewa Komputer & Printer Unit/Bln 1.00 5.00
B BIAYA SURVEY
1 Sewa Theodolit Unit/Bln 2.00 2.00
113
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
Kegiatan : Perencanaan dan Pengawasan Teknis Sumber Daya Air No Kontrak : 602.1/2881/SDA-DPU
Pekerjaan : Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem Tanggal : 14 April 2016
Lokasi : Kabupaten Karangasem No. SPMK : 602.1/2929/SDA-DPU
Konsultan : CV. Kencana Layana Consultan Tanggal : 18 April 2016
Tahun Anggaran : 2016 Pelaksanaan : 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender
WAKTU PELAKSANAAN
Periode-1 Periode-2 Periode-3 Periode-4 Periode-5
WAKTU/ 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
No URAIAN SATUAN VOL
FREK 18/04/16 26/04/16 03/05/16 11/05/16 18/05/16 26/05/16 02/06/16 10/06/16 17/06/16 25/06/16 02/07/16 10/07/16 17/07/16 25/07/16 01/08/16 09/08/16 16/08/16 24/08/16 31/08/16 08/09/16
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
25/04/16 02/05/16 10/05/16 17/05/16 25/05/16 01/06/16 09/06/16 16/06/16 24/06/16 01/07/16 09/07/16 16/07/16 24/07/16 31/07/16 08/08/16 15/08/16 23/08/16 30/08/16 07/09/16 14/09/16 -
B BIAYA SURVEY
1 Bench Mark (BM) Buah 12.00 1.00
-
-
6 Test Pit Lubang 4.00 1.00
114
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan 2 Buah Embung di Kabupaten Karangasem
BAB VI
PENUTUP
Dokumen Laporan Pendahuluan ini merupakan dokumen awal dari pekerjaan ini
yang memuat latar belakang, maksud dan tujuan serta ruang lingkup pekerjaan, yang
disertai dengan gambaran awal wilayah studi, metodologi, rencana kerja, organisasi
pelaksanaan pekerjaan, tugas dan tanggung jawab tenaga ahli, serta pelaporan, yang
semuanya merupakan gambaran untuk melaksanakan pekerjaan pada tahap
selanjutnya.
Dengan adanya Laporan Pendahuluan ini diharapkan pekerjaan yang
dilaksanakan akan mencapai tujuan yang diharapkan. Demikian Laporan Pendahuluan
ini kami sampaikan dengan harapan dapat menjadi landasan dalam pelaksanaan
pekerjaan di tahap berikutnya.
115