Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL

SENTRALISASI OBAT
PRAKTIK PROFESI NERS PRATIKA SENIOR DI RUANG ICCU RUMAH SAKIT UMUM
HAJI SURABAYA

OLEH :
1. Sola Mardiana, S.Kep (20174663020)
2. Novita Aulia R, S.Kep (20174663061)
3. Yeti Rahmaniar, S.Kep (20174663031)
4. Winda Ayu S, S.Kep (20174663074)
5. Imroatul Mafruhah, S.Kep (20174663013)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indikator mutu salah satunya adalah patient safety, dan salah satu indikator dari
patient safety adalah kesalahan pengobatan. Teknik pengelolaan secara sentralisasi
merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien
diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga
sepenuhnya dilakukan oleh perawat. Sehingga seluruh obat yang dikonsumsi
pasien dapat dipantau oleh perawat. Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan
strategi persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana dan membuat petunjuk teknis
penyelenggaraan sentralisasi obat serta pendokumentasian hasil pelaksanaan
sentralisasi obat. Kontroling penggunaan obat dan konsumsi obat bagi pasien perl
digalakkan lagi sehingga resiko-resiko kesalahan pengobatan dapat diminimalkan.
Teknik pengelolaan obat secara sentralisasi dengan sistem UDD merupakan
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan
sepenuhnya kepada asisten apoteker. Pengeluaran dan pembagian obat juga
sepenuhnya dilakukan oleh asisten apoteker.

2.2 Tujuan
Tujuan umumnya adalah mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan
sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
Tujuan khususnya adalah :
1. Mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan
prinsip 6 T + 1 W dan mendokumentasikan hasil pengelolaan.
2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat primer dan perawat
assosiate dalam penerapan prinsip 6 T + 1 W.
3. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang
diberikan.
4. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
5. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.

2.3 MANFAAT
a. Bagi perawat : Tercapainya kepuasan kerja yang optimal, dapat mengontrol
secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien, dan meningkatkan
kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat.
b. Bagi institusi : Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
dan terciptanya model asuhan keperawatan professional.
c. Bagi pasien : tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan, klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat.

2.4 PENGORGANISASIAN
 Kepala Ruangan
 Perawat Primer
 Perawat Assosiate
 Petugas Farmasi

2.5 METODE
a. Pelaporan
b. Tanya Jawab

2.6 MEDIA
a. Lembar serah terima obat
b. Lembar persetujuan
c. Alat tulis
BAB II

KONSEP SENTRALISASI OBAT

2.1 Definisi
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran
dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat (Nursalam, 2011).
Kontroling atau pengawasan terhadap penggunaan dan konsumsi obat
merupakan salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola
yang sistematis, sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh
perawat sehingga resiko kerugian secara materiil maupun non materiil dapat
dieliminir.

2.2 Tujuan Sentralisasi Obat


Tujuan sentralisasi obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat
terpenuhi (Nursalam, 2011).
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat
perlu disentralisasikan:
1) Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2) Menggunakan obat yang mahal dan bermerek.
3) Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti, dibuathanya untuk mencoba.
4) Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan.
5) Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa
sesudah batas kadaluarsa.
6) Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
7) Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri (Nursalam, 2011).
2.3 Teknik Pengolahan Obat (sentralisasi)
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada staff yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
3. Penerimaan obat:
a. Keluarga menyerahkan resep dan persyaratan yang diperlukan kepada depo
farmasi.
b. Perawat menerima obat dari depo farmasi setiap hari untuk dosis sehari
(ODD) dalam kemasan 1 kali pemberian (UDD).
c. Perawat menuliskan nama pasien, registrasi, jenis obat, dan jumlah (sediaan)
dalam format pemberian obat dan meminta tanda tangan petugas farmasi.
d. Obat yang telah diterima dari farmasi selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat.
e. Keluarga/klien selanjutnya mendapatkan informasi bila mana obat tersebut
akan habis (Nursalam, 2011).
4. Pembagian obat:
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan
memerhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar penerimaan obat:
dengan terlebih dahulu dicocokan dengan terapi yang diinstruksikan dokter
dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saaat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping. Usahakan tempat atau wadah obat
kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi. Pantau efek samping pada
pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang
atau petugas yang ditujukan dan didokumentasikan dalam buku masuk obat.
Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada keluarga dan
kemudian dimintakan resep kepada dokter penganggung jawab pasien
(Nursalam, 2002).
e. Penambahan obat baru
- Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan
alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk
obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.
- Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin, maka dokumentasi hanya
dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2002).
5. Obat khusus
a. Obat disebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang
cukup besar.
b. Pemberian obat khusus didokumentasikan di format pemberian obat khusus
c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga yaitu nama obat, kegunaan
obat, waktu pemberian, efek samping obat.
2.4 Alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2011)

Dokter PP
Resep

Pendekatan perawat Surat persetujuan


sentralisasi obat

PASIEN/ KELUARGA

FARMASI/APOTIK

PENGATURAN DAN PENGELOLAAN


OLEH PETUGAS FARMASI Lembar serah terima obat,
buku serah terima obat

PENERIMAAN, PENDISTRIBUSIAN,
PENYIMPANAN OLEH PERAWAT

PASIEN / KELUARGA

OBAT HABIS

Keterangan :
: Garis Komando
-- - > : Garis Koordinasi

Bagan : 2.1. Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat (Nursalam, 2011)


2.5 Pengorganisasian Peran
1) KARU
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktik.
b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2) PP
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
c. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
d. Melakukan pendelegasian tentang pemberian obat kepada PA.
3) PA
a. Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana.
b. Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan.
c. Melaksanakan program medis pemberian obat dengan penuh tanggung
jawab.
d. Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien
dirawat.
4) Instrumen dalam pelaksanaan sentralisasi obat
a. Lemari/kotak sentralisasi obat.
b. Surat persetujuan dilakukan sentralisasi obat.

Seorang menejer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai


obat dengan cara-cara berikut ini:
1) Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan
penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf.
2) Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan
di dinding.
3) Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab beborosan obat.
4) Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat.
5) Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat
setiap minggu pada waktu pertemuan staf.
6) Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana di
perpustakaan (Mc Mahon, 1999).
 Mendidik Pasien Tentang Obat
Kadang-kadang pasien meminum obat degan cara yang salah,baik
dengan mengurangi dosis agar pengobatannya lebih lama atau menembahnya
dengan harapan akan lebih cepat sembuh. Mereka minum obat pada waktu
yang tidak tepat atau lupa akan dosisnya. Pasien yang mendapat pengobatan
jangka panjang sering berhenti meminum obatnya terlalu dini. Hal ini tejadi
karena pasien tidak mengerti akan kerja obat dalam tubuh. Akibatnya,
mereka kadang-kadang tidak sembuh dan obat terbuang percuma.
Para pekerja kesehatan harus sangat peduli untuk menerangkan pada
pasien bagaimana cara meminum obat mereka, terangkan dengan cara
sederhana mengapa obat-obat tertentu harus diminum dengan cara tertentu.
Dengan demikian pasien akan belajar bahwa:
- Masing-masing obat mempunyai cara kerja tersendiri. Obat yang dapat
dipakai pada satu keadaan tidak bermanfaat untuk keadaan lain.
- Besarnya dosis sangat penting,bila terlalu sedikit cara kerjanya terlalu lemah
untuk memperbaiki keadaan, dan bila terlalu kuat dapat meracuni pasien.
Dosis untuk anak-anak lebih sedikit dari pada dosis untuk dewasa.
- Pengobatan harus teratur untuk menjamain bahwa kadar obat yang
diinginkan dalam tubuh tercapai.
- Semua tahapan pengobatan harus dijalani dengan lengkap, bila tidak pasien
dapat kembali jatuh sakit dengan keadaan yang lebih parah daripada
sebelumnya.
- Obat harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak, yang mungkin memakannya
karena mirip gula-gula dan dapat meracuni mereka.
2.6 PENGELOLAAN OBAT KONTROL TIDAK PENUH (DESENTRALISASI)
Pengelolaan obat diserahkan kepada keluarga setelah keluarga / pasien
mendapatkan pengertian yang memadai seputar penggunaan obat dari perawat .
A. Penerimaan dan Pencatatan Obat
1. Obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat.
2. Obat yang diserahkan dicatatan dalam buku masuk obat.
3. Perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada keluarga/pasien.
4. Keluarga/ pasien mendapatkan penyuluhan tentang: rute pemberian obat,
waktu pemberian obat, tujuan pemberian dan efek samping yang mungkin
timbul.
5. Perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga/pasien; pasien/keluarga
mendatangi lembar penyuluhan.
B. Pemberian Obat
1. Obat yang telah diminum dicek adanya efek samping , juga dilakukan
pengecekan obat tiap hari (pagi) untuk menentukan apakah obat benar-benar
diminum tepat dosis.
2. Obat yang hilang/berkurang/jumlah klarifikasi tidak sesuai dengan
perhitungan; diklasifikasikan pada keluarga/pasien.
C. Penambahan Obat
1. Penambahan obat baru harus dilaporkan pada perawat untuk dicatat dalam
buku masuk obat.
2. Bila terdapat obat jenis baru, maka dilakukan penyuluhan khusus tentang obat
baru tersebut sebelum di serahkan pada pasien.
D. Obat Khusus
1. Penjelasan / penyuluhan tentang obat khusus akan diberikan oleh perawat
primer
2. Pemberian obat khusus sebaiknya dilakukan oleh perawat

 Mempersiapkan Daftar Obat Standar


Sifat pekerjaan kesehatan dan pengetahuan mengenai penyakit dan
pengobatannya harus berubah seiring dengan penemuan obat-obat baru. Sebagian
akibatnya, ‘daftar standar’ seringkali ‘ketinggalan jaman ‘ atau tidak adekuat lagi
daftar obat standar mungkin perlu diubah atas alasan-alasan berikut ini:
A. Terdapat penyakit baru yang belum pernah ditangani , atau pasien yang
sebelumnya merupakan pasien rawat di rumah sakit , sekarang berobat jalan
B. Terdapat obat-obat baru
C. Anggaran untuk membeli obat tidak cukup lagi untuk membeli semua obat yang
tertera dalam daftar sehingga diperlukan obat pengganti yang lebih murah.

 Menghitung Keperluan Obat


Memesan obat lebih dari pada yang diperlukan mengakibatkan
pemborosan,karena sebagian obat akan tersisa sampai lewat batas waktu
penggunaanya memesan obat kurang dari pada yang diperlukan akan
mengakibatkan kekurangan , dan pasien tetap sakit karena tidak dapat diobati.
Oleh karena itu sangat penting diperkirakan dengan tetap berapajumlah setiap
obat yang diperlukan.Hal ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman
sebelumnya dipusat kesehatan atau dengan perhitungan.

Rumus untuk menghitung


Dosis rata-rata = jumlah pasien yang biasanya diobati dengan obat itu
Pemberian obat X diantara selang waktu pembeli

Selang waktu pemberian adalah selang waktu antara dua kali kedatangan
obat berturut-turut , biasanya tiga atau enem bulan jumlah pasien yang diobati
dengan obat tertentu atau yang terjangkit yang akan diobati dengan obat tersebut
dpengobatan perhitungkan dari catatan atau pendaftaran klinik.

 Mempersiapkan Obat untuk Bagian Rawat Jalan


Pengobatan dosis penu menggunakan tablet obat tertentu dapat
dipersiapkan dengan cara mengemasannya dalam amplop kecil atau kertas terlipat
sebelum klinik atau bagian rawat jalan dimulai. Sehingga pada saat pasien
memerlukannya obat-obatan tersebut sudah siap .tindakan ini memiliki beberapa
keuntungan:
A. Pasien menerima pengobatan dosis penuh yang tepat.
B. Menghemat waktu , sehingga menunggu dan antri saat taplet dihitung dapat
dihindari.
C. Dapat memberi petunjuk tercetak dalam bungkus atau dituliskan di amplop untuk
memberitaukan kepada pasien bagai mana dan kapan obat di minum. Harus di
pikirkan tanda khusus untuk memberikan keterngan yang sama bagi pasien buta
hurup , misal gambar matahari terbit menandakan pagi hari .
D. Cara ini terutama barguna untuk klinik tertentu yang memberikan pengopbatan
standat kepada semua pasien, misal tablet besi dan asam folat untuk wamita hamil
.
E. Pengamatan dan pengawasan pengeluaran obat menjadi lebih mudah .

 Bagaimana Mempersiapkan Kemasan Obat


Tatacara berikut ini harus diikuti untuk mengemas obat :
1. Buat daftar obat-obatan yang sering diresepkan .
2. Tuliskan rincian pengobatan yang bisa untuk tiap-tiap kelompok umur , misal 1-4
tahun , 5-9 tahun ,10-15 tahun ,dan dewasa
3. Tulis pengobatan sretiap hari sedemikian rupa sehingga pasien dapat
memahaminya dengan mudah misalnya ;
Dewasa
Minumlah SATU tablet tiga kali sehari :
Satu pada saat bangun tidur
Satu pada tengah hari
Satu pada saat sebelum tidur
Dan teruskan pengobatan untuk……….hari.
4. Cetak dan perbanyak petunjuk bila mungkin , gunakanlah kertas dengan warna
yang berbeda untuk masing-masing kelompok umur .
5. Beli atau buatlah amplop-amplop kecil .
6. Masukkan jumlah obat yang tepat untuk pengobaatan dosis penuh ke dalam
masing-masing amplop .rekatkan petunjuknya pada amplop .
2.7 PETUNJUK TEKNIK PENGISIAN FORMAT SURAT PERSETUJUAN
SENTRALISASI OBAT
1) Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri,
anak, istri, orang tua, dll
2) Nama pasien, umur, jenis kelamin, alamat, no.reg diisi sesuai data pasien yang
bersangkutan.
3) Ruang diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4) Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent.
5) Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan data dan pasien yang
menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.

 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PEMBERIAN OBAT ORAL


DAN OBAT SUNTIK
1) Pengisian nama pasien, no.reg, umur, ruangan.
2) Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis dan nama
dokter yang merawat.
3) Kolom tanggal diisi tanggal penerimaan obat, secara vertikal begitu juga pada
kolom terima yaitu jumlah obat yang diterima dan frekunsi obat diberikan.
4) Kolom pemakaian obat diisi sesusi sesuai shif, jam berapa obat diberikan
beserta paraf perawat.
5) Kolom sisa obat diisi oleh perawat pada setiap shif pagi, siang, dan malam,
yaitu jumlah obat beserta paraf perwat pada akhir dinas.

 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT SERAH TERIMA OBAT


1) Pengisian nama pasien, umur, no.reg, ruangan.
2) Kolom tanggal diisi sesuai dengan tanggal serah terima obat.
3) Kolom nama obat dan jumlah diisi sesuai dengan nama obat dan jumlah yang
diterima
4) Kolom tanda tangan/nama tarang yang menyerahkan diisi oleh keluarga/pasien
atau perawat pada sasat pasien pulang.
5) Kolom tandatangan/nama terang yang diserahkan diisi oleh perawat atau
keluarga yang menerima.
6) Kolom keterangan diisi bila ada hal-hal yang berkaitan dengan serah terima
obat.
Tabel 2.1. Pelaksanaan Kegiatan Sentralisasi Obat
Tahap Kegiatan Wa Tempat Pelaksana
ktu
Persiapan 1. KARU memberitahu PP 10 menit Num’s room Karu
bahwa ada pasien baru yang
belum diberikan penjelasan Nurse station PP & PA
tentang sentralisasi obat.
2. PP meminta bantuan PA Num’s room Karu
untuk menyiapkan
kelengkapan dokumen yang Num’s room PP & PA
diperlukan untuk
sentralisasi obat
3. KARU menanyakan
kembali pada PP tentang
kelengkapan dokumen yang
telah disiapkan.
4. PP menyebutkan hal-hal
yang telah disiapkan.
Pelaksanaan 1. Karu membuka acara Bed pasien Karu
untuk sentralisasi obat 30 menit Bed pasien PP & PA
2. PP menyampaikan tentang
sentralisasi obat kepada
pasien dan keluarga:
a. Tujuan dan manfaat
dilaksanakan
sentralisasi obat
b. Cara pengelolaan obat : Bed pasien PP
cara penyimpanan dan Bed pasien PP & Keluarga
pemberian obat. Pasien
c. Cara mengelola jika Bed pasien PP
ada obat habis dan obat Bed pasien PP &
baru. Bed pasien Petugas farmasi
d. Memberikan format Nurse Station PP
persetujuan sentralisasi Bed pasien PA
obat. Nurse Station PP &
3. Memberi kesempatan Keluarga Pasien
keluarga untuk bertanya PA & PP
4. PP meminta pasien /
keluarga untuk mengisi
surat persetujuan
sentralisasi obat
5. PP menandatangani surat
persetujuan sentralisasi
obat beserta petugas
farmasi.
6. PP mengisi format serah
terima obat dari pasien ke
perawat.
7. PA menyimpan obat yang
telah diterima di kotak
obat
8. Keluarga menandatangani
surat serah terima obat
beserta PP
9. PA melaporkan pada PP
bahwa obat sudah
disimpan di kotak obat
Penutup 10. Perawat melaporkan NUM’s room PP
kepada karu bahwa 5 menit
sentralisasi sudah NUM’s room Karu
dilakukan
11. Karu memeriksa
kelengkapan dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

WHO. 1999. Managament pelayanan keperawatan primer edisi 2. Jakarta: EGC


Nursalam.2007. Managament Keperawatan Amplikasi dalam praktek keperawatan
Profesional Ed 2. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2002.Managament keperawatan Ed 1. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. 2008. Managament Keperawatan Ed 2. Jakarta : Salemba Medika
LEMBAR PENILAIAN SENTRALISASI OBAT

Tahap Kegiatan ya Tidak


Persiapan 5. KARU memberitahu PP bahwa ada pasien baru
yang belum diberikan penjelasan tentang sentralisasi
obat.
“yeti, ini ada pasien baru yang belum diberikan
penjelasan tentang sentralisasi obat, tolong
diberikan penjelasan ya”
6. PP meminta bantuan PA untuk menyiapkan
kelengkapan dokumen yang diperlukan untuk
sentralisasi obat
”Bita tolong di persiapkan kelengkapan dokumen
yang di perlukan untuk penjelasan sentralisasi obat”
7. KARU menanyakan kembali pada PP tentang
kelengkapan dokumen yang telah disiapkan.
“bagaimana Yeti perihal kelengkapan dokumen nya
? apakah sudah lengkap ?”
8. PP menyebutkan hal-hal yang telah disiapkan.
“iya bu sudah saya siapkan dokumennya, disini ada
lembar persetujuan untuk dilakukan sentralisasi
obat”
Pelaksanaan 12. Karu membuka acara untuk sentralisasi obat
“Assalamualaikum ibu, selamat pagi saya Sola
Mardiana sebagai kepala ruangan di ruang ICCU
RSU Haji Surabaya, baiklah untuk penjelasan
mengenai sentralisasi obat akan di jelaskan oleh
Perawat yeti, silahkan yeti dijelaskan”
13. PP menyampaikan tentang sentralisasi obat kepada
pasien dan keluarga:
e. Tujuan dan manfaat dilaksanakan sentralisasi
obat
f. Cara pengelolaan obat : cara penyimpanan dan
pemberian obat.
g. Cara mengelola jika ada obat habis dan obat
baru.
h. Memberikan format persetujuan sentralisasi
obat.
“Assalamualaikum ibu, saya nurse yeti perawat yang
bertanggung jawab disini, saya akan memberikan penjelasan
perihal sentralisasi obat yang ada di ruang ICCU RSU Haji
Surabaya. Tujuan nya untuk Mengamankan obat-obat yang
dikelolah dan Mengutamakan ketepatan pemberian obat
dengan tepat sesuai dengan dosis waktu dan cara pemberian
obatnya. Di ruangan ini menggunakan sentralisasi obat UDD
yaitu 1 resep untuk sehari, kalo hari senin sampai hari jumat
dari jam 07.00 sampai jam 16.00 ada petugas dari depo
farmasi yang mengambil resep ke ruangan buk, tapi jika dari
jam 16.00 sampai 07.00 pagi ada resep tambahan dan hari
sabtu dan minggu, pihak keluarga yang mengambil resep dari
ruangan ke depo farmasi untuk mengambil obat nya, sarat
yang harus di bawa yaitu fotokopi kartu yang berwarna
kuning yang sudah di stempel ya buu. Jika ibu sudah
menerima obatnya langsung serahkan ke perawat di ruangan
ya bu, setelah itu akan kami simpan di jelly box sesuai dengan
nomer kamar dan e tiket keluarga ibu setelah itu perawat juga
yang akan mendistribusikan obat-obatan itu ke pasien. nanti
jika ada obat lebih akan di kembalikan lagi ke depo
farmasinya bu, pihak depo farmasi yang akan menghitung dan
mengambil obat dari ruangan.. oia, kartu kuning nya di
fotokopi yang banyak yaa, jangan lupa minta stempel di
administrasi supaya ibu tidak bolak-balik lagi dan supaya
pengambilan obatnya lebih cepat yaa

14. Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya
“Apakah ada yang perlu di tanyakan ?”
15. PP meminta pasien / keluarga untuk mengisi surat
persetujuan sentralisasi obat
“Baiklah kalau ibu sudah mengerti tolong isi dan
tanda tangan di surat persetujuan sentralisasi obat
ini ya bu”
16. PP menandatangani surat persetujuan sentralisasi
obat beserta petugas farmasi.

17. PP mengisi format serah terima obat dari pasien ke


perawat.
18. PA menyimpan obat yang telah diterima di kotak
obat
19. Keluarga menandatangani surat serah terima obat
beserta PP
20. PA melaporkan pada PP bahwa obat sudah
disimpan di kotak obat
“ners yeti, obat pasien X sudah saya simpan di
jellybox sesuai dengan nomer bed dan etiket
pasien”
Penutup 21. Perawat melaporkan kepada karu bahwa
sentralisasi sudah dilakukan
“Bu, sentralisasi obat sudah saya lakukan, pasien
sudah mengerti dan sudah menandatangani lembar
persetujuan sentralisasi obat”
22. Karu memeriksa kelengkapan dokumentasi
“Baik ners yeti, kalau begitu saya periksa terlebih
dahulu kelengkapan dokumennya”
KEGIATAN SENTRALISASI OBAT
1. Penanggung Jawab :
2. Tujuan :
Mampu melaksanakan peran katim dalam pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil
pengelolaan sentralisasi obat dengan benar.
3. Rencana Strategi :
a. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent, format serah terima obat dan
format pemberian obat oral/ injeksi.
b. Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter dan bagian farmasi
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
4. Pelaksanaan :
Topik : Sentralisasi Obat
Hari/Tanggal : Senin, 07 Mei 2018
Waktu : 10.00
Tempat : R. ICCU RSU Haji Surabaya
Karu : Winda
PP : Yeti
PA : Bita
Pembimbing : Laila
Observer : Sola Mardiana
a. Struktur (input)
1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang ICCU RSU Haji Surabaya
2. Persiapan dilakukan sebelumnya.
3. Perawat yang betugas : Winda, Yeti, Bita
b. Proses
1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah ditentutan dan pasien
yang menyetujui informed consent untuk dilkukan sentralisasi obat.
2. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.
c. Hasil
1. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
2. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar.
3. Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
4. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.
DIALOG SENTRALISASI OBAT
PROLOG :
Senin pagi di ruang ICCU RSU Haji Surabaya, pukul 07 : 00 WIB perawat sifht malam dan
pagi mulai melakukan operan jaga, perawat shift malam memberitahukan jika ada
pasien baru atas nama px X yang belum diberikan penjelasan tentang sentralisasi obat.
Setelah operan selesai, KARU memberitahu PP bahwa ada pasien baru yang belum
diberikan penjelasan tentang sentralisasi obat.
TAHAP 1 : PERSIAPAN
KARU : yeti, ini ada pasien baru yang belum diberikan penjelasan tentang sentralisasi obat, tolong
diberikan penjelasan ya
PP : baik bu
PP : Bita tolong di persiapkan kelengkapan dokumen yang di perlukan untuk penjelasan sentralisasi obat
Karu : bagaimana Yeti perihal kelengkapan dokumen nya ? apakah sudah lengkap ?
PP : iya bu sudah saya siapkan dokumennya, disini ada lembar persetujuan untuk dilakukan sentralisasi
obat
TAHAP 2 : PELAKSANAAN
Karu : Assalamualaikum ibu, selamat pagi saya Sola Mardiana sebagai kepala ruangan di ruang ICCU
RSU Haji Surabaya, baiklah untuk penjelasan mengenai sentralisasi obat akan di jelaskan oleh
Perawat yeti, silahkan yeti dijelaskan
PP : baik bu
PP :“Assalamualaikum ibu, saya nurse yeti perawat yang bertanggung jawab disini, saya akan
memberikan penjelasan perihal sentralisasi obat yang ada di ruang ICCU RSU Haji Surabaya. Tujuan
nya untuk Mengamankan obat-obat yang dikelolah dan Mengutamakan ketepatan pemberian obat
dengan tepat sesuai dengan dosis waktu dan cara pemberian obatnya. Di ruangan ini menggunakan
sentralisasi obat UDD yaitu 1 resep untuk sehari, kalo hari senin sampai hari jumat dari jam 07.00
sampai jam 16.00 ada petugas dari depo farmasi yang mengambil resep ke ruangan buk, tapi jika dari
jam 16.00 sampai 07.00 pagi ada resep tambahan dan hari sabtu dan minggu, pihak keluarga yang
mengambil resep dari ruangan ke depo farmasi untuk mengambil obat nya, sarat yang harus di bawa
yaitu fotokopi kartu yang berwarna kuning yang sudah di stempel ya buu. Jika ibu sudah menerima
obatnya langsung serahkan ke perawat di ruangan ya bu, setelah itu akan kami simpan di jelly box
sesuai dengan nomer kamar dan e tiket keluarga ibu setelah itu perawat juga yang akan
mendistribusikan obat-obatan itu ke pasien. nanti jika ada obat lebih akan di kembalikan lagi ke depo
farmasinya bu, pihak depo farmasi yang akan menghitung dan mengambil obat dari ruangan.. oia,
kartu kuning nya di fotokopi yang banyak yaa, jangan lupa minta stempel di administrasi supaya ibu
tidak bolak-balik lagi dan supaya pengambilan obatnya lebih cepat yaa”
Keluarga pasien : iya sus
PP: “Apakah ada yang perlu di tanyakan ?”
Keluarga pasien : “tidak sus”
PP : “Baiklah kalau ibu sudah mengerti tolong isi dan tanda tangan di surat persetujuan sentralisasi obat
ini ya bu”
Setelah itu PP menandatangani surat persetujuan sentralisasi obat beserta petugas farmasi. PP juga
mengisi format serah terima obat dari pasien ke perawat. PA menyimpan obat yang telah diterima di
kotak obat. Keluarga menandatangani surat serah terima obat beserta PP. PA melaporkan pada PP
bahwa obat sudah disimpan di kotak obat
PA : “ners yeti, obat pasien X sudah saya simpan di jellybox sesuai dengan nomer bed dan etiket pasien”
TAHAP 3 PENUTUP
PP: “Bu, sentralisasi obat sudah saya lakukan, pasien sudah mengerti dan sudah
menandatangani lembar persetujuan sentralisasi obat”
KARU : “Baik ners yeti, kalau begitu saya periksa terlebih dahulu kelengkapan
dokumennya”

Anda mungkin juga menyukai