SKRIPSI
Oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Disusun oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109
Pembimbing
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengesahan Skripsi
Berjudul
Oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Pembimbing :
dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes ...................................
Panitia Penguji :
1. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes ...................................
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
Penulis
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Periode Juli-Desember 2005” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, Pak Darsono, Pak Ibnu, Pak Agung dan
seluruh staf bagian rekam medis Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang
3. Kepala Bagian Pusmarsa Rumah Sakit Bethesda beserta staf yang telah
4. Ibu Dra. Pramuji Eko Wardani, MAB.,Apt. selaku kepala instalasi farmasi
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Ibu Rita Suhadi, M.Si.,Apt selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma sekaligus sebagai dosen penguji yang telah memberikan banyak arti
6. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan waktu dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini
hingga selesai.
7. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan
Penulis.
9. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt dan segenap panitia skripsi Fakultas
10. Sekretariat Farmasi ; Mbak Sari, Mas Narto dan Pak Kartatmo yang telah
11. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan perpustakan Farmasi UGM atas
12. Ibu dan bapak atas doa dan cintanya serta pengorbanan untuk mengantarkan
13. Mba’ Wanty dan de’ Ambar yang telah memberikan dukungan dan kasih
persaudaraan.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terselesaikannya skripsi ini. Juga Christa dan Leo, terimakasih karena boleh
15. Semua teman-teman C_Mistry, esp. Tawiq, Wenny, Ica, Sindi, Melin, Melon,
Rini, Angga, Gallaeh, Rinto, Donny, Willy, Nia dan semuanya yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Bersama kalian aku banyak berkembang dan
16. Mba’Puri, Mba’Wenny, Mba’ Meita, Mba’Astu, Mba’ Ullin, Mas Thomas
17. Angger dan Ria, teman seperjuangan dalam proses pengambilan data.
18. Temen-teman JKMK terimakasih untuk kasih yang boleh kita bagi dan
rasakan, esp., Mba’ Vero, Mba’ Ratna, Mas Adit, Mba Sisca, Mas Vembri,
19. Rm. Issri, Rm. Wiratno, Mas Yanto, Mas Simus, Mas Frans, Antoro, Hermin,
20. Teman-teman Banana Hum dan tetangga yang telah menjadi anugerah
terindah dalam hidup bersama. Eta, Ria, Detta terimakasih atas pinjaman
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini dan
masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sekalian sangat diharapkan. Akhirnya Penulis berharap semoga hasil penelitian ini
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
INTISARI ........................................................................................................ x
ABSTRACT........................................................................................................ xi
2. Keaslian Penelitian................................................................................ 5
a. Manfaat Teoritis.............................................................................. 7
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Etiologi ................................................................................................. 10
3. Patofisiologi ......................................................................................... 11
2. Epidemiologi ........................................................................................ 18
3. Etiologi.................................................................................................. 19
4. Patofisiologi ......................................................................................... 19
5. Diagnosis .............................................................................................. 22
6. Klasifikasi ............................................................................................ 23
7. Penatalaksanaan ................................................................................... 25
a. Tujuan ............................................................................................ 25
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Perencanaan ......................................................................................... 41
a. Antibiotika ..................................................................................... 53
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Antidiabetika .................................................................................. 53
c. Analgesik ....................................................................................... 58
A. Kesimpulan ................................................................................................ 85
B. Saran .......................................................................................................... 86
LAMPIRAN ..................................................................................................... 91
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV. Klasifikasi Diabetic Foot Infection (Lipsky, et al., 2004) ....... 24
2004) ....................................................................................... 32
Tabel VIII. Penyebab Drug Related Problems (DRPs) (Cipolle, 1998) .... 36
Tabel IX. Distribusi Komplikasi Lain dan Penyakit penyerta Pasien ... 52
Tabel XI. Golongan dan jenis obat antiinfeksi yang diberikan pada
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XIV. Golongan dan jenis obat antidiabetik yang diberikan pada
Tabel XV. Golongan dan jenis obat analgesik yang diberikan pada
Tabel XVI. Golongan dan jenis obat gizi dan darah yang diberikan pada
Tabel XVII. Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi
Tabel XVIII. Golongan dan jenis obat sistem saluran cerna yang diberikan
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XIX. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang diberikan
Tabel XX. Golongan dan jenis obat sistem kardiovaskuler yang diberikan
Tabel XXI. Golongan dan jenis obat sistem pernafasan yang diberikan
Tabel XXIX. Ringkasan Aktual DRP Butuh terapi obat tambahan ............. 78
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XXXV. Ringkasan Potensial DRP Efek obat yang tidak diinginkan ... 80
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
halaman
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
2005 ..........................................................................................133
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut laporan terakhir WHO (2005), di dunia kini terdapat sekitar 200
juta penderita diabetes melitus dan diperkirakan akan meningkat menjadi 366 juta
pada tahun 2030. Di Indonesia jumlah penderita DM sekitar 8,6 juta orang. Angka
ini membuat Indonesia menempati posisi keempat setelah India, China, dan
sesuai pola hidup masyarakat saat ini yang aktivitas fisiknya kurang dan
kronik, di mana penderita DM tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang
cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga
terjadi kelebihan gula dalam darah. Apabila kadar glukosa darah tidak
baik komplikasi akut maupun kronis. Komplikasi akut yang terjadi seperti
organ tubuh, yaitu pada pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah mata
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sampai kerusakan pembuluh darah mata) sebesar 29,3%, katarak (16,3%), TBC
(Selamihardja, 2005).
Penyakit ini disebabkan oleh kadar glukosa darah yang tidak terkontrol sehingga
terjadi gangguan pada pembuluh darah perifer yang akan mengurangi aliran darah
ke kaki. Di samping itu, kadar glukosa darah yang tidak terkontrol mengakibatkan
menyadari apabila terluka. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab utama
selama perjalanan penyakit mereka (Frykberg et al., 2000) dan 3-4% dari mereka
terkena infeksi yang berat. Sebesar 85% penderita ulkus diabetik akan menjalani
amputasi dan 36% pasien yang diamputasi, 2 tahun setelahnya meninggal dunia
(Pinzur, 2004). Infeksi yang terjadi menjadi alasan utama bagi pasien DM dengan
sakit. Tentu saja penyakit ini sangat mengesalkan bagi pasien karena
membutuhkan perawatan yang lama dan biaya yang tinggi. Pasien pun sering
kesehatan seperti dokter, farmasis, perawat dan ahli gizi yang di setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Salah satu unit pelayanan di rumah sakit adalah instalasi farmasi. Di Indonesia
saat ini, peran farmasis di rumah sakit cenderung hanya menangani hal-hal yang
terapi obat dapat dilakukan dengan evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada
meningkat. Jumlah pasien DM dengan komplikasi ulkus yang rawat inap pada
tahun 2002 sejumlah 34 pasien, tahun 2003 sejumlah 67, tahun 2004 sejumlah 77
obat. Penggunaan obat harus tepat dan rasional agar kualitas hidup pasien semakin
meningkat dan hasil terapi yang dicapai optimal. Apabila penggunaan obat tidak
tepat dan tidak rasional dapat menimbulkan masalah-masalah terkait obat atau
Drug Related Problems (DRPs). Terjadinya DRPs ini dapat merugikan pasien
baik dalam hal peningkatan kualitas hidup, hasil terapi maupun finansial.
1. Perumusan masalah
melitus dengan komplikasi ulkus/gangren pada pasien rawat inap di Rumah Sakit
c. Adakah potensial dan aktual Drug Related Problem yang timbul pada
instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada periode Juli-
1). membutuhkan terapi obat tambahan (need for additional drug therapy)
2. Keaslian Penelitian
melitus yang pernah dilakukan, antara lain : “Pola Peresepan Obat Hiperglikemik
Oral dan Studi Literatur Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap
Suryawanti (2002). Penelitian ini berisi tentang gambaran pola peresepan obat
hipoglikemi oral beserta interaksi obat yang potensial terjadi pada pasien diabetes
melitus rawat inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari – Maret
2002.
Rawat Inap Rumah Sakit Santo Antonius Baturaja Sumatera Selatan Periode
Tahun 2002” dan “Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral pada Penderita
Diabetes Melitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito
tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis oleh Setiawan (2005) dengan judul :
antibiotika pada pasien DM ulkus oleh Sukma (2007) yang berjudul “Evaluasi
komplikasi ulkus/gangren sehingga yang dilihat adakah segala jenis obat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian terdahulu adalah dalam hal tempat dan periode waktu pengambilan
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat
dijadikan sebagai sumber informasi dan pedoman bagi Rumah Sakit Bethesda
b. Manfaat Praktis
1). Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pengobatan yang
2). Bagi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dapat menjadi salah satu
kefarmasian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengevaluasi
2. Tujuan Khusus
jenis obat yang digunakan dalam pengobatan pasien diabetes melitus dengan
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai
berlangsung lama tanpa diperhatikan dan terkadang gambaran klinik dari diabetes
tidak jelas, juga baru ditemukan pada saat pemeriksaan untuk penyakit lain
(Priyanto, 2006). Menurut Suyono (2002), gejala klasik DM adalah rasa haus
yang berlebihan (polidipsia), sering buang air kecil terutama pada malam hari
(poliuria), selalu merasa lapar (polifagia), dan penurunan berat badan. Selain itu
terdapat pula keluhan lain seperti rasa lemah, kesemutan pada jari tangan dan
kaki, merasa cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan menjadi kabur, gairah seks
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah,
2. Etiologi
Triplitt et al. (2005), diabetes melitus tipe ini merupakan hasil dari kerusakan
sel β pankreas yaitu penghasil insulin. Diabetes Melitus tipe ini biasanya
terjadi pada anak-anak dan anak muda, tetapi bisa juga terjadi pada berbagai
usia.
Diabetes melitus tipe ini berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu
11
kehamilan trimester kedua atau ketiga, yang ditandai dengan adanya resistensi
3. Patofisiologi
dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan yang terdiri dari
karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein dipecah menjadi asam amino dan
lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu diedarkan ke seluruh tubuh
Supaya berfungsi sebagai bahan bakar zat makanan itu harus diolah, di mana
glukosa dibakar melalui proses kimia yang menghasilkan energi yang disebut
pemecahan menjadi monosakarida. Proses ini terjadi di usus halus di mana sel
epitel yang membatasi usus halus mengandung empat enzim yaitu laktase,
12
diabsorpsi melalui sel-sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi
porta. Sebagian dari glukosa tersebut disimpan sebagai glikogen. Pada saat itu
kadar glukosa dalam vena porta lebih tinggi daripada kadarnya di vena hepatik.
Setelah absorpsi selesai, glikogen dalam hati dipecah kembali menjadi glukosa.
Pada saat ini kadar glukosa dalam vena hepatik lebih tinggi daripada kadarnya
dalam vena porta. Pada keadaan biasa, persediaan glikogen dalam hati cukup
membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel yang digunakan sebagai
bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel β di
pankreas. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel sehingga
glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di
amino ke dalam sel. Oleh karena itu gangguan fungsi insulin dapat menyebabkan
pengaruh negatif dan komplikasi yang sangat luas pada berbagai organ dan
13
Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel β
pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan
oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau Langerhans dan terhadap
insulin itu sendiri (Triplitt et al., 2005). Pada diabetes melitus tipe 2 jumlah
insulin normal, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel
yang kurang. Keadaan ini disebut resistensi insulin yang merupakan suatu
keadaan di mana sel tubuh tidak dapat sepenuhnya merespon aksi insulin
sel sedikit dan glukosa dalam darah meningkat (Triplitt et al., 2005).
a. Gejala diabetes dengan glukosa darah sewaktu (casual plasma glucose) ≥ 200
mg/dl
terakhir. Gejala klasik adalah poliuria, polidipsi, dan penurunan berat badan
b. Kadar glukosa darah puasa (Fasting Plasma Glucose atau FPG) ≥ 126 mg/dl
minimal 8 jam.
c. Pada tes toleransi glukosa oral (Oral Glucose Toleransi Test atau OGTT)
14
glukosa yang dilarutkan dalam air sebelum OGTT (Triplitt et al., 2005).
kategori baru yaitu gangguan gula darah puasa (impaired fasting glucose atau
IFG) atau (impaired glucose tolerance atau IGT). Gangguan gula darah puasa
menggunakan OGTT. Baru-baru ini pasien yang mengalami keadaan IFG dan
(kadar gula darah sangat rendah) karena dapat mengakibatkan koma (tidak sadar)
15
Komplikasi akut yang lain adalah koma. Koma pada penderita DM juga
dapat disebabkan karena tingginya kadar gula dalam darah, yang biasanya dipicu
insulin rendah, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai energi dan
lemak untuk melepas energi menghasilkan formasi asam lemak yang kemudian
akan melewati hati dan membentuk satu kelompok senyawa bernama benda
keton. Kadar benda keton yang meningkat dalam tubuh disebut ketosis dan
tinggi, menyebabkan kondisi asidosis. Asidosis terjadi akibat benda keton ini
pembuluh darah otak, pembuluh darah mata, pembuluh darah jantung, pembuluh
komplikasi ini berkaitan dengan lamanya penyakit itu dan pengaruh glukosa atau
metabolitnya dalam waktu lama dalam kadar yang sangat tinggi. Komplikasi
kronis tidak jelas kelihatan sampai saat setelah dilakukan pemeriksaan diabetes
16
seperti pembuluh darah otak, jantung dan kaki. Aterosklerosis berawal dari
secara normal bisa masuk dan keluar dari dinding arteri lewat endotel. Masuknya
dinding arteri. Gangguan fungsi lapisan dinding pembuluh darah ini menjadi awal
2003).
pada pembuluh darah halus seperti pada mata, ginjal dan saraf perifer (Adam,
17
mortalitas pada pasien DM. Sebanyak 35% dari seluruh penderita DM akan
(Samekto dan Gofir, 2001). Gula darah tinggi menghancurkan serat saraf dan satu
Kerusakan saraf sensorik tubuh lebih sering terjadi (Priyanto, 2006). Gejalanya
antara lain timbul perasaan geli atau rasa terbakar dan ditegaskan dengan
semua sensasi atau perasaan pada bagian tertentu sehingga tidak dapat merasakan
B. Ulkus diabetik
Masalah kaki ini berupa borok di kaki dengan atau tanpa infeksi yang dapat
nekrotik radang. Selulitis merupakan infeksi yang telah menyebar ke dalam kulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan jaringan di bawah kulit. Abses merupakan kumpulan nanah setempat dalam
berhentinya aliran darah ke daerah yang terkena. Pada umumnya, gangren diikuti
kehilangan nutrisi, invasi bakteri dan pembusukan. Pada penderita DM, gangren
2. Epidemiologi
Salah satu komplikasi DM yang paling umum adalah ulkus pada kaki
(ulkus diabetik). Kurang lebih 15% penderita DM akan mengalami ulkus pada
kejadian ulkus diabetik dalam setahun sebesar 2-3% dari jumlah penduduk.
Kejadian ulkus diabetik dari berbagai populasi berkisar antara 2-10%. Neuropati,
kelainan bentuk kaki, tekanan yang tinggi, rendahnya kontrol glukosa darah,
jika timbul infeksi menjadi alasan utama untuk menjalani perawatan di rumah
sakit. Data rumah sakit nasional menunjukkan bahwa rata-rata lamanya tinggal
(length of stay atau LOS) pasien yang terdiagnosis ulkus diabetik 59% lebih lama
daripada pasien DM tanpa ulkus. Sebesar 85% amputasi yang dilakukan oleh
19
menjalani amputasi dan rata-rata LOS pasien selama 15 hari. Secara umum,
al., 2000).
3. Etiologi
penelitian. Faktor resiko yang telah dikenali yaitu; neuropati sensorik perifer,
kelainan bentuk kaki, trauma dan pemakaian sepatu yang tidak sesuai, kalus,
tulang sendi yang terbatas, lamanya menderita DM, buta atau gangguan
penglihatan, gangguan ginjal kronik dan usia tua (Frykberg et al., 2000).
Aerob Anaerob
Gram + Peptococcus magnus
Staphylococcus aureus (methicilin-sensitif dan Peptostreptococcus species
resisten) Bacteroides fragilis
Staphylococcus epidermidis Bacteroides species
Streptocccus species Clostridium perfringens
Enterococcus (Streptococcus Faecalis, Group D Clostridium species
streptococcus)
Corynebacterium species
Gram - Lainnya
Proteus mirabilis Candida albicans
Proteus vulgaris Candida species
Eschericia coli
Klebsiella species
Enterobacter cloacae
Pseudomonas aeruginosa
Acinobacter species
menjadi alasan seorang pasien menjalani perawatan di rumah sakit dan merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4. Patofisiologi
Diabetes Melitus
Trauma
Neuropati Vascular disease
osteoarthropathy
Infeksi
a. Neuropati perifer
merupakan faktor utama penyebab ulkus diabetik. Kurang lebih 45-60% dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
merupakan gabungan dari neuropati dan iskemik. Bentuk lain dari neuropati
bakteri.
penderita ulkus diabetik akan membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh
c. Kelainan bentuk kaki (deformity) dan adanya riwayat ulserasi atau amputasi
pada area kaki. Area yang utama adalah pada telapak kaki, juga bagian tengah
22
meliputi luka tusukan dan luka karena benda tumpul dan yang paling sering
pergerakan sendi kaki sehingga tekanan pada telapak kaki tinggi dan
f. Faktor lain
5. Diagnosis
a. Karakteristik dari ulkus yang meliputi kenampakan, tempat dan ukuran dari
ulkus serta kedalaman ulkus. Pada umumnya, ulkus yang lebih dalam daripada
23
yaitu ; pus, bau busuk, pembengkakan dan kemerahan. Jika sudah diduga
diduga pada ulkus yang lebih dalam, dibutuhkan X-rays untuk menentukan
d. Gangguan pembuluh darah perifer, dengan memeriksa denyut nadi pada kaki
2007b).
6. Klasifikasi
24
infeksi. Namun demikian tidak hanya satu sistem klasifikasi yang digunakan
secara umum. Sistem klasifikasi yang umum digunakan adalah menurut Wagner.
luas nekrosis jaringan dan menunjukkan adanya infeksi. Tabel III menunjukkan
Keparahan PEDIS
Manifestasi klinik
infeksi grade
Luka atau ada tanda inflamasi Tidak
1
terinfeksi
Terdapat ≥ 2 tanda (erithema, nyeri, panas) dan ada selulitis Ringan
dengan ukuran ≤ 2 cm mengelilingi ulkus. Infeksi pada kulit dan 2
jaringan lunak, tidak ada komplikasi lokal atau kelainan sistemik.
Adanya tanda infeksi (seperti di atas) pada pasien yang sistemik
dan metaboliknya normal tetapi mempunyai ≥ 1 tanda berikut :
Sedang 3
selulitis > 2 cm, adanya cairan limfa, abses jaringan yang dalam,
gangren dan melibatkan otot, tendon, tulang sendi dan tulang.
Infeksi pada pasien dengan adanya gangguan sistemik dan
metabolik seperti; demam, kedinginan, takikardia, hipotensi,
Berat 4
kebingungan, mual muntah, leukositosis, asidosis, hiperglikemia
berat atau azotemia.
al., 2004) juga membuat sistem klasifikasi ulkus diabetik untuk tujuan penelitian.
tabel IV dapat menjelaskan tingkat keparahan infeksi yang meliputi grade 1 (tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
ada infeksi), grade 2 (adanya infeksi pada kulit dan jaringan lunak saja), grade 3
7. Penatalaksanaan
a. Tujuan
bagian tubuh yang terkena ulkus. Mengontrol peningkatan kadar glukosa darah
infeksi dan pengatasan iskemik (Anonim, 2007). Tujuan yang utama pada
sebaik mungkin (Frykberg et al., 2000). Mengelola DM dan keadaaan lain pada
b. Sasaran terapi
meliputi : penutupan luka, infeksi, iskemik dan kadar glukosa darah (Frykberg
et al., 2000)
c. Strategi terapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dan farmakologis.
2). Farmakologis
cara berikut.
27
hidrokoloid.
(3) Cangkok jaringan lunak biasa dilakukan pada ulkus diabetik yang
2007).
glucosidase inhibitor).
28
pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang,
diberikan dalam dosis lebih besar hingga diperolah efek klinis yang
jelas dan dalam satu hari terjadi penurunan kadar glukosa darah
(Priyanto, 2006).
glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa darah dan juga
29
receptor gamma, suatu reseptor inti sel otot dan sel lemak. Contoh
(Priyanto, 2006).
30
hati dan otot. Terdapat dua jenis insulin, yaitu endogen dan eksogen di
agar tubuh memiliki sejumlah insulin efektif pada saat yang tepat.
31
terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah, keadaan
akut atau stroke. Diabetes gestasional jika diet saja tidak dapat
gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat, penderita DM yang memiliki
(Adam, 2005).
32
diberikan dan yang terakhir adalah pemilihan regimen dan lama pemberian
secara pasti. Terapi awal biasanya secara empiris dan harus didasarkan
pada keparahan infeksi dan hasil pemeriksaan kultur. Infeksi sedang serta
infeksi yang parah dan lebih luas diterapi dengan antibiotika berspektrum
bakteri gram positif cocci sama baiknya untuk melawan bakteri gram
adalah piperasilin.
33
34
2007b).
darah merah dengan menurunkan viskositas darah. Jika pasien tidak dapat
agregasi platelet.
et al., 2005).
35
pada distal tubulus sehingga ekskresi sodium, air, potasium dan ion
seorang farmasis dalam usahanya untuk mencapai terapi obat rasional yang aman,
jawab untuk memastikan bahwa pasien memperoleh terapi obat rasional dan untuk
memastikan bahwa terapi yang diberikan adalah yang diinginkan oleh penderita.
Pharmaceutical care menurut Hepler dan Strand (1990) adalah tanggung jawab
pemberian terapi obat yang bertujuan untuk mencapai outcome yang dapat
terapi obat. Setiap pemberian obat harus diikuti dengan evaluasi terhadap tercapai
tercapainya efek terapeutik yang dituju dengan efek samping seminimal mungkin.
diagnosa, ketepatan pemilihan obat, aturan dosis, dan cara pemberian serta
36
pencapaian outcome. Drug Related Problem terdiri dari aktual DRP, yaitu
masalah yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada
penderita dan potensial DRP, yaitu masalah yang diperkirakan akan terjadi
berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada penderita (Cipolle, 1998).
37
rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember tahun 2005,
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dengan rancangan deskriptif evaluatif. Data yang digunakan adalah data rekam
retrospektif.
peneliti tidak memberikan perlakuan secara langsung kepada subyek uji serta
berlaku (Pratiknya, 2003). Dalam hal ini akan dilihat kesesuaian antara
terhadap standar yang ada, antara lain menurut Informatorium Obat Nasional
Guidelines for Diabetic Foot Infection dari Infectious Disease Society of America
B. Definisi Operasional
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Rekam medis adalah catatan yang berisi data pasien meliputi nomor rekam
penyakit, jenis obat yang digunakan, bentuk sediaan, dosis dan aturan pakai
obat, lama dan tanggal perawatan yang diberikan selama terapi serta keadaan
4. Penyakit penyerta adalah penyakit atau keadaan lain yang timbul bukan
komplikai ulkus/gangren.
7. Golongan obat adalah kelompok obat yang didasarkan pada efek terapi dari
40
8. Jenis obat adalah nama obat generik yang diberikan kepada pasien DM
evaluasi DRP. Pengobatan yang dievaluasi adalah yang sesuai tujuan terapi
pasien ulkus yaitu untuk mengelola DM itu sendiri dan keadaan lain seperti
pengatasan iskemik.
10. Evaluasi DRP adalah melihat kembali objective dan subjective serta tindakan
11. Hasil terapi (outcome) adalah hasil dari terapi yang telah diberikan atau
keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit berdasarkan catatan dalam rekam
medis meliputi lamanya tinggal dan keadaan saat pulang, yaitu sembuh,
membaik, amputasi dan belum sembuh atau pulang atas permintaan sendiri.
C. Subyek Penelitian
41
D. Bahan penelitian
E. Lokasi Penelitian
Tata cara atau jalannya penelitian dilakukan secara bertahap dengan alur
1. Perencanaan
Bethesda Yogyakarta selama tahun 2005 melalui unit rekam medis. Laporan
42
pada periode Juli-Desember 2005 saja yang digunakan dalam penelitian ini.
2. Pengambilan data
Desember 2005 karena ada 4 pasien yang telah meninggal sehingga rekam
secara keseluruhan.
c. Proses pencatatan data, yaitu dengan mencatat data yang ada di lembar rekam
medis tiap pasien. Data yang diambil meliputi: nomor rekam medis, usia,
jenis kelamin, tanggal masuk dan keluar rumah sakit, diagnosis masuk dan
43
jumlah obat, dosis, cara pemberian, lama pemberian, bentuk sediaan, serta
data laboratorium, dan data non laboratorium serta hasil pemeriksaan kultur
bakteri.
3. Pengolahan data
Data kualitatif disajikan dalam bentuk tabel dan atau gambar untuk
Assessment-Plan).
4. Analisis hasil
dalam bentuk tabel dan atau gambar beserta uraian penjelasan. Analisis
x
% = x 100%
n
Juli-Desember 2005
44
pembagian dari rumah sakit, yaitu >25-≤45 tahun, >45-≤65 tahun, dan >65
x
% = x 100%
n
x
% = x 100%
n
Juli-Desember 2005
x
% = x 100%
n
45
e. Kelas terapi
x
% = x 100%
n
x
% = x 100%
n
kasus DRP disajikan dalam bentuk tabel yang berisi keterangan mengenai
h. Hasil terapi (outcome) merupakan keadaan pasien saat keluar dan lamanya
x
% = x 100%
n
BAB IV
Yogyakarta dilakukan dengan menelusuri data masuk pasien rawat inap yang
kasus. Namun demikian, jumlah kasus yang ditemukan dari catatan rekam medis
medis yang ditemukan hanya 24 kasus karena 4 pasien telah meninggal sehingga
rekam medisnya digudangkan dan 1 rekam medis terdapat 6 kasus (6 kali masuk
tersebut antara lain usia, jenis kelamin, beratnya penyakit dan daya tahan pasien.
Pada penelitian ini gambaran umum pasien disajikan menjadi 4 bagian yang
meliputi jenis kelamin pasien, usia pasien, tingkat keparahan ulkus/gangren dan
keadaan penyakit, yaitu ada tidaknya komplikasi lain dan penyakit penyerta.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
29%
71%
Pria Wanita
Dari gambar di atas diketahui bahwa jumlah pasien wanita lebih banyak
daripada jumlah pasien pria. Prosentase jumlah pasien wanita sebesar 71%
sedangkan prosentase jumlah pasien pria sebesar 29%. Dalam Diabetic Foot
bahwa resiko laki-laki mengalami diabetic foot ulcer lebih tinggi. Hal ini tidak
sesuai dengan penelitian ini yang dapat dimungkinkan karena wanita lebih
menjalani perawatan di rumah sakit lebih banyak. Di samping itu diketahui bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
RS Bethesda Yogyakarta pada tahun 2005 sebagian besar adalah wanita. Pasien
yang berjenis kelamin wanita adalah 51 pasien dan yang berjenis kelamin pria
sejumlah 38 pasien.
seperti halnya usia. Adanya perbedaan usia menjadi kriteria pemilihan jenis obat,
dosis obat, bentuk sediaan obat, cara pemberian obat, dan jumlah obat. Sebagai
contoh, pada pasien lanjut usia diperhitungkan jumlah obat dan dosisnya karena
13%
29%
58%
49
usia pada kasus ini dibagi dalam 3 kelompok usia, yaitu pasien dengan usia >25-
≤45 tahun, >45-≤65 tahun dan >65 tahun. Pembagian kelompok ini berdasarkan
diperoleh dari rekam medis, kelompok usia pasien DM dengan komplikasi ulkus
adalah >45-≤65 tahun, yaitu sebesar 58% dari 24 kasus yang ada dilanjutkan
kelompok usia >25-≤45 tahun sebesar 29% dan > 65 tahun atau usia lanjut sebesar
13%.
berdasarkan penilaian luka saat masuk dan pemeriksaan saat di rawat inap.
Penilaian luka dilihat dari kenampakan, tempat dan ukuran dari ulkus serta
inap di rumah sakit telah mengalami ulkus/gangren bahkan ada yang telah
50
kerusakan lokal atau ekskavasi permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan
oleh terkupasnya jaringan nekrotik radang dan 42% pasien mengalami gangren,
yaitu kematian jaringan yang umumnya diikuti kehilangan nutrisi, invasi bakteri
infeksi yang telah menyebar ke dalam kulit jaringan di bawah kulit sedangkan
8% 4% Ulkus
46% Gangren
Ulkus + abses
42%
Ulkus + selulitis
ditunjukkan bahwa semua pasien mengalami infeksi namun tidak dapat dilihat
51
lebih banyak, sering buang air kecil, dan berat badan menurun. Apabila DM tidak
ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi pada berbagai organ tubuh
oleh radang dan dapat menimbulkan kematian jaringan yang diikuti invasi bakteri
dan pembusukan.
komplikasi DM yang lain. Penyakit penyerta merupakan penyakit lain yang tidak
ada kaitannya dengan penyakit DM yang diderita oleh pasien tersebut. Timbulnya
penyakit penyerta bukan disebabkan oleh DM. Hal ini berbeda halnya dengan
macam komplikasi lain dan penyakit penyerta saat masuk pada pasien DM dengan
52
Tabel IX. Distribusi komplikasi lain dan penyakit penyerta pada pasien diabetes
melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS
Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
hipoglikemia sebesar 4,16% dari 24 pasien. Dalam jangka waktu yang lama pada
penderita DM dapat terjadi kelainan pada pembuluh darah halus di ginjal serta
rendah yang terjadi ketika kadar gula darah dan jumlah insulin tidak seimbang.
1. Kelas terapi obat yang digunakan pada pasien diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
tekanan pada kaki, penyembuhan infeksi dan pengatasan iskemik (Anonim, 2007).
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan strategi terapi, baik non farmakologis
53
berdasarkan IONI.
Tabel X. Sembilan kelas terapi obat pada pasien Diabetes Melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
Periode Juli-Desember 2005
2. Golongan dan jenis obat yang digunakan pada pasien diabetes melitus
dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
a. Antibiotika
Semua pasien DM komplikasi ulkus/gangren diberi antibiotika.
pada tabel XI. Tujuan penggunaan antibiotika ini sebagai terapi antiinfeksi
54
Tabel XI. Golongan dan jenis obat antiinfeksi yang diberikan pada pasien
diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat
inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
55
kerja luas yang meliputi banyak kuman Gram negatif termasuk Eschericia
protozoa sekaligus anti bakteri terhadap bakteri anaerob batang gram negatif
Infection (Lipsky, et al., 2004) sedangkan pada tabel XIII ditunjukkan agen
56
Antibiotika
Pasien Antibiotika yang diberikan yang
dianjurkan*
1 (+) • seftazidim 2 x 500 mg P.O + klindamisin 2 x 150 mg P.O (5 • amoxicilin +
hari) dilanjutkan clavulanat
• levofloksasin 1 500 mg P.O (3 hari) • levofloksasin
2 (-) • sultamisilinatobilat 2 x 500 mg P.O + metronidazol 3 x 500 mg
P.O (3 hari)
• ampicilin +
sulbactam
3 (-) • metronidazol 3 x 500 mg P.O + sefazolin 2 x 500 mg I.V
(5 hari) • levofloksasin /
siprofloksasin
5 (-) • seftriaxone 1 x 1g I.V (1 hari)
dengan
• dibekasin 2 x 500 mg I.V (2 hari)
klindamisin
10 (+) • seftriakson 2 x 1 gr I.V + metronidazole 3 x 500 mg P.O (2 hari)
• vancomisin
12 (-) • gentamisin 2 x 80 mg P.O (7 hari)
dan ceftazidim
13 (-) • sefotiam 2 x 200 mg P.O (7 hari) (dengan/ tanpa
14 (+) • seftazidim 2 x 2 g I.V + moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (2 hari) metronidazol)
dilanjutkan
• seftazidim 2 x 2 g I.V (3 hari)
• moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (3 hari)
15 (+) • levofloksasin 1 x 1g I.V + metronidazole 2 x 1g I.V (4 hari)
dilanjutkan
• teicoplanin 1 x 400 mg P.O (5 hari) kemudian
• thiamfenikol 1 x 500 mg + klaritromisin 1 x 1g I.V (10 hari)
16 (+) • siprofloksasin 3 x 500 mg P.O (1 hari)
19 (+) • siprofloksasin 1 x 500 mg P.O + klaritromisin 1 x 500 mg P.O
(10 hari) dilanjutkan
• moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (10 hari) kemudian
• levofloksasin 1 x 100 mg I.V (5 hari)
24 (-) • sultamisilinmatobilat 3 x 1 g I.V + seftriakson 2 x 1 g I.V (3
hari)
(+) sesuai (-) tidak sesuai. Kesesuaian tersebut dalam artian bahwa jenis antibiotika yang diberikan
berspektrum luas atau seperti yang dianjurkan oleh Infectious Disease Society of America. *jenis
antibiotika dalam satu golongan dapat saling menggantikan
Antibiotika
Bakteri
Pasien Antibiotika yang diberikan berdasarkan bakteri
penginfeksi
penginfeksi*
4 (-) Staphylococcus • sefotiam 4 x 1g I.V (7 hari) • vancomicin /
aureus florokuinolon +
rifampin
• klindamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
58
perawatan di rumah sakit mengalami infeksi sedang hingga parah. Terapi awal
Infeksi sedang serta infeksi yang parah dan lebih luas diterapi dengan
terdapat 8 pasien yang mendapatkan antibiotika bukan spektrum luas dan tidak
tidak menimbulkan kerugian dalam hal finansial. Pada penelitian ini, pasien
59
b. Antidiabetik
Terapi farmakologis guna mengontrol kadar glukosa darah adalah
gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat, penderita DM yang memiliki
dengan keadaan stress berat seperti infeksi berat atau tindakan pembedahan
Tabel XIV. Golongan dan jenis obat antidiabetik yang diberikan pada pasien
Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi
rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
Jumlah
Prosentase
No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat Kasus
(%)
(n = 24)
1. Insulin Insulin kerja singkat Crystal Zinc
12 50,00
Insulin
Insulin kerja menengah Netral
Protamine 5 20,83
Hagedorn
2. α- glucosidase
acarbose 7 29,16
inhibitor
3. Biguanid metformin 4 8,33
glimepirid 7 16,67
4. Pemicu sekresi Glinid repraglinid 1 4,16
insulin Thiazolidindion rosiglitazon 1 4,16
Sulfonilurea glikasid 2 8,33
terapi insulin karena keperluan insulin meningkat. Hal ini ditunjukkan bahwa
60
insulin seperti yang ditunjukkan pada tabel XIV. Sebanyak 50% pasien
menengah. Insulin kerja singkat memiliki masa kerja 8 jam. Insulin kerja
menengah memiliki masa kerja 12-24 jam. Pada penelitian ini insulin
biguanid, dan pemicu sekresi insulin. Antidiabetik oral yang paling banyak
glukoneogenesis.
c. Analgesik
Pada pasien DM dengan komplikasi ulkus memerlukan analgesik
untuk mengatasi nyeri yang dialami. Analgesik non opioid yang umum
analgesik non opioid ini adalah untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa
61
juga dapat berdaya antipiretik. Oleh karena itu, pada pasien DM dengan
nyeri di sistem saraf pusat. Analgesik opioid yang digunakan sebanyak 4,16%
memiliki indikasi untuk nyeri akut sampai kronis, nyeri pasca operasi dan
Tabel XV. Golongan dan jenis obat Analgesik yang diberikan pada pasien
diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat
inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
62
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta. Obat gizi dan
darah yang diberikan terdiri dari 3 golongan, yaitu cairan dan elektrolit,
vitamin serta obat antianemia defisiensi besi. Jumlah yang digunakan untuk
Tabel XVI. Golongan dan jenis obat gizi dan darah yang diberikan pada pasien
Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi
rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
Jumlah
Prosentase
No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat Kasus
(%)
(n = 24)
1. Cairan dan glukosa 3 12,50
elektrolit maltosa 5 20,83
ringer lactat/asetat 19 79,16
natrium asetat 2 8,33
natrium klorida 10 41,66
kalsium 1 4,16
Pengganti plasma
plasbumin 1 4,16
dan albumin
2. Vitamin Vitamin B/ Vitamin B
3 12,50
dengan vitamin C kombinasi
Vitamin C +
4 16,67
vitamin B complex
Multivitamin/ vitamin C, seng
2 8,33
dengan mineral sulfat, selenium
3. Antianemia Fe(OH)3 sucrose
Feroglukonat 1 4,16
defisiensi besi complex
pengganti cairan dan elektrolit serta pemasukan energi. Pengganti plasma dan
63
defisiensi besi dan vitamin. Anemia terjadi karena pasien kekurangan zat besi.
dan B12 untuk mengatasi gangguan saraf pada DM dengan komplikasi ulkus
adalah golongan obat reumatik dan gout. Obat antiinflamasi non steroid
(AINS) digunakan untuk gangguan otot skelet, nyeri, dan radang pada
sehingga AINS yang diberikan dapat dikombinasi dengan analgesik lain (Tjay
yang memiliki indikasi untuk nyeri akut dan kronik. Natrium diklofenak
2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
pengobatan dan pencegahan batu ginjal Ca pada penderita yang kadar asam
urat dalam serum dan urin meningkat (Anonim, 2006). Alopurinol bekerja
ksantin oksidase menjadi asam urat (Tjay dan Raharja, 2002). Pada penelitian
ini digunakan oleh pasien yang memiliki kadar asam urat tinggi.
Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi ditunjukkan
Tabel XVII. Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi yang
diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta
Periode Juli-Desember 2005
disebabkan obat AINS. Obat sistem saluran cerna yang paling banyak
65
menghambat enzim H+/K+ ATPase atau pompa proton dalam sel-sel parietal
Kelas terapi obat sistem saluran cerna yang digunakan pada pasien
sebanyak 62,5 % yang terdiri dari berbagai golongan dan jenis obat seperti
Tabel XVIII. Golongan dan jenis obat sistem saluran cerna yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-
Desember 2005
antimual dan vertigo. Penggunaan obat ini untuk mengatasi mual dan muntah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
maupun efek samping obat lain. Peningkatan sekresi asam lambung yang
nutrisi parenteral dan menjalani puasa baik untuk pemeriksaan kadar glukosa
antibiotika yang menimbulkan efek samping mual dan muntah. Dari tabel
dapat dilihat bahwa obat antimual yang banyak digunakan adalah domperidon
juga digunakan untuk pencegahan mual dan muntah pasca operasi dengan
dosis 10 mg. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat ditunjukkan dalam
Tabel XIX. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-
Desember 2005
ulkus, rasa nyeri dan dingin yang berhubungan dengan oklusi arteri kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel XX. Golongan dan jenis obat sistem kardiovaskuler yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember
2005
vasodilator perifer. Obat ini digunakan karena kurangnya pasokan darah arteri
dari obat ini dengan mendilatasi pembuluh darah sehingga pasok darah lebih
besar pada daerah pembuluh darah yang sulit dicapai karena menyempit atau
68
pasien yang mendapatkan obat sitem pernafasan yaitu antitusif. Obat ini
diberikan karena pasien mengalami batuk kering. Kelas terapi obat sistem
Tabel XXI. Golongan dan jenis obat sistem pernafasan yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-
Desember 2005
dalam penggunaan obat selama di rawat inap dan dirumuskan dalam DRP. Drug
Related Problem ini terdiri dari aktual DRP, yaitu masalah yang sedang terjadi
berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada penderita serta potensial
DRP, yaitu masalah yang diperkirakan akan terjadi berkaitan dengan terapi yang
69
yaitu 13 kasus aktual DRP dan 2 kasus potensial DRP di mana terdapat 8 kasus
yang masing-masing mengalami 2 DRP. Aktual DRP yang sering terjadi adalah
DRP nomor 4 yaitu dosis kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor
1 yaitu butuh terapi obat tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 6
kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 2 kasus serta
DRP nomor 2, yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor
Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor DRP nomor 2, yaitu
tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat
Drug related problem nomer 6, yaitu efek obat yang tidak diinginkan (Adverse
drug reaction) tidak ditemukan dan DRP nomor 7 (ketidaktaatan pasien atau
SOAP ditunjukkan dalam tabel XXII sampai dengan tabel XXVIII yang
70
Tabel XXII. Evaluasi DRPs kasus I pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–974707, usia 75 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai
20/12/05 – 27/12/05 dengan keluhan masuk pusing dan lemas. Pasien didiagnosis DM dengan
komplikasi gangren pedis dan hipoglikemi. Diagnosis saat keluar DM dan dalam keadaan
teramputasi
Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan
Infeksi : Fortum® (ceftazidim) 2 x 500 mg I.V 20-24/12/05
Clindamycin 2 x 150 mg P.O 20-25/12/05
Cravit® (levofloxacin) 1 x 500 mg P.O 25-27/12/05
Iskemik : Pletaal® (cilostazol) 2 x 100 mg P.O 23-27/12/05
Nyeri : Neurobion®5000 (Vit B19) 2 x 50 mg P.O 22-27/12/05
DM : Amaryl® (glimepirid) 1 x 2 mg P.O 21-27/12/05
Nutrisi : Cernevit® (vitamin) 1 x 750 mg I.V 20-21/12/05
Asering®(ringer lactat/asetat) 3 x 500 I.V 20,23,25/12/05
Martos® (maltosa) 1 x 500 I.V 23-24/12/05
Pada tanggal menjalani 25/12/05 amputasi kaki kanan
Objectives :
Tanda vital :
20/12/05 Suhu 36ºC 36-37,4 ºC
20-25/12/05 Tekanan darah 130/70-150/100 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg
20-22/12/05 Nadi 60 -100 x/menit 60-100 x/menit
20/12/05 Pernafasan 20x/menit 16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 20-24/12/05 :
Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal
Hb : 10,4g/dL 12,0 – 18,0 g/dL Glukosa puasa 70-100 mg/dL
Hct : 32,1% 36,0 – 46,0% 21/12/05 : 202 mg/dL
Leukosit : 14,23 ribu/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk Glukosa 2jamPP 70-140 mg/dL
Eritrosit : 3,3 ribu/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 21/12/05 : 394 mg/dL
Ureum : 64,2 mg/dL 19,0-43,0 mg/dL 24/12/05 : 265mg/dL
Creatinin : 2,50 mg/dL 0,80-1,50 mg/dL Glukosa sesaat 70-140 mg/dL
23/12/05 : 98 mg/dL
Assessment :
a. Kadar glukosa darah dikontrol dengan Amaryl® (glimepirid). Pada tanggal 23/12/05 pasien
mengalami penurunan kadar glukosa darah yang tajam, diberikan Martos® (maltosa).
b. Untuk mencegah perkembangan iskemik dengan memperlancar pasokan darah ke luka
diberikan antiplatelet yaitu Pletaal® (cilostazol) selama 2 hari sebelum dan sesudah amputasi.
c. Pasien mengalami gangguan fungsi ginjal yang di tunjukkan dengan kadar ureum dan
creatinin dalam serum tinggi (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan)*
Plan :
a. Monitoring data lab baik hematologi, fungsi ginjal dan kadar glukosa darah. Jika creatinin dan
ureum tetap tinggi perlu perbaikan fungsi ginjal dengan pemberian ACE inhibitor.
* DRP kasus ini sama dengan DRP kasus 10 dan 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel XXIII. Evaluasi DRPs kasus II pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005
Subjective :
Pasien dengan No RM : 00–974580, usia 49 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai
20/12/05 – 27/12/05 dengan keluhan masuk luka di pergelangan kaki kanan, demam,gelisah,
waham, kaki nyeri. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi gangren pedis dextra,
gangguan akibat bahan organik dan skizofrenia. Pasien pulang dalam keadaan belum sembuh,
pulang atas permintaan keluarga (sendiri)
Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan
DM : Actrapid® 1 x 12 UI S.C 17/12/05
Infeksi : Bactecyn HP (sultamicilin) 2 x 500 mg P.O 17-19/12/05
Metronidazole 3 x 500 I.V 18/12/05
Flagyl® (Metronidazole) 3 x 500 I.V 18-19/12/05
Demam : Parasetamol 3 x 500 mg P.O 17-18/12/05
Skizofrenia : Serenace® (haloperidol) 1 x 1mg P.O 18/12/05
Nutrisi : Asering® (ringer lactat/asetat) 3 x 500 I.V 17-18/12/05
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal
17/12/05 Suhu 37,9ºC 36-37,4 ºC
18/12/05 39,9˚C
17/12/05 Tekanan darah 160/90 mm/Hg 120-130/
18/12/05 140/90 mm/Hg 80-85 mmHg
17/12/05 Nadi 88 x/menit 60-100 x/menit
18/12/05 116 x/menit
17-18/12/05 Pernafasan 20-22x/menit 16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 18/12/05 :
Parameter Nilai Normal
Hb : 8,7 g/dL 13,5–17,5g/dL
Hct : 25,9 % 41,0 –53,0%
Leukosit : 29,9 ribu/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk
Eritrosit : 2,97 juta/mmk 4,5-5,9 juta/mmk
Netrofil : 88,8% 47,0-80,0%
Limfosit : 6,7% 13,0-40,0%
Assessment :
a. Pasien mengalami infeksi bakterial yang ditunjukkan dengan angka netrofil tinggi. Antibiotika
yang diberikan adalah Bactecyn HP® (sultamicilin) secara peroral selama 3 hari dilanjutkan
dengan metronidazole intravena. Pada tanggal 18/12/05 diberikan metronidazole generik
namun 2 hari berikutnya menggunakan metronidazole paten (Flagyl®).
b. Kontrol glukosa darah dilakukan dengan pemberian insulin kerja singkat 1 x sehari. Interval
pemberian ini kurang karena insulin kerja singkat memberikan efek selama 8 jam. (aktual
DRP : dosis kurang) * dan pasien tidak menjalani pemeriksaan KGD.
Plan:
a. Perlu pemeriksaan kadar glukosa darah sehingga pemilihan antidiabetika sesuai, yaitu cukup
insulin atau perlu antidiabetika oral dengan pemberian dosis dan interval yang tepat.
* DRP kasus ini sama dengan kasus 22 dan 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel XXIV. Evaluasi DRPs kasus V pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005
Subjective:
Pasien dengan No RM : 00–972548, usia 74 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai
2/11/05 - 10/11/05 dengan keluhan badan lemas dan semua terasa sakit. Pasien didiagnosis
DM dengan komplikasi ulkus dan hipoglikemi. Diagnosis saat keluar adalah DM tipe II dan
luka membaik.
Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan
DM : Actrapid® 3 x 12 UI S.C 2-7/11/05
Metrix® (glimepirid) 1 x 1/2 7/11/05
Nyeri : Remopain® (ketorolak) 2 x 1 g I.V 3/11/05
Neurobion® (multivitamin) 1 x 50 mg P.O 7-10/11/05
Infeksi : Ceftriaxone 1 x 1g I.V 2/11/05
Dibekasin 2 x 500 mg P.O 8-9/11/05
Sakit kepala : Lysagor® (pizotifen) 1 x 0,5 mg P.O 6/11/05
Pada tanggal 3/11/05 menjalani necrotomy.
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal
2-18/11/05 Suhu 36ºC 36-37,4 ºC
2/3/11/05 Tekanan darah 100/60 -130/90 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg
2-3/11/05 Nadi 76 -80 x/menit 60-100 x/menit
3/11/05 Pernafasan 14 x/menit 16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium :
Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal
Hb : 10 g/dL 13,5 – 17,5 g/dL Limfosit : 5,2% 13,0-40,0%
Hct : 27,8 % 41,0 – 53,0% MCV : 87,4 fL 92,0-121,0 fL
Leukosit 4,10-10,9 ribu/mmk Glukosa puasa 70-100 mg/dL
2/11/05:13,57ribu/mmk 3/11/05 : 198 mg/dL
7/11/05 :15,6 ribu/mmk Glukosa sesaat 70-140 mg/dL
Eritrosit : 3,18 ribu/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 2/11/05 : 523mg/dL
Netrofil : 91,9% 47,0-80,0% 3/11/05 : 51mg/dL
5/11/05 : 143 mg/dL
Assessment :
a. Kadar glukosa darah pasien dikontrol dengan insulin kerja singkat selama 5 hari kemudian
dilanjutkan dengan antidiabetika oral Metrix® (glimepirid) (7/11/05)
b. Setelah pembedahan kadar glukosa darah sangat rendah sehingga memerlukan asupan maltosa
sampai kadar glukosa darah mendekati normal (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan).
c. Infeksi ditandai dengan angka leukosit dan netrofil yang tinggi. Pemberian antibiotika
(seftriaxone intravena) pada tanggal 2/11/05 dan baru dimulai lagi pada tanggal 8-9/11/05
dengan Dibekasin® (dibekasin sulfat) sehingga angka leukosit terus naik (aktual DRP :
Butuh terapi obat tambahan)
Plan :
a. Monitoring terus kadar glukosa darah dan hematologi
b. Pada tanggal 3/11/05 perlu pemberian maltosa untuk meningkatkan kadar glukosa darah dan
sebagai tambahan nutrisi setelah pembedahan.
c. Pemberian antibiotika tidak boleh terputus. Selain sebagai kuratif infeksi juga profilaksis
setelah pembedahan. Untuk menentukan antibiotika yang tepat dan sesuai perlu dilakukan
pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel XXV. Evaluasi DRPs kasus VIII pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–461182, usia 61 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai
30/10/05 - 7/11/05 dengan keluhan masuk 3 hari mengalami abses, nyeri, bengkak dan mata
berkunang-kunang. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi abses pedis. Diagnosis saat
keluar adalah DM dan luka sembuh.
Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan
Demam : Parasetamol 3 x 500 mg P.O 30/10-7/11/05
Nyeri : Nonflamin®(tinoridin) 3 x 50 mgP.O 3-7/11/05
Novalgin® (metamizole) 3 x 500 mg P.O 31/10,3,6-7/11/05
Iskemik : Pletaal® (cilostazol) 2 x 100 mg P.O 6-7/11/05
Mual muntah : Vometa® (domperidon) 3x20mg P.O 31/10-4/11/05
Vomidex® 2 x 1 gr I.V 30-31/10/05
Infeksi : Kedacillin® (sulbenicilin) 3 x 1gr I.V 30/10-2/11/05
Gentamerck®(gentamicin) 3 x 80mg P.O 3-10/11/05
Gentamerck® (gentamicin) 3 x 500mg P.O 11/11/05
DM : Actrapid® 3 x 12 UI S.C 1/11/05
Actrapid® 3 x 16 UI S.C 2-7/11/05
Nutrisi : Asering® 500 3 x I.V 30/10/05-2/11/05
Pada tanggal 3/11/05 menjalani necrotomy dan tanggal 5/11/05 menjalani incisi
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal
30/10/05 - 6/11/05 Suhu 36,9- 39 ºC 36-37,4 ºC
30/10/05 Tekanan darah 160/90 mmHg 120-130/80-85 mmHg
3/11/05 200/110 mm/Hg
5/11/05 180/110 mm/Hg
30/10/05 -6/11/05 Nadi 42 -96 x/menit 60-100 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 30/10/05 :
74
75
Tabel XXVI. Evaluasi DRPs kasus XIV pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/ gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–572722, usia 68 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai
4/10/05 - 11/10/05 dengan keluhan masuk luka pada kaki kanan dan kiri, bengkak serta nyeri.
Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus cruris dextra. Diagnosis saat keluar adalah
DM dan sembuh.
Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan
DM : Diabex® (metformin) 2 x 250 mg P.O 5-11/10/05
Glucobay® (acarbose) 2x 50 mg P.O 5-11/10/05
Amaryl® (glimepirid) 1 x 2 mg P.O 5-11/10/05
Avandia® (rosiglitazone) 1x 4 mg P.O 8-11/10/05
Infeksi : Fortum® (seftazidim) 2 x 2 g I.V 4-8/10/05
Avelox® (moksifloxacin) 1 x 400 mg P.O 4-5,9-11/10/05
Rehidrasi : Asering® 3 x 500 I.V 10-11/10/05
RL 500 1 x 1 I.V 5-8/10/05
Hipertensi : Triatec® (ramipril) 1 x 2,5 mg P.O 7-9/10/05
Antikoagulan : Pletaal® (cilostazol) 2 x 1 P.O 4-5,7-11/10/05
Ascardia® (asetosal) 1 x 80 mg P.O 10-11/10/05
Vasodilator : Trental® (pentoxifilin) 1 x 400mg P.O 4-5/10/05
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal
4-11/10/05 Suhu 36,4-37,8ºC 36-37,4 ºC
4/10/05 Tekanan 130/90 mm/Hg 120-140/80-90 mmHg
6/10/05 darah 150/90 mm/Hg
7/10/05 130/90 mm/Hg
11/10/05 110/70 mm/Hg
4-11/10/05 Nadi 84-88x/menit 60-100 x/menit
4-11/10/05 Pernafasan 18-24x/menit 16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 4/10/05 :
Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal
Hb : 11,4 g/dL 12,0-18,0 g/dL 8/10/05 : 116mg/dL
Hct : 33,6% 36,0 –41,0% 10/10/05:149mg/dL
Leukosit :11,89 ribu/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk Glukosa 2jam PP 70-140 mg/dL
Eritrosit 3,66 juta/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 5/10/05 : 318mg/dL
Glukosa puasa 70-100 mg/dL 10/10/05:202mg/dL
5/10/05 : 102mg/dL Glukosa sesaat 70-140 mg/dL
6/10/05 : 103mg/dL 4/10/05 : 195mg/dL
Assessment :
a. Untuk mengontrol kadar glukosa darah, pasien mendapatkan terapi kombinasi 4 antidiabetika
oral sekaligus (potensial DRP : tidak perlu obat).
b. Antibiotika yang diberikan adalah seftazidim) I.V dan moksifloxacin peroral. Pemberian
moksifloksasin hanya 4 hari yaitu 4-5,9-11/10/05 (aktual DRP : dosis kurang)*
c. Pada tanggal 7-9/10/05, tekanan darah pasien sudah normal namun diberikan obat
antihipertensi di mana pasien sudah mendapat obat sistem kardiovaskuler golongan lain
(aktual DRP : tidak perlu obat)
Plan :
a. Pemberian kombinasi OHO cukup 2 jenis saja yaitu metformin dan acarbose.
b. Untuk penggunaan moksifloksasin jangan terputus, tanggal 6-8/10/05 tetap diberikan.
c. Pemberian Triatec® (ramipril) tidak perlu.
*DRP kasus ini sama dengan kasus 6 dan 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel XXVII. Evaluasi DRPs kasus XVI pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–578215, usia 43 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai
30/12/05 –31/12/05 dengan keluhan masuk ujung telapak kaki melepuh, bengkak dan nyeri.
Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus pedis. Diagnosis saat keluar adalah DM dan
membaik.
Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan
DM : Diabex® (metformin) 2 x 500 mg P.O 30-31/12/05
Profilaksis infeksi: Quidex® (siprofloxacin) 3 x 500 mg P.O 30/12/05
Rehidrasi : Asering® 500 30-31/12/05
Nyeri :Remopain®(ketorolak) 3x30mg I.V 30-31/12/05
Pronalges® (ketoprofen) 1 x 50 mg P.O 30-31/12/05
Vasodilator : Trental® (pentoxifilin) 1 x 400mg P.O 30/12/05
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal
30/12/05 Suhu 37ºC 36-37,4 ºC
30/12/05 Tekanan darah 120/80 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg
30/12/05 Nadi 80 x/menit 60-100 x/menit
30/12/05 Pernafasan 18 x/menit 16-24 x/menit
77
Tabel XXVIII. Evaluasi DRPs kasus XXIII pasien diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–970427, usia 50 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai
11/9/05 –21/9/05 dengan keluhan masuk luka pada kaki kiri, bengkak, nyeri, mata berkunang-
kunang dan badan lemas. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus pedis. Diagnosis
saat keluar adalah DM dan luka sembuh.
Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan
Infeksi : Flagyl® (metronidazole) 3 x 1 g I.V 11/9/05
Cefasol® (sefazolin) 1 x 1 g I.V 14-16/9/05
Ceradolan® (sefotiam) 2 x 1g I.V 17/9/05
Nyeri : Cataflam® (natrium diklofenak) 3 x 100 mg P.O 15-16/9/05
Nonflamin® (tinoridin) 3 x 50 mg P.O 11/9/05
Kaltrofen® (ketoprofen) 3 x 50 mg P.O 15-16/9/05
Nutrisi : Asering® 3 x 300 I.V 12-17/9/05
NaCl 1 x 500 I.V 12,14-15/9/05
RL 1 x 400 I.V 19/9/05
Anemia : Transfusi darah 2 x 250 I.V 12,14/9/05
Pada tanggal 13/9/05 menjalani incisi dan necrotomy.
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal
11/9/05 Suhu 39˚C 36-37,4 ºC
18/9/05 37ºC
11/9/05 Tekanan darah 130/90 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg
11/9/05 Nadi 85 x/menit 60-100 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 11/9/05 :
Parameter Nilai terukur Nilai Normal
Hb : 10,7 g/dL 12,0-18,0 g/dL 16/9/05 : 129 mg/dL
Hct : 30% 41,0 – 53,0% Glukosa 2jam PP 70-140 mg/dL
Leukosit : 26,47 ribu/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk 16/9/05 : 136 mg/dL 70-140 mg/dL
Trombosit : 535 ribu/mmk 140-440 ribu/mmk Glukosa sesaat
Kalsium : 2,45 mmol/L 2,02-2,60 mmol/L 11/9/05 : 165mg/dL
Glukosa puasa 70-100 mg/dL 13/9/05 : 129mg/dL
13/9/05 : 106 mg/dL 14/9/05 : 283mg/dL
Kultur bakteri Staphylococcus epidermidis, Enterococcus
Uji sensitivitas (14/9/05) (terlampir)
Assessment :
a. Angka trombosit pasien tinggi sehingga dapat memungkinkan terjadinya
trombus/penggumpalan darah apalagi pasien mendapatkan transfusi darah (potensial DRP :
Butuh terapi obat tambahan)
b. Kadar glukosa darah pasien tidak dikontrol karena normal namun pada tanggal 14/9/05 KGD
naik (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan).
c. Angka leukosit pasien rendah (leukopenia) dan telah diberikan antibiotika berdasarkan
pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas pada tanggal 14/9/05. Sebelumnya telah diberikan
metridazol 3 x 1g i.v namun hanya 1 hari dan terputus (aktual DRP : Dosis kurang).
Plan :
a. Pada tanggal 11-14/9/05 diberikan asetosal sebagai antitrombolitik.
b. Monitoring terus kadar glukosa darah. Jika terus meningkat berikan insulin dengan dosis yang
sesuai.
c. Pemberian metronidazol diselesaikan hingga 3 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Pada tabel XXIX sampai XXXV berikut ditampilkan ringkasan dari hasil
evaluasi DRPs.
Tabel XXIX. Ringkasan Aktual DRP Butuh terapi obat tambahan (Need for
additional drug therapy)
Kasus Obat- Assesment Rekomendasi
Problem
5 Kadar glukosa Setelah pembedahan, kadar Berikan maltosa sampai kadar
darah glukosa darah berada dibawah glukosa darah mendekati
normal sehingga memperlukan normal.
asupan glukosa.
5 Infeksi Pemberian antibiotika Pemberian antibiotika tidak
(seftriaxone intravena) diputus diputus. Setelah pemberian
dan dimulai lagi 5 hari kemudian seftriaxone dapat diberikan
dengan Dibekasin® (dibekasin antibiotika berspektrum luas
sulfat) sehingga angka leukosit secara peroral selama 6 hari.
terus naik
7 Infeksi Pasien mengalami infeksi Berikan antibiotika spektrum
dengan angka leukosit yang luas atau aktivitasnya lebih
tinggi dan telah diketahui agen dominan terhadap bakteri
penginfeksinya adalah bekteri Gram- negatif dan masih
Gram- negatif namun tidak sensitif, misalnya siprofloksasin
mendapatkan antibiotika. 750 mg peroral selama 7-10
hari.
8 Hipertensi Pasien menderita hipertensi Perlu pemberian antihipertensi
namun tidak mendapat terapi dan pengaturan pola makan
untuk indikasi ini (diet garam)
10,17 Gangguan Ureum, creatinin dan kalsium Monitoring data lab dan
fungsi ginjal dalam darah tinggi dan albumin melakukan urinalisis protein.
darah rendah kemungkinan
mengalami gangguan ginjal
23 Kadar glukosa Pasien tidak mendapatkan Perlu pemberian insulin atau
darah antidiabetika untuk mengontrol antidiabetika oral
kadar glukosa darah
23 Trombosit Kaki kiri pasien bengkak dan Perlu pemberian asetosal dosis
nilai trombositnya tinggi dapat rendah (1 x 80 mg)
menyebabkan terjadinya
trombus
Tabel XXX. Ringkasan Aktual DRP Tidak perlu obat (Unnecessary drug
therapy)
79
Tabel XXXI. Ringkasan Aktual DRP Obat tidak tepat (Wrong drug)
Tabel XXXII. Ringkasan Aktual DRP Dosis kurang (Dosage too low)
Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi
2 Insulin Interval pemberian dosis Insulin kerja singkat memiliki masa
insulin kerja singkat hanya 1 kerja sampai 8 jam sehingga
kali sehari pemberiannya ditingkatkan menjadi
3 kali sehari
6,10,14 Infeksi Pemberian antibiotika Untuk pemberian antibiotika
(moksifloxacin) secara (moksifloxacin) selama 7 hari.
peroral hanya 2 hari. Lakukan pemeriksaan kultur dan uji
sensitivitas untuk menentukan
antibiotika yang tepat.
22 Infeksi Antibiotik (ofloksasin) Pemberian ofloksasin dituntaskan
peroral yang diberikan hanya yaitu 250 mg 2x sehari selama 10
1 hari hari.
21,23, Infeksi Pemberian metronidazole Lanjutkan pemberian metronidazole
24 peroral pada pasien hanya 1 hingga selama 7 hari. (pada kasus 23
hari. selama 3 hari)
22 Antidiabetik Untuk mengontrol kadar Diperlukan peningkatan dosis
glukosa darah diberikan insulin atau kombinasi dengan
insulin saja dan KGD tetap antidiabetika oral
tinggi
24 Insulin Pasien mendapatkan insulin Tingkatkan dosis insulin yang
kerja singkat dengan dosis sesuai. Untuk kadar glukosa darah
rendah sehingga kadar 300mg/dL, dosisnya 20 UI
glukosa darah pasien tetap
tinggi (300 mg/dL).
Tabel XXXIII. Ringkasan Aktual DRP Dosis berlebih (Dosage too high)
80
Tabel XXXIV. Ringkasan Potensial DRP Tidak perlu obat (Unnecessary drug
therapy)
Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi
14 Antidiabetik Pasien mendapatkan kombinasi 4 Pemberian antidiabetika oral
antidiabetika oral sekaligus cukup 2 jenis saja, yaitu
sehingga memungkinkan terjadinya metformin (meningkatkan
hipoglikemi sensitivitas insulin) dan
acarbose (α- glucosidase
inhibitor)
Tabel XXXV. Ringkasan Potensial DRP Efek Obat yang tidak diinginkan
(Adverse Drug Reaction)
Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi
15 Analgesik Remopain dan Toradol diberikan Cukup pemberian toradol
dalam waktu bersamaan padahal (analgesik non opioid) saja
memiliki resiko kontraindikasi karena efek lebih kuat
komplikasi ulkus adalah sembuhnya infeksi dan penutupan luka yang baik. Hasil
terapi dalam penelitian ini merupakan hasil dari terapi yang telah diberikan
selama perawatan dengan melihat keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit,
meliputi sembuh, membaik, diamputasi dan belum sembuh atau keluar atas
81
13% Sembuh
25%
Amputasi
Membaik
37%
25% Atas permintaan
sendiri
yaitu masih perlu perbaikan. Keadaan pulang pasien yang lain adalah sembuh
(25%), dalam artian sembuh dari infeksi dan luka tertutup baik serta pulang dalam
keadaan diamputasi (25%). Pada 13% pasien, pulang dalam keadaan belum
sembuh. Mereka pulang atas permintaan sendiri atau keluarga. Hal ini dapat
lebih lama.
lamanya tinggal atau length of stay (LOS) yang diukur dari pasien masuk sampai
yang lama sehingga biayanya pun tidak sedikit. Data dari rumah sakit nasional di
United States dan Eropa menunjukkan bahwa rata-rata LOS pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren kurang lebih 15 hari. Berikut ini adalah gambar yang
82
13%
29% 1-7 hari
8-14 hari
15-21 hari
58%
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebesar 58% pasien tinggal
selama 8-14 hari. Pasien yang tinggal selama 15-21 hari sebesar 13%. Hal ini
E. Ringkasan Pembahasan
komplikasi ulkus/gangren dari catatan rekam medis pasien yang rawat inap di RS
71% dan prosentase jumlah pasien pria sebesar 29%. Diketahui pula bahwa pasien
pada kelompok usia >45-≤65 tahun sebesar 58%, kelompok usia >25-≤45 tahun
sebesar 29% dan > 65 tahun atau usia lanjut sebesar 13%. Tingkat keparahan
ulkus/gangren pasien dapat dinilai dari keadaan luka pasien saat masuk serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pemeriksaan laboratorium dan klinik pasien selama di rawat inap. Dari penelitian
ini ditunjukkan bahwa sebesar 46% pasien mengalami ulkus dan yang telah
atau mikrobiologi pus gangren dan uji sensitivitas. Keadaan penyakit yang
yang lain maupun penyakit penyerta yang didiagnosis saat masuk rumah sakit.
Penyakit penyerta yang dialami pasien adalah skizofrenia dan keracunan bahan
organik (4,16%).
sistem saluran cerna sebanyak 41,67%, obat penyakit otot skelet dan sendi
sebanyak 50%, obat sistem saraf pusat sebanyak 20,83%. obat yang
yaitu 13 kasus aktual DRP dan 2 kasus potensial DRP di mana terdapat 8 kasus
yang masing-masing mengalami 2 DRP. Aktual DRP yang sering terjadi adalah
DRP nomor 4 yaitu dosis kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor
1 yaitu butuh terapi obat tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 2 kasus serta
DRP nomor 2, yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor
Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor DRP nomor 2, yaitu
tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat
Drug related problem nomer 6, yaitu efek obat yang tidak diinginkan (Adverse
drug reaction) tidak ditemukan dan DRP nomor 7 (ketidaktaatan pasien atau
Hasil terapi atau keadaan pulang pasien adalah membaik (37%) sembuh
(25%), diamputasi (25%), dan pulang atas permintaan sendiri (13%). Lamanya
tinggal pasien selama 1-7 hari sebanyak 29,16%, selama 8-14 hari sebanyak
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebesar 71% dan pria sebesar 29%. Kelompok usia terbanyak adalah >45-
≤65 tahun, yaitu sebesar 48%. Tingkat keparahan pasien, yaitu 58%
Desember 2005 yang ditemukan dari catatan rekam medis sebanyak 24.
(87,5%), obat yang mempengaruhi gizi dan darah (83,33%), obat penyakit
otot skelet dan sendi (50%), obat sistem saluran cerna (41,67%), obat
sistem saraf pusat (20,83%), obat sistem kardiovaskuler (12,5%) dan obat
a. Aktual DRP yang sering terjadi adalah DRP nomor 4 yaitu dosis
kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor 1 yaitu butuh
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 3
kasus serta DRP nomor 2 yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug
therapy) dan DRP nomor 5 yaitu dosis berlebih (dosage too high)
b. Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor 2 yaitu tidak perlu obat
(unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat yang
kasus.
4. Hasil terapi atau keadaan pulang pasien adalah membaik (37%), sembuh
Lamanya tinggal pasien selama 1-7 hari sebanyak 29,16%, selama 8-14
hari sebanyak 58,33% dan yang selama 15-21 hari sebanyak 12,5%.
B. Saran
lain optimal.
prospektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adam, John M.F., 2005. Komplikasi Kronik Diabetik Masalah Utama Penderita
Diabetes dan upaya Pencegahan. Suplement, Volume 26, 3, 53-54, 57-59
Agoes, A., 1999, Obat Antidiabetika Oral, Medika, Tahun XXV, 5, 326-329
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Endah, D.K., 1999, Faktor Resiko Kaki Diabetes : Implementasi di Praktik Klinik,
Medika, Tahun XXV, 3, 203
Foster, D.W., 2001, Diabetes Mellitus dalam Fauci, Braunwald, Isselbacher, et al.,
Harrison’s Principles of Internal Medicine 15th edition volume 2, 2213-
2214, The Mc Graw Hill Companies, Inc.,US
Frykberg, R.G., Amstrong,D.G, Giurini, J., Edwards A., Kravette, M., Kravits St.,
et al.,2000, Diabetic Foot Disorders : A Clinical Practice Guideline,
The Journal of Foot and Ankle Surgery volume 39, 5 (47 screens),
Available from URL: http://www.apwca.org/report_diabeticFoot.pdf.
Diakses pada 24 Februari 2007
Handoko, T., dan Suharto, B., 1995, Insulin, Glukagon dan Antidiabetika Oral
dalam Farmakologi dan Terapi, Ed.4, editor oleh Ganeswara, S.G., 471-
475, Bagian Farmakologi FKUI, Jakarta.
Johnson, M., 1998, Sickeningly Sweet, diterjemahkan oleh P.A. Siboro, Diabetes:
Terapi dan Pencegahannya, 24, Indonesia Publishing House, Bandung
Lipsky, B.A., Barendt, A.R., Deery, H.G., Embil, J.M., Joseph, W.S., Karchmer,
A.W., et al., 2004, Guidelines for Diabetic Foot Infection : Diagnosis
and Treatment of Diabetic Foot Infection, Clinical Infectious Disease,
39, 887-895, 898
Muchid, A., Fatimah U., Ginting, N., Basri, C., Wahyuni, R., Helmi, R.,et al.,
2005, Pharmaceutical Care untuk Pasien Diabetes Melitus, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta
89
Setiawan, D., 2005, Evaluasi Penggunaan Antidiabetik pada Pasien Rawat Inap
Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Tahun 2004, Skripsi, Universitas gadjah Mada, Yogyakarta
Sumiyem, 2003, Pola Peresepan Obat Hiperglikemik Oral untuk Penderita Usia
Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Santo Antonius Baturaja
Sumatera Selatan Periode Tahun 2002, Skripsi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
Suryawanti, M.R., 2002, Pola Peresepan Obat Hiperglikemik Oral dan Studi
Literatur Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap di
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari – Maret 2002, Skripsi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Triplitt, C.L., Reasner, C.A., and Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, dalam
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., dan
Posey, L.M., (Eds.), Pharmacotherapy A Patophysiologic Approach,
Sixth (6th) Ed., 1333-1363, The Mc Graw-Hill Companies, New York.
Tjay dan Rahardja, 2002, Obat-Obat penting : Khasiat, Penggunaan dan Efek-
Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan I, Gramedia, Jakarta
Wibowo, S. dan Gofir, A., 2001, Farmakologi dalam Neurologi, Edisi I, 145-147,
Salemba Medika, Jakarta
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2
Data Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren Di Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli – Desember 2005
25/12/05 :
amputasi kaki
kanan
2. 974580 49 L M : DM + M : luka di Actrapid 12 UI 1x1 Injeksi S.C 1 1 hari 17/12/05 Belum
gangren pergelang Bactecyn HP 2x1 Tablet P.O 6 1 hari 17-19/12/05 sembuh
17/12/05 – pedis dextra an kaki Metronidazole 500 3x1 Injeksi I.V 1 1 hari 18/12/05 (APS)
18/12/05 Gangguan kanan, Flagyl 500 3x1 Injeksi I.V 6 2 hari 18-19/12/05
(2 hari) akibat bahan demam, Parasetamol 3x1 Tablet P.O 6 2 hari 17-18/12/05
organik gelisah, Serenace 0,5mg 1x2 Tablet P.O 2 1 hari 18/12/05
Kelas II Skizofrenia waham, kaki Asering 500 3x1 Infus I.V 4 2 hari 17-18/12/05
nyeri
K : DM
Skizofrenia
24/8/05 :
Amputasi jari
kaki
4. 968807 75 L M : DM tipe M : luka di Insulatard 8UI 1x1 Injeksi S.C 4 4 hari 1-4/8/05 Sembuh
II + Ulkus kaki kiri dan Insulatard 10UI 1x1 Injeksi S.C 6 6 hari 5-10/8/05
1/8/05 – bengkak, Bactesyn 2x1 Tablet P.O 6 3 hari 1-3/8/05
11/8/05 K : DM tipe nyeri pada Ceftriaxone 1gr 2x1 Serbuk Infus 1 1 hari 1/8/05
(12 hari) II luka injeksi
3/8/05: nyeri Toradol 10mg/ml 2x2 Injeksi I.V 4 4 hari 1-3/8/05
Kelas II berkurang Rantin 300 2x1 Tablet P.O 6 3 hari 3-5/8/05
Ceradolan 1gr 2x2 Infus I.V 14 6 hari 4-6,9-11/8/05
Zumadiac ½ 1x1 Tablet P.O 5 10 hari 2-11/8/05
Parasetamol 4x1 Tablet P.O 12 5 hari 1-5/8/05
Pletaal 2x1 Tablet P.O 14 7 hari 3-9/8/05
Vometa 3x1 Tablet P.O 26 10 hari 3-12/8/05
Zyloric 300 1x1 Tablet P.O 10 10 hari 3-12/8/05
Calos 3x1 Tablet Dikun 11 5 hari 3-7,10/8/05
yah
Glucobay 2x1 Tablet P.O 21 8 hari 4-12/8/05
Prosogan 1x1 Tablet P.O 5 5 hari 6,7-11/8/05
Kaltrofen 3x1 Tablet P.O 8 4 hari 8-11/8/05
Asering 500 3x1 Infus I.V 17 6 hari 1-2,4-5,7,9/8/05
10/8/05
Asering 400 1x1 Infus I.V 1 5 hari 3,8/05
Asering 300 3x1 Infus I.V 6 4 hari 6/8/05
Albumin 300 1x1 Infus I.V 1 7 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3/11/05 :
Necrotomy
6. 957682 62 P M : DM + M : luka jari Insulatard 8 UI 1x1 Injeksi S.C 1 1 hari 30/10/05 Sembuh
gangren kaki kiri dan Metrix 2mg 1x1 Tablet P.O 7 7 hari 29/10-4/11/05
29/10/05- pedis bengkak, Glucobay 50mg 2x1 Tablet P.O 11 6 hari 29/10-3/11/05
5/11/05 nyeri Novonorm 0,5 2x1 Tablet P.O 11 8 hari 31/10-5/11/05
(8 hari) K : DM Avelox 1x1 Tablet P.O 3 3 hari 31/10,-4-5/11/05
30/10-2/11/05
Kelas II Asering 500 3x3 Infus I.V 6 4 hari
Kelas I 25/7/05 :
Incisi
8. 461182 61 P M : DM + M : 3 hari Parasetamol 3x1 Tablet P.O 20 9 hari 30/10-7/11/05 Sembuh
abses pedis kaki abses, Nonflamin 3x1 Tablet P.O 14 5 hari 3-7/11/05
30/10/05- nyeri di Pletaal 2x1 Tablet P.O 10 2 hari 6-7/11/05
7/11/05 K : DM abses, Novalgin 3x1 Tablet P.O 10 6 hari 31-3/10,
(9 hari) bengkak, 6-7/11/05
mata Vometa 3x1 Tablet P.O 10 5 hari 31/10-4/11/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelas III berkunang- Gentamerck 80mg 3x1 Tablet P.O 10 8 hari 3-10/11/05
kunang Gentamerck 500mg 3x1 Tablet P.O 10 6 hari 11/11/05
Actrapid 12 UI 3x1 Injeksi S.C 9 3 hari 1/11/05
Actrapid 16 UI 3x1 Injeksi S.C 12 4 hari 2-7/11/05
Kedacillin 1gr 3x1 Injeksi I.V 8 4 hari 30/10-2/11/05
Vomidex 1 gr 2x1 Injeksi I.V 2 1 hari 30-31/10/05
Asering 500 3x1 Infus I.V 10 4 hari 30/10/05-2/11/05
3/11/05 :
Necrotomy
5/11/05 :
Incisi
9. 970344 62 P M : DM + M : luka di Bectecyn HP 1,5 2x1 Injeksi I.V 7 4 hari 9-12/9/05 Sembuh
ulkus kaki, Rantin 50mg/ml 2x1 Injeksi I.V 11 6 hari 9-14/9/05
9/9/05- Hipertensi bengkak dan Rantin 2x1 Tablet P.O 5 3 hari 15-17/9/05
16/9/05 nyeri, kulit Insulatard 8 UI 2x1 Injeksi S.C 1 1 hari 11/9/05
(8 hari) K : DM kemerahan, Insulatard 10 UI 1x1 Injeksi S.C 3 3 hari 13,15-16/9/05
Hipertensi pusing Novalgin 1amp 2x1 Injeksi I.V 1 2 hari 13-14/9/05
Kelas II Vometa 3x1 Tablet P.O 23 8 hari 13-14/9/05
Ciprofloxacin 500 2x1 Tablet P.O 13 7 hari 10-17/9/05
Metrix 2mg 3x1 Tablet P.O 8 8 hari 9-15/9/05
Glucobay 50mg 2x1 Tablet P.O 14 8 hari 10-17/9/05
Captensin 12,5 2x1 Tablet P.O 5 3 hari 10-17/9/05
Farmasal 2x1 Tablet P.O 4 4 hari 15-17/9/05
Ceftriaxone 1gr 2x1 Tablet P.O 2 2 hari 10-13/9/05
Parasetamol 3x1 Tablet P.O 3 2 hari 9-10/9/05
/ b.p
Kaen B 350 3x1 Infus I.V 8 3 hari 13-15/9/05
Asering 500 2x1 Infus I.V 2 2 hari 10,14/9/05
NaCl 500 1x1 Infus I.V 5 2 hari 10,12-15/9/05
12/9/05
Incisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. 974056 59 L M : DM + M : nyeri Actrapid 12 UI 3x1 Injeksi S.C 4 2 hari 6-7/12/05 Belum
ulkus pedis pada luka di Ceftriaxone 2x1 Injeksi S.C 3 2 hari 6-7/12/05 sembuh
6/12/05- dextra kaki Metronidazole 3x1 Tablet P.O 3 2 hari 6-7/12/05 (APS)
8/12/05 kanan,per
(3 hari) K : DM mukaan
kulit rusak,
Kelas III radang,ba
dan lemas
11. 973120 51 P M : DM + M : luka di Neurobion 5000 1x1 Tablet P.O 10 8 hari 1419,21/11/05 Amputa
ulkus jari kaki, Metronidazole 500 3x1 Tablet P.O 20 7 hari 14-19/11/05 si
14/11/05- radang, Actrapid 8 UI 3x1 Injeksi S.C 4 2 hari 14-15,17/11/05
22/11/05 K : DM bengkak dan Actrapid 12UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 16/11/05
(9 hari) nyeri, luka Actrapid 16 UI 3x1 Injeksi S.C 16 6 hari 17-22/11/05
bau dan jari Fortum 1gr 2x1 Serbuk Infus 8 4 hari 17-20/11/05
Kelas III menghitam injeksi
Ceftriaxone 1gr 2x1 Injeksi Infus 4 2 hari 14-7/11/05
Tarivid 400mg 2x1 Tablet P.O 10 2 hari 17-22/11/05
Asering 500 3x1 Infus I.V 12 4 hari 14-16,18/11/05
Asering 450 3x1 Infus I.V 3 1 hari 19/11/05
Asering 300 3x1 Infus I.V 3 1 hari 17/11/05
15/11/05 :
Amputasi jari
12. 573159 50 P M : DM + M : luka Nonflamin 3x1 Tablet P.O 17 6 hari 11-17/10/05 Mem
ulkus pedis pada kaki Pletaal 2x1 Tablet P.O 10 6 hari 11-17/10/05 baik
11/10/05- kiri bawah, Cataflam-D 3x1 Tablet P.O 10 6 hari 11-17/10/05
17/10/05 K : DM bengkak dan Garamycin 80 mg 2x1 Injeksi Infus 12 5 hari 12-17/10/05
(7 hari) nyeri, badan Actrapid 6 UI 3x1 Injeksi S.C 4 3 hari 12-14/10/05
lemas,mata Actrapid 8 UI 3x1 Injeksi S.C 12 3 hari 15-17/10/05
Kelas III berkunang- Parasetamol 3x1 Tablet P.O 8 4 hari 12-16/10/05
kunang Mylanta 3x1 Syrup P.O 1 btl 2 hari 12-13/10/05
NaCl 500 2x1 Infus I.V 2 3 hari 15-17/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. 571808 71 P M : DM + M : luka Ceradolan 2x1 Tablet P.O 12 7 hari 25/9-1/10/05 Mem
gangren pada kaki Actrapid 10 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 31/9/05 baik
25/9/05- pedis ±1minggu Cataflam-D 2x1 Tablet P.O 14 7 hari 25/9-1/10/05
1/10/05 dan Captopril 12,5 3x1 Tablet P.O 12 4 hari 28/9-1/10/05
(7 hari) K : DM bengkak, HCT 1x½ Tablet P.O 3 3 hari 29/9-1/10/05
nyeri, mata Tramal 1x1 Injeksi I.V 1 amp 1 hari 25/9/05
Kelas III berkunang- Cataflam 3x1 Injeksi I.V 6 2 hari 25-26/9/05
kunang, Asering 500 3x1 Infus Infus 6 3 hari 25-27/9/05
infeksi luka
terbuka 25/9/05 :
Incisi
debridement
14. 572722 68 P M : DM + M : luka Fortum 2x1 Injeksi I.V 10 8 hari 4-8/10/05 Mem
ulkus cruris pada kaki Avelox 1x1 Tablet P.O 5 5 hari 4-5,9-11/10/05 baik
4/10/05- dextra kanan dan Pletaal 2x1 Tablet P.O 25 7 hari 4-5,7-11/10/05
11/10/05 Cellulitis kiri, Diabex 2x1 Tablet P.O 20 7 hari 5-11/10/05
(8 hari) bengkak, Glucobay 50 2x1 Tablet P.O 10 7 hari 5-11/10/05
K : DM nyeri Amaryl 2 mg 1x1 Tablet P.O 10 7 hari 5-11/10/05
Kelas II Avandra 4 mg 1x1 Tablet P.O 10 5 hari 8-11/10/05
Triatec 2,5 mg 1x1 Tablet P.O 10 3 hari 7-9/10/05
Ascardia 80 mg 1x1 Tablet P.O 19 2 hari 10-11/10/05
Trental 400 mg 1x1 Tablet P.O 19 2 hari 10-11/10/05
Asering 500 3x1 Infus I.V 7 3 hari 5-8/10/05
RL 500 1x1 Infus I.V 2 2 hari 4-5/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. 950656 49 P M : DM + M : luka Cravox 1x1 Tablet P.O 2 2 hari 2-3/7/05 Amputa
ulkus pedis pada telapak Flagyl forte 3x1 Tablet P.O 9 4 hari 2-5/7/05 si
2/7/05- kaki yang Codein 10 mg 3x1 Tablet P.O 12 5 hari 3-7/7/05
18/7/05 3/7/05 : meluas, Parasetamol 500 2x1 Tablet P.O 18 9 hari 3-10,17/7/05
(15 hari) batuk ke bengkak dan Pariet 1x1 Tablet P.O 10 10 hari 5-6,8-15/7/05
ring nyeri Dancera 3x1 Tablet P.O 29 13 hari 6-18/7/05
Kelas II Plavix 1x1 Tablet P.O 11 11 hari 7-17/7/05
K : DM Abbotic XL 1x1 Tablet P.O 12 10 hari 10-18/7/05
Bactesyn 2x1 Tablet P.O 2 1 hari 7/7/05
Remopain 2x1 Tablet P.O 4 2 hari 30/6,7/7/05
Actrapid 6 UI 3x1 Injeksi S.C 6 2 hari 2-3/7/05
Actrapid 8 UI 3x1 Injeksi S.C 9 3 hari 4,6-7/7/05
Actrapid 10 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 5/7/05
Actrapid 12 UI 3x1 Injeksi S.C 6 2 hari 9-10/7/05
Actrapid 14 UI 3x1 Injeksi S.C 6 1 hari 11-12/7/05
Actrapid 15 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 8/7/05
Actrapid 18 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 13/7/05
Actrapid 22 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 14/7/05
Actrapid 24 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 15/7/05
Actrapid 26 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 16/7/05
Toradol 2x1 Injeksi I.V 6 2 hari 6-7/7/05
Targocid 1x1 Injeksi I.V 2 2 hari 4-8/7/05
Trental 3x2 Infus I.V 12 2 hari 2-5/7/05
Celebrex 200 mg 1x1 Tablet P.O 12 11 hari 8/7/05
Thiampenikol 500 1x1 Tablet P.O 8 2 hari 16-18/7/05
Asering 500 3x1 Infus I.V 12 6 hari 2-3,6-9/7/05
NaCl 500 1x1 Infus I.V 4 3 hari 3,8-9/7/05
6/7/05 :
Necrotomy
Amputasi 2 jari
16 578215 43 L M : DM + M : ujung Kedacillin 1x1 Serbuk I.V 2 2 hari 30-31/12/05 Belum
ulkus pedis telapak kaki Remopain 3x1 injeksi I.V 2 2 hari 30-31/12/05 sembuh
30/12/05- melepuh, Serbuk (APS)
31/12/05 K : DM bengkak dan 3x1 injeksi P.O 10 2 hari 30/12/05
(2 hari) nyeri, Quidex 500 mg 2x1 Tablet P.O 10 2 hari 30-31/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. 971874 47 L M : DM + M : luka Mikasin 500 mg 2x1 Tablet P.O 14 8 hari 17-22,25/10/05 Amputa
gangren pada kaki ± Novalgin 3x1 Serbuk I.V 12 4 hari 18-21/10/05 si
14/10/05- 2 bulan dan injeksi 14-16,19/10/05
31/10/05 K : DM nyeri, Insulatard 12 UI 1x1 Injeksi S.C 4 4 hari 18/10/05
(17 hari) Insulatard 16 UI 1x1 Injeksi S.C 1 1 hari 20-31/10/05
Insulatard 10 UI 1x1 Injeksi S.C 12 12 hari 15,17-23/10/05
Kelas III Ciprofloxacin 2x1 Tablet P.O 12 7 hari 15-31/10/05
Zumadiac ½x1 Tablet P.O 16 16 hari 15-31/10/05
Diabex 2x1 Tablet P.O 31 16 hari 18-31/10/05
Glucobay 2x1 Tablet P.O 26 13 hari 18-23/10/05
Ceftriaxone 1 gr 2x1 Injeksi Infus 7 4 hari 14-17/10/05
Remopain 2x1 Serbuk Infus 2 1 hari 14/10/05
injeksi
Cravit 1x1 Injeksi Infus 3 3 hari 14,16,26/10/05
Maxipime 2x1 Tablet P.O 3 2 hari 25-26/10/05
Flagyl 2x1 Injeksi I.V 3 2 hari 25-26/10/05
Asering 500 2x1 Infus I.V 6 3 hari 16,18-22/10/05
Martos 500 2x1 Infus I.V 4 2 hari 14-16/10/05
NaCl 1000 1x 1 Infus I.V 1 1 hari 20/10/05
Dextrosa 10% 1x1 Infus I.V 1 1 hari 18/10/05
Transfusi darah 2x1 Infus I.V 1 1 hari 19/10/05
Avelox 1x1 Tablet P.O 3 3 hari 24-26/10/05
17/10/05 :
Necrotomy
19/10/05 :
Amputasi
18. 380488 48 P M : DM + M : luka Actrapid 8 UI 3x1 Injeksi S.C 7 4 hari 26-29/7/05 Mem
gangren pada kaki ± Actrapid 10 UI 3x1 Injeksi S.C 12 5 hari 30/7-2/8/05 baik
25/7/05- pedis 4 hari dan Pletaal 2x1 Tablet P.O 20 7 hari 25,28/7-2/8/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27/7/05 : Incisi
19. 971821 70 P M : DM + M : luka Diabex 500mg 2x1 Tablet P.O 37 17 hari 17/10-2/11/05 Sembuh
gangren pada kaki, Zegase 1x1 Tablet P.O 16 16 hari 18/10-2/11/05
13/10/05- pedis nyeri, badan Metrix 2 mg 1x1 Tablet P.O 12 12 hari 22/10-2/11/05
2/11/05 lemas, Quiten 1x1 Tablet P.O 10 10 hari 24/10-2/11/05
(20 hari) K : DM keringat Abbotic XL 1x1 Tablet P.O 6 6 hari 28/10-2/11/05
dingin Toradol 10mg/ml 2x1 Injeksi I.V 6 3 hari 14-16/10/05
Kelas II Actrapid 8 UI 3x1 Injeksi S.C 9 3 hari 13-14/10/05
Actrapid 10 UI 3x1 Injeksi S.C 6 2 hari 16-17/10/05
Actrapid 16 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 18/10/05
Asering 500 2x1 Infus I.V 8 4 hari 13,16,17-
Cravit 100 1x1 Infus I.V 4 4 hari 18/11/05
Martos 500 1x1 Infus I.V 1 1 hari 14,16-18/11/05
Cernevit 2x1 Infus I.V 4 2 hari 14/11/05
NaCl 100 2x1 Infus I.V 4 2 hari 16-17/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23. 970427 50 P M : DM + M : luka Cefasol 1x1 Injeksi I.V 6 6 hari 14-16/9/05 Sembuh
ulkus pedis pada kaki Kaltrofen 2x1 Injeksi I.V 8 4 hari 15-16/9/05
11/9/05- kiri, nyeri, Cataflam 3x1 Tablet P.O 22 7 hari 15-16/9/05
21/9/05 K : DM bengkak, Ceradolan 1 gr 2x1 Injeksi I.V 4 1 hari 17/9/05
(11 hari) mata Nonflamin 3x1 Tablet P.O 3 1 hari 11/9/05
berkunang- Flagyl 3x1 Tablet P.O 3 1 hari 11/9/05
Kelas I kunang, Asering 300 3x1 Infus I.V 18 6 hari 12-17/9/05
badan lemas NaCl 500 1x1 Infus I.V 3 3 hari 12,14-15/9/05
RL 400 1x1 Infus I.V 1 1 hari 19/9/05
Transfusi darah 2x1 Infus I.V 2 2 hari 12,14/9/05
13/9/05 :
Incisi
Necrotomy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24. 515033 62 L M : DM + M : luka Bactecyn 3x1 Injeksi I.V 16 6 hari 21-26/9/05 Mem
ulkus pedis pada kaki Tarontal 3x1 Tablet P.O 16 3 hari 21-23/9/05 baik
21/9/05- kanan ± 2 Enzymplex 3x1 Tablet P.O 9 3 hari 21-23/9/05
30/9/05 K : DM minggu, Dudencer 1x1 Tablet P.O 1 1 hari
(10 hari) bengkak, Metronidazole 2x1 Tablet P.O 2 1 hari 24/9/05
nyeri Lysagor 1x1 Tablet P.O 1 1 hari 26/9/05
Kalnex 3x1 Tablet P.O 1 1 hari 26/9/05
23/9/05 : Actrapid 5 UI 3x1 Injeksi S.C 12 4 hari 25-26,29/9/05
keringat Actrapid 6 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 22/9/05
dingin dan Actrapid 8 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 21/9/05
mual Ceftriaxone 2x1 Injeksi I.V 13 7 hari 21-26/9/05
muntah Remopain 2x1 Tablet P.O 2 2 hari 21-22/9/05
Martos 500 3x1 Infus I.V 30 10 hari 21-30/9/05
22,23/9/05 :
Necrotomy
Keterangan :
Lampiran 3
Data Pemeriksaan Laboratorium dan Non Laboratorium Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli – Desember 2005
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Non
No. No. RM Angka normal Ket. Tanggal Tanggal
Data Laboratorium Angka Laboratorium
1. 974707 Hematologi Tekanan Darah : 140/80 20/12/05
Hemoglobin 10,4 12,0 - 18,0gr% L 20/12/05 mm/Hg
20/12/05 – Hematokrit 32,1 36,0 -46,0 % L Nadi : 60x/mnt
27/12/05 Hitung Leukosit 14,230 4,10 - 10,9 ribu/mmk H Suhu : 36˚C
Eritrosit 3,3 4,5 – 5,9 juta/mmk L Nafas : 20x/mnt
MCV/IER 97,30 92,0 – 121,0 fL
MCH 31,50 31,0 – 37,0 pg Tekanan Darah : 21/12/05
MCHC 32,40 29,0-36,0 g/dL 150/100 mm/Hg
Trombosit 217 140 – 440 ribu/mmk Nadi : 88x/mnt
Metabolit Suhu : 36˚C
Ureum 64,2 19,0 – 43,0 mg/dL H Nafas : 20x/mnt
Creatinin 2,50 0,80 – 1,50 mg/dL H
Cholestrol 154 0 – 200 mg/dL Tekanan Darah : 130/70 22/12/05
HDL-Cholestrol 43,3 35 – 36 mg/dL H mm/Hg
LDL-Cholestrol 90,9 100 – 159 mg/dL L Nadi : 100x/mnt
Trigliserida 99 0 – 200 mg/dL Suhu : 36˚C
Enzim Nafas : 20x/mnt
AST 40,0 17,0 – 59,0 U/L
ALT 23,0 21,0 – 72,0 U/L Tekanan Darah : 150/80 25/12/05
Elektrolit mm/Hg
Natrium 135 130 – 150 mmol/L Nadi : 100x/mnt
Kalium 5,4 3,5 – 5,5 mmol/L Suhu : 35,3˚C
Klorida 102 94 – 111 mmol/L Nafas : 20x/mnt
Kalsium 2,53 2,02 – 2,06 mmol/L H
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa 202 70 – 110 mg/dL 21/12/05
Glukosa 2jamPP 394 70 – 140 mg/dL 21/12/05
265 24/12/05
Glukosa sesaat 247 70 – 140 mg/dL 22/12/05
98 23/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Urine
Bobot Jenis 1,03 5/11/05
PH 5,0
Lekosit gelap 3-4
6. 957682 Hematologi Tekanan Darah : 29/10/05
Hemoglobin 11,5 12,0-18,0 gr% L 29/10/05 120/100 mm/Hg
29/10/05 Hematokrit 35,3 36,0-46,0 % L 31/10/05 Nadi : 88x/mnt
- Hitung Leukosit 11,48 4,10 - 10,9 ribu/mmk H Suhu : 37˚C
2/11/05 Eosinofil 0,5 0,0 –5,0 % Nafas : x/mnt
Basofil 0,2 0,0 – 2,0 %
Segmen netrofil 88,0 47,0 – 80,0 % H
Limfosit 8,3 13,0 – 40,0 % L
Monosit 3 2,0 – 11,0 % 1/11/05
Eritrosit 3,71 4,5 – 5,9 juta/mmk L
Trombosit 150,000 140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
MCV / IER 95,1 121,0 fL 31/10/05
MCH 31,0 31,0 – 37,0 pg
MCHC 32,6 29,0-36,0 g/dL
RDW / Retikulosit 13,0 11,60 – 14,8 %
Metabolit
Ureum 36,9 19,0 – 43,0 mg/dL 30/10/05
Creatinin 0,7 0,80 – 1,50 mg/dL L 31/10/05
Protein total 5,3 6,60 – 8,7 gr/dL L
Albumin 3,3 3,5 – 5,50 gr/dL L
Globulin 2,0 3,1– 3,2 gr/dL L
Cholestrol 416 0 – 200 mg/dL H
Trigliserida 333 0 – 200 mg/dL H
Elektrolit
Natrium 139 130 – 150 mmol/L
Kalium 3,9 3,5 – 5,5 mmol/L
Klorida 100 94 – 111 mmol/L
Kalsium 2,5 2,02 – 2,06 mmol/L
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa 79 70 – 110 mg/dL
241 H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113 H 1/11/05
Glukosa 2jamPP 243 70 – 140 mg/dL H 30/10/05
Glukosa sesaat 501 70 – 140 mg/dL H 29/10/05
63 L 1/11/05
7. 529282 Hematologi Tekanan Darah : 25/7/05
Hemoglobin 9,6 12,0-18,0 gr% L 25/7/05 150/100 mm/Hg
25/7/05 11,4 L 27/7/05 Nadi : 88x/mnt
- Hitung Leukosit 9,4 4,10 - 10,9 ribu/mmk 25/7/05 Suhu : 37˚C
27/7/05 37 0,0 –5,0 % H 27/7/05 Nafas : 20x/mnt
Eosinofil 0,0 – 2,0 % 25/7/05
Basofil 47,0 – 80,0 %
Segmen netrofil 13,0 – 40,0 %
Limfosit 2,0 – 11,0 %
Monosit 4,5 – 5,9 juta/mmk
Eritrosit 1,5 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – H
Trombosit 0,2 121,0 fL H
MCV / IER 74,1 31,0 – 37,0 pg L
MCH 19,6 29,0-36,0 g/dL L
MCHC 4,6 11,60 – 14,8 %
RDW / Retikulosit 13,66 4,00 – 11,00 fL
MPV / Polikromasi 481
PDW / Hipokromia 81,1
Metabolism.Glukosa 26,2 70 – 110 mg/dL
Glukosa Puasa 32,2 70 – 140 mg/dL H
Glukosa 2jamPP 14,1 70 – 140 mg/dL H 26/7/05
Glukosa sesaat 8,7 H 26/7/05
9,2 H 27/7/05
492
165
355
119
8. 461182 Hematologi Tekanan Darah : 30/10/05
Hemoglobin 11,5 12,0-18,0 gr% L 30/10/05 160/90 mm/Hg
30/10/05 Hematokrit 33,8 36,0-46,0 % L Nadi : 92x/mnt
-7/11/05 Hitung Leukosit 13,79 4,10 - 10,9 ribu/mmk H Suhu : 39˚C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metabolit
Ureum 37,4 19,0 – 43,0 mg/dL
Creatinin 2,3 0,80 – 1,50 mg/dL H
Protein total 5,8 6,60 – 8,7 gr/dL
Albumin 2,2 3,5 – 5,50 gr/dL L
Globulin 3,6 3,1– 3,2 gr/dL H
Cholestrol 168,0 0 – 200 mg/dL
Trigliserida 158,0 0 – 200 mg/dL
HDL Cholestrol 34,0 35 – 65 mg/dL
LDL 102,4 100 – 159 mg/dL
Metabolism.Glukosa 7/12/05
Glukosa Puasa 163 70 – 110 mg/dL H
Glukosa 2jamPP 78 70 – 140 mg/dL L
Enzim
AST 25,8 17,0 – 59,0 U/L
ALT 9,4 21,0 – 72,0 U/L L
Metabolism.Glukosa
Glukosa puasa 175 70 – 110 mg/dL H 15/11/05
129 H 21/11/05
Glukosa 2 jam PP 292 70 – 140 mg/dL H 15/11/05
Glukosa sesaat 180 70 – 140 mg/dL H 21/11/05
249 H/ 14/11/05
323 / 101 H 17/11/05
312 21/11/05
Metabolism.Glukosa 168 H
Glukosa puasa 213 H
281/277 H/H
Glukjosa 2 jam PP 154 70 – 110 mg/dL H
168 H
Glukosa sesaat 70 – 140 mg/dL
70 – 140 mg/dL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180 H 19/10/05
326 H 20/10/05
274 H 21/10/05
51 L 22/10/05
Lampiran 4
Hasil Pemeriksaan Kultur Bakteri pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No : 4 (4/8/05) No : 6 92/8/05) No : 7 (27/7/05) No : 8 (2/11/05)
No. RM : 968807 No. RM : 957682 No. RM : 529282 No. RM : 461182
Bakteri : Staphylococcus aureus Bakteri : Staphylococcus epidermidis Bakteri : Proteus vulgaris Bakteri : Enterobacter
Enterobacter
Jenis Antibiotika Staphylococcus Jenis Antibiotika Staphylococcus Jenis Antibiotika Proteus Enterobacter Jenis Enterobacter
aureus epidermidis vulgaris Antibiotika
SMX-TMP S SMX-TMP SMX-TMP R R SMX-TMP
Koramfenikol S Koramfenikol R Koramfenikol R S Koramfenikol R
Ampicilin R Ampicilin R Ampicilin R R Ampicilin R
Nitrofurantoin R Nitrofurantoin R Nitrofurantoin Nitrofurantoin R
Nali diexic acid S Nali diexic acid R Nali diexic acid R S Nali diexic acid S
Tetracyclin S Tetracyclin R Tetracyclin R S Tetracyclin S
Gentamycin S Gentamycin S Gentamycin S S Gentamycin R
Penicilin G R Penicilin G S Penicilin G R R Penicilin G R
Eritromicin R Eritromicin R Eritromicin R R Eritromicin
Kanamycin S Kanamycin R Kanamycin R S Kanamycin R
Streptomycin S Streptomycin R Streptomycin R S Streptomycin S
Amikin S Amikin S Amikin S S Amikin
Ceradolan S Ceradolan R Ceradolan S R Ceradolan R
Fortum Fortum S Fortum S R Fortum S
Rochepin S Rochepin S Rochepin S R Rochepin S
Tequin S Tequin S Tequin S S Tequin S
Tavivid S Tavivid R Tavivid S S Tavivid S
Maxipime S Maxipime S Maxipime S Maxipime
Ceftum S Ceftum S Ceftum S S Ceftum S
Cravit S Cravit R Cravit Cravit
Trenam S Trenam S Trenam S S Trenam S
Meronem Meronem S Meronem Meronem
Cefrin S Cefrin R Cefrin S R Cefrin R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
Daftar Obat Yang Diberikan Kepada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi
Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Periode Juli –Desember 2005
1. ANTIDIABETIK
Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang Jumlah
α- Glucosidase acarbose Glucobay® 7
inhibitor
Biguanid metformin Diabex® 4
glimepirid Amaryl® 2
Metrix® 5
Pemicu sekresi Glinid repraglinid Novonorm® 1
insulin Thiazolindion rosiglitazone Avandia® 1
Sulfonilurea glikasid Zumadiac® 2
Insulin Kerja singkat Crystal Zinc Insulin (CZI) Actrapid® 12
Kerja menengah Netral Protamine Insulatard® 5
Hagedorn (NPH)
2. ANTIINFEKSI
4. ANALGESIK
135
Lampiran 6
Jumlah pasien
No. Kode ICD-X Diagnosa
2002 2003 2004 2005
1. E 10-E 14 Diabetes Melitus 410 416 416 402
2. E 14.5 DM + ulcer 34 67 77 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI