Anda di halaman 1dari 159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN


KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE JULI-DESEMBER 2005

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN


KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE JULI - DESEMBER 2005

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Disusun oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN


KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE JULI - DESEMBER 2005

Oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes


tanggal ......................................

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengesahan Skripsi
Berjudul

EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN


KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE JULI - DESEMBER 2005

Oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi


Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal : 9 Juni 2007

Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan

Rita Suhadi, M.Si, Apt.

Pembimbing :
dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes ...................................

Panitia Penguji :
1. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes ...................................

2. Rita Suhadi, M.Si, Apt. ...................................

3. Aris Widayati, M.Si., Apt. ...................................

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber


kekuatan.
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia masa
muda abadi.

Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan


menuju kebahagiaan.
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai,
itu adalah hak istimewa pemberian Tuhan.

Ambillah waktu untuk tersenyum, itu adalah musik menggetarkan hati.

Ambillah waktu untuk berbagi,


itu adalah hal yang membuat hidup
terasa berarti.

Rasa takut ’kan lebur oleh peng HARAPAN


Pengharapan takkan nyata tanpa USAHA

dengan penuh syukur dan doa


kupersembahkan karya ini untuk :
Yesus, Tuhan Pengharapanku
Maria Bundaku
Ibu bapak tercinta
Saudaraku, Mba’ Wanty dan de’ Ambar
Sungai yang boleh kuselami
Almamaterku

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,

Penulis

Antonia Ari Susanti

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Segenap puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Kasih atas limpahan karuniaNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul ”Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi

Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Periode Juli-Desember 2005” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

strata satu di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Bersama ucapan syukur ini Penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mengulurkan tangan hingga

terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada :

1. Dr. Sugianto,Sp.S.,M.Kes.,Ph.D. selaku direktur Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian.

2. Bapak Sis Wuryanto, AmdPerKes,SKM selaku kepala bidang rekam medis

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, Pak Darsono, Pak Ibnu, Pak Agung dan

seluruh staf bagian rekam medis Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang

telah membantu kelancaran Penulis dalam proses pengambilan data.

3. Kepala Bagian Pusmarsa Rumah Sakit Bethesda beserta staf yang telah

memberikan pengarahan prosedural kepada penulis sehingga sangat

membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.

4. Ibu Dra. Pramuji Eko Wardani, MAB.,Apt. selaku kepala instalasi farmasi

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah memberikan informasi dan

membuka wawasan penulis.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Ibu Rita Suhadi, M.Si.,Apt selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma sekaligus sebagai dosen penguji yang telah memberikan banyak arti

bagi kelancaran penyelesaian skripsi ini dan telah memberikan banyak

masukan dan saran.

6. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan waktu dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini

hingga selesai.

7. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan

banyak masukan dan saran kepada penulis.

8. Bapak Ignatius Y. Kristio Budiasmoro, M.Si atas pemberian diri sebagai

dosen pembimbing akademik dan ketulusan hati menunjukkan jalan bagi

Penulis.

9. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt dan segenap panitia skripsi Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan arti bagi

kelancaran penyelesaian skripsi ini.

10. Sekretariat Farmasi ; Mbak Sari, Mas Narto dan Pak Kartatmo yang telah

memberikan kemudahan bagi penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

11. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan perpustakan Farmasi UGM atas

fasilitas dalam pencarian pustaka.

12. Ibu dan bapak atas doa dan cintanya serta pengorbanan untuk mengantarkan

Ari hingga berjalan sejauh ini.

13. Mba’ Wanty dan de’ Ambar yang telah memberikan dukungan dan kasih

persaudaraan.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14. Pasifikus Christa Wijaya atas kehadirannya untuk memberi waktu,

mendukung, mendengarkan dan menemani dalam setiap kesempatan hingga

terselesaikannya skripsi ini. Juga Christa dan Leo, terimakasih karena boleh

menjadi bagian dari keluarga kalian.

15. Semua teman-teman C_Mistry, esp. Tawiq, Wenny, Ica, Sindi, Melin, Melon,

Rini, Angga, Gallaeh, Rinto, Donny, Willy, Nia dan semuanya yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu. Bersama kalian aku banyak berkembang dan

belajar tentang arti persahabatan.

16. Mba’Puri, Mba’Wenny, Mba’ Meita, Mba’Astu, Mba’ Ullin, Mas Thomas

atas masukan-masukan yang diberikan.

17. Angger dan Ria, teman seperjuangan dalam proses pengambilan data.

Terimakasih atas semuanya.

18. Temen-teman JKMK terimakasih untuk kasih yang boleh kita bagi dan

rasakan, esp., Mba’ Vero, Mba’ Ratna, Mas Adit, Mba Sisca, Mas Vembri,

Albert, Nendi, Mas Heri dan semuanya.

19. Rm. Issri, Rm. Wiratno, Mas Yanto, Mas Simus, Mas Frans, Antoro, Hermin,

Prima dan teman-teman mudika Saint Mary semuanya terimakasih untuk

kerjasama dan keceriaan kita selama ini.

20. Teman-teman Banana Hum dan tetangga yang telah menjadi anugerah

terindah dalam hidup bersama. Eta, Ria, Detta terimakasih atas pinjaman

pustakanya dan Punto atas printernya.

21. Teman-teman VL gen_X terimakasih untuk cerita yang masih berlanjut.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini dan

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Dengan segala kerendahan hati Penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca

sekalian sangat diharapkan. Akhirnya Penulis berharap semoga hasil penelitian ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTISARI

Penelitian ini dilakukan untuk memberi gambaran pasien, gambaran


pengobatan, identifikasi Drug Related Problems (DRPs) serta mengetahui hasil
terapi pada pengobatan diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren pada
pasien rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember
2005. Ulkus/gangren merupakan salah satu komplikasi yang terjadi pada kaki
penderita diabetes Melitus. Pengobatan diabetes Melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren meliputi kontrol glukosa darah, penutupan luka, penyembuhan
infeksi dan pengatasan iskemik. Pengobatan yang tidak tepat dan tidak rasional
dapat menimbulkan Drug Related Problems sehingga merugikan pasien.
Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan rancangan
penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Penelitian dilakukan pada
24 pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah
Sakit Betesdha Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 berdasarkan rekam
medis. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan hasilnya ditampilkan dalam
tabel atau gambar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 48% merupakan kelompok
usia >45-≤64 tahun dan berjenis kelamin perempuan (72 %). Sebanyak 58%
pasien mengalami ulkus dan 42% mengalami gangren. Komplikasi lain yang
terbanyak adalah hipertensi (8,33%). Strategi pengobatannya adalah dengan
menggunakan 9 kelas terapi, di mana yang banyak digunakan adalah antibiotika
(100%) dan antidiabetik (91,66%). Dari hasil evaluasi DRP ditemukan 13 kasus
mengalami aktual DRP, yaitu 8 kasus dosis kurang, 6 kasus butuh terapi obat
tambahan, 2 kasus obat tidak tepat, dan tidak perlu obat serta dosis berlebih
masing-masing 1 kasus. Potensial DRP juga ditemukan pada 2 kasus, yaitu tidak
perlu obat dan adverse drug reaction masing-masing 1 kasus. Lamanya tinggal
pasien selama 8-14 hari (58,33%) dan hasil adalah membaik (37%).

Kata kunci : diabetes Melitus, ulkus diabetik, Drug Related Problems

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

This research aim to show patient’s profile, medical therapy’s profile,


identification of Drug Related Problems (DRPs) and aim to know patient’s
outcome in the medical therapy of foot ulcer diabetic inpatient at Bethesda
Hospital Yogyakarta on Juli-Desember 2005 period. Foot ulcer or gangrene is one
of diabetes mellitus complication . In this last 4 years, the amount of diabetic foot
ulcer inpatient at Bethesda Hospital Yogyakarta keep on rising. Wrong and
unrational medical therapy caused Drug Related problems which patients.
This research is a non experimental one with retrospective evaluative
description design. The research have done in 24 patients foot ulcer diabetic
inpatient at Bethesda Hospital Yogyakarta on Juli-Desember 2005 period based
on patients medical record. Analysis of data done by descriptively and the result
showed in table or picture.
The result of this research show that 48% patients in the age between >45-
≤65 years old, 72% patients are female. 58% patients have ulcer complication
and 42% have gangrene complication. 8,33% patients have hypertension as
secondary complication. The medical therapy used consist by 9 categories which
the most frequently used are antibiotic (100%) and antidiabetic (91,66%). The
result of DRPs evaluation shows that there are 14 cases of actual DRPs. They are
dossage too low (8 cases), need for additional drug therapy (6 cases), wrong drug
(3 cases), drug unnecessary and dossage too high (1 cases each). Potensial DRPs
also found in 2 cases. They are drug unnecessary and adverse drug reaction 1 case
each. Length of stay of patients between 8-14 days (58,33%) and the outcomes
are get better (37%).

Keywords: diabetes mellitus, ulcer diabetic , Drug Related Problems

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

INTISARI ........................................................................................................ x

ABSTRACT........................................................................................................ xi

DAFTAR ISI..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

1. Perumusan Masalah .............................................................................. 4

2. Keaslian Penelitian................................................................................ 5

3. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

a. Manfaat Teoritis.............................................................................. 7

b. Manfaat Praktis ............................................................................... 7

B. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8

1. Tujuan Umum ....................................................................................... 8

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 8

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................ 9

A. Diabetes Melitus ......................................................................................... 9

1. Definisi, Tanda dan Gejala.................................................................... 9

2. Etiologi ................................................................................................. 10

3. Patofisiologi ......................................................................................... 11

4. Diagnosis Diabetes Melitus ................................................................. 13

5. Komplikasi Diabetes Melitus ............................................................... 14

B. Ulkus Diabetik ............................................................................................ 17

1. Definisi, tanda dan gejala...................................................................... 17

2. Epidemiologi ........................................................................................ 18

3. Etiologi.................................................................................................. 19

4. Patofisiologi ......................................................................................... 19

5. Diagnosis .............................................................................................. 22

6. Klasifikasi ............................................................................................ 23

7. Penatalaksanaan ................................................................................... 25

a. Tujuan ............................................................................................ 25

b. Sasaran terapi ................................................................................. 25

c. Strategi terapi ................................................................................. 25

C. Drug Related Problems (DRPs)................................................................. 35

D. Keterangan Empiris yang diharapkan ........................................................ 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 38

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 38

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Definisi Operasional .................................................................................. 38

C. Subyek Penelitian ....................................................................................... 40

D. Bahan Penelitian ........................................................................................ 41

E. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 41

F. Tata Cara Penelitian .................................................................................... 41

1. Perencanaan ......................................................................................... 41

2. Pengambilan data ................................................................................. 42

3. Pengolahan data ................................................................................... 43

4. Analisis hasil ........................................................................................ 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 46

A. Gambaran Umum Pasien Diabetes melitus dengan Komplikasi Ulkus/

Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Periode Juli-Desember 2005 ...................................................................... 46

1. Distribusi jenis kelamin ....................................................................... 47

2. Distribusi Usia ..................................................................................... 47

3. Distribusi tingkat keparahan ................................................................ 49

4. Distribusi komplikasi lain/penyakit penyerta ...................................... 51

B. Gambaran Umum Pola Pengobatan Pasien Diabetes melitus dengan

Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.................................... 52

1. Kelas Terapi Obat yang digunakan....................................................... 52

2. Golongan dan Jenis Obat yang digunakan ........................................... 53

a. Antibiotika ..................................................................................... 53

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Antidiabetika .................................................................................. 53

c. Analgesik ....................................................................................... 58

d. Obat yang Mempengaruhi Gizi dan Darah .................................... 59

e. Obat Penyakit Otot Skelet dan Sendi ............................................. 61

f. Obat Sistem Saluran Cerna ............................................................ 62

g. Obat Sistem Saraf Pusat ................................................................. 63

h. Obat Sistem Kardivaskuler ............................................................ 64

i. Obat Sistem Pernafasan ................................................................. 65

C. Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes melitus dengan Komplikasi

Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005 .................................................. 66

D. Hasil Terapi (outcome) Pasien Diabetes melitus dengan Komplikasi

Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005 .................................................. 78

E. Ringkasan Pembahasan .............................................................................. 80

BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 85

A. Kesimpulan ................................................................................................ 85

B. Saran .......................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87

LAMPIRAN ..................................................................................................... 91

BIOGRAFI PENULIS .....................................................................................136

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Kategori Status Glukosa Darah (Tripliit et al., 2005).............. 14

Tabel II. Bakteri Penginfeksi Ulkus Diabetik (Frykberg et al., 2000)... 19

Tabel III. Klasifikasi Ulkus Diabetik (Frykberg et al., 2000).................. 23

Tabel IV. Klasifikasi Diabetic Foot Infection (Lipsky, et al., 2004) ....... 24

Tabel V. Macam Insulin Berdasarkan Lama kerjanya (Johnson, 1998) 30

Tabel VI. Anjuran Pemilihan Antibiotik secara Empiris (Lipsky, et al.,

2004) ....................................................................................... 32

Tabel VII. Pemilihan Antibiotika berdasarkan hasil pemeriksaan Kultur

(Nuermberger, 2005) .............................................................. 33

Tabel VIII. Penyebab Drug Related Problems (DRPs) (Cipolle, 1998) .... 36

Tabel IX. Distribusi Komplikasi Lain dan Penyakit penyerta Pasien ... 52

Tabel X. Sembilan kelas terapi obat pada pasien Diabetes Melitus

dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap

RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.......... 53

Tabel XI. Golongan dan jenis obat antiinfeksi yang diberikan pada

pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ................................................................. 54

Tabel XII. Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika secara empiris

pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren

di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Juli-Desember 2005 ................................................................ 56

Tabel XIII. Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika berdasarkan

hasil pemeriksaan kultur pus gangren pada pasien diabetes

melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat

inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 .. 56

Tabel XIV. Golongan dan jenis obat antidiabetik yang diberikan pada

pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ................................................................. 59

Tabel XV. Golongan dan jenis obat analgesik yang diberikan pada

pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ................................................................. 61

Tabel XVI. Golongan dan jenis obat gizi dan darah yang diberikan pada

pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ................................................................ 62

Tabel XVII. Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi

yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan

Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS.

Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005................. 64

Tabel XVIII. Golongan dan jenis obat sistem saluran cerna yang diberikan

pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ................................................................. 65

Tabel XIX. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang diberikan

pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ................................................................. 66

Tabel XX. Golongan dan jenis obat sistem kardiovaskuler yang diberikan

pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ................................................................. 67

Tabel XXI. Golongan dan jenis obat sistem pernafasan yang diberikan

pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ................................................................. 68

Tabel XXII. Evaluasi DRPs kasus I ............................................................ 70

Tabel XXIII. Evaluasi DRPs kasus II ........................................................... 71

Tabel XXIV. Evaluasi DRPs kasus V ........................................................... 72

Tabel XXV. Evaluasi DRPs kasus VIII ....................................................... 73

Tabel XXVI. Evaluasi DRPs kasus XIV ....................................................... 75

Tabel XXVII. Evaluasi DRPs kasus XVI ...................................................... 76

Tabel XXVIII. Evaluasi DRPs kasus XXIII .................................................... 77

Tabel XXIX. Ringkasan Aktual DRP Butuh terapi obat tambahan ............. 78

Tabel XXX. Ringkasan Aktual DRP Tidak perlu obat ................................ 78

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel XXXI. Ringkasan Aktual DRP Obat tidak tepat ................................. 79

Tabel XXXII. Ringkasan Aktual DRP Dosis kurang ..................................... 79

Tabel XXXIII. Ringkasan Aktual DRP Dosis berlebih ................................... 80

Tabel XXXIV.Ringkasan Potensial DRP Tidak perlu obat ............................ 80

Tabel XXXV. Ringkasan Potensial DRP Efek obat yang tidak diinginkan ... 80

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Patofisiologi Ulkus Diabetik (Frykberg et al., 2000) ................. 20

Gambar 2. Distribusi Jenis Kelamin Pasien Diabetes Melitus

dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap

RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005............. 47

Gambar 3. Distribusi Kelompok Usia Pasien Diabetes Melitus

dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap

RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005............. 48

Gambar 4. Distribusi Tingkat Keparahan Ulkus/Gangren pada Pasien

Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 .................................................................... 50

Gambar 5. Keadaan pulang pasien Diabetes Melitus dengan

Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS.

Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.................... 81

Gambar 6. Lamanya tinggal pasien Diabetes Melitus dengan

Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS.

Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.................... 82

xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian di RS. Bethesda Yogyakarta ...... 91

Lampiran 2. Data Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi

Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta

Periode Juli-Desember 2005 .................................................... 92

Lampiran 3. Data Pemeriksaan Laboratorium dan Non Laboratorium

Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ..................................................................104

Lampiran 4. Hasil Pemeriksaan Kultur Bakteri Pasien Diabetes Melitus

dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap

RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005...........129

Lampiran 5. Daftar Obat Yang Diberikan Kepada Pasien Diabetes

Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi

Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember

2005 ..........................................................................................133

Lampiran 6. Distribusi 10 Besar penyakit, macam-macam komplikasi

diabetes melitus serta jumlah pasien diabetes melitus

dan DM dengan komplikasi ulkus/gangren di rawat inap

RS. Bethesda Yogyakarta tahun 2005 .....................................138

xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut laporan terakhir WHO (2005), di dunia kini terdapat sekitar 200

juta penderita diabetes melitus dan diperkirakan akan meningkat menjadi 366 juta

pada tahun 2030. Di Indonesia jumlah penderita DM sekitar 8,6 juta orang. Angka

ini membuat Indonesia menempati posisi keempat setelah India, China, dan

Amerika Serikat (Anonim, 2005a). Jumlah penderita DM akan terus meningkat

sesuai pola hidup masyarakat saat ini yang aktivitas fisiknya kurang dan

makanannya tinggi lemak.

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung

kronik, di mana penderita DM tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang

cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga

terjadi kelebihan gula dalam darah. Apabila kadar glukosa darah tidak

dikendalikan, penyakit ini akan menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal,

baik komplikasi akut maupun kronis. Komplikasi akut yang terjadi seperti

hipoglikemia, koma dan ketoasidosis. Komplikasi kronis terjadi pada berbagai

organ tubuh, yaitu pada pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah mata

(retinopati diabetik), pembuluh darah ginjal (nefropati diabetik) serta pembuluh

darah kaki (ulkus/gangren).

Dalam suatu penelitian di berbagai rumah sakit umum di Jawa,

ditemukan angka komplikasi yang sering dihadapi. Angka komplikasi tertinggi

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

adalah penurunan kemampuan seksual sebesar 50,9% kemudian diikuti

komplikasi saraf atau ulkus/gangren (30,6%), retinopati diabetik (penyempitan

sampai kerusakan pembuluh darah mata) sebesar 29,3%, katarak (16,3%), TBC

paru-paru (15,3%), hipertensi (12,8%) dan penyakit jantung koroner (10%)

(Selamihardja, 2005).

Komplikasi ulkus/gangren pada kaki penderita DM sangat umum terjadi.

Penyakit ini disebabkan oleh kadar glukosa darah yang tidak terkontrol sehingga

terjadi gangguan pada pembuluh darah perifer yang akan mengurangi aliran darah

ke kaki. Di samping itu, kadar glukosa darah yang tidak terkontrol mengakibatkan

kerusakan saraf perifer sehingga penderita DM kehilangan sensoriknya dan tidak

menyadari apabila terluka. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab utama

terjadinya ulkus diabetik.

Kurang lebih 15% penderita DM akan mengalami ulkus pada kaki

selama perjalanan penyakit mereka (Frykberg et al., 2000) dan 3-4% dari mereka

terkena infeksi yang berat. Sebesar 85% penderita ulkus diabetik akan menjalani

amputasi dan 36% pasien yang diamputasi, 2 tahun setelahnya meninggal dunia

(Pinzur, 2004). Infeksi yang terjadi menjadi alasan utama bagi pasien DM dengan

komplikasi ulkus/gangren untuk menjalani perawatan dan pengobatan di rumah

sakit. Tentu saja penyakit ini sangat mengesalkan bagi pasien karena

membutuhkan perawatan yang lama dan biaya yang tinggi. Pasien pun sering

merasa khawatir jika harus menjalani amputasi.

Rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan banyak melibatkan tenaga

kesehatan seperti dokter, farmasis, perawat dan ahli gizi yang di setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tindakannya harus berorientasi pada pelayanan kepada pasien (patient oriented).

Salah satu unit pelayanan di rumah sakit adalah instalasi farmasi. Di Indonesia

saat ini, peran farmasis di rumah sakit cenderung hanya menangani hal-hal yang

bersifat administrasi dan manajemen atau pengelolaan obat sebagai barang

(Yusmainita, 2001). Hal ini bertentangan dengan paradigma mengenai peran

farmasi di rumah sakit atau farmasi klinik yaitu Asuhan Kefarmasian

(Pharmaceutical Care) yang bertujuan mencapai hasil yang baik dan

memperbaiki kualitas hidup pasien. Kunci utamanya adalah pemantauan terapi

obat (monitoring drug therapy) yang bertujuan mengoptimalkan terapi dan

meminimalkan efek obat yang tidak diinginkan (adverse effects). Pemantauan

terapi obat dapat dilakukan dengan evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada

penatalaksanaan suatu penyakit khususnya terapi menggunakan obat.

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta merupakan salah satu unit pelayanan

kesehatan yang memberikan pelayanan perawatan diabetes melitus. Menurut unit

pencatatan rekam medik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, jumlah pasien DM

dengan komplikasi ulkus/gangren menduduki peringkat teratas diantara

komplikasi DM yang lain. Selama 4 tahun terakhir, jumlah pasiennya terus

meningkat. Jumlah pasien DM dengan komplikasi ulkus yang rawat inap pada

tahun 2002 sejumlah 34 pasien, tahun 2003 sejumlah 67, tahun 2004 sejumlah 77

hingga pada tahun 2005 mencapai 89 pasien.

Semakin tinginya prevalensi penderita DM dengan komplikasi

ulkus/gangren maka diperlukan suatu evaluasi terhadap proses penatalaksanaan

terapi yang dilakukan di rumah sakit, khususnya terapi dengan menggunakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

obat. Penggunaan obat harus tepat dan rasional agar kualitas hidup pasien semakin

meningkat dan hasil terapi yang dicapai optimal. Apabila penggunaan obat tidak

tepat dan tidak rasional dapat menimbulkan masalah-masalah terkait obat atau

Drug Related Problems (DRPs). Terjadinya DRPs ini dapat merugikan pasien

baik dalam hal peningkatan kualitas hidup, hasil terapi maupun finansial.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi

pengobatan pada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat

inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dengan analisis DRPs.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dapat

dirumuskan beberapa permasalahan mengenai evaluasi pengobatan diabetes

melitus dengan komplikasi ulkus/gangren pada pasien rawat inap di Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005, sebagai berikut di bawah ini.

a. Bagaimanakah gambaran pasien diabetes melitus dengan komplikasi

ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda pada periode

Juli-Desember 2005 meliputi umur, jenis kelamin, adanya komplikasi lain

dan penyakit penyerta serta tingkat keparahan ulkus/gangren?

b. Bagaimanakah gambaran pengobatan yang digunakan dalam pengobatan

pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat

inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

meliputi kelas terapi, golongan dan jenis obat ?

c. Adakah potensial dan aktual Drug Related Problem yang timbul pada

pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada periode Juli-

Desember 2005 yang meliputi :

1). membutuhkan terapi obat tambahan (need for additional drug therapy)

2). tidak membutuhkan obat (unnecessary drug therapy)

3). obat tidak tepat (wrong drug)

4). dosis kurang (dosage too low)

5). dosis berlebih (dosage too high)

6). efek obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction/ADR)

7). ketidaktaatan pasien (incomplience)

d. Bagaimanakah hasil terapi pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-

Desember 2005 meliputi lamanya tinggal dan kesembuhan pasien.

2. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan pengobatan diabetes

melitus yang pernah dilakukan, antara lain : “Pola Peresepan Obat Hiperglikemik

Oral dan Studi Literatur Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap

di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari – Maret 2002” oleh

Suryawanti (2002). Penelitian ini berisi tentang gambaran pola peresepan obat

hipoglikemi oral beserta interaksi obat yang potensial terjadi pada pasien diabetes

melitus rawat inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari – Maret

2002.

Sumiyem (2003) dan Veronika (2004), masing-masing menulis “Pola

Peresepan Obat Hiperglikemik Oral untuk Penderita Usia Lanjut di Instalasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rawat Inap Rumah Sakit Santo Antonius Baturaja Sumatera Selatan Periode

Tahun 2002” dan “Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral pada Penderita

Diabetes Melitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito

Yogyakarta Tahun 2003”. Keduanya menggambarkan pola peresepan obat

hiperglikemik atau antidiabetika oral untuk penderita DM usia lanjut.

Selain itu juga pernah dilakukan penelitian yang menggambarkan pola

penggunaan obat antidiabetika oral beserta evaluasi kerasionalannya dari kriteria

tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis oleh Setiawan (2005) dengan judul :

“Evaluasi Penggunaan Antidiabetik pada Pasien Rawat Inap Penderita Diabetes

Melitus Tipe II di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2004”.

Pada tahun 2007 telah dilakukan penelitian tentang evaluasi penggunaan

antibiotika pada pasien DM ulkus oleh Sukma (2007) yang berjudul “Evaluasi

Penggunaan Antibiotika pada Pasien Ulkus Diabetes Melitus di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005”.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu, yaitu bahwa pada

penelitian terdahulu lebih difokuskan pada penggambaran pola pengobatannya

sedangkan pada penelitian ini dilakukan evaluasi pengobatan dengan

menggunakan analisis DRPs. Pada penelitian terdahulu yang melakukan evaluasi

pengobatan pada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren juga menggunakan

analisis DRPs namun terbatas pada evaluasi penggunaan antibiotika dan

dilakukan di rumah sakit lain.

Subyek pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus dengan

komplikasi ulkus/gangren sehingga yang dilihat adakah segala jenis obat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

digunakan dalam pengobatan. Di samping itu perbedaan penelitian ini dengan

penelitian terdahulu adalah dalam hal tempat dan periode waktu pengambilan

data. Dengan demikian penelitian mengenai evaluasi pengobatan pada pasien

diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 belum pernah dilakukan.

3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut ini.

a. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat

dijadikan sebagai sumber informasi dan pedoman bagi Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta dalam pengobatan diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren

sehingga hasil pengobatan optimal.

b. Manfaat Praktis

1). Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pengobatan yang

diberikan kepada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang rawat

inap di RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.

2). Bagi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dapat menjadi salah satu

referensi pertimbangan dalam pemantauan pelayanan kesehatan khususnya

dalam hal pengobatan diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren.

3). Dengan dilakukannya penelitian ini dapat mendukung pelaksanaan asuhan

kefarmasian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengevaluasi

pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi

rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian mengenai evaluasi pengobatan pasien

diabetes melitus dengan komplikasi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode

Juli-Desember 2005 ini adalah :

a. mengetahui gambaran pasien diabetes melitus dengan komplikasi

ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

periode Juli-Desember 2005 meliputi umur, jenis kelamin, adanya komplikasi

lain dan penyakit penyerta serta tingkat keparahan ulkus/gangren

b. mengetahui gambaran pengobatan yang meliputi kelas terapi, golongan dan

jenis obat yang digunakan dalam pengobatan pasien diabetes melitus dengan

komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

c. menggambarkan potensial dan aktual Drug Related Problems yang timbul

pada pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda periode Juli-Desember 2005

d. mengetahui hasil terapi dari pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember

2005 meliputi lamanya tinggal dan keadaan pulang pasien.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus

1. Definisi, tanda dan gejala

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2003, diabetes

melitus merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia

yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

(American Diabetes Association, 2003).

Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator karena

penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai

macam keluhan dengan gejala sangat bervariasi. Gejala-gejala tersebut dapat

berlangsung lama tanpa diperhatikan dan terkadang gambaran klinik dari diabetes

tidak jelas, juga baru ditemukan pada saat pemeriksaan untuk penyakit lain

(Priyanto, 2006). Menurut Suyono (2002), gejala klasik DM adalah rasa haus

yang berlebihan (polidipsia), sering buang air kecil terutama pada malam hari

(poliuria), selalu merasa lapar (polifagia), dan penurunan berat badan. Selain itu

terdapat pula keluhan lain seperti rasa lemah, kesemutan pada jari tangan dan

kaki, merasa cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan menjadi kabur, gairah seks

menurun, dan luka sukar sembuh.

Diabetes melitus ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah

(hiperglikemik) kronik karena gangguan metabolisme lipid, karbohidrat, dan

protein serta meningkatnya komplikasi penyakit vaskuler. Hiperglikemia kronik

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang dan disfungsi

beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah,

yang menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain aterosklerosis,

neuropati, gagal ginjal, dan retinopati (Priyanto, 2006).

2. Etiologi

Klasifikasi DM menurut American Diabetes Assosiation (1997) dibagi

menjadi empat kelompok yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM

gestasional. Pembagian ini berdasarkan etiologi DM.

a. Diabetes Melitus tipe 1

Pada diabetes melitus tipe 1 ditemukan kerusakan autoimun sel β yang

mengakibatkan terjadinya defisiensi insulin absolut (Adam, 2000). Menurut

Triplitt et al. (2005), diabetes melitus tipe ini merupakan hasil dari kerusakan

sel β pankreas yaitu penghasil insulin. Diabetes Melitus tipe ini biasanya

terjadi pada anak-anak dan anak muda, tetapi bisa juga terjadi pada berbagai

usia.

b. Diabetes Melitus tipe 2

Diabetes Melitus tipe ini dikarakterisasikan dengan resistensi insulin dan

sedikitnya sekresi insulin relatif. Kebanyakan individu dengan DM tipe 2

menunjukkan obesitas abdominal yang juga menyebabkan resistensi insulin

(Triplitt et al., 2005).

c. Diabetes Melitus tipe lain

Diabetes melitus tipe ini berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu

seperti adanya: defisiensi genetik fungsi sel β, defisiensi kerja insulin,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat/zat kimia, infeksi:

rubela kongenital, sitomegalovirus, penyebab imunologi yang jarang: antibodi

antiinsulin, sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM (Widijanti, 2005).

d. Gestational Diabetes Melitus

Gestational Diabetes Melitus (GDM) dibatasi sebagai intoleransi glukosa yang

pertama kali diketahui selama kehamilan. Komplikasi GDM terjadi sekitar 7%

dari semua kehamilan. Pada umumnya GDM mulai ditemukan pada

kehamilan trimester kedua atau ketiga, yang ditandai dengan adanya resistensi

insulin (Triplitt et al., 2005).

3. Patofisiologi

Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung

dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan yang terdiri dari

karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein dipecah menjadi asam amino dan

lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu diedarkan ke seluruh tubuh

untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar.

Supaya berfungsi sebagai bahan bakar zat makanan itu harus diolah, di mana

glukosa dibakar melalui proses kimia yang menghasilkan energi yang disebut

metabolisme (Priyanto, 2006).

Karbohidrat sebagai sumber glukosa yang utama, mengalami

pemecahan menjadi monosakarida. Proses ini terjadi di usus halus di mana sel

epitel yang membatasi usus halus mengandung empat enzim yaitu laktase,

sukrase, maltase, dan isomaltase, yang masing-masing mampu memecahkan

disakarida laktosa, sukrosa, maltosa, dan isomaltosa menjadi unsur-unsur


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

monosakaridanya. Monosakarida glukosa, galaktosa dan fruktosa kemudian

diabsorpsi melalui sel-sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi

darah sehingga kadar glukosa darah meningkat (Anonim, 2007a).

Setelah makanan diabsorpsi usus, glukosa dialirkan ke hati melalui vena

porta. Sebagian dari glukosa tersebut disimpan sebagai glikogen. Pada saat itu

kadar glukosa dalam vena porta lebih tinggi daripada kadarnya di vena hepatik.

Setelah absorpsi selesai, glikogen dalam hati dipecah kembali menjadi glukosa.

Pada saat ini kadar glukosa dalam vena hepatik lebih tinggi daripada kadarnya

dalam vena porta. Pada keadaan biasa, persediaan glikogen dalam hati cukup

untuk mempertahankan kadar glukosa darah (Handoko dan Suharto, 1995).

Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu

membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel yang digunakan sebagai

bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel β di

pankreas. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel sehingga

glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di

dalam darah meningkat (Anonim, 2005b).

Insulin mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap metabolisme

karbohidarat, lipid, protein maupun mineral. Di samping itu insulin akan

meningkatkan lipogenesis, menekan lipolisis dan meningkatkan transpor asam

amino ke dalam sel. Oleh karena itu gangguan fungsi insulin dapat menyebabkan

pengaruh negatif dan komplikasi yang sangat luas pada berbagai organ dan

jaringan tubuh (Muchid, 2005).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel β

pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan

predisposisi untuk kerusakan autoimun sel β pankreas. Respon autoimun dipacu

oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau Langerhans dan terhadap

insulin itu sendiri (Triplitt et al., 2005). Pada diabetes melitus tipe 2 jumlah

insulin normal, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel

yang kurang. Keadaan ini disebut resistensi insulin yang merupakan suatu

keadaan di mana sel tubuh tidak dapat sepenuhnya merespon aksi insulin

(Anonim, 2005b). Resistensi insulin menyebabkan glukosa yang masuk ke dalam

sel sedikit dan glukosa dalam darah meningkat (Triplitt et al., 2005).

4. Diagnosis Diabetes Melitus

Kriteria diagnosis DM menurut ADA 1998 (cit.,Triplitt et al., 2005)

adalah sebagai berikut di bawah ini.

a. Gejala diabetes dengan glukosa darah sewaktu (casual plasma glucose) ≥ 200

mg/dl

Sewaktu adalah setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makan

terakhir. Gejala klasik adalah poliuria, polidipsi, dan penurunan berat badan

tanpa diketahui penyebabnya.

b. Kadar glukosa darah puasa (Fasting Plasma Glucose atau FPG) ≥ 126 mg/dl

Puasa didefinisikan sebagai keadaan tanpa adanya masukan kalori selama

minimal 8 jam.

c. Pada tes toleransi glukosa oral (Oral Glucose Toleransi Test atau OGTT)

kadar glukosa darah 2 jam post prandial ≥ 200 mg/dl


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Test harus menunjukkan seperti gambaran dari WHO (World Health

Organizaton), menggunakan beban glukosa yang ekuivalen dengan 75 g

glukosa yang dilarutkan dalam air sebelum OGTT (Triplitt et al., 2005).

Saat ini hiperglikemi tidak selalu terdiagnosis sebagai DM karena ada

kategori baru yaitu gangguan gula darah puasa (impaired fasting glucose atau

IFG) atau (impaired glucose tolerance atau IGT). Gangguan gula darah puasa

terdeteksi dengan menggunakan pengukuran FPG dan IGT terdeteksi dengan

menggunakan OGTT. Baru-baru ini pasien yang mengalami keadaan IFG dan

IGT disebut memiliki pre-diabetes. Pre-diabetes ini dapat beresiko tinggi

berkembang menjadi DM yang sesungguhnya. Berikut adalah tabel I ditunjukkan

kategori mengenai status gula darah.

Tabel I Kategori Status Glukosa Darah


(Triplitt et al., 2005)

Kadar Glukosa Darah Puasa Kadar Glukosa darah 2 jam


Kategori
(FPG) Sesudah Makan (OGTT)
Normal < 100 mg/dL < 140 mg/dL
Pre-diabetes
100-125 mg/dL 140-199 mg/dL
(IFG atau IGT)
Diabetes Melitus ≥ 126 mg/dL ≥ 200 mg/dL

5. Komplikasi Diabetes Melitus

Akibat penyakit DM akan terjadi komplikasi yaitu komplikasi akut dan

kronis. Komplikasi akut yang paling berbahaya adalah terjadinya hipoglikemia

(kadar gula darah sangat rendah) karena dapat mengakibatkan koma (tidak sadar)

bahkan kematian bila tidak cepat ditolong. Gejala-gejala terjadinya hipoglikemia

adalah merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, keringat

dingin, detak jantung meningkat sampai kejang-kejang (Muchid, 2005).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Komplikasi akut yang lain adalah koma. Koma pada penderita DM juga

dapat disebabkan karena tingginya kadar gula dalam darah, yang biasanya dipicu

adanya penyakit infeksi atau karena penderita DM tidak minum

obat/mendapatkan insulin sesuai dosis yang dianjurkan (Priyanto, 2006).

Selain kedua komplikasi tersebut adalah ketoasidosis. Ketika kadar

insulin rendah, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai energi dan

karenanya lemak tubuh dimobilisasi tempat penyimpanannya. Penghancuran

lemak untuk melepas energi menghasilkan formasi asam lemak yang kemudian

akan melewati hati dan membentuk satu kelompok senyawa bernama benda

keton. Kadar benda keton yang meningkat dalam tubuh disebut ketosis dan

meningkatkan keasaman cairan tubuh dan jaringan sehingga kadarnya sangat

tinggi, menyebabkan kondisi asidosis. Asidosis terjadi akibat benda keton ini

disebut ketoasidosis (Priyanto, 2006).

Komplikasi kronis terjadi pada berbagai organ tubuh yaitu pada

pembuluh darah otak, pembuluh darah mata, pembuluh darah jantung, pembuluh

darah ginjal dan pembuluh darah kaki (Waspadji, 2002b). Perkembangan

komplikasi ini berkaitan dengan lamanya penyakit itu dan pengaruh glukosa atau

metabolitnya dalam waktu lama dalam kadar yang sangat tinggi. Komplikasi

kronis tidak jelas kelihatan sampai saat setelah dilakukan pemeriksaan diabetes

dan dapat menyebabkan kematian (Anonim,2005c).

Pada dasarnya komplikasi kronis DM ini terjadi di seluruh tubuh baik

organ makrovaskuler maupun organ mikrovaskuler. Komplikasi kronik

makrovaskuler berarti komplikasi kronik yang mengenai pembuluh darah besar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

seperti pembuluh darah otak, jantung dan kaki. Aterosklerosis berawal dari

penumpukan kolesterol terutama ester kolesterol-LDL (Low Density Lipoprotein

atau lipoprotein densitas rendah) di dinding arteri. Lipoprotein densitas rendah

secara normal bisa masuk dan keluar dari dinding arteri lewat endotel. Masuknya

lipoprotein ke lapisan dalam dinding pembuluh darah meningkat seiring tingginya

jumlah lipoprotein dalam plasma (hiperlipidemia), ukuran lipoprotein dan tekanan

darah (hipertensi). Peningkatan semua itu akan meningkatkan permeabilitas

dinding pembuluh darah, sehingga lipoprotein dan ester kolesterol mengendap di

dinding arteri. Gangguan fungsi lapisan dinding pembuluh darah ini menjadi awal

proses aterosklerosis dan mendorong mekanisme inflamasi serta infeksi (Anonim,

2003).

Komplikasi kronik mikrovaskuler adalah komplikasi kronik yang terjadi

pada pembuluh darah halus seperti pada mata, ginjal dan saraf perifer (Adam,

2005). Retinopati pada penderita DM merupakan penyebab utama terjadinya

kebutaan di United States of America. Hubungan diabetes dengan retinopati

dimungkinkan terjadi secara nonproliferasi dan proliferasi. Retinopati

nonproliferasi berkembang dengan sedikit gangguan penglihatan, sedangkan

retinopati proliferasi dapat terjadi pengurangan penglihatan yang hebat atau

menyebabkan kebutaan mendadak (Steil, 1997).

Nefropati pada penderita DM dapat ditetapkan dengan keadaan

proteinuria yang tetap, penurunan fungsi filtrasi glomerulus dan peningkatan

tekanan darah arteri. Kondisi tersebut dapat meningkatkan morbiditas dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

mortalitas pada pasien DM. Sebanyak 35% dari seluruh penderita DM akan

mengalami sindrom tersebut (Steil, 1997).

Gangguan vaskuler yaitu penyumbatan arteri yang memasok saraf tepi

dan adanya penebalan membran dasar kapiler endoneurium serta gangguan

metabolik karena perubahan biokhemis akibat kadar glukosa darah tinggi.

(Samekto dan Gofir, 2001). Gula darah tinggi menghancurkan serat saraf dan satu

lapisan lemak di sekitar saraf, sehingga pengiriman sinyal terganggu dan

mengakibatkan kehilangan indra perasa atau nyeri di bagian yang terganggu.

Kerusakan saraf sensorik tubuh lebih sering terjadi (Priyanto, 2006). Gejalanya

antara lain timbul perasaan geli atau rasa terbakar dan ditegaskan dengan

hilangnya sensasi getar. Pada penderita neuropati, pasien mungkin kehilangan

semua sensasi atau perasaan pada bagian tertentu sehingga tidak dapat merasakan

panas, dingin atau nyeri (Steil, 1997).

B. Ulkus diabetik

1. Definisi, tanda dan gejala

Ulkus diabetik adalah suatu komplikasi kronik yang mengenai kaki.

Masalah kaki ini berupa borok di kaki dengan atau tanpa infeksi yang dapat

terlokalisasi, menyerang seluruh kaki, maupun kematian berbagai jaringan tubuh.

(Priyanto, 2006). Permasalahan tersebut dapat meliputi ulkus, gangren, abses,

selulitis dan osteomielitis. Ulkus adalah kerusakan lokal atau ekskavasi

permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan oleh terkupasnya jaringan

nekrotik radang. Selulitis merupakan infeksi yang telah menyebar ke dalam kulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

dan jaringan di bawah kulit. Abses merupakan kumpulan nanah setempat dalam

rongga yang terbentuk akibat kerusakan jaringan, sebagai perkembangan dari

selulitis. Osteomielitis, yaitu infeksi yang menyebar ke jaringan dasar tulang

(Anonim, 2007b). Gangren adalah kematian jaringan yang berhubungan dengan

berhentinya aliran darah ke daerah yang terkena. Pada umumnya, gangren diikuti

kehilangan nutrisi, invasi bakteri dan pembusukan. Pada penderita DM, gangren

bersifat basah dan berbau khas (Anonim, 1998).

2. Epidemiologi

Salah satu komplikasi DM yang paling umum adalah ulkus pada kaki

(ulkus diabetik). Kurang lebih 15% penderita DM akan mengalami ulkus pada

kaki selama perjalanan penyakit mereka. Beberapa laporan studi menunjukkan

kejadian ulkus diabetik dalam setahun sebesar 2-3% dari jumlah penduduk.

Kejadian ulkus diabetik dari berbagai populasi berkisar antara 2-10%. Neuropati,

kelainan bentuk kaki, tekanan yang tinggi, rendahnya kontrol glukosa darah,

lamanya menderita DM dan perbedaan jenis kelamin merupakan faktor-faktor

penyebab terjadinya ulkus diabetik (Frykberg et al., 2000).

Penanganan ulkus dapat dilakukan di rumah (outpatient) saja, namun

jika timbul infeksi menjadi alasan utama untuk menjalani perawatan di rumah

sakit. Data rumah sakit nasional menunjukkan bahwa rata-rata lamanya tinggal

(length of stay atau LOS) pasien yang terdiagnosis ulkus diabetik 59% lebih lama

daripada pasien DM tanpa ulkus. Sebesar 85% amputasi yang dilakukan oleh

pasien DM adalah dikarenakan ulkus pada kaki (Frykberg et al., 2000).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Pada tahun 1994, 67.000 kasus DM di United States dan Eropa

menjalani amputasi dan rata-rata LOS pasien selama 15 hari. Secara umum,

penderita DM lebih banyak menjalani amputasi dibandingkan orang yang tidak

menderita DM di mana pria lebih tinggi resikonya daripada wanita (Frykberg et

al., 2000).

3. Etiologi

Berbagai faktor penyebab ulkus diabetik ditunjukkan oleh banyak

penelitian. Faktor resiko yang telah dikenali yaitu; neuropati sensorik perifer,

kelainan bentuk kaki, trauma dan pemakaian sepatu yang tidak sesuai, kalus,

adanya riwayat amputasi, peningkatan tekanan dan jangka panjang, pergerakan

tulang sendi yang terbatas, lamanya menderita DM, buta atau gangguan

penglihatan, gangguan ginjal kronik dan usia tua (Frykberg et al., 2000).

Tabel II. Bakteri Penginfeksi Ulkus diabetik


(Frykberg et al., 2000)

Aerob Anaerob
Gram + Peptococcus magnus
Staphylococcus aureus (methicilin-sensitif dan Peptostreptococcus species
resisten) Bacteroides fragilis
Staphylococcus epidermidis Bacteroides species
Streptocccus species Clostridium perfringens
Enterococcus (Streptococcus Faecalis, Group D Clostridium species
streptococcus)
Corynebacterium species
Gram - Lainnya
Proteus mirabilis Candida albicans
Proteus vulgaris Candida species
Eschericia coli
Klebsiella species
Enterobacter cloacae
Pseudomonas aeruginosa
Acinobacter species

Pasien ulkus diabetik sangat mudah mengalami infeksi, di mana infeksi

menjadi alasan seorang pasien menjalani perawatan di rumah sakit dan merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

faktor resiko dilakukannya amputasi. Pada tabel II ditunjukkan bakteri patogen

yang biasa menginfeksi ulkus diabetik.

4. Patofisiologi

Berbagai macam faktor yang menyebabkan ulkus diabetik dapat

ditunjukkan dalam gambar 1 berikut ini.

Diabetes Melitus

Trauma
Neuropati Vascular disease

Motoric Sensoric Autonomic Mikrovaskuler Makrovaskuler

Atropi lemah Kehilang ƒ Anhidrosis Struktural : Atherosklerosis


an ƒ Kulit Kapiler menebal
Deformity sensasi kering, Fungsional : Iskemik
pecah ƒ aliran darah
Abnormal ƒ Penurunan menurun
stress nada ƒ neuropathic
simpatik edema
Tekanan (perubahan
tinggi plantar regulasi aliran
darah)
Terbentuk Kekurangan nutrien
kalus pembuluh darah

osteoarthropathy
Infeksi

DIABETIC FOOT ULCER


Amputasi Amputasi

Gambar 1. Patofisiologi Ulkus diabetik


(Frykberg et al., 2000)

a. Neuropati perifer

Neuropati sensorik perifer, di mana seseorang tidak dapat merasakan luka

merupakan faktor utama penyebab ulkus diabetik. Kurang lebih 45-60% dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

semua penderita ulkus diabetik disebabkan oleh neuropati, di mana 45%nya

merupakan gabungan dari neuropati dan iskemik. Bentuk lain dari neuropati

juga berperan dalam terjadinya ulserasi kaki. Neuropati motorik

mengakibatkan kelainan bentuk kaki sehingga memungkinkan

berkembangnya menjadi ulkus. Neuropati autonom mengakibatkan kaki

kering, pecah-pecah dan membelah sehingga membuka pintu masuk bagi

bakteri.

b. Gangguan pembuluh darah

Gangguan pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease atau PVD)

jarang menjadi faktor penyebab ulkus secara langsung. Walaupun demikian,

penderita ulkus diabetik akan membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh

dan resiko untuk diamputasi meningkat karena insufisiensi arterial. Usaha

untuk menyembuhkan infeksi akan terhambat karena kurangnya oksigenasi

dan kesulitan penghantaran antibiotik ke bagian yang terinfeksi. Oleh karena

itu penting diberikan penatalaksanaan iskemik pada kaki.

c. Kelainan bentuk kaki (deformity) dan adanya riwayat ulserasi atau amputasi

Kelainan bentuk kaki karena neuropati, biomekanik tidak normal, cacat

bawaan atau akibat pembedahan sebelumnya mengakibatkan tingginya

tekanan pada kaki. Hal ini memungkinkan kecenderungan terbentuknya ulkus

pada area kaki. Area yang utama adalah pada telapak kaki, juga bagian tengah

dan punggung kaki karena pemakaian sepatu yang tidak sesuai.

d. Trauma dan tekanan yang tidak normal pada kaki


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Trauma pada kaki yang dialami oleh penderita DM neuropati perifer

merupakan faktor penting yang menyebabkan ulserasi. Trauma tersebut

meliputi luka tusukan dan luka karena benda tumpul dan yang paling sering

adalah tekanan yang berulang-ulang seperti berjalan setiap hari.

Manifestasinya adalah terbentuk kalus. Pemakaian sepatu yang tidak sesuai

juga menjadi penyebab ulkus pada kaki.

e. Keterbatasan pergerakan tulang

Keterbatasan pergerakan tulang baru diketahui sebagai faktor resiko penyebab

ulserasi. Glikosilasi kolagen sebagai akibat dari menderita DM yang telah

lama menyebabkan ligamen menjadi kaku. Keadaan tersebut menurunkan

pergerakan sendi kaki sehingga tekanan pada telapak kaki tinggi dan

meningkatkan resiko ulserasi.

f. Faktor lain

Faktor lain yang dapat meningkatkan resiko ulserasi adalah gangguan

penglihatan, rendahnya kontrol glukosa darah, gangguan ginjal kronik dan

usia tua (Frykberg et al., 2000).

5. Diagnosis

Pada evaluasi pasien dengan ulkus diabetik, tenaga kesehatan akan

memberi perhatian pada parameter klinik seperti berikut ini.

a. Karakteristik dari ulkus yang meliputi kenampakan, tempat dan ukuran dari

ulkus serta kedalaman ulkus. Pada umumnya, ulkus yang lebih dalam daripada

yang hanya di permukaan akan meningkatkan resiko berkembangnya menjadi

selulitis atau osteomielitis dan membutuhkan penanganan yang lebih serius.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

b. Infeksi, meliputi ; pemeriksaan tanda klinik yang menunjukkan adanya infeksi

yaitu ; pus, bau busuk, pembengkakan dan kemerahan. Jika sudah diduga

adanya infeksi, harus dilakukan pemeriksaan kultur dan dilakukan identifikasi

bakteri penyebab infeksi di laboratorium mikrobiologi. Jika adanya infeksi

diduga pada ulkus yang lebih dalam, dibutuhkan X-rays untuk menentukan

penyebaran pada jaringan tulang (osteomielitis).

c. Neuropati perifer, dilakukan skrining tes untuk menentukan apakah pasien

mengalami gangguan sensorik yang disebabkan neuropati perifer atau tidak,

dengan penentuan sensasi getar.

d. Gangguan pembuluh darah perifer, dengan memeriksa denyut nadi pada kaki

untuk menyaring ada tidaknya gangguan pembuluh darah perifer (Anonim,

2007b).

6. Klasifikasi

Tabel III Klasifikasi Ulkus diabetik


(Frykberg et al., 2000)

Grade Luka Deskripsi


0 Preulcer Luka tertutup, kulit utuh, kemungkinan
A Iskemik mengalami deformities, warna kulit
B Infeksi memerah.
1 Ulkus superfisial Gangguan kulit tanpa penembusan jaringan
A Iskemik subkutan, dapat terjadi infeksi superfisial
B Infeksi dengan atau tanpa selulitis.
2 Deep ulcer Ulkus sampai ke tendon (melewati daging)
A Iskemik atau tulang tanpa abses yang dalam dan
B Infeksi osteomielitis.
3 Deep ulcer dengan abses, osteomielitis Ulkus yang dalam di mana sampai atau
atau sepsis tulang tidak ke tulang, dengan abses, osteomielitis
A Iskemik atau sepsis tulang.
B Infeksi
4 Gangren terlokalisasi Gangren di bagian depan kaki atau tumit.
A Iskemik
B Infeksi
5 Gangren di seluruh kaki Gangren atau nekrosis yang meluas
A Iskemik sehingga kaki membutuhkan penyelamatan
B Infeksi dan memerlukan tindakan amputasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Klasifikasi yang tepat dari ulkus pada kaki mendasari penilaian,

memudahkan penatalaksanaan dan dapat meramalkan outcome yang diharapkan.

Sistem klasifikasi yang paling sederhana adalah neuropatik, iskemik dan

neuroiskemik yang dideskripsikan dengan ukuran dan kedalaman ulkus serta

infeksi. Namun demikian tidak hanya satu sistem klasifikasi yang digunakan

secara umum. Sistem klasifikasi yang umum digunakan adalah menurut Wagner.

Wagner membagi ulkus pada kaki ke dalam 6 tingkatan berdasarkan kedalaman

luas nekrosis jaringan dan menunjukkan adanya infeksi. Tabel III menunjukkan

klasifikasi menurut Wagner (cit.,Frykberg et al., 2000).

Tabel IV Klasifikasi Diabetic Foot Infection


(Lipsky, et al., 2004)

Keparahan PEDIS
Manifestasi klinik
infeksi grade
Luka atau ada tanda inflamasi Tidak
1
terinfeksi
Terdapat ≥ 2 tanda (erithema, nyeri, panas) dan ada selulitis Ringan
dengan ukuran ≤ 2 cm mengelilingi ulkus. Infeksi pada kulit dan 2
jaringan lunak, tidak ada komplikasi lokal atau kelainan sistemik.
Adanya tanda infeksi (seperti di atas) pada pasien yang sistemik
dan metaboliknya normal tetapi mempunyai ≥ 1 tanda berikut :
Sedang 3
selulitis > 2 cm, adanya cairan limfa, abses jaringan yang dalam,
gangren dan melibatkan otot, tendon, tulang sendi dan tulang.
Infeksi pada pasien dengan adanya gangguan sistemik dan
metabolik seperti; demam, kedinginan, takikardia, hipotensi,
Berat 4
kebingungan, mual muntah, leukositosis, asidosis, hiperglikemia
berat atau azotemia.

The International Consensus on Diabetic Foot (2003) (cit.,Lipsky, et

al., 2004) juga membuat sistem klasifikasi ulkus diabetik untuk tujuan penelitian.

Klasifikasi tersebut diringkas dengan akronim PEDIS (perfusion, extent/size,

depth/tissue loss, infection and sensation). Klasifikasi yang ditunjukkan pada

tabel IV dapat menjelaskan tingkat keparahan infeksi yang meliputi grade 1 (tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

ada infeksi), grade 2 (adanya infeksi pada kulit dan jaringan lunak saja), grade 3

(selulitis atau infeksi yang dalam) dan grade 4 (keberadaan inflammatory

response syndrome pada sistemik).

7. Penatalaksanaan

a. Tujuan

Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat dari ulkus diabetik sangat

penting untuk mencegah komplikasi serius dan mengurangi resiko amputasi

bagian tubuh yang terkena ulkus. Mengontrol peningkatan kadar glukosa darah

sangat penting untuk mengoptimalkan outcome bagi penderita DM dengan

komplikasi ulkus. Adapun tujuan dari penatalaksanaan DM dengan komplikasi

ulkus adalah : menutup ulkus, mengurangi tekanan pada kaki, penyembuhan

infeksi dan pengatasan iskemik (Anonim, 2007). Tujuan yang utama pada

penatalaksanaan ulkus diabetik adalah untuk mendapatkan ulkus tertutup yang

sebaik mungkin (Frykberg et al., 2000). Mengelola DM dan keadaaan lain pada

penderita DM seperti; hipertensi, gangguan fungsi ginjal, status nutrisi dan

hiperlipidemia juga sangat penting untuk mengoptimalkan outcome yang

diharapkan (Anonim, 2007; Stillman, 2006).

b. Sasaran terapi

Sasaran terapi yang mendasar dalam penatalaksanaan ulkus diabetik

meliputi : penutupan luka, infeksi, iskemik dan kadar glukosa darah (Frykberg

et al., 2000)

c. Strategi terapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Strategi terapi pada ulkus diabetik meliputi terapi non farmakologis

dan farmakologis.

1). Non farmakologis

a). Pengelolaan DM, dapat dilakukan dengan perencanaan atau

pengaturan pola makan dan olahraga.

b). Penanganan ulkus secara non farmakologis, dapat dilakukan dengan

cara debridemen yaitu menggunakan pisau, gunting dan pinset untuk

mengeluarkan sebanyak mungkin jaringan nekrotik. Selain

mengeluarkan jaringan juga membuka jalur-jalur nanah agar drainase

menjadi baik. Setelah dibersihkan, luka dikompres dengan larutan

betadin dan neomisin 1%.

c). Mengurangi tekanan pada kaki mutlak dilakukan, yaitu dengan

istirahat tempat tidur. Dengan berjalan akan memberi tekanan pada

daerah ulkus dan memungkinkan rusaknya jaringan fibroblast yang

menghambat penyembuhan. Selain itu, tekanan pada luka akan

memberi iskemik pada daerah dan sekitarnya sehingga penyembuhan

dipersulit (Muchid, 2005; Adam, 2007).

2). Farmakologis

a). Penanganan ulkus secara farmakologis, dapat dilakukan dengan cara-

cara berikut.

(1) Penutupan luka, digunakan untuk menyembuhkan luka dengan

menciptakan lingkungan yang lembab dan hangat untuk

memperbaiki dan menyembuhkan jaringan. Contoh sediaan yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

digunakan untuk menutup luka antara lain; hidrogel dan

hidrokoloid.

(2) Faktor pertumbuhan, yaitu suatu substansi protein yang

menstimulasi pembelahan sel dan proliferasi sel. Sebagai contoh,

faktor penumbuh yang biasa digunakan adalah : becaplermin, suatu

rekombinan platelet manusia. Ini dianjurkan oleh Food and Drug

Administration (FDA) untuk menangani ulkus neuropatik.

(3) Cangkok jaringan lunak biasa dilakukan pada ulkus diabetik yang

tidak dapat disembuhkan (Stillman, 2006; Adam, 2007; Anonim,

2007).

b). Pengelolaan diabetes melitus

Ada berbagai macam jenis obat antidiabetika oral yang berdasarkan

cara kerjanya dibagi menjadi 3 golongan yaitu : pemicu sekresi insulin

(sulfonilurea dan glinid), penambah sensitivitas terhadap insulin

(biguanid dan thiazolidindion), penghambat absorpsi glukosa (α-

glucosidase inhibitor).

(1) Golongan sulfonilurea

Golongan ini bekerja dengan menstimulasi sel β pankreas untuk

melepaskan insulin yang tersimpan (merangsang produk insulin).

Alasan tersebut yang mendasari pernyataan bahwa obat ini hanya

bermanfaat pada pasien yang masih mempunyai kemampuan untuk

mensekresi insulin. Golongan obat ini tidak dapat dipakai pada

penderita DM tipe I. Pada penderita dengan kerusakan β


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Langerhans pemberian obat derivat sulfonilurea tidak bermanfaat

(Handoko dan Suharto, 1995). Obat golongan ini merupakan

pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang,

serta tidak mengalami ketoasidosis sebelumnya (Priyanto, 2006).

Pada pemakaian golongan sulfonilurea, umumnya selalu dimulai

dengan dosis rendah untuk menghindari hipoglikemia. Pada

keadaan tertentu jika kadar glukosa darah sangat tinggi, dapat

diberikan dalam dosis lebih besar hingga diperolah efek klinis yang

jelas dan dalam satu hari terjadi penurunan kadar glukosa darah

yang bermakna (Waspadji, 2002a).

(2) Golongan glinid

Merupakan obat generasi baru yang cara kerjanya sama dengan

sulfonilurea, dengan meningkatkan sekresi insulin. Golongan ini

terdiri dari dua macam obat yaitu repraglinid dan nateglinid

(Priyanto, 2006).

(3) Golongan biguanid

Menurut Waspadji (2002), biguanid meningkatkan pemakaian

glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa darah dan juga

diramalkan akan menghambat absorpsi glukosa dari usus pada

keadaan sesudah makan.

Sediaan yang ada yaitu menformin, buformin, dan metformin.

Derivat biguanid bekerja langsung terhadap organ sasaran.

Biguanid mempunyai efek menimbulkan efektifitas insulin, yaitu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

dengan menghambat absorpsi karbohidrat, menghambat

glukoneogenesis di hati, meningkatkan afinitas pada reseptor

insulin, meningkatkan jumlah reseptor insulin, dan memperbaiki

penurunan respon insulin (Priyanto, 2006)

(4) Golongan thiazolidindion

Thiazolidindion berikatan pada peroxisome proliferator actived

receptor gamma, suatu reseptor inti sel otot dan sel lemak. Contoh

dari obat golongan ini adalah pioglitazon yang mempunyai efek

menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah

pentranspor glukosa sehingga ambilan glukosa di perifer

meningkat (Priyanto, 2006)

(5) Golongan α-glucosidase inhibitor

Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim α-

glukosidase dalam saluran cerna sehingga dengan demikian dapat

menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia

postprandial. Obat golongan ini bekerja di lumen usus dan tidak

menyebabkan hipoglikemi serta tidak berpengaruh pada kadar

insulin (Agoes, 1999). Efek samping yang dapat ditimbulkan

adalah gejala gastrointestinal seperti diare dan flatulensi. Efek

samping tersebut diakibatkan oleh maldigesti karbohidrat

(Priyanto, 2006).

Pengelolaan DM secara farmakologis selain penggunaan

antidiabetika oral adalah dengan penggunaan insulin. Insulin adalah suatu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

hormon yang diproduksi oleh sel β pulau Langerhans kelenjar pankreas.

Insulin menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel untuk digunakan

sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen ke dalam sel

hati dan otot. Terdapat dua jenis insulin, yaitu endogen dan eksogen di

mana insulin endogen adalah insulin yang dihasilkan pankreas sedangkan

insulin eksogen merupakan produk farmasi dan disuntikkan ke dalam

tubuh (Priyanto, 2006).

Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 4

macam, yang ditampilkan dalam tabel V di bawah ini.

Tabel V. Macam Insulin Berdasarkan Lama Kerjanya


(Johnson, 1998)

Mula Puncak Lama


Macam Nama sediaan Kekuatan
kerja efek kerja
Insulin kerja 0,5 jam 1-3 jam 8 jam Actaprid HM 40 UI/ml
singkat 0,5 jam 2-4 jam 6-8 jam Penfil 100 UI/ml
Insulin kerja 1-2 jam 6-12 jam 18-24 jam
sedang
Insulin kerja 0,5 jam 4 -12 jam 24 jam Insulatard HM 40 UI/ml
sedang mula Insulatard 100 UI/ml
kerja singkat HM Penfil 40 UI/ml
Monotard HM 100 UI/ml
Insulin kerja 4 -6 jam 14-20 jam 24-36 jam Protamin Zinc
lama Zulfat
Insulin Humulin 20/80 40 UI/ml
campuran Humulin 30/70 100 UI/ml
Humulin 40/60
Humulin 30/70 40 UI/ml
Penfil 100 UI/ml

Indikasi mutlak penggunaan insulin adalah semua penderita DM

tipe I. Namun demikian, pada keadaan tertentu terapi insulin dikerjakan

agar tubuh memiliki sejumlah insulin efektif pada saat yang tepat.

Keadaan tertentu yang membutuhkan insulin antara lain; DM tipe II bila


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah, keadaan

stress berat seperti infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard

akut atau stroke. Diabetes gestasional jika diet saja tidak dapat

mengendalikan kadar glukosa darah. Di samping itu insulin juga

dibutuhkan penderita DM dengan ketoasidosis, DM yang mengalami

gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat, penderita DM yang memiliki

kontraindikasi atau alergi terhadap obat antidiabetika oral serta DM yang

mendapat nutrisi parenteral, yaitu untuk mempertahankan kadar glukosa

darah mendekati normal selama periode resistensi insulin dan ketika

terjadi peningkatan kebutuhan insulin (Priyanto, 2006).

c). Penyembuhan infeksi

Infeksi pada ulkus diabetik meningkatkan faktor resiko untuk

amputasi pada bagian tubuh. Setiap infeksi mengganggu kestabilan

diabetes dan sebaliknya hiperglikemia dapat memperburuk infeksi. Oleh

karena itu, pada dasarnya kelainan kaki dengan infeksi membutuhkan

kontrol glukosa darah yang ketat. Penderita dengan gangguan infeksi

sebaiknya dialihkan ke insulin apabila sebelumnya mendapat obat oral.

Hampir selalu infeksi mengakibatkan kebutuhan insulin meningkat

(Adam, 2005).

Berdasarkan Guidelines for Diabetic Foot Infections (Lipsky et

al., 2004) disebutkan dasar-dasar pemilihan regimen antibiotik yang

meliputi; pemilihan awal regimen antibiotik dengan menentukan rute

terapi, spektrum mikroorganisme serta pemilihan obat yang spesifik untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

diberikan dan yang terakhir adalah pemilihan regimen dan lama pemberian

secara pasti. Terapi awal biasanya secara empiris dan harus didasarkan

pada keparahan infeksi dan hasil pemeriksaan kultur. Infeksi sedang serta

infeksi yang parah dan lebih luas diterapi dengan antibiotika berspektrum

luas. Antibiotika yang digunakan harus memiliki aktivitas melawan

bakteri gram positif cocci sama baiknya untuk melawan bakteri gram

negatif dan bakteri anaerob.

Dalam Guidelines for Diabetic Foot Infection (Lipsky, et al.,

2004) juga dianjurkan pemilihan antibiotik secara empiris untuk pasien

ulkus diabetik yang terinfeksi berdasarkan tingkat keparahan infeksi.

Anjuran tersebut ditunjukkan pada tabel VI.

Antibiotika yang secara empiris merupakan terapi pilihan utama

adalah piperasilin.

Tabel VI. Anjuran Pemilihan Antibiotik secara Empiris


(Lipsky, et al., 2004)

Infeksi dan agents ringan sedang berat


Rute yang dianjurkan oral oral atau parenteral
parenteral
klindamisin Ya
cefalexin Ya
TMP-SMX Ya Ya
amoksisilin + clavulanat Ya Ya
levofloksasin Ya Ya
ampisilin + sulbaktam Ya
piperasilin Ya Ya
levofloksasin/siprofloksasin dengan klindamisin Ya Ya
imipenem Ya
vancomisin / ceftazidim (dengan atau tanpa
Ya
metronidazol)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Pemilihan antibiotika yang pasti harus mempertimbangkan hasil

pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas. Menurut Eric Nuermberger (2005),

dalam pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri patogen dapat

dilihat dalam tabel VIII.

Tabel VII. Pemilihan Antibiotika Berdasarkan Bakteri Penginfeksi


(Nuermberger, 2005)

Bakteri Penginfeksi 1st Line Agent 2nd Line Agent


Methisilin-sensitif nafsilin, oxasilin sefalosporin generasi I, klindamisin,
Staphylococcus betalaktam,
aureus trimethoprim/sulfametoksazol,
vancomisin
Methisilin-resisten vancomisin +/- rifampin klindamisin,
Staphylococcus trimethoprim/sulfametoksazole,
aureus fluoroquinolon + rifampin, linezolid,
daptomisin, quinupristin/dalfopristin
Streptococcus penisilin G, ampisilin sefalosporin generasi I, III,
aerob klindamisin
Enterobacteriaceae sefalosporin generasi III ampisilin, sefalosporin generasi I, II,
atau fluoroquinolon betalaktam, carbapenem, TMP-SMX

Pseudomonas (Anti-pseudomonal siprofloksasin, carbapenem,


aeruginosa Ssfalosporin / penisilin) + aztreonam (tunggal atau kombinasi
aminoglikosida (2 minggu dengan aminoglikosida)
awal) atau siprofloksasin)
Bacteroides species metronidazol β -lactam, carbapenem, klindamisin,
cefoxitin, cefotetan
Streptococcus penisilin G Klindamisin, cefoxitin
anaerob dan
microaerofilik
Staphylococcus vancomisin +/- rifampin Nafsilin, oxasilin, klindamisin,
Gram negatif fluoroquinolon + rifampin
Enterococcus ampisilin + gentamicin vancomisin + gentamicin, imipenem
species
Vancomisin- linezolid daptomisin,
resisten quinupristin/dalfopristin,
Enterococcus doksisiklin, rifampin, kloramfenikol,
fluoroquinolon (kombinasi
berdasarkan uji sensitivitas)
Organisme aerob betalaktam, carbapenem siprofloksasin + klindamisin,
dan anaerob sefalosporin generasi III +
metronidazol

d). Pengatasan iskemik

Pilihan terapi yang diberikan untuk mengatasi penyakit vaskuler


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

perifer (iskemik) adalah rekonstruksi vaskuler untuk memperlancar

pasokan aliran darah ke bagian tubuh yang terkena ulkus (Anonim,

2007b).

Pengatasan iskemik yang diberikan kepada pasien DM dengan

komplikasi ulkus adalah hemoreologi dan antiplatelet. Hemoreologi yang

digunakan adalah pentoksifilin. Pentoksifilin dapat mengubah sifat alir sel

darah merah dengan menurunkan viskositas darah. Jika pasien tidak dapat

mentoleransi pentoksifilin, diberikan cilostazol. Cilostazol menghambat

agregasi platelet.

Terapi dengan antiplatelet tidak secara langsung menyembuhkan

ulkus diabetik namun dapat menghambat agregasi platelet pada penderita

ulkus diabetik dengan atherosklerosis. Obat yang menjadi pilihan adalah

klopidrogel dan aspirin (Stillman, 2006).

e). Hipertensi dan gangguan fungsi ginjal

Obat pilihan untuk pasien DM yang tekanan darahnya tinggi dan

atau mengalami gangguan fingsi ginjal direkomendasikan oleh ADA dan

The National Kidney Foundation adalah penghambat enzim konversi

angiotensin atau ACE inhibitor. Sebagai second line terapi, yang

direkomendasikan adalah diuretik golongan thiazid dosis rendah (Triplitt

et al., 2005).

Mekanisme kerja ACE inhibitor adalah mengurangi

pembentukan angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan

sekresi aldosteron yang mengakibatkan terjadinya ekskresi natrium dan air


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

serta retensi kalium. Penghambat enzim konversi angiotensin ini

menghambat kecepatan kerusakan ginjal akibat DM atau melindungi

fungsi ginjal (Setiawati dan Bustami, 1995).

Diuretik thiazid bekerja dengan menghambat reabsorpsi sodium

pada distal tubulus sehingga ekskresi sodium, air, potasium dan ion

hidrogen meningkat (Sharma, 2006).

C. Drug Related Problems

Farmasi klinik didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh

seorang farmasis dalam usahanya untuk mencapai terapi obat rasional yang aman,

tepat dan cost effective. Pharmaceutical care (asuhan kefarmasian) bertanggung

jawab untuk memastikan bahwa pasien memperoleh terapi obat rasional dan untuk

memastikan bahwa terapi yang diberikan adalah yang diinginkan oleh penderita.

Pharmaceutical care menurut Hepler dan Strand (1990) adalah tanggung jawab

pemberian terapi obat yang bertujuan untuk mencapai outcome yang dapat

meningkatkan kualitas hidup pasien (Cipolle, 1998).

Permasalahan dalam farmasi klinis terutama muncul karena penggunaan

terapi obat. Setiap pemberian obat harus diikuti dengan evaluasi terhadap tercapai

tidaknya efek terapeutik yang diharapkan. Keberhasilan pengobatan adalah

tercapainya efek terapeutik yang dituju dengan efek samping seminimal mungkin.

Keberhasilan tersebut akan tergantung pada beberapa hal, yaitu ketepatan

diagnosa, ketepatan pemilihan obat, aturan dosis, dan cara pemberian serta

ketaatan pasien (Krisdaryono, 2002).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Drug Related Problems (DRPs) adalah sebuah kejadian atau

permasalahan yang melibatkan terapi obat penderita yang mempengaruhi

pencapaian outcome. Drug Related Problem terdiri dari aktual DRP, yaitu

masalah yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada

penderita dan potensial DRP, yaitu masalah yang diperkirakan akan terjadi

berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada penderita (Cipolle, 1998).

Dalam Pharmaceutical Care Practice oleh Robert J. Cipolle (1998)

masalah-masalah dalam kajian DRP ditunjukkan oleh kemungkinan penyebab

DRP yang disajikan dalam tabel VII berikut.

Tabel VIII. Penyebab Drug Related Problems (DRPs)


(Cipolle,1998)

DRP Kemungkinan penyebab DRP


1. Perlu terapi Pasien dengan kondisi baru yang membutuhkan obat.
obat tambahan Pasien kronis membutuhkan kelanjutan terapi obat.
(Need for Pasien dengan kondisi yang membutuhkan kombinasi obat.
additional drug Pasien dengan kondisi yang beresiko dan membutuhkan obat untuk
therapy) mencegah.
2. Tidak perlu Tidak ada indikasi pada saat itu.
terapi obat Pasien mendapat obat dalam jumlah toksis.
(Unnecessary Kondisi pasien akibat drug abuse.
drug therapy) Pasien lebih baik disembuhkan dengan terapi non farmakologi.
pemakaian multiple drug yang seharusnya cukup dengan single drug.
Pasien minum obat untuk mencegah efek samping obat lain yang
seharusnya dapat dihindarkan.
3. Obat tidak Kondisi pasien yang menyebabkan obat bekerja tidak efektif (kurang
tepat (Wrong sesuai dengan indikasinya).
drug) Pasien menerima obat yang bukan paling efektif untuk indikasi
Pasien mempunyai alergi terhadap obat-obat tertentu.
Obat yang diberikan memiliki faktor resiko kontraindikasi dengan obat
lain yang juga dibutuhkan.
Obat yang diberikan efektif namun bukan yang paling murah.
Obat yang diberikan efektif namun bukan yang paling aman.
Penggunaan antibiotika yang sudah resisten terhadap infeksi pasien.
Pasien menerima kombinasi obat yang tidak perlu
4. Dosis kurang Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk memberikan respon.
(Dosage too Konsentrasi obat di bawah therapeutic range.
low) Obat, dosis, rute, atau, konversi formula obat tidak cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Lanjutan Tabel VIII.


Dosis dan interval obat tidak cukup.
Pemberian obat terlalu awal.
5. Dosis berlebih Dosis yang digunakan pasien terlalu tinggi untuk memberikan respon.
(Dosage too Konsentrasi obat di atas therapeutic range.
high) Dosis obat terlalu cepat dinaikkan
Akumulasi obat karena penyakit kronis
Obat, dosis, rute, atau, konversi formula obat tidak sesuai
6. Efek obat yang Dosis obat yang diberikan kepada pasien terlalu tinggi kecepatannya.
tidak Adanya reaksi alergi terhadap obat-obat tertentu.
diinginkan Ada faktor resiko yang membahayakan bagi pasien.
(Adverse Drug Interaksi dengan obat-obatan atau makanan.
Reaction /ADR) Hasil laboratorium pasien berubah akibat obat.
7. Ketidaktaatan Pasien tidak menerima obat sesuai regimen karena medication error.
pasien (In Pasien tidak taat instruksi.
complience) Pasien tidak mengambil obat karena harga obat mahal.
Pasien tidak mengambil obat karena tidak memahami.
Pasien tidak mengambil obat karena keyakinan kurang.

D. Keterangan Empiris yang diharapkan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran evaluasi

pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi

rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember tahun 2005,

yaitu mengenai DRPs yang aktual dan potensial terjadi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian tentang evaluasi pengobatan pada pasien diabetes melitus

dengan komplikasi ulkus/gangren merupakan penelitian non eksperimental

dengan rancangan deskriptif evaluatif. Data yang digunakan adalah data rekam

medis pasien ulkus/gangren diabetik yang pengambilan datanya bersifat

retrospektif.

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dikarenakan

peneliti tidak memberikan perlakuan secara langsung kepada subyek uji serta

tidak ada intervensi ataupun manipulasi. Penelitian dengan rancangan deskriptif

evaluatif dimaksudkan karena peneliti melakukan pengamatan terhadap fenomena

kesehatan yang ada kemudian mengevaluasinya berdasarkan pada standar yang

berlaku (Pratiknya, 2003). Dalam hal ini akan dilihat kesesuaian antara

pengobatan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren

terhadap standar yang ada, antara lain menurut Informatorium Obat Nasional

Indonesia (IONI), Indonesia Index of Medical Specialities (MIMS) dan

Guidelines for Diabetic Foot Infection dari Infectious Disease Society of America

(IDSA) yang kemudian diidentifikasi ke dalam Drug Related Problems (DRPs).

B. Definisi Operasional

1. Pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren adalah 24 pasien

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap

rumah sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 yang datanya

ditemukan dari rekam medis.

2. Rekam medis adalah catatan yang berisi data pasien meliputi nomor rekam

medis, usia, jenis kelamin, diagnosis masuk, diagnosis keluar, riwayat

penyakit, jenis obat yang digunakan, bentuk sediaan, dosis dan aturan pakai

obat, lama dan tanggal perawatan yang diberikan selama terapi serta keadaan

pasien saat pulang.

3. Komplikasi lain adalah keadaan yang disebabkan penyakit DM selain

ulkus/gangren yang merupakan diagnosis pasien DM ulkus/gangren saat

masuk, seperti hipertensi dan hipoglikemia.

4. Penyakit penyerta adalah penyakit atau keadaan lain yang timbul bukan

karena penyakit DM yang didiagnosis saat masuk, seperti skizofrenia dan

keracunan bahan organik.

5. Pengobatan adalah suatu cara pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk

menangani suatu penyakit, khususnya dengan penggunaan obat atau terapi

farmakologis yaitu pengobatan yang diberikan pada pasien DM dengan

komplikai ulkus/gangren.

6. Tingkat keparahan adalah penilaian keadaan luka pasien berdasarkan

diagnosis saat masuk, yaitu ulkus, gangren, abses atau selulitis.

7. Golongan obat adalah kelompok obat yang didasarkan pada efek terapi dari

setiap kelas terapi yang diberikan kepada pasien DM dengan komplikasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-

Desember 2005, seperti golongan sefalosporin dan biguanid.

8. Jenis obat adalah nama obat generik yang diberikan kepada pasien DM

dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda

Yogyakarta periode Juli-Desember 2005, seperti seftriakson dan metformin.

9. Evaluasi pengobatan adalah evaluasi terhadap kejadian atau permasalahan

dalam terapi obat pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi

rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005, yaitu

evaluasi DRP. Pengobatan yang dievaluasi adalah yang sesuai tujuan terapi

pasien ulkus yaitu untuk mengelola DM itu sendiri dan keadaan lain seperti

hipertensi dan gangguan fungsi ginjal, menyembuhkan infeksi serta

pengatasan iskemik.

10. Evaluasi DRP adalah melihat kembali objective dan subjective serta tindakan

pengobatan yang diberikan selama di rawat inap kemudian memberi penilaian

(assessment) dan perencanaan (plan).

11. Hasil terapi (outcome) adalah hasil dari terapi yang telah diberikan atau

keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit berdasarkan catatan dalam rekam

medis meliputi lamanya tinggal dan keadaan saat pulang, yaitu sembuh,

membaik, amputasi dan belum sembuh atau pulang atas permintaan sendiri.

C. Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus dengan

komplikasi ulkus/gangren yang tercatat di instalasi rawat inap rumah sakit


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Bethesda Yogyakarta periode Juli – Desember 2005 berdasarkan rekam medis

yang ditemukan. Subyek yang digunakan sejumlah 24 pasien. Penelitian ini

merupakan penelitian populatif karena tidak ada teknik sampling.

D. Bahan penelitian

Bahan penelitian yang digunakan berupa lembar rekam medis pasien

DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang menjalani rawat inap di rumah sakit

Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai evaluasi pengobatan diabetes melitus dengan

komplikasi ulkus/gangren pada pasien rawat inap dilakukan di RS Bethesda Jalan

Jendral Sudirman 70 Yogyakarta.

F. Tata cara penelitian

Tata cara atau jalannya penelitian dilakukan secara bertahap dengan alur

sebagai berikut ini.

1. Perencanaan

Analisis situasi dilakukan dengan mencari informasi mengenai distribusi

penyakit diabetes melitus beserta komplikasinya di instalasi rawat inap RS

Bethesda Yogyakarta selama tahun 2005 melalui unit rekam medis. Laporan

distribusi tersebut digunakan sebagai acuan penentuan masalah, meliputi

distribusi sepuluh penyakit terbesar di RS Bethesda tahun 2005, di mana diabetes


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

melitus menduduki peringkat keenam. Selain itu juga ditelusuri macam-macam

komplikasi DM pada tahun 2005 yang menunjukkan bahwa DM dengan

komplikasi ulkus/gangren menduduki peringkat pertama dengan jumlah 89 kasus

dan pada periode Juli-Desember ada 34 kasus. Dengan diketahuinya jumlah

tersebut, ditentukan data pasien DM ulkus/gangren yang dirawat di RS Bethesda

pada periode Juli-Desember 2005 saja yang digunakan dalam penelitian ini.

2. Pengambilan data

Tahap pengambilan data meliputi proses-proses berikut ini.

a. Penelusuran data, yaitu penelusuran data pasien DM dengan komplikasi

ulkus/gangren dengan jalan mencatat nomer medis dengan komplikasi

ulkus/gangren periode Juli-Desember 2005. Pada penelitian ini ditemukan

24 rekam medis dari 34 pasien DM dengan komplikasi ulkus periode Juli-

Desember 2005 karena ada 4 pasien yang telah meninggal sehingga rekam

medisnya digudangkan dan 1 rekam medis terdapat 6 kasus (6 kali masuk

rumah sakit) sedang digunakan untuk keperluan lain. Selanjutnya nomer

rekam medis digunakan untuk menelusuri lembar catatan rekam medis

secara keseluruhan.

b. Proses pengambilan data, dilakukan pada 24 pasien DM dengan komplikasi

ulkus/gangren periode Juli-Desember 2005 melalui dokumen rekam medis.

c. Proses pencatatan data, yaitu dengan mencatat data yang ada di lembar rekam

medis tiap pasien. Data yang diambil meliputi: nomor rekam medis, usia,

jenis kelamin, tanggal masuk dan keluar rumah sakit, diagnosis masuk dan

diagnosis keluar, keadaan pulang pasien, keluhan, tindakan yang telah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

dilakukan, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, jenis dan golongan obat,

jumlah obat, dosis, cara pemberian, lama pemberian, bentuk sediaan, serta

data laboratorium, dan data non laboratorium serta hasil pemeriksaan kultur

bakteri.

3. Pengolahan data

Data kualitatif disajikan dalam bentuk tabel dan atau gambar untuk

beberapa keterangan. Data identifikasi kasus drug related problem juga

disajikan dalam bentuk tabel dengan metode SOAP (Subjective-Objective-

Assessment-Plan).

4. Analisis hasil

Data dianalisis secara deskriptif kemudian hasilnya disajikan

dalam bentuk tabel dan atau gambar beserta uraian penjelasan. Analisis

tersebut meliputi bagian-bagian berikut ini.

a. Jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Perhitungan prosentase jenis

kelamin adalah sebagai berikut.

x
% = x 100%
n

x = jumlah laki-laki atau perempuan pasien DM dengan komplikasi

ulkus/gangren yang di rawat di RS Bethesda Yogyakarta periode

Juli-Desember 2005

n = jumlah seluruh kasus

b. Usia, yaitu jumlah pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang di

rawat di RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-desember 2005 yang masuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

dalam kelompok usia tertentu. Usia dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan

pembagian dari rumah sakit, yaitu >25-≤45 tahun, >45-≤65 tahun, dan >65

tahun. Perhitungan prosentase kelompok usia adalah sebagai berikut.

x
% = x 100%
n

x = jumlah kasus dalam kelompok usia tertentu

n = jumlah seluruh kasus

c. Tingkat keparahan, yaitu penilaian keadaan luka atau diagnosis meliputi

ulkus, gangren, abses, dan selulitis. Perhitungan prosentase tingkat

keparahan adalah sebagai berikut.

x
% = x 100%
n

x = jumlah keadaan luka tertentu pasien DM dengan komplikasi

ulkus/gangren yang di rawat di RS Bethesda Yogyakarta periode

Juli-Desember 2005

n = jumlah seluruh kasus

d. Komplikasi atau penyakit penyerta adalah keadaan selain DM komplikasi

ulkus yang didiagnosis saat pasien masuk. Perhitungan prosentase

diagnosis sekunder adalah sebagai berikut.

x
% = x 100%
n

x = banyak kasus dengan komplikasi maupun penyakit penyerta tertentu

n = jumlah seluruh kasus


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

e. Kelas terapi

x
% = x 100%
n

x = banyak kasus yang mendapatkan obat dengan kelas terapi tertentu

n = jumlah seluruh kasus

f. Golongan dan jenis obat

x
% = x 100%
n

x = banyak kasus yang mendapatkan golongan dan jenis obat tertentu

n = jumlah seluruh kasus

g. Evaluasi pengobatan dilakukan dengan mengidentifikasi kasus DRP yang

aktual maupun potensial terjadi dengan melihat pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan laboratorium serta pengobatan yang telah dilakukan. Setelah

teridentifikasi kemudian diberi rekomendasi yang tepat. Identifikasi

kasus DRP disajikan dalam bentuk tabel yang berisi keterangan mengenai

subjective, objective, assessment, dan plan (SOAP).

h. Hasil terapi (outcome) merupakan keadaan pasien saat keluar dan lamanya

tinggal pasien. Perhitungan prosentase hasil terapi adalah sebagai berikut.

x
% = x 100%
n

x = banyak kasus dengan keadaan pulang atau lamanya tinggal tertentu

n = jumlah seluruh kasus


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai evaluasi pengobatan diabetes melitus dengan

komplikasi ulkus/gangren pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta dilakukan dengan menelusuri data masuk pasien rawat inap yang

didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus/gangren pada periode Juli-Desember

2005. Jumlah kasus pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren pada tahun

2005 sebanyak 89 kasus. Pada penelitian ini dibatasi kasus DM dengan

komplikasi ulkus/gangren pada periode Juli-Desember 2005, yaitu sebanyak 34

kasus. Namun demikian, jumlah kasus yang ditemukan dari catatan rekam medis

sebanyak 24 sehingga jumlah inilah yang dijadikan sebagai populasi. Rekam

medis yang ditemukan hanya 24 kasus karena 4 pasien telah meninggal sehingga

rekam medisnya digudangkan dan 1 rekam medis terdapat 6 kasus (6 kali masuk

rumah sakit) sedang digunakan untuk keperluan lain.

A. Gambaran Umum Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi


Ulkus/Gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005

Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian obat. Faktor-faktor

tersebut antara lain usia, jenis kelamin, beratnya penyakit dan daya tahan pasien.

Pada penelitian ini gambaran umum pasien disajikan menjadi 4 bagian yang

meliputi jenis kelamin pasien, usia pasien, tingkat keparahan ulkus/gangren dan

keadaan penyakit, yaitu ada tidaknya komplikasi lain dan penyakit penyerta.

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

1. Distribusi jenis kelamin pasien diabetes melitus dengan komplikasi


ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005

Berdasarkan kelompok jenis kelamin, distribusi pasien diabetes melitus

dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta

periode Juli-Desember 2005 dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.

Distribusi Jenis Kelamin pasien


DM Komplikasi Ulkus/Gangren

29%

71%

Pria Wanita

Gambar 2. Distribusi jenis kelamin pasien DM dengan komplikasi


ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005

Dari gambar di atas diketahui bahwa jumlah pasien wanita lebih banyak

daripada jumlah pasien pria. Prosentase jumlah pasien wanita sebesar 71%

sedangkan prosentase jumlah pasien pria sebesar 29%. Dalam Diabetic Foot

Disorders - A Clinical Practice Guideline (Frykberg et al, 2000) disebutkan

bahwa resiko laki-laki mengalami diabetic foot ulcer lebih tinggi. Hal ini tidak

sesuai dengan penelitian ini yang dapat dimungkinkan karena wanita lebih

memperhatikan kesehatan dibanding pria sehingga jumlah pasien wanita yang

menjalani perawatan di rumah sakit lebih banyak. Di samping itu diketahui bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

jumlah pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang menjalani rawat inap di

RS Bethesda Yogyakarta pada tahun 2005 sebagian besar adalah wanita. Pasien

yang berjenis kelamin wanita adalah 51 pasien dan yang berjenis kelamin pria

sejumlah 38 pasien.

2. Distribusi usia pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren


di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember
2005

Pemberian obat pada pasien harus memperhatikan keadaan khusus

seperti halnya usia. Adanya perbedaan usia menjadi kriteria pemilihan jenis obat,

dosis obat, bentuk sediaan obat, cara pemberian obat, dan jumlah obat. Sebagai

contoh, pada pasien lanjut usia diperhitungkan jumlah obat dan dosisnya karena

fungsi faal tubuh pasien telah mengalami penurunan.

Distribusi Kelompok Usia pasien DM


Komplikasi Ulkus/Gangren

13%
29%

58%

>25 - ≤45 tahun >45 - ≤65 tahun > 65 tahun

Gambar 3. Distribusi kelompok usia pasien DM dengan komplikasi


ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005

Gambar 3 di atas menggambarkan distribusi pengelompokan usia pasien.

Pendistribusian usia berfungsi untuk mengetahui jumlah pasien DM dengan

komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Juli-Desember 2005 sehingga dapat dibandingkan dengan teori. Pendistribusian

usia pada kasus ini dibagi dalam 3 kelompok usia, yaitu pasien dengan usia >25-

≤45 tahun, >45-≤65 tahun dan >65 tahun. Pembagian kelompok ini berdasarkan

pembagian kelompok usia di RS Bethesda Yogyakarta. Berdasarkan data yang

diperoleh dari rekam medis, kelompok usia pasien DM dengan komplikasi ulkus

adalah >45-≤65 tahun, yaitu sebesar 58% dari 24 kasus yang ada dilanjutkan

kelompok usia >25-≤45 tahun sebesar 29% dan > 65 tahun atau usia lanjut sebesar

13%.

3. Distribusi tingkat keparahan ulkus/gangren pada pasien diabetes melitus


dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Diagnosis yang tepat mengenai tingkat keparahan ulkus diabetik sangat

menentukan langkah penatalaksanaan, termasuk pengobatan yang akan diberikan.

Tingkat keparahan tersebut meliputi ulkus, abses, selulitis, osteomielitis dan

gangren. Keadaan masing-masing ulkus diabetik tersebut diikuti dengan infeksi

yang juga memiliki tingkat keparahan (ringan, sedang atau berat).

Pada penelitian ini telah diketahui tingkat keparahan ulkus/gangren

berdasarkan penilaian luka saat masuk dan pemeriksaan saat di rawat inap.

Penilaian luka dilihat dari kenampakan, tempat dan ukuran dari ulkus serta

kedalaman ulkus (Anonim, 2007). Pada gambar 3 ditunjukkan distribusi tingkat

keparahan ulkus/gangren pada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren

Dari gambar 4 ditunjukkan bahwa semua pasien yang menjalani rawat

inap di rumah sakit telah mengalami ulkus/gangren bahkan ada yang telah

berkembang menjadi selulitis. Sebesar 46% pasien mengalami ulkus, yaitu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

kerusakan lokal atau ekskavasi permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan

oleh terkupasnya jaringan nekrotik radang dan 42% pasien mengalami gangren,

yaitu kematian jaringan yang umumnya diikuti kehilangan nutrisi, invasi bakteri

dan pembusukan. Pasien DM dengan komplikasi ulkus yang telah berkembang

menjadi selulitis sebesar 4% dan 8% pasien mengalami abses. Selulitis merupakan

infeksi yang telah menyebar ke dalam kulit jaringan di bawah kulit sedangkan

abses merupakan penimbunan nanah.

Distribusi Tingkat Keparahan pada Pasien DM


dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

8% 4% Ulkus
46% Gangren
Ulkus + abses
42%
Ulkus + selulitis

Gambar 4. Distribusi tingkat keparahan pada pasien DM


dengan komplikasi ulkus/gangren

Keadaan penyakit tersebut berkaitan dengan tingkat keparahan infeksi.

Infeksi yang dialami pasien dapat diklasifikasikan berdasarkan hasil pemeriksaan

laboratorium, tanda klinis dan pemeriksaan kultur. Pada penelitian ini

ditunjukkan bahwa semua pasien mengalami infeksi namun tidak dapat dilihat

tingkat keparahannya. Dari hasil pemeriksaan laboratorium yang ada (Lampiran

2), semua pasien mengalami peningkatan leukosit yang menunjukkan bahwa

pasien mengalami infeksi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

4. Distribusi komplikasi lain dan penyakit penyerta pada pasien diabetes


melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS
Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Diabetes melitus seringkali timbul secara perlahan dan gejalanya tidak

tampak sehingga penderita kurang menyadari adanya perubahan seperti minum

lebih banyak, sering buang air kecil, dan berat badan menurun. Apabila DM tidak

ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi pada berbagai organ tubuh

penderita (Priyanto, 2006). Komplikasi DM dalam penelitian ini adalah

ulkus/gangren, yaitu kerusakan permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan

oleh radang dan dapat menimbulkan kematian jaringan yang diikuti invasi bakteri

dan pembusukan.

Berdasarkan data rekam medis pasien DM dengan komplikasi

ulkus/gangren, didapatkan beberapa pasien memiliki penyakit penyerta maupun

komplikasi DM yang lain. Penyakit penyerta merupakan penyakit lain yang tidak

ada kaitannya dengan penyakit DM yang diderita oleh pasien tersebut. Timbulnya

penyakit penyerta bukan disebabkan oleh DM. Hal ini berbeda halnya dengan

komplikasi, di mana terjadinya komplikasi disebabkan penyakit DM itu sendiri.

Adanya penyakit penyerta maupun komplikasi DM yang lain menyebabkan

diperlukannya obat lain selain pengobatan DM ulkus/gangren. Penggunaan obat

pada kasus DM ulkus/gangren akan dibahas pada bagian selanjutnya. Macam-

macam komplikasi lain dan penyakit penyerta saat masuk pada pasien DM dengan

komplikasi DM ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta

Periode Juli-Desember 2005 dapat dilihat pada tabel IX berikut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Tabel IX. Distribusi komplikasi lain dan penyakit penyerta pada pasien diabetes
melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS
Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Jumlah Kasus Prosentase


Diagnosis
(n = 24) (%)
Komplikasi Hipertensi 2 8,33
Hipoglikemia 1 4,16
Penyakit Skizofrenia + Keracunan
1 4,16
penyerta bahan organik
Tidak ada/tidak diketahui 20 83,33

Komplikasi lain yang terjadi adalah hipertensi sebesar 8,33% dan

hipoglikemia sebesar 4,16% dari 24 pasien. Dalam jangka waktu yang lama pada

penderita DM dapat terjadi kelainan pada pembuluh darah halus di ginjal serta

terjadi penahanan air dan garam di ginjal sehingga menyebabkan terjadinya

hipertensi. Hipoglikemia merupakan keadaan kadar glukosa dalam darah sangat

rendah yang terjadi ketika kadar gula darah dan jumlah insulin tidak seimbang.

B. Gambaran Umum Pola Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan


Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

1. Kelas terapi obat yang digunakan pada pasien diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Tujuan terapi bagi penderita DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang

terutama adalah pengendalian kadar glukosa darah, menutup ulkus, mengurangi

tekanan pada kaki, penyembuhan infeksi dan pengatasan iskemik (Anonim, 2007).

Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan strategi terapi, baik non farmakologis

maupun farmakologis. Dalam penelitian ini akan dilakukan evaluasi terhadap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

pengobatan atau terapi farmakologis yang diberikan kepada pasien selama di

rawat inap, sehingga gambaran yang diberikan adalah pola pengobatannya.

Tabel X di bawah ini menunjukkan distribusi kelas terapi obat yang

digunakan dalam penatalaksanaan DM dengan komplikasi ulkus/gangren di

instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

berdasarkan IONI.

Tabel X. Sembilan kelas terapi obat pada pasien Diabetes Melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
Periode Juli-Desember 2005

Jumlah Kasus Prosentase


No. Kelas Terapi (n = 24) (%)
1. Antidiabetika 22 91,66
2. Antibiotika 24 100,00
3. Analgesik 21 87,50
4. Obat sistem saluran cerna 10 41,67
5. Obat penyakit otot skelet dan sendi 12 50,00
6. Obat sistem saraf pusat 5 20,83
7. Obat yang mempengaruhi gizi dan darah 20 83,33
8. Obat Sistem Kardiovaskuler 3 12,50
9. Obat Sistem Pernafasan 1 4,16

2. Golongan dan jenis obat yang digunakan pada pasien diabetes melitus
dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

a. Antibiotika
Semua pasien DM komplikasi ulkus/gangren diberi antibiotika.

Antibiotika yang digunakan sebanyak 6 golongan, seperti yang dapat dilihat

pada tabel XI. Tujuan penggunaan antibiotika ini sebagai terapi antiinfeksi

bagi pasien DM komplikasi ulkus/gangren, profilaksis pembedahan dan

kombinasi dengan antibiotika lain untuk meningkatkan efek. Semua kasus

pasien DM komplikasi ulkus/gangren mengalami infeksi akibat lingkungan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

gula darah yang subur untuk berkembangnya bakteri patogen. Pada

lingkungan tersebut suplai oksigen sangat kurang akibat penyempitan dan

penyumbatan pembuluh darah sehingga bakteri tumbuh subur, terutama

bakteri anaerob (Misnadiarly, 2001).

Tabel XI. Golongan dan jenis obat antiinfeksi yang diberikan pada pasien
diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat
inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

Jumlah Kasus Prosentase


No. Golongan Jenis Obat
(n = 24) (%)
1. Sefalosporin seftazidim 4 16,67
seftriakson 8 33,33
sefazolin 2 8,33
sefpodiksim 1 4,16
sefepim 1 4,16
sefotiam 4 16,67
moksifloksasin 5 20,83
cefditoren pivoxil 1 4,16
sefotaxim 1 4,16
2. Aminoglikosida gentamicin 4 16,67
amikasin 2 8,33
3. Kuinolon levofloksasin 4 16,67
siprofloksasin 5 20,83
ofloksasin 3 12,50
4. Makrolid klaritromisin 3 12,50
klindamisin 1 4,16
5. Penisilin sultamisilinatobilat 7 29,16
sulbenisilin 2 8,33
amoksisilin 1 4,16
6. Antibiotika lain metronidazol 12 50,00
teicoplanin 1 4,16
thiamfenikol 1 4,16

Berdasarkan tabel XI terlihat bahwa antibiotika yang banyak

digunakan adalah golongan sefalosporin yaitu seftriakson sebanyak 33,33%

dan golongan antibiotika lain (antiprotozoa) yaitu metronidazol sebanyak

50%. Sefalosporin merupakan antibiotika bakterisid beta laktam yang bekerja

menghambat sintesis dinding sel mikroba. Sefalosporin memiliki spektrum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kerja luas yang meliputi banyak kuman Gram negatif termasuk Eschericia

coli, Klebsiella, Proteus bahkan kuman “sulit” pseudomonas (Ganiswara,

1995). Seftriakson adalah antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga

yang aktif terhadap bakteri gram negatif. Metronidazol merupakan anti

protozoa sekaligus anti bakteri terhadap bakteri anaerob batang gram negatif

yang umumnya memang tumbuh pada ulkus/gangren.

Pemilihan antibiotika yang pasti harus sesuai dengan jenis bakteri

penginfeksi yang diketahui dari pemeriksaan kultur dan harus

mempertimbangkan uji sensitivitas. Pada penelitian ini, sebanyak 13 pasien

menjalani pemeriksaan kultur sehingga tidak semua kasus diketahui agen

penginfeksinya. Pemilihan antibiotika yang tidak diketahui agen

penginfeksinya adalah secara empiris, yaitu berdasarkan bakteri yang biasa

terdapat di daerah terinfeksi.

Pada penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap pengobatan yang

diberikan. Oleh karena itu diperlukan gambaran kesesuaian pemberian

antibiotika baik secara empiris maupun berdasarkan bakteri patogen

dibandingkan dengan guideline. Tabel XII menunjukkan kesesuaian

pemberian antibiotika secara empiris dengan antibiotika yang dianjurkan oleh

Infectious Disease Society of America dalam Guideline of Diabetic Foot

Infection (Lipsky, et al., 2004) sedangkan pada tabel XIII ditunjukkan agen

penginfeksi dari masing-masing pasien yang menjalani pemeriksaan kultur

beserta antibiotika yang diberikan dan dibandingkan dengan pemilihan

antibiotika berdasarkan bakteri penginfeksi oleh Nuermberger (2005).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Tabel XII. Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika secara empiris pada


pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-
Desember 2005

Antibiotika
Pasien Antibiotika yang diberikan yang
dianjurkan*
1 (+) • seftazidim 2 x 500 mg P.O + klindamisin 2 x 150 mg P.O (5 • amoxicilin +
hari) dilanjutkan clavulanat
• levofloksasin 1 500 mg P.O (3 hari) • levofloksasin
2 (-) • sultamisilinatobilat 2 x 500 mg P.O + metronidazol 3 x 500 mg
P.O (3 hari)
• ampicilin +
sulbactam
3 (-) • metronidazol 3 x 500 mg P.O + sefazolin 2 x 500 mg I.V
(5 hari) • levofloksasin /
siprofloksasin
5 (-) • seftriaxone 1 x 1g I.V (1 hari)
dengan
• dibekasin 2 x 500 mg I.V (2 hari)
klindamisin
10 (+) • seftriakson 2 x 1 gr I.V + metronidazole 3 x 500 mg P.O (2 hari)
• vancomisin
12 (-) • gentamisin 2 x 80 mg P.O (7 hari)
dan ceftazidim
13 (-) • sefotiam 2 x 200 mg P.O (7 hari) (dengan/ tanpa
14 (+) • seftazidim 2 x 2 g I.V + moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (2 hari) metronidazol)
dilanjutkan
• seftazidim 2 x 2 g I.V (3 hari)
• moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (3 hari)
15 (+) • levofloksasin 1 x 1g I.V + metronidazole 2 x 1g I.V (4 hari)
dilanjutkan
• teicoplanin 1 x 400 mg P.O (5 hari) kemudian
• thiamfenikol 1 x 500 mg + klaritromisin 1 x 1g I.V (10 hari)
16 (+) • siprofloksasin 3 x 500 mg P.O (1 hari)
19 (+) • siprofloksasin 1 x 500 mg P.O + klaritromisin 1 x 500 mg P.O
(10 hari) dilanjutkan
• moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (10 hari) kemudian
• levofloksasin 1 x 100 mg I.V (5 hari)
24 (-) • sultamisilinmatobilat 3 x 1 g I.V + seftriakson 2 x 1 g I.V (3
hari)
(+) sesuai (-) tidak sesuai. Kesesuaian tersebut dalam artian bahwa jenis antibiotika yang diberikan
berspektrum luas atau seperti yang dianjurkan oleh Infectious Disease Society of America. *jenis
antibiotika dalam satu golongan dapat saling menggantikan

Tabel XIII. Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika berdasarkan hasil


pemeriksaan kultur pus gangren pada pasien diabetes melitus
dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS
Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Antibiotika
Bakteri
Pasien Antibiotika yang diberikan berdasarkan bakteri
penginfeksi
penginfeksi*
4 (-) Staphylococcus • sefotiam 4 x 1g I.V (7 hari) • vancomicin /
aureus florokuinolon +
rifampin
• klindamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Lanjutan Tabel XIII

6 (-) Staphylococcus • moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (6 • vancomicin /


epidermidis hari) florokuinolon +
rifampin
• klindamisin
7 (-) Proteus tidak diberikan antibiotik • sefalosporin gen III
vulgaris + • florokuinolon
Enterobacter • ampisilin
• beta laktam
8 (-) Enterobacter • gentamisin 3 x 500 mg P.O (8 hari) • sefalosporin gen III
(resisten) florokuinolon
• ampisilin
• beta laktam
9 (-) Staphylococcus • sultamisilinatobilat 2 x 1,5 g I.V (1 • vancomicin /
epidermidis hari) dilanjutkan florokuinolon +
• sultamisilinatobilat 2 x 1,5 g I.V + rifampin
siprofloksasin 2 x 500 mg P.O + • klindamisin
seftriakson 2 x 1 g I.V (4 hari)
kemudian
• siprofloksasin 2 x 500 mg P.O (4 hari)
11 (-) Staphylococcus • metronidazol 3 x 500 mg P.O + • vancomicin /
aureus seftazidim 2 x 1 g I.V (resisten) + florokuinolon +
ofloksasin 3 x 400 mg (4 hari) rifampin
• ofloksasin 3 x 400 mg • klindamisin
(3 hari)
17 (+) Klebsiella sp. • amikasin 2 x 500 mg P.O + • beta laktam
seftriakson 2 x 1 g I.V (4 hari) • carbapenem
kemudian • siprofloksasin +
• amikasin 2 x 500 mg P.O + klindamisin
seftriakson 2 x 1 g I.V + • sefalosporin gen iii
siprofloksasin 2 x 100 mg P.O (4 hari) + metronidazol
• metronidazol 2 x 100 mg P.O +
sefepim 2 x 500 mg +
siprofloksasin 2 x 100 mg P.O (3hari)
• siprofloksasin 2 x 100 mg P.O (6 hari)
18 (-) Staphylococcus • sefpodiksim 1 x 200 mg P.O + • vancomicin/florokui
aureus sultamisilinotobilat 2 x 100 g P.O nolon + rifampin,
(6 hari) klindamisin
20 (+) Pseudomonas • metronidazol 3 x 500 mg I.V + • Sefalosporin /
sp. moksifloksasin 1 x 400 mg I.V (4hari) penisilin +
• moksifloksasin 1 x 400 mg I.V (2 aminoglikosida /
hari) siprofloksasin
21 (-) MRSA + • seftriakson 2 x 1 g I.V + gentamisin • nafsilin
Enterobacter 2 x 120 mg P.O (1 hari) dilanjutkan • ofloksasin
• metronidazole 3 x 500 mg P.O + • sefalosporin gen I
Seftriakson 2 x 1 g I.V (1 hari) • klindamisin
kemudian • beta laktam
• seftriakson 2 x 1 g I.V (2 hari) • vancomicin
22 (+) Enterobacter • ofloksasin 2 x 400 mg P.O (2 hari) • sefalosporin gen III
dilanjutkan • florokuinolon
• ofloksasin 2 x 400 mg P.O + • ampisilin
cefditoren pivoxil 3 x 400 mg (2 hari) • beta laktam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Lanjutan Tabel XIII


23 (-) Staphylococcus • sefazolin 1 x 1 g I.V (3 hari) • vancomicin /
epidermidis + kemudian florokuinolon +
Enterococcus • sefotiam 2 x 1 g I.V (1 hari) rifampin
• klindamisin
(+) sesuai (-) tidak sesuai. Kesesuaian tersebut dalam artian bahwa jenis antibiotika yang diberikan
sesuai dengan bakteri penginfeksinya. *jenis antibiotika dalam satu golongan dapat saling
menggantikan

Pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang menjalani

perawatan di rumah sakit mengalami infeksi sedang hingga parah. Terapi awal

biasanya secara empiris dan didasarkan pada tingkat keparahan infeksi.

Infeksi sedang serta infeksi yang parah dan lebih luas diterapi dengan

antibiotika berspektrum luas. Sebelas dari 24 pasien DM dengan komplikasi

ulkus/gangren yang menjalani rawat inap di RS Bethesda periode Juli-

Desember 2005 diberikan antibiotika secara empiris. Namun demikian

terdapat 8 pasien yang mendapatkan antibiotika bukan spektrum luas dan tidak

sesuai anjuran guideline.

Kesesuaian pemilihan antibiotik dengan bakteri penginfeksi dan hasil

uji sensitivitas sangat penting. Apabila pemilihan antibiotika sesuai maka

efektivitas kerja obat lebih optimal, menurunkan kemungkinan resistensi dan

tidak menimbulkan kerugian dalam hal finansial. Pada penelitian ini, pasien

yang menjalani pemeriksaan kultur tidak semuanya mendapatkan antibiotika

yang sesuai dengan bakteri penginfeksinya. Sembilan pasien DM dengan

komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta

periode Juli-Desember 2005 mendapatkan antibiotika yang tidak sesuai

dengan bakteri penginfeksinya. Di samping itu, diketahui 2 pasien

mendapatkan antibiotika yang sudah resisten.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

b. Antidiabetik
Terapi farmakologis guna mengontrol kadar glukosa darah adalah

dengan pemberian antidiabetik, baik insulin maupun antidiabetika oral. Insulin

merupakan terapi standar pada DM tipe I dan DM tipe II yang mengalami

gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat, penderita DM yang memiliki

kontraindikasi atau alergi terhadap obat antidiabetika oral serta penderita DM

dengan keadaan stress berat seperti infeksi berat atau tindakan pembedahan

dan mendapat nutrisi parenteral (Priyanto, 2006).

Tabel XIV. Golongan dan jenis obat antidiabetik yang diberikan pada pasien
Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi
rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

Jumlah
Prosentase
No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat Kasus
(%)
(n = 24)
1. Insulin Insulin kerja singkat Crystal Zinc
12 50,00
Insulin
Insulin kerja menengah Netral
Protamine 5 20,83
Hagedorn
2. α- glucosidase
acarbose 7 29,16
inhibitor
3. Biguanid metformin 4 8,33
glimepirid 7 16,67
4. Pemicu sekresi Glinid repraglinid 1 4,16
insulin Thiazolidindion rosiglitazon 1 4,16
Sulfonilurea glikasid 2 8,33

Pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren, di mana sebagian

besar mengalami infeksi berat dan pembedahan atau amputasi memperlukan

terapi insulin karena keperluan insulin meningkat. Hal ini ditunjukkan bahwa

70,83% dari pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat

inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 mendapatkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

insulin seperti yang ditunjukkan pada tabel XIV. Sebanyak 50% pasien

menggunakan insulin kerja singkat dan 20,83% menggunakan insulin kerja

menengah. Insulin kerja singkat memiliki masa kerja 8 jam. Insulin kerja

menengah memiliki masa kerja 12-24 jam. Pada penelitian ini insulin

diberikan sendiri maupun kombinasi dengan antidiabetika oral.

Antidiabetika oral yang diberikan pada pasien pasien DM dengan

komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta

periode Juli-Desember 2005 adalah golongan α- glucosidase inhibitor,

biguanid, dan pemicu sekresi insulin. Antidiabetik oral yang paling banyak

digunakan adalah acarbose sebanyak 29,16% dan glimepirid sebanyak

16,67%. Acarbose merupakan golongan α-glucosidase inhibitor. Obat ini

bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim α-glucosidase di dalam

saluran cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan mampu

menurunkan hiperglikemia postpandrial (Priyanto, 2006). Glimepirid

merupakan antidiabetika oral yang bekerja langsung terhadap organ sasaran

dengan meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan dan menghambat

glukoneogenesis.

c. Analgesik
Pada pasien DM dengan komplikasi ulkus memerlukan analgesik

untuk mengatasi nyeri yang dialami. Analgesik non opioid yang umum

digunakan adalah ketorolak (41,66%) dan parasetamol (37,5%). Penggunaan

analgesik non opioid ini adalah untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa

mempengaruhi sistem saraf pusat, bekerja dengan cara menghalangi

terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri di saraf perifer. Di samping itu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

juga dapat berdaya antipiretik. Oleh karena itu, pada pasien DM dengan

komplikasi ulkus/gangren, parasetamol juga digunakan untuk mengatasi

demam namun tidak mengatasi inflamasi kecuali dikombinasi dengan kodein

(Tjay dan Raharja, 2002).

Analgesik opioid atau narkotik bekerja dengan memblokade pusat

nyeri di sistem saraf pusat. Analgesik opioid yang digunakan sebanyak 4,16%

kasus yaitu tramadol. Tramadol merupakan analgesik opioid lemah yang

memiliki indikasi untuk nyeri akut sampai kronis, nyeri pasca operasi dan

nyeri neuropati di mana pada pasien DM dengan komplikasi ulkus sering

menjalani pembedahan dan menderita neuropati (Anonim, 2006).

Tabel XV menunjukkan golongan dan jenis analgesik yang

digunakan oleh pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi

rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.

Tabel XV. Golongan dan jenis obat Analgesik yang diberikan pada pasien
diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat
inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

Jumlah Kasus Prosentase


No. Golongan Jenis Obat
(n = 24) (%)
1. Analgesik ketorolak 10 41,66
non opioid metamizol 2 8,33
parasetamol 9 37,50
tinoridin 4 16,67
asetosal 3 12,50
metampiron + diazepam 1 4,16
Analgesik
2. tramadol HCl 1 4,16
opioid

d. Obat yang Mempengaruhi Gizi dan Darah


Obat yang mempengaruhi gizi dan darah atau vitamin dan mineral

diberikan pada sebanyak 83,33% pasien DM dengan komplikasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta. Obat gizi dan

darah yang diberikan terdiri dari 3 golongan, yaitu cairan dan elektrolit,

vitamin serta obat antianemia defisiensi besi. Jumlah yang digunakan untuk

masing-masing golongan tersebut ditunjukkan pada tabel XVI.

Tabel XVI. Golongan dan jenis obat gizi dan darah yang diberikan pada pasien
Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi
rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

Jumlah
Prosentase
No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat Kasus
(%)
(n = 24)
1. Cairan dan glukosa 3 12,50
elektrolit maltosa 5 20,83
ringer lactat/asetat 19 79,16
natrium asetat 2 8,33
natrium klorida 10 41,66
kalsium 1 4,16
Pengganti plasma
plasbumin 1 4,16
dan albumin
2. Vitamin Vitamin B/ Vitamin B
3 12,50
dengan vitamin C kombinasi
Vitamin C +
4 16,67
vitamin B complex
Multivitamin/ vitamin C, seng
2 8,33
dengan mineral sulfat, selenium
3. Antianemia Fe(OH)3 sucrose
Feroglukonat 1 4,16
defisiensi besi complex

Pemberian cairan dan elektrolit dimaksudkan untuk rehidrasi sebagai

pemenuhan keperluan normal akan cairan dan elektrolit pada pasien.

Pemberian NaCl, glukosa, maltosa serta NaCl kombinasi adalah sebagai

pengganti cairan dan elektrolit serta pemasukan energi. Pengganti plasma dan

albumin diberikan karena mengandung protein dan elektrolit sehingga

diberikan untuk menambah volume plasma yang rendah pada pasien.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Selain cairan dan elektrolit, diberikan pula sediaan antianemia

defisiensi besi dan vitamin. Anemia terjadi karena pasien kekurangan zat besi.

Vitamin yang diberikan adalah multivitamin, yaitu gabungan vitamin B1, B6

dan B12 untuk mengatasi gangguan saraf pada DM dengan komplikasi ulkus

ini serta gabungan dari berbagai vitamin seperti vitamin C, vitamin B

complex, vitamin E, β-karoten, seng sulfat dan selenium sebagai suplemen.

e. Obat Penyakit Otot Skelet dan Sendi


Obat untuk penyakit otot skelet dan sendi yang digunakan adalah

adalah golongan obat reumatik dan gout. Obat antiinflamasi non steroid

(AINS) digunakan untuk gangguan otot skelet, nyeri, dan radang pada

penyakit reumatik. Obat anti inflamasi nonsteroid dalam dosis tunggal

mempunyai aktivitas analgesik yang setara dengan parasetamol dan

memberikan efek analgesik yang tahan lama (Anonim, 2000). Pasien DM

dengan komplikasi ulkus/gangren mengalami inflamasi dan nyeri neuropati

sehingga AINS yang diberikan dapat dikombinasi dengan analgesik lain (Tjay

dan Raharja, 2002).

Obat AINS yang banyak digunakan adalah natrium diklofenak (25%)

yang memiliki indikasi untuk nyeri akut dan kronik. Natrium diklofenak

bekerja menghambat pembentukan prostaglandin dengan mewmblokade

enzim cyclooxygenase (COX-2) sehingga peradangan tidak terjadi. Obat ini

memiliki kontraindikasi dengan tukak lambung atau usus halus karena

kerjanya kurang selektif. Natrium diklofenak juga memblokade enzim COX-1

sehingga daya perlindungan terhadap mukosa lambung menurun (Anonim,

2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Obat antigout yang digunakan adalah alopurinol (4,16%) untuk

pengendalian keadaan yang berhubungan dengan kelebihan garam urat serta

pengobatan dan pencegahan batu ginjal Ca pada penderita yang kadar asam

urat dalam serum dan urin meningkat (Anonim, 2006). Alopurinol bekerja

secara kompetitif menggantikan purin sehingga purin tidak dirombak oleh

ksantin oksidase menjadi asam urat (Tjay dan Raharja, 2002). Pada penelitian

ini digunakan oleh pasien yang memiliki kadar asam urat tinggi.

Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi ditunjukkan

pada tabel XVII.

Tabel XVII. Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi yang
diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta
Periode Juli-Desember 2005

Sub Jumlah Kasus Prosentase


No. Golongan Jenis Obat
Golongan (n = 24) (%)
1. Obat reumatik AINS Natrium
6 25,00
dan gout diklofenak
Ketoprofen 4 16,67
Celecoxib 1 4,16
Antigout Alopurinol 1 4,16

f. Obat Sistem Saluran Cerna


Obat sistem saluran cerna yang paling banyak digunakan untuk

mencegah perkembangan tukak lambung yang dialami pasien DM dengan

komplikasi ulkus yang sekresi asam lambungnya meningkat ataupun

disebabkan obat AINS. Obat sistem saluran cerna yang paling banyak

digunakan adalah golongan antitukak sub golongan antagonis H2 yaitu

ranitidin dan sub golongan penghambat pompa proton yaitu omeprazole.

Masing-masing penggunaan obat tersebut adalah sebanyak 8,33%. Ranitidin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

dan omeprazole bekerja simptomatis saja, yaitu menurunkan keasaman

lambung dengan menghambat sekresi lambung.

Obat-obat tersebut memiliki efek yang sama namun mekanisme

aksinya berbeda. Antagonis H2 bekerja secara kompetitif dengan menduduki

reseptor histamin H2 secara selektif pada sel parietal di mukosa lambung

sehingga produksi asam menurun. Penghambat pompa proton bekerja dengan

menghambat enzim H+/K+ ATPase atau pompa proton dalam sel-sel parietal

sehingga sekresi asam lambung (Anonim, 2007c).

Kelas terapi obat sistem saluran cerna yang digunakan pada pasien

sebanyak 62,5 % yang terdiri dari berbagai golongan dan jenis obat seperti

ditunjukkan oleh tabel XVIII.

Tabel XVIII. Golongan dan jenis obat sistem saluran cerna yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-
Desember 2005

Jumlah Kasus Prosentase


No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat
(n = 24) (%)
1. Antitukak Antagonis H2 ranitidin 2 8,33
Khelator dan
senyawa sukralfat 1 4,16
kompleks
Penghambat omeprazole 2 8,33
pompa proton lanzoprazole 1 4,16
Antasida aluminium 1 4,16
hidroksida
natrium rebeprazole 1 4,16
2. Enzim protease, lipase,
1 4,16
pencernaan amilase
3. Digestan Lacbon® 1 4,16
Lacbon® : spora viabel dari Lactobacillus sporogenes

g. Obat Susunan Saraf Pusat


Obat sistem saraf pusat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

antimual dan vertigo. Penggunaan obat ini untuk mengatasi mual dan muntah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

yang sering terjadi pada penderita DM karena asam lambung meningkat

maupun efek samping obat lain. Peningkatan sekresi asam lambung yang

dialami pasien DM dengan komplikasi ulkus karena selalu mendapatkan

nutrisi parenteral dan menjalani puasa baik untuk pemeriksaan kadar glukosa

puasa maupun puasa sebelum melakukan pembedahan serta penggunaan

antibiotika yang menimbulkan efek samping mual dan muntah. Dari tabel

dapat dilihat bahwa obat antimual yang banyak digunakan adalah domperidon

yaitu sebanyak 16,67%. metoklopramid yang bekerja di sentral dan perifer

juga digunakan untuk pencegahan mual dan muntah pasca operasi dengan

dosis 10 mg. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat ditunjukkan dalam

tabel XIX di bawah ini.

Tabel XIX. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-
Desember 2005

Jumlah Kasus Prosentase


No. Golongan Jenis Obat
(n = 24) (%)
1. Antipsikotik haloperidol 1 4,16
2. Antimual dan vertigo domperidon 4 16,67
metoklopramid 1 4,16
ondansetron 1 4,16

h. Obat Sistem Kardiovaskuler


Obat sistem kardiovaskuler yang banyak digunakan pada kasus ini

adalah antiplatelet yaitu sebesar 41,66% dan selanjutnya vasodilator perifer

sebesar 20,83%. Antiplatelet yang digunakan adalah cilostazol (41,66%).

Fungsi penggunaannya adalah untuk menghilangkan gejala iskemik seperti

ulkus, rasa nyeri dan dingin yang berhubungan dengan oklusi arteri kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

(Anonim, 2006). Cilostazol menangani iskemik dengan menurunkan agregasi

platelet dan menghambat pembentukan trombus.

Tabel XX di bawah ini menunjukkan golongan dan jenis obat sistem

kardiovaskuler yang digunakan.

Tabel XX. Golongan dan jenis obat sistem kardiovaskuler yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember
2005

Jumlah Kasus Prosentase


No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat
(n = 24) (%)
1. Anti platelet cilostazol 10 41,66
asetosal 1 4,16
2. Hemostatik dan asam
2 8,33
fibrinolitik traneksamat
4. Vasodilator pentoksifilin 4 16,67
perifer klopidrogel 1 4,16
5. Anti hipertensi Diuretika tiazid hidroklortiazid 1 4,16
ACE inhibitor kaptopril 2 8,33
ramipril 1 4,16

Obat golongan vasodilator yang digunakan adalah golongan

vasodilator perifer. Obat ini digunakan karena kurangnya pasokan darah arteri

di perifer yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah perifer pada

pasien DM ulkus/gangren (Misnadiarly, 2001). Pemberian obat ini

dimaksudkan untuk mempercepat penyembuhan ulkus/gangren. Cara kerja

dari obat ini dengan mendilatasi pembuluh darah sehingga pasok darah lebih

besar pada daerah pembuluh darah yang sulit dicapai karena menyempit atau

tersumbat sehingga pasokan oksigenpun tercukupi (Endah, 1999).

Penghambat enzim konversi angiotensin atau ACE inhibitor

digunakan sebagai antihipertensi dengan mengurangi pembentukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan mengurangi sekresi aldosteron

sehingga terjadi ekskresi natrium, air dan retensi kalium.

i. Obat Sistem Pernafasan


Pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi ulkus/gangren yang

dirawat di RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 terdapat 1

pasien yang mendapatkan obat sitem pernafasan yaitu antitusif. Obat ini

diberikan karena pasien mengalami batuk kering. Kelas terapi obat sistem

pernafasan ditunjukkan pada tabel XXI berikut ini.

Tabel XXI. Golongan dan jenis obat sistem pernafasan yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-
Desember 2005

Jumlah Kasus Prosentase


No. Golongan Jenis Obat
(n = 24) (%)
1. Antitusif codein fosfat 1 4,16

C. Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi


Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Periode
Juli-Desember 2005

Evaluasi pengobatan ini difokuskan pada permasalahan yang muncul

dalam penggunaan obat selama di rawat inap dan dirumuskan dalam DRP. Drug

Related Problem ini terdiri dari aktual DRP, yaitu masalah yang sedang terjadi

berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada penderita serta potensial

DRP, yaitu masalah yang diperkirakan akan terjadi berkaitan dengan terapi yang

sedang diberikan pada penderita.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Dari hasil evaluasi DRP didapatkan bahwa 15 kasus mengalami DRP,

yaitu 13 kasus aktual DRP dan 2 kasus potensial DRP di mana terdapat 8 kasus

yang masing-masing mengalami 2 DRP. Aktual DRP yang sering terjadi adalah

DRP nomor 4 yaitu dosis kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor

1 yaitu butuh terapi obat tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 6

kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 2 kasus serta

DRP nomor 2, yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor

5, yaitu dosis berlebih (dosage too high) masing-masing sebanyak 1 kasus.

Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor DRP nomor 2, yaitu

tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat

yang tidak diinginkan (adverse drug reaction) masing-masing sebanyak 1 kasus.

Drug related problem nomer 6, yaitu efek obat yang tidak diinginkan (Adverse

drug reaction) tidak ditemukan dan DRP nomor 7 (ketidaktaatan pasien atau

incomplience) tidak dapat dilihat.

Pembahasan kasus yang di evaluasi berdasarkan DRP dengan metode

SOAP ditunjukkan dalam tabel XXII sampai dengan tabel XXVIII yang

merupakan perwakilan dari semua kasus yang mengalami DRP.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Tabel XXII. Evaluasi DRPs kasus I pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005

Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–974707, usia 75 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai
20/12/05 – 27/12/05 dengan keluhan masuk pusing dan lemas. Pasien didiagnosis DM dengan
komplikasi gangren pedis dan hipoglikemi. Diagnosis saat keluar DM dan dalam keadaan
teramputasi
Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan
ƒ Infeksi : Fortum® (ceftazidim) 2 x 500 mg I.V 20-24/12/05
Clindamycin 2 x 150 mg P.O 20-25/12/05
Cravit® (levofloxacin) 1 x 500 mg P.O 25-27/12/05
ƒ Iskemik : Pletaal® (cilostazol) 2 x 100 mg P.O 23-27/12/05
ƒ Nyeri : Neurobion®5000 (Vit B19) 2 x 50 mg P.O 22-27/12/05
ƒ DM : Amaryl® (glimepirid) 1 x 2 mg P.O 21-27/12/05
ƒ Nutrisi : Cernevit® (vitamin) 1 x 750 mg I.V 20-21/12/05
Asering®(ringer lactat/asetat) 3 x 500 I.V 20,23,25/12/05
Martos® (maltosa) 1 x 500 I.V 23-24/12/05
Pada tanggal menjalani 25/12/05 amputasi kaki kanan
Objectives :
Tanda vital :
20/12/05 Suhu 36ºC 36-37,4 ºC
20-25/12/05 Tekanan darah 130/70-150/100 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg
20-22/12/05 Nadi 60 -100 x/menit 60-100 x/menit
20/12/05 Pernafasan 20x/menit 16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 20-24/12/05 :
Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal
Hb : 10,4g/dL 12,0 – 18,0 g/dL Glukosa puasa 70-100 mg/dL
Hct : 32,1% 36,0 – 46,0% 21/12/05 : 202 mg/dL
Leukosit : 14,23 ribu/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk Glukosa 2jamPP 70-140 mg/dL
Eritrosit : 3,3 ribu/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 21/12/05 : 394 mg/dL
Ureum : 64,2 mg/dL 19,0-43,0 mg/dL 24/12/05 : 265mg/dL
Creatinin : 2,50 mg/dL 0,80-1,50 mg/dL Glukosa sesaat 70-140 mg/dL
23/12/05 : 98 mg/dL
Assessment :
a. Kadar glukosa darah dikontrol dengan Amaryl® (glimepirid). Pada tanggal 23/12/05 pasien
mengalami penurunan kadar glukosa darah yang tajam, diberikan Martos® (maltosa).
b. Untuk mencegah perkembangan iskemik dengan memperlancar pasokan darah ke luka
diberikan antiplatelet yaitu Pletaal® (cilostazol) selama 2 hari sebelum dan sesudah amputasi.
c. Pasien mengalami gangguan fungsi ginjal yang di tunjukkan dengan kadar ureum dan
creatinin dalam serum tinggi (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan)*
Plan :
a. Monitoring data lab baik hematologi, fungsi ginjal dan kadar glukosa darah. Jika creatinin dan
ureum tetap tinggi perlu perbaikan fungsi ginjal dengan pemberian ACE inhibitor.
* DRP kasus ini sama dengan DRP kasus 10 dan 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Tabel XXIII. Evaluasi DRPs kasus II pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005

Subjective :
Pasien dengan No RM : 00–974580, usia 49 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai
20/12/05 – 27/12/05 dengan keluhan masuk luka di pergelangan kaki kanan, demam,gelisah,
waham, kaki nyeri. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi gangren pedis dextra,
gangguan akibat bahan organik dan skizofrenia. Pasien pulang dalam keadaan belum sembuh,
pulang atas permintaan keluarga (sendiri)
Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan
ƒ DM : Actrapid® 1 x 12 UI S.C 17/12/05
ƒ Infeksi : Bactecyn HP (sultamicilin) 2 x 500 mg P.O 17-19/12/05
Metronidazole 3 x 500 I.V 18/12/05
Flagyl® (Metronidazole) 3 x 500 I.V 18-19/12/05
ƒ Demam : Parasetamol 3 x 500 mg P.O 17-18/12/05
ƒ Skizofrenia : Serenace® (haloperidol) 1 x 1mg P.O 18/12/05
ƒ Nutrisi : Asering® (ringer lactat/asetat) 3 x 500 I.V 17-18/12/05
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal
17/12/05 Suhu 37,9ºC 36-37,4 ºC
18/12/05 39,9˚C
17/12/05 Tekanan darah 160/90 mm/Hg 120-130/
18/12/05 140/90 mm/Hg 80-85 mmHg
17/12/05 Nadi 88 x/menit 60-100 x/menit
18/12/05 116 x/menit
17-18/12/05 Pernafasan 20-22x/menit 16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 18/12/05 :
Parameter Nilai Normal
Hb : 8,7 g/dL 13,5–17,5g/dL
Hct : 25,9 % 41,0 –53,0%
Leukosit : 29,9 ribu/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk
Eritrosit : 2,97 juta/mmk 4,5-5,9 juta/mmk
Netrofil : 88,8% 47,0-80,0%
Limfosit : 6,7% 13,0-40,0%

Assessment :
a. Pasien mengalami infeksi bakterial yang ditunjukkan dengan angka netrofil tinggi. Antibiotika
yang diberikan adalah Bactecyn HP® (sultamicilin) secara peroral selama 3 hari dilanjutkan
dengan metronidazole intravena. Pada tanggal 18/12/05 diberikan metronidazole generik
namun 2 hari berikutnya menggunakan metronidazole paten (Flagyl®).
b. Kontrol glukosa darah dilakukan dengan pemberian insulin kerja singkat 1 x sehari. Interval
pemberian ini kurang karena insulin kerja singkat memberikan efek selama 8 jam. (aktual
DRP : dosis kurang) * dan pasien tidak menjalani pemeriksaan KGD.
Plan:
a. Perlu pemeriksaan kadar glukosa darah sehingga pemilihan antidiabetika sesuai, yaitu cukup
insulin atau perlu antidiabetika oral dengan pemberian dosis dan interval yang tepat.
* DRP kasus ini sama dengan kasus 22 dan 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Tabel XXIV. Evaluasi DRPs kasus V pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005

Subjective:
Pasien dengan No RM : 00–972548, usia 74 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai
2/11/05 - 10/11/05 dengan keluhan badan lemas dan semua terasa sakit. Pasien didiagnosis
DM dengan komplikasi ulkus dan hipoglikemi. Diagnosis saat keluar adalah DM tipe II dan
luka membaik.
Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan
ƒ DM : Actrapid® 3 x 12 UI S.C 2-7/11/05
Metrix® (glimepirid) 1 x 1/2 7/11/05
ƒ Nyeri : Remopain® (ketorolak) 2 x 1 g I.V 3/11/05
Neurobion® (multivitamin) 1 x 50 mg P.O 7-10/11/05
ƒ Infeksi : Ceftriaxone 1 x 1g I.V 2/11/05
Dibekasin 2 x 500 mg P.O 8-9/11/05
ƒ Sakit kepala : Lysagor® (pizotifen) 1 x 0,5 mg P.O 6/11/05
Pada tanggal 3/11/05 menjalani necrotomy.
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal
2-18/11/05 Suhu 36ºC 36-37,4 ºC
2/3/11/05 Tekanan darah 100/60 -130/90 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg
2-3/11/05 Nadi 76 -80 x/menit 60-100 x/menit
3/11/05 Pernafasan 14 x/menit 16-24 x/menit

Pemeriksaan laboratorium :
Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal
Hb : 10 g/dL 13,5 – 17,5 g/dL Limfosit : 5,2% 13,0-40,0%
Hct : 27,8 % 41,0 – 53,0% MCV : 87,4 fL 92,0-121,0 fL
Leukosit 4,10-10,9 ribu/mmk Glukosa puasa 70-100 mg/dL
2/11/05:13,57ribu/mmk 3/11/05 : 198 mg/dL
7/11/05 :15,6 ribu/mmk Glukosa sesaat 70-140 mg/dL
Eritrosit : 3,18 ribu/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 2/11/05 : 523mg/dL
Netrofil : 91,9% 47,0-80,0% 3/11/05 : 51mg/dL
5/11/05 : 143 mg/dL
Assessment :
a. Kadar glukosa darah pasien dikontrol dengan insulin kerja singkat selama 5 hari kemudian
dilanjutkan dengan antidiabetika oral Metrix® (glimepirid) (7/11/05)
b. Setelah pembedahan kadar glukosa darah sangat rendah sehingga memerlukan asupan maltosa
sampai kadar glukosa darah mendekati normal (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan).
c. Infeksi ditandai dengan angka leukosit dan netrofil yang tinggi. Pemberian antibiotika
(seftriaxone intravena) pada tanggal 2/11/05 dan baru dimulai lagi pada tanggal 8-9/11/05
dengan Dibekasin® (dibekasin sulfat) sehingga angka leukosit terus naik (aktual DRP :
Butuh terapi obat tambahan)
Plan :
a. Monitoring terus kadar glukosa darah dan hematologi
b. Pada tanggal 3/11/05 perlu pemberian maltosa untuk meningkatkan kadar glukosa darah dan
sebagai tambahan nutrisi setelah pembedahan.
c. Pemberian antibiotika tidak boleh terputus. Selain sebagai kuratif infeksi juga profilaksis
setelah pembedahan. Untuk menentukan antibiotika yang tepat dan sesuai perlu dilakukan
pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel XXV. Evaluasi DRPs kasus VIII pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005

Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–461182, usia 61 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai
30/10/05 - 7/11/05 dengan keluhan masuk 3 hari mengalami abses, nyeri, bengkak dan mata
berkunang-kunang. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi abses pedis. Diagnosis saat
keluar adalah DM dan luka sembuh.
Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan
ƒ Demam : Parasetamol 3 x 500 mg P.O 30/10-7/11/05
ƒ Nyeri : Nonflamin®(tinoridin) 3 x 50 mgP.O 3-7/11/05
ƒ Novalgin® (metamizole) 3 x 500 mg P.O 31/10,3,6-7/11/05
ƒ Iskemik : Pletaal® (cilostazol) 2 x 100 mg P.O 6-7/11/05
ƒ Mual muntah : Vometa® (domperidon) 3x20mg P.O 31/10-4/11/05
Vomidex® 2 x 1 gr I.V 30-31/10/05
ƒ Infeksi : Kedacillin® (sulbenicilin) 3 x 1gr I.V 30/10-2/11/05
Gentamerck®(gentamicin) 3 x 80mg P.O 3-10/11/05
Gentamerck® (gentamicin) 3 x 500mg P.O 11/11/05
ƒ DM : Actrapid® 3 x 12 UI S.C 1/11/05
Actrapid® 3 x 16 UI S.C 2-7/11/05
ƒ Nutrisi : Asering® 500 3 x I.V 30/10/05-2/11/05
Pada tanggal 3/11/05 menjalani necrotomy dan tanggal 5/11/05 menjalani incisi
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal
30/10/05 - 6/11/05 Suhu 36,9- 39 ºC 36-37,4 ºC
30/10/05 Tekanan darah 160/90 mmHg 120-130/80-85 mmHg
3/11/05 200/110 mm/Hg
5/11/05 180/110 mm/Hg
30/10/05 -6/11/05 Nadi 42 -96 x/menit 60-100 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 30/10/05 :

Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal


Hb : 11,5 g/dL 12,0-18,0g/dL 4/11/05 : 152 mg/dL
Hct : 33,8 % 36,0 –46,0% 7/11/05 : 121 mg/dL 70-140 mg/dL
Leukosit :13,79 ribu/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk Glukosa sesaat 70-140 mg/dL
Eritrosit : 2,97 juta/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 1/11/05 : 271 mg/dL
Netrofil : 89,9% 47,0-80,0% 5/11/05 : 258 mg/dL
Limfosit : 3,87% 13,0-40,0% Glukosa 2jam PP
MCV : 87,3 fL 92,0-121,0 fL 1/11/05 : 292 mg/dL
MCH : 29,7 pg 31,0-37,0 pg 4/11/05 : 180 mg/dL
Glukosa puasa 70-100 mg/dL 7/11/05 : 197 mg/dL
1/11/05 : 336 mg/dL
Kultur bakteri Enterobacter
Uji sensitivitas (2/11/05) (terlampir)
Assessment :
a. Pasien mengalami infeksi di mana angka netrofil dan leukosit tinggi disertai demam.
Antibiotika yang diberikan pada tanggal 30/10-2/11/05 adalah Kedacillin® (sulbenicilin) dan
setelah dilakukan pemeriksaan kultur diganti dengan Gentamerck® (gentamicin) selama 9
hari. Berdasarkan hasil uji sensitivitas, bakteri penginfeksi sudah resisten terhadap gentamicin
(aktual DRP : obat tidak tepat)*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Lanjutan tabel XXV


b. Pasien mengalami demam tinggi sehingga diberikan parasetamol sebagai penurun panas serta
dikombinasi dengan metamizol (Novalgin®) untuk mengatasi nyeri.
c. Untuk mengatasi nyeri dan inflamasi setelah operasi diberikan Nonflamin® (tinoridin) pada
tanggal 3-7/11/05.
d. Pasien juga menderita hipertensi di mana pada 3 kali pemeriksaan tekanan darah di atas
normal. Namun keadaan ini tidak mendapatkan penanganan (aktual DRP : Butuh terapi
obat tambahan).
e. Untuk mencegah perkembangan iskemik dengan memperlancar pasokan darah ke luka
diberikan antiplatelet yaitu Pletaal® (ciloztasol) selama 2 hari.
Plan :
a. Gentamicin seharusnya tidak diberikan tetapi diberikan antibiotik untuk bakteri gram - yang
masih sensitif, yaitu siprofloksasin 250 – 500 mg peroral 2x sehari selama 7-10 hari.
b. Perlu pemberian antihipertensi seperti ACE inhibitor (captopril 12,5 mg/hari sebagai terapi
awal) sehingga tekanan darah mencapai 130/80.
c. Monitoring terus hematologi, kadar glukosa darah dan tekanan darah.
* DRP kasus ini sama dengan kasus 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel XXVI. Evaluasi DRPs kasus XIV pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/ gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–572722, usia 68 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai
4/10/05 - 11/10/05 dengan keluhan masuk luka pada kaki kanan dan kiri, bengkak serta nyeri.
Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus cruris dextra. Diagnosis saat keluar adalah
DM dan sembuh.
Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan
ƒ DM : Diabex® (metformin) 2 x 250 mg P.O 5-11/10/05
Glucobay® (acarbose) 2x 50 mg P.O 5-11/10/05
Amaryl® (glimepirid) 1 x 2 mg P.O 5-11/10/05
Avandia® (rosiglitazone) 1x 4 mg P.O 8-11/10/05
ƒ Infeksi : Fortum® (seftazidim) 2 x 2 g I.V 4-8/10/05
Avelox® (moksifloxacin) 1 x 400 mg P.O 4-5,9-11/10/05
ƒ Rehidrasi : Asering® 3 x 500 I.V 10-11/10/05
RL 500 1 x 1 I.V 5-8/10/05
ƒ Hipertensi : Triatec® (ramipril) 1 x 2,5 mg P.O 7-9/10/05
ƒ Antikoagulan : Pletaal® (cilostazol) 2 x 1 P.O 4-5,7-11/10/05
Ascardia® (asetosal) 1 x 80 mg P.O 10-11/10/05
ƒ Vasodilator : Trental® (pentoxifilin) 1 x 400mg P.O 4-5/10/05
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal
4-11/10/05 Suhu 36,4-37,8ºC 36-37,4 ºC
4/10/05 Tekanan 130/90 mm/Hg 120-140/80-90 mmHg
6/10/05 darah 150/90 mm/Hg
7/10/05 130/90 mm/Hg
11/10/05 110/70 mm/Hg
4-11/10/05 Nadi 84-88x/menit 60-100 x/menit
4-11/10/05 Pernafasan 18-24x/menit 16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 4/10/05 :
Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal
Hb : 11,4 g/dL 12,0-18,0 g/dL 8/10/05 : 116mg/dL
Hct : 33,6% 36,0 –41,0% 10/10/05:149mg/dL
Leukosit :11,89 ribu/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk Glukosa 2jam PP 70-140 mg/dL
Eritrosit 3,66 juta/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 5/10/05 : 318mg/dL
Glukosa puasa 70-100 mg/dL 10/10/05:202mg/dL
5/10/05 : 102mg/dL Glukosa sesaat 70-140 mg/dL
6/10/05 : 103mg/dL 4/10/05 : 195mg/dL
Assessment :
a. Untuk mengontrol kadar glukosa darah, pasien mendapatkan terapi kombinasi 4 antidiabetika
oral sekaligus (potensial DRP : tidak perlu obat).
b. Antibiotika yang diberikan adalah seftazidim) I.V dan moksifloxacin peroral. Pemberian
moksifloksasin hanya 4 hari yaitu 4-5,9-11/10/05 (aktual DRP : dosis kurang)*
c. Pada tanggal 7-9/10/05, tekanan darah pasien sudah normal namun diberikan obat
antihipertensi di mana pasien sudah mendapat obat sistem kardiovaskuler golongan lain
(aktual DRP : tidak perlu obat)
Plan :
a. Pemberian kombinasi OHO cukup 2 jenis saja yaitu metformin dan acarbose.
b. Untuk penggunaan moksifloksasin jangan terputus, tanggal 6-8/10/05 tetap diberikan.
c. Pemberian Triatec® (ramipril) tidak perlu.
*DRP kasus ini sama dengan kasus 6 dan 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Tabel XXVII. Evaluasi DRPs kasus XVI pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005

Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–578215, usia 43 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai
30/12/05 –31/12/05 dengan keluhan masuk ujung telapak kaki melepuh, bengkak dan nyeri.
Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus pedis. Diagnosis saat keluar adalah DM dan
membaik.
Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan
ƒ DM : Diabex® (metformin) 2 x 500 mg P.O 30-31/12/05
ƒ Profilaksis infeksi: Quidex® (siprofloxacin) 3 x 500 mg P.O 30/12/05
ƒ Rehidrasi : Asering® 500 30-31/12/05
ƒ Nyeri :Remopain®(ketorolak) 3x30mg I.V 30-31/12/05
Pronalges® (ketoprofen) 1 x 50 mg P.O 30-31/12/05
ƒ Vasodilator : Trental® (pentoxifilin) 1 x 400mg P.O 30/12/05
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal
30/12/05 Suhu 37ºC 36-37,4 ºC
30/12/05 Tekanan darah 120/80 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg
30/12/05 Nadi 80 x/menit 60-100 x/menit
30/12/05 Pernafasan 18 x/menit 16-24 x/menit

Pemeriksaan laboratorium 30/12/05 :


Parameter Nilai terukur Parameter Nilai Normal
Hct : 38,3% 41,0 –53,0% MCV : 86,5fL 92,0-121,0 fL
Eritrosit : 4,43 juta/mmk 4,5-5,9 juta/mmk HDL : 47,8 mg/dL 35-36 mg/dL
Leukosit : 8,1 ribu/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk LDL : 93,6 mg/dL 100-159mg/dL
Netrofil : 88,8% 47,0-80,0%
Assessment :
a. Pasien DM mendapatkan Metrix (acarbose) untuk mengontrol kadar glukosa darah namun
tidak dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah.
b. Dari pemeriksaan hematologi dan tanda vital tidak menunjukkan bahwa pasien mengalami
infeksi namun pada tanggal 30/12/05 diberi antibiotik. Walaupun pemberian antibiotik ini
bertujuan sebagai profilaksis namun lama pemberian kurang (aktual DRP : dosis kurang)*.
c. Fungsi metabolit pasien normal, tidak terjadi hiperlipidemia.
Plan :
a. Lakukan pemeriksan kadar glukosa darah
b. Pemberian Quidex® (siprofloxacin) harus diganti dosisnya dan dituntaskan yaitu 500 mg 2x
sehari selama 3 hari.
* DRP kasus ini sama dengan kasus 21,22 dan 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Tabel XXVIII. Evaluasi DRPs kasus XXIII pasien diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–970427, usia 50 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai
11/9/05 –21/9/05 dengan keluhan masuk luka pada kaki kiri, bengkak, nyeri, mata berkunang-
kunang dan badan lemas. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus pedis. Diagnosis
saat keluar adalah DM dan luka sembuh.
Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan
ƒ Infeksi : Flagyl® (metronidazole) 3 x 1 g I.V 11/9/05
Cefasol® (sefazolin) 1 x 1 g I.V 14-16/9/05
Ceradolan® (sefotiam) 2 x 1g I.V 17/9/05
ƒ Nyeri : Cataflam® (natrium diklofenak) 3 x 100 mg P.O 15-16/9/05
Nonflamin® (tinoridin) 3 x 50 mg P.O 11/9/05
Kaltrofen® (ketoprofen) 3 x 50 mg P.O 15-16/9/05
ƒ Nutrisi : Asering® 3 x 300 I.V 12-17/9/05
NaCl 1 x 500 I.V 12,14-15/9/05
RL 1 x 400 I.V 19/9/05
ƒ Anemia : Transfusi darah 2 x 250 I.V 12,14/9/05
Pada tanggal 13/9/05 menjalani incisi dan necrotomy.
Objectives :
Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal
11/9/05 Suhu 39˚C 36-37,4 ºC
18/9/05 37ºC
11/9/05 Tekanan darah 130/90 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg
11/9/05 Nadi 85 x/menit 60-100 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 11/9/05 :
Parameter Nilai terukur Nilai Normal
Hb : 10,7 g/dL 12,0-18,0 g/dL 16/9/05 : 129 mg/dL
Hct : 30% 41,0 – 53,0% Glukosa 2jam PP 70-140 mg/dL
Leukosit : 26,47 ribu/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk 16/9/05 : 136 mg/dL 70-140 mg/dL
Trombosit : 535 ribu/mmk 140-440 ribu/mmk Glukosa sesaat
Kalsium : 2,45 mmol/L 2,02-2,60 mmol/L 11/9/05 : 165mg/dL
Glukosa puasa 70-100 mg/dL 13/9/05 : 129mg/dL
13/9/05 : 106 mg/dL 14/9/05 : 283mg/dL
Kultur bakteri Staphylococcus epidermidis, Enterococcus
Uji sensitivitas (14/9/05) (terlampir)
Assessment :
a. Angka trombosit pasien tinggi sehingga dapat memungkinkan terjadinya
trombus/penggumpalan darah apalagi pasien mendapatkan transfusi darah (potensial DRP :
Butuh terapi obat tambahan)
b. Kadar glukosa darah pasien tidak dikontrol karena normal namun pada tanggal 14/9/05 KGD
naik (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan).
c. Angka leukosit pasien rendah (leukopenia) dan telah diberikan antibiotika berdasarkan
pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas pada tanggal 14/9/05. Sebelumnya telah diberikan
metridazol 3 x 1g i.v namun hanya 1 hari dan terputus (aktual DRP : Dosis kurang).
Plan :
a. Pada tanggal 11-14/9/05 diberikan asetosal sebagai antitrombolitik.
b. Monitoring terus kadar glukosa darah. Jika terus meningkat berikan insulin dengan dosis yang
sesuai.
c. Pemberian metronidazol diselesaikan hingga 3 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Pada tabel XXIX sampai XXXV berikut ditampilkan ringkasan dari hasil

evaluasi DRPs.

Tabel XXIX. Ringkasan Aktual DRP Butuh terapi obat tambahan (Need for
additional drug therapy)
Kasus Obat- Assesment Rekomendasi
Problem
5 Kadar glukosa Setelah pembedahan, kadar Berikan maltosa sampai kadar
darah glukosa darah berada dibawah glukosa darah mendekati
normal sehingga memperlukan normal.
asupan glukosa.
5 Infeksi Pemberian antibiotika Pemberian antibiotika tidak
(seftriaxone intravena) diputus diputus. Setelah pemberian
dan dimulai lagi 5 hari kemudian seftriaxone dapat diberikan
dengan Dibekasin® (dibekasin antibiotika berspektrum luas
sulfat) sehingga angka leukosit secara peroral selama 6 hari.
terus naik
7 Infeksi Pasien mengalami infeksi Berikan antibiotika spektrum
dengan angka leukosit yang luas atau aktivitasnya lebih
tinggi dan telah diketahui agen dominan terhadap bakteri
penginfeksinya adalah bekteri Gram- negatif dan masih
Gram- negatif namun tidak sensitif, misalnya siprofloksasin
mendapatkan antibiotika. 750 mg peroral selama 7-10
hari.
8 Hipertensi Pasien menderita hipertensi Perlu pemberian antihipertensi
namun tidak mendapat terapi dan pengaturan pola makan
untuk indikasi ini (diet garam)
10,17 Gangguan Ureum, creatinin dan kalsium Monitoring data lab dan
fungsi ginjal dalam darah tinggi dan albumin melakukan urinalisis protein.
darah rendah kemungkinan
mengalami gangguan ginjal
23 Kadar glukosa Pasien tidak mendapatkan Perlu pemberian insulin atau
darah antidiabetika untuk mengontrol antidiabetika oral
kadar glukosa darah
23 Trombosit Kaki kiri pasien bengkak dan Perlu pemberian asetosal dosis
nilai trombositnya tinggi dapat rendah (1 x 80 mg)
menyebabkan terjadinya
trombus

Tabel XXX. Ringkasan Aktual DRP Tidak perlu obat (Unnecessary drug
therapy)

Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi


6 Kadar glukosa Kontrol glukosa darah dengan Kurangi kombinasi
darah insulin kombinasi dengan 3 antidiabetika, cukup insulin dan
antidiabetika oral sekaligus 1 antidabetika yaitu sulfonilurea
sehingga pasien mengalami generasi kedua (glimepirid)
hipoglikemia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Tabel XXXI. Ringkasan Aktual DRP Obat tidak tepat (Wrong drug)

Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi


8,11 Infeksi Berdasarkan pemeriksaan Gentamicin tidak diberikan.
kultur, pasien mendapatkan Pemilihan antibiotika harus sesuai
antibiotika yang sudah resisten, dengan pemeriksaan kultur dan
yaitu gentamicin. uji sensitivitasnya, misalnya
siprofloksasin 750 mg peroral
selama 7-10 hari.

Tabel XXXII. Ringkasan Aktual DRP Dosis kurang (Dosage too low)
Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi
2 Insulin Interval pemberian dosis Insulin kerja singkat memiliki masa
insulin kerja singkat hanya 1 kerja sampai 8 jam sehingga
kali sehari pemberiannya ditingkatkan menjadi
3 kali sehari
6,10,14 Infeksi Pemberian antibiotika Untuk pemberian antibiotika
(moksifloxacin) secara (moksifloxacin) selama 7 hari.
peroral hanya 2 hari. Lakukan pemeriksaan kultur dan uji
sensitivitas untuk menentukan
antibiotika yang tepat.
22 Infeksi Antibiotik (ofloksasin) Pemberian ofloksasin dituntaskan
peroral yang diberikan hanya yaitu 250 mg 2x sehari selama 10
1 hari hari.
21,23, Infeksi Pemberian metronidazole Lanjutkan pemberian metronidazole
24 peroral pada pasien hanya 1 hingga selama 7 hari. (pada kasus 23
hari. selama 3 hari)
22 Antidiabetik Untuk mengontrol kadar Diperlukan peningkatan dosis
glukosa darah diberikan insulin atau kombinasi dengan
insulin saja dan KGD tetap antidiabetika oral
tinggi
24 Insulin Pasien mendapatkan insulin Tingkatkan dosis insulin yang
kerja singkat dengan dosis sesuai. Untuk kadar glukosa darah
rendah sehingga kadar 300mg/dL, dosisnya 20 UI
glukosa darah pasien tetap
tinggi (300 mg/dL).

Tabel XXXIII. Ringkasan Aktual DRP Dosis berlebih (Dosage too high)

Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi


7 Insulin Pasien mendapatkan insulin masa kerja insulin kerja menengah
kerja menengah dengan dapat mencapai 15 jam sehingga
interval pemberian 3 kali penggunan cukup 1 atau 2 kali
sehari dan kombinasi 2 jenis pemberian.
antidiabetika oral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Tabel XXXIV. Ringkasan Potensial DRP Tidak perlu obat (Unnecessary drug
therapy)
Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi
14 Antidiabetik Pasien mendapatkan kombinasi 4 Pemberian antidiabetika oral
antidiabetika oral sekaligus cukup 2 jenis saja, yaitu
sehingga memungkinkan terjadinya metformin (meningkatkan
hipoglikemi sensitivitas insulin) dan
acarbose (α- glucosidase
inhibitor)

Tabel XXXV. Ringkasan Potensial DRP Efek Obat yang tidak diinginkan
(Adverse Drug Reaction)
Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi
15 Analgesik Remopain dan Toradol diberikan Cukup pemberian toradol
dalam waktu bersamaan padahal (analgesik non opioid) saja
memiliki resiko kontraindikasi karena efek lebih kuat

D. Hasil Terapi (Outcome) Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi


Ulkus/ Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda
Periode Juli-Desember 2005

Hasil terapi utama yang diharapkan dari pengobatan pasien DM dengan

komplikasi ulkus adalah sembuhnya infeksi dan penutupan luka yang baik. Hasil

terapi dalam penelitian ini merupakan hasil dari terapi yang telah diberikan

selama perawatan dengan melihat keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit,

meliputi sembuh, membaik, diamputasi dan belum sembuh atau keluar atas

permintaan sendiri. Gambar 5 menunjukkan keadaan pulang pasien DM dengan

komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta

periode Juli-Desember 2005


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Keadaan Pulang Pasien DM dengan


Komplikasi Ulkus/Gangren

13% Sembuh
25%
Amputasi

Membaik
37%
25% Atas permintaan
sendiri

Gambar 5. Keadaan pulang pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di


instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Keadaan pasien saat pulang pada umumnya adalah membaik (37%),

yaitu masih perlu perbaikan. Keadaan pulang pasien yang lain adalah sembuh

(25%), dalam artian sembuh dari infeksi dan luka tertutup baik serta pulang dalam

keadaan diamputasi (25%). Pada 13% pasien, pulang dalam keadaan belum

sembuh. Mereka pulang atas permintaan sendiri atau keluarga. Hal ini dapat

dimungkinkan karena ketidakmampuan pasien untuk membiayai perawatan yang

lebih lama.

Lamanya perawatan adalah jangka waktu pasien tinggal di rumah sakit

dalam mendapatkan perawatan ulkus/gangren. Lama perawatan ini dinilai dari

lamanya tinggal atau length of stay (LOS) yang diukur dari pasien masuk sampai

keluar rumah sakit. Pasien DM dengan komplikasi ulkus memperlukan perawatan

yang lama sehingga biayanya pun tidak sedikit. Data dari rumah sakit nasional di

United States dan Eropa menunjukkan bahwa rata-rata LOS pasien DM dengan

komplikasi ulkus/gangren kurang lebih 15 hari. Berikut ini adalah gambar yang

menunjukkan lamanya pasien tinggal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Lamanya Tinggal pasien DM dengan


Komplikasi Ulkus/Gangren

13%
29% 1-7 hari
8-14 hari
15-21 hari
58%

Gambar 6. Lamanya tinggal pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di


instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebesar 58% pasien tinggal

selama 8-14 hari. Pasien yang tinggal selama 15-21 hari sebesar 13%. Hal ini

menunjukkan bahwa perawatan DM dengan komplikasi ulkus memang

memperlukan waktu yang lama.

E. Ringkasan Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengobatan DM dengan

komplikasi ulkus/gangren dari catatan rekam medis pasien yang rawat inap di RS

Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005. Gambaran dari pasien DM

komplikasi ulkus/gangren tersebut yaitu; prosentase jumlah pasien wanita sebesar

71% dan prosentase jumlah pasien pria sebesar 29%. Diketahui pula bahwa pasien

pada kelompok usia >45-≤65 tahun sebesar 58%, kelompok usia >25-≤45 tahun

sebesar 29% dan > 65 tahun atau usia lanjut sebesar 13%. Tingkat keparahan

ulkus/gangren pasien dapat dinilai dari keadaan luka pasien saat masuk serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

pemeriksaan laboratorium dan klinik pasien selama di rawat inap. Dari penelitian

ini ditunjukkan bahwa sebesar 46% pasien mengalami ulkus dan yang telah

berkembang menjadi selulitis sebesar 4% serta 8% pasien mengalami abses.

Pasien DM yang mengalami komplikasi gangren sebesar 42%. Semua pasien

mengalami infeksi namun hanya 13 pasien yang menjalani pemeriksaan kultur

atau mikrobiologi pus gangren dan uji sensitivitas. Keadaan penyakit yang

dialami 24 pasien DM komplikasi ulkus/gangren adalah adanya komplikasi DM

yang lain maupun penyakit penyerta yang didiagnosis saat masuk rumah sakit.

Komplikasi DM yang lain adalah hipertensi (8,33%) dan hipoglikemia (4,16%).

Penyakit penyerta yang dialami pasien adalah skizofrenia dan keracunan bahan

organik (4,16%).

Hasil gambaran pola pengobatan pada 24 pasien DM komplikasi

ulkus/gangren ini menunjukkan bahwa digunakan 9 kelas terapi yaitu; antidiabetik

sebanyak 91,66%, antibiotika sebanyak 100%, analgesik sebanyak 87,5%, obat

sistem saluran cerna sebanyak 41,67%, obat penyakit otot skelet dan sendi

sebanyak 50%, obat sistem saraf pusat sebanyak 20,83%. obat yang

mempengaruhi gizi dan darah sebanyak 83,33%, obat sistem kardiovaskuler

sebanyak 12,5% dan obat sistem pernafasan sebanyak 4,16%.

Dari hasil evaluasi DRP didapatkan bahwa 15 kasus mengalami DRP,

yaitu 13 kasus aktual DRP dan 2 kasus potensial DRP di mana terdapat 8 kasus

yang masing-masing mengalami 2 DRP. Aktual DRP yang sering terjadi adalah

DRP nomor 4 yaitu dosis kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor

1 yaitu butuh terapi obat tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 2 kasus serta

DRP nomor 2, yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor

5, yaitu dosis berlebih (dosage too high) masing-masing sebanyak 1 kasus.

Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor DRP nomor 2, yaitu

tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat

yang tidak diinginkan (adverse drug reaction) masing-masing sebanyak 1 kasus.

Drug related problem nomer 6, yaitu efek obat yang tidak diinginkan (Adverse

drug reaction) tidak ditemukan dan DRP nomor 7 (ketidaktaatan pasien atau

incomplience) tidak dapat dilihat.

Hasil terapi atau keadaan pulang pasien adalah membaik (37%) sembuh

(25%), diamputasi (25%), dan pulang atas permintaan sendiri (13%). Lamanya

tinggal pasien selama 1-7 hari sebanyak 29,16%, selama 8-14 hari sebanyak

58,33% dan yang selama 15-21 hari sebanyak 12,5%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Gambaran pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-

Desember 2005 adalah sebagai berikut ; prosentase jumlah pasien wanita

sebesar 71% dan pria sebesar 29%. Kelompok usia terbanyak adalah >45-

≤65 tahun, yaitu sebesar 48%. Tingkat keparahan pasien, yaitu 58%

mengalami ulkus dan 42% mengalami gangren. Komplikasi lain yang

terbanyak adalah hipertensi (8,33%).

2. Jumlah kasus pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren periode Juli-

Desember 2005 yang ditemukan dari catatan rekam medis sebanyak 24.

Dari 24 kasus ini strategi pengobatannya adalah dengan menggunakan 9

kelas terapi, yaitu; antidiabetik (91,66%), antibiotika (100%), analgesik

(87,5%), obat yang mempengaruhi gizi dan darah (83,33%), obat penyakit

otot skelet dan sendi (50%), obat sistem saluran cerna (41,67%), obat

sistem saraf pusat (20,83%), obat sistem kardiovaskuler (12,5%) dan obat

sistem pernafasan (4,16%).

3. Dari hasil evaluasi DRP ditemukan sejumlah 16 kasus mengalami DRP,

yaitu 14 kasus aktual DRP dan 2 kasus potensial DRP.

a. Aktual DRP yang sering terjadi adalah DRP nomor 4 yaitu dosis

kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor 1 yaitu butuh

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

terapi obat tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 6

kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 3

kasus serta DRP nomor 2 yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug

therapy) dan DRP nomor 5 yaitu dosis berlebih (dosage too high)

masing-masing sebanyak 1 kasus.

b. Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor 2 yaitu tidak perlu obat

(unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat yang

tidak diinginkan (adverse drug reaction) masing-masing sebanyak 1

kasus.

4. Hasil terapi atau keadaan pulang pasien adalah membaik (37%), sembuh

(25%) diamputasi (25%) dan pulang atas permintaan sendiri (13%).

Lamanya tinggal pasien selama 1-7 hari sebanyak 29,16%, selama 8-14

hari sebanyak 58,33% dan yang selama 15-21 hari sebanyak 12,5%.

B. Saran

1. Diperlukan standar pengobatan diabetes melitus dengan komplikasi

ulkus/gangren di RS Bethesda Yogyakarta agar penanganan pasien lebih

dimudahkan dan kesembuhan yang dicapai serta pencegahan komplikasi

lain optimal.

2. Perlu dilakukan penelitian dengan topik yang sama namun bersifat

prospektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Adam, John M.F., 2000. Kaki Diabetes, http://www.kalbefarma.com/filescdk/


files/09_KakiDiabetes.pdf/09_KakiDiabetes.html. Diakses pada 7
Februari 2007

Adam, John M.F., 2005. Komplikasi Kronik Diabetik Masalah Utama Penderita
Diabetes dan upaya Pencegahan. Suplement, Volume 26, 3, 53-54, 57-59

Agoes, A., 1999, Obat Antidiabetika Oral, Medika, Tahun XXV, 5, 326-329

American Diabetes Association, 2003, Standards of Medical Care for Patients


with Diabetes Mellitus, Diabetes Care, 26 Suppl 1, 33-50.

Anonim, 1998, Kamus Saku Kedokteran Dorland cetakan I, Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia IONI, Departemen


Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 2003, Aktivitas Fisik Membantu Mencegah Atherosklerosis, http://www.


kompas.com/kompas-cetak/0306/19/iptek/378701.htm-37k.Diakses pada
14 Februari 2007

Anonim, 2005a, Prevalensi Penderita diabetes Melitus Dunia, http://www.


diabetes.org. Diakses 22 April 2006.

Anonim, 2005b, Resistensi Insulin, http://www.webmed.com/hw/health_guide


_atoz /sti150721.asp? navbar=tp21221. Diakses pada 20 Januari 2006

Anonim, 2005c, Komplikasi Diabetes Melitus, http://www.tempointeraktif.


com/medika/arsip/042002/pus-2.htm. Diakses 22 April 2006.

Anonim, 2006, MIMS Indonesia, Medimesia Asia, Singapura

Anonim, 2007a, Glukosa, http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa. Diakses pada 14


Februari 2007

Anonim, 2007b, Medifocus Guidebook on Diabetic Foot Ulcers, http://www.


medifocushealth.com./ND016/diabetic_foot_ulcers.php. Diakses pada 7
Februari 2007

Cipolle,R.J., Strand,L.M., Morle P.C.,1998, Pharmaceutical Care Practice, 76,


Mc Graw Hill,New York.

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Endah, D.K., 1999, Faktor Resiko Kaki Diabetes : Implementasi di Praktik Klinik,
Medika, Tahun XXV, 3, 203

Foster, D.W., 2001, Diabetes Mellitus dalam Fauci, Braunwald, Isselbacher, et al.,
Harrison’s Principles of Internal Medicine 15th edition volume 2, 2213-
2214, The Mc Graw Hill Companies, Inc.,US

Frykberg, R.G., Amstrong,D.G, Giurini, J., Edwards A., Kravette, M., Kravits St.,
et al.,2000, Diabetic Foot Disorders : A Clinical Practice Guideline,
The Journal of Foot and Ankle Surgery volume 39, 5 (47 screens),
Available from URL: http://www.apwca.org/report_diabeticFoot.pdf.
Diakses pada 24 Februari 2007

Hamid, Yanuar, 1998, Pengamatan Klinik Pemberian Cilostazol/Pletaal pada


Penderita Kaki Diabetes, Medika, 4, 270-292

Handoko, T., dan Suharto, B., 1995, Insulin, Glukagon dan Antidiabetika Oral
dalam Farmakologi dan Terapi, Ed.4, editor oleh Ganeswara, S.G., 471-
475, Bagian Farmakologi FKUI, Jakarta.

Johnson, M., 1998, Sickeningly Sweet, diterjemahkan oleh P.A. Siboro, Diabetes:
Terapi dan Pencegahannya, 24, Indonesia Publishing House, Bandung

Krisdaryono.H., 2002, Pengenalan Farmasi Komunitas dan Farmasi Klinik dalam


Materi Pelatihan Dasar Farmasi Komunitas dan Farmasi Klinik, UGM
dan Direktorat Jendral Pelayanan Farmasi dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan RI, Yogyakarta.

Lipsky, B.A., Barendt, A.R., Deery, H.G., Embil, J.M., Joseph, W.S., Karchmer,
A.W., et al., 2004, Guidelines for Diabetic Foot Infection : Diagnosis
and Treatment of Diabetic Foot Infection, Clinical Infectious Disease,
39, 887-895, 898

Misnadiarly, Permasalahan Kaki Diabetes dan Penanggulangannya,


http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052001/hor-1.htm. Diakses pada
10 September 2006

Muchid, A., Fatimah U., Ginting, N., Basri, C., Wahyuni, R., Helmi, R.,et al.,
2005, Pharmaceutical Care untuk Pasien Diabetes Melitus, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta

Nuermberger, E., 2005, Diabetic Foot Infection, http://www.hopkins-abx


guide.com. Diakses pada 8 Januari 2007

Pinzur, M.S., Foot Diabetic, http://www.emedicine.com/orthoped/ topic387.htm


Diakses pada 10 september 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Pratiknya,W., 2003, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan


Kesehatan, 197, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Priyanto, 2006, Diabetes Melitus pada Lanjut Usia, http://www.cipg.org/index.


php?module=document&JAS_DocumentManager_op=downloadFile&JA
S_File_id=15.Diakses pada 20 Januari 2006

Selamihardja, N., 2005, Ragam Komplikasi Diabetes Melitus, http://www.


kalbe.co.id/index.php?mn=news&tipe=detail&detail=17745. Diakses pada
20 Januari 2006

Setiawati, A. dan Bustami, Z., 1995, Antihipertensi dalam Farmakologi dan


Terapi, Ed.4, editor oleh Ganeswara, S.G., 329-330, Bagian Farmakologi
FKUI, Jakarta

Setiawan, D., 2005, Evaluasi Penggunaan Antidiabetik pada Pasien Rawat Inap
Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Tahun 2004, Skripsi, Universitas gadjah Mada, Yogyakarta

Sharma, S., 2006, Hypertension, http://www.emedicine.com/MED/topic182. htm.


Diakses pada 27 Februari 2007

Steil, C.F., 1997, Diabetes Mellitus in in Joseph T. Dipiro, et al. (Ed),


Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 3rd edition, 1489-1516,
Connecticut : Appleton and Large, New York.

Stillman, R.M., 2006, Diabetic Ulcers, http://www.emedicine.com/MED/topic551


.htm. Diakses pada 27 Februari 2007

Sukma, B.W., 2007, Evaluasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Ulkus


Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta

Sumiyem, 2003, Pola Peresepan Obat Hiperglikemik Oral untuk Penderita Usia
Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Santo Antonius Baturaja
Sumatera Selatan Periode Tahun 2002, Skripsi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta

Suryawanti, M.R., 2002, Pola Peresepan Obat Hiperglikemik Oral dan Studi
Literatur Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap di
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari – Maret 2002, Skripsi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Suyono,S., 2002, Patofisiologi Diabetes Melitus dalam Soegondo,S., dkk.,


Pengobatan Diabetes Melitus Terpadu, Cetakan II, 8-11, Fakultas
Kedokteran UI, Jakarta.

Triplitt, C.L., Reasner, C.A., and Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, dalam
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., dan
Posey, L.M., (Eds.), Pharmacotherapy A Patophysiologic Approach,
Sixth (6th) Ed., 1333-1363, The Mc Graw-Hill Companies, New York.

Tjay dan Rahardja, 2002, Obat-Obat penting : Khasiat, Penggunaan dan Efek-
Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan I, Gramedia, Jakarta

Veronika, 2004, Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral pada Penderita


Diabetes Melitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr.
Sardjito Yogyakarta Tahun 2003, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta

Waspadji,S., 2002a, Diabetes Melitus : Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya


Yang Rasional dalam Soegondo,S., dkk., Penatalaksanaan Diabetes
Melitus terpadu, Cetakan II, 29-30, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Waspadji,S., 2002b, Diabetes Melitus : Penyulit Kronik dan Pencegahannya,


dalam Soegondo,S., dkk., Penatalaksanaan Diabetes Melitus terpadu
Cetakan II,175, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Wibowo, S. dan Gofir, A., 2001, Farmakologi dalam Neurologi, Edisi I, 145-147,
Salemba Medika, Jakarta

Widijanti, A., 2005, Pemeriksaan Laboratorium Pada Penderita Diabetes


Melitus,http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/pus-1.htm
Diakses pada 22 April 2006

Yusmainita, 2001, Perlindungan Pasien Melalui Pelayanan Asuhan Kefarmasian


di Rumah Sakit, http://www.tempointeraktifs.com/medika/arsip/ 042001/
huk-1.htm. Diakses pada 20 Januari 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2

Data Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren Di Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli – Desember 2005

J Diagnosis Keluhan Obat yang R. Btk Cara Jml Tanggal Out


No. No. RM U LPO
K M/K M/K digunakan Dosis Sediaan Pakai Obat Pengobatan come
1. 974707 75 P M :DM + M : pusing, Fortum 500 mg 2x1 Serbuk I.V 10 5 hari 20-24/12/05 Amputa
gangren lemas injeksi si
20/12/05 pedis Clindamycin 2x1 Tablet P.O 10 6 hari 20-25/12/05
– Hipoglikemi Pletaal 2x1 Tablet P.O 10 5 hari 23-27/12/05
27/12/05 Neurobion 5000 2x1 Tablet P.O 10 6 hari 22-27/12/05
(8 hari) K : DM Cravit 500mg 1x1 Tablet P.O 3 3 hari 25-27/12/05
Cernevit 100 1x1 Infus I.V 2 2 hari 20-21/12/05
Kelas II Amaryl 2mg 1x1 Tablet P.O 7 7 hari 21-27/12/05
Martos 500 1x1 Infus I.V 2 2 hari 23-24/12/05
Asering 500 3x1 Infus I.V 5 3 hari 20,23,25/12/05

25/12/05 :
amputasi kaki
kanan
2. 974580 49 L M : DM + M : luka di Actrapid 12 UI 1x1 Injeksi S.C 1 1 hari 17/12/05 Belum
gangren pergelang Bactecyn HP 2x1 Tablet P.O 6 1 hari 17-19/12/05 sembuh
17/12/05 – pedis dextra an kaki Metronidazole 500 3x1 Injeksi I.V 1 1 hari 18/12/05 (APS)
18/12/05 Gangguan kanan, Flagyl 500 3x1 Injeksi I.V 6 2 hari 18-19/12/05
(2 hari) akibat bahan demam, Parasetamol 3x1 Tablet P.O 6 2 hari 17-18/12/05
organik gelisah, Serenace 0,5mg 1x2 Tablet P.O 2 1 hari 18/12/05
Kelas II Skizofrenia waham, kaki Asering 500 3x1 Infus I.V 4 2 hari 17-18/12/05
nyeri
K : DM
Skizofrenia

3. 524594 70 P M : DM + M : luka di Nonflamin 3x1 Tablet P.O 10 5 hari 22-26/8/05 Amputa


gangren ibu jari Metronidazole 3x1 Tablet P.O 10 5 hari 22-26/8/05 si
22/8/05 – pedis kaki tidak Pletaal 2x1 Tablet P.O 3 2 hari 25-26/8/05
26/8/05 sinistra sembuh- Multivitamin 3x1 Tablet P.O 3 1 hari 26/8/05
(5 hari) sembuh, Cefazolin 2x1 Serbuk I.V 12 6 hari 22-27/8/05
K : DM nyeri pada injeksi
Kelas III luka Remopain 30mg 2x1 Injeksi I.V 2 2 hari 24-25/8/05
Asering 400 3x1 Infus I.V 6 3 hari 22-24/8/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Asering 500 1x1 Infus I.V 3 1 hari 24/8/05


Dextrosa 5% 2x1 Infus I.V 4 2 hari 24-25/8/05
RL 500 1x1 Infus I.V 1 1 hari 25/8/05

24/8/05 :
Amputasi jari
kaki

4. 968807 75 L M : DM tipe M : luka di Insulatard 8UI 1x1 Injeksi S.C 4 4 hari 1-4/8/05 Sembuh
II + Ulkus kaki kiri dan Insulatard 10UI 1x1 Injeksi S.C 6 6 hari 5-10/8/05
1/8/05 – bengkak, Bactesyn 2x1 Tablet P.O 6 3 hari 1-3/8/05
11/8/05 K : DM tipe nyeri pada Ceftriaxone 1gr 2x1 Serbuk Infus 1 1 hari 1/8/05
(12 hari) II luka injeksi
3/8/05: nyeri Toradol 10mg/ml 2x2 Injeksi I.V 4 4 hari 1-3/8/05
Kelas II berkurang Rantin 300 2x1 Tablet P.O 6 3 hari 3-5/8/05
Ceradolan 1gr 2x2 Infus I.V 14 6 hari 4-6,9-11/8/05
Zumadiac ½ 1x1 Tablet P.O 5 10 hari 2-11/8/05
Parasetamol 4x1 Tablet P.O 12 5 hari 1-5/8/05
Pletaal 2x1 Tablet P.O 14 7 hari 3-9/8/05
Vometa 3x1 Tablet P.O 26 10 hari 3-12/8/05
Zyloric 300 1x1 Tablet P.O 10 10 hari 3-12/8/05
Calos 3x1 Tablet Dikun 11 5 hari 3-7,10/8/05
yah
Glucobay 2x1 Tablet P.O 21 8 hari 4-12/8/05
Prosogan 1x1 Tablet P.O 5 5 hari 6,7-11/8/05
Kaltrofen 3x1 Tablet P.O 8 4 hari 8-11/8/05
Asering 500 3x1 Infus I.V 17 6 hari 1-2,4-5,7,9/8/05
10/8/05
Asering 400 1x1 Infus I.V 1 5 hari 3,8/05
Asering 300 3x1 Infus I.V 6 4 hari 6/8/05
Albumin 300 1x1 Infus I.V 1 7 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. 972548 74 L M : DM + M : badan Actrapid 12 UI 3x1 Injeksi S.C 14 7 hari 2-7/11/05 Mem


Ulkus lemas dan Remopain 1 gr 2 x 1/ Injeksi I.V 2 1 hari 3/11/05 baik
2/11/05- Hiperglike semua terasa b.p
10/11/05 mia sakit Ceftriazone 1gr 1x1 Injeksi I.V 1 1 hari 2/11/05
(9 hari) Neurobion 1x1 Tablet P.O 3 2 hari 8-9/11/05
K : DM Debicasin 2x1 Tablet P.O 5 4 hari 7-10/11/05
Kelas I Lysagor 1x1 Tablet P.O 1 1 hari 6/11/05
Metrix 1/2 1x1 Tablet P.O 1 1 hari 7/11/05

3/11/05 :
Necrotomy
6. 957682 62 P M : DM + M : luka jari Insulatard 8 UI 1x1 Injeksi S.C 1 1 hari 30/10/05 Sembuh
gangren kaki kiri dan Metrix 2mg 1x1 Tablet P.O 7 7 hari 29/10-4/11/05
29/10/05- pedis bengkak, Glucobay 50mg 2x1 Tablet P.O 11 6 hari 29/10-3/11/05
5/11/05 nyeri Novonorm 0,5 2x1 Tablet P.O 11 8 hari 31/10-5/11/05
(8 hari) K : DM Avelox 1x1 Tablet P.O 3 3 hari 31/10,-4-5/11/05
30/10-2/11/05
Kelas II Asering 500 3x3 Infus I.V 6 4 hari

7. 529282 63 P M : DM + M : nyeri Pletaal 2x1 Tablet P.O 20 3 hari 25-27/7/05 Mem


gangren dan infeksi Insulatard 10 UI 3x1 Injeksi S.C 1 1 hari 25/7/05 baik
25/7/05- di luka Insulatard 14 UI 3x1 Injeksi S.C 2 2 hari 26-27/7/05
27/7/05 K : DM Glucobay 2x1 Tablet P.O 5 3 hari 25-27/7/05
(3 hari) Glucotol 1x1 Tablet P.O 5 3 hari 25-27/7/05

Kelas I 25/7/05 :
Incisi
8. 461182 61 P M : DM + M : 3 hari Parasetamol 3x1 Tablet P.O 20 9 hari 30/10-7/11/05 Sembuh
abses pedis kaki abses, Nonflamin 3x1 Tablet P.O 14 5 hari 3-7/11/05
30/10/05- nyeri di Pletaal 2x1 Tablet P.O 10 2 hari 6-7/11/05
7/11/05 K : DM abses, Novalgin 3x1 Tablet P.O 10 6 hari 31-3/10,
(9 hari) bengkak, 6-7/11/05
mata Vometa 3x1 Tablet P.O 10 5 hari 31/10-4/11/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kelas III berkunang- Gentamerck 80mg 3x1 Tablet P.O 10 8 hari 3-10/11/05
kunang Gentamerck 500mg 3x1 Tablet P.O 10 6 hari 11/11/05
Actrapid 12 UI 3x1 Injeksi S.C 9 3 hari 1/11/05
Actrapid 16 UI 3x1 Injeksi S.C 12 4 hari 2-7/11/05
Kedacillin 1gr 3x1 Injeksi I.V 8 4 hari 30/10-2/11/05
Vomidex 1 gr 2x1 Injeksi I.V 2 1 hari 30-31/10/05
Asering 500 3x1 Infus I.V 10 4 hari 30/10/05-2/11/05

3/11/05 :
Necrotomy
5/11/05 :
Incisi
9. 970344 62 P M : DM + M : luka di Bectecyn HP 1,5 2x1 Injeksi I.V 7 4 hari 9-12/9/05 Sembuh
ulkus kaki, Rantin 50mg/ml 2x1 Injeksi I.V 11 6 hari 9-14/9/05
9/9/05- Hipertensi bengkak dan Rantin 2x1 Tablet P.O 5 3 hari 15-17/9/05
16/9/05 nyeri, kulit Insulatard 8 UI 2x1 Injeksi S.C 1 1 hari 11/9/05
(8 hari) K : DM kemerahan, Insulatard 10 UI 1x1 Injeksi S.C 3 3 hari 13,15-16/9/05
Hipertensi pusing Novalgin 1amp 2x1 Injeksi I.V 1 2 hari 13-14/9/05
Kelas II Vometa 3x1 Tablet P.O 23 8 hari 13-14/9/05
Ciprofloxacin 500 2x1 Tablet P.O 13 7 hari 10-17/9/05
Metrix 2mg 3x1 Tablet P.O 8 8 hari 9-15/9/05
Glucobay 50mg 2x1 Tablet P.O 14 8 hari 10-17/9/05
Captensin 12,5 2x1 Tablet P.O 5 3 hari 10-17/9/05
Farmasal 2x1 Tablet P.O 4 4 hari 15-17/9/05
Ceftriaxone 1gr 2x1 Tablet P.O 2 2 hari 10-13/9/05
Parasetamol 3x1 Tablet P.O 3 2 hari 9-10/9/05
/ b.p
Kaen B 350 3x1 Infus I.V 8 3 hari 13-15/9/05
Asering 500 2x1 Infus I.V 2 2 hari 10,14/9/05
NaCl 500 1x1 Infus I.V 5 2 hari 10,12-15/9/05

12/9/05
Incisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. 974056 59 L M : DM + M : nyeri Actrapid 12 UI 3x1 Injeksi S.C 4 2 hari 6-7/12/05 Belum
ulkus pedis pada luka di Ceftriaxone 2x1 Injeksi S.C 3 2 hari 6-7/12/05 sembuh
6/12/05- dextra kaki Metronidazole 3x1 Tablet P.O 3 2 hari 6-7/12/05 (APS)
8/12/05 kanan,per
(3 hari) K : DM mukaan
kulit rusak,
Kelas III radang,ba
dan lemas

11. 973120 51 P M : DM + M : luka di Neurobion 5000 1x1 Tablet P.O 10 8 hari 1419,21/11/05 Amputa
ulkus jari kaki, Metronidazole 500 3x1 Tablet P.O 20 7 hari 14-19/11/05 si
14/11/05- radang, Actrapid 8 UI 3x1 Injeksi S.C 4 2 hari 14-15,17/11/05
22/11/05 K : DM bengkak dan Actrapid 12UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 16/11/05
(9 hari) nyeri, luka Actrapid 16 UI 3x1 Injeksi S.C 16 6 hari 17-22/11/05
bau dan jari Fortum 1gr 2x1 Serbuk Infus 8 4 hari 17-20/11/05
Kelas III menghitam injeksi
Ceftriaxone 1gr 2x1 Injeksi Infus 4 2 hari 14-7/11/05
Tarivid 400mg 2x1 Tablet P.O 10 2 hari 17-22/11/05
Asering 500 3x1 Infus I.V 12 4 hari 14-16,18/11/05
Asering 450 3x1 Infus I.V 3 1 hari 19/11/05
Asering 300 3x1 Infus I.V 3 1 hari 17/11/05

15/11/05 :
Amputasi jari
12. 573159 50 P M : DM + M : luka Nonflamin 3x1 Tablet P.O 17 6 hari 11-17/10/05 Mem
ulkus pedis pada kaki Pletaal 2x1 Tablet P.O 10 6 hari 11-17/10/05 baik
11/10/05- kiri bawah, Cataflam-D 3x1 Tablet P.O 10 6 hari 11-17/10/05
17/10/05 K : DM bengkak dan Garamycin 80 mg 2x1 Injeksi Infus 12 5 hari 12-17/10/05
(7 hari) nyeri, badan Actrapid 6 UI 3x1 Injeksi S.C 4 3 hari 12-14/10/05
lemas,mata Actrapid 8 UI 3x1 Injeksi S.C 12 3 hari 15-17/10/05
Kelas III berkunang- Parasetamol 3x1 Tablet P.O 8 4 hari 12-16/10/05
kunang Mylanta 3x1 Syrup P.O 1 btl 2 hari 12-13/10/05
NaCl 500 2x1 Infus I.V 2 3 hari 15-17/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Martos 1000 1x1 Infus I.V 5 13-17/10/05


Asering 500 2x1 Infus I.V 5 5 hari 11-14/10/05
Aminofusin 450 1x1 Infus I.V 4 4 hari 13,15-17/10/05
Transfusi darah 1x1 Infus I.V 2 4 hari 16-17/10/5
250 2 hari
15/10/05 :
Necrotomy
debridement

13. 571808 71 P M : DM + M : luka Ceradolan 2x1 Tablet P.O 12 7 hari 25/9-1/10/05 Mem
gangren pada kaki Actrapid 10 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 31/9/05 baik
25/9/05- pedis ±1minggu Cataflam-D 2x1 Tablet P.O 14 7 hari 25/9-1/10/05
1/10/05 dan Captopril 12,5 3x1 Tablet P.O 12 4 hari 28/9-1/10/05
(7 hari) K : DM bengkak, HCT 1x½ Tablet P.O 3 3 hari 29/9-1/10/05
nyeri, mata Tramal 1x1 Injeksi I.V 1 amp 1 hari 25/9/05
Kelas III berkunang- Cataflam 3x1 Injeksi I.V 6 2 hari 25-26/9/05
kunang, Asering 500 3x1 Infus Infus 6 3 hari 25-27/9/05
infeksi luka
terbuka 25/9/05 :
Incisi
debridement
14. 572722 68 P M : DM + M : luka Fortum 2x1 Injeksi I.V 10 8 hari 4-8/10/05 Mem
ulkus cruris pada kaki Avelox 1x1 Tablet P.O 5 5 hari 4-5,9-11/10/05 baik
4/10/05- dextra kanan dan Pletaal 2x1 Tablet P.O 25 7 hari 4-5,7-11/10/05
11/10/05 Cellulitis kiri, Diabex 2x1 Tablet P.O 20 7 hari 5-11/10/05
(8 hari) bengkak, Glucobay 50 2x1 Tablet P.O 10 7 hari 5-11/10/05
K : DM nyeri Amaryl 2 mg 1x1 Tablet P.O 10 7 hari 5-11/10/05
Kelas II Avandra 4 mg 1x1 Tablet P.O 10 5 hari 8-11/10/05
Triatec 2,5 mg 1x1 Tablet P.O 10 3 hari 7-9/10/05
Ascardia 80 mg 1x1 Tablet P.O 19 2 hari 10-11/10/05
Trental 400 mg 1x1 Tablet P.O 19 2 hari 10-11/10/05
Asering 500 3x1 Infus I.V 7 3 hari 5-8/10/05
RL 500 1x1 Infus I.V 2 2 hari 4-5/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15. 950656 49 P M : DM + M : luka Cravox 1x1 Tablet P.O 2 2 hari 2-3/7/05 Amputa
ulkus pedis pada telapak Flagyl forte 3x1 Tablet P.O 9 4 hari 2-5/7/05 si
2/7/05- kaki yang Codein 10 mg 3x1 Tablet P.O 12 5 hari 3-7/7/05
18/7/05 3/7/05 : meluas, Parasetamol 500 2x1 Tablet P.O 18 9 hari 3-10,17/7/05
(15 hari) batuk ke bengkak dan Pariet 1x1 Tablet P.O 10 10 hari 5-6,8-15/7/05
ring nyeri Dancera 3x1 Tablet P.O 29 13 hari 6-18/7/05
Kelas II Plavix 1x1 Tablet P.O 11 11 hari 7-17/7/05
K : DM Abbotic XL 1x1 Tablet P.O 12 10 hari 10-18/7/05
Bactesyn 2x1 Tablet P.O 2 1 hari 7/7/05
Remopain 2x1 Tablet P.O 4 2 hari 30/6,7/7/05
Actrapid 6 UI 3x1 Injeksi S.C 6 2 hari 2-3/7/05
Actrapid 8 UI 3x1 Injeksi S.C 9 3 hari 4,6-7/7/05
Actrapid 10 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 5/7/05
Actrapid 12 UI 3x1 Injeksi S.C 6 2 hari 9-10/7/05
Actrapid 14 UI 3x1 Injeksi S.C 6 1 hari 11-12/7/05
Actrapid 15 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 8/7/05
Actrapid 18 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 13/7/05
Actrapid 22 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 14/7/05
Actrapid 24 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 15/7/05
Actrapid 26 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 16/7/05
Toradol 2x1 Injeksi I.V 6 2 hari 6-7/7/05
Targocid 1x1 Injeksi I.V 2 2 hari 4-8/7/05
Trental 3x2 Infus I.V 12 2 hari 2-5/7/05
Celebrex 200 mg 1x1 Tablet P.O 12 11 hari 8/7/05
Thiampenikol 500 1x1 Tablet P.O 8 2 hari 16-18/7/05
Asering 500 3x1 Infus I.V 12 6 hari 2-3,6-9/7/05
NaCl 500 1x1 Infus I.V 4 3 hari 3,8-9/7/05
6/7/05 :
Necrotomy
Amputasi 2 jari
16 578215 43 L M : DM + M : ujung Kedacillin 1x1 Serbuk I.V 2 2 hari 30-31/12/05 Belum
ulkus pedis telapak kaki Remopain 3x1 injeksi I.V 2 2 hari 30-31/12/05 sembuh
30/12/05- melepuh, Serbuk (APS)
31/12/05 K : DM bengkak dan 3x1 injeksi P.O 10 2 hari 30/12/05
(2 hari) nyeri, Quidex 500 mg 2x1 Tablet P.O 10 2 hari 30-31/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kelas I kelelahan. Diabex 500 mg 1x1 Tablet P.O 10 2 hari 30-31/12/05


Trental 3x1 Tablet P.O 10 2 hari 30/12/05
Pronalges 2x1 Tablet I.V 6 2 hari 30-31/12/05
Asering 500 Infus

17. 971874 47 L M : DM + M : luka Mikasin 500 mg 2x1 Tablet P.O 14 8 hari 17-22,25/10/05 Amputa
gangren pada kaki ± Novalgin 3x1 Serbuk I.V 12 4 hari 18-21/10/05 si
14/10/05- 2 bulan dan injeksi 14-16,19/10/05
31/10/05 K : DM nyeri, Insulatard 12 UI 1x1 Injeksi S.C 4 4 hari 18/10/05
(17 hari) Insulatard 16 UI 1x1 Injeksi S.C 1 1 hari 20-31/10/05
Insulatard 10 UI 1x1 Injeksi S.C 12 12 hari 15,17-23/10/05
Kelas III Ciprofloxacin 2x1 Tablet P.O 12 7 hari 15-31/10/05
Zumadiac ½x1 Tablet P.O 16 16 hari 15-31/10/05
Diabex 2x1 Tablet P.O 31 16 hari 18-31/10/05
Glucobay 2x1 Tablet P.O 26 13 hari 18-23/10/05
Ceftriaxone 1 gr 2x1 Injeksi Infus 7 4 hari 14-17/10/05
Remopain 2x1 Serbuk Infus 2 1 hari 14/10/05
injeksi
Cravit 1x1 Injeksi Infus 3 3 hari 14,16,26/10/05
Maxipime 2x1 Tablet P.O 3 2 hari 25-26/10/05
Flagyl 2x1 Injeksi I.V 3 2 hari 25-26/10/05
Asering 500 2x1 Infus I.V 6 3 hari 16,18-22/10/05
Martos 500 2x1 Infus I.V 4 2 hari 14-16/10/05
NaCl 1000 1x 1 Infus I.V 1 1 hari 20/10/05
Dextrosa 10% 1x1 Infus I.V 1 1 hari 18/10/05
Transfusi darah 2x1 Infus I.V 1 1 hari 19/10/05
Avelox 1x1 Tablet P.O 3 3 hari 24-26/10/05

17/10/05 :
Necrotomy
19/10/05 :
Amputasi
18. 380488 48 P M : DM + M : luka Actrapid 8 UI 3x1 Injeksi S.C 7 4 hari 26-29/7/05 Mem
gangren pada kaki ± Actrapid 10 UI 3x1 Injeksi S.C 12 5 hari 30/7-2/8/05 baik
25/7/05- pedis 4 hari dan Pletaal 2x1 Tablet P.O 20 7 hari 25,28/7-2/8/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2/8/05 K : DM bengkak, Cravit 1x1 Tablet P.O 7 4 hari 25,28,31/7/05


(9 hari) nyeri, mata Banan 1x1 Tablet P.O 10 6 hari 25,28/7-2/8/05
berkunang- Bactesyn 100 2x1 Tablet P.O 9 5 hari 29/7-2/8/05
Kelas III kunang Farmasal 2x1 Tablet P.O 8 2 hari 1-2/8/05
Ceftum 1x1 Injeksi I.V 3 3 hari 26-28/7/05
29/7 : Pronalges 1x1 Tablet Prem 1 1 hari 27/7/05
muntah- dikasi
muntah Glucose 40% 1x1 Serbuk Infus 25cc 2 hari 26/7/05
injeksi
Dicinon 1x1 Tablet P.O 2 1 hari 27-28/7/05
Kalnex 500mg 1x1 Tablet P.O 1 1 hari 27/7/05
Venofer 20 tts Serbuk Infus 2 2 hari 27-28/7/05
/ mnt injeksi
Glibenklamid 1x1 Tablet P.O 1 1 hari 3/8/05
Glucobay 2x1 Tablet P.O 2 1hari 3/8/05
Vomidex 1x1 Injeksi I.V 1 1 hari 29/7/05
Asering 500 3x1 Infus I.V 5 2 hari 26-27/7/05
NaCl 500 1x1 Infus I.V 2 2 hari 27-28/7/05
Transfusi darah 1x1 Infus I.V 1 2 hari 27-28/7/05

27/7/05 : Incisi
19. 971821 70 P M : DM + M : luka Diabex 500mg 2x1 Tablet P.O 37 17 hari 17/10-2/11/05 Sembuh
gangren pada kaki, Zegase 1x1 Tablet P.O 16 16 hari 18/10-2/11/05
13/10/05- pedis nyeri, badan Metrix 2 mg 1x1 Tablet P.O 12 12 hari 22/10-2/11/05
2/11/05 lemas, Quiten 1x1 Tablet P.O 10 10 hari 24/10-2/11/05
(20 hari) K : DM keringat Abbotic XL 1x1 Tablet P.O 6 6 hari 28/10-2/11/05
dingin Toradol 10mg/ml 2x1 Injeksi I.V 6 3 hari 14-16/10/05
Kelas II Actrapid 8 UI 3x1 Injeksi S.C 9 3 hari 13-14/10/05
Actrapid 10 UI 3x1 Injeksi S.C 6 2 hari 16-17/10/05
Actrapid 16 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 18/10/05
Asering 500 2x1 Infus I.V 8 4 hari 13,16,17-
Cravit 100 1x1 Infus I.V 4 4 hari 18/11/05
Martos 500 1x1 Infus I.V 1 1 hari 14,16-18/11/05
Cernevit 2x1 Infus I.V 4 2 hari 14/11/05
NaCl 100 2x1 Infus I.V 4 2 hari 16-17/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Plasbumin 25% 1x1 Infus I.V 1 1 hari 16-17/10/05


Actrapid 12 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 18/10/05
Actrapid 14 UI 3x1 Injeksi S.C 12 4 hari 20/10/05
Cernevit 1 amp 1x1 Injeksi I.V 7 5 hari 21-24/10/05
Avelox 1x1 Injeksi I.V 12 11 hari 13-17/10/05
Parasetamol 1x1 Tablet P.O 3 3 hari 18-28/10/05
Lacbon Insulatard 3x2 Tablet P. O 11 6 hari 13,18,28/10/05
12 UI 1x1 Injeksi S.C 7 7 hari 31/10-1/11/05
24-30/10/05
20. 971784 41 L M : DM + M : luka Flagyl 2x1 suppo Anus 2 3 hari 20-22/10/05 Mem
abses pada Avelox 1x1 Injeksi Infus 6 5 hari 13-15,20- baik
12/10/05- sinistra mandibula Avelox 400mg 1x1 Tablet P.O 5 2 hari 21/10/05
24/10/05 kiri, nyeri, Cataflam-D 3x1 Tablet P.O 2 11 hari 23-24/10/05
(13 hari) K : DM bengkak Dancera 3x1 Tablet P.O 29 13 hari 12-23/10/05
Metrix 1x1 Tablet P.O 35 11 hari 12-24/10/05
Kelas II 17/10/05 : Zegase 1x1 Tablet P.O 9 2 hari 14-24/10/05
Rahang Clavamox 1 gr 2 x1 Tablet P.O 2 2 hari 22-23/10/05
bengkak Flagyl 2x1 Injeksi Infus 5 4 hari 12-13/10/05
18/10/05 Claforan 2x1 Tablet P.O 4 4 hari 12-15/10/05
Bengkak Asering 500 3x1 Infus I.V 22 10 hari 16-19/10/05
berkurang 12-21/10/05
16/10/05 :
Incisi
21. 974945 53 P M : DM + M : luka Vometa 3x1 Tablet P.O 3 2 hari 25-26/12/05 Amputa
ulkus pada ibu jari Inpepsa 2cc 3x1 Syrup P.O 1 btl 5 hari 25-28,30/12/05 si
25/12/05- Sepsis kaki tidak Narfos 4 mg 2x1 Tablet P.O 6 3 hari 25-28,30/12/05
1/1/06 sembuh- Parasetamol 3x1 Tablet P.O 9 2 hari 25-27/12/05
(8 hari) K : DM sembuh, Remopain 2x1 Tablet P.O 4 2 hari 29-30/12/05
nyeri, mual, Garamycin 2x1 Injeksi Infus 4 2 hari 29/12/05
Kelas III pusing, Ceftriaxone 1 gr 2x1 Tablet P.O 8 4 hari 29/12/05-1/1/06
demam Vomidex 2x1 Injeksi Infus 2 1 hari 29/12/05
Actrapid 6 cc 3x1 Tablet I.M 3 1 hari 31/12-2/1/05
OMZ 1x1 Tablet P.O 5 4 hari 28-30/12/05
Cataflam 3x1 Tablet P.O 15 1 hari 28-30/12/05
Pletaal 2x1 Tablet P.O 10 1 hari 28-30/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Metronidazole 3x1 Tablet P.O 15 1 hari 30/12/05


Asering 500 2x1 Infus I.V 12 6 hari 25-30/12/05
NaCl 500 1x1 Infus I.V 1 1 hari 29/12/05
27/12/05 :
Amputasi ibu jari
22. 969128 40 P M : DM + M : luka Actrapid 12 UI 3x1 Injeksi S.C 9 3 hari 14-16/8/05 Mem
ulkus pedis pada kaki Actrapid 14 UI 3x1 Injeksi S.C 6 2 hari 18-19/8/05 baik
10/8/05- Sepsis kanan, mata Bactesyn 3x1 Injeksi Infus 13 6 hari 10-15/8/05
20/8/05 berkunang- Kaltrofen 8 UI 3x1 Injeksi I.V 3 1 hari 10/8/05
(11 hari) K : DM kunang Kaltrofen 12UI 3x1 Injeksi I.V 9 3 hari 11-13/8/05
Ofloxacin 2x1 Tablet P.O 9 5 hari 12-16/8/05
Kelas III Parasetamol 3x1 Tablet P.O 13 5 hari 15-18/8/05
Meiact 3x1 Tablet P.O 12 4 hari 15-18/8/05
Tarontal 3x1 Tablet P.O 20 4 hari
Metronidazole 2x1 Serbuk Tabur
di
luka

23. 970427 50 P M : DM + M : luka Cefasol 1x1 Injeksi I.V 6 6 hari 14-16/9/05 Sembuh
ulkus pedis pada kaki Kaltrofen 2x1 Injeksi I.V 8 4 hari 15-16/9/05
11/9/05- kiri, nyeri, Cataflam 3x1 Tablet P.O 22 7 hari 15-16/9/05
21/9/05 K : DM bengkak, Ceradolan 1 gr 2x1 Injeksi I.V 4 1 hari 17/9/05
(11 hari) mata Nonflamin 3x1 Tablet P.O 3 1 hari 11/9/05
berkunang- Flagyl 3x1 Tablet P.O 3 1 hari 11/9/05
Kelas I kunang, Asering 300 3x1 Infus I.V 18 6 hari 12-17/9/05
badan lemas NaCl 500 1x1 Infus I.V 3 3 hari 12,14-15/9/05
RL 400 1x1 Infus I.V 1 1 hari 19/9/05
Transfusi darah 2x1 Infus I.V 2 2 hari 12,14/9/05

13/9/05 :
Incisi
Necrotomy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24. 515033 62 L M : DM + M : luka Bactecyn 3x1 Injeksi I.V 16 6 hari 21-26/9/05 Mem
ulkus pedis pada kaki Tarontal 3x1 Tablet P.O 16 3 hari 21-23/9/05 baik
21/9/05- kanan ± 2 Enzymplex 3x1 Tablet P.O 9 3 hari 21-23/9/05
30/9/05 K : DM minggu, Dudencer 1x1 Tablet P.O 1 1 hari
(10 hari) bengkak, Metronidazole 2x1 Tablet P.O 2 1 hari 24/9/05
nyeri Lysagor 1x1 Tablet P.O 1 1 hari 26/9/05
Kalnex 3x1 Tablet P.O 1 1 hari 26/9/05
23/9/05 : Actrapid 5 UI 3x1 Injeksi S.C 12 4 hari 25-26,29/9/05
keringat Actrapid 6 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 22/9/05
dingin dan Actrapid 8 UI 3x1 Injeksi S.C 3 1 hari 21/9/05
mual Ceftriaxone 2x1 Injeksi I.V 13 7 hari 21-26/9/05
muntah Remopain 2x1 Tablet P.O 2 2 hari 21-22/9/05
Martos 500 3x1 Infus I.V 30 10 hari 21-30/9/05

22,23/9/05 :
Necrotomy

Keterangan :

No.RM : Nomor Rekam Medis


U : Umur pasien
JK : Jenis kelamin
M/K : Masuk dan Keluar
R.Dosis : Regimen dosis
Btk.Sediaan : Bentuk sediaan
Jml Obat : Jumlah obat
LPO : Lama Pengobatan
I.V : Intravena
P.O : Peroral
S.C : Subcutan
I.M : Intramuskular
APS : Atas permintaan sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3

Data Pemeriksaan Laboratorium dan Non Laboratorium Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli – Desember 2005
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Non
No. No. RM Angka normal Ket. Tanggal Tanggal
Data Laboratorium Angka Laboratorium
1. 974707 Hematologi Tekanan Darah : 140/80 20/12/05
Hemoglobin 10,4 12,0 - 18,0gr% L 20/12/05 mm/Hg
20/12/05 – Hematokrit 32,1 36,0 -46,0 % L Nadi : 60x/mnt
27/12/05 Hitung Leukosit 14,230 4,10 - 10,9 ribu/mmk H Suhu : 36˚C
Eritrosit 3,3 4,5 – 5,9 juta/mmk L Nafas : 20x/mnt
MCV/IER 97,30 92,0 – 121,0 fL
MCH 31,50 31,0 – 37,0 pg Tekanan Darah : 21/12/05
MCHC 32,40 29,0-36,0 g/dL 150/100 mm/Hg
Trombosit 217 140 – 440 ribu/mmk Nadi : 88x/mnt
Metabolit Suhu : 36˚C
Ureum 64,2 19,0 – 43,0 mg/dL H Nafas : 20x/mnt
Creatinin 2,50 0,80 – 1,50 mg/dL H
Cholestrol 154 0 – 200 mg/dL Tekanan Darah : 130/70 22/12/05
HDL-Cholestrol 43,3 35 – 36 mg/dL H mm/Hg
LDL-Cholestrol 90,9 100 – 159 mg/dL L Nadi : 100x/mnt
Trigliserida 99 0 – 200 mg/dL Suhu : 36˚C
Enzim Nafas : 20x/mnt
AST 40,0 17,0 – 59,0 U/L
ALT 23,0 21,0 – 72,0 U/L Tekanan Darah : 150/80 25/12/05
Elektrolit mm/Hg
Natrium 135 130 – 150 mmol/L Nadi : 100x/mnt
Kalium 5,4 3,5 – 5,5 mmol/L Suhu : 35,3˚C
Klorida 102 94 – 111 mmol/L Nafas : 20x/mnt
Kalsium 2,53 2,02 – 2,06 mmol/L H
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa 202 70 – 110 mg/dL 21/12/05
Glukosa 2jamPP 394 70 – 140 mg/dL 21/12/05
265 24/12/05
Glukosa sesaat 247 70 – 140 mg/dL 22/12/05
98 23/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. 974580 Hematologi 18/12/05 Tekanan Darah : 17/12/05


Hemoglobin 8,7 13,5 - 17,5 gr% L 160/90 mm/Hg
17/12/05 – Hematokrit 25,9 41,0 - 53,0 % L Nadi : 88x/mnt Suhu :
18/12/05 Hitung Leukosit 29,900 4,10 - 10,9 ribu/mmk H 37,9˚C
Eosinofil 0,3 0,0 –5,0 % Nafas : 20x/mnt
Basofil 0,2 0,0 – 2,0 %
Segmen netrofil 88,8 47,0 – 80,0 % H Tekanan Darah : 18/12/05
Limfosit 6,7 13,0 – 40,0 % L 140/90 mm/Hg
Monosit 4,0 2,0 – 11,0 % Nadi : 116x/mnt Suhu :
Eritrosit 2,97 4,5 – 5,9 juta/mmk L 39,9˚C
Trombosit 395,000 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – Nafas : 22x/mnt
MCV / IER 87,20 121,0 fL L
MCH 29,30 31,0 – 37,0 pg L
MCHC 33,60 29,0-36,0 g/dL
Retikulosit / RDW 13,30 11,60 – 14,8 %
Polikromasi / MPV 9,6 4,00 – 11,00 fL
Hipokromia / PDW 9,8
Metabolit
Ureum 44,8 19,0 – 43,0 mg/dL H
Creatinin 1,20 0,80 – 1,50 mg/dL
Enzim
AST 21,0 17,0 – 59,0 U/L
ALT 20,0 21,0 – 72,0 U/L L
3. 524594 Hematologi Tekanan Darah : 22/8/05
Hemoglobin 13 12,0-18,0 gr% L 22/12/05 160/90 mm/Hg
22/8/05 Hematokrit 40,1 36,0-46,0 % L Nadi : 84x/mnt
– Hitung Leukosit 14,100 4,10 - 10,9 ribu/mmk H Suhu : 36 ˚C
26/8/05 Eosinofil 1,1 0,0 –5,0 % Nafas : x/mnt
Basofil 0,6 0,0 – 2,0 %
Segmen netrofil 79,9 47,0 – 80,0 % Tekanan Darah : 23/8/05
Limfosit 14,7 13,0 – 40,0 % 130/80 mm/Hg
Monosit 3,7 2,0 – 11,0 % Nadi : 84x/mnt Suhu :
Eritrosit 4,30 4,5 – 5,9 juta/mmk L 36˚C
Trombosit 490,000 140 – 440 ribu/mmk H Nafas : 20x/mnt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MCV / IER 93,30 92,0 –121,0 fL


MCH 30,20 31,0 – 37,0 pg L
MCHC 32,40 29,0-36,0 g/dL
Masa Perdarahan 2,00 2,00 –7,00 menit 23/12/05
Masa Tromboplast. 938,50 23,4 – 36,8 detik H
Masa penjendalan 7,00 5,00 – 12,00 menit
Metabolit
Ureum 56,0 19,0 – 43,0 mg/dL H
Creatinin 1,5 0,80 – 1,50 mg/dL
Protein total 7,6 6,60 – 8,7 gr/dL
Albumin 3,9 3,5 – 5,50 gr/dL
Globulin 3,7 3,1– 3,2 gr/dL L
Cholestrol 215 0 – 200 mg/dL 24/12/05
Trigliserida 145 0 – 200 mg/dL L
Asam Urat 7,0 3,5 – 8,5 mg/dL L

Enzim 17,0 – 59,0 U/L H


AST 14,0 21,0 – 72,0 U/L 24/12/05
ALT 12,0
Elektrolit 130 – 150 mmol/L H
Natrium 151 3,5 – 5,5 mmol/L 23/12/05
Kalium 5,1 94 – 111 mmol/L
Klorida 101 2,02 – 2,06 mmol/L L
Kalsium 2,42 L
Metabolism.Glukosa 70 – 110 mg/dL L
Glukosa Puasa 73 23/12/05
58 70 – 140 mg/dL L/H 24/12/05
Glukosa 2jamPP 64 L/H 23/12/05
57 70 – 140 mg/dL L/ 24/12/05
Glukosa sesaat 125 22/12/05
58 / 166 23/12/05
36 / 149 24/12/05
40 / 100 25/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. 968807 Hematologi Tekanan Darah : 1/8/05


Hemoglobin 12,7 13,5 - 17,5 gr% L 1/8/05 130/70 mm/Hg
1/8/05 Hematokrit 36,5 41,0 - 53,0 % L Nadi : 92x/mnt
– Hitung Leukosit 16,800 4,10 - 10,9 ribu/mmk H Suhu : 36,4˚C
11/8/05 10,000 2/8/05 Nafas : 20x/mnt
Trombosit 233,000 140 – 440 ribu/mmk
Metabolit Tekanan Darah : 7/8/05
Ureum 47,0 19,0 – 43,0 mg/dL H 120/80 mm/Hg
Creatinin 1,30 0,80 – 1,50 mg/dL Nadi : 80x/mnt
Asam Urat 15,6 3,5 – 8,5 mg/dL H Suhu : 36,9˚C
Enzim Nafas : 20x/mnt 8/8/05
AST 22,0 17,0 – 59,0 U/L
ALT 12,0 21,0 – 72,0 U/L L 2/8/05 Tekanan Darah :
Elektrolit 4/8/05 130/70 mm/Hg
Natrium 131 130 – 150 mmol/L 6/8/05 Nadi : 88x/mnt
Kalium 4,4 3,5 – 5,5 mmol/L 10/8/05 Suhu : 37,5˚C
Klorida 97 94 – 111 mmol/L 2/8/05 Nafas : 22x/mnt 9/8/05
Kalsium 2,00 2,02 – 2,06 mmol/L L 9/8/05
Metabolism.Glukosa Tekanan Darah :
Glukosa Puasa 150 70 – 110 mg/dL H 2/8/05 150/90 mm/Hg
193 H 2/8/05 Nadi : 80x/mnt
169 H 9/8/05 Suhu : 36,4˚C
150 H 2/8/05 Nafas : 24x/mnt
Glukosa 2jam PP 324 70 – 140 mg/dL H 9/8/05
167 H 2/8/05
Urine 2/8/05
Bobot Jenis 1,01 2/8/05
PH 5
7
Epitel 2-3
Lekosit gelap 3-4
Lekosit pucat 5
Warna kuning
Eritrosit 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. 972548 Hematologi Tekanan Darah : 2/11/05


Hemoglobin 10 13,5 - 17,5 gr% L 2/11/05 100/60 mm/Hg
2/11/05 Hematokrit 27,8 41,0 - 53,0 % L Nadi : 80x/mnt
- Hitung Leukosit 13,570 4,10 - 10,9 ribu/mmk H Suhu : 36˚C
10/11/05 15,600 H 7/11/05 Nafas : x/mnt
Eosinofil 0,3 0,0 –5,0 % 2/11/05
Basofil 0,2 0,0 – 2,0 % Tekanan Darah : 3/11/05
Segmen netrofil 91,9 47,0 – 80,0 % H 130/90 mm/Hg
Limfosit 5,2 13,0 – 40,0 % L Nadi : 76x/mnt
Monosit 2,4 2,0 – 11,0 % Suhu : 36˚C
Eritrosit 3,18 4,5 – 5,9 juta/mmk L Nafas : 14x/mnt
Trombosit 273,000 140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
MCV / IER 87,4 121,0 fL L
MCH 31,4 31,0 – 37,0 pg
MCHC 36.0 29,0-36,0 g/dL
Polikromasi / MPV 9,2 4,00 – 11,00 fL
Hipokromia / PDW 8,9
Metabolit
Ureum 28,4 19,0 – 43,0 mg/dL
Creatinin 4,0 0,80 – 1,50 mg/dL H
Enzim
AST 10,2 17,0 – 59,0 U/L L
ALT 19,7 21,0 – 72,0 U/L L
Elektrolit
Natrium 130 130 – 150 mmol/L
Kalium 5,7 3,5 – 5,5 mmol/L H
Klorida 89 94 – 111 mmol/L L
Kalsium 1,96 2,02 – 2,06 mmol/L L
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa 198 70 – 140 mg/dL H 3/11/05
Glukosa sesaat 523 70 – 110 mg/dL H 2/11/05
51 L 3/11/05
143 H 5/11/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Urine
Bobot Jenis 1,03 5/11/05
PH 5,0
Lekosit gelap 3-4
6. 957682 Hematologi Tekanan Darah : 29/10/05
Hemoglobin 11,5 12,0-18,0 gr% L 29/10/05 120/100 mm/Hg
29/10/05 Hematokrit 35,3 36,0-46,0 % L 31/10/05 Nadi : 88x/mnt
- Hitung Leukosit 11,48 4,10 - 10,9 ribu/mmk H Suhu : 37˚C
2/11/05 Eosinofil 0,5 0,0 –5,0 % Nafas : x/mnt
Basofil 0,2 0,0 – 2,0 %
Segmen netrofil 88,0 47,0 – 80,0 % H
Limfosit 8,3 13,0 – 40,0 % L
Monosit 3 2,0 – 11,0 % 1/11/05
Eritrosit 3,71 4,5 – 5,9 juta/mmk L
Trombosit 150,000 140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
MCV / IER 95,1 121,0 fL 31/10/05
MCH 31,0 31,0 – 37,0 pg
MCHC 32,6 29,0-36,0 g/dL
RDW / Retikulosit 13,0 11,60 – 14,8 %
Metabolit
Ureum 36,9 19,0 – 43,0 mg/dL 30/10/05
Creatinin 0,7 0,80 – 1,50 mg/dL L 31/10/05
Protein total 5,3 6,60 – 8,7 gr/dL L
Albumin 3,3 3,5 – 5,50 gr/dL L
Globulin 2,0 3,1– 3,2 gr/dL L
Cholestrol 416 0 – 200 mg/dL H
Trigliserida 333 0 – 200 mg/dL H
Elektrolit
Natrium 139 130 – 150 mmol/L
Kalium 3,9 3,5 – 5,5 mmol/L
Klorida 100 94 – 111 mmol/L
Kalsium 2,5 2,02 – 2,06 mmol/L
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa 79 70 – 110 mg/dL
241 H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113 H 1/11/05
Glukosa 2jamPP 243 70 – 140 mg/dL H 30/10/05
Glukosa sesaat 501 70 – 140 mg/dL H 29/10/05
63 L 1/11/05
7. 529282 Hematologi Tekanan Darah : 25/7/05
Hemoglobin 9,6 12,0-18,0 gr% L 25/7/05 150/100 mm/Hg
25/7/05 11,4 L 27/7/05 Nadi : 88x/mnt
- Hitung Leukosit 9,4 4,10 - 10,9 ribu/mmk 25/7/05 Suhu : 37˚C
27/7/05 37 0,0 –5,0 % H 27/7/05 Nafas : 20x/mnt
Eosinofil 0,0 – 2,0 % 25/7/05
Basofil 47,0 – 80,0 %
Segmen netrofil 13,0 – 40,0 %
Limfosit 2,0 – 11,0 %
Monosit 4,5 – 5,9 juta/mmk
Eritrosit 1,5 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – H
Trombosit 0,2 121,0 fL H
MCV / IER 74,1 31,0 – 37,0 pg L
MCH 19,6 29,0-36,0 g/dL L
MCHC 4,6 11,60 – 14,8 %
RDW / Retikulosit 13,66 4,00 – 11,00 fL
MPV / Polikromasi 481
PDW / Hipokromia 81,1
Metabolism.Glukosa 26,2 70 – 110 mg/dL
Glukosa Puasa 32,2 70 – 140 mg/dL H
Glukosa 2jamPP 14,1 70 – 140 mg/dL H 26/7/05
Glukosa sesaat 8,7 H 26/7/05
9,2 H 27/7/05
492
165
355
119
8. 461182 Hematologi Tekanan Darah : 30/10/05
Hemoglobin 11,5 12,0-18,0 gr% L 30/10/05 160/90 mm/Hg
30/10/05 Hematokrit 33,8 36,0-46,0 % L Nadi : 92x/mnt
-7/11/05 Hitung Leukosit 13,79 4,10 - 10,9 ribu/mmk H Suhu : 39˚C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Eosinofil 0,2 0,0 –5,0 % Nafas : x/mnt


Basofil 0,2 0,0 – 2,0 %
Segmen netrofil 89,9 47,0 – 80,0 % H Tekanan Darah : 3/11/05
Limfosit 7,0 13,0 – 40,0 % L 200/110 mm/Hg
Monosit 2,7 2,0 – 11,0 % Nadi : 80x/mnt
Eritrosit 3,87 4,5 – 5,9 juta/mmk L Suhu : 37˚C
Trombosit 251 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – Nafas : x/mnt
MCV / IER 87,3 121,0 fL L 5/11/05
MCH 29,7 31,0 – 37,0 pg L Tekanan Darah :
MCHC 34,0 29,0-36,0 g/dL 180/110 mm/Hg
RDW / Retikulosit 12,5 11,60 – 14,8 % Nadi : 96x/mnt
MPV / Polikromasi 10,4 4,00 – 11,00 fL Suhu : 38,2˚C
PDW / Hipokromia 10,3 Nafas : x/mnt
Metabolit 6/11/05
Ureum 33,1 19,0 – 43,0 mg/dL Tekanan Darah :
Creatinin 1,4 0,80 – 1,50 mg/dL mm/Hg
Enzim 1/11/05 Nadi : 80x/mnt
AST 53,6 17,0 – 59,0 U/L 4/11/05 Suhu : 36,9˚C
ALT 29,1 21,0 – 72,0 U/L 7/11/05 Nafas : x/mnt
Metabolism.Glukosa 1/11/05
Glukosa Puasa 336 70 – 110 mg/dL H 4/11/05
152 H 7/11/05
121 H 1/11/05
Glukosa 2jamPP 292 70 – 140 mg/dL H 5/11/05
180 H
197 H
Glukosa sesaat 271 70 – 140 mg/dL H
258 H
9. 970344 Hematologi Tekanan Darah : 9/9/05
9/9/05 Hemoglobin 11,7 12,0-18,0 gr% L 9/9/05 150/80 mm/Hg
- Hematokrit 34 36,0-46,0 % L 9/9/05 Nadi : 92x/mnt
16/9/05 Hitung Leukosit 31,400 4,10 - 10,9 ribu/mmk H 16/9/05 Suhu : 37,8˚C
18,200 H 9/9/05 Nafas : x/mnt 11/9/05
Trombosit 360,000 140 – 440 ribu/mmk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Metabolit Tekanan Darah :


Ureum 31 19,0 – 43,0 mg/dL mm/Hg
Creatinin 0,8 0,80 – 1,50 mg/dL Nadi : 884x/mnt
Protein total 6,2 6,60 – 8,7 gr/dL L Suhu : 38,5˚C
Albumin 3 3,5 – 5,50 gr/dL L Nafas : 20x/mnt 13/9/05
Globulin 3,2 3,1– 3,2 gr/dL
Enzim Tekanan Darah :
AST 22 17,0 – 59,0 U/L 140/80mm/Hg
ALT 10 21,0 – 72,0 U/L L Nadi : 84x/mnt
Metabolism.Glukosa 11/9/05 Suhu : 37˚C
Glukosa Puasa 272 70 – 110 mg/dL H 12/9/05 Nafas : 22x/mnt 14/9/05
173 H 15/9/05
287 H 16/9/05 Tekanan Darah :
189 H 10/9/05 170/90mm/Hg
Glukosa 2jamPP 291 70 – 140 mg/dL H 13/9/05 Nadi : 88x/mnt
140 H 14/9/05 Suhu : 35,9˚C
183 H Nafas : 20x/mnt

10. 974056 Hematologi Tekanan Darah : 6/12/05


Hemoglobin 7,6 13,5 - 17,5 gr% L 6/12/05 150/90 mm/Hg
6/12/05 Hematokrit 22,9 41,0 - 53,0 % L Nadi : 92x/mnt
- Hitung Leukosit 17,44 4,10 - 10,9 ribu/mmk H Suhu : 37,5˚C
8/12/05 Eosinofil 2,4 0,0 –5,0 % Nafas : x/mnt
Basofil 0,3 0,0 – 2,0 % 6/12/05
Segmen netrofil 88,5 47,0 – 80,0 % H Tekanan Darah : 7/12/05
Limfosit 6,7 13,0 – 40,0 % 110/70 mm/Hg
Monosit 2,1 2,0 – 11,0 % Nadi : 84x/mnt
Eritrosit 2,7 4,5 – 5,9 juta/mmk Suhu : 36,5˚C
Trombosit 623,000 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – H Nafas : x/mnt
MCV / IER 84,8 121,0 fL L
MCH 28,1 31,0 – 37,0 pg L
MCHC 33,2 29,0-36,0 g/dL
RDW / Retikulosit 14,7 11,60 – 14,8 %
MPV / Polikromasi 8,5 4,00 – 11,00 fL
PDW / Hipokromia 8,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Metabolit
Ureum 37,4 19,0 – 43,0 mg/dL
Creatinin 2,3 0,80 – 1,50 mg/dL H
Protein total 5,8 6,60 – 8,7 gr/dL
Albumin 2,2 3,5 – 5,50 gr/dL L
Globulin 3,6 3,1– 3,2 gr/dL H
Cholestrol 168,0 0 – 200 mg/dL
Trigliserida 158,0 0 – 200 mg/dL
HDL Cholestrol 34,0 35 – 65 mg/dL
LDL 102,4 100 – 159 mg/dL
Metabolism.Glukosa 7/12/05
Glukosa Puasa 163 70 – 110 mg/dL H
Glukosa 2jamPP 78 70 – 140 mg/dL L

11. 973120 Hematologi Tekanan Darah : 14/11/05


14/11/05 Hemoglobin 12,0 12,0-18,0 gr% L 14/11/05 110/70 mm/Hg
- Hematokrit 35,7 36,0-46,0 % L Nadi : 74x/mnt
22/11/05 Hitung Leukosit 8,9 4,10 - 10,9 ribu/mmk Suhu : 37˚C
Eosinofil 1,1 0,0 –5,0 % Nafas : 22x/mnt
Basofil 0,4 0,0 – 2,0 %
Segmen netrofil 81,2 47,0 – 80,0 % H Tekanan Darah : 17/11/05
Limfosit 13,9 13,0 – 40,0 % 110/70 mm/Hg
Monosit 3,4 2,0 – 11,0 % Nadi : 84x/mnt
Eritrosit 4,15 4,5 – 5,9 juta/mmk Suhu : 36,8˚C
Trombosit 287,0 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – Nafas : 18x/mnt
MCV / IER 86,0 121,0 fL L
MCH 28,9 31,0 – 37,0 pg L Tekanan Darah : 18/11/05
MCHC 33,6 29,0-36,0 g/dL 120/90 mm/Hg
MPV / Polikromasi 9,5 4,00 – 11,00 fL Nadi : 84x/mnt
PDW / Hipokromia 9,7 Suhu : 37,5˚C
Metabolit Nafas : x/mnt
Ureum 32,0 19,0 – 43,0 mg/dL
Creatinin 0,8 0,80 – 1,50 mg/dL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Enzim
AST 25,8 17,0 – 59,0 U/L
ALT 9,4 21,0 – 72,0 U/L L
Metabolism.Glukosa
Glukosa puasa 175 70 – 110 mg/dL H 15/11/05
129 H 21/11/05
Glukosa 2 jam PP 292 70 – 140 mg/dL H 15/11/05
Glukosa sesaat 180 70 – 140 mg/dL H 21/11/05
249 H/ 14/11/05
323 / 101 H 17/11/05
312 21/11/05

12. 573159 Hematologi Tekanan Darah : 11/10/05


Hemoglobin 10,10 12,0-18,0 gr% L 11/10/05 140/100 mm/Hg
11/10/05 9,00 L 14/10/05 Nadi : 84x/mnt
- Hematokrit 30,2 41,0 - 53,0 % L 11/10/05 Suhu : 37˚C
17/10/05 28,2 L 14/10/05 Nafas : 18x/mnt
Hitung Leukosit 27,1 4,10 - 10,9 ribu/mmk H 11/10/05
14,7 H 14/10/05 Tekanan Darah : 12/10/05
Eosinofil 0,9 0,0 –5,0 % 11/10/05 110/80 mm/Hg
Basofil 0,4 0,0 – 2,0 % Nadi : 96x/mnt
Segmen netrofil 88,8 47,0 – 80,0 % H Suhu : 38,2˚C
Limfosit 7,0 13,0 – 40,0 % L Nafas : x/mnt
Monosit 2,9 2,0 – 11,0 %
Eritrosit 3,19 4,5 – 5,9 juta/mmk H Tekanan Darah : 13/10/05
Trombosit 801,0 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – H 130/90 mm/Hg
MCV / IER 94,7 121,0 fL Nadi : 84x/mnt
MCH 31,7 31,0 – 37,0 pg Suhu : 37˚C
MCHC 33,4 29,0-36,0 g/dL Nafas : 18x/mnt
MPV / Polikromasi 7,7 4,00 – 11,00 fL
PDW / Hipokromia 7,5 Tekanan Darah : 14/10/05
Laju endap darah 180/80 mm/Hg
LED 1 jam 115,0 Nadi : 88x/mnt
LED 2 jam 120,0 Suhu : 36,8˚C
Nafas : x/mnt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Metabolit Tekanan Darah : 90/60 15/10/05


Ureum 21,9 19,0 – 43,0 mg/dL 11/10/05 mm/Hg
14,8 L 17/10/05 Nadi : 80x/mnt
Creatinin 0,6 0,80 – 1,50 mg/dL L 11/10/05 Suhu : 38,2˚C
0,6 L 17/10/05 Nafas : x/mnt
Enzim
AST 7,2 17,0 – 59,0 U/L L 11/10/05 Tekanan Darah : 90/60 15/10/05
ALT 6,1 21,0 – 72,0 U/L L mm/Hg
Metabolism.Glukosa Nadi : 88x/mnt
Glukosa puasa 220 70 – 110 mg/dL H 12/10/05 Suhu : 37˚C
109 H 14/10/05 Nafas : x/mnt
Glukosa 2 jam PP 238/324 70 – 140 mg/dL H/H 12/10/05
Glukosa sesaat 195 70 – 140 mg/dL H 11/10/05
277 H 14/10/05
211 H 15/10/05
236 H 16/10/05
13. 571808 Hematologi Tekanan Darah : 25/9/05
Hemoglobin 11,7 12,0-18,0 gr% L 25/9/05 170/100 mm/Hg
25/9/05 Hematokrit 35,4 36,0-46,0 % L Nadi : 100x/mnt
- Hitung Leukosit 14,200 4,10 - 10,9 ribu/mmk H 25/9/05 Suhu : ˚C
1/10/05 Trombosit 398,000 140 – 440 ribu/mmk 27/9/05 Nafas : x/mnt
Metabolit 26/9/05
Ureum 57 19,0 – 43,0 mg/dL H 29/9/05
Creatinin 1,3 0,80 – 1,50 mg/dL 25/9/05

Metabolism.Glukosa 168 H
Glukosa puasa 213 H
281/277 H/H
Glukjosa 2 jam PP 154 70 – 110 mg/dL H
168 H
Glukosa sesaat 70 – 140 mg/dL

70 – 140 mg/dL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14. 572722 Hematologi Tekanan Darah : 4/10/05


4/10/05 Hemoglobin 11,40 12,0-18,0 gr% L 4/10/05 130/90 mm/Hg
- Hematokrit 33,6 36,0-46,0 % L Nadi : 84x/mnt
11/10/05 Hitung Leukosit 11,89 4,10 - 10,9 ribu/mmk H 4/10/05 Suhu : 37,6˚C
Eosinofil 1,1 0,0 –5,0 % Nafas : 22x/mnt
Basofil 0,4 0,0 – 2,0 %
Segmen netrofil 74,1 47,0 – 80,0 % Tekanan Darah : 6/10/05
Limfosit 17,8 13,0 – 40,0 % 150/90 mm/Hg
Monosit 6,6 2,0 – 11,0 % Nadi : 88x/mnt
Eritrosit 3,,56 4,5 – 5,9 juta/mmk L 5/10/05 Suhu : 36,7˚C
Trombosit 193,0 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 6/10/05 Nafas : 20x/mnt
MCV / IER 94,4 121,0 fL 8/10/05
MCH 32,0 31,0 – 37,0 pg 10/10/05 Tekanan Darah : 7/10/05
MCHC 33,9 29,0-36,0 g/dL 5/10/05 120/80 mm/Hg
RDW / Retikulosit 13,2 11,60 – 14,80 % 10/10/05 Nadi : 84x/mnt
MPV / Polikromasi 9,4 4,00 – 11,00 fL 4/10/05 Suhu : 37,8˚C
PDW / Hipokromia 9,9 Nafas : 22x/mnt
Laju endap darah 19,0 – 43,0 mg/dL
LED 1 jam 37,0 0,80 – 1,50 mg/dL Tekanan Darah : 8/10/05
LED 2 jam 81,0 120/80 mm/Hg
Metabolit 17,0 – 59,0 U/L Nadi : 86x/mnt
Ureum 43,0 21,0 – 72,0 U/L Suhu : 37˚C
Creatinin 1,00 L Nafas : 20x/mnt
Enzim 70 – 110 mg/dL L
AST 14,4 Tekanan Darah : 10/10/05
ALT 18,7 120/70 mm/Hg
Metabolism.Glukosa H Nadi : 88x/mnt
Glukosa puasa 102 70 – 140 mg/dL H Suhu : 36,4˚C
130 H Nafas : 20x/mnt
116 70 – 140 mg/dL H
149 H Tekanan Darah : 11/10/05
Glukosa 2 jam PP 318 H 110/70 mm/Hg
202
Glukosa sesaat 195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Urine Nadi : 86x/mnt


Warna kuning Suhu : 36,5˚C
BJ 1,015 Nafas : 20x/mnt
pH 7,5
Lekosit gelap 3-4
Glukosa
Sedimen
15. 950656 Hematologi Tekanan Darah : 2/7/05
Hemoglobin 9,6 12,0-18,0 gr% L 2/7/05 mm/Hg
2/7/05 Hematokrit 28,3 36,0-46,0 % L 2/7/05 Nadi : 80x/mnt
- Hitung Leukosit 21,66 4,10 - 10,9 ribu/mmk H Suhu : ˚C
18/7/05 Eosinofil 0,4 0,0 –5,0 % Nafas : 18 x/mnt
Basofil 0,3 0,0 – 2,0 %
88,3 47,0 – 80,0 % H
Segmen netrofil 0,3 13,0 – 40,0 % L
Limfosit 6,3 2,0 – 11,0 %
Monosit 4,7 4,5 – 5,9 juta/mmk
Eritrosit 353,0 140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
Trombosit 85,5 121,0 fL L
MCV / IER 29,0 31,0 – 37,0 pg L
MCH 33,9 29,0-36,0 g/dL
MCHC 13,3 11,60 – 14,80 %
RDW / Retikulosit 10,2 4,00 – 11,00 fL
MPV / Polikromasi 11,7
PDW / Hipokromia
Metabolit 22,0 19,0 – 43,0 mg/dL
Ureum 0,5 0,80 – 1,50 mg/dL L
Creatinin
Enzim 12,0 17,0 – 59,0 U/L L
AST 4,8 21,0 – 72,0 U/L L
ALT
Elektrolit 133 130 – 150 mmol/L
Natrium 3,4 3,5 – 5,5 mmol/L L
Kalium 93 94 – 111 mmol/L L
Klorida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kalsium 2,34 2,02 – 2,06 mmol/L


Metabolism.Glukosa
Glukosa puasa 163 70 – 110 mg/dL H 3/7/05
161 H 6/7/05
Glukosa 2 jam PP 88 70 – 140 mg/dL L 2/7/05
Glukosa sesaat 277 70 – 140 mg/dL 3/7/05
495 H 8/7/05
298 H 10/7/05
408 H 11/7/05
16. 578215 Hematologi Tekanan Darah : 30/12/05
Hemoglobin 13,9 13,5 - 17,5 gr% 30/12/05 120/80 mm/Hg
30/12/05 Hematokrit 38,3 41,0 - 53,0 % L Nadi : 80x/mnt
- Hitung Leukosit 8,1 4,10 - 10,9 ribu/mmk Suhu : 37˚C
31/12/05 Eosinofil 0,6 0,0 –5,0 % Nafas : 18 x/mnt
Basofil 0,2 0,0 – 2,0 %
Segmen netrofil 72,8 47,0 – 80,0 %
Limfosit 18,9 13,0 – 40,0 %
Monosit 7,5 2,0 – 11,0 %
Eritrosit 4,43 4,5 – 5,9 juta/mmk L
Trombosit 191,0 140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
MCV / IER 86,5 121,0 fL L
MCH 31,4 31,0 – 37,0 pg
MCHC 36,30 29,0-36,0 g/dL
RDW / Retikulosit 11,9 11,60 – 14,80 %
MPV / Polikromasi 10,4 4,00 – 11,00 fL
PDW / Hipokromia 12,1
Metabolit
Ureum 28,7 19,0 – 43,0 mg/dL
Creatinin 0,9 0,80 – 1,50 mg/dL
Cholestrol 176,0 0 – 200 mg/dL
Trigliserida 173,0 0 – 200 mg/dL
HDL Cholestrol 47,8 35 – 36 mg/dL H
LDL 93,6 100 – 159 mg/dL L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17. 971874 Hematologi Tekanan Darah : 14/10/05


Hemoglobin 10,9 13,5 - 17,5 gr% L 14/10/05 100/60 mm/Hg
14/10/05 10,6 L 17/10/05 Nadi : 108x/mnt
- 8,0 L 19/10/05 Suhu : 37,2˚C
31/10/05 7,4 L 20/10/05 Nafas : 20x/mnt
10,5 L 22/10/05
10,4 L 25/10/05 Tekanan Darah : 17/10/05
Hematokrit 31,1 41,0 - 53,0 % L 14/10/05 130/80mm/Hg
31,2 L 17/10/05 Nadi : 96x/mnt
23,6 L 19/10/05 Suhu : 38,5˚C
21,2 L 20/10/05 Nafas : 20x/mnt
30,9 L 22/10/05
30,5 L 25/10/05 Tekanan Darah : 18/10/05
Hitung Leukosit 28,61 4,10 - 10,9 ribu/mmk H 14/10/05 110/70 mm/Hg
Eosinofil 0,3 0,0 –5,0 % Nadi : 88x/mnt
Basofil 1,4 0,0 – 2,0 % 14/10/05 Suhu : 37,2˚C
Segmen netrofil 92,9 47,0 – 80,0 % H Nafas : 20x/mnt
Limfosit 3,4 13,0 – 40,0 % L
Monosit 2,0 2,0 – 11,0 % Tekanan Darah : 19/10/05
Eritrosit 3,71 4,5 – 5,9 juta/mmk L 110/70 mm/Hg
Trombosit 320,000 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – Nadi : 90x/mnt
MCV / IER 83,8 121,0 fL L Suhu : 36˚C
MCH 29,4 31,0 – 37,0 pg L Nafas : 22x/mnt
MCHC 35 29,0-36,0 g/dL
RDW / Retikulosit 13,00 11,60 – 14,80 % Tekanan Darah : 21/10/05
MPV / Polikromasi 9,9 4,00 – 11,00 fL 130/80 mm/Hg
PDW / Hipokromia 11,2 Nadi : 86x/mnt
Metabolit 19,0 – 43,0 mg/dL Suhu : 37˚C
Ureum 67,8 0,80 – 1,50 mg/dL H Nafas : 18x/mnt
Creatinin 1,8 H
Enzim 17,0 – 59,0 U/L Tekanan Darah : 24/10/05
AST 27,0 21,0 – 72,0 U/L 130/70 mm/Hg
ALT 22,0
Elektrolit 130 – 150 mmol/L
Natrium 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kalium 2,08 3,5 – 5,5 mmol/L L Nadi : 88x/mnt


Klorida 97 94 – 111 mmol/L Suhu : 37,8˚C
Kalsium 4,2 2,02 – 2,06 mmol/L H Nafas : 22x/mnt
Urine 25/10/05
Warna kuning Tekanan Darah :
BJ 1,025 110/70 mm/Hg
pH 5 Nadi : 88x/mnt
Lekosit gelap 1-2 Suhu : 37,2˚C
Glukosa + Nafas : 22x/mnt
Eritrosit 0-1 31/10/05
Epitel sedikit Tekanan Darah :
Metabolism.Glukosa 15/10/05 110/70 mm/Hg
Glukosa Puasa 346 70 – 110 mg/dL H 16/10/05 Nadi : 88x/mnt
224 H 17/10/05 Suhu : 37,5˚C
130 70 – 140 mg/dL H 18/10/05 Nafas : 20x/mnt
246 70 – 140 mg/dL H 20/10/05
Glukosa 2jamPP 235 H 21/10/05
Glukosa sesaat 105 H 22/10/05
132 H 15/10/05
348 H 14/10/05
295 H 17/10/05
89 L 18/10/05
172 H
18. 380488 Hematologi Tekanan Darah : 25/7/05
Hemoglobin 7,3 12,0-18,0 gr% L 25/7/05 100/70 mm/Hg
25/7/05 10,2 L 27/7/05 Nadi : 80x/mnt
- Hematokrit 21,7 36,0-46,0 % L 25/7/05 Suhu : 37˚C
2/8/05 31,0 L 27/7/05 Nafas : 22x/mnt
Hitung Leukosit 14,15 4,10 - 10,9 ribu/mmk H 25/7/05
Eosinofil 1,3 0,0 –5,0 % Tekanan Darah : 26/7/05
Basofil 0,4 0,0 – 2,0 % 100/70 mm/Hg
Segmen netrofil 79,0 47,0 – 80,0 % Nadi : 80x/mnt
Limfosit 14,6 13,0 – 40,0 % Suhu : 36,2˚C
Monosit 4,7 2,0 – 11,0 % Nafas : x/mnt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Eritrosit 2,5 4,5 – 5,9 juta/mmk L


Trombosit 416 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – Tekanan Darah : 30/7/05
MCV / IER 86,6 121,0 fL L 110/80 mm/Hg
MCH 29,2 31,0 – 37,0 pg L Nadi : x/mnt
MCHC 33,6 29,0-36,0 g/dL Suhu : 36,6˚C
RDW / Retikulosit 13,3 11,60 – 14,80 % Nafas : x/mnt
MPV / Polikromasi 9,0 4,00 – 11,00 fL
PDW / Hipokromia 9,1 Tekanan Darah : 31/7/05
Metabolism.Glukosa 110/70 mm/Hg
Glukosa puasa 246 70 – 110 mg/dL H 26/7/05 Nadi : 80x/mnt
176 H 27/7/05 Suhu : 37˚C
Glukosa 2 jam PP 179 70 – 140 mg/dL H 30/7/05 Nafas : x/mnt
183 H 2/8/05
Glukosa sesaat 137 70 – 140 mg/dL H 26/7/05
210 H 30/7/05
215 H 25/7/05
65 L 26/7/05
225 H 27/7/05
248 H 29/7/05
19. 971821 Hematologi Tekanan Darah : 13/10/05
Hemoglobin 7,3 12,0-18,0 gr% L 13/10/05 140/90 mm/Hg
13/10/05 12,1 L 14/10/05 Nadi : 90x/mnt
- 11,6 L 15/10/05 Suhu : 36,8˚C
2/11/05 10,1 L 20/10/05 Nafas : 20x/mnt
11,6 L 28/10/05
Hematokrit 23,2 36,0-46,0 % L 13/10/05 Tekanan Darah : 18/10/05
35 L 14/10/05 mm/Hg
34 L 15/10/05 Nadi : 80x/mnt
29,6 L 20/10/05 Suhu : 36,2˚C
35,7 L 28/10/05 Nafas 20 x/mnt
Hitung Leukosit 12,4 4,10 - 10,9 ribu/mmk H 14/10/05
Trombosit 250 140 – 440 ribu/mmk 14/10/05
Metabolit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Protein total 7,7 6,60 – 8,7 gr/dL 13/10/05


6,7 14/10/05
6,2 20/10/05
Albumin 2,1 3,5 – 5,50 gr/dL L 13/10/05
1,8 L 14/10/05
2,2 L 20/10/05
Globulin 5,6 3,1– 3,2 gr/dL H 13/10/05
4,9 H 14/10/05
4,0 H 20/10/05
Bilirubin total 0,47 13/10/05
Bilirubin direk 0,06
Bilirubin indirek 0,41
Ureum 13,1 19,0 – 43,0 mg/dL L
Creatinin 0,5 0,80 – 1,50 mg/dL L
Enzim
AST 81,9 17,0 – 59,0 U/L H
ALT 57,8 21,0 – 72,0 U/L
Elektrolit
Natrium 130 130 – 150 mmol/L
Kalium 5,5 3,5 – 5,5 mmol/L
Klorida 96 94 – 111 mmol/L
Kalsium 2,07 2,02 – 2,06 mmol/L H
Urine
Warna kuning
BJ 1,005
pH 6,5
Lekosit gelap 3-4
Eritrosit 0,1
Epitel sedikit
Metabolism.Glukosa
Glukosa Puasa 273 70 – 110 mg/dL H 16/10/05
Glukosa 2jam PP 406 70 – 140 mg/dL H 16/10/05
Glukosa sesaat 211 70 – 140 mg/dL H 13/10/05
345 H 15/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180 H 19/10/05
326 H 20/10/05
274 H 21/10/05
51 L 22/10/05

20. 971784 Hematologi Tekanan Darah : 12/10/05


Hemoglobin 14,9 12,0-18,0 gr% 12/10/05 130/80 mm/Hg
12/10/05 Hematokrit 43,8 36,0-46,0 % 12/10/05 Nadi : 84x/mnt
- Hitung Leukosit 44,15 4,10 - 10,9 ribu/mmk H 12/10/05 Suhu : 37,5˚C
24/11/05 6,60 H 19/10/05 Nafas : 20x/mnt
Eosinofil 0,3 0,0 –5,0 % 12/10/05
Basofil 0,2 0,0 – 2,0 % Tekanan Darah : 13/10/05
Segmen netrofil 88,1 47,0 – 80,0 % H 120/80 mm/Hg
Limfosit 7,1 13,0 – 40,0 % L Nadi : 92x/mnt
Monosit 4,3 2,0 – 11,0 % Suhu : 37˚C
Eritrosit 4,77 4,5 – 5,9 juta/mmk Nafas : 20x/mnt
Trombosit 270 140 – 440 ribu/mmk 92,0 –
MCV / IER 91,8 121,0 fL Tekanan Darah : 17/10/05
MCH 31,2 31,0 – 37,0 pg 120/80 mm/Hg
MCHC 34,00 29,0-36,0 g/dL Nadi : 84x/mnt
RDW / Retikulosit 13,6 11,60 – 14,80 % Suhu : 36,9˚C
MPV / Polikromasi 10,5 4,00 – 11,00 fL Nafas : 20x/mnt
PDW / Hipokromia 11,0
Metabolit
Ureum 14,5 19,0 – 43,0 mg/dL L
Creatinin 0,70 0,80 – 1,50 mg/dL L 12/10/05 Tekanan Darah : 19/10/05
Metabolism.Glukosa 110/70 mm/Hg
Glukosa puasa 175 70 – 110 mg/dL H 13/10/05 Nadi : 88x/mnt
112 H 17/10/05 Suhu : 36,9˚C
Glukosa 2 jam PP 190 70 – 140 mg/dL H 13/10/05 Nafas : 22x/mnt
305 H 17/10/05
Glukosa sesaat 256 70 – 140 mg/dL H 12/10/05
138 H 19/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21. 974945 Hematologi Tekanan Darah : 25/12/05


Hemoglobin 10,1 12,0-18,0 gr% L 25/12/05 90/60 mm/Hg
25/12/05 9,9 L 29/12/05 Nadi : 92x/mnt
- Hematokrit 29,6 36,0-46,0 % L 25/12/05 Suhu : 38,2˚C
1/1/06 28,6 L 29/12/05 Nafas : x/mnt
Hitung Leukosit 20,460 4,10 - 10,9 ribu/mmk H 25/12/05
Eosinofil 0,4 0,0 –5,0 % Tekanan Darah : 26/12/05
Basofil 0,2 0,0 – 2,0 % 90/60 mm/Hg
Segmen netrofil 92,7 47,0 – 80,0 % H Nadi : 100x/mnt
Limfosit 4,6 13,0 – 40,0 % L Suhu : 38,5˚C
Monosit 2,1 2,0 – 11,0 % Nafas : x/mnt
Trombosit 311 140 – 440 ribu/mmk
Masa perdarahan 2 menit 2,00 – 7,00 menit Tekanan Darah : 27/12/05
Masa tromboplastin 49 detik 23,4 – 36,8 detik H 120/70 mm/Hg
Masa penjendalan 10 menit 5,00 – 12,00 menit Nadi : 100x/mnt
Metabolit Suhu : 37,4˚C
Ureum 30,5 19,0 – 43,0 mg/dL Nafas : x/mnt

Creatinin 1,40 0,80 – 1,50 mg/dL 25/12/05 Tekanan Darah : 28/12/05


Protein total 6,8 6,60 – 8,7 gr/dL 100/70 mm/Hg
Albumin 3,0 3,5 – 5,50 gr/dL L Nadi : 90x/mnt
Globulin 3,8 3,1– 3,2 gr/dL H Suhu : 38,8˚C
Enzim Nafas : x/mnt
AST 21,9 17,0 – 59,0 U/L
ALT 23,1 21,0 – 72,0 U/L Tekanan Darah : 30/12/05
Metabolism.Glukosa 100/60 mm/Hg
Glukosa puasa 102 70 – 110 mg/dL H 25/12/05 Nadi : 88x/mnt
139 H 29/12/05 Suhu : 36,5˚C
Glukosa 2 jam PP 126 70 – 140 mg/dL H 25/12/05 Nafas : x/mnt
139 H 29/12/05
Glukosa sesaat 260 70 – 140 mg/dL H 25/12/05
179 H 28/12/05
99 L 29/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22. 969128 Hematologi Tekanan Darah : 10/8/05


Hemoglobin 11,1 12,0-18,0 gr% L 10/8/05 120/70 mm/Hg
10/8/05 Hematokrit 34 36,0-46,0 % L 10/8/05 Nadi : 90x/mnt
- Hitung Leukosit 21,36 4,10 - 10,9 ribu/mmk H Suhu : 37˚C
20/8/05 Eosinofil 2,8 0,0 –5,0 % Nafas : 20x/mnt
Basofil 0,8 0,0 – 2,0 %
Segmen netrofil 81,4 47,0 – 80,0 % H Tekanan Darah : 12/8/05
Limfosit 11,3 13,0 – 40,0 % L 110/70 mm/Hg
Monosit 4,00 2,0 – 11,0 % Nadi : 84x/mnt 16/8/05
Eritrosit 4,11 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – L Suhu : 36,4˚C
Trombosit 437,000 440 ribu/mmk L Nafas 20 x/mnt
MCV / IER 92,0 – 121,0 fL L Tekanan Darah :
MCH 82,7 31,0 – 37,0 pg 15/8/05 140/90 mm/Hg
MCHC 27 29,0-36,0 g/dL 10/8/05 Nadi : 84x/mnt
Metabolit 32,6 10/8/05 Suhu : 37˚C 18/8/05
Ureum 19,0 – 43,0 mg/dL 12/8/05 Nafas 20 x/mnt
Creatinin 27 0,80 – 1,50 mg/dL 15/8/05
Enzim 0,9 Tekanan Darah :
AST 17,0 – 59,0 U/L 120/90 mm/Hg
ALT 18 21,0 – 72,0 U/L Nadi : 84x/mnt
Metabolism.Glukosa 21 H Suhu : 37˚C
Glukosa puasa 70 – 110 mg/dL H Nafas 20 x/mnt
Glukosa 2 jam PP 223 70 – 140 mg/dL H
Glukosa sesaat 314 70 – 140 mg/dL H
288 H
178
225
23. 970427 Hematologi Tekanan Darah : 11/9/05
Hemoglobin 8,5 12,0-18,0 gr% L 11/9/05 130/90 mm/Hg
11/9/05 10,7 L Nadi : 85x/mnt
- 9,7 L Suhu : 37˚C
21/9/05 Hematokrit 25,1 36,0-46,0 % L Nafas : x/mnt
30 L
30 L Tekanan Darah : 18/9/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hitung Leukosit 26,47 4,10 - 10,9 ribu/mmk H 11/9/05 mm/Hg 21/9/05


Trombosit 535 140 – 440 ribu/mmk H Nadi : x/mnt
Metabolit Suhu : 39˚C
Ureum 31 19,0 – 43,0 mg/dL Nafas : x/mnt
Creatinin 0,8 0,80 – 1,50 mg/dL
Enzim
AST 52 17,0 – 59,0 U/L
ALT 52 21,0 – 72,0 U/L
Elektrolit
Natrium 141 130 – 150 mmol/L 13/9/05
Kalium 3,6 3,5 – 5,5 mmol/L 16/9/05
Klorida 99 94 – 111 mmol/L H 16/9/05
Kalsium 2,45 2,02 – 2,06 mmol/L 11/9/05
Metabolism.Glukosa H 13/9/05
Glukosa puasa 106 70 – 110 mg/dL H 14/9/05
129 H 11/9/05
Glukosa 2 jam PP 136 70 – 140 mg/dL H
Glukosa sesaat 165 70 – 140 mg/dL H
129 H
283 H
139
24. 515033 Hematologi Tekanan Darah : 21/9/05
Hemoglobin 10,10 13,5 - 17,5 gr% L 21/9/05 130/80 mm/Hg
21/9/05 15 L 25/9/05 Nadi : 42x/mnt
- 10,20 27/9/05 Suhu : 37˚C
26/9/05 Hematokrit 42 41,0 - 53,0 % 25/9/05 Nafas : 20x/mnt
Hitung Leukosit 28,82 4,10 - 10,9 ribu/mmk H 21/9/05
Basofil 0,3 0,0 – 2,0 % 21/9/05 Tekanan Darah : 24/9/05
Limfosit 5,17 13,0 – 40,0 % L 140/90 mm/Hg
Eritrosit 97,4 4,5 – 5,9 juta/mmk H 25/9/05 Nadi : 80x/mnt
MCV / IER 87,6 92,0 – 121,0 fL L 21/9/05 Suhu : 36,5˚C
MCH 29,0 31,0 – 37,0 pg L Nafas x/mnt
MCHC 33,1 29,0-360 g/dL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Metabolit 25/9/05 Tekanan Darah : 25/9/05


Protein total 6,1 6,60 – 8,7 gr/dL L 21/9/05 140/90 mm/Hg
Albumin 3,3 3,5 – 5,50 gr/dL L 25/9/05 Nadi : 80x/mnt
Globulin 2,8 3,1– 3,2 gr/dL L Suhu : 36,8˚C
Ureum 55 19,0 – 43,0 mg/dL H Nafas: x/mnt
21,0 26/9/05
Creatinin 1,8 0,80 – 1,50 mg/dL H Tekanan Darah :
1,2 140/100 mm/Hg
Cholestrol 168 0 – 200 mg/dL Nadi : 84x/mnt
Trigliserida 169 0 – 200 mg/dL Suhu : 37˚C
HDL Cholestrol 41 35 – 36 mg/dL Nafas : x/mnt
LDL 93,2 100 – 159 mg/dL L 21/9/05 28/9/05
Bilirubin total 0,43 0,0-1,1 mg/dL Tekanan Darah :
Bilirubin direk 0,16 0,0-0,30 mg/dL 120/70 mm/Hg
Bilirubin indirek 0,27 25/9/05 Nadi : 84x/mnt
Enzim Suhu : 36,4˚C
AST 250 17,0 – 59,0 U/L H Nafas 20 x/mnt
ALT 239 21,0 – 72,0 U/L H
Elektrolit
Natrium 134 130 – 150 mmol/L 22/9/05
142
Kalium 4,6 3,5 – 5,5 mmol/L 25/9/05
4,5
Klorida 105 94 – 111 mmol/L 22/9/05
105 23/9/05
Kalsium 2,25 2,02 – 2,06 mmol/L H 24/9/05
2,14 2,02 – 2,06 mmol/L H 26/9/05
Metabolism.Glukosa 22/9/05
Glukosa puasa 89 70 – 110 mg/dL 26/9/05
126
232
240
Glukosa 2 jam PP 87 70 – 140 mg/dL
347
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Glukosa sesaat 226 70 – 140 mg/dL 21/9/05


203 23/9/05
350 25/9/05
312 26/9/05
108 27/9/05
Urine
Glukosa sedikit 25/9/05
Sedimen banyak
Lekosit pucat 1-2
Lekosit gelap 5-6
Eriotrosit 1-2
Epitel silinder sedikit
Epitel glanular 1-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4
Hasil Pemeriksaan Kultur Bakteri pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No : 4 (4/8/05) No : 6 92/8/05) No : 7 (27/7/05) No : 8 (2/11/05)
No. RM : 968807 No. RM : 957682 No. RM : 529282 No. RM : 461182
Bakteri : Staphylococcus aureus Bakteri : Staphylococcus epidermidis Bakteri : Proteus vulgaris Bakteri : Enterobacter
Enterobacter
Jenis Antibiotika Staphylococcus Jenis Antibiotika Staphylococcus Jenis Antibiotika Proteus Enterobacter Jenis Enterobacter
aureus epidermidis vulgaris Antibiotika
SMX-TMP S SMX-TMP SMX-TMP R R SMX-TMP
Koramfenikol S Koramfenikol R Koramfenikol R S Koramfenikol R
Ampicilin R Ampicilin R Ampicilin R R Ampicilin R
Nitrofurantoin R Nitrofurantoin R Nitrofurantoin Nitrofurantoin R
Nali diexic acid S Nali diexic acid R Nali diexic acid R S Nali diexic acid S
Tetracyclin S Tetracyclin R Tetracyclin R S Tetracyclin S
Gentamycin S Gentamycin S Gentamycin S S Gentamycin R
Penicilin G R Penicilin G S Penicilin G R R Penicilin G R
Eritromicin R Eritromicin R Eritromicin R R Eritromicin
Kanamycin S Kanamycin R Kanamycin R S Kanamycin R
Streptomycin S Streptomycin R Streptomycin R S Streptomycin S
Amikin S Amikin S Amikin S S Amikin
Ceradolan S Ceradolan R Ceradolan S R Ceradolan R
Fortum Fortum S Fortum S R Fortum S
Rochepin S Rochepin S Rochepin S R Rochepin S
Tequin S Tequin S Tequin S S Tequin S
Tavivid S Tavivid R Tavivid S S Tavivid S
Maxipime S Maxipime S Maxipime S Maxipime
Ceftum S Ceftum S Ceftum S S Ceftum S
Cravit S Cravit R Cravit Cravit
Trenam S Trenam S Trenam S S Trenam S
Meronem Meronem S Meronem Meronem
Cefrin S Cefrin R Cefrin S R Cefrin R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No : 9 (10/9/05) No : 11 (16/11/05) No : 17 (17/9/05) No : 23 (4/9/05)


No. RM : 970344 No. RM : 973120 No. RM : 971874 No. RM : 970427
Bakteri : Staphylococcus Bakteri : Staphylococcus aureus Bakteri : Klebsiella sp. Bakteri : Staphylococcus epidermidis,
epidermidis Enterococcus
Jenis Antibiotika S. epidermidis Jenis Antibiotika Staphylococcus Jenis Antibiotika Klebsiella sp. Jenis S. Enterococcus
aureus Antibiotika epidermidis
SMX-TMP SMX-TMP SMX-TMP R SMX-TMP S R
Koramfenikol R Koramfenikol S Koramfenikol R Koramfenikol S S
Ampicilin R Ampicilin S Ampicilin R Ampicilin S S
Nitrofurantoin R Nitrofurantoin R Nitrofurantoin R Nitrofurantoin
Nali diexic acid R Nali diexic acid S Nali diexic acid R Nali diexic acid R S
Tetracyclin R Tetracyclin R Tetracyclin R Tetracyclin S
Gentamycin S Gentamycin R Gentamycin R Gentamycin S S
Penicilin G S Penicilin G R Penicilin G R Penicilin G S S
Eritromicin R Eritromicin S Eritromicin R Eritromicin S S
Kanamycin R Kanamycin R Kanamycin R Kanamycin S S
Streptomycin R Streptomycin S Streptomycin S Streptomycin S S
Amikin S Amikin R Amikin S Amikin S S
Ceradolan R Ceradolan S Ceradolan R Ceradolan S S
Fortum S Fortum R Fortum R Fortum S S
Rochepin S Rochepin S Rochepin R Rochepin S S
Tequin S Tequin S Tequin R Tequin S S
Tavivid R Tavivid S Tavivid R Tavivid S S
Maxipime S Maxipime S Maxipime S Maxipime S S
Ceftum S Ceftum S Ceftum S Ceftum S S
Cravit R Cravit Cravit Cravit
Trenam S Trenam S Trenam R Trenam S S
Meronem S Meronem Meronem Meronem
Cefrin R Cefrin S Cefrin S Cefrin S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No : 18 (25/7/05) No :20 (20/9/05) No : 21 (29/12/05) No : 22 (10/8/05)


No. RM : 380488 No. RM : 971784 No. RM : 974945 No. RM : 969128
Bakteri : Staphylococcus aureus Bakteri : Pseudomonas sp. Bakteri : MRSA Bakteri : Enterobacter
Enterobacter
Jenis Antibiotika Staphylococcus Jenis Antibiotika Staphylococcus Jenis MRSA Enterobacter Jenis Enterobacter
aureus aureus Antibiotika Antibiotika
SMX-TMP SMX-TMP R SMX-TMP SMX-TMP
Koramfenikol S Koramfenikol R Koramfenikol R R Koramfenikol R
Ampicilin S Ampicilin R Ampicilin S R Ampicilin R
Nitrofurantoin R Nitrofurantoin S Nitrofurantoin S R Nitrofurantoin R
Nali diexic acid Nali diexic acid R Nali diexic acid S S Nali diexic S
Tetracyclin R Tetracyclin R acid
Gentamycin S Gentamycin S Tetracyclin R S Tetracyclin S
Penicilin G S Penicilin G R Gentamycin S R Gentamycin R
Eritromicin R Eritromicin R Penicilin G R R Penicilin G R
Kanamycin S Kanamycin R Eritromicin Eritromicin
Streptomycin S Streptomycin S Kanamycin R R Kanamycin R
Amikin S Amikin R Streptomycin R S Streptomycin S
Ceradolan S Ceradolan S Amikin S Amikin
Fortum S Fortum R Ceradolan R Ceradolan R
Rochepin S Rochepin S Fortum R S Fortum S
Tequin S Tequin S Rochepin R S Rochepin S
Tavivid S Tavivid S Tequin S S Tequin S
Maxipime R Maxipime Tavivid R S Tavivid S
Ceftum S Ceftum S Maxipime R Maxipime
Cravit Cravit Ceftum R S Ceftum S
Trenam S Trenam Cravit Cravit
Meronem Meronem Trenam R S Trenam S
Cefrin S Cefrin Meronem Meronem
Cefrin R R Cefrin R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5

Daftar Obat Yang Diberikan Kepada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi
Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Periode Juli –Desember 2005

1. ANTIDIABETIK
Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang Jumlah
α- Glucosidase acarbose Glucobay® 7
inhibitor
Biguanid metformin Diabex® 4
glimepirid Amaryl® 2
Metrix® 5
Pemicu sekresi Glinid repraglinid Novonorm® 1
insulin Thiazolindion rosiglitazone Avandia® 1
Sulfonilurea glikasid Zumadiac® 2
Insulin Kerja singkat Crystal Zinc Insulin (CZI) Actrapid® 12
Kerja menengah Netral Protamine Insulatard® 5
Hagedorn (NPH)

2. ANTIINFEKSI

Golongan Nama Generik Nama Dagang Jumlah


Sefalosporin seftazidim Fortum® 4
Ceftum® 1
seftriakson Ceftriaxone® 8
sefazolin Cefazolin® 1
Cefazol® 1
sefpodiksim Banan® 1
sefepim Maxipime® 1
sefotiam Ceradolan® 3
moksifloksasin Avelox® 5
cefditoren pifoxil Meiact® 1
ceftaxim Claforan® 1
Aminoglikosida gentamisin Gentamycin® 1
Garamycin® 2
Gentamerck® 1
amikasin Amikin® 1
Mikasin® 1
dibekasin Dibekasin® 1
Kuinolon levafloksasin Cravit® 4
siprofloksasin Ciprofloxacin® 2
Tequin® 1
Quidex® 2
ofloksasin Tarivid® 1
Ofloxacin® 1
Cravox® 1
Makrolid klaritromisin Abbotic XL® 2
Abbotic® 1
Penicilin sultamisilinatobilat Bactecyn® 7
sulbenicilin Kedacillin® 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Golongan Nama Generik Nama Dagang Jumlah


amoksisilin Clavamox® 1
Kloramfenikol thiamfenikol Thiamphenicol® 1
Klindamisin clyndamicin Clyndamicin® 1
Antibiotika lain teicoplamin Targosid® 1
metronidazol Metronidazole® 8
Flagyl® 3
Flagyl Forte® 1

3. SISTEM SARAF PUSAT

Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang Jumlah


Antipsikotik haloperidol Serenace® 1
Obat untuk mual Antagonis 5 HT3 domperidon Vometa® 3
dan vertigo metoklopramid Vomidex® 1
ondansetron Narfos® 1

4. ANALGESIK

Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah


Analgesik non opioid Ketorolak Toradol® 3
Remopain® 7
Metamizol Novalgin® 2
Parasetamol Parasetamol® 9
Tinoridin Nonflamin® 4
Asetosal Farmasal® 3
Metampiron + Diazepam Yekalgin® 1
Analgesik opioid Tramadol HCl Tramal® 1

5. OBAT SISTEM SALURAN CERNA

Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah


Anti tukak Antagonis ranitidin Rantin® 2
reseptor H2
Khelator dan sukralfat Inpepsa ® 1
senyawa
kompleks
Penghambat omeprazol OMZ® 1
pompa proton Dudencer® 1
lanzoprazol Prosogan 1
Antasida aluminium hidroksida Mylanta® 1
natrium rebeprazol Pariet® 1
Enzim saluran protese, amylase, lipase Enzyplex® 1
cerna
Anti diare Antimotilitas codein fosfat Codein® 1
Digestan Lacbon® 1

6. OBAT YANG MEMPENGARUHI DARAH DAN GIZI


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah


Cairan dan glukosa Glucose® 1
elektrolit Dextrosa® 2
maltosa Martos® 5
ringer lactat/asetat Asering® 19
RL 4
natrium asetat KAEN B 2
natrium klorida NaCl 10
kalsium Calos® 1
Pengganti plasma dan plasbumin Plasbumin-5®
1
albumin
Vitamin Vitamin B/ dengan Neurobion® 2
vitamin C Neurobion 5000® 1
Surbex-T® 2
Cernevit® 2
Multivitamin/ dengan vitamin C, seng Zegase®
2
mineral sulfat, selenium
Antianemia Anemia defisiensi besi Feroglukonat Venofer®
1
(FeOH3)

7. OBAT SISTEM KARDOVASKULER

Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah


Antiplatelet asetosal Ascardia® 1
Antiritmia jantung Pletaal® 10
Hemostatik dan asam traneksamat Kalnex® 6
fibrinolitik ethamcylate Dycinone® 1
Vasodilator pentoksifilin Trental ® 3
perifer Tarontal® 2
clopidrogel Plavix® 1
Obat migren pizotifen Lysagor® 2
Antihipertensi Diuretika tiazid hidroklortiazid HCT® 1
ACE Inhibitor captopril Captensin® 1
Kaptopril 1
ramipril Triatec® 1

8. OBAT OTOT SKELET DAN SENDI

Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah


Obat reumatik dan AINS Cataflam-D®
natrium diklofenak 3
gout
Cataflam® 3
ketoprofen Kaltrofen® 1
Pronalges® 2
celecoxib Celebrex® 1
Antigout alopurinol Zyloric® 1

9. OBAT SISTEM PERNAFASAN

Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah


Antitusif codein fosfat Codein® 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Lampiran 6

Distribusi 10 Besar Penyakit Rawat Inap RS. Bethesda Tahun 2005

No. Kode ICD-X Diagnosa Jumlah


1. A 09 Dearrhoe and Gastroenteritis of presumed infection origin 1160
2. I 64 Stroke, not specified as haemorrhage or infarction/cva 668
3. Z 38.0 Neonatus/Singleton, born inside hospital 590
4. S 62.0 Closed-Diffuse brain injuri/contusion cerebri 474
5. B 34.9 Viral infection,unspecified 472
6. E 10-14 IDDM, NIDDM, Diabetes Mellitus 400
7. S 06.0.0 Comotio cerebri 381
8. O 80.0 Spontaneous vertex delivery/partus 313
9. N 39.0 UTI (Urinary Tract Infection), site not specified/ISK 307
10. J 45.9 Asthma, unspecified 382

Distribusi Macam-Macam Komplikasi Diabetes Melitus di Rawat Inap


RS. Bethesda Tahun 2005

No. Kode ICD-X Diagnosa Jumlah


1. E 10.1 IDDM + ketoacidosis 1
2. E 10.5 IDDM + Peripheral Cilculatory Complication 1
3. E 10.9 IDDM without complication 3
4. E 11.0 NIDDM + coma 1
5. E 11.5 NIDDM + Peripheral Cilculatory Complication 2
6. E 11.9 NIDDM without complication 2
7. E 14.0 DM + coma 36
8. E 14.1 DM + ketoacidosis 7
9. E 14.2 DM + renal complication 48
10. E 14.5 DM + ulcer 89
11. E 14.3 DM + ophthalmic complication 2
12. E 14.6 DM + arthropathy 6
13. E 14.9 DM unspecified 203
Jumlah 400

Jumlah Pasien Diabetes Melitus dan DM dengan Komplikasi Ulkus di Rawat


Inap RS. Bethesda Tahun 2002-2005

Jumlah pasien
No. Kode ICD-X Diagnosa
2002 2003 2004 2005
1. E 10-E 14 Diabetes Melitus 410 416 416 402
2. E 14.5 DM + ulcer 34 67 77 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Anda mungkin juga menyukai