Resep 1 RACIKAN
A. Telaah administrative
Persyaratan Tidak
No Ada Keterangan
Administrasi Ada
1 Nama Pasien √ A.muh. R
2 Jenis kelamin √ Diketahui pasien Laki-laki
3 Usia / Tanggal Lahir √ 5 tahun
4 Berat badan √ 15 kg
5 Pasien baru/ lama √ Tidak diketahui
6 Nama dokter √ Tidak dicantumkan
7 Paraf dokter √
8 Tanggal resep √ 10 Januari 2017
9 Alamat praktek √ Adhyaksa 45
B. Telaah farmasetik
Persyaratan Tidak
No Ada Keterangan
farmasetik Ada
Dexamethasone,ibuprofen,
1 Nama obat √
vitamin c, amoxicillin syrup
Tidak dicantumkan
2 Bentuk sediaan √
Tidak
No Persyaratan klinis Sesuai Keterangan
sesuai
Karena untuk
1 Tepat indikasi √ diagnose
peradangan bisul
Berada diatas dosis
2 Tepat dosis √ lazim
Frekuensi lebih
3 Tepat frekuensi √
banyak
Tepat waktu 3x sehari
4 √
penggunaan
Tidak ada Tidak ada
5 √
duplikasi/polifarmasi
Alergi dan efek Tidak ada
6 √
samping
Tidak ada Tidak ada
7 √
kontraindikasi
Ada interaksi antara
8 Tidak ada interaksi ibuprofen dan
dexamethasone
1. Obat racikan
Obat racikan dalam resep mengandung dexamethasone,
ibuprofen dan vitamin c .dexamethasone diindikasikan sebagai anti
radang, ibuprofen diindikasikan sebagai anti nyeri dan vitamin c
setelah meminum obat tersebut. Dari kombinasi kedua obat ini
ditemukan interaksi obat antara dexamethasone dengan ibuprofen
namun tidak membahayakan pasien, akan tetapi dianjurkan kepada
pasien untuk menghubungi dokter jika timbul efek samping seperti
pendarahan, pusing ringan dan sakit perut yang parah
(www.drugs.com)
a. Dexamethasone (Data Obat Indonesia,
Dosis lazim dexamethasone = 0,5- 2 mg . Dosis yang diberikan
dokter yaitu:
Dosis sehari :
5
x 0,5 mg – 2 mg= 0,147mg - 0,6 mg
5+12
D. KESIMPULAN
Dari hasil telaah resep diatas dapat disimpulkan bahwa dari segi
administrative tidak sesuai Karena resep tersebut tidak
mencantumkan nama dokter dan alamat pasien, dimana nama dokter
sangat diperlukan untuk dilakukan dispensing sehingga jika ada obat
yang tidak tersedia maka dengan mudah dapat langsung dikonfirmasi
kepada dokter yang menuliskan resep akan tetapi hal ini dapat diatasi
dengan langsung mengkonfirmasi kepada dokter pada saat pasien
mnyerahkan obatnya di apotek,sedangkan alamat pasien berguna
untuk mencegah terjadinya kekeliruan dalam penyerahan obat akan
tetapi hal ini dapat diatasi dengan menanyakan langsung kepada
pasien alamatnya. Dari segi farmaseutik dan klinis telah sesuai. Maka
dari hasil skrining resep diatas resep tersebut sesuai dan dapat
diserahkan kepada pasien.
E. ETIKET
No. Tgl.
Nama :
x sehari tablet/Kapsul/Bungkus
(pagi-siang-malam)
Sebelum/Sesudah makan
Nama Obat :
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
No. Tgl.
Nama :
Nama Obat :
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
F. Copy resep
SALINAN RESEP
R/
PCC
PARAF
(A.Wahyuni Kadir, S.farm., Apt)
B. Telaah farmaseutik
Persyaratan Tidak
No Ada Keterangan
farmasetik Ada
Valisanbe 2 ,flamar,
1 Nama obat √
omeprazole
Tidak dicantumkan
2 Bentuk sediaan √
C. Telaah klinis
Tidak
No Persyaratan klinis Sesuai Keterangan
sesuai
Karena diagnose
1 Tepat indikasi √ myalgia dan
dispepsia
Terdapat obat ang
Omeprazole
3 Tepat frekuensi √ Frekuensi lebih
banyak
Tepat waktu Tepat
4 √
penggunaan
Tidak ada Tidak ada
5 √
duplikasi/polifarmasi
Alergi dan efek Tidak ada
6 √
samping
Tidak ada Tidak ada
7 √
kontraindikasi
Ada interaksi antara
8 Tidak ada interaksi omeprazole dan
diazepam
1. Valisanbe ® (data obat Indonesia,2002)
valisanbe® mengandung diazepam yang diindikasikan untuk
relaksasi otot. Dosis yang diberikan telah sesuai karena berada
pada rentang dosis lazim.
Dosis Maksimum (DM) sehari = 40 mg
Berdasarkan resep, Diazepam yang diberikan 2 mg
Dalam resep diberikan Diazepam 2 mg dua kali sehari atau setara
dengan 4 mg.
Pemakaian:
- Sekali pakai 1 x 2 mg = 2 mg
- Sehari pakai 2 x 2 mg = 4 mg <40 mg
Jadi, dosis yang diberikan aman karena tidak melewati dosis
maksimum
Komposisi
Setiap tablet mengandung diazepam 2 mg
Indikasi
1. Antiansietas termasuk neurosis ansietas, gejala-gejala ansietas
2. Antidepresi termasuk ansietas yang berkaitan dengan depresi
3. Antipanik termasuk penyakit-penyakit atau gangguan panik
dengan atau tanpa agoraphobia
Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap benzodiazepin, penderita
glaukoma sudut sempit akut, penderita insufisiensi pulmonari akut.
Dosis
1. Ansietas : 0,25 – 0,5 mg 3 kali sehari. Max 4 mg sehari dalam
dosis terbagi.
2. Gangguan panik : 0,5 – 1,0 mg diberikan pada malam hari atau
0,5 mg 3 kali sehari.
3. Untuk pasien usia lanjut, debil dan gangguan fungsi hati berat :
0,25 mg 2-3 kali sehari.
4. Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap.
Peringatan dan Perhatian
1. Dapat menyebabkan ketergantungan;
2. Jangan digunakan sebagai pengobatan tunggal pada pasien
depresi atau kecemasan dengan depresi.
3. Selama menggunakan obat ini dilarang mengendarai atau
mengoprasikan mesin.
4. Hati-hati bila diberikan pada anak <10 tahun, wanita hamil dan
menyusui, penderita penyakit hati dan ginjal kronis, penyakit
respirasi, kelemahan otot dan riwayat penyalah gunaan obat
atau alcohol;
5. Hati-hati pemakaian pada penderita "pulmonary insufficiency"
kronik
Efek Samping
1. Yang sering terjadi: drowsiness, kekeringan, sakit kepala ringan
2. Yang jarang terjadi: perubahan berat badan, nervousness,
gangguan memori/amnesia, gangguan koordinasi, gangguan
gastrointestinal dan manifestasi autonomik, pandangan kabur,
sakit kepala, depresi, insomnia tremor
3. Seperti benzodiazepin yang lain, dapat terjadi: stimulasi, agitasi,
kesulitan berkonsentrasi, konfusi, halusinasi, peningkatan
tekanan intraocular.
2. FlamarR (data obat Indonesia,2002)
Flamar mengandung natrium diklofenak yang diindikasikan sebagai
anti inflamasi, analgesik anti piretik.dosis yang diberikan sudah
sesuai karena berada pada rentang dosis lazim.
Dosis Maksimal sehari 150 mg
Pada resep yang diberikan oleh dokter 2 x sehari atau setara
dengan 100 mg.
Pemakaian :
Dosis sekali : 1 x 50 mg : 50 mg
Dosis sehari : 2 x 50 mg : 100 mg < 150 mg
Jadi, dosis yang diberikan tepat karena tidak melewati dosis
maksimal.
Komposisi
FlamarR mengandung diklofenak 50 mg
Indikasi
Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala reumatoidartritis,
osteotritis dan ankilosing spodilitis.
Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitivitas terhadap diklofenak atau yang
menderita asma, urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau
NSAID lain dan penderita tukak lambung.
Efek samping
Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/keram perut, sakit
kepala, retensi cairan, diare, nausea,konstipasi,flatulen, kelainan
pada hasil ujihati, indigesti, tukak lambung, pusing,ruam,pruritus
dan tinnitus.
Peninggian enzim – enzim aminotransferase (SGOT,SGPT)
hepatitis.
Dalam kasus terbatas gangguan hematologi
Perhatian dan peringatan
Hati –hati penggunaan pada penerita dekomposisi jantung
atau hipertensi, karena diklofenakdapat menyebabkan
retensi cairandan edema.
Hati-hati pada penggunaan penderita gangguan fungsi
ginjal, jantung, hati, penderita,usia lanjut dan penderita
dengan luka atau pendarahan pada saluran pencernaan.
Hindarkan penggunaan pada penderita porfiria hati
Hati-hati pada penggunaan selama kehamilan karena
diklofenak dapat ryenembus plasenta
Diklofenak tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena
diklofenak dieksresikan melalui ASI
Pada anak-anak efektifitas dan keamanannya belum
diketahui dengan pasti,
Dosis dan cara pemakaian
Osteoarthritis : 2 – 3 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75
mg
Rheumatoid artritis : 3 – 4 kali sehari 50 mg atau 2 kali
sehari 75 mg
Ankilosing spondylitis : 4 kali sehari 25 mg, ditambah 25
mg saat akan tidur.
Tablet harus ditelan utuh dengan air, sebelum makan.
Interaksi obat
Penggunaan bersama aspirin akan menurunkan
konsentrasi plasma dan AUC diklofenak.
Diklofenak meningkatkan konsentrasi plasma digoksin
metotreksat, siklosporin dan litium sehingga meningkatkan
toksisitasnya.
Diklofenak menurunkan efek obat-obat diuretic.
3. Omeprazole (data obat Indonesia,2002)
Omeprazole diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek ulkus
duodenum dan refluks gastroesofagel.dosis yang diberikan tidak
tepat karena berada diatas dosis lazim yaitu 20 mg/ hari.
Pada resep diberikan 2 x sehari atau setara dengan 40 mg
Dosis sekali : 1 x 20 mg : 20 mg
Dosis sehari : 2 x 20 mg : 40 mg > 20 mg
Jadi pada resep diatas dosis tidak tepat karena melewati dosis
lazim seharusnya diberikan aturan pakai sekali sehari.
Komposisi
Omeprazole 20 mg
Indiksi
Pengobatan jangka pendek ulkus duodenum aktif. Omeprazole
diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek ulkus duodenum.
Sebagaian besar paien sembuh dalam waktu 4 minggu. Beberapa
pasien memerlukan tambahan terapi selama 4 minggu lagi.
Penyakit refluks gastroesofagul dan keadaan hipersekresi patologik
Kontra indikasi
Omeprazole dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap komponen formulasi obat.
Interaksi obat
Omeprazole dapat memperpanjang eliminasi diazepam, warfarin
dan phenytoin yang dimetabolisme secara oksidasi di dalam hati.
Meskipun pada orang normal obat ini tidak menmbulkan interaksi
dengan theophiline atau propranolol, tetapi ada laporan
yangmenunjukkan adanya interaksi dengan obat-obat lain yang
dimetabolisme memalui system sitokrom P-450. Pasien perlu
dipantau untuk menentukan apakah perlu dilakukan penyesuaian
dosis pada obat-obat ini jika diberikan dengan omeprazole.
Efek samping
Omeprazole secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Baik efek
samping yang dilaporkan dapat terjadi dengan insidens 1 % atau
lebih yaitu sakit kepala, diare, nyeri perut, mual, infeksi saluran
nafas atas, pusing, ruam kulit, konstipasi, batuk, asthenia dan nyeri
punggung
Dosis dan cara pemberian
Pengobatan jangka pendek ulkus duodenum
Dosis oral yang dianjurkan pada orang dewasa adalah 20 mg
sehari. Sebagian besar pasien akan membaik dalam waktu 4
minggu . pasien-pasien tertentu memerlukan tambahan terapi
selama 4 minggu lagi. Penyakit refluks gastroesofagitis dengan
respon yang buruk atau esophagitis erosive berat,maka dosis
anjuran oral pada dewasa adalah 20 mg sehari selama 4 – 8
minggu.
D. KESIMPULAN
Dari telaah resep diatas secara administrative tidak sesuai karena
tidak mencantumkan berat badan pasien akan tetapi dapat dilayani
dengan menanyakan langsung kepada pasien atau dengan melihat
rekam medic pasien. Dari segi farmaseutik telah sesuai dan dari
segi klinis tidak sesuai karena terdapat obat yang pemberiannya
melebihi dosis lazim dan terdapat pengobatan lebih banyak. Maka
dari hasil telaah resep diatas tidak sesuai sebaiknya terlebih dahulu
mengkonfirmasikan kepada dokter tentang dosis omeprazole.
E. ETIKET
No. Tgl.
Nama :
x sehari tablet/Kapsul/Bungkus
(pagi-siang-malam)
Sebelum/Sesudah makan
No. Tgl.
Nama :
x sehari tablet/Kapsul/Bungkus
(pagi-siang-malam)
Sebelum/Sesudah makan
SALINAN RESEP
R/
PCC
PARAF
(A.Wahyuni Kadir, S.farm., Apt)
B. TELAAH FARMASEUTIK
Persyaratan Tidak
No Ada Keterangan
Farmasetik Ada
1 Nama Obat √
2 Bentuk sediaan √ tablet dan inhaler
3 Kekuatan sediaan √
4 Jumlah obat √
Diketahui dari bentuk
sediaan tablet penggunaan
5 Rute pemberian √
secara umum dengan
melalui oral
Disimpan pada suhu kamar
6 Stabilitas obat √
15 – 30o C
7 Ketersediaan √
8 Cara penggunaan √
C. TELAAH KLINIS
Persyaratan Tidak
No Sesuai Keterangan
Klinis Sesuai
1 Tepat Indikasi √
2 Tepat Dosis √
3 Tepat Frekuensi √
Tepat Waktu
4 √
Penggunaan
Tidak ada
5 duplikasi obat/ √ Terdiri dari 2 R/
polifarmasi
Alergi dan Efek
6 √
samping
Tidak Ada
7 √
Kontraindikasi
Tidak ada interaksi antara
Tidak ada seretide diskus inhaler
8 √
Interaksi dengan
methylprednisolone
.
a. Seretide diskus 250 mcg(www.MIMS.com)
Komposisi
Salmeterol 50 mcg dan flutecason propionate 250 mcg
Indikasi
Terapi regular untuk penyakit obstruktif saluran nafas yang
reversible, mencakup asma dan PPOK,termasuk brinkhitis dan
emfisema.
Efek samping
Sesak/ disfonia, sakit kepala, kandiasis mulut, dan
tenggorokan, iritasi tenggorokan, palpitas, bronkospasme,
peredoksial, antralgia dan keram otot.
Perhatian
Tidak untuk terapi gejala urnia akut dan penanganan awal
asma dan TB paru, DM, hypokalemia yang tidak di
terapi,lakukan pengawasan berkala dan laju pertumbuhan pada
anak yang mendapat terapi jangka panjang, hamil, laktasi.
Interaksi
Penyakit beta slektif, dan non selektif, penghambat
CYP450 ( eritromicin, ketokenazol) MAOI,anti depresan
trisiklik, L- dopa, L-tiroksin, oksitosin, anti aritmia, dan xantin.
b. Methylprednisolone 8 mg (data obat Indonesia,2002)
Komposisi
Tiap tablet Methyl predenisolon mengandung Metil
prednisolon 8 mg
Nama Generik
Metil prednisolon
Nama Dagang
Comedrol®, Methylon®, Metisol®, Sanexon®
Indikasi
Kondisi alergi dan inflamasi, penyakit reumatik yang
memberi respon terhadap terapi kortikosteroid, penyakit kulit
dan saluran napas, penyakit endokrin, penyakit autoimun,
gangguan hematologik, sindroma nefrotik
Farmakologi
Metilprednisolon merupakan suatu glukokortikoid sintetik
yang mempunyai efek antiinflamasi kuat. Metilprednisolon
bekerja dengan menduduki reseptor spesifik dalam
sitoplasma sel yang responsif. Kompleks steroid-reseptor
ini lalu berikatan dengan DNA yang kemudian
mempengaruhi sintesis berbagai protein. Beberapa efek
penting yang timbul akibat ini ialah berkurangnya produksi
prostaglandin dan leukotrien, berkurangnya degranulasi
mast cell, berkurangnya sintesis kolagen.
Dosis
Dosis awal 4 - 48 mg/hari, kemudian diturunkan bertahap
sampai dengan dosis efektif terendah untuk pemeliharaan.
Dosis pada anak yaitu 0,8 - 1,1 mg/kgBB.
Kontra Indikasi
Tuberkulosis, infeksi jamur sistemik, herpes simpleks,
Diabetes mellitus, varisela, osteoporosis berat.
Efek samping
Retensi natrium dan cairan, gangguan penyembuhan
luka, gangguan metabolisme karbohidrat, lemah otot,
osteoporosis.
Interaksi Obat
1. Dengan diuretik hemat kalium dapat menyebabkan
kehilngan kalium secara berlebihan.
2. Barbiturat, fenitoin, rifampisin mengurangi khasiat metil
prednisolon.
3. Mengurangi efek dari antikoagulan dan hipoglikemik ADO
4. Kejang dapat terjadi bila diberikan bersama siklosporin.
Peningkatan resiko perdarahan gastrointestinal pada
pemakaian bersama NSAID.
Dari resep diatas tidak terdapat permasalahan ataupun
interaksi antara obat inhaler dengan metilprenisolone. Resep yang
diberikan dosis nya sudah tepat dengan aturan pakai 2 x sehari
dimana tidak melebihi dosis yang seharusnya. sebaiknya di berikan
pemberian informasi penggunaan obat Seretide diskus 250 mg.
dimana cara penggunaannya sebagai berikut :
1. buka. Pegang diskus pada satu tangan, letakkan ibu jari dari
tangan anda yang laian pada pegangan ibu jari. Bukalah diskus
dengan menekan pegangan ibu jari ke kanan sampai bagian
mulut dari diskus terlihat keluar.
2. Dorong. Pegang dan tahan tuas diskus. Dorong tuas
semaksimal mungkin sampai berbunyi klik. Keluarkan napas
anda sebanyak mungkin.
3. Hisap . letakkan bagian mulut diskus dibibir anda. Tarik napas
dalam- dalam melalui diskus ( jangan melalui hidung ).lepaskan
diskus dari mulut anda, kemudian tahan napas selama 10 deti.
Keluarkan napas secara perlaha, lalu tutup diskus anda.
Jangan mengeluarkan napas dalam diskus. Setelah
mengeluarkan napas berkumurlah dengan air air bersih
D. KESIMPULAN
dari telaah administrative, farmaseutik dan klinis pada resep diatas
telah sesuai dan dapat dilayani karena telah memenuhi ketentuan
penulisan resep secara umum walaupun ada hal yang mungkin kurang
seperti berat badan akan tetapi dapat diatasi dengan menanyakan
langsung kepada pasien atau dengan melihat rekam mediknya.
E. ETIKET
No. Tgl.
Nama :
No. Tgl.
Nama :
x sehari tablet/Kapsul/Bungkus
(pagi-siang-malam)
Sebelum/Sesudah makan
SALINAN RESEP
R/
PCC
PARAF
(A.Wahyuni Kadir, S.farm., Apt)
B. TELAAH FARMASEUTIK
Persyaratan Tidak
No Ada Keterangan
Farmasetik Ada
1 Nama Obat √ Lantus
2 Bentuk sediaan √ Injeksi
300 iu namun tidak
3 Kekuatan sediaan √
dicantumkan
4 Jumlah obat √ 3
5 Rute pemberian √ Injeksi sub kutan
Jika sudah digunakan
6 Stabilitas obat √ disimpan pada suhu
kamar,dan yang belum
digunakan pada suhu 2-8
derajat di lemari pendingin
7 Ketersediaan √
8 Cara penggunaan √
No. Tgl.
Nama :
2. Dispensing
Dispensing dilakukan meliputi penyiapan, penyerahan dan pemberian
informasi obat sesuai dengan permintaanyang tertera pada resep
3. Pelayanan Informasi obat (PIO)
Pelayanan informasi obat dilakukan oleh apoteker dalam pemberian
informasi obat baik itu mengenai indikasi obat, aturan minum maupun
efek samping dari penggunaan obat.
4. Konseling
Konseling yang dilakukan di Apotek Kimia Farma Lacasino merupakan
bentuk interaktif antara apoteker dan pasien, dengan cara memberikan
pemahaman, kesadaran, dan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi
obatnya
5. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)
Dilakukan dengan berkunjung ke rumah pasien yang mengalami
penyakit kronis seperti pasien yang mengalami hipertensi, kolesterol,
dengan melakukan pemeriksaan mendasar seperti pengecekan
kolesterol, gula darah, dan asam urat
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
PTO dilakukan melalui telefarma yang dilakukan setiap hari 14 pasien
selama seminggu maupun pada saat kegiatan home care setiap
bulannya
7. Monitoring Efek Samping Obat
MESO dilakukan dengan mencatat efek samping yang terjadi pada
pasien yang datang melaporkan keluhan yang dirasakan setelah
mengkomsumsi obat tertentu dan dicatat dalam form MESO
III.1.3 Kegiatan Manajerial
Penerapan sistem managerial di Apotek Kimia Farma Lacasino
meliputi:
1. Pengaturan beban kerja
Pengaturan beban kerja dilakukan secara proporsional, baik itu apoteker
pengelola apotek, apoteker pendamping, dan asisten apoteker masing-
masing mempunyai tugas perorangan. Dan setiap pegawai diwajibkan
dengan jam kerja selama 7 jam, dimana dibagi aatas 2 shift yaitu pagi
dimulai pukul. 08.00 – 15.00 dan shift siang 15.00 – 22.00
2. Pengaturan tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang
a. Apoteker bertugas mengawasi semua kegiatan yang dilakukan di apotek
yakni laporan CCTV, laporan profesi apoteker, laporan home care,
laporan narkotik, laporan psikotropik, laporan precursor, rekap data
omzet apotik, rekap data omzet suplemen dan cek list visit BM.
b. Apoteker pendamping bertugas untuk membantu APA dalam
pelaksanaan tugas dan mengawasi semua kegiatan jika apotekernya
tidak ada.
c. Asisten Apoteker melaukan uji petik tiap hari minimal 20 item tiap hari,
membertsihkan dan mengatur barang sesuai dengan bagian gondola
masing-masing, serta melakukan penjualan,rekap dropingan, rekap
BPBA,laporan penjualan KF, laporan penolakan, inventaris kebutuhan
apotik, laporan klinik dan tagihan.
3. Pengawasan (supervisi)
Pengawasan (supervisi) dilakukan oleh apoteker penangguang jawab
dimana setiap pagi mengitung persediaan sebelum dan sesudah kemudian
dilakukan validasi dan menghitung persediaan lalu dieksport ke BM.
4. Promosi dan strategi penjualan
Apoteker Pengelola Apotek melaukan promosi dengan cara sosialisasi ke
instansi seperti Puskesmas
III.1.4 Studi kelayakan
Jenis Apotek Perseorangan
Rencana Nama Apotek Apotek AFDAN Farma
Apotek Disekitar Nama Apotek Jarak (m)
Lokasi Perencanaan 1. Toko Obat 1500 m
Nurul Gina 800 m
2. Toko Obat 900 m
Hasbi
3. Toko Obat
Mastini
1.
Rumah sakit / klimik / 1. Puskesmas 700 m
dokter praktek Dongi 1200 m
disekitar lokasi 2. Praktek dr. 900 m
perencanaan Nurjannah 1000 m
3. PrAktek dr. 200 m
Asdar Bahri 800 m
4. Praktek drg.
Habibi
5. Praktek Bidan
Suhartina
6. Praktek Bidan
Andi anugrah