Anda di halaman 1dari 60

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil dan Pembehasan Kegiatan Umum


Apotek Kimia Farma Lacasino yang terletak di Jl. Adhyaksa No.45,
Makassar, Sulawesi Selatan cukup strategis jika ditinjau dari lokasi
apotek karena berada di pinggir jalan raya yang mudah dijangkau
dengan transportasi baik roda empat, roda tiga, roda dua, maupun
pejalan kaki.Selain itu, juga dekat dengan pusat perbelanjaan,Hotelyang
merupakan wilayah bisnis berada tidak jauh dari apotek, sehingga
memudahkan pasien/pelanggan untuk datang ke apotek.
Apotek Kimia Farma Lacasino Sebagai sarana pelayanan
kefarmasian tentu telah memperoleh surat izin pendirian apotek dan
Surat Izin Prakterk Apoteker (SIPA). Persyaratan lain yang telah sesuai
yaitu adanya 1 Apoteker yang telah memiliki Surat Izin Apoteker (SIA)
untuk mengelola apotek, personil apotek lainnya yaitu Apoteker
Pendamping 1 orang, dan 3 orang Asisten Apoteker dan 1 orang non AA
( SPG). Apotek juga memiliki Klinik dimana tedapat 2 dokter umum, 1
dokter gigi dan melayani fisioterapi. Klinik dan Apotek Kimia Farma
Lacasino melayani resep BPJS, In health dan resep Umum.
System manajerial di Apotek Kimia farma Lacasino dimana
terbagi atas 2 shift yaitu pagi dan siang setiap pegawai bekerja
selama 7 shift pagi dimulai pada pukul. 08.00 – 15.00 sedangkan shift
siang dimulai 15.00 – 22.00. Setiap pegawai memiliki tugas dan fungsi
masing – masing bidang yang mana telah diatur oleh Apoteker
penanggung Jawab apotek.
Sesuai dengan surat keputusan menteri kesehatan, dari segi
bangunan dan fasilitasnya, Kimia Farma Lacasino memiliki ruang
tunggu, ruang peracikan, tempat penyerahan obat/Pemberian informasi
obat, ruang administrasi, lemari penyimpanan obat tersusun dengan
rapi sesuai alfabet, tempat pencucian dan Swalayan yang dipenuhi obat-
obat dilengkapi dengan OTC dan tempat parkir untuk pelanggan. Selain
itu di halaman apotek terdapat papan nama apotek yang mudah dikenali
oleh masyarakat. Perlekapannya pun dalam ruang peracikan sudah
dilengkapi dengan alat-alat peracikan untuk mendukung pelayanan yang
baik.
Pengaturan obat pada gondola yang tersusun dengan pola kotak-
kotak di swalayan disusun secara alfabetis dan berdasarkan kebutuhan
konsumen.Tata letak obat di gondola mengalami pengubahan setiap
sebulan sekali yang bertujuan agar meningkatkan potensi belanja dari
konsumen. Obat-obatan yang sering dicari oleh konsumen diletakkan di
depan kasir. Sedangkan peletakan obat di dalam ruang penyimpanan
obat diletakkan berdasarkan kategori farmakologi dan alfabetis.Obat
keras tertentu diletakkan di dalam lemari dan obat narkotik diletakkan di
dalam lemari berpintu lapis dua yang kuncinya dipegang oleh apoteker.
Pengadaan persediaan obat di apotek dilakukan dengan mengikuti
sistem komputerisasi. Persediaan dan transaksi barang di apotek dicatat
dalam system atau dengan membuat surat pesanan ke BM dan dapat
dilihat oleh seluruh outlet Kimia Farma BM Makassar dan tim
pengadaan di gudang untuk memudahkan mengetahui di mana outlet
yang memiliki persediaan barang yang dibutuhkan dan persediaan
barang yang kosong. Tim Pengadaan akan melakukan pengiriman obat
ke Kimia Farma yang memiliki persediaan barang yang kosong atau
bisa diistilahkan sebagai “droping”, istilah “droping” juga digunakan
untuk peminjaman obat dari KF lain.
Setelah barang datang, dilakukan pengecekan kondisi barang dan
menghitung jumlah dari faktur untuk melihat kesesuaian pesanan
dengan barang yang datang.Selanjutnya, obat ditata berdasarkan efek
farmakologi dan bentuk sediaan serta obat dengan penyimpanan
khusus.
Pelayanan informasi obat dan Home care di Kimia Farma
Lacasino telah terlaksana dengan baik. Dimana saat pasien datang
menyerahkan resep kemudian asisten apoteker menyiapkan obatnya
setelah itu apoteker menyerahkan obat dengan memberikan penjelasan
terlebih dahulu tentang obat yang diberikan, cara penggunaannya, serta
aturan pakainya. Kemudian untuk Home Care dilaksanakan setiap
bulannya yakni setiap akhir bulan dengan mengunjungi pasien – pasien
prolanis untuk memantau terapi obatnya. Selain Home care juga
dilaksnakan Telefarma dengan menghubungi pasien dan memantau
pengobatannya.
Analisa penolakan obat di Kimia Farma Lacasino sudah
dilaksanakan dengan baik dimana analisis penolakan merupakan
kegiatan untuk mengkaji tentang obat-obat yang sering ditolak atau
kosong stok di apotek. Adapun maksud dan tujuan dari analisa
penolakan yaitu untuk mengevaluasi kekosongan obat yang terjadi di
apotek sehingga dapat dijadikan acuan untuk perencanaan pengadaan
obat di apotek, dan mengetahui berapa kisaran omset yang hilang
akibat penolakan, meminimalkan terjadinya penolakan resep, untuk
menjaga dan menjamin ketersediaan barang di apotek.
Penolakan obat yang terjadi di Apotek Kimia Farma Lacasino
meliputi jenis transaksi resep, HV (Hand Verkoop) dan UPDS (Upaya
Pengobatan Diri Sendiri). Obat-obat yang dicari oleh pasien kemudian
tidak tersedia di Kimia Farma Lacasino dicatat dalam laporan
penolakan obat.Penolakan obat di apotek disebabkan karena berbagai
alasan diantaranya karena tidak adanya persediaan/ stock kosong baik
di gudang maupun di kimia farma lain, kosong di distributor, resep tidak
lengkap, ataupun barang yang diminta tidak pernah ada di master
(tidak listing).
Untuk kemajuan apotek maka diperlukan tindak lanjut atas
penolakan obat/resep. Tindak lanjut untuk meminimalkan terjadinya
penolakan dapat dilakukan dengan mengganti obat dengan obat lain
yang kandungannya sama dengan persetujuan pasien, meminjam pada
outlet lain, atau melakukan Bon Permintaan Apotek (BPBA) ke BM
untuk barang yang sifatnya mendesak (cito) yang sering dicari oleh
konsumen.
Tata letak produk di Apotek Kimia Farma Lacasino sudah cukup
baik. Produk di dalam counter disusun berdasarkan farmakologisnya
dan produk yang berada di swalayan disusun berdasarkan group dan
kategori obat kemudian diletakkan seperti minimarket. Namun, masih
terdapat kekurangan seperti belum rapinya label harga di gondola-
gondola tersebut sehingga agak menyulitkan pelanggan untuk
mendapatkan informasi tentang harga produk yang ada di gondola.
Selain itu jumlah produk tiap item di digondola cukup banyak sehingga
tidak sesuai dengan standar merchandising yang diterapkan oleh Kimia
farma. Hal tersebut terjadi karena di apotek kimia farma lacasino tidak
memiliki gudang penyimpanan barang sehingga produk yang berlebih
disusun pada gondola, Selain itu juga untuk mengisi gondola yang
kosong akibat kekosongan barang.
Pada Island gondola facing terlalu banyak, terdapat kekosongan
gondola, tidak ada label harga, jarak antar produk terlalu renggang,
penandaan kategori tertutup oleh produk, serta pada gondola bahkan
tidak ada penandaan kategori pada gondola. Berdasarkan standar
merchandising kimia farma bahwa tiap item produk terdiri dari dua
facing yang tersusun rapi dari besar ke kecil tanpa ada ruang kosong
pada gondola, serta penandaan kategori harus jelas dan tidaj tertutup
oleh produk. Untuk produk yang sejenis namun berbeda warna,
penyusunan berdasarkan warna gelap ke terang.
Pada Wall Gondola penamaan kategori tidak ada, penempatan
barang tidak sesuai dengan penamaan kategori. Pada gondola dengan
kategori food suplementI terlihat penempatan minuman botol. Hal ini
terjadi karena kekosongan gondola dan tidak adanya tempat
menyimpan minuman tersebut, makanya produk tersebut disimpan
pada gondola tersebut. Selain itu pada wall gondola tidak ada label
harga. Menurut standar merchandising kimia farma, harus dilengkapi
dengan petunjuk harga (price tag) yang dimasukkan dalam penjepitnya
(rail-strip) yang diletakkan pada bagian kiri produk. Pajangan produk
harus selalu rapi rata depan (facing-up). Dalam satu kelompok kategori,
produk dikelompokkan lagi dalam memajang berdasarkan merek dan
fungsinya. Produk dalam kemasan kecil diletakkan di bagian atas
gondola dan ukuran besar diletakkan di bagian bawah.
Pada End gondola tidak terdapat label harga dan terdapat
kekosongan gondola. Menurut standar kimia farma, harus dilengkapi
dengan petunjuk harga (price tag) yang dimasukkan dalam penjepitnya
(rail-strip) yang diletakkan pada bagian kiri produk dan tidak boleh ada
kekosongan gondola.
Untuk produk seperti susu, baby care, personal care, hair care
dan body wash belum memberikan kontribusi bagi apotek, hal ini terjadi
karena di sekitar apotek terdapat swalayan lain yang menyediakan
produk yang sama. Untuk personal care (kondom dan test kehamilan)
hendaknya dikurangi dan disediakan produk-produk yang memiliki
harga yang murah karena masyarakat di sekitar apotek tergolong
menengah ke bawah.
Kegiatan GPP di Kimia farma Lacasino belum dilaksanakan
dengan sempurna karena apotek kimia Farma masih merupakan
apotek baru. Kemampuan apotek untuk melengkapi sarana dan
melaksanakan program kerja seperti tidak terlaksananya program
penyuluhan tentang pengobatan rasional karna belum adanya stek
holder yang bisa diajak kerja sama. Sedangkan untuk kegiatan potensi
pasar juga belum terlaksna dengan baik karena belum ada
pemantauan lokasi yang menjadi potensi pasar dimana tidak adanya
kerja sama dengan puskesmas terdekat sehingga mungkin puskesmas
tersebut telah melakukan kerja sama dengan apotek lain.
III.1.1 Pengelolaan sediaan farmasi
Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan yang dilakukan di
apotek Kimia Farma lacasino dilakukan untuk memperoleh barang yang
dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dengan kualitas harga yang
dapat dipertanggungjawabkan. Kegiatan tersebut antara lain:
a. Perencanaan
Perencanaan perbekalan farmasi merupakan proses kegiatan
seleksi sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan untuk
menentukan jumlah, jenis dan waktu yang tepat, yang akan
dipesan kepada distributor atau PBF untuk kebutuhan jangka
waktu tertentu.
Perencanaan perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma
Lacasino dilakukan berdasarkan data penjualan sebelumnya atau
berdasarkan sistem P4. Sistem pareto dilakukan berdasarkan pada
prioritas barang-barang yang laku atau memiliki perputaran yang
cepat (fast moving, sering diresepkan dokter dan sering dibeli
pasien). Sistem pareto yang dilakukan di Apotek Kimia Farma
Lacasino adalah berdasarkan kuantitas. Sistem pareto yang
dipakai yaitu sistem pareto A dengan frekuensi pengadaan 1 (satu)
minggu sekali, serta sistem pareto B dan C dengan frekuensi
pengadaan disesuaikan kebutuhan.
b. Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi meliputi obat, bahan obat, obat
tradisional, kosmetik, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
lainnya. Tujuan dari pengadaan untuk menjamin tersedianya
perbekalan farmasi di apotek yang aman, bermutu dan tepat waktu
dan agar tidak terjadi penolakan resep.
Pada pengadaan menggunakan sistem Distribution Center
(DC) merupakan sistem pengadaan melalui komputerisasi. Pada
sistem ini pusat (Business Management) akan membaca sisa stok
barang di apotek secara komputerisasi melalui transaksi penjualan
(berdasarkan pola konsumtif). Sehingga pusat akan
memperkirakan jumlah kebutuhan obat di apotek dan
mengirimkannya ke masing-masing apotek. Terdapat istilah stok
minimal dalam sistem ini, dimana jika stok telah mencapai limit ini
maka computer akan melakukan pemesanan barang secara
otomatis ke pusat.
c. Penerimaan
Di Apotek Kimia Farma Lacasino untuk barang yang datang
dilakukan pengecekan kesesuaian barang yang diterima daftar
fraktur yang diserahkan. Pengecekan dilakukan terhadap
kesesuaian nama apotek, nama barang, jumlah barang, nomor
batch, tanggal kadaluarsa serta kondisi fisik barang. Jika barang
sesuai dengan pesanan dan dalam kondisi baik maka daftar fraktur
diparaf oleh petugas penerima, tanggal, bulan, tahun barang
diterima serta nomor urut penerimaan. Jika barang tidak sesuai
dengan faktur atau adanya cacat pada barang maka bagian
pembelian akan membuat berita pengembalian barang atau retur
dan mengembalikan barang tersebut untuk ditukar dengan barang
yang sesuai.
d. Penyimpanan
Sistem penyimpanan barang di Apotek kimia Farma Lacasio
dilakukan berdasarkan kelas terapi, stabilitas dan bentuk sediaan
(tablet, sirup, salep, tetes mata) secara alfabetis.
Sistem penyimpanan di Apotek Kimia Farma Lacasino yaitu
sebagai berikut:
a. Tempat penyimpanan obat berdasarkan kelas terapi disusun
secara alfabetis diantaranya yaitu:
Sedian topikal, Sistem saraf pusat, Vitamin dan mineral, Anti
diabetic dan osteoporosis, Kemotrapi sitotoksik, Alergi dan
kortikosteroid, Saluran pencernaan, Saluran pernafasan,
Hiperurisemia dan gout, Hormonal, Anti inflamasi, Produk Kimia
Farma, Kardiovaskuler, Ovula dan supositoria, Antibiotik,
Sediaan injeksi, Obat generik.
b. Penyimpanan berdasarkan bentuk sediaannya yaitu:
Tablet dan kapsul, Sirup, suspensi dan drop, Tetes mata dan
salep mata, Tetes telinga, Salep, krim dan lotio, Injeksi dan
infuse, Ovula dan suppositoria.
c. Obat-obat bebas dan obat bebas terbatas disimpan berdasarkan
kegunaan di tempat penjualan (swalayan farmasi).
d. Golongan obat Narkotika dan Psikotropika
Disimpan dalam lemari tersedia secara khusus. Lemarin terdiri
dari lemri 2 pintu yang terkunci. Khususnya untuk narkotika
harus disimpan dalam lemari penyimpanan Narkotika ukuran
40x80x100 cm, bahanya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
Lemari ditanam pada dinding atau lemari dan dalam keadaan
terkunci.
e. Penyimpanan obat-obat termolabil
Disimpan dalam lemari es dengan suhu tertentu.
f. Alat kesehatan
Disimpan dalam lemari alat kesehatan dan area swalayan
farmasi.
e. Pengeluaran
Pengeluaran barang di Apotek Kimia Farma Lacasino dilakukan
dengan sistem FIFO (First In First Out) yaitu barang atau obat yang
lebih dahulu masuk maka keluarnya didahulukan dari pada barang
yang masuknya lebih akhir. Sedangkan FEFO (First Expired First
Out) yaitu barang yang lebih lama tanggal kadaluarsanya
dikeluarkan belakangan.
f. Pemusnahan
a. Pemusnahan obat rusak dan kadaluwarsa
Pemusnahan di Apotek Kimia Farma Lacasino untuk obat-obat
yang mendekati masa kadaluwarsa jika sebelumnya ada
perjanjian dengan PBF nya maka obat tersebut akan di
kembalian ke PBF yang menyediakan obat tersebut.
Dimana untuk barang-barang yang mendekati masa
kadaluwarsa atau telah kadaluwarsa di data lalu di laporkan ke
Business Manajer dan kemudian akan di retur kembali ke
PBFnya. PBF yang bersangkutan akan mengurangi biaya
penangihan ke apotek kimia farma atau mengganti dengan
barang baru tergantung perjanjian yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak. Sehingga jarang dan hampir tidak pernah
dilakukan proses pemusnahan untuk obat yang kadaluwarsa.
b. Pemusnahan resep
Untuk pemusnahan resep di Apotek Kimia Farma Lacasino,
dilakukan setiap 5 tahun sekali. Pemusnahan ini dilakukan oleh
apoteker dan di saksikan sekurang-kurangnya petugas lain dari
apotek tersebut. Cara untuk memusnahkan resep dapat dengan
dibakar.
g. Pengendalian
Pengendalian di Apotek Kimia Farma Lacasino dilakukan untuk
menghindari kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,
kadaluwarsa, kehilangan, serta pengembalian pesanan.
Untuk menghindari kelebihan, kekurangan, kekosongan serta
pengembalian pesanan maka apotek harus melakukan perencanaan
yang matang mengenai pengadaan barang-barang di apotek. Untuk
perencanaan dapat dilakukan berdasarkan data penjualan
sebelumnya dari stok yang ada di komputer atau berdasarkan sistem
pareto dan buku defekta. Dengan perencanaan dengan melihat buku
defekta dan melakukan sistem pareto, diharapkan tidak terjadi
kelebihan, kekurangan, kekosongan serta pengembalian pesanan.
Pengendalian dalam penanggulangan terjadinya kadaluwarsa obat
dapat dilakukan dengan perencanaan dan pengadaan yang baik
dengan melihat data penjualan sebelumnya dari stok yang ada di
komputer atau berdasarkan sistem pareto dan buku defekta. Untuk
penyimpanan obat harus menggunakan sistem FIFO dan FEFO. Untuk
obat yang akan mendekati kadaluwarsa tetapi persediaannya masih
banyak dapat dilakukan substitusi atau jika telah ada perjanjian antara
BM dengan PBF, maka dapat dilakukan oleh BM obat akan dikirim ke
PBF terkait untuk diganti dengan barang yang sama dengan
kadaluwarsa lebih panjang.
Pengendalian agar tidak terjadi kehilangan atau kerusakan barang
dapat dilakukan dengan cara stock opname dan uji petik. Kegiatan
stock opname dilakukan setiap 1 bulan sekali. Kegiatan ini dilakukan
untuk memeriksa ketersediaan barang secara fisik dan dibandingkan
dengan ketersediaan di dalam komputer. Dengan adanya
pemeriksaan langsung kepada barang kita dapat meminimalisir
barang-barang yang rusak dan mengecek jika ada kehilangan barang.
Uji petik adalah pengujian atas satuan barang yang hanya dilakukan
terhadap sebagian barang yg dipetik dengan satuan barang tersebut.
Uji petik dilakukan dengan cara mengambil minimal 20 macam obat
secara acak tiap hari oleh karyawan. Dalam uji petik diperiksa
kesesuaian stock computer dengan fisik.
h. Pencatatan dan pelaporan
a. Buku penolakan resep
Buku penolakan resep berisi nama obat-obat yang banyak
dicari pasien namun obat tersebut sedang tidak tersedia atau
dalam keadaan kosong di apotek. Defekta berisikan keperluan
barang yang stoknya berkurang atau habis.
b. Pencatatan penerimaan barang
Pencatatan dilakukan terhadap setiap barang yang datang.
Seluruh bukti penerimaan barang di Apotek di laporkan ke BM
setiap bulannya sebagai bukti bahwa Apotek Kimia Farma 33
telah menerima barang.
c. Pencatatan rekap resep
Rekapitulasi resep di Apotek Kimia Farma 33 dilakukan setiap
hari dimana resep asli dikumpulkan, di susun berdasarkan
nomor urut dan tanggal pada struk obat. Untuk resep yang
mengandung obat-obat golongan narkotika dan psikotropika
direkap terpisah dan diberi tanda. Pencatatan rekap resep
narkotika dilakukan pada buku laporan harian penggunaan
narkotika dan psikotropika. Data yang diisi berupa nomor urut
resep, tanggal penyerahan obat, nama obat, jumlah, nama
pasien, alamat pasien, nama dokter dan alamat dokter.
d. Laporan pemusnahan obat
Setiap pemusnahan obat baik yang rusak atau pun
kadaluwarsa harus dibuat laporan dan berita acaranya. Berita
acara pemusnahan obat ini berisikan waktu dan tempat
pelaksanaan pemusnahan, nama dan jumlah obat, nama
apoteker pelaksana, nama saksi dalam pelaksanaan, tanda
tangan apoteker dan saksi.
e. Laporan pemusnahan resep
Laporan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep
yang selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Laporan pemusnahan resep berisikan
tanggal pemusnahan, identitas APA dan identitas apotek,
saksi, resep yang dimusnahkan (dari dan sampai tanggal
berapa), berat (Kg), jumlah resep narkotika (lembar) tempat
pemusnahan dan tanda tangan saksi dan APA. Berita acara
dibuat rangkap 4 yaitu untuk Kepala Dinas Kesehatan
Kab/Kota, Kepala Balai POM, Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi, Arsip apotek.
III.1.2 Pelayanan Farmasi Klinis
Kegiatan pelayanan Farmasi Klinis di Apotek Kimia Farma lacasino
meliputi:
1. Pengkajian resep
Pengkajian dilakukan secara administrasi, farmasetik dan klinis
untuk mengetahui resep tersebut bisa dilayani atau tidak. Berikut
beberapa kegiatan pengkajian resep :

Resep 1 RACIKAN
A. Telaah administrative
Persyaratan Tidak
No Ada Keterangan
Administrasi Ada
1 Nama Pasien √ A.muh. R
2 Jenis kelamin √ Diketahui pasien Laki-laki
3 Usia / Tanggal Lahir √ 5 tahun
4 Berat badan √ 15 kg
5 Pasien baru/ lama √ Tidak diketahui
6 Nama dokter √ Tidak dicantumkan
7 Paraf dokter √
8 Tanggal resep √ 10 Januari 2017
9 Alamat praktek √ Adhyaksa 45

B. Telaah farmasetik
Persyaratan Tidak
No Ada Keterangan
farmasetik Ada
Dexamethasone,ibuprofen,
1 Nama obat √
vitamin c, amoxicillin syrup
Tidak dicantumkan
2 Bentuk sediaan √

Kekuatan Tidak dicantumkan


3 √
sediaan
Dexamethasone
4 Jumlah obat √ - 4,ibuprofen 3, vitamin c 2,
amox syr 1
5 Rute pemberian √ Tidak dicantumkan
6 Stabilitas obat √ Tidak dicantumkan
7 Ketersediaan √ Terdapat diapotik
Cara ∫ 3 dd I
8 √
penggunaan
.
C. Telaah klinis

Tidak
No Persyaratan klinis Sesuai Keterangan
sesuai
Karena untuk
1 Tepat indikasi √ diagnose
peradangan bisul
Berada diatas dosis
2 Tepat dosis √ lazim

Frekuensi lebih
3 Tepat frekuensi √
banyak
Tepat waktu 3x sehari
4 √
penggunaan
Tidak ada Tidak ada
5 √
duplikasi/polifarmasi
Alergi dan efek Tidak ada
6 √
samping
Tidak ada Tidak ada
7 √
kontraindikasi
Ada interaksi antara
8 Tidak ada interaksi ibuprofen dan
dexamethasone
1. Obat racikan
Obat racikan dalam resep mengandung dexamethasone,
ibuprofen dan vitamin c .dexamethasone diindikasikan sebagai anti
radang, ibuprofen diindikasikan sebagai anti nyeri dan vitamin c
setelah meminum obat tersebut. Dari kombinasi kedua obat ini
ditemukan interaksi obat antara dexamethasone dengan ibuprofen
namun tidak membahayakan pasien, akan tetapi dianjurkan kepada
pasien untuk menghubungi dokter jika timbul efek samping seperti
pendarahan, pusing ringan dan sakit perut yang parah
(www.drugs.com)
a. Dexamethasone (Data Obat Indonesia,
Dosis lazim dexamethasone = 0,5- 2 mg . Dosis yang diberikan
dokter yaitu:
Dosis sehari :
5
x 0,5 mg – 2 mg= 0,147mg - 0,6 mg
5+12

Dosis tablet Codein dalam resep racikan adalah 0,147 mg –


0,6 mg telah sesuai karena tidak melebihi dosis lazim yaitu 0,5 mg
– 2 mg.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung Dexamethasone 0.5 mg
Farmokologi:
Bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein.
Molekul hormone memasuki sel melewati membrane plasma
secara difusi pasif. Hanya dijaringan target hormone ini bereaksi
dengan reseptor protein yang spesefik dalam sitoplasma sel dan
membentuk kompleks reseptor-steroid. Kompleks ini mengalami
perubahan konformasi, lalu bergerak melalui nucleus dan berikatan
dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan
sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini yang akan
menghasilkan efek fisiologi steroid.
Indikasi:
Dexamethasone adalah obat anti inflamasi dan anti alergi
yang sangat kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg
setara dengan 25 mg Cortisone, 20 mg hydrocortisone, 5 mg
prednisone, 5 mg prednisolone.
Kontra Indikasi:
a) Dexamethasone tidak boleh diberikan pada penderita herpes
simplex pada mata; tuberkulose aktif, peptio ulcer aktif atau
psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita.
b) Jangan diberikan pada wanita hamil karena akan terjadi
hypoadrenalism pada bayi yang dikandungnya atau diberikan
dengan dosis yang serendah-rendahnya.
Dosis:
Dewasa: 0.5 mg - 10 mg per hari (rata-rata 1.5 mg - 3 mg
per hari) Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau
intra muskular. Anak-anak: 0.08 mg - 0.3 mg/kg berat
badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.
Efek Samping:
a) Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek
katabolik steroid seperti kehabisan protein, osteoporosis dan
penghambatan pertumbuhan anak.
b) Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi
bila dibandingkan dengan beberapa glucocorticoid lainnya.
c) Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.
Perhatian:
a) Kekurangan adrenocotical sekunder yang disebabkan oleh
pengobatan dapat dikurangi dengan mengurangi dosis secara
bertahap.
b) Ada penambahan efek Corticosteroid pada penderita dengan
hypothyroidism dan chirrhosis.
Interaksi obat:
a) Insulin, hipoglikemik oral : menurunkan efek hipoglikemik
b) Phenythoin, phenobarbital, efedrin : meningkatkan clearance
metabolik dari deksametason; menurunkan kadar steroid dalam
darah dan aktifitas fisiologis.
c) Antikoagulansia oral : meningkatkan atau menurunkan waktu
protrombin.
d) Diuretik yang mendepresi kalium : meningkatkan resiko
hipokalemia.
e) Glikosida kardiak: meningkatkan reesiko aritmia atau toksisitas
digitalis sekunder terhadap hipokalemia.
f) Antigen untuk tes kulit : menurunkan reaksivitas.
g) Imunisasi : menurunkan respon antibodi.
b. Ibuprofen(data obat Indonesia, 2002)
Dosis lazim ibuprofen sehari 200 mg – 400 mg
Dosis sehari :
5
x 200 mg – 400 mg= 58,8 mg - 117,6 mg
5+12

Komposisi : ibu profen 200 mg


Indikasi :
Meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri
pada nyeri haid, sakit gigi dan sakit kepala.
Kontra indikasi
Hipersensitifitas ibuprofen, penderita ulkus peptikum, kehamilan
trimester pertama
Perhatian
Untuk pasien dengan riwayat penyakit saluran cerna bagian
atas, gangguan fungsi ginjal, gangguan pembekuan darah , asma
harap mengkonsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Pemakaian
jangan dibarengi dengan pemakaian asetosal atau obat lain yang
mengandung ibuprofen, hamil dan menyusui tidak dianjurkan.
Efek samping
Jarang terjadi: mual, muntah gangguan saluran cerna. Pernah
di laporkan adanya ruam kulit, trombositopenia dan limfopenia,
penurunan ketajaman penglihatan (sangat jarang)
Dosis
Dewasa : sehari 3 – 4 kali 200 mg; Anak-anak : 1-2 tahun, 3-4
kali 50 mg, 3-7 tahun 3-4 kali 100 mg, 8-12 tahun 3-4 kali 200 mg
c. Vitamin C (data obat Indonesia, 2002)
Komposisi
Tiap tablet mengandung 50 mg asam askorbat
Farmakologi:
Vitamin C diabsorpsi dengan mudah melalui saluran
gastrointestinal dan didistribusikan ke seluruh cairan tubuh. Ginjal
akan mengekskresi vitamin C seluruhnya, hamper tanpa perubahan.
Vitamin C diperlukan untuk metabolisme karbohidrat dan
protein dan sintesis lemak. Sintesis kolagen juga membutuhkan
vitamin C untuk endotel kapiler, jaringan iket, dan perbaikan
jaringan, serta jaringan osteid dari tulang. Vitamin C dalam dosis
besar dapat menurunkan efek antikoagulan oral. Kontrasepsi oral
dapat menurunkan konsentrasi vitamin C dalam tubuh. Merokok
menurunkan kadar vitamin C serum.
Pemakaian terapi megavitamin, yaitu vitamin dalam dosis yang
sangat besar, masih dipertanyakan. Vitamin megadosis dapat
menimbulkan toksisitas dan mungkin menimbulkan efek yang
diinginkan yang minimal. Kebanyakan pihak percaya bahwa vitamin
C tidak menyembuhkan atau mencegah flu biasa, tetapi mereka
percaya bahwa vitamin C mempunyai efek placebo.
Indikasi:
Vitamin C di indikasikan untuk pencegahan dan pengobatan
skorbut. Vitamin C digunakan untuk berbagai penyakit yang tidak
ada hubungannya dengan defisiensi vitamin C. Karena sifat
reduktornya vitamin C digunakan untuk mengatasi
methemoglobinemia idiopatik, meskipun kurang efektif dibandingkan
biru metilen. Dosis yang dianjurkan minimal 150 mg.
Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap vitamin C
Efek samping:
Vitamin C dengan dosis lebih dari 1g/hari dapat menyebabkan
diare, meningkatkan bahaya terbantuknya batu ginjal. Penggunaan
kronik dosis besar menyebabkan ketergantungan, dimana
penurunan mendadak kadar vitamin C dapat menimbulkan rebound
scurvy. Vitamin C mega dosis parenteral dapat menyebabkan
oksalosis yang meluas, aritmia jantung dan kerusakan ginjal berat.
Interaksi obat:
Meningkatkan efek / toksisitas : asam askorbat meningkatkan
absorpsi besi dari saluran cerna. Bila asam askorbat diberikan
bersama kontrasepsi oral maka akan meningkatkan efek
kontrasepsi
Menurunkan efek asam askorbat dapat menurunkan level
fluphenazine, asam askorbat bila diberikan dengan warfarin maka
akan menurunkan efek antikoagulan.
2. Amoxicillin syrup (data obat Indonesia,2002)
Amoxicillin syrup telah tepat indikasi yaitu sebagai antibiotik untuk
meredakan infeksi pada bisul.
Komposisi : amoxicillin 125 mg/ 5ml
Indikasi : infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran nafas
atas, bronkipnemonia, otitis media, infeksi saluran
genital,ISK, gonorhoe tidak berkomplikasi
Kontraindikasi : hipersensitif terhadap beta lactam

Dosis : dewasa dan anak –anak kurang dari 20 kg : sehari 3 x


sehari 1 sendok the

D. KESIMPULAN
Dari hasil telaah resep diatas dapat disimpulkan bahwa dari segi
administrative tidak sesuai Karena resep tersebut tidak
mencantumkan nama dokter dan alamat pasien, dimana nama dokter
sangat diperlukan untuk dilakukan dispensing sehingga jika ada obat
yang tidak tersedia maka dengan mudah dapat langsung dikonfirmasi
kepada dokter yang menuliskan resep akan tetapi hal ini dapat diatasi
dengan langsung mengkonfirmasi kepada dokter pada saat pasien
mnyerahkan obatnya di apotek,sedangkan alamat pasien berguna
untuk mencegah terjadinya kekeliruan dalam penyerahan obat akan
tetapi hal ini dapat diatasi dengan menanyakan langsung kepada
pasien alamatnya. Dari segi farmaseutik dan klinis telah sesuai. Maka
dari hasil skrining resep diatas resep tersebut sesuai dan dapat
diserahkan kepada pasien.
E. ETIKET

APOTEK KIMIA FARMA LACASINO


Jl. Adhyaksa no.45 Makassar
Telp. (0411)
Apoteker A.Wahyuni kadir S.farm,Apt
SIPA : 446/261.1.10/SIPA/DKK/XI/2016

No. Tgl.
Nama :

x sehari tablet/Kapsul/Bungkus
(pagi-siang-malam)
Sebelum/Sesudah makan

Nama Obat :
Jauhkan dari jangkauan anak-anak

APOTEK KIMIA FARMA LACASINO


Jl. Adhyaksa no.45 Makassar
Telp. (0411)
Apoteker A.Wahyuni kadir S.farm,Apt
SIPA : 446/261.1.10/SIPA/DKK/XI/2016

No. Tgl.
Nama :

x sehari sendok tehl/makan


(pagi-siang-malam)
Sebelum/Sesudah makan

Nama Obat :
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
F. Copy resep

APOTEK KIMIA FARMA LACASINO


JL.ADHYAKSA N0.45 MAKASSAR
Telp. (0411) 4673869
Apoteker : A.Wahyuni Kadir, S.farm, Apt.
SIPA : 446/216.1.10/SIPA/DKK/XI/2016

SALINAN RESEP

No. Resep : Tgl :


Untuk :
Dokter :

R/

PCC
PARAF
(A.Wahyuni Kadir, S.farm., Apt)

Obat tsb tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan Dokter


Resep 2 PSIKOTROPIK :
A. Telaah administrative
Persyaratan Tidak
No Ada Keterangan
Administrasi Ada
1 Nama Pasien √ Andi. S
2 Jenis kelamin √ Diketahui pasien Laki-laki
3 Usia / Tanggal Lahir √ Lahir 25 agustus 1988
4 Berat badan √ Tidak dicantumkan
5 Pasien baru/ lama √ Tidak diketahui
6 Nama dokter √ dr.fanny
7 Paraf dokter √
8 Tanggal resep √ 17 Januari 2017
9 Alamat praktek √ Adhyaksa

B. Telaah farmaseutik

Persyaratan Tidak
No Ada Keterangan
farmasetik Ada
Valisanbe 2 ,flamar,
1 Nama obat √
omeprazole
Tidak dicantumkan
2 Bentuk sediaan √

3 Kekuatan sediaan √ dicantumkan


Valisanbe 6,flamar 10,
4 Jumlah obat √ -
omeprazole 10
5 Rute pemberian √ Tidak dicantumkan
6 Stabilitas obat √ Tidak dicantumkan
7 ketersediaan √ Terdapat diapotik
8 Cara penggunaan √ Valisanbe ∫ 2 dd I,
flamar ∫ 2 dd I,
omeprazole ∫ 2 dd I a.c

C. Telaah klinis

Tidak
No Persyaratan klinis Sesuai Keterangan
sesuai
Karena diagnose
1 Tepat indikasi √ myalgia dan
dispepsia
Terdapat obat ang

2 Tepat dosis √ berada diatas dosis


lazim

Omeprazole
3 Tepat frekuensi √ Frekuensi lebih
banyak
Tepat waktu Tepat
4 √
penggunaan
Tidak ada Tidak ada
5 √
duplikasi/polifarmasi
Alergi dan efek Tidak ada
6 √
samping
Tidak ada Tidak ada
7 √
kontraindikasi
Ada interaksi antara
8 Tidak ada interaksi omeprazole dan
diazepam
1. Valisanbe ® (data obat Indonesia,2002)
valisanbe® mengandung diazepam yang diindikasikan untuk
relaksasi otot. Dosis yang diberikan telah sesuai karena berada
pada rentang dosis lazim.
Dosis Maksimum (DM) sehari = 40 mg
Berdasarkan resep, Diazepam yang diberikan 2 mg
Dalam resep diberikan Diazepam 2 mg dua kali sehari atau setara
dengan 4 mg.
Pemakaian:
- Sekali pakai 1 x 2 mg = 2 mg
- Sehari pakai 2 x 2 mg = 4 mg <40 mg
Jadi, dosis yang diberikan aman karena tidak melewati dosis
maksimum

Komposisi
Setiap tablet mengandung diazepam 2 mg

Cara Kerja Obat


Diazepam merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan
benzodiazepine (minor tranquilezer) yang bekerja dengan cepat
setelah dikonsumsi. Indikasi Diazepam adalah untuk mengatasi
anxiety (kecemasan), panick attack, serta depresi ringan.
Diazepam bekerja pada Gamma-Amino Butyric Acid (GABA)
receptor, neurotransmitter yang penting di otak manusia. Cara
kerja Diazepam yang cepat diserap sistem pencernaan,
merupakan keunggulan obat ini dalam mengatasi panic attack.
Puncak konsentrasi Diazepam dalam plasma manusia diperoleh
hanya dalam waktu 1 sampai 2 jam setelah dikonsumsi. Obat ini
hanya boleh diresepkan oleh dokter spesialis kesehatan jiwa
(psikiater)

Indikasi
1. Antiansietas termasuk neurosis ansietas, gejala-gejala ansietas
2. Antidepresi termasuk ansietas yang berkaitan dengan depresi
3. Antipanik termasuk penyakit-penyakit atau gangguan panik
dengan atau tanpa agoraphobia
Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap benzodiazepin, penderita
glaukoma sudut sempit akut, penderita insufisiensi pulmonari akut.

Dosis
1. Ansietas : 0,25 – 0,5 mg 3 kali sehari. Max 4 mg sehari dalam
dosis terbagi.
2. Gangguan panik : 0,5 – 1,0 mg diberikan pada malam hari atau
0,5 mg 3 kali sehari.
3. Untuk pasien usia lanjut, debil dan gangguan fungsi hati berat :
0,25 mg 2-3 kali sehari.
4. Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap.
Peringatan dan Perhatian
1. Dapat menyebabkan ketergantungan;
2. Jangan digunakan sebagai pengobatan tunggal pada pasien
depresi atau kecemasan dengan depresi.
3. Selama menggunakan obat ini dilarang mengendarai atau
mengoprasikan mesin.
4. Hati-hati bila diberikan pada anak <10 tahun, wanita hamil dan
menyusui, penderita penyakit hati dan ginjal kronis, penyakit
respirasi, kelemahan otot dan riwayat penyalah gunaan obat
atau alcohol;
5. Hati-hati pemakaian pada penderita "pulmonary insufficiency"
kronik
Efek Samping
1. Yang sering terjadi: drowsiness, kekeringan, sakit kepala ringan
2. Yang jarang terjadi: perubahan berat badan, nervousness,
gangguan memori/amnesia, gangguan koordinasi, gangguan
gastrointestinal dan manifestasi autonomik, pandangan kabur,
sakit kepala, depresi, insomnia tremor
3. Seperti benzodiazepin yang lain, dapat terjadi: stimulasi, agitasi,
kesulitan berkonsentrasi, konfusi, halusinasi, peningkatan
tekanan intraocular.
2. FlamarR (data obat Indonesia,2002)
Flamar mengandung natrium diklofenak yang diindikasikan sebagai
anti inflamasi, analgesik anti piretik.dosis yang diberikan sudah
sesuai karena berada pada rentang dosis lazim.
Dosis Maksimal sehari 150 mg
Pada resep yang diberikan oleh dokter 2 x sehari atau setara
dengan 100 mg.
Pemakaian :
Dosis sekali : 1 x 50 mg : 50 mg
Dosis sehari : 2 x 50 mg : 100 mg < 150 mg
Jadi, dosis yang diberikan tepat karena tidak melewati dosis
maksimal.
Komposisi
FlamarR mengandung diklofenak 50 mg
Indikasi
Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala reumatoidartritis,
osteotritis dan ankilosing spodilitis.
Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitivitas terhadap diklofenak atau yang
menderita asma, urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau
NSAID lain dan penderita tukak lambung.
Efek samping
Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/keram perut, sakit
kepala, retensi cairan, diare, nausea,konstipasi,flatulen, kelainan
pada hasil ujihati, indigesti, tukak lambung, pusing,ruam,pruritus
dan tinnitus.
Peninggian enzim – enzim aminotransferase (SGOT,SGPT)
hepatitis.
Dalam kasus terbatas gangguan hematologi
Perhatian dan peringatan
 Hati –hati penggunaan pada penerita dekomposisi jantung
atau hipertensi, karena diklofenakdapat menyebabkan
retensi cairandan edema.
 Hati-hati pada penggunaan penderita gangguan fungsi
ginjal, jantung, hati, penderita,usia lanjut dan penderita
dengan luka atau pendarahan pada saluran pencernaan.
 Hindarkan penggunaan pada penderita porfiria hati
 Hati-hati pada penggunaan selama kehamilan karena
diklofenak dapat ryenembus plasenta
 Diklofenak tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena
diklofenak dieksresikan melalui ASI
 Pada anak-anak efektifitas dan keamanannya belum
diketahui dengan pasti,
Dosis dan cara pemakaian
 Osteoarthritis : 2 – 3 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75
mg
 Rheumatoid artritis : 3 – 4 kali sehari 50 mg atau 2 kali
sehari 75 mg
 Ankilosing spondylitis : 4 kali sehari 25 mg, ditambah 25
mg saat akan tidur.
 Tablet harus ditelan utuh dengan air, sebelum makan.
Interaksi obat
 Penggunaan bersama aspirin akan menurunkan
konsentrasi plasma dan AUC diklofenak.
 Diklofenak meningkatkan konsentrasi plasma digoksin
metotreksat, siklosporin dan litium sehingga meningkatkan
toksisitasnya.
 Diklofenak menurunkan efek obat-obat diuretic.
3. Omeprazole (data obat Indonesia,2002)
Omeprazole diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek ulkus
duodenum dan refluks gastroesofagel.dosis yang diberikan tidak
tepat karena berada diatas dosis lazim yaitu 20 mg/ hari.
Pada resep diberikan 2 x sehari atau setara dengan 40 mg
Dosis sekali : 1 x 20 mg : 20 mg
Dosis sehari : 2 x 20 mg : 40 mg > 20 mg
Jadi pada resep diatas dosis tidak tepat karena melewati dosis
lazim seharusnya diberikan aturan pakai sekali sehari.
Komposisi
Omeprazole 20 mg
Indiksi
Pengobatan jangka pendek ulkus duodenum aktif. Omeprazole
diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek ulkus duodenum.
Sebagaian besar paien sembuh dalam waktu 4 minggu. Beberapa
pasien memerlukan tambahan terapi selama 4 minggu lagi.
Penyakit refluks gastroesofagul dan keadaan hipersekresi patologik
Kontra indikasi
Omeprazole dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap komponen formulasi obat.
Interaksi obat
Omeprazole dapat memperpanjang eliminasi diazepam, warfarin
dan phenytoin yang dimetabolisme secara oksidasi di dalam hati.
Meskipun pada orang normal obat ini tidak menmbulkan interaksi
dengan theophiline atau propranolol, tetapi ada laporan
yangmenunjukkan adanya interaksi dengan obat-obat lain yang
dimetabolisme memalui system sitokrom P-450. Pasien perlu
dipantau untuk menentukan apakah perlu dilakukan penyesuaian
dosis pada obat-obat ini jika diberikan dengan omeprazole.
Efek samping
Omeprazole secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Baik efek
samping yang dilaporkan dapat terjadi dengan insidens 1 % atau
lebih yaitu sakit kepala, diare, nyeri perut, mual, infeksi saluran
nafas atas, pusing, ruam kulit, konstipasi, batuk, asthenia dan nyeri
punggung
Dosis dan cara pemberian
Pengobatan jangka pendek ulkus duodenum
Dosis oral yang dianjurkan pada orang dewasa adalah 20 mg
sehari. Sebagian besar pasien akan membaik dalam waktu 4
minggu . pasien-pasien tertentu memerlukan tambahan terapi
selama 4 minggu lagi. Penyakit refluks gastroesofagitis dengan
respon yang buruk atau esophagitis erosive berat,maka dosis
anjuran oral pada dewasa adalah 20 mg sehari selama 4 – 8
minggu.
D. KESIMPULAN
Dari telaah resep diatas secara administrative tidak sesuai karena
tidak mencantumkan berat badan pasien akan tetapi dapat dilayani
dengan menanyakan langsung kepada pasien atau dengan melihat
rekam medic pasien. Dari segi farmaseutik telah sesuai dan dari
segi klinis tidak sesuai karena terdapat obat yang pemberiannya
melebihi dosis lazim dan terdapat pengobatan lebih banyak. Maka
dari hasil telaah resep diatas tidak sesuai sebaiknya terlebih dahulu
mengkonfirmasikan kepada dokter tentang dosis omeprazole.
E. ETIKET

APOTEK KIMIA FARMA LACASINO


Jl. Adhyaksa no.45 Makassar
Telp. (0411)
Apoteker A.Wahyuni kadir S.farm,Apt
SIPA : 446/261.1.10/SIPA/DKK/XI/2016

No. Tgl.
Nama :

x sehari tablet/Kapsul/Bungkus
(pagi-siang-malam)
Sebelum/Sesudah makan

Nama Obat : valisanbe dan flamar


Jauhkan dari jangkauan anak-anak

APOTEK KIMIA FARMA LACASINO


Jl. Adhyaksa no.45 Makassar
Telp. (0411)
Apoteker A.Wahyuni kadir S.farm,Apt
SIPA : 446/261.1.10/SIPA/DKK/XI/2016

No. Tgl.
Nama :

x sehari tablet/Kapsul/Bungkus
(pagi-siang-malam)
Sebelum/Sesudah makan

Nama Obat : omeprazole


Jauhkan dari jangkauan anak-anak
F. Copy resep

APOTEK KIMIA FARMA LACASINO


JL.ADHYAKSA N0.45 MAKASSAR
Telp. (0411) 4673869
Apoteker : A.Wahyuni Kadir, S.farm, Apt.
SIPA : 446/216.1.10/SIPA/DKK/XI/2016

SALINAN RESEP

No. Resep : Tgl :


Untuk :
Dokter :

R/

PCC
PARAF
(A.Wahyuni Kadir, S.farm., Apt)

Obat tsb tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan Dokter


RESEP 3 PEMAKAIAN KHUSUS
A. TELAAH ADMINISTRATIF
Persyaratan Tidak
No Ada Keterangan
Administrasi Ada
1 Nama Pasien √ Rosman
2 Jenis kelamin √
3 Usia / Tanggal Lahir √ 46 tahun
4 Berat badan √
5 Pasien baru/ lama √ Tidak diketahui
6 Nama dokter √ dr.fanny
7 Paraf dokter √ Dicantumkan
8 Tanggal resep √ 16 Januari 2017
9 Alamat praktek √ Adhyaksa 45

B. TELAAH FARMASEUTIK
Persyaratan Tidak
No Ada Keterangan
Farmasetik Ada
1 Nama Obat √
2 Bentuk sediaan √ tablet dan inhaler
3 Kekuatan sediaan √
4 Jumlah obat √
Diketahui dari bentuk
sediaan tablet penggunaan
5 Rute pemberian √
secara umum dengan
melalui oral
Disimpan pada suhu kamar
6 Stabilitas obat √
15 – 30o C
7 Ketersediaan √
8 Cara penggunaan √

C. TELAAH KLINIS
Persyaratan Tidak
No Sesuai Keterangan
Klinis Sesuai
1 Tepat Indikasi √
2 Tepat Dosis √
3 Tepat Frekuensi √
Tepat Waktu
4 √
Penggunaan
Tidak ada
5 duplikasi obat/ √ Terdiri dari 2 R/
polifarmasi
Alergi dan Efek
6 √
samping
Tidak Ada
7 √
Kontraindikasi
Tidak ada interaksi antara
Tidak ada seretide diskus inhaler
8 √
Interaksi dengan
methylprednisolone
.
a. Seretide diskus 250 mcg(www.MIMS.com)
Komposisi
Salmeterol 50 mcg dan flutecason propionate 250 mcg
Indikasi
Terapi regular untuk penyakit obstruktif saluran nafas yang
reversible, mencakup asma dan PPOK,termasuk brinkhitis dan
emfisema.
Efek samping
Sesak/ disfonia, sakit kepala, kandiasis mulut, dan
tenggorokan, iritasi tenggorokan, palpitas, bronkospasme,
peredoksial, antralgia dan keram otot.

Perhatian
Tidak untuk terapi gejala urnia akut dan penanganan awal
asma dan TB paru, DM, hypokalemia yang tidak di
terapi,lakukan pengawasan berkala dan laju pertumbuhan pada
anak yang mendapat terapi jangka panjang, hamil, laktasi.
Interaksi
Penyakit beta slektif, dan non selektif, penghambat
CYP450 ( eritromicin, ketokenazol) MAOI,anti depresan
trisiklik, L- dopa, L-tiroksin, oksitosin, anti aritmia, dan xantin.
b. Methylprednisolone 8 mg (data obat Indonesia,2002)
Komposisi
Tiap tablet Methyl predenisolon mengandung Metil
prednisolon 8 mg
Nama Generik
Metil prednisolon
Nama Dagang
Comedrol®, Methylon®, Metisol®, Sanexon®
Indikasi
Kondisi alergi dan inflamasi, penyakit reumatik yang
memberi respon terhadap terapi kortikosteroid, penyakit kulit
dan saluran napas, penyakit endokrin, penyakit autoimun,
gangguan hematologik, sindroma nefrotik

Farmakologi
Metilprednisolon merupakan suatu glukokortikoid sintetik
yang mempunyai efek antiinflamasi kuat. Metilprednisolon
bekerja dengan menduduki reseptor spesifik dalam
sitoplasma sel yang responsif. Kompleks steroid-reseptor
ini lalu berikatan dengan DNA yang kemudian
mempengaruhi sintesis berbagai protein. Beberapa efek
penting yang timbul akibat ini ialah berkurangnya produksi
prostaglandin dan leukotrien, berkurangnya degranulasi
mast cell, berkurangnya sintesis kolagen.
Dosis
Dosis awal 4 - 48 mg/hari, kemudian diturunkan bertahap
sampai dengan dosis efektif terendah untuk pemeliharaan.
Dosis pada anak yaitu 0,8 - 1,1 mg/kgBB.
Kontra Indikasi
Tuberkulosis, infeksi jamur sistemik, herpes simpleks,
Diabetes mellitus, varisela, osteoporosis berat.
Efek samping
Retensi natrium dan cairan, gangguan penyembuhan
luka, gangguan metabolisme karbohidrat, lemah otot,
osteoporosis.
Interaksi Obat
1. Dengan diuretik hemat kalium dapat menyebabkan
kehilngan kalium secara berlebihan.
2. Barbiturat, fenitoin, rifampisin mengurangi khasiat metil
prednisolon.
3. Mengurangi efek dari antikoagulan dan hipoglikemik ADO
4. Kejang dapat terjadi bila diberikan bersama siklosporin.
Peningkatan resiko perdarahan gastrointestinal pada
pemakaian bersama NSAID.
Dari resep diatas tidak terdapat permasalahan ataupun
interaksi antara obat inhaler dengan metilprenisolone. Resep yang
diberikan dosis nya sudah tepat dengan aturan pakai 2 x sehari
dimana tidak melebihi dosis yang seharusnya. sebaiknya di berikan
pemberian informasi penggunaan obat Seretide diskus 250 mg.
dimana cara penggunaannya sebagai berikut :
1. buka. Pegang diskus pada satu tangan, letakkan ibu jari dari
tangan anda yang laian pada pegangan ibu jari. Bukalah diskus
dengan menekan pegangan ibu jari ke kanan sampai bagian
mulut dari diskus terlihat keluar.
2. Dorong. Pegang dan tahan tuas diskus. Dorong tuas
semaksimal mungkin sampai berbunyi klik. Keluarkan napas
anda sebanyak mungkin.
3. Hisap . letakkan bagian mulut diskus dibibir anda. Tarik napas
dalam- dalam melalui diskus ( jangan melalui hidung ).lepaskan
diskus dari mulut anda, kemudian tahan napas selama 10 deti.
Keluarkan napas secara perlaha, lalu tutup diskus anda.
Jangan mengeluarkan napas dalam diskus. Setelah
mengeluarkan napas berkumurlah dengan air air bersih
D. KESIMPULAN
dari telaah administrative, farmaseutik dan klinis pada resep diatas
telah sesuai dan dapat dilayani karena telah memenuhi ketentuan
penulisan resep secara umum walaupun ada hal yang mungkin kurang
seperti berat badan akan tetapi dapat diatasi dengan menanyakan
langsung kepada pasien atau dengan melihat rekam mediknya.
E. ETIKET

APOTEK KIMIA FARMA LACASINO


Jl. Adhyaksa no.45 Makassar
Telp. (0411)
Apoteker A.Wahyuni kadir S.farm,Apt
SIPA : 446/261.1.10/SIPA/DKK/XI/2016

No. Tgl.
Nama :

Jauhkan dari jangkauan anak-anak

APOTEK KIMIA FARMA LACASINO


Jl. Adhyaksa no.45 Makassar
Telp. (0411)
Apoteker A.Wahyuni kadir S.farm,Apt
SIPA : 446/261.1.10/SIPA/DKK/XI/2016

No. Tgl.
Nama :

x sehari tablet/Kapsul/Bungkus
(pagi-siang-malam)
Sebelum/Sesudah makan

Nama Obat : methylprednisolone


Jauhkan dari jangkauan anak-anak
F. COPY RESEP

APOTEK KIMIA FARMA LACASINO


JL.ADHYAKSA N0.45 MAKASSAR
Telp. (0411) 4673869
Apoteker : A.Wahyuni Kadir, S.farm, Apt.
SIPA : 446/216.1.10/SIPA/DKK/XI/2016

SALINAN RESEP

No. Resep : Tgl :


Untuk :
Dokter :

R/

PCC
PARAF
(A.Wahyuni Kadir, S.farm., Apt)

Obat tsb tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan Dokter


Resep 4 INJEKSI
.
A.TELAAH ADMINISTRATIF
Persyaratan Tidak
No Ada Keterangan
Administrasi Ada
1 Nama Pasien √ Tn.H.A. D
2 Jenis kelamin √ Diketahui pasien Laki-laki
3 Usia / Tanggal Lahir √ 64 tahun
4 Berat badan √ Tidak dicantumkan
5 Pasien baru/ lama √ Tidak diketahui
6 Nama dokter √ Dr. fuad
7 Paraf dokter √
8 Tanggal resep √ 20 Januari 2017
9 Alamat praktek √ Adhyaksa 45

B. TELAAH FARMASEUTIK
Persyaratan Tidak
No Ada Keterangan
Farmasetik Ada
1 Nama Obat √ Lantus
2 Bentuk sediaan √ Injeksi
300 iu namun tidak
3 Kekuatan sediaan √
dicantumkan
4 Jumlah obat √ 3
5 Rute pemberian √ Injeksi sub kutan
Jika sudah digunakan
6 Stabilitas obat √ disimpan pada suhu
kamar,dan yang belum
digunakan pada suhu 2-8
derajat di lemari pendingin
7 Ketersediaan √
8 Cara penggunaan √

Dari skrining farmaseutik resep diatas jumlah obat yang di


berikan berlebih seharusnya hanya diberikan 2 pen.sebaiknya
diberikan edukasi kepada pasien tentang cara penyimpanan dan cara
penggunaan obatnya.
Perhitungan jumlah obat yang harusnya diberikan :
18 iu x 30 hari / 300 iu : 1,8 atau setara dengan 2 pen
1. Lantus (insulin chemistry structure and function,1980)
Komposisi
Insulin gargline
Indikasi
Untuk remaja,dewasa, dan anak2 DM yang memerlukan terapi
insulin
Dosis
Dosis bersifat individual 1 x sehari, secara injeksi subkutan,
diberikan pada waktu yang sama tiap hari
Perhatian
Penyakit atau kondisi lainnya yang menyebabkan perubahan
kebutuhan akan insulin
Efek samping
Hipoglikemia, gangguan visual temporer, lipoatrofi atau
lipohipertropi, reaksi pada tempat injeksi, jarang reaksi alergi
berat.
Interaksi obat
diabetes oral, MAOI, blok adrenergiknon selektif,ACE inhibitor,
salisilat, alcohol, sulfonamide,kontrasepsi oral,tiazid, hormone
tiroid, danazol
D. KESIMPULAN
Dari hasil telaah administrative, farmaseutik dan klinis pada
resep diatas telah sesuai dan dapat dilakukan pelayanan
kepada pasien.
E. ETIKET
APOTEK KIMIA FARMA LACASINO
Jl. Adhyaksa no.45 Makassar
Telp. (0411)
Apoteker A.Wahyuni kadir S.farm,Apt
SIPA : 446/261.1.10/SIPA/DKK/XI/2016

No. Tgl.
Nama :

Jauhkan dari jangkauan anak-anak

2. Dispensing
Dispensing dilakukan meliputi penyiapan, penyerahan dan pemberian
informasi obat sesuai dengan permintaanyang tertera pada resep
3. Pelayanan Informasi obat (PIO)
Pelayanan informasi obat dilakukan oleh apoteker dalam pemberian
informasi obat baik itu mengenai indikasi obat, aturan minum maupun
efek samping dari penggunaan obat.
4. Konseling
Konseling yang dilakukan di Apotek Kimia Farma Lacasino merupakan
bentuk interaktif antara apoteker dan pasien, dengan cara memberikan
pemahaman, kesadaran, dan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi
obatnya
5. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)
Dilakukan dengan berkunjung ke rumah pasien yang mengalami
penyakit kronis seperti pasien yang mengalami hipertensi, kolesterol,
dengan melakukan pemeriksaan mendasar seperti pengecekan
kolesterol, gula darah, dan asam urat
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
PTO dilakukan melalui telefarma yang dilakukan setiap hari 14 pasien
selama seminggu maupun pada saat kegiatan home care setiap
bulannya
7. Monitoring Efek Samping Obat
MESO dilakukan dengan mencatat efek samping yang terjadi pada
pasien yang datang melaporkan keluhan yang dirasakan setelah
mengkomsumsi obat tertentu dan dicatat dalam form MESO
III.1.3 Kegiatan Manajerial
Penerapan sistem managerial di Apotek Kimia Farma Lacasino
meliputi:
1. Pengaturan beban kerja
Pengaturan beban kerja dilakukan secara proporsional, baik itu apoteker
pengelola apotek, apoteker pendamping, dan asisten apoteker masing-
masing mempunyai tugas perorangan. Dan setiap pegawai diwajibkan
dengan jam kerja selama 7 jam, dimana dibagi aatas 2 shift yaitu pagi
dimulai pukul. 08.00 – 15.00 dan shift siang 15.00 – 22.00
2. Pengaturan tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang
a. Apoteker bertugas mengawasi semua kegiatan yang dilakukan di apotek
yakni laporan CCTV, laporan profesi apoteker, laporan home care,
laporan narkotik, laporan psikotropik, laporan precursor, rekap data
omzet apotik, rekap data omzet suplemen dan cek list visit BM.
b. Apoteker pendamping bertugas untuk membantu APA dalam
pelaksanaan tugas dan mengawasi semua kegiatan jika apotekernya
tidak ada.
c. Asisten Apoteker melaukan uji petik tiap hari minimal 20 item tiap hari,
membertsihkan dan mengatur barang sesuai dengan bagian gondola
masing-masing, serta melakukan penjualan,rekap dropingan, rekap
BPBA,laporan penjualan KF, laporan penolakan, inventaris kebutuhan
apotik, laporan klinik dan tagihan.
3. Pengawasan (supervisi)
Pengawasan (supervisi) dilakukan oleh apoteker penangguang jawab
dimana setiap pagi mengitung persediaan sebelum dan sesudah kemudian
dilakukan validasi dan menghitung persediaan lalu dieksport ke BM.
4. Promosi dan strategi penjualan
Apoteker Pengelola Apotek melaukan promosi dengan cara sosialisasi ke
instansi seperti Puskesmas
III.1.4 Studi kelayakan
Jenis Apotek Perseorangan
Rencana Nama Apotek Apotek AFDAN Farma
Apotek Disekitar Nama Apotek Jarak (m)
Lokasi Perencanaan 1. Toko Obat 1500 m
Nurul Gina 800 m
2. Toko Obat 900 m
Hasbi
3. Toko Obat
Mastini
1.
Rumah sakit / klimik / 1. Puskesmas 700 m
dokter praktek Dongi 1200 m
disekitar lokasi 2. Praktek dr. 900 m
perencanaan Nurjannah 1000 m
3. PrAktek dr. 200 m
Asdar Bahri 800 m
4. Praktek drg.
Habibi
5. Praktek Bidan
Suhartina
6. Praktek Bidan
Andi anugrah

Jumlah penduduk Sekitar 3.905 jiwa


dikelurahan lokasi
Tingkat pendidikan SMA dan sarjana
tertinggi penduduk
dilokasi
3 pekerjaan terbanyak Pekerjaan Jumlah Penduduk
penduduk di lokasi Pegawai Sekitar 500 jiwa
Pedagang Sekitar 800 jiwa
Buruh Sekitar 400 jiwa
Analisis SWOT
Kekuatan (Strenght) - Apotek dengan pelayanan yang berbasis
pharmaceutical care
- Ketersediaan obat dan alat perbekalan
farmasi relative lengkap
- Harga yang ekonomis dan mudah dijangkau
- Menerapkan pelayanan no pharmasis no
service
Kelemahan - Apotek baru kemungkinan membutuhkan
(Weakness) waktu untuk bisa stabil karena masih
membutuhkan banyak promosi dan belum
dikenal
- Terdapat apotek lain ( apotek vitrizzah
farma ) di sekitar apotek

Peluang (Opportunity) Apotek terletak di tepi jalan raya, di wilayah


pemukiman yang padat penduduk dan mudah
diakses dengan kendaraan umum.
Apotek dekat dengan pusat pelayanan publik
seperti pasar dll.
Apotek dekat sarana kesehatan seperti praktek
dokter dan praktek Bekerja sama dengan
asuransi kesehatan terutama yang digunakan
oleh masyarakat yang berprofesi sebagai
pegawai diwilayah sekitar apotek
Ancaman (Threath) Terdapat Apotek lain yang letaknya tidak terlalu
jauh dari apotek, maka Apotek “Afdan Farma”
akan senantiasa berusaha meningkatkan
kualitas pelayanan dan juga pengelolaan apotek
sehingga diharapkan dapat terus tumbuh dan
berkembang.
ASPEK KEUANGAN
A. PERMODALAN
1. Modal Tetap
a. Perlengkapan penunjang Rp. 5.000.000,-
b. Perlengkapan apotek Rp. 20.000.000,-
c. Perizinan ( Rekomendasi SIA, HO, Rp. 2.000.000
SIA, IMB)
2 MODAL Operasional Rp. 40.000.000,-
3 Modal Cadangan Rp. 15.000.000,-
TOTAL Rp. 72.000.000,-

B. RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUNAN


1. Biaya rutin bulanan
a. Tenaga kerja
1) APA (1orang) Rp. 1.700.000,-
2) Apoteker pendamping (1orang) Rp. 1.250.000,-
3) Asisten apoteker (1orang) Rp. 800.000,-
4) Non AA (1orang) Rp. 1.600.000,-
TOTAL Rp. 4.350.000,-
b. Biaya lain-lain
1) Administrasi Rp.
2) Listrik Rp.
3) Telephone Rp.
4) Lain-lain Rp.
TOTAL KESELURUHAN Rp.
2. Biaya rutin tahun 1
a. Biaya rutin bulanan x 12
Rp. 5.500.000 x 12 Rp. 66.000.000,-
b. THR 1 bulan gaji Rp. 4.350.000,-
Total biaya rutin tahun 1 Rp. 70.350.000,-
3. Proyeksi pendapatan tahun 1
Tahun 1 diproyeksikan R/ masuk 5 lembar perhari, rata-rata perlembar
R/ Rp. 30.000,- maka diperkirakan pendapatan sebagai berikut:
a. Penjualan R/ : 30hr x 12 bln x 5 lbr x Rp. 54.000.000,-
30000
b. Penjualan OTC : 30hr x 12 bln x Rp. 108.000.000,-
300000 Rp. 72.000.000,-
c. Penjualan OWA: 30 hr x 12 bln x Rp. 234.000.000,-
200000
Total pendapatan

4. Proyeksi pengeluaran rutin tahun 1


a. Pembelian R/: 90.000.000-(0,15 x Rp.
90.000.000)
b. Pembelian OTC : 108.000.000-(0,15 Rp.
x 108.000.000)
c. Pembelian OWA : 72.000.000-(0,15 Rp.
x 72.000.000)
d. Biaya rutin tahun 1 Rp.
Total pengeluaran Rp.
5. Perkiraan L/R tahun 1
a. Pendapatan tahun 1 Rp.
b. Pengeluaran tahun 1 Rp.
Kerugian Rp.

Perhitungan pengembalian modal


Perhitungan Tahun 1
a. BEP 1
= 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑥𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
1 − (𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛)
1
= 229.500.000 𝑥56.550.000
1 − (260.000.000
56.550.000
=
0,118
= 479.237.288,135 pertahun atau
33.936.440,677 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 1.331.214,689
perhari
b. Prosentase BEP 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
= 𝑥 100%
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
56.550.000
= 𝑥 100%
260.000.000 − 229.500.000
= 185,409%
c. Kapasitas BEP = Prosentase BEP x jumlah resep /tahun
= 185,409% x 10 x 30 x 12
= 6674,724 R/tahun
= 556,227 R/bulan
= 18,54 R/hari
d. Rata-rata = Rp.463.500,- +.....
pendapatan
perhari

C.RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN KE 2


1. Biaya rutin bulanan
a. Tenaga kerja
1) APA (1orang) Rp.
2) Apoteker pendamping (1orang) Rp.
3) Asisten apoteker (1orang) Rp.
4) Non AA (1orang) Rp.
TOTAL Rp.
b. Biaya lain-lain
1) Administrasi Rp.
2) Listrik Rp.
3) Telephone Rp.
4) Lain-lain Rp.
TOTAL KESELURUHAN Rp.
2. Biaya rutin tahun II
a. Biaya rutin bulanan x 12 Rp.
b. THR 1 bulan gaji Rp.
Total biaya rutin tahun II Rp.
3. Proyeksi pendapatan tahun II
Tahun 1 diproyeksikan R/ masuk 5 lembar perhari, rata-rata perlembar
R/ Rp. 30.000,- maka diperkirakan pendapatan sebagai berikut:
a. Penjualan R/ : 30hr x 12 bln x 5 lbr x Rp.
30000
b. Penjualan OTC : 30hr x 12 bln x Rp.
300000 Rp.
c. Penjualan OWA: 30 hr x 12 bln x Rp.
200000
Total pendapatan
4. Proyeksi pengeluaran rutin tahun II
a. Pembelian R/: 90.000.000-(0,15 x Rp.
90.000.000)
b. Pembelian OTC : 108.000.000-(0,15 x Rp.
108.000.000)
c. Pembelian OWA : 72.000.000-(0,15 x Rp.
72.000.000)
d. Biaya rutin tahun II Rp.
Total pengeluaran Rp.
5. Perkiraan L/R tahun II
a. Pendapatan tahun II Rp.
b. Pengeluaran tahun II Rp.
Kerugian Rp.

Perhitungan tingkat pengembalian modal


Perhitungan Tahun II
a. BEP 𝟏
= 𝒗𝒂𝒓𝒊𝒂𝒃𝒆𝒍
𝒙𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑
𝟏 − (𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 )
𝒑𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏
𝟏
= 𝟐𝟐𝟗.𝟓𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
𝒙𝟓𝟔. 𝟓𝟓𝟎. 𝟎𝟎𝟎
𝟏−(
𝟐𝟔𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
𝟓𝟔. 𝟓𝟓𝟎. 𝟎𝟎𝟎
=
𝟎, 𝟏𝟏𝟖
= 𝟒𝟕𝟗. 𝟐𝟑𝟕. 𝟐𝟖𝟖, 𝟏𝟑𝟓 pertahun atau
𝟑𝟑. 𝟗𝟑𝟔. 𝟒𝟒𝟎, 𝟔𝟕𝟕 𝒑𝒆𝒓𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒖
1.331.214,689 perhari
b. Prosentase BEP 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
= 𝑥 100%
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
56.550.000
= 𝑥 100%
260.000.000 − 229.500.000
= 185,409%
c. Kapasitas BEP = Prosentase BEP x jumlah resep /tahun
= 185,409% x 10 x 30 x 12
= 6674,724 R/tahun
= 556,227 R/bulan
= 18,54 R/hari
d. Rata-rata = Rp.463.500,- +.....
pendapatan perhari

D. RENCANA ANGGARAN DAN PENDAPATAN BELANJA TAHUN KE 3


1. Biaya rutin bulanan
a. Tenaga kerja
1) APA (1orang) Rp.
2) Apoteker pendamping (1orang) Rp.
3) Asisten apoteker (1orang) Rp.
4) Non AA (1orang) Rp.
TOTAL Rp.
b. Biaya lain-lain
1) Administrasi Rp.
2) Listrik Rp.
3) Telephone Rp.
4) Lain-lain Rp.
TOTAL KESELURUHAN Rp.
2. Biaya rutin tahun III
a. Biaya rutin bulanan x 12 Rp.
b. THR 1 bulan gaji Rp.
Total biaya rutin tahun III Rp.
3. Proyeksi pendapatan tahun III
Tahun 1 diproyeksikan R/ masuk 5 lembar perhari, rata-rata perlembar
R/ Rp. 30.000,- maka diperkirakan pendapatan sebagai berikut:
a. Penjualan R/ : 30hr x 12 bln x 5 lbr x Rp.
30000
b. Penjualan OTC : 30hr x 12 bln x Rp.
300000 Rp.
c. Penjualan OWA: 30 hr x 12 bln x Rp.
200000
Total pendapatan
4. Proyeksi pengeluaran rutin tahun III
a. Pembelian R/: 90.000.000-(0,15 x Rp.
90.000.000)
b. Pembelian OTC : 108.000.000-(0,15 x Rp.
108.000.000)
c. Pembelian OWA : 72.000.000-(0,15 x Rp.
72.000.000)
d. Biaya rutin tahun III Rp.
Total pengeluaran Rp.
5. Perkiraan L/R tahun III
a. Pendapatan tahun III Rp.
b. Pengeluaran tahun III Rp.
Kerugian Rp.

Perhitungan tingkat pengembalian modal


Perhitungan Tahun III
a. BEP 1
= 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑥𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
1 − (𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛)
1
= 229.500.000 𝑥56.550.000
1 − (260.000.000
56.550.000
=
0,118
= 479.237.288,135 pertahun
atau
33.936.440,677 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢
1.331.214,689 perhari
b. Prosentase BEP 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
= 𝑥 100%
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
56.550.000
= 𝑥 100%
260.000.000 − 229.500.000
= 185,409%
c. Kapasitas BEP = Prosentase BEP x jumlah resep
/tahun
= 185,409% x 10 x 30 x 12
= 6674,724 R/tahun
= 556,227 R/bulan
= 18,54 R/hari
d. Rata-rata = Rp.463.500,- +.....
pendapatan perhari

III.2. Hasil dan Pembahasan Tugas Khusus


Tabel 2. Hasil kegiatan home pharmacy care
NO Nama diagnosa obat Dosi Atura Hasil pemeriksaan
pasien s n Tekanan Kepatuha
pakai darah/gul n pasien
a
1. Ny. HH Hipertensi Glimepiride 4 mg 24
60 tahun Diabetes j/oral Tekanan
amlodipin 10 24 darah
mg j/oral 140/90
mmHg Tidak
B1,B6,B12 - 24 patuh
j/oral Gula
omeprazol 20 24 darah
e mg j/oral 458 mg/dl
Ny ST. metformin 500 8 j/oral
2. 62 tahun Hipertensi mg
Diabetes amlodipin 5 mg 24 Tekanan
jantung j/oral darah Tidak
fasosorbid 500 6 j/ 140/90 patuh
mg oral mmHg
fenilbutaso 6 j/oral
n Gula
B1,B6,B12 24 darah 176
j/oral mg/dl
Nurhaed 24 150/90 Tidak
3. ah Hipertensi Amlodipine 5 mg j/oral mmHg patuh
73 tahun
Tn. M Amlodipine 10 24
4. 68 tahun Hipertensi mg j/oral Tidak
dimensia risperidon - 6 170/90 patuh
j/oral mmHg
clozapin - 24
j/oral
B1,B6,B12 - 24J/or
al

PT. Kimia Farma (persero) Tbk, yang khusus bergerak di


bidang ritel farmasi dan jasa layanan kesehatan lainnya dalam
menjalankan usahanya tidak lepas dengan kegiatan pelayanan yang
diberikan kepada pasien secara maksimal, contohnya dengan
memberikan pelayanan informasi obat (PIO) kepada pasien serta
pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) untuk
memberikan kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh
kimia farma khususnya Kimia Farma Apotek.
Pelayanan informasi obat yang dilakukan di apotek Kimia Farma
Lacasino dengan pemberian informasi tentang obat yang diresepkan oleh
dokter. Setiap penyerahan obat selalu disertai dengan pemberian
informasi obat kepada pasien mulai dari jenis obat, indikasi, dosis, aturan
pakai, efek samping, lama pemberian dan apa saja yang harus dihindari
selama mengkonsumsi obat tersebut.
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Apotek meliputi:
1. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan;
2. Membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan
masyarakat (penyuluhan);
3. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien;
4. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa
farmasi yang sedang praktik profesi;
5. Melakukan penelitian penggunaan Obat;
6. Membuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah;
7. Melakukan program jaminan mutu.
Namun, pemberian informasi masih terkendala dengan bahasa
khususnya untuk pasien imigran yang tidak mengerti bahasa
Indonesia.Untuk itu, diharapkan kepada petugas di apotek agar
menguasai bahasa khususnya bahasa Inggris agar memudahkan
berkomunikasi dengan pasien asing.
Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat
melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah,
khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan
penyakit kronis seperti hipertensi,jantung,diabetes, TB, asma,kolestrol
dan lain – lain.
Sebelum melakukan home pharmacy care, terlebih dahulu apoteker
menghubungi pasien untuk meminta persetujuan dilakukan home
pharmacy care karena tidak semua pasien bersedia untuk dikunjungi.
Kami melakukan homepharmacy care bersama 1 orang dokter, 1 orang
perawat, dan apoteker pendamping dari Kimia Farma Lacasino. Ada 4
pasien yang bersedia kami home pharmacy care dimana rata – rata
pasien tersebut menderita hipertensi dan diabetes melitus. Pasien
tersebut adalah Tn.M,Ny. HH, Ny.St, dan Ny.NH yang merupakan pasien
prolanis Klinik Lacasino.
Hypertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang
beragam.pada kebanyakan pasien etiologi pastofisiologinya berbeda
dimana tujuan utama terapi hipertensi adalah mengurangi resiko. Ada 4
klasifikasi tekanan darah yaitu :
1. normal 120/ 80 mmHg
2. Prehipertensi 120 – 139 / 80 – 89 mmHg
3. Hipertensi stage 140 – 159 / 90 – 99 mmHg
4. Hipertensi stage 2 > 160 / > 100 mmHg
5. Hipertensi komplikasi dengan Diabetes Militus <130 / 80 mmHg
Diabetes mellitus di defenisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai
dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolism
karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Walaupun diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang tidak
menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat berakibat fatal jika
penggelolaannya tidak tepat, dimana memerlukan penanganan secara
multi disiplin yang mencakup terapi non obat dan terapi obat.
Sebagai seorang apoteker yang memeliki peran yang sangat penting
dalam keberhasilan penatalaksanaan diabetes yakni mendampingi,
memberikan konseling, dan bekerja sama erat dengan penderita dalam
penatalaksaan diabetes sehari-hari khususnya dalam terapi obat,
merupakan salah satu tugas profesi kefarmasian. Membantu penderita
menyesuaikan pola diet sebagaimana di sarankan ahli gizi, mencegah
dan mengendalikan komplikasi yang mungkin timbul, mencegah efek
samping obat, memberikan rekomendasi penyesuaian rejimen dan dosis
obat yang harus dikonsumsi yang dapat berubah dari waktu ke waktu.
Pentingnya peran apoteker dalam keberhasilan penatalaksanaan
diabetes ini menjadi lebih bermakna karena penderita diabetes
merupakan pelangang tetap apotek sehingga frekuensi pertemuan
penderita dengan apoteker di apotek lebih tinggi dari pada frekuensi
pertemuan dengan dokter.Peluang ini seharusnya dapat dimanfaatkan
seoptimal mungkin dalam rangka memberikan pelayanan kefarmasian
yang operasional.
Dari keempat pasien tersebut ditemukan adanya ketidak patuhan
dalam pengobatan, ini disebabkan Karena tidak teraturnya
mengkomsumsi obat yang diberikan dokter serta pola hidup yang tidak
teratur.Akan tetapi kami tidak menemukan adanya efek samping yang
dirasakan pasiensetelah mengkomsumsi obat yang diberikan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai