Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Longsor adalah perpindahan massa material pembentuk lereng berupa batuan,

bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau

keluar lereng. Varnes (1978) menerapkan istilah longsoran ini untuk seluruh jenis

gerakan tanah. Gerakan tanah merupakan salah satu proses geologi yang terjadi akibat

interaksi beberapa kondisi antara lain geomorfologi, struktur geologi, hidrogeologi dan

tata guna lahan. Kondisi tersebut saling berpengaruh sehingga mewujudkan kondisi

lereng yang cenderung bergerak (Karnawati, 2007).

Permukaan tanah tidak selalu membentuk bidang datar. Permukaan tanah

mempunyai perbedaan elevasi antara tempat yang satu dengan tempat yang lain

sehingga membentuk suatu lereng (slope). Lereng merupakan bagian dari permukaan

bumi yang memiliki sudut kemiringan tertentu dengan bidang datar. Lereng dapat

terjadi secara alami maupun secara buatan dengan tujuan tertentu. Banyak orang yang

memanfaatkan lereng sebagai tempat bercocok tanam, membangun rumah, tempat

wisata dll. Namun jika berbicara mengenai lereng ada hal – hal yang harus

diperhitungakan dalam bidang geoteknik agar tidak menyebabkan kerugian yang

diakibatkan bencana longsor.


Jika dilihat dari aspek geologi Indonesia sendiri terletak pada pertemuan tiga

lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang

bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara lempeng itu maka terbentuk

daerah penunjaman memanjang di sebelah Barat Pulau Sumatera, sebelah Selatan

Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah Utara Kepulauan

Maluku, dan sebelah Utara Papua. Konsekuensi lain dari tumbukan itu maka terbentuk

palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran

gunungapi, dan sebaran sumber gempabumi. Gunungapi yang ada di Indonesia

berjumlah 129. Angka itu merupakan 13% dari jumlah gunungapi aktif dunia. Maka

dari itu jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan

gunungapi. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir

dan bersifat subur. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada

perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi

mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas

tinggi. Maka dari itu bahaya dan bencana yang paling sering terjadi di Indonesia adalah

tanah longsor.

Universitas Padjajran terletak di kaki gunung Manglayang yang diapit juga oleh

gunung Geulis. Secara geologi batuan yang ditemukan di sekitar Universitas Padjajaran

adalah batuan produk hasil gunungapi. Maka dari itu tanah yang dijumpain di

universirtas padjajaran adalah hasil pelapukan batuan gunungapi. Seperti yang

dijelaskan sebelumnya tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada
perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi

mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas

tinggi.

Universitas Padjajaran memiliki beberapa kolam penampungan air yang

berguna untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari Universitas Padjajran. Salah

satunya secara geografis berada pada koordinat xxx yyyy atau berada di sebelah barat

gedung rektorat Universitas Padjajaran dan sebelah Timur asrama 2 Universitas

Padjajaran. Kondisi kolam tersebut berada di atas lerang yang terjal setinggi xx. Selain

itu terdapat juga sebuah bangunan tiga lantai yang tepat berada di atas lereng tersebut

bersebalahan dengan kolam penampungan air.

Dengan kondisi adanya kolam penampungan air diatas sebuah lereng yang

terjal, menarik jika dilakukan penelitian berupa stabilitas lereng berupa simulasi

kestabilan lereng agar diketahui kondisi kestabilan lereng tersebut serta faktor-faktor

apa saja yang dapat menyebabkan lereng tersebut longsor. Karena jika lereng tersebut

longsor akan banyak yang dirugikan, salah satunya rusaknya kolam penampungan air

yang akan menyebabkan Universitas Padjajaran kekurangan air.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisis kestabilan lereng yang ada di daerah penelitian berdasarkan

data - data yang telah didapatkan ?

2. Bagaimana cara penanggulanggan kestabilan lereng di daerah penelitian ?


1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui dan menyajikan data

geologi, sifat fisik maupun mekanik tanah pada daerah penelitian, jenis gerakan tanah

beserta nilai faktor keamanan lereng sehingga nantinya dapat memberikan saran atau

bijakan untuk penanggulangan ketidakstabilan lereng di daerah penelitian.

Berikut adalah batasan – batasan dari penelitian ini :

1. Megetahui analisis kestabilan lereng yang ada di daerah penelitian berdasarkan

data - data yang telah didapatkan.

2. Mengetahui cara penanggulanggan kestabilan lereng di daerah penelitian.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan untuk memberikan data geologi dan data geologi

teknik yang dapat digunakan dalam rencana pembangunan dan pengembangan

wilayah. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

1.4.1 Manfaat Bagi Keilmuan

1. Memberikan gambaran secara umum bagaimana penerapan teori-teori

mengenai kestabilan lereng dalam aplikasinya di lapangan.

2. Memperbanyak refrensi mengenai keilmuan kestabilan lereng.


1.4.2 Manfaat Bagi Institusi

1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi di Fakultas Teknik

Geologi, Universitas Padjajaran.

2. Mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengendalian dan

penanggulangan gerakan tanah.

3. Memberikan gambaran tentang faktor - faktor yang mempengaruhi kestabilan

lereng sehingga bisa dilakukan upaya penanggulangannya.

1.5 Kerangka Berfikir

Universitas Padjajaran selaku tempat penulis menempuh pendidikan terletak

diantara dua gunung yaitu gunung Manglayang dan gunung Geulis. Secara geologi

batuan yang ditemukan di sekitar Universitas Padjajaran merupakan batuan hasil

letusan gunungapi sehingga tanah yang dijumpain di Universitas Padjajaran merupakan

hasil pelapukan dari batuan gunugnapi. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar

lempung dengan sedikit pasir dan bersifat subur. Tanah pelapukan yang berada di atas

batuan kedap air pada perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal

berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan

berkuantitas tinggi.

Universitas Padjajaran memiliki kolam penampungan air yang baru dibangun

yang befungsi untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari Universitas Padjajaran.

Kolam penampungan tersebut terletak diatas sebuah lereng dimana diatas lereng
tersebut juga terdapat bangunan tiga lantai yang baru dibangun juga terletak

bersebelahan dengan kolam penampungan tersebut. Karena penambahan beban diatas

lereng akan menurunkan nilai factor safety lereng tersebut sehingga ditakutkan pada

suatu kondisi lereng tersebut akan longsor./ maka dari itu perlu dilakukan simulasi

kestabilan lereng dalam berbagai kondisi untuk mengetahui tigkat kemantapan lereng

tersebut.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini diawali dengan pemboran geoteknik untuk mengetahui kondisi

stratifikasi tanah di bawah permukaan. Pada saat pemboran dilakukan juga

pengambilan sample tidak terganggu (Ubdisturb Sample). Selanjutnya sampel tersebut

akan digunakan untuk keperluan uji lab sehingga didapatkan nilai-nilai parameter yang

digunakan untuk simulasi kestabilan lereng yaitu cohesi (c), sudut geser dalam (ф), dan

bobot isi tanah (ɣ).

Setelah nilai parameter-parameter yang digunakan tersebut didapat, dilakukan

simulasi kestabilan lereng dalam berbagai kondisi dengan menggunakan softwere Slide

6.0 sehingga didapatkan nilai faktor keamanan lereng (FS). Selanjutnya dari hasil

simulasi kestabilan lereng, penulis membuat rekomendasi lereng stabil daerah

penelitian.
1.7 Lokasi Penelitian

Daerah penelitian berada pada Universitas Padjajaran, Kecamatan Jatinangor,

Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis daerah penelitian berada

pada koordinat 107°44’57’’BT hingga 107°47’44’’BT dan 6°53’27’’LS hingga

6°55’50’’LS. Penelitian ini dilaksanakan sejak Maret 2017 hingga Juni 2017.

Anda mungkin juga menyukai