UNTUK EFISIENSI
Untuk memenuhi tugas pemaparan materi pertemuan ke 3
Dosen : MG Kentris Indarti, S.E., M.Si., Ak.
DISUSUN OLEH :
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
dua kata yaitu sistem dan manajemen biaya. Sistem yang berarti
perusahaan.
Penggunaan sistem manajemen biaya bagi perusahaan
Rumusan Masalah
2
Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
(ABM).
Menurut Mulyadi (2007; 731), Activity-Based Management (ABM)
4
suatu aktivitas proses sehingga akan terjadi perbaikan posisi kompetitif
kinerjanya.
5
Activity Based Management (ABM) ini merupakan pendekatan
manajemen yang berfokus untuk dapat :
1. Meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan dari setiap
bisnis baru.
suatu organisasi.
2. Top Management Support and Commitment
Penerapan suatu sistem manajemen biaya yang baru seperti
6
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang
tidak bernilai tambah adalah operasi yang (1) tidak perlu dan tidak
penting (2) perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat dikembangkan.
Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa aktivitas,
kualitas produk, daya guna, dan nilai yang dirasakan. Berikut adalah
organisasi.
2. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk
7
c. Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang
tidak ?
3. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam
tambah.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk penerapan ABM
8
2. Membedakan antara aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai
tambah
8. Menganalisa dua atau lebih aktivitas yang saling berhubungan
Quality Cost
maupun biaya yang timbul akibat kualitas yang buruk ( cost of poor
quality). dengan kata lain, biaya kualitas (quality cost) adalah semua
biaya yang timbul dalam manajemen kualitas (quality management).
Feigenbaum (1991) dalam bukunya yang berjudul “ Total Quality
Cost).
Biaya Pencegahan (Preventive Cost) adalah biaya yang
dikeluarkan dalam mencegah terjadi kegagalan pada proses
9
Cost) adalah biaya yang timbul saat melakukan penyaringan atau
pendeteksian kegagalan produk seperti Biaya Pengujian, Inspeksi dan
Review)
4. Biaya Laboratorium
Biaya Kegagalan(Failure 1. Biaya Scrap dan pengerjaan ulang (Rework)
2. Biaya Perubahan Desain (Design Change)
Cost)Internal
3. Biaya Kelebihan Persedian (Excess Inventory
Cost)
4. Biaya Pembelian Bahan
Biaya Kegagalan(Failure 1. Biaya Purna Jual / Jaminan (Warranty)
2. Biaya Pengembalian Produk (Return and Recall)
Cost)Eksternal
3. Biaya Penangan Keluhan Pelanggan
4. Biaya Ganti Rugi
10
Menunjukkan bagaimana suatu produk konsisten dalam
melaksanakan fungsinya
b. Aesthetics
Berhubungan dengan penampilan atau keindahan suatu produk
c. Serviceability
Berhubungan dengan kemudahan untuk perbaikan dan
pemeliharaan produk
d. Features atau quality of design
Menunjukkan karakteristik produk yang membedakan produk dengan
produk lain
e. Retiability
Menjelaskan kualitas dari profitabilitas kemampuan produk untuk
baik
g. Quality of conformance
Menunjukan bagaimana suatu produk dapat memenuhi spesifikasi
dijanjikan
yang rendah.
11
a. Aktivitas pengendalian yang merupakan aktivitas untuk
baik
b. Aktivitas karena kegagalan yang merupakan aktivitas yang
kualitasnya rendah
tidak baik
b. Apprisial cost atau biaya pengukuran adalah biaya yang terjadi
konsumen
d. External failure cost atau biaya kegagalan eksternal adalah
konsumen
12
cost maupun Hidden quality cost. Untuk menentukan jumlah
hidden quality cost diperlukan estimasi. Estimasi dapat
efisien, dan secara khusus membahas hubungan output dan input yang
13
Ukur parsial = Output /
Masukan
rumus berikut:
dasar
Just in time
konsumen. Karena itu timbul konsep yang disebut Just In Time atau
(suplier) tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi,
14
mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus
minimisasi pemborosan.
Just In Time mempunyai empat aspek pokok, yaitu :
1) Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa
harus dieliminas
2) Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi
3) Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan dalam
diantaranya:
1) Meningkatkan efisiensi proses produksi
Biaya persediaan ini sangat tinggi, berkisar antara 20 persen–40
persen dari harga barang pertahun. Efisiensi didapat juga dengan cara
persaingan pasar.
3) Meningkatkan mutu barang
Mutu tinggi dari suku cadang atau komponen yang dipasok oleh
15
diproduksi oleh perusahaan. Kemitraan penjual pembeli
perusahaan :
1) Pembelian Just In Time
Pembelian Just In Time adalah sistem penjadwalan pengadaan
dengan pamasoknya.
b) Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi
dengan pemasok.
c) Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian
yang mapan.
d) Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak
bernilai tambah.
e) Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program
pemeriksaan mutu.
sebagai berikut:
a) Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.
b) Perubahan “cost pools” yang digunakan untuk
mengumpulkan biaya.
16
c) Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya
biaya langsung.
d) Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai
akuntansi.
dengan cara:
a) Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses dalam
dieliminasi.
Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan
17
f) Biaya mutu
g) Pembelian bahan
efisien
2) Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan
para staffnya
3) Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau diretur
kembali
4) Kertas kerja dapat lebih simple
5) Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk
promosi tambahan
mampu menyerahkan bhan baku yang bebas dari cacat pada waktu
Lean Production
18
pemborosan, dan pemborosan inilah yang menjadi target untuk
yang dihasilkan.
Beberapa prinsip yang mendasari pandangan unutk penerapan
dibuat.
3) Menghilangkan pemborosan yang tidak berniali tambah dari semua
19
5) Secara terus-menerus dan berkesinambungan melakukan
menerus.
20
BAB III
PENUTUP
21
DAFTAR PUSTAKA
22