TINJAUAN PUSTAKA
merupakan suatu faktor sangat penting dalam kehidupan suatu masyarakat, terlebih-
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 tanah juga merupakan salah satu modal utama, baik sebagai
Tanah dalam arti ekonomi didefinisikan sebagai seluruh materi alam semesta
di luar produk itu sendiri dan orang-orang. Ini mencakup semua sumber daya alam,
bahan, gelombang udara, serta tanah. Semua udara, tanah, mineral dan air termasuk
dalam definisi tanah. Semuanya bebas diberikan oleh alam, dan tidak dibuat oleh
manusia, dikategorikan sebagai tanah. Tanah memegang posisi yang unik dan
penting dalam lingkungan sosial, politik, dan ekonomi. Tanah mendukung semua
Tanah tidak memiliki biaya produksi. Ini adalah hadiah dari alam untuk umat
berasal dari pasokan tetap tanah dan imobilitas. Tanah tidak dapat diproduksi atau
direproduksi. Lahan yang dibutuhkan secara langsung atau tidak langsung dalam
6
7
produksi semua barang dan jasa. Tanah adalah sumber daya yang paling dasar dan
Hal ini sejalan dengan pengertian nilai menurut Fahirah dkk. (2010) yang
menyatakan bahwa Tanah arti Lahan (site) adalah permukaan daratan dengan
kekayaan benda adat, air dan gas, sedangkan tanah (soil) yang dimaksud dalam hal
ini adalah benda yang berwujud padat, cair dan gas yang tersusun oleh bahan organik
dan anorganik yang terdapat dalam tanah. Tanah banyak dijadikan sebagai barang
karena di satu aspek ketersediaan lahan tersebut, sedangkan di aspek lain permintaan
akan lahan semakin bertambah terus, sehingga mengakibatkan nilai tanah menjadi
manfaat yang berkaitan dengan suatu kepemilikan. Properti terdiri atas hak
kepemilikan, yang memberikan hak kepada pemilik untuk suatu kepentingan tertentu
(specific interest) atau sejumlah kepentingan atas apa yang dimiliknya. Oleh karena
itu, kita wajib memperhatikan konsep hukum dari properti yang meliputi segala
sesuatu yang merupakan segala konsep kepemilikan atau hak dan kepentingan yang
bernilai, berbentuk benda atau bukan (corporeal or non corporeal), berwujud atau
tidak bewujud, dapat dilihat atau tidak, yang memiliki nilai tukar atau yang dapat
penjelasan tambahan, dapat merujuk kepada real properti, personal properti atau jenis
properti lainnya seperti perusahaan/badan usaha KHF (segala hak yang menunjukkan
2015).
8
Real Properti adalah kepemilikan atas kepentingan hukum yang melekat pada
real estate atau hubungan hukum penguasaan yuridis oleh pemilik atas real estate.
Hubungan hukum ini biasanya tercatat didalam suatu dokumen, misalnya sertifikat
kepemilikan atau perjanjian sewa. Oleh karena itu, properti merupakan suatu konsep
hukum yang berada dengan real estate, dimana real estae mewakili asset secara fisik.
Real properti meliputi semua hak, hubungan-hubungan hukum, dan manfaat yang
berkaitan dengan kepemilikan real estate. Sebaliknya, real estate meliputi tanah dan
bangunan itu sendiri, segala benda yang secara alamiah terdapat diatas tanah dan
melekat pada tanah, seperti bangunan dan bentuk pengembangan lainnya (Komite
Nilai Pasar adalah representasi nilai dalam pertukaran atau sejumlah uang
yang dapat diperoleh, atas suatu aset jika aset tersebut di tawarkan untuk dijual di
pasar (terbuka) pada tanggal penilaian dan dalam kondisi yang sesuai dengan
persyaratan definisi nilai pasar. Untuk mengestimasi Nilai Pasar atas aset (kecuali
aset keuangan), seorang Penilai harus terlebih dahulu menentukan penggunaan yang
Tertinggi dan Terbaik (HBU), merujuk kepada konsep dan prinsip umum penilai.
HBU tersebut dapat berupa kelanjutan dari penggunaan aset yang ada atau alternatif
penggunaan lain. Penentuan penggunaan yang tertinggi dan terbaik ini ditentukann
Hal ini sejalan dengan pengertian nilai pasar menurut Putra dkk. (2013) yang
menyatakan bahwa Nilai pasar didefinisikan sebagai penjualan properti dalam situasi
rata-rata, dengan asumsi bahwa kedua pihak memiliki informasi yang lengkap dan
9
kebebasan untuk membuat pilihan. Rata-rata situasi berarti bahwa tidak ada keadaan
tanah adalah fungsi dari hubungan antara harga dan kuantitas pasokan dan
permintaan lahan, sehingga berdampak pada pasokan lahan yang disesuaikan dengan
penggunaannya.
properti yang dinilai harus dianggap seolah-olah diperjual belikan di pasar, tanpa
berjalan (going concern) atau tujuan lainnya. Sedangkan penerapan nilai pasar untuk
jenis properti lainnya merujuk kepada standar teknik terkait (Komite Standar
Nilai tanah dalam konteks pasar properti adalah nilai pasar wajar yaitu nilai
yang ditentukan atau ditetapkan oleh pembeli yang ingin membeli sesuatu dan
penjual ingin menjual sesuatu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan kedua belah
pihak dalam kondisi wajar tanpa ada tekanan dari pihak luar pada proses transaksi
jual beli sehingga terjadi kemufakatan. Pembeli dan penjual mempunyai tenggang
waktu yang cukup atas properti yang diperjualbelikan dan bertindak untuk
kepentingan sendiri. Nilai pasar pada dasarnya mencerminkan harga yang terbaik
atas suatu properti pada suatu waktu, tempat dan keadaan atau kondisi pasar tertentu
Secara definisi nilai tanah menurut Safeyah dkk. (2014) adalah kekuatan nilai
dari tanah untuk dipertukarkan dengan barang lain. Misalnya tanah padang rumput
10
keterbatasan pemanfaatannya.
Hal ini sejalan dengan pengertian nilai menurut Putra dkk. (2013)
menyatakan bahwa nilai merupakan suatu waktu yang menggambarkan harga atau
nilai uang dari properti, barang atau jasa bagi pembeli dan penjual.
Penilaian tanah dengan asumsi tanah tersebut kosong, atau tanah dengan
fasilitas sosial, dan utilitas umum) merupakan konsep ekonomi. Oleh karena itu, baik
tanah kosong maupun tanah yang sudah dibangun dalam keadaan demikian disebut
sebagai real estate. Nilai ekonomi akan tercipta berdasarkan kegunaan real estate,
lokasi, pasokan (supply) yang relatif terbatas, dan keunggulan spesifik dari bidang
(2013), yaitu:
2. Faktor Hukum dan pemerintah termasuk jenis dan jumlah pajak, zonasi,
pertanian, lahan kosong dan sabuk hijau ke daerah perumahan, perdagangan, jasa dan
perumahan. Kondisi ini juga akan mempengaruhi perubahan nilai tanah (Putra dkk.,
2015).
pemukiman dan area bisnis mempengaruhi nilai tanah di sekitar. Hal ini sangat
relevan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dalam studi menyatakan
(1) Aksesibilitas
(4) Zonasi
(5) Kepadatan
komprehensif, sehingga nilai tanah dapat mewakili kondisi yang wajar dan dapat
(discrete and continuous), baik spasial dan non-spasial (Putra dkk., 2015).
Surabaya relatif beragam, baik dari pengaruh geografis, sosial dan budaya. Model
penilaian tanah. Model analisis yang mempertimbangkan efek geografis, perlu lebih
diidentifikasi berbagai kriteria dan parameter yang dapat mempengaruhi nilai tanah.
Oleh karena itu, penelitian yang berfokus pada penentuan parameter yang
Menurut Prasetyo dan Pigawati (2013), Pusat Kota atau yang sering disebut
juga Central Business District (CBD) terdiri dari satu atau lebih sistem pada suatu
pusat bagian kota yang mempunyai nilai lahan sangat tinggi. Daerah CBD ini
perdagangan, perkantoran, bioskop, hotel, jasa, dan juga mempunyai arus lalu lintas
yang tinggi.
13
Pusat kota ini sering diidentikkan membentuk citra kolektif dan konsepsi
sebuah kota. Berdasarkan hal tersebut, fungsi utama dari pusat kota sesuai dengan
sifat-sifat perkotaan diluar dari hunian dan produksi adalah bersifat umum untuk total
populasi dalam ruang sosial kota itu sendiri. Adapun fungsi dari pusat kota sebagai
pusat pelayanan kota pada dasarnya adalah sebagai berikut: (Prasetyo dan Pigawati,
2013).
1. Supply-service (persediaan-layanan)
2. Catering-tourist (pelayanan-turis/wisatawan)
3. Financial-business (keuangan-bisnis)
pasar serta kegiatan perdagangan jasa lainnya (Prasetyo dan Pigawati, 2013).
4. Communication-information (komunikasi-informasi)
Komponen dasar dari fungsi ini adalah informasi, perseptif dan lalu lintas
(transportasi). Hal ini terkait dengan pemahaman tentang struktur fisik dan
dari kota dan daerah yang lebih luas berada di pusat kota serta memastikan
5. Educational-scientific (pendidikan-ilmiah)
(dasar, menengah, tinggi), serta ilmiah dan penelitian kegiatan yang memiliki
skala pelayanan lebih luas dari pada daerah-daerah lainnya (Prasetyo dan
Pigawati, 2013).
6. Cultural-entertainment (budaya-hiburan)
memenuhi tuntutan mereka terkait hal ini yakni ditunjukan dengan bangunan-
7. Sport-recreation (olahraga-rekreasi)
Fungsi ini dapat berbentuk arena olahraga yang di dalam ataupun di luar
ruangan. Ataupun berupa ruang terbuka hijau yang luas dan berada di tengah-
tengah pusat kota sebagai fungsi rekreasi yang biasanya digunakan oleh
pusat kota itu sendiri sebagai pelayanan khusus dengan pelayanan yang besar
seperti rumah sakit atau poliklinik layanan (Prasetyo dan Pigawati, 2013).
9. Social-political (sosial-politik)
Fungsi ini terdiri dari berbagai kegiatan dari organ sosial dan politik yang
Gambar 2.1. Diagram Fungsi CBD (Central Business District) (Prasetyo dan
Pigawati, 2013).
yang menjelaskan bahwa suatu kota berkembang dari pusat ke bentuk zona
Berikut adalah penjelasan mengenai tiap Zona yang ada dalam teori
(1) Zona 1: Zona tersebut merupakan daerah CBD (Central Business District)
(2) Zona 2: Zona tersebut merupakan zona wilayah transisi, yang merupakan
(3) Zona 3: Zona tersebut merupakan zona wilayah yang relatif stabil ditandai
(4) Zona 4: Zona tersebut merupakan zona wilayah yang memiliki karakteristik
(5) Zona 5: dan terahir adalah zona 5 yang merupakan zona wilayah yang
bekerja di pusat kota dengan didukung sistem transportasi yang baik, zona ini
Menengah atas.
rekreasi
Negara yang antara lain memberi amanat sebagai berikut: “Penataan penguasaan
tanah oleh negara diarahkan agar pemanfaatannya dapat mewujudkan keadilan sosial
Penataan penggunaan tanah perlu memperhatikan hak-hak rakyat atas tanah, fungsi
sosial hak atas tanah, batas maksimum pemilikan tanah, termasuk berbagai upaya
pertanahan yang terpadu, serasi, efektif dan efesien, yang meliputi tertib administrasi
ditunjang dengan perangkat analisis dan perangkat informasi pertanahan yang makin
baik.”
Agraria, yang lebih dikenal sebagai Undang-Undang Pokok Agraria, yang memuat
pokok-pokok dari hukum tanah nasional Indonesia. Walaupun sebagaian besar pasal-
ketentuan yang bersifat pokok banyak materi pengaturan yang bersifat pokok banyak
materi pengaturan yang bersifat lebih rinci yang masih perlu ditetapkan (Peraturan
Surat Ijin Pemakaian Tanah (Surat Hijau) merupakan ijin yang diterbitkan
perolehan atau penguasaan tanah dengan status surat hijau berasal dari tanah
peninggalan Kolonial Belanda yaitu hak eigendom gementee, besluit dan tanah yang
Bekeend.
setiap orang atau badan hukum yang menggunakan tanah aset pemerintah kota
ada. Kecamatan yang memiliki tanah surat ijo terluas yakni Kecamatan Gubeng
kelurahan, diantara 163 kelurahan ada 88 kelurahan yang memiliki tanah surat ijo.
Kelurahan yang memiliki tanah surat ijo terluas yakni Kelurahan Ngagelrejo
2016).
Agraria adalah jenis sertifikat dengan kepemilikan hak penuh atas lahan atau tanah
SHM (Sertifikat Hak Milik) juga menjadi bukti kepemilikan paling kuat atas
lahan atau tanah yang bersangkutan karena tidak ada lagi campur tangan ataupun
Menurut Tabuni (2015) Sertipikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana
dimaksudkan dalam pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA untuk hak atas tanah jo Pasal 1
yang kuat. Hal ini mengandung makna bahwa keterangan data yuridis dan data fisik
yang termuat didalamnya, sepanjang data yuridis dan fisik tersebut sesuai dengan
data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan selama tidak
dapat dibuktikan sebaliknya, data yuridis dan data fisik yang tercantum didalamnya
harus diterima sebagai data yang benar, baik dalam melakukan perbuatan hukum
ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menentukan
bahwa:
1. Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang kuat mengenai data fisik dan
data yuridis yang memuat di dalamnya sepanjang data fisik dan data yuridis
tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang
bersangkutan.
2. Atas suatu bidang tanah yang diterbitkan sertipikat secara sah atas nama
orang atau badan hukum, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas
tanah itu tidak dapat menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila jangka waktu
keperluan akan ketentuan-ketentuan yang lebih rinci ini selama lebih dari tiga puluh
tahun dipenuhi dengan pengaturan teknis operasional dalam bentuk yang lebih
rendah dari pada Peraturan Pemerintah. Dengan makin rumitnya masalah pertanahan
Pokok Agraria yang tingkatnya lebih tinggi, yaitu dalam bentuk Peraturan
Pemerintah, yang menerapkan ketentuan lebih lanjut mengenai hak-hak atas tanah
yang diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Pokok Agraria, khususnya Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai. Sebagai hak atas tanah yang masa
berlakunya terbatas untuk jangka waktu tertentu Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan Hak Pakai memerlukan kejelasan mengenai beberapa hal, antara lain
status tanah dan benda-benda di atasnya sesudah hak itu habis jangka waktunya.
Kejelasan itu sangat diperlukan untuk memberikan beberapa kepastian hukum, baik
ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak
Pakai untuk melengkapi ketentuan yang sudah ada di dalam Undang-Undang Pokok
Agraria.
22
tanah yang dapat diberikan dengan Hak Guna Bangunan dalam Pasal 21, tanah yang
dapat diberikan dengan Hak Guna Bangunan adalah: (a) Tanah Negara; (b) Tanah
Hak Pengelolaan (c) Tanah Hak Milik. Terjadinya Hak Guna Bangunan dalam Pasal
22 yang bertuliskan tentang (1) Hak Guna Bangunan atas tanah Negara diberikan
dengan keputusan pemberian hak oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. (2) Hak
Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan diberikan dengan keputusan pemberian
hak oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan usul pemegang Hak
Pengelolaan. (3) Ketentuan mengenai tata cara dan syarat permohonan dan
tanah pada Kantor Pertanahan. (2) Hak Guna Bangunan atas tanah Negara atau atas
tanah Hak Pengelolaan terjadi sejak didaftar oleh Kantor Pertanahan. (3) Sebagai
tanda bukti hak kepada pemegang Hak Guna Bangunan diberikan sertipikat hak atas
tanah. Pasal 24 (1) Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik terjadi dengan
pemberian oleh pemegang Hak Milik dengan akta yang dibuat oeh Pejabat Pembuat
Akta Tanah. (2) Pemberian Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan. (3) Hak Guna
Bangunan atas tanah Hak Milik mengikat pihak ketiga sejak didaftarkan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2). (4) Ketentuan mengenai tata cara pemberian
dan pendaftaran Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik diatur lebih lanjut dengan
Hak Pakai atas tanah Negara diberikan dengan keputusan pemberian hak oleh
Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Hak Pakai atas Hak Pengelolaan diberikan
dengan keputusan pemberian hak oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk
berdasarkan usul pemegang Hak Pengelolaan. Ketentuan mengenai tata cara dan
syarat permohonan dan pemberian Hak Pakai atas tanah Negara dan tanah Hak
Hak Pakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 wajib didaftar dalam buku
tanah pada Kantor Pertanahan. Hak Pakai atas tanah Negara dan atas tanah Hak
Pengelolaan terjadi sejak didaftar oleh Kantor Pertanahan dalam buku tanah sesuai
kepada pemegang Hak Pakai diberikan sertipikat hak atas tanah (Peraturan
Hak Pakai atas tanah Hak Milik terjadi dengan pemberian tanah oleh
pemegang Hak Milik dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah.
Pemberian Hak Pakai atas tanah Hak Milik sebagaimana dimaksud dalam ayat wajib
didaftarkan dalam buku tanah pada Kantor Pertanahan. Hak Pakai atas tanah Hak
dalam ayat. Ketentuan lain mengenai tata cara pemberian dan pendaftaran Hak Pakai
atas tanah Hak Milik diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden (Peraturan
Menurut isi dari Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 bahwa Hak Pakai
yang diberikan atas tanah Negara untuk jangka waktu tertentu dan Hak Pakai atas
24
tanah Hak Pengelolaan dapat beralih dan dialihkan pada pihak lain. Hak Pakai atas
tanah Hak Milik hanya dapat dialihkan apabila hak tersebut dimungkinkan dalam
perjanjian pemberian Hak Pakai atas tanah Hak Milik yang bersangkutan. Peralihan
1. Jual beli;
2. Tukar menukar;
4. Hibah;
5. pewarisan.
Peralihan Hak Pakai sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) wajib didaftarkan
ada Kantor Pertanahan. Peralihan Hak Pakai karena jual beli kecuali jual beli melalui
lelang, tukar menukar, penyertaan dalam modal, dan hibah harus dilakukan dengan
akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah. Jual beli yang dilakukan melalui
pelelangan dibuktikan dengan Berita Acara Lelang. Peralihan Hak Pakai karena
pewarisan harus dibuktikan dengan surat wasiat atau surat keterangan waris yang
dibuat oleh instansi yang berwenang. Peralihan Hak Pakai atas tanah Negara harus
dilakukan dengan izin dari pejabat yang berwenang. Pengalihan Hak Pakai atas tanah
Hak Pengelolaan harus dilakukan dengan persetujuan tertulis dari pemegang Hak
Pengelolaan. Pengalihan Hak Pakai atas tanah Hak Milik harus dilakukan dengan
Hak Pengelolaan Atas Tanah adalah hak atas tanah di luar UU Nomor 5
UUPA). Sekalipun para ahli banyak yang menyangsikan bahwa HPL bukanlah hak
atas tanah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 16 UUPA (Hak Milik, Hak
Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Guna usaha, dan lain-lain) atau hak-hak
Keperdataan atas tanah. Namun Pasal 12 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6
Tahun 1972 Tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Hak Atas Tanah telah
mengkontruksikan HPL adalah hak administrasi tanah. HPL merupakan salah satu
wujud nyata bahwa hukum pertanahan adalah bagian hukum administrasi (Rahmi,
2010).
menimbulkan pendapat bahwa telah terjadi pergeseran sifat HPL cenderung ke arah
Perdata6. Puncak dari keinginan Pemerintah untuk mengiring HPL pada ranah privat
untuk memasukkan hak pengelolaan pada hak keperdataan (Pasal 16 UUPA). Apa-
bila keinginan ini terwujud maka “asas do-mein” (negara pemilik tanah) sebagai
politik penjajah akan kembali berkibar di Indonesia. Akibatnya banyak pihak yang
“Hak-hak pemegang HPL meningatkan kembali pada hak-hak pertuanan dalam tanah
partikelir, sehingga hak-hak yang bertentangan dengan tujuan UUPA hidup kembali
(Rahmi, 2010).
Ke depan HPL perlu dikembalikan pada khitohnya yaitu hak publik atau
fungsi hak penge-lolaan baik secara vertikal maupun horizontal, sehingga kehadiran
HPL tidak mengacaukan sistem hukum pertanahan nasional. Pemegang HPL maupun
pihak ketiga yang memanfaatkan tanah HPL tetap dalam kerangka hukum dan moral,
Harus diakui bahwa sejarah HPL telah ada sejak Pemerintahan Hindia
Belanda dengan menggunakan istilah “in beheer”, yang kemudian oleh pemerintah
Filosofi penjajah terhadap eksistensi HPL adalah ingin menguasai tanah jajahan
terhadap kebutuhan pembangunan dan kondisi obyektif bangsa dan negara Indonesia
(Rahmi, 2010).
menganalisis data penelitian. Secara Umum pengertian statistik meliputi dua hal.
Yang pertama adalah pengertian stattistik sebagai kumpulan angka-angka. Dan yang
kedua adalah statistik sebgai cabang ilmu pengetahuan (Santosa dan Ashari, 2005).
Berdasarkan Santosa dan Ashari (2005) mengenai kegunaan dan teknik yang
digunakan, statistik terbagi menjadi dua jenis, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial.
informatif. Pada statistik jenis ini, dilakukan dilakukan jenis statistik yang
27
Penggunaan uji t dan uji z guna menguji perbedaan rata-rata secara simultan
hanya dapat diterapkan pada dua variabel. Jika jumlah variabel yang diuji cukup
besar atau lebih dari dua, penggunaan uji t akan memakan waktu cukup lama karena
Jika kita akan melakukan pengujian terhadap lima variabel, maka kita harus
melakukan pengujian dengan ujian t sebanyak sebelas kali pasangan variabel. Selain
Ashari, 2005).
menganlisis variasi dari respons atau perlakuan dan mencoba menerapkan porsi
28
varians ini pada setiap kelompok dari varibel independen. Teknik ini
mengurangi jumlah kesalahan yang mungkin terjadi jika dibanding menggunakan uji
t. Tujuan dari analisis varians adalah untuk menemukan variabel independen dalam
membandingkan antar variabel dan juga antar pengulangan. Teknik analisis dengan
hanya menggunakan satu variabel perbandingan ini disebut dengan analisis varians
pengulangan ini disebut dengan analisis varian dua arah (Two Way ANOVA). Dengan
menggunakan analisis varians kita bisa melakukan pengujian untuk banyak variabel
Pada dasaranya, analisis varians satu arah digunakan melihat perbedaan satu
karakteristik atau variabel atau faktor tertentu, misalnya X, dari lebih dari dua
populasi atau dua kelompok. Misalkan dari setiap populasi atau kelompok diselidiki
adalah sama, yaitu sebanyak n pengamatan) maka format data untuk analisis varians
satu arah adalah sebagai berikut. (Catatan: Sesungghnya, banyaknya pengamatan dari
29
setiap kelompok bisa berbeda-beda, misal nj untuk populasi atau kelompok ke-j, akan
pengamatan dari setiap kelompok sama besar, yaitu n) (Asra dan Rudiansyah, 2013).
Pada dasarnya, prosedur perhitungan dan tabel analisis varians dari model
efek tetap dan model efek random adalah sama. sedangkan kesimpulan yang
diperoleh dari kedua jenis model tersebut sedikit berbeda. Untuk model efek tetap,
kesimpulannya hanya berlaku unutk kelompok yang sama (misal beberapa tingkatan
penggunaan obat sata), sedangkan dalam model efek random, kesimpulannya berlaku
untuk semua kemungkinan kelompok (berbagai tingkat penggunaan obat) (Asra dan
Rudiansyah, 2013).
Kelompok RKK= ∑
Error RKK=
Total … … …
(Asra dan Rudiansyah, 2013)
JKT =∑ ∑
JKK =n∑
JKE =∑ ∑
Keterangan:
Bila ada dua jenis variabel (karakteristik atau faktor) dalam suatu penelitian.
Mislanya jenis obat dan usia pasien, jenis pupuk dan jenis bibit, atau singkatnya ada
dua variabel (karakteristik atau faktor) yang akan diamati, maka dapat dilakukan
analisis terhadap pengaruh faktor satu, pengaruh faktor dua, dan pengaruh interaksi
faktor satu dan faktor dua, terhadap respon dari unit-unit pengamatan (Asra dan
Rudiansyah, 2013).
Sebenarnya bisa dilakukan dua ANOVA Satu Jalur yang terpisah untuk
sekaligus, yaitu (i) variasi residu (residula variation) akan bisa diperkecil dengan
menggunakan dua variabel sekaligus, dan (ii) efek interasi dari kedua variabel
31
tersebut bisa dipelajari (respon terhadap suatu variabel independen tergantung pada
nilai spesifik darivariabel independen yang lain) (Asra dan Rudiansyah, 2013).
analisis varians satu arah dikenal dengan rancangan acak lengkap (completely
randomized design). Untuk ANOVA dua arah, asumsi yang digunakan adalah
beberapa SRS dengan ukutan mij dari setiap kombinasi (b x k) populasi normal (Asra
JKT =∑ ∑ ∑
∑
JKB =
∑
JKK =
∑ ∑ ∑ ∑
JK(BK) =
32
JKE = JKT-JKB-JKK-JK(BK)
Keterangan:
T = Total
Pada analisis varians dengan menggunakan uji signifikansi nilai F diatas, kita
hanya bisa menyimpulkan bahwa rata-rata populasi adalah berbeda tetapi kita tidak
mengetahui dari berbagai perlakuan tersebut mana yang berbeda antara satu dengan
sekarang adalah mempelajari perbedaan dari rata-rata secara individu untuk tujuan
perbedaan rata-rata antar individu. Untuk menjawab permasalahan ini teknik yang
perbandingan dari rata-rata yaitu analisis perbandingan A Priori dan analisis Post
analisis yang dilakukan setelah data dikumpulkan (Santosa dan Ashari, 2005).
2.8.3.1.Analisis A Priori
teknik analisis yang diputuskan untuk dilakukan sebelum data dikumpulkan. Pada
umumnya teknik ini lebih disukai karena memberikan kekuatan yang lebih baik
dalam perbandingan untuk beberapa tingkat kepercayaan atau alpha. Beberapa teknik
rata mana yang paling berbeda diantar apasangan yang ada. Metode Least
uji t untuk mengetahui perbedaan dari pasangan rata-rata (Santosa dan Ashari,
2005).
2. Linear Contrast
variabel satu terhadap variabel yang lain (Santosa dan Ashari, 2005).
dilakukan. Uji ini biasanya digunakan untuk sampel kecil (Santosa dan
Ashari, 2005).
man aasumsi sudah dibuat dimuka. Selain itu perbandingan apriori jug adigunakan
jika jumlah perbandingan variabel kecil. Dalam banyak kasus, beberapa percobaan
Untuk melakukan pengujian dengan kondisi seperti ini, alat pengujian yang bisa
digunakan adalah pengujian posteriori atau post hoc. Kebanyakan enis pengujian
yang ada meliputi Student-Newman Keuls (SNK), Tukey HSD, Tukey B, Duncan,
hal mereka tidak berbeda dalam kelompoknya tetapi berbeda dari kelompok
Uji ini dibangun oleh Duncan (1955) dimana model pengujian yang
dilakukan adalah hamper sama dengan model SNK. Dengan melaukukan uji
35
ini kita bisa megnetahui kelompok rata-rata man ayang berbeda dari
kelompok tersebut berisi variabel yang sama (Santosa dan Ashari, 2005).
tukey. Terdapat dua pengujian dengan menggunakan uji tukey, yaitu tukey dan
tukey’s-b. Uji tukey atau disebut juga dengan Tukey Honestly Significant
rata-rata. Uji biasanya digunakan pada sampel besar, uji tukey HSD
2005).
Uji berikutnya dalam uji dengan Post Hoc adalah pengujian dengan Tukey
menguji range dari kelompok rata-rata dan kemudian menghitung nilai dari
range tersebut. Hasil output dari pengujian dengan tukey b berupa kelompok
5. Uji Sidak‟s t
dalam penelitian sehingga bisa diketahui pasangan mana saja yang berbeda.
rata dana memberikan batas pengujian yang lebih ketat daripada uji
6. Uji Scheffe‟s
antar kelompok rata-rata dan pengujian range dari kelompok rata-rata. Uji ini
yang lain dengan persyaratan yang lebih tinggi untuk setiap perbedaan rata-
7. Uji Dunnett t
Uji R-E-G-W dibandingkan oleh Ryan, Einot, Gabriel dan Welsch sehingga
mengetahui apakah semua rata-rata sama. Jika semua rata-rata tidak sama,
menggunakan range studentized. Uji ini lebih baik daripada uji duncan dan
uji SNK tetapi tidak untuk sampel yang berukuran tidak sama (Santosa dan
Ashari, 2005).
37
Uji ini merupakan uji dua jenis, yaitu pengujian homogenitas kelompok dan
modulus studentized. Uji ini lebih baik daripada uji hochberg jika digunakan
pada sampel yang berukuran tidak sama. Pengujian ini merupakan pengujian
2.9.1. Kolmogorov-Smirnov
selanjutnya) statistik milik kelas supremum statistik EDF dan kelas ini statistik
didasarkan pada perbedaan vertikal terbesar antara hipotesis dan distribusi empiris.
38
Mengingat n memerintahkan titik data, x1 < x2 < ... < xn, hal tersebut dindefinisikan
Dimana „sup‟ singkatan supremum yang berarti yang terbesar. F*(x) adalah
sampel acak. Dalam uji KS normalitas, F*(x) diambil menjadi distribusi normal
dengan mean diketahui, , dan standar deviasi, (Razali dan Wah, 2011).
tertentu).
Ha : F (x) ≠ F * (x) untuk setidaknya satu nilai x (Data tidak mengikuti distribusi
tertentu).
Jika T melebihi kuantil 1-α seperti yang diberikan oleh tabel quantiles untuk
uji statistik Kolmogorov, maka kita menolak H0 pada tingkat signifikansi, α. studi
2.9.2. Shapiro-Wilk
Menurut Razali dan Wah (2011), Shapiro dan Wilk uji awalnya dibatasi untuk
ukuran sampel kurang dari 50. Tes ini adalah tes pertama yang mampu mendeteksi
keberangkatan dari normalitas karena baik skewness atau kurtosis, atau keduanya.
Mengingat sampel acak memerintahkan, y1 < y2 < ... < yn, asli Shapiro-Wilk uji
∑
∑
ai = (a1,⋯, an) =
independen dan terdistribusi secara identik variabel acak sampel dari distribusi
normal standar dan V adalah matriks kovarians dari mereka statistik order.
Nilai W terletak antara nol dan satu. Nilai-nilai kecil dari W mengarah pada
telah diubah dengan Royston untuk memperluas pembatasan ukuran sampel untuk
tahun 2000 dan algoritma AS181 kemudian disediakan. Kemudian, hal tersebut
untuk bobot dan memberikan algoritma AS R94 yang dapat digunakan untuk setiap n
Wah, 2011).