Identitas Buku
1. Judul Buku
Filsafat Pendidikan
2. Penulis
Drs. Edward Purba, M.Si.
Prof.Dr. Yusnadi, MS
3. Penerbit
Unimed Press, 20117
Ringkasan Buku
BAB 1
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Pengertian filsafat antara satu ahli filsafat atau filsuf dan ahli filsafat lainnya selalu
berbeda dan hamppr sama banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri. Namun demikian
pengertian filsafat dapr ditinjau dari dua segi, yakni secara etimologi dan terminologi.
Pendidikan dapat dikatakan sebagai proses, dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan
penuh tanggung jawab dari irang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan mengarahkan
peserta didik dengan berbagai permasalahan dan pertanayaan yang mungkin timbul dalam
pelaksanaannya. Filsafat pendidikan dalam arti luas menurut Mudyahardjo (2004,5) dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
BAB II
FILSAFAT PENDIDIKAN
Dalam hal ini filsafat seolah-olah dijabarkan secara langsung kedalam pendidikan dengan
maksud untuk menghasilkan konsep pendidikan yang berasal dari satu cabang atau aliran
filsafat misalnya idealism.
1. Filsafat dalam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para
ahli.
2. Filsafat berfungsi member arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran
filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kebutuhan yang nyata.
3. Filsafat dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan
petunjuk dan arah dalam mengembangkan teori teori pendidikan menjadi ilmu
pendidikan.
BAB III
Pancasila sebagai dasar dan nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa dan
Negara Indonesia memandang manusia adalah mahluk tertinggi ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa yang dianugerahi kemampuan atau potensi untuk bertumbuh dan berkambang
Pendidikan adalah sebagai suatu investasi bagi pengembangan sumber daya manusia
sebagai individu dan anggota masyarakat.
3. Pilar Pendidikan
UNESCO mengemukakan bahwa pendidikan disokong empat pilar yang
disebut dengan empat pilar pendidikan yakni :
1. Learning to know. Salah satu pilar untuk mengetahui banyak hal yang sangat
deperlukan dalam hidup dan kehidupan manusia.
2. Learning to do. Merupakan aktualisasi pengetahuan , kemampuan, dan aktualisasi
diri yang dinyatakan dalam perbuatan dalam hidup dan kehidupannya.
3. Learning to be. Aktualisasi diri merupakan perwujudan aktivitas learning to be.
Manusia dalam hidupnya selalu dalam proses menjadi. Hal ini mengandung
makna bahwa manusia tak pernah berhenti belajar dan belajar agar menjadi seperti
dirinya sendiri ( jati diri ).
4. Learning to live together. Merupakan pilar pendidikan mengacu pada pembinaan
dan pembentukan kempuan untuk menghidupi kehidupan bersama dengan orang
lain.
4. Aliran-aliran pendidikan
Berikut ini akan dibahas tentang pendapat para ahli tentang pelaksanaan
pendidikan terhadap anak yang dikemukan dalam beberapa aliran berikut ini :
a. Nativisme
Dipelopori oleh Schopenhauer filsuf bangsa Jerman ( 1788-1860 ), yang
berpendapat bahwa manusia lahir dengan pembawaan baik dan buruk. Menurut kaum
Nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan dengan kata lain,
pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa, merupakan pekerjaan yang sia-sia. Sesuai
dengan hal itu maka dalam ilmu pendidikan ini disebut juga sebagai pesimisme
paedagogis.
b. Naturalisme
aliran ini memandang tidak perlu adanya pendidikan bagi pertumbuhan dan
perkembangan bakat dan kemampuan anak. Aliran ini juga disebut dengan
negativisme. Karna membiar pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
sendirinya, serahkan kepada alamnya.
c. Empirisme
Aliran ini berbeda dengan pendapat nativisme, karena berpendapat bahwa dalam
perkembangan anak menjadi manusia dewasa sama sekali ditentukan oleh
lingkungannya. Pengalaman sangat menentukan perkekmbangan anak. Tokoh aliran
ini adlah Jhon Locke (1632-1704), seorang filsuf dari Inggris, yang berpendapat
bahwa manusia lahir keduniaini sebagai kertas kosong, bersih, putih atau sebgai meja
berlapislilin ( Tabula Rasa ) yang belum ada tulisan diatasnya. Aliran ini dikenal
dengan nama Optimisme paedagogis.
d. Konvergensi
Beliau beranggapan bahwa teori navitivisme dan empirisme terlalu ekstrim.
Beliau juga menggambarkan bahwa hasil pertumbahan dan perkembangan tergantung
pada pembawaan dan lingkungan, seolah-olah dua garis yang menujuke suatu titik
pertemuan.
a.
d c
b
keterangan :
a. Pembawaan
b. Lingkungan
c. Hasil pertumbuhan dan perkekmbangan
d. Interaksi
Teori ini disebut teori konvergensi yang artinya memusatkan kesuatu titik, yakni :
1. Pendidikan perlu diberikan
2. Yang membatai hasil pendidikan adalh pembawaan dan lingkungan itu sendiri serta
interaksi individu terhadap diri dan lingkungannya
3. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada peserta
didik untuk mengembangkan pembawaan yang baik dan mencegah berkembangan
hal-hal yang buruk.
5. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah semua lingkungan yang memberikan pengaruh
terhadap perkembangan kepribadian seseorang, ada yang bersifat langsung dan ada yang
tidak langsung .
Menurut Ki Hadjar Dewantara ada 3 lingkungan yang memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan yang disebut dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu :
a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan sekolah
c. Lingkungan masyarakat
C. Pendidikan Karakter
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasl 3,
menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bemartabat dalam rangka mencerdaskan
kahidupan bangsa..
1. Pengertian karakter.
Karakter merupakan sifat hakiki atau alami yang dimiliki oleh seseorang dalam
bertindak untuk menjawab situasi secara bermoral yang diwujudkan melalui baik,
jujur, bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain, rajin, kerja keras, pantang
menyerah, cerdas, kreatif, berdisiplin, dan pandai melihat peluang.
2. Pendidikn karakter
Karakter adalah sesuatu yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai tujuan
hidup, baik sebagai pribadi, kelompok masyarakat atau golongan dan bangsa.
Setiap aspek karakter karakter harus dijiwai oleh kelima pancasila secara utuh
dan komperhensif. Muchlas dan Hariyanto (2012:22-25) menjelaskan kelima
pancasila sebagai paying terhadap setiap aspek karakter manusia Indonesia.
1. Bangsa yang Berke-Tuhan-an Yang Maha Esa
2. Bangsa yang menjunjung kemnusiaan yang Adil dan Beradab
3. Bangsa yang mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
4. Bangsa yang Berdemokratis dan Menjunjung Tinggi Hujum dan Hak Asasi
manusia.
5. Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan.
Pembentukan karakter melalui proses pendidikan meliputi empat bagian yang harus
diasah dalam kehidupan eseorang sebagai mahluk individu yang terdiri dari fisik dan psikhis
seperti yang dikemukakan oleh Muchlas samani dan Harianto (2012:24-25). Keempat bagian
tersebut adalah :
1. Olah Hati.
Berhubungan dengan perasaan, sikap, dan keyakinan atau Iman
2. Olah Pikir.
Berkenaan dengan proses nalar , kritis, kreatif, dan inovatif
3. Olah Rasa dan Karsa.
Berhubungan dengan Motivasi, Kemauan, kepeduian dan Citra
4. Olah Raga.
Berkenaan dengan persepsi, kesiaoan, Peniruan, Manipulasi, Sportivitas dan
penciptaan aktivitas Baru.
D. Hakekat Manusia
1. Latar belakang
Manusia Adalah mahluk yang mempunyai polah, ulah, dan tingkah laku. Banyak
sekali keinginan dan dorongan Nafsunya, sehingga pada manusia perlu ada pengatura
Hukum , tata tertib, adat istiadat, perlu ada agama dan pendidikan, perlu ada norma dan
nilai.
2. Beberapa Pandangan tentang manusia adalah sebagai Berikut :
a. Manusia itu adalah mahluk berpikir ( Homo sapiens), biasanya berpikirm=nya
manusia itu adalah kalau dihdapkan pada masalah masalah terutama pada masalah
yang menyangkut kehidupan sehari-hari, dari masalah yang sederhana sampai
kepada masalah yang rumit, kemudian ia berfikir tentang gejala-gejala alam yang
ia amatinya, ia terundung untuk menyelidiki, ia menyelidiki terus sampai
menemukan jawaban.
b. Manusia juga adalah mahluk yang suka berbuat, suka menciptakan, dan suka
menghasilkan sesuatu (homo faber) , memiliki kratifitas yang tinggi dan rajin
bekerja.
c. Manusia disebut juga sebagai animal educandum, mahluk yang dapat didik,
karena ia mampu berkata-kata dan berbahasa, mampu berkomunikasi dan
menerima pesan-pesan , mempunyai kompetensi untuk mengerti, memahami,
mengingat dan berfikir.
d. Manusia adalah mahluk yang suka berkawan, butuh mempunyai tema sehingga
dikatakan manusia itu adalah suka berkelomppk mengadakan hubungan social
(zoon politicon).
3. Eksistensi Manusia
a. Manusia sebagai mahluk individu
Tidak ada orang yang dilahirkan persis sama, walaupun pada anak kembar
sekalipun. Jadi dari lahir masing-masing sudah ada pembawaannya , tidak ada
duanya. Demikian juga dengan apa yang mereka alami.
b. Manusia sebagai mahluk social.
Manusia itu adalah mahluk social sekaligus mahluk individu, sebagai manusia dia
kedua-duanya dalam kesatuannya sebagai suatu pribadik. Sebagai mahluk social
individualitasnya hendaknya tetap terpelihara secara utuh.
c. Manusia ebagai mahluk susila
Manusia susila adalah manusia yang memiliki, menghayati, dan melakukan nilai-
nilai kemanusiaan.
d. Manusia sebagai Mahluk Religious
Untuk dapat menjalan kan Kehidupan yang religious, jelaslah anak memerlukan
pendidikan yang mengandung pengkajian-pengkajian, latihan-latihan, dan ritual-
ritual, yang akhirnya diharapkan akan membantu dia kearah penyatuan diri
dengan Tuhan.
4. Pengembangan Dimensi-dimensi Manusia dalam proses Pendidikan
a. Pengembangan diri sebagai mahluk individu
Pengembangan diri sebagai mahluk individu, berarti pendidikan membantu anak
itu menjadi dirinya sendiri, dia dikembangkan menjadi suat pribadi yang utuh
karena tidak ada orang yang dilahirkan persis sama, setiap individu itu berbeda..
b. Pengembangan Manusia sebagai mahluk social
Manusia adalah mahluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya, tidak dapat
mencapai apa yang diinginkannya secara seorng diri saja.
c. Pengembangan manusia sebagai mahluk social.
Pentingnya pengetahuan dan tingkah laku susila nyata dalam masyarakat
memunyai dua alas an pokok yaitu :
1. Untuk kepentingan diriya sebagai individu
2. Upaya kepentingan stabilitas kehidupan masyarakat.
d. Pengembangan Manusia sebagai Mahluk religius
Pengembangan mahluk religious dapat dilakukan dengan bermacam-macam
metode, tetapi yang memegang peranan penting adalah metode yang dapat
menyentuh aspek afektif.
E. Hakekat Masyarakat
Berikut di jelaskan profil guru yng sukses dan guru yang tidak suksses sesuai dengan
yang dikemukakan Good & Brophy 1986
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.
Belajar ditandai dengan terjadinya perubahan perilaku sebagai akibat pengalaman dan
perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalamandan perubahan tingkah laku berlangsung
lam atau relatif permanen.
Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menimbulkan
perubahan perilaku.kegiatan mental terjadi karena adanya interaksi individu yang
bersangkutan dengan lingkungan yang disadari. Perubahaan perilaku meliputu aspek
pengetahuan (kognitif),sikap (afektif),dan ketrampilan (psikomotorik).
Berbagai pengertian belajar yang telah dikemukakan terdapat beberpa hal didalamnya yaitu :
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif,kreatif,inovatif dan afektif melalui
penguatan sikap ,ketrampila,dan pengetahuan yang terintegrasi.
3. proses Proses interaksi sebagai Internal pada diri Internal pada diri
faktor eksternal belajar pembelajar pembelajar
6. syarat terjadi Guru memiliki jenjang Motivasi belajar Kemauan mengubah diri
pendidikan kuat
I. Landasan pendidikan
Pendidikan sebagai proses kegiatan pemberdayaan peserta didik menjadi sumber
daya manusia yang bermakna untuk dirinya sendiri, lingkungan, masyarakat,
bangsa, dan negara,bahkan untuk kehidupan manusia, harus dilandasi oleh nilai
nilai yang sesuai dengan kakikat manusia sebagai makhluk yang berbudi
diciptakan Tuhan yang maha kuasa dan mahluk sosial budaya.
1. Landasan agama
Agama sebagai landasan pendidikan bukan hanya berlaku pada pendidikan
formal di lembaga pendidikan mulai dari taman kanak kanak sampai dengan
perguruan tinggi ,malainkan juga harus melandasi pendidikan dalam keluarga sebagai
lembaga pendidikan informal dan dalam masyarakat atau pendidikan nonformal.
2. Landasan filsafat
Landasan filsafat merupakan salah satu dasar yang harus di pegang dalam
pelaksanaan proses kegiatan pendidikan. Landasan ini berkenaan dengan sistem nilai
yaitu merupakan pandangan seseorangtentang sesuatu terutama berkenaan dengan
arti kehidupan sehingga filsafat disebut juga sebagai pandangan hidup..
3. Landasan sosiologi
Landasan sosiologi juga dapat disebut sebagai landasan soaial budaya.
Landasan sosiologi ini juga sangat ppenting diperhatikan penyelenggara sekolah
apalagi bila dilihat perkembangan dan keadaan kondisi sekolah saat ini atau
belakangan ini. Peserta didik tega mengadakan keerusakan disekolahnya dengan
dalih menuntut sesuatu yang menurut mereka kurang sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan sekolah.
4. Landasan hokum
Penyelenggara pendidikan termasuk epndidik guru ,sebagai orang yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan perlu memahami landasan hukum
peyelenggaraan pendidikan. Dengan memahami landasan hukum mereka lebih siap
menerima penyesuaian-penyesuaian yang perlu dilakukan dan kemungkinan dapat
diadakan inovasi dalam pendidikan.
5. Landasan moral
Agama,filsafat,sosial,dan hukum adalah sebagai sumber nilai bagi individu dan
masyarakat,perwujudannya muncul dari perilaku,perbuatan serta tindakan manusia dalam
bentuk reaksi emosional,intelektual,spitual,soaial dan ketrampilan terhadap lingkungannya.
Tinggi rendahnya kualitas reaksi manusia terhadap lingkungannya tadi,sangant dipengaruhi
oeh kadar dan bobot etika serta moral yang melekat pada diri manusia yang bersangkutan..
J. Asas-asas pendidikan
Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan orang dewasa untuk membimbing dan
mendidik peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya untuk
mengembangkan segala bakat atau potensi yang dimiliki.
1. Asas pendidikan sepanjang hayat (long life education)
pendidikan sepanjang hayat bukan hanya berlaku untuk peserta didik dan
orang awam,melainkan juga berlaku bagi guru sebagai pendidik,orang tua tokoh atau
pemuka masyarakat termasuk juga para pemimpin.Selama hayat dikandung badan
,manusia akan tetap berhadapan dan mengalami fenomena seperti diatas ,oleh karena
itu,manusia akan terus mengalami pendidikan.
2. Asas kasih saying
Kasih sayang hakikatnya adalah kerlaan mengabdi atau berkorban demi kebahagiaan
orang lain,seseorang bukan lagi berpikir dan berbuat hanya untuk dirinya kan tetapi
hidupnya sebahagian adalah untuk orang lain. Interaksi terjadi dalam proses
pendidikan harus didasarkan pada:
Kelemah lembutan
Kemurahan hati
Kesabaran
Kesederhanaa
Ketulusan
Kejujuran
3. Asas demokrasi
Pada dasarnya hakikat demokrasi adalah kesetaraan hak dan kewajiban sebagai umat
manusia serta upaya bersama untuk mencapai kesejahteraan bersama. Kesederajatan
umat manusia,penduduk,rakyat,pada suasana demokrasi,menjadi acuan bersama.
4. Asas keterbukaan dan transparansi
Keterbuakaan mengandung makna bahwa apa yang dilakukan dan apa yang ada pada
diri seseorang dapat dan harus diketahui oleh orang lain,tidak ada yang tersembunyi
atau rahasia dalam dirinya.
5. Asas betanggung jawab
Tanggung jawab adalah keajiban terhadap segala sesuatunya,fungsi menerima
pembebanan sebagai akibat sikap tindak sendiri atau pihak lain.
6. Asas kualitas
Asas kualitas berkaitan dengan mutu hasil pendidikan yang akan dicapai.
7. Panca darma taman siswa
Dalam pelaksanaanya pendidikan di Taman Siswa diterapkan 5 asas yang di sebut
dengan panca darma, yang meliputi
a. Asas kodrat alam
b. Asas kemerdekaan
c. Asas kebudayaan
d. Asas kebangsaan
e. Asas kemanusiaan
8. Dasar –dasar pendidikan Mohammad Sjafei
Menurut toko pendidikan yang mendirikan “Ruang Pendidikan INS” dasar dasar
pendidikan idonesia adalah:
a. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
b. Ke-Manusiaan
c. Ke-sosialan
d. Ke-rakyatan
e. Ke-bangsaan
f. Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan
g. Percaya pada diri sendiri disebelah pada Tuhan
h. Berklak (bersusila) setinggi mungkin
i. Bertanggung jawab atas keselamtan nusa dan bangsa
j. Berjiwa aktif positif dan aktif negif
k. Mempunyai daya cipta
l. Cerdas ,logis, dan rasional
m. Berperasaan tajam ,halus dan estetis
n. Gigih atau ulet yang sehat
o. Correct atau tepat
Dan Selanjutnya.
Critical Of Book
Dalam Buku ada banyak hal yang menjadi kritik tetapi ada pula kelebihan kelebihan dari
buku tersebut.
Kelemahan Buku
1. Isi dari Buku kurang menarik untuk di baca, serta terlalu monoton sehingga mahasiswa
yang membaca terutama saya sendiri kurang antusias.
2. Penulisan pada setiap kalimat masih banyak yang terlalu banyak menggunakan tanda
koma (,), sehingga menyulitkan pembaca untuk membaca bahkan menelaah maksud dari
isi buku tersebut.
3. Terdapat banyak sekali materi yang penjelsannya bebelit-belit dan tidak mudah di
pahami serta materinya Juga diulang ulang sehingga pembaca merasa hanya membaca
sedikit materi namun terlalu banyak kalimat.
Kelebihan Buku
1. Referensi materi yang terdapat dalam buku sudah cukup banyak dan sangat menambah
referensi. Contohnya : “ Brameld (Sadulloh. 2003) mengemukakan teori pendidikan
rekonstruksionisme terdiri dari lima tesis “adanyanyak materi yang di landasi oleh teori
teori yang jelas asal nya sehingga mudah di percayai bahwasannya teori atau penjelasan
tersebut benar adanya.
2. Terdapat Skema atau bahkan atau jug tabel untuk menambah wawasan dan
memppermudah untuk membaca namun memang tidak di semua matei contohnya.
3. Bahasa yang digunakan ialah bahasa yang baku sehingga mudah untuk mengetahui
bahwasannya penulis ingin secara langsung menyampaikan isi buku tersebut.