Gizi Kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk melakukan suatu
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya atau ilmu gizi yang diterapkan
kepada masyarakat tenaga kerja dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan tenaga kerja
sehingga tercapai tingkat produktivitas dan efisiensi kerja yang setinggi-tingginya.
Penyakit Gizi Kerja merupakan penyakit gizi sebagai akibat kerja ataupun ada hubungan
dengan kerja.Pengelolaan makan bagi tenaga kerja adalah suatu rangkaian kegiatan penyediaan
makan bagi tenaga kerja di perusahaan yang dimulai dari rencana perencanaan menu hingga
peyajiannya dengan memperhatikan kecukupan kalori dan zat gizi, pemilihan jenis dan bahan
makanan, santasi tempat pengolahan dan tempat penyajian, waktu dan teknis penyajian bagi
tenaga kerja.
Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu
kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini atau perbandingan antara output (keluaran /
jumlah yang dihasilkan) dengan input (masukan / setiap sumber daya yang digunakan).
Manusia memerlukan zat gizi yang bersumber dari makanan. Bahan makanan yang
diperlukan tubuh mengandung unsur-unsur utama seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin
dan mineral. Fungsi dari zat-zat gizi tersebut adalah sebagai sumber tenaga atau kalori
(karbohidrat, lemak dan protein), membangun dan memelihara jaringan tubuh (protein, air dan
mineral) dan mengatur proses tubuh (vitamin dan mineral). Secara khusus, gizi adalah zat
makanan yang bersumber dari bahan makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya (Tjipta, 1990).
Selanjutnya hal-hal yang perlu diketahui dalam penyusunan menu bagi tenaga kerja adalah
1. Pola makan : kebiasaan makanan pokok
2
2. Kepercayaan atau agama : pantang makanan tertentu
3. Keuangan : ekonomis tetapi tetap bergizi
4. Daya Cerna : makanan yang biasa dimakan masyarakat sekitar
5. Praktis : mudah diselenggarakan
6. Volume : cukup mengenyangkan
7. Variatif : jenis menu bervariasi
Untuk mempertahankan hidup dan dapat melakukan pekerjaan setiap orang membutuhkan
tenaga. Tenaga tersebut diperoleh dari pembakaran zat-zat makanan yang dikomsumsi dengan
oksigen. Bila banyaknya makanan yang dikonsumsi setiap hari tidak seimbang dengan tenaga
yang dikeluarkan maka tubuh akan mengalami gangguan kesehatan. Masalah yang timbul akibat
ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan tenaga yang dikeluarkan sangat
beragam. Jika makanan yang dimakan berlebih dibanding tenaga yang dikeluarkan maka tubuh
akan menjadi gemuk, sebaliknya jika makanan yang dimakan kurang maka tubuh akan menjadi
kurus. Kedua masalah ini akan mempengaruhi derajad kesehatan seseorang dan akhirnya akan
berpengaruh pada efisiensi dan produktivitas kerja. Oleh karena itu sedapat mungkin diusahakan
agar jumlah makanan yang dikonsumsi baik dalam kualitas maupun kuantitas sesuai dengan
kebutuhan khususnya terhadap tenaga yang dikeluarkan.
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan masih terdapat beberapa pengusaha
beranggapan bahwa pemberian makan atau makanan tambahan berupa snack da istirahat pendek
akan meningkatkan pengeluaran biaya dan merugikan perusahaan. Namun jika dikaji lebih jauh,
sebenarnya banyak keuntungan yang diperoleh dengan pemberian makanan diperusahaan. Untuk
itu, diberikan beberapa saran kepada perusahaan untuk :
1. Menyediakan kantin perusahaan dengan tujuan meningkatkan dan memperbaiki gizi tenaga
kerja dan tanpa disadari memberiakn pengetahuan tentang gizi terhadap pekerja.
2. Pemberian makanan/snack secara Cuma-Cuma pada jam-jam tertentu dimana hal ini akan
memperlambat munculnya kelelehan, meningkatkan kecepatan dan ketelitian kerja dan
menghindari waktu istirahat curian.
3. Pemberian makanan tambahan dan adanya kantin di perusahaan dapat mencegah terjadinya
penyakit sehingga kehilangan waktu kerja karena absensi sakit dapat ditekan.
3
4. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan dan gizi secara teratur sehingga kesehatan tenga
kerja yang setinggi-tingginya dapat dicapai dan dipertahankan.
5. Menerapakan hasil penelitian tentang gizi kerja yang telah dilaukukan untuk meningkatkan
status gizi tenaga kerja dalam upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja yang
setinggi-tingginya.
Jenis Usia BB Kalor Puti Kalsi Bes Karot Tia Ribofla Nias Vit.
Kelamin (Th) (K i h u i en min vin in C
g) (Kcal) Telu (g) (g) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg)
r
(g)
PRIA 20-39 55 2600 65 0,5 10 4000 1,0 1,4 17 60
40-59 55 2400 65 0,5 10 4000 1,0 1,3 16 60
5
A
40-59 47 1900 55 0,5 12 4000 0,8 1,0 13 60
Kerja Ringan
Laki-laki : kerja kantor, dokter, guru, juru rawat, ahli hokum, kerja di took,
pengangguran
Wanita : kerja kantor, pekerjaan rumah tangga (dengan menggunakan mesin), juru
rawat,dokter.
Kerja Sedang
Laki-laki : industry ringan, mahasiswa, buruh bangunan, petani, nelayan (dengan
menggunakan mesin)
Wanita : industry ringan, mahasiswa, pekerjaan rumah tangga (dengan menggunakan
mesin)
Kerja Berat
Laki-laki : buruh bangunan, petani, nelayan (tanpa menggunakan mesin)
Wanita : petani tanpa mesin, atlit, penari
Kerja Berat Sekali
Laki-laki : tukang kayu,tukang besi (tanpa mesin)
6
Wanita : buruh bangunan
Banyak Energi dari makanan untuk mencukupi kebutuhan tubuh, secara praktis dapat
ditentukan sebagai berikut:
Kecukupan Energi (KE) = BB ideal x ∑kalor sesuai pekerjaan (tabel 2)
TABEL 2. KEBUTUHAN ENERGI PEKERJA SESUAI AKTIVITAS
AKTIVITAS KEBUTUHAN ENERGI (Kkal/BB/hari)
Santai 30
Kerja ringan 35
Kerja sedang 40
Kerja berat 50