A. PERILAKU
1. Pengertian Perilaku
Perilaku menurut Ngalim Purwanto, perilaku adalah “perbuatan atau sikap sebagai
respon atau reaksi terhadap suatu rangsangan atau stimulus. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia perilaku merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
objek dengan cara-cara tertentu, apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang
menghendaki adanya respon. Menurut R. Sutarno menjelaskan bahwa perilaku adalah
tingkah laku yang senantiasa diarahkan kepada suatu objek yakni benda, manusia,
peristiwa, pemandangan, lembaga, norma, nilai dan sebagainya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah segala aktivitas
manusia dalam bentuk perubahan. Tindakan dan kegiatan yang nyata baik disadari
maupun tidak disadari yang merupakan hasil belajar. Tingkah laku secara umum juga
disebut akhlak, perangai atau kelakukan. Jadi yang dimaksud dengan perilaku adalah
segala aktivitas baik dalam bentuk perbuatan atau tindakan, ucapan atau dengan kata lain
adalah akhlak individu yang terangkum dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan
hasil proses pembelajaran.
2. Macam-Macam Perilaku
Perilaku merupakan suatu aktivitas dari pada manusia baik yang dapat diamati
secara langsung maupun tidak. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua
makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia
berprilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing.
Menurut pendapat Skinner yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, perilaku merupakan
respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap oganisme, dan kemudian
organisme tersebut merespon, maka teori ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus
Organisme Respons. Respon ini dibedakan menjadi dua, yaitu
a) Respondent respons atau reflexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-
rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation
karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap.
b) Operant respons atau Instrumental respon, yakni respon yang timbul dan
berkembang kemusian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini
disebut reinforcing stimulation atau reinforcement, karena memperkuat respons.
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
a. Perilaku tertutup (covert behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk terselubung atau tertutup (covert) respons atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan dan sikap yang terjadi pada
orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh
orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan yang dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
3. KARAKTERISTIK PERILAKU
Menurut Syaikh M. Jamaluddin Mahfudzh, karakteristik tingkah laku yang positif
dan matang dapat dibedakan sebagai berikut ini:
a. Mampu menguasai diri
b. Berani memikul tanggung jawab dan menghargainya
c. Mau bekerja sama
d. Mampu saling mencintai dan mempercayai
e. Mampu saling memberi dan menerima
f. Bisa diajak bekerja sama dan mendorong perkembangan dan kemajuan
g. Mampu memperhatikan orang lain
h. Mampu menghadapi pergumulan, ketakutan, kegelisahan, dan perasaan bersalah
i. Menikmati kepercayaan diri dan kemampuan menarik orang lain berbuat hal yang
sama
j. Fleksibel dalam menghadapi kenyataan
Tingkah laku positif dengan semua karakteristik ini mampu mewujudkan adaptasi
pribadi dan sosial bagi seseorang. Sehingga seseorang memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan masyarakat. Selain tingkah laku positif, siswa juga mempunyai
tingkah laku yang negatif.
B. PERILAKU ASERTIF
1. Pengertian Perilaku Asertif
Kata asertif berasal dan bahasa Inggris yaitu "to assert" yang berarti positif yaitu
menyatakan sesuatu dengan terus-terang atau tegas serta bersikap positif.12 Perilaku
asertif merupakan terjemahan dari assertif behavior yang mengandung arti suatu tindakan
atau perilaku yang dinyatakan dengan sopan untuk meminta seseorang berbuat sesuatu
agar melakukan apa yang dikehendaki, meminta sesuatu pada orang lain disertai dengan
sikap yang sopan, sesuai dengan norma, tenang, dewasa, dan masuk akal.
Menurut Pevena dan Mavrodiev, perilaku asertif merupakan pengekspresian
karakter personal. Sedangkan menurut Eskin, asertif merupakan kemampuan social yang
sangat penting dalam mencapai kesejahteraan diri. Menurutnya, perilaku asertif adalah
hak individual dengan mengekspresikan langsung perasaan, hasrat, keinginan, dan
pikiran dalam konteks interpersonal.
Perilaku asertif menurut Daniel R. Ames adalah refleksi bagaimana seseorang
melihat, menjamin, membela, mengejar ketertarikan atau keinginan personal. Tidak jauh
berbeda, Kirst Laura juga mendefinisikan perilaku asertif sebagai kemampuan
komunikasi interpersonal dasar yang dipelajari secara natural yang mana dapat membantu
individu dalam bersosialisasi. Jadi terbentuknya perilaku asertif diperkuat dengan adanya
hubungan timbal balik antar teman, lingkungan maupun masyarakat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan perilaku asertif adalah sikap atau perilaku
yang menyangkut ekspresi, keinginan-keinginan, kebutuhankebutuhan, serta perasaan-
perasaan secara tepat, jujur, relatif terbuka, dan langsung mengarah ke tujuan. Adapun
ciri-ciri dari perilaku asertif adalah penuh percaya diri dan teguh pada pendirian serta
tidak ada perasaan cemas terhadap orang lain tanpa mengesampingkan, menyakiti
ataupun mengecilkan hati orang lain, dan tidak melanggar hak-hak orang lain baik
melalui gerakan-gerakan tubuh seperti mimik, postur tubuh, gerak tubuh, nada dan
tekanan suara, serta tindakan tanpa perasaan cemas dan mencemaskan orang lain.
Seseorang yang asertif tidak merasa malu dalam suatu pertemuan dan dapat menjalin
hubungan yang baik dengan orang yang belum dikenalnya dan juga menunjukkan
perasaan yang positif terhadap sesuatu maupun pada orang lain.