Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ade Rosi (220110140060)

Kelompok : Tutor 12

1. Pengkajian pada Pasien Gangguan Saraf yang Sadar


Pengkajian pada gangguan sistem saraf yang sadar difokuskan pada keluhan utama
klien, salah satunya yaitu pola bicara, status mental, gaya berjalan, cara berdiri, kekuatan
motorik, dan koordinasinya. Pengkajiannya meliputi :
a. Anamnesis
Identitas klien : Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,alamat, pekerjaan,

suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit.


Keluhan utama
Penilaian keluhan utama ditinjau dengan menggunakan PQRST. Keluhan yang
sering didapatkan meliputi kelemahan anggota gerak sebelah badan, tidak dapat
berkomunikasi, dan konvulsi (kejang), sakit kepala hebat,nyeri otot, kaku kuduk,
sakit punggung.

Keluhan penyakit
- Riwayat penyakit saat ini : pada gangguan neurologis,riwayat penyakit
sekarang yang mungkin, meliputi: riwayat trauma, riwayat jatuh, keluhan
m endadak lumpuh pada saat klien sedang melakukan aktivitas, bahkan
-

kejang sampai tidak sadar.


Riwayat penyakit dahulu : perawat perlu menanyakan mengenai riwayat
penggunaan obat-obatan (analgesik, sedatif, hipnotis, antipsikotik,
antidepresi atau perangsang sistem saraf), perubahan tingkat kesadaran,
gejala sakit kepala, kejang, tremor, pusing, vertigo, kebas, atau
kesemutan pada bagian tubuh, kelemahan, nyeri, perubahan dalam
berbicara di masa lalu,serta riwayat peningkatan kadar gula, dan

hipertensi.
- Riwayat penyakit keluarga : apakah di keluarga pernah ada yang mengalami diabetes,
hipertensi, atau stroke.
Pengkajian Psiko-sosio-spiritual
Suatu pemeriksaan mental kecil meliputi penampilan, afek, suasana hati, lafal,
isi, dan kecepatan berpikir, persepsi, dan kognitif.

b. Pemeriksaan Fisik Neurologis


1. Tingkat Kesadaran

Nama : Ade Rosi (220110140060)


Kelompok : Tutor 12
Penilaian kesadaran bisa menggunakan GCS. Skala Koma Glasgow (Glasgow
Coma Scale-GCS) digunakan untuk membuat penilaian tiga respon utama klien
terhadap lingkungan seperti respons membuka mata, verbal dan motorik. Nilai total
maksimum untuk sadar penuh adalah 15. Nilai minimum 3 menandakan klien tidak
memberikan respon/tidak sadar .
Tingkat kesadaran dengan menggunakan GCS

2. Pemeriksaan Fungsi Serebri


Fungsi serebri yang tidak normal dapat menyebabkan gangguan dalam
komunikasi, fungsi intelektual, dan pola tingkah laku emosional. Pemeriksaan
fungsi serebri bisa mencakup pemeriksaan status mental ,meliputi observasi
penampilan klien dan tingkah lakunya.
3. Pemeriksaan Saraf Kranial
Saraf kranial I (Saraf olfaktorius)
Jika klien mengeluh tidak dapat membaui (anosmia), maka dilakukan
pemeriksaan tes penciuman.

Saraf kranial II (Saraf optikus)


Pemeriksaan saraf optikus meliputi tes ketajaman penglihatan
menggunakan snellen chart, tes lapang pandang, dan tes fundus

menggunakan oftalmoskop
Saraf Kranial III, IV, VI

Nama : Ade Rosi (220110140060)


Kelompok : Tutor 12
Saraf okulomotorius, troklearis, dan abdusen (III, IV,V) ketiga saraf ini
diperiksa bersama-sama, karena mereka bekerja sama mengatur otot-otot
ekstraokuler (EOM). Pemeriksaannya meliputi fungsi, reaksi, refleks pupil,
observasi bentuk dan ukuran pupil, serta pemeriksaan gerakan bola mata

volunteer dan involunter.


Saraf kranial V (Saraf Trigeminus)
Pada pemeriksaan motoriknya pasien diintruksikan untuk mengunyah.
Tujuannya untuk mengetahui adanya paralisis otot-otot pengunyah pada
rahang. Pada pemeriksaan sensori, dikaji adanya nyeri atau tidak pada daerah

trigeminal.
Saraf kranial VII
Saraf fasialis, diinspeksi kesimetrisan wajah, dan tes kekuatan otot

wajah.
Saraf kranial VIII (vestibulokoklear)
Pemeriksaan menggunakan tes weber, rinne, serta mengkaji adanya

keluhan pusing atau vertigo.


Saraf kranial IX (glosofaringeus) dan X ( saraf vagus)
Pemeriksaannya bisa meliputi pemeriksaan palatum mole dan refleks

menelan.
Saraf kranial XI (saraf asesorius)
Dapat dinilai dengan memperhatikan adanya atrofi dan kekuatan otot

sternoleidomastoideus, trapezius.
Saraf kranial XII, (saraf hipoglosus) untuk mengendalikan otot-otot lidah.
4. Respon refleks, menggunakan hamer untuk mengetahui respon terhadap suatu
rangsangan.

2. Pengkajian pada Pasien Gangguan Saraf yang Mengalami Penurunan Kesadaran


Pemeriksaan awal terhadap pasien yang mengalami penurunan kesadaran yaitu
menentukan tingkat kesadaran menggunakan AVPU, (alert, verbal, pain, unrespon) jika
situasi emergency. Tetapi jika diruangan, bisa menggunakan GCS. Setelah diketahui
mengalami penurunan kesadaran, pastikan klien bisa berkomunikasi atau tidak,jika
masih bisa berkomunikasi cek kembali TTV, lakukan pemeriksaan fisik umum meliputi
pemeriksaan kepala, leher, toraks, abdomen, ekstremitas, otot, kolumna vertebralis
dilakukan dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui adanya

Nama : Ade Rosi (220110140060)


Kelompok : Tutor 12
tanda trauma atau kondisi lain. Kemudian lakukan pemeriksaan neurologi, yaitu
pemeriksaan saraf kranial untuk menilai refleks.
Sedangkan pada pasien tidak sadar (koma), anamnesa tidak dikaji langsung
kepada pasien, tetapi kepada keluarga pasien. Kemudian dilanjutkan pengkajian ABC
(Airway, Breathing, Circulation).

Airway, mengecek jalan napas dengan tujuan menjaga jalan napas, membuka
jalan napas, dan memastikan kepatenan jalan napas dengan control servikal.

Pengkajian meliputi :
Suara napas abnormal : stridor atau wheezing
Penggunaan otot-otot bantu pernapasan
Sianosis, kejang
Retensi lendir / sputum ditenggorokan
Suara serak dan batuk
Breathing, mengecek pernapasan dengan tujuan mengelola pernapasan agar
oksigenasi adekuat. Pengkajian yang dilakukan pada pemeriksaan breathing
yaitu nilai look (lihat apakah ada pergerakan dada, dan lihat kesimetrisannya)
,listen (dengarkan hembusan napasnya apakah teratur atau tidak), feel

(rasakan apakah ada udara keluar dari mulutnya atau tidak).


Circulation, cek sirkulasi bisa dengan control perdarahan, jika ada
perdarahan. Perdarahan ini akan beresiko terjadi syok hipovolemik. Tanda
klinis dari syok seperti wajah dan kulit ekstremitas pucat keabuan serta
akralnya dingin. Selain itu, nadi teraba kecil dan cepat.

3. Perbedaan Pengkajian Pasien Sadar dan Tidak Sadar


Perbedaan dari pengkajian pasien sadar dan tidak sadar meliputi :
1. Anamnesa,
Pada pasien yang sadar, inform consent dan anamnesa bisa dilakukan langsung
dengan klien, sedangkan pada pasien yang tidak sadar inform consent dan
pengkajian yang meliputi identitas klien, dan riwayat penyakit melibatkan
keluarga.
2. Prosedur pengkajian setelah menilai tingkat kesadaran
Pada pasien yang terbukti sadar dan masih bisa berkomunikasi, pengkajian
dilanjutkan dengan menanyakan keluhan utama, kemudian pemeriksaan fisik dan
penunjang berdasarkan keluhan utama. Sedangkan pada pasien yang tidak sadar,
pengkajian dilanjutkan dengan pemeriksaan primer yang meliputi pemeriksaan

Nama : Ade Rosi (220110140060)


Kelompok : Tutor 12
ABC (Airway, Breathing, Circulation), tujuannya untuk mengidentifikasi dan
memperbaiki dengan segera masalah yang mengancam kehidupan.
Referensi
Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
Carolyn M. Hudak dan Barbara M. Gallo, Keperawatan kritis: Pendekatan Holistik,
Jakarta : EGC, 1996.
Rahman, Aulia. Pengkajian Pasien Gawat Darurat Dewasa. diakses pada tanggal 12
Oktober

2016.

http://www.info-kesehatan.web.id/2015/11/pengkajian-pasien-

gawat-darurat dewasa.html.
Aprilia, Maureen.dan Budi Riyanto Wreksoatmodjo (2015). Pemeriksaan Neurologis
pada Kesadaran Menurun. CDK-233/ vol. 42 no. 10.

Anda mungkin juga menyukai