Anda di halaman 1dari 22

Pengertian Rumah Sehat

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah


bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai
sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan
sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota
keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu,
keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat
diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi
dengan baik.
Kriteria Rumah Sehat
Menurut Winslow dan APHA, Permukiman sehat dirumuskan
sebagai suatu tempat untuk tinggal secara permanen.
Berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat,
berekreasi (bersantai) dan sebagai tempat berlindung dari
pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis,
psikologis, dan bebas dari penularan penyakit.
Rumusan yang dikeluarkan oleh American Public Health
Association (APHA), syarat rumah sehat harus memenuhi
kriteria sebagai berikut
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis. Antara lain,
pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang
cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis. Antara lain,
privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar
anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan
penyakit antarpenghuni rumah, yaitu dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air
limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan
tikus, kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman
dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya
kecelakaan, baik yang timbul karena keadaan luar
maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh,
tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat
penghuninya jatuh tergelincir.
Menurut Ditjen Cipta Karya, 1997, Komponen yang harus
dimiliki rumah sehat adalah:
1. Pondasi yang kuat guna meneruskan beban
bangunan ke tanah dasar, memberi kestabilan
bangunan, dan merupakan konstruksi penghubung
antara bagunan dengan tanah;
2. Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi
minimum 10 cm dari pekarangan dan 25 cm dari
badan jalan, bahan kedap air, untuk rumah panggung
dapat terbuat dari papan atau anyaman bambu;
3. Memiliki jendela dan pintu yang berfungsi sebagai
ventilasi dan masuknya sinar matahari dengan luas
minimum 10% luas lantai;

4.

Dinding rumah kedap air yang berfungsi untuk


mendukung atau menyangga atap, menahan angin
dan air hujan, melindungi dari panas dan debu dari
luar,
serta
menjaga
kerahasiaan
(privacy)
penghuninya;
5. Langit-langit untuk menahan dan menyerap panas
terik matahari, minimum 2,4 m dari lantai, bisa dari
bahan papan, anyaman bambu, tripleks atau gipsum;
6. Atap rumah yang berfungsi sebagai penahan panas
sinar matahari serta melindungi masuknya debu,
angin dan air hujan.
Kelembaban Udara Rumah
Kelembaban udara adalah presentase jumlah
kandungan air dalam udara (Depkes RI). Kelembaban terdiri
dari 2 jenis yaitu Kelembaban Absolut dan Kelembaban Nisbi
(Relatif). Kelembaban absolut adalah berat uap air per unit
volume udara, sedangkan kelembaban nisbi adalah banyaknya
uap air dalam udara pada suatu temperatur terhadap
banyaknya uap air pada saat udara jenuh denga uap air pada
temperatur tersebut.
Secara umum penilaian kelembaban dalam rumah
dengan menggunakan hygrometer. Menurut indikator
pengawasan perumahan, kelembaban udara yang memenuhi
syarat kesehatan dalam rumah adalah 40-70 % dan
kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat kesehatan
adalah < 40 % atau > 70 % (Depkes RI, survei kesehatan
rumah tangga 2001).
Rumah yang tidak memiliki kelembaban yang
memenuhi syarat kesehatan akan membawa pengaruh bagi
penghuninya. Rumah yang lembab merupakan media yang
baik bagi pertumbuhan mikroorganisme, antara lain bakteri,
spiroket, ricketsia dan virus. Mikroorganisme tersebut dapat
masuk ke dalam tubuh melalui udara. Selain itu kelembaban
yang tinggi dapat menyebabkan membran mukosa hidung
menjadi kering sehingga kurang efektif dalam menghadang
mikroorganisme. Bakteri Mycobacterium tuberculosa seperti
halnya bakteri lain, akan tumbuh dengan subur pada
lingkungan dengan kelembaban tinggi karena air membentuk
lebih dari 80 % volume sel bakteri dan merupakan hal yang
esensial untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel
bakteri (Gould & Brooker, 2003).
Selain itu menurut Notoatmodjo (2003), kelembaban
udara yang meningkat merupakan media yang baik untuk
bakteri-bakteri patogen termasuk bakteri tuberkulosis.
Pengaruh Tingkat Kelembaban Tinggi
Jika tingkat kelembaban relatif yang tinggi baik
karena kondisi eksternal, seperti suhu udara terbuka
atau faktor manusia, udara akan membawa lebih
banyak uap air yang dapat mengakibatkan kondisi
seperti embun pada permukaan yang dingin,
menyebabkan kelembaban di sekitar kita.

Sebagai kumpulan air yang terbentuk pada dinding,


jendela dan pintu, permukaan ini mengundang
berkembang-biaknya jamur dan lumut yang menjadi
sumber berbagai masalah kesehatan kita.
Jamur, bersama dengan tungau dan debu sering
menyebabkan masalah pernapasan seperti asma,
alergi dan batuk. Mikroorganisme tersebut juga
dapat tumbuh di pakaian dalam kondisi basah.
Seperti udara sekitarnya yang kaya dengan uap air,
tubuh anda mungkin keringat mengucur deras dan
anda mungkin mengalami kegerahan bahkan selama
cuaca berawan.
Kelembaban juga dapat menyebabkan dinding kertas
atau lukisan menjadi lepek, atau bahkan
menyebabkan dinding plester yang baru dikerjakan
mengalami retak.
Tingkat kelembaban tinggi di rumah kita dapat
menyebabkan pintu kayu atau jendela memuai atau
melebar sehingga tidak sesuai dengan ukuran kusen.
Pengaruh Tingkat Kelembaban Rendah
Ketika kelembaban turun di bawah tingkat
kenyamanan, anda mungkin akan mengalami udara kering
dan juga mungkin merasakan dingin yang tidak
menyenangkan selama musim dingin. Seperti udara
lembab yang sangat tinggi, udara kering juga dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang terkait seperti
kulit kering, bibir pecah-pecah, dan lain-lain. Ketika
Anda bernafas dalam udara dingin dan sangat kering,
anda juga mungkin mengalami kesulitan bernafas atau
mendapatkan sakit tenggorokan selama pagi dan
malam hari di saat musim angin.
Tidak seperti tingkat kelembaban tinggi, udara
kering tidak berpengaruh begitu banyak pada alat-alat
rumah tangga. Akan tetapi furnitur seperti pintu, jendela
biasanya menciut akibat kekeringan ekstrim udara di
sekitarnya.
Singkatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi
kondisi kelembaban di rumah Anda adalah sebagai
berikut:
Kondisi cuaca dan tingkat suhu di luar rumah Anda.
Bagaimana bangunan tersebut dilindungi dari
kelembaban, dan lain-lain, serta kebocoran.
Anda sehari-hari aktivitas seperti mandi, pengukusan,
pengeringan pakaian basah dan lain-lain
Suhu Rumah
Suhu adalah panas atau dinginnya udara yang
dinyatakan dengan satuan derajat tertentu. Suhu udara
dibedakan menjadi suhu kering dan suhu basah. Suhu kering
yaitu suhu yang ditunjukan oleh termometer suhu ruangan
setelah di adaptasi selama kurang lebih sepuluh menit,
umumnya suhu kering antara 24 34 C. Suhu basah yaitu
suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh oleh uap air,

umumnya lebih rendah daripada suhu kering yaitu antara 2230 C.


Secara umum, penilaian suhu rumah dengan
menggunakan termometer ruangan. Berdasarkan indikator
pengawasan perumahan, suhu rumah terutama suhu kamar
yang memenuhi syarat kesehatan adalah antara 22-30 C dan
yang tidak memenuhi syarat adalah < 22 C atau > 30 C.
Suhu dalam rumah akan membawa pengaruh bagi
penghuninya.
Menurut Walton, suhu berperan penting dalam
metabolisme tubuh, konsumsi oksigen dan tekanan darah.
Sedangkan Lennihan dan Fletter, mengemukakan bahwa suhu
rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan
meningkatkan kehilangan panas tubuh dan tubuh akan
berusaha menyeimbangkan dengan suhu lingkungan melalui
proses evaporasi. Kehilangan panas tubuh ini akan
menurunkan vitalitas tubuh dan merupakan predisposisi untuk
terkena infeksi terutama infeksi saluran nafas oleh agen yang
menular.
Sedangkan menurut Gould an Brooker (2003),
bakteri Mycobacterium tuberculosa memiliki rentan suhu
yang disukai, tetapi di dalam rentan ini terdapat suatu suhu
optimum saat mereka tumbuh pesat. Mycobacterium
tuberculosa merupakan bakteri mesofilik yang tumbuh subur
dalam rentang 25-40 C, akan tetapi akan tumbuh secara
optimal pada suhu 31-37 C (Gould & Brooker, 2003;
Girsang, 1999, Salvato dalam Lubis 1989).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 829/Menkes/SK/VII/1999, Kualitas udara yang baik
meliputi :
Suhu udara nyaman, antara 18 30 oC;
Kelembaban udara, antara 40 70 %;
Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam;
Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap
penghuni;
Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam;
Gas formaldehid kurang dari 120 mg per meter kubik
Materi Pencahayaan
Cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di dalam
rumah merupakan kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat
diperoleh dengan pengaturan cahaya alami dan cahaya buatan.
Yang perlu diperhatikan, pencahayaan jangan sampai
menimbulkan kesilauan. Cahaya berdasarkan sumbernya
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu cahaya alamiah dan cahaya
buatan.
1 Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami ruangan rumah adalah
penerangan yang bersumber dari sinar matahari
(alami), yaitu semua jalan yang memungkinkan
untuk masuknya cahaya alamiah. Misalnya melalui
jendela atau genting kaca (Depkes RI, Notoatmodjo,
2003).

Cahaya matahari sangat penting, karena


dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam
rumah, misalnya bakteri penyebab penyakit TBC.
Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai
jalan masuk cahaya yang cukup. Jalan masuk cahaya
(jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai
20% dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan
rumah. Pencahayaan alami menurut Suryanto (2003),
dianggap baik jika besarnya antara 60-120 lux dan
buruk jika kurang dari 60 lux atau lebih dari 120 lux.
Menurut Winslow dan APHA, pencahayanaan alami
minimal untuk kamar keluarga dan kamar tidur 60
120 lux, pencahayaan buatan untuk ruang keluarga
100 lux, ruang tidur 50 lux, ruang belajar 100 lux,
ruang makan 75 lux, ruang dapur 50 75 lux.
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
jendela diusahakan agar sinar matahari dapat
langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang
oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini, disamping
sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya
(Notoatmodjo,2007). Lokasi penempatan jendela pun
harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar
matahari lebih lama menyinari lantai (bukan
menyinari dinding), maka sebaiknya jendela itu harus
di tengah-tengah tinggi dinding (tembok). Jalan
masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan
genteng kaca. Genteng kaca pun dapat dibuat secara
sederhana, yakni dengan melubangi genteng biasa
pada waktu pembuatannya, kemudian menutupnya
dengan pecahan kaca (Notoatmodjo, 2007: 171).
Suatu cara sederhana menilai baik tidaknya
penerangan alam yang terdapat dalam sebuah rumah
adalah: baik, bila jelas membaca dengan huruf kecil,
cukup; bila samar-samar bila membaca huruf kecil,
kurang; bila hanya huruf besar yang terbaca, buruk;
bila sukar membaca huruf besar.
Jam pencahayaan yang baik untuk rumah
adalah dari pukul 08:00-16:00 (Pamflet Pencahayaan
Rumah untuk Kesehatan Tubuh, Universitas Yarsi
Fakultas Kedokteran Jakarta).
2 Pencahayaan Buatan
Penerangan dengan menggunakan sumber
cahaya buatan, seperti lampu minyak tanah, listrik
dan sebagainya. (Azwar, 1996).
Hasil penelitian mengenai hubungan antara
pencahayaan alami rumah dengan kejadian ISPA di Desa
Cepogo (Kabupaten Boyolali) menyatakan adanya hubungan
yang signifikan antara pencahayaan rumah alami dengan
ISPA. Hasil penelitian di Desa Sidomulyo Sidoarjo (2005),
menyimpulkan bahwa pencahayaan alami pada rumah
dipengaruhi oleh ventilasi atau jendela rumah yang tidak di
buka pada siang hari. Responden yang terkena ISPA
mempunyai pencahayaan alami rumah yang baik sebanyak 10

rumah (16,1%) dan pencahayaan alami rumah yang tidak baik


sebanyak 27 rumah (43,5%). Sedangkan responden yang tidak
terkena ISPA mempunyai pencahayaan alami rumah yang baik
sebanyak 17 rumah (27,4%) dan pencahayaan alami rumah
yang tidak baik sebanyak 8 rumah (12,9%). Hal ini
disebabkan karena jendela kurang luas dan jarang dibuka pada
siang hari, tidak memiliki ventilasi rumah, dan kebanyakan
rumah menghadap ke arah barat dan utara.
DINDING
Masing-masing
bahan
tentu
mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Rumah yang kokoh
dan kuat yaitu rumah yang bangunannya awet
dan
tahan
lama.
Dinding adalah bagian bangunan yang sangat
penting
perannya
bagi
suatu
konstruksi
bangunan. Dinding membentuk dan melindungi
seluruh isi bangunan baik dari segi konstruksi
maupun dari segi artistik bangunan. Bahan
mentah pembuatan dinding bangunan dibedakan
atas :
1. Dinding Batu Bata
Dinding batu bata merupakan dinding yang paling
banyak digunakan dalam pembangunan gedung baik
gedung sederhana, perumahan, atau gedung berukuran
besar. oleh karena itu dinding batu bata mempunyai seni
tersendiri dalam sistem pemasangannya.
Kelebihan
menggunakan
batu
bata
- kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembok
akibat
air
hujan
jarang
terjadi
keretakan
pada
tembok
- kuat dan tahan lama
Kekurangan
menggunakan
batu
bata
- waktu pemasangan lebih lama dibanding dinding lainnya
- biaya lebih tinggi
2. Dinding Batu Kapur
Dinding ini banyak digunakan dipedasaan, rumah
rakyat, pagar pembatas, atau rumah sederhana.
Kelebihan
menggunakan
batu
kapur
- Harga dinding batu kapur sangat murah
- waktu pemasangan cepat dan memerlukan sedikit adukan
semen-pasir
- bila sudah diplester dinding ini tidak terlihat dari tanah
atau kapur
Kekurangan
menggunakan
batu
kapur
- Dinding ini memerlukan kolom praktis setiap 2.5 m
3. Dinding Batako
Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya
tidak dibakar. Bahannya dari tras, kapur, dan sedikit
semen. Pemakaiannya lebih hemat dari dinding batu bata
atau dinding yang lainnya.

Kelebihan
menggunakan
batako
pemasangannya
lebih
cepat
harga
relatif
murah
Kekurangan
menggunakan
batako
rapuh
dan
mudah
retak
- menyerap air sehingga dapat menyebabkan tembok
lembab
dinding
mudah
pecah
- menggunakan kolom praktis relatif lebih banyak.
4. Dinding Bata Hebel atau celcon
Bata hebel/celcon dibuat dengan mesin di pabrik.
Dinding bata hebel/celcon adalah bahan bangunan
pembentuk dinding yang mutu kualitasnya tinggi.
Penjualan bata jenis ini tidak ada pada agen atau toko
material. Melainkan harus memesan terlebih dahulu.
Kelebihan
menggunakan
hebel/celcon
- kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya
rembesan
air
ringan
dan
tahan
api
- pemasangan lebih cepat dan pemotongan lebih mudah
hanya dengan menggunakan gergaji
Kekurangan
menggunakan
hebel/celcon
harga
relatif
lebih
mahal
- tidak semua tukang pernah memasang bata jenis ini
- hanya toko material besar yang menjual bata jenis ini
Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain :
a Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat
sendiri, beban tekanan angin dan bila sebagai dinding
pemikul harus pula dapat memikul beban diatasnya,
b Dinding harus terpisah dari pondasi oleh lapisan
kedap air sekurang-kurangnya 15 cm dibawah
permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai
bangunan, agar air tanah tidak dapat meresap naik
keatas, sehingga dinding tembok terhindar dari basah
dan lembab dan tampak bersih tidak berlumut.
c Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya
kurang dari 1 m dapat diberi susunan batu tersusun
tegak di atas batu, batu tersusun tegak di atas lubang
harus di pasang balok lantai dari beton bertulang atau
kayu awet. Untuk memperkuat berdirinya tembok
bata digunakan rangka pengkaku yang terdiri dari
plester-plester atau balok beton bertulang setiap luas
12 meter.
d Dinding rumah memiliki ventilasi di setiap ruangan
yang kedap air dan mudah dibersihkan.
Penilaian Dinding
1
= Bukan tembok ( terbuat dari anyaman bambu atau
ilalang )
2
= Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau
batu yang tidak kedap air
3
= Permanen ( tembok, pasangan batu bata atau batu
yang diplester), papan kedap air.
Jamban

Jamban keluarga merupakan suatu bangunan yang digunakan


untuk tempat membuang dan mengumpulkan kotoran/najis
manusia yang lazim disebut kakus atau WC, sehingga kotoran
tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak
menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori
lingkungan pemukiman.
Jamban adalah suatu bangunan yang dipergunakan
untuk membuang tinja/kotoran manusia yang sering disebut
WC (Depkes RI, 2002). Sementara menurut Soemardji (1985),
pembuangan kotoran adalah pengumpulan kotoran manusia
pada suatu tempat tertentu dengan maksud agar kotoran
tersebut tersimpan sedemikian rupa, sehingga tidak
memungkinkan kuman-kuman atau bibit penyakit yang ada
pada kotoran manusia sampai kepada orang lain serta
mengganggu estetika.
Secara nasional terdapat 16,4% rumah tangga masih
melakukan pembuangan tinja di sungai/danau, dan (11,7%) di
lubang tanah (Riskesdas 2010). Diperkirakan akibat limbah
yang tidak dikelola secara baik, menghasilkan lebih dari 6 juta
ton kotoran manusia per tahun yang dibuang ke badan air.
Kondisi ini menyumbang dampak polusi serius pada sumber
air bersih, dan menyebabkan komoditas-air bersih menjadi
produk yang semakin berharga. (WSP, 2007).
Cara memilih jenis jamban :
1. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air
2. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk daerah
yang cukup air dan daerah padat penduduk, karena dapat
menggunakan multiple latrine yaitu satu lubang penampungan
tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu
lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban)
3. Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja
hendaknya ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air
pasang. Setiap aggota rumah tangga harus menggunakan
jamban untuk buang airbesar/buang air kecil.
Tujuan menggunakan jamban :
1. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau
2. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya.
3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang
dapat menjadi penular penyakit Diare, Kolera Disentri,
Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit
kulit dan keracuanan
Syarat jamban yang sehat sesuai kaidah-kaidah kesehatan
adalah sebagai berikut :
1 Tidak mencemari sumber air minum
2 Tidak berbau tinja dan tidak bebas dijamah oleh
serangga mau puntikus.
3 Air seni, air bersih dan air penggelontor tidak
mencemari tanah sekitar olehnya itu lantai sedikitnya
berukuran 1 X 1 meter dan dibuat cukup landai,
miring kearah lobang jongkok.
4 Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya.
5 Dilengkapi dengan dinding dan penutup
6 Cukup penerangan dan sirkulasi udara.

7 Luas ruangan yang cukup


8 Tersedia air dan alat pembersih.
Cara memelihara jamban :
1 Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan
air
2 Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang
jamban dalam keadaan bersih
3 Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
4 Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikur yang
berkeliaran
5 Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
6 Bila ada kerusakan segera diperbaiki.
7 Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar
bebas penyakit.
8 Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak
pembuangan/atau ke dalam kloset agar bakteri
pembusuk tetap berperan aktif.
9 Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar
kloset tidak cepat rusak.
10 Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke
dalam air misal : kertas, kain bekas, dll.
Sedangkan syarat jamban sehat menurut Depkes RI (1985),
antara lain :
1 Tidak mencemari sumber air minum. Letak lubang
penampungan kotoran paling sedikit berjarak 10
meter dari sumur air minum (sumur pompa tangan,
sumur gali, dan lain-lain). Tetapi kalau keadaan
tanahnya berkapur atau tanah liat yang retak-retak
pada musim kemarau, demikian juga bila letak
jamban di sebelah atas dari sumber air minum pada
tanah yang miring, maka jarak tersebut hendaknya
lebih dari 15 meter;
2 Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh
serangga maupun tikus. Untuk itu tinja harus tertutup
rapat misalnya dengan menggunakan leher angsa atau
penutup lubang yang rapat;
3 Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak
mencemari tanah di sekitarnya, untuk itu lantai
jamban harus cukup luas paling sedikit berukuran
11 meter, dan dibuat cukup landai/miring kearah
lubang jongkok;
4 Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus
dibuat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan lama
dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakan
bahan-bahan yang ada setempat;
5 Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding
kedap air dan berwarna terang;
6 Cukup penerangan;
7 Lantai kedap air;
8 Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah;
9 Ventilasi cukup baik;
10 Tersedia air dan alat pembersih.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan
jarak jamban dan sumber air bersih adalah sebagai berikut :
1 Kondisi daerah, datar atau miring

2
3
4
5

Tinggi rendahnya permukaan air


Arah aliran air tanah
Sifat, macam dan struktur tanah
Pemeliharaan jamban keluarga sehat yang baik
adalah
6 Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada
genangan air,
7 Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang
jamban selalu dalam keadaan bersih
8 Didalam jamban tidak ada kotoran terlihat, tidak ada
serangga(kecoa, lalat) dan tikus berkeliaran,
9 Tersedia alat pembersih dan bila ada kerusakan
segera diperbaiki.
Beberapa ciri pemanfaatan jamban yang baik menyatakan
ciri-ciri jamban atau kakus yang digunakan dengan baik antara
lain (Wise et,al. 2003) :
1 Semua anggota rumah tangga mengunakan,
2 Kebersihan selalu dijaga yaitu lantai dan penutup
jamban selalu dibersihkan setiap kali dipakai
3 Lubang jamban selalu ditutup bila tidak digunakan
4 Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membersihkan
diri selalu tersedia setiap saat, seperti air, sabun, dan
gayung pengambil air dan
5 Tandon jamban dapat dikosongkan bila tinja di dalam
sudah penuh
Tempat Jamban
1 Pelat Jongkok
Pelat jongkok harus selalu bersih dan licin. Untuk itu
pilihlah pelat jongkok yang terbuat dari bahan yang
mudah dibersihkan, misalnya keramik, kaca serat,
porselin, dan sebagainya.
2 Pondasi
Umumnya tebal pondasi jamban 20-40 cm dan
dalamnya 40 cm, terbuat dari batu kali, bata atau
batako. Adukannya terdiri dari semen : pasir = 1 : 6.
Jika semen diganti dengan kapur dan semen merah :
pasir = 1 : 3 : 4
3 Lantai
Lantai beton setebal 10 cm, kedap air, awet, dan
mudah dibersihkan. Lantai tegel dapat dipasang
dengan adukan semen :pasir = 1 : 3.
4 Pintu
Pintu dapat dibuat dari bamboo atau kayu yang
dilapisi seng atau aluminium sehingga tidak mudah
lapuk. Jarak tepi bawah pintu dari lantai sekitar 5-7,5
cm.
Ukuran
:
tinggi 1,80 m. lebar 0,65 m.
5 Dinding
Dinding dapat dibuat dari bata/batako, kayu/papan,
anyaman bambu. Tinggi dinding : 1,00 - 2,00 m.
dinding depan 20 cm lebih tinggi supaya atapnya
miring ke belakang. Untuk menghemat biaya,
dinding dapat dibagi dua:
- Bagian bawah dibuat dari bata setinggi 1,5 m
supaya pemakaiannya terlindung

Bagian atas dapat dari anyaman bamboo atau


papan
Dinding bawah setinggi 40-50 cm harus diplester
dengan kedap air agar tidak lembab dan mudah
dibersihkan.
6 Lubang Angin
Lubang angin sangat diperlukan agar selalu terjadi
pergantian udara di dalam jamban
7 Atap
Atap jamban berguna sebagai pelindung di waktu
hujan dan mencegah air hujan masuk kedalam pelat
jongkok. Bahan atap misalnya genting, seng
gelombang, ijuk, atap plastic tembus cahaya, daun
bambu, alang-alang, dan sebagainya. Kemiringan
atap minimum 15 derajat.
8 Jarak Cubluk atau Resepan dari Tangki Septik ke
Sumur
Bila letak cubluk atau resapan dan tangki septic
berdekatan dengan sumur, maka jarak minimum
antara cubluk dan sumur tersebut harus 10 m.
Berdasarkan bentuknya, terdapat beberapa macam jamban
menurut beberapa ahli. Menurut Azwar (1983), jamban
mempunyai bentuk dan nama sebagai berikut :
1 Pit privy (Cubluk): Kakus ini dibuat dengan jalan
membuat lubang kedalam tanah sedalam 2,5 sampai
8 meter dengan diameter 80-120 cm. Dindingnya
diperkuat dari batu bata ataupun tidak. Sesuai dengan
daerah pedesaan maka rumah kakus tersebut dapat
dibuat dari bambu, dinding bamboo dan atap daun
kelapa. Jarak dari sumber air minum sekurangkurangnya 15 meter.
2 Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit
latrine): Jamban ini hamper sama dengan jamban
cubluk, bedanya menggunakan ventilasi pipa. Untuk
daerah pedesaan pipa ventilasi ini dapat dibuat dari
bambu.
3 Jamban empang (fish pond latrine): Jamban ini
dibangun di atas empang ikan. Di dalam system
jamban empang ini terjadi daur ulang (recycling)
yaitu tinja dapat langsung dimakan ikan, ikan
dimakan orang, dan selanjutnya orang mengeluarkan
tinja, demikian seterusnya.
4 Jamban pupuk(the compost privy): Pada prinsipnya
jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih
dangkal galiannya, di dalam jamban ini juga untuk
membuang kotoran binatang dan sampah, daundaunan.
5 Septic tank: Jamban jenis septic tank ini merupakan
jamban yang paling memenuhi persyaratan, oleh
sebab itu cara pembuangan tinja semacam ini yang
dianjurkan. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi
yang kedap air, dimana tinja dan air buangan masuk
mengalami dekomposisi.

Jamban bentuk septic tank sebagai bentuk jamban yang paling


memenuhi syarat, tinja mengalami beberapa proses
didalamnya, sebagai berikut :
1 Proses kimiawi: Akibat penghancuran tinja akan
direduksi sebagian besar (60- 70%), zat-zat padat
akan mengendap di dalam tangki sebagai sludge Zatzat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan
lemak dan busa akan mengapung dan membentuk
lapisan yang menutup permukaan air dalam tangki
tersebut. Lapisan ini disebut scum yang berfungsi
mempertahankan suasana anaerob dari cairan di
bawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri
anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh subur,
yang akan berfungsi pada proses selanjutnya.
2 Proses
biologis: Dalam
proses
ini
terjadi
dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan
fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik
alam sludge dan scum. Hasilnya selain terbentuknya
gas dan zat cair lainnya, adalah juga pengurangan
volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank
tidak cepat penuh. Kemudian cairan influent sudah
tidak mengandung bagian-bagian tinja dan
mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan influent
akhirnya dialirkan melalui pipa.
KERANGKA,BANGUNAN ,PONDASI DAN KUDA
KUDA
Bangunan
Bangunan adalah merupakan perpaduan beberapa
dari beberapa bahan dan konstruksi sehingga dapat berfungsi
sesuai dengan yang direncanakan. Bangunan (khususnya
rumah tempat tinggal) berfungsi untuk melindungi dan
menjaga penghuninya dari segala macam bahaya dan kondisi
(keadaan alam) yang tidak menyenangkan
Pembangunan perumahan merupakan hal yang rumit dan
melibatkan banyak aspek, yaitu motivasi yang melatar
belakangi pembangunan perumahan, penggunaan lahan,
ekonomi,
budaya
masyarakat.
Dalam
perencanaan
pembangunan perumahan pada suatu wilayah, harus
mempertimbangkan beberapa persyaratan lokasi yaitu :
1 Kemiringan lereng idealnya lokasi yaitu antara 0
8%, dan tidang menggunakan daerah yang
cekung, lembah dan genangan air.
2 Kemudahan pergerakan (aksesibilitas) dari
kawasan perumahan ke tempat kerja, sekolah,
kawasan perdagangan dan pusat-pusat kegiatan
lainnya.
3 Ruang terbuka yang cukup.
4 Pengaturan lingkungan disesuaikan dengan
penyediaan fasilitas/sarana pemukiman.
syarat syarat bangunan
Syarat Suatu Bangunan Syarat-syarat bangunan terutama
untuk bangunan perumahan umum (public housing), bertujuan
untuk menyediakan rumah tempat tinggal yang cukup baik

dalam segi desain, dimensi kamar, tata letak ruangan dan


sebagainya. Suatu bangunan yang akan didirikan agar
hendaknya memenuhi kebutuhan dan syarat-syarat rumah
tinggal yang sehat (healthy) dan nyaman (comportable)
dengan cukup ekonomis, yang dikenal masyarakat umum
yaitu Rumah Sehat.
Secara umum rumah yang sehat dan nyaman adalah bangunan
tempat tinggal suatu keluarga yang lengkap berdiri sendiri,
cukup awet dan cukup kuat konstruksinya, selain itu juga
memenuhi syarat-syarat yang diantaranya yaitu :
a Tersedianya jumlah ruangan/kamar yang cukup
dengan luas lantai dan isi yang cukup besar, agar
dapat memenuhi kebutuhan penghuninya untuk
bekerja, tidur/beristirahat dan berkreasi dengan
cukup terjamin kebebasannya (privacy) dan tidak
ada gangguan dari luar.
b
Memiliki tata ruangan yang baik, sehingga :
- Perhubungan antara ruangan di dalam rumah
lancar.
- Kebebasan dan kenikmatan penghuni terjamin.
c Letak kamar tidur harus diusahakan, agar :
- Tidak mudah terganggu, sehingga terjamin
kebebasan orang tidur.
- Sinar matahari pagi dapat masuk selama
kurang lebih 1 jam.
- Ventilasi cukup lancar, menjamin pergantian
udara baru dari luar
- Pemisahan kamar tidur untuk suami-istri,
untuk pria atau wanita dewasa dan untuk anakanak.
d Memiliki ruangan-ruangan yang diperlukan
untuk memenuhi kegiatan hidup sehari-hari,
yaitu terdiri :
- Ruangan untuk masak dan makan.
- Ruangan untuk mandi dan mencuci.
- Ruangan untukmenyimpan bahan pangan dan
alat-alat rumah tangga
e Memberikan perlindungan dari panas, dingin,
hujan, angin dan lembab yang dapat
mengganggu kesehatan penghuninya, juga
memberikan ventilasi dan penerangan alam
maupun buatan yang cukup baik.
- Pondasi Bangunan
Salah satu konstruksi suatu bangunan yang
sangat penting adalah konstruksi pondasi. Konstruksi
pondasi ini perlu direncanakan dengan matang, agar
fungsi dari bangunan tersebut dapat terpenuhi.
Dilapangan sangat banyak kita jumpai macam-macam
atau jenis pondasi bangunan seperti pondasi batu kali,
pondasi batu bata, dan pondasi beton/beton bertulang,
serta pondasi-pondasi lainnya.
Pondasi bangunan adalah kontruksi yang
paling terpenting pada suatu bangunan, yang berfungsi

sebagai penahan seluruh beban ( hidup dan mati ) yang


berada di atasnya dan gaya gaya dari luar.
Pondasi bangunan adalah struktur bagian
bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan
tanah atau bagian bawah bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah yang memiliki fungsi memikul beban
bangunan lainnya di atasnya. Pondasi bangunan harus
diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap beratnya sendiri, beban-beban
bangunan (beban isi bangunan), gaya-gaya luar seperti :
tekanan angin, gempa bumi dan lain-lain.
Dalam pemilihan jenis/macam pondasi yang
digunakan pada suatu bangunan, hendaknya didasarkan
pada penyelidikan/pemeriksaan jenis dan daya dukung
tanahnya. Untuk mengetahui daya dukung tanah tempat
berdirinya
bangunan,
dapat
dilakukan
melalui
penyelidikan tanah seperti melakukan pemboran (sondir),
atau dengan cara sederhana saja. Hal ini tergantung dari
bangunan yang akan didirikan. Bila bangunan sederhana
(tidak bertingkat), cukup dengan mengopservasi
lingkungan sekitarnya. Tapi bila bangunan cukup besar
(bertingkat) hendaknya dilakukan dengan pemeriksaan
day dukung tanahnya.
cara penyelidikan tanah sebelum pondasi
Untuk itu, sebelum pondasi bangunan ditetapkan
terlebih dahulu dilakukan penyelidikan tanah yang
meliputi jenis/susunan lapisan tanah dan daya dukung
tanah. Maksud dari penyelidikan tanah ini yaitu :
a Memilih atau menentukan jenis dan kedalaman
pondasi.
b Menentukan kapasitas daya dukung tanah dari
pondasi
c.
Menentukan/memperkirakan
settlemenn dari pondasi.
c Menentukan muka air tanah.
d Menentukan nilai (evaluation) dari tekanan tanah
dari dinding bangunan
e Mencegah kesulitan-kesulitan konstruksi. Cara /
metode penyelidikan tanah dapat dilakukan,
dengan berbagai cara diantaranya yaitu:
Menggali sumur-sumur
Besi percobaan (sondir)
Pengeboran tanah
syarat syarat teknis pondasi
a Pondasi
harus
kuat
untuk
mencegah/menghindarkan timbulnya patah dan
bergeser yang disebabkan muatan tegek.
b Pondasi dapat menyesuaikan kemungkinan
terjadinya gerakan-gerakan tanah, seperti tanah
mengembang, menyusut, tidak stabil serta
adanya gaya mendatar dalam tanah dari
peristiwa gempa bumi.
c Pondasi dapat menahan gangguan dari unsureunsur kimiawi dalm tanah, baik yang berupa
organik maupun anorganik.

Pondasi dapat menahan gerakkan air yang


mungkin terjadi.
Macam macam pondasi
1 Pondasi dapat dibedakan atas bahan yang
digunakan yaitu :
Pondasi batu bata
- Pondasi batu kali
Pondasi beton
Pondasi beton bertulang
- Pondasi dati tiang pancang (tidak langsung)
Pondasi Gabungan (dari beberapa bahan
pondasi)
2 kedalaman pondasi dari muka tanah/muka lantai
bangunan :
a Pondasi dangkal (< 1,5 meter) Pondasi
dangkal digunakan bilamana bangunan yang
berada di atasnya tidak terlalu besar, seperti
rumah sederhana. Pondasi dangkal ini juga
biasa dipergunakan untuk bangunan umum
lainnya yang berada di atas tanah yang
keras.
b Pondasi sedang (1,5 s/d 4 meter)
c Pondasi dalam > 4 meter merupakan
pondasi yang dipergunakan pada bangunan
yang berdiri di atas tanah yang lembek.
Pondasi ini juga dipakai 17 Konstruksi
Bangunan Gedung pada bangunan dengan
bentangan yang cukup lebar (jarak antar
kolom 6 m), serta dipakai juga pada
bangunan-bangunan bertingkat.
kerangka bangunan
Rangka bangunan adalah bagian dari bangunan
yang merupakan struktur utama pendukung berat
bangunan dan beban luar yang bekerja padanya. Rangka
bangunan untuk bangunan bertingkat sederhana atau
bertingkat rendah, umumnya berupa struktur rangka
portal (frame structure). Struktur ini berupa kerangka
yang terdiri dari kolom dan balok yang merupakan
rangkaian yang menjadi satu kesatuan yang kuat.rangka
dinding untuk rumah tembok dibuat dari srtuktur beton
bertulang.untuk rumah setengah tembok menggunakan
setengah rangka dari beton bertulang dan setengah dari
rangka kayu.untuk rumah kayu panggung seluruhnya
menggunakan kayu,baik untuk rangka bangunan maupun
dinding.
bahan kerangka yang sangat umum digunakan oleh
masyarakat:
1 Kayu
Kayu adalah model lama dari struktur
kerangka rumah. Beberapa jenis kayu yang biasanya
dipakai adalah jenis kayu jati, mahoni dan sengon.
Setiap kayu akan dibentuk dengan ukuran khusus
sesuai dengan struktur rumah. Kayu menjadi salah
satu bahan yang banyak digunakan karena mudah

didapatkan. Namun kayu juga memiliki beberapa


kelemahan, seperti membutuhkan pembaharuan
setiap beberapa periode waktu, mudah lapuk saat
terkena hujan dari atap yang bocor, dan selalu
menjadi incaran rayap dan ngengat lain yang suka
makan kayu.
2 Baja Ringan
Baja ringan adalah salah satu model
kerangka struktur rumah yang paling dikenal saat ini.
Kehadiran dari baja ringan menggantikan kayu
karena kayu memiliki berbagai kelemahan yang bisa
menjadi biaya besar bagi semua pemilik rumah.
Beberapa jenis struktur pemakaian baja ringan seperti
galvalum atau zincalum memiliki kelebihan. Pemakai
atau pemilik rumah merasa lebih nyaman dan aman
dengan atap galvalum, selain itu atap ini tahan
terhadap serangan panas dan dingin sehingga bisa
dipakai dalam waktu lama.
3 Material Ringan
Material ringan yang digunakan untuk atap
rumah pada bagian dalam adalah seperti plafond
gypsum. Model atap ringan ini akan membuat kesan
estetika rumah menjadi lebih indah dan bersih. Selain
itu pemandangan genteng atau atap tidak akan
terlihat dari bagian dalam rumah. Banyak orang yang
memakai model plafond gypsum karena bisa
dibentuk dengan beberapa desain dan model sesuai
dengan desain dan konsep rumah.
Kuda kuda
Kuda-kuda adalah suatu konstruksi yang berfungsi
untuk menopang penutup atap suatu bangunan. Banyak
bentuk kuda-kuda suatu bangunan, tergantung dari denah
bangunan tersebut.
Suatu pelapis atap harus didukung oleh suatu
konstruksi yang disebut dengan rangka / konstruksi kudakuda. Bentuk dan bahan pembuat konstruksi kuda-kuda
tergantung dari bentuk atap, luas/denah, dan fungsi dari
bangunan itu sendiri. Untuk ukuran yang relatif besar,
konstruksi kuda-kuda harus direncanakan dan dihitung
dengan baik, agar berfungsi sesuai yang diharapkan.
Kemudian sambungan dan hubungan dalam suatu
konstruksi kuda-kuda harus kuat dan aman dalam
memikul beban yang diterimanya. Mengingat berbagai
macam bentuk atap, berbagai macam bahan penutup atap,
serta kegunaan di bawah atapnya maka dibuatlah
kerangka yang mendukung 82 Konstruksi Bangunan
Gedung semua beban atap termasuk beratnya sendiri,
yang disebut dengan kerangka atau konstruksi kuda-kuda.
Konstruksi kuda-kuda didasarkan bentuk atap dan jenis
bahan penutupnya. Kuda-kuda dengan sistem reng
berbeda dengan kuda-kuda sistem gording. Jarak kudakuda dipasang sesuai dengan jarak perletakan dan tempat
yang direncanakan.

Kuda-kuda dipasang setelah tembok selesai dibuat sesuai


dengan ketinggian yang direncanakan. Adapun namanama batang dari suatu kuda-kuda yang lengkap yaitu :
a. Balok ikat / balok tarik
b. Tiang kuda-kuda / batang gantung
c. Kaki kuda-desak / kaki kuda-kuda
d. Batang desak / batang sokong / skor
e. Balok bubungan
f. Papan bubungan
g. Gording
h. Plat tembok / balok tembok i. Kasau / rusuk
j. Linsplank / papan lis k. Batang ikat / batang jepit /
gapit.
Pekarangan
Pekarangan adalah taman rumah tradisional yang
bersifat pribadi, yang merupakan sistem yang terintegrasi
dengan hubungan yang erat antara manusia, tanaman, dan
hewan. Pekarangan juga merupakan ruang terbuka yang sering
dimanfaatkan untuk acara kekerabatan dan kegiatan sosiaL
(Wurianingsih, 2011).
Dengan memanfaatkan lahan pekarangan secara
intensif, maka diharapkan akan dapat membantu memenuhi
kebutuhan konsumsi pangan di tingkat rumah tangga dan
menambah pendapatan bagi keluarga tersebut dari hasil
pekarangan. Tujuan dari pemanfaatan lahan pekarangan dan
kebun sekolah ini adalah untuk membantu menyediakan
sumber pangan bagi keluarga yang beragam, bergizi seimbang
dan aman baik sumber karbohidrat, protein, maupun vitamin
dan mineral.
Pemanfaatan pekarangan dapat memiliki manfaat :
(1) Kemandirian pangan rumah tangga pada suatu kawasan,
(2) Diversifikasi pangan yang berbasis sumber daya lokal, (3)
Konservasi tanaman-tanaman pangan maupun pakan termasuk
perkebunan, hortikultura untuk masa yang akan datang, (4)
Kesejahteraan petani dan masyarakat yang memanfaatkan
Kawasan Rumah Pangan Lestari, (5) Pemanfaatan kebun bibit
desa agar menjamin kebutuhan masyarakat akan bibit
terpenuhi, baik bibit tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, termasuk ternak, unggas, ikan dan lainnya, (6)
Antisipasi dampak perubahan iklim.
Sayuran dan buah merupakan salah satu dari
kelompok pangan yang memberikan sumbangan terbesar
dalam menu beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA)
yang dianjurkan dalam pemenuhan gizi keluarga agar hidup
sehat, aktif, dan produktif. Dari segi ekonomi, hasil
pekarangan berupa sayuran dan buah dapat mengurangi
pengeluaran keluarga untuk membeli bahan makanan yang
bergizi. Hasil pemanfaatan pekarangan yang berlebih setelah
dikonsumsi, dapat juga dijual sehingga memberikan tambahan
pendapatan bagi keluarga. Fungsi inilah yang disebut
pekarangan sebagai warung hidup karena dapat memenuhi
kebutuhan konsumsi keluarga tanpa mengeluarkan uang
dimana sebagian rumah tangga harus membelinya dengan
uang tunai.

Dalam melakukan usaha budi-daya sayuran dan buah


pada lahan yang sempit di pekarangan ada beberapa kaidah
yang perlu diperhatikan antara lain:
tanaman yang dikembangkan adalah sayuran dan
buah yang mu-dah dipelihara, mudah dikonsumsi
serta tidak membutuhkan modal yang besar;
mudah diaplikasikan oleh seluruh
lapisan
masyarakat. Sedangkan un-tuk pertanian di wilayah
perkotaan yang disebut dengan istilah Urban Fringe
Agriculture mempunyai karakteristik khusus antara
lain membutuhkan teknologi tinggi, memperhatikan
aspek estetika, tanaman yang dikembangkan yang
masa tanamnya lebih pendek, serta dapat ditanam di
lahan yang sempit.
Selain itu beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari
pekarangan juga berfungsi untuk:
Sumber plasma nutfah dan biodiversifikasi
Habitat berbagai jenis fatwa
Pengendali iklim (untuk kenyamanan)
Daerah resapan air
Penyerapan karbon
Mengkonversi tanah
Sumber tambahan pendapatan keluarga
Sebagai sumber keindahan/aestetika.
Secara umum lahan pekarangan rumah maupun kebun
sekolah biasanya memiliki luasan yang sempit serta
ketersediaan sarana (seperti media tanam, pupuk, dll) yang
juga terbatas. Dengan keterbatasan tersebut maka diperlukan
langkah-langkah dan cara mensiasati agar pemanfaatan lahan
dapat optimal. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain
melalui penggunaan lahan dengan teknik vertikultur, tanaman
pot/polybag, serta tanaman yang ditanam adalah yang mudah
tumbuh dan mudah dikonsumsi (seperti: terong, cabai, selada,
sawi, pak coy, dll). Dengan cara-cara tersebut akan mampu
menghasilkan produk pangan yang sehat dan cukup untuk
membantu memenuhi kebutuhan konsumsi bagi keluarga.
Pada umumnya model vertikultur dibentuk mirip seperti
anak tangga dengan beberapa undakan-undakan atau sejumlah
rak. Bahan yang digunakan dapat berupa pipa paralon, bambu,
belahan batang pohon yang besar, bekas talang air, botol bekas
atau barang bekas pakai lainnya yang dapat dimanfaatkan.
Tanaman yang ditanam dengan teknik vertikultur sebaiknya
disesuaikan dengan kebutuhan, berumur pendek dan berakar
pendek. Beberapa contoh tanamannya antara lain: selada,
sawi, pakcoy, bayam, kemangi, dll.
Pada tahun 2013 pengembangan pemanfaatan pekarangan
dilaksanakan dengan menggunakan konsep Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL). KRPL adalah sebuah konsep
lingkungan perumahan penduduk yang secara bersama-sama
mengusahakan pekarangannya secara intensif untuk
dimanfaatkan menjadi sumber pangan secara berkelanjutan

dengan mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan


kebutuhan gizi warga setempat.
Sehubungan dengan hal tersebut, pengembangan
pekarangan dapat dilakukan secara holistik. Sistem holistik
yang diterapkan disini bermakna pada setiap sub-komponen
akan mampu memberikan nilai manfaat terhadap komponen
lainnya. Dengan menerapkan konsep tersebut maka akan
terjadi komposisi yang mengarah pada penanganan secara
zero waste dan mengarahkan pemanfaatan lahan pekarangan
maupun kebun sekolah lebih efisien dan berwawasan ramah
lingkungan.
Pemanfaatan pekarangan dilakukan dengan berbagai
tujuan dan pola atau bentuk. Adapun langkah-langkah
pemanfaatan lahan pekarangan dapat dilakukan sebagai
berikut :
1. Persiapan Media Tanam
Persiapan
media
dapat
dilakukan
dengan
membersihkan lahan dari gulma, pengolahan tanah,
penanaman, pemupukan dan pemeliharaan. Namun rumah
tangga yang memiliki lahan sempit dapat memanfaatkan
media tanam alternative yang berupa pot dan vertikultur
2. Pemilihan Jenis Tanaman
Pemilihan jenis tanaman berdasarkan keperluan
rumah tangga baik untuk obat atau kesehatan (kunyit, jahe,
temulawak, mengkudu) dan keperluan dapur (cabe, tomat,
sereh, sayuran,) serta pelengkap gizi keluarga (pepaya , pisang
, jeruk dan lain-lain). Upayakan menanam beragam jenis
tanaman dengan maksud untuk mencegah adanya serangan
hama dan penyakit pada tanaman. Untuk tujuan estetika,
pilihan tanaman yang memiliki figure menarik misalnya
tanaman mengkudu yang memiliki bentuk daun yang lebar,
tanaman kencur dengan bentuk daun yang unik dan
sebagainya. Beberapa jenis sayuran yang dapat ditanam di
pekarangan antara lain bayam, kangkung, kemangi, kobis,
sawi, seledri, bawang daun, bawang merah, cabai, buncis,
kacang-kacangan.
3. Tata Letak Tanaman
Pada prinsipnya semua tanaman memerlukan sinar
matahari yang cukup sepanjang hari. Tempatkan jenis-jenis
yang berukuran kecil mulai dari bagian Timur dan tempatkan
jenis tanaman yang berukuran besar seperti buah-buahan di
bagian sebelah Barat. Hal ini dimaksudkan agar jenis tanaman
yang besar tidak menaungi/menghalangi sinar matahari
terhadap tanaman yang kecil. Demikian pula kerapatan dan
populasi tanaman perlu diperhatikan karena mempengaruhi
efisiensi penggunaan cahaya matahari serta persaingan antar
tanaman dalam menggunakan air dan unsur hara. (Andhika,
2009) .
4. Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan baik untuk lahan maupun
tanaman merupakan hal yang harus selalu diperhatikan.
Pemeliharaan tanaman meliputi beberapa aspek yang harus
diperhatikan yaitu penyiangan, penyiraman, pemupukan serta

pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan


dengan membersihkan lahan dari rumput-rumput liar,
bertujuan untuk mencegah kompetisi nutrisi tanaman dari
tanah selain untuk kebersihan dan keindahan. Sisa-sisa
tanaman dan rumput sebaiknya dikeringkan lalu dikubur ke
dalam tanah karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Sisa
tanaman dan serasah ini dapat juga diproses untuk dijadikan
pupuk organik atau kompos. Pemberian air dengan cara
penyiraman secara kontinyu sangat penting terutama pada
tanaman yang berumur muda dan baru tumbuh, untuk
selanjutnya aktivitas penyiraman ini dapat disesuaikan dengan
kondisi lingkungan lahan pekarangan apakah kekeringan atau
basah (lembab). Salah satu upaya untuk mempertahankan
ketersediaan air di lahan pekarangan adalah dengan membuat
kolam (Andhika, 2009). Tetapi umumnya tanaman sayur
disiram 1-2 kali per hari untuk tanaman sayur dalam pot.
Pemupukan bertujuan untuk memberikan suplai unsur hara
tambahan pada tanaman. Sebaiknya bahan pupuk yang
digunakan bersifat organik, misalnya pupuk organik cair ,
kompos dan pupuk kandang. Pengendalian hama penyakit
lebih mudah dilakukan dalam kegiatan pemanfaatan
pekarangan dengan tanaman sayur ini. Untuk tanaman di pot
kemungkinan penularan penyakit melalui akar jarang terjadi
karena akar diabatasi oleh pot. Pada lahan pekarangan yang
sempit kita bisa mengendalikan hama dan penyakit secara
manual sehingga penggunaan bahan kimia dapat dibatasi. Hal
ini akan membuat sayuran yang dihasilkan dari pekarangan
lebih sehat untuk dikonsumsi, karena merupakan sayuran
organik.
5. Pemanenan
Sayuran perdu yang dipetik daunnya sudah dapat dipetik
hasilnya pada umur 35 40 hari. Pemanenan dapat dilakukan
dengan selang 3 4 hari. Namun berbeda denga bayam cabut
dan kangkung darat dilakukan secara langsung dengan
mencabut tanaman beserta akarnya. Jenis sayuran seperti kol,
sawi, selada dipanen umur 2 3 bulan. Kacang-kacangan
dipanen dengan melihat kondisi polong kacangnya. Cabe dan
tomat dapat dipanen umur 45 50 hari setelah tanam. Labu
siam dipanen antara 3 5 bulan setelah tanam. Tanaman yang
tidak sekali panen jika pemeliharaannya baik dapat terus
dipanen dalam waktu yang lama
Pengelolaan sampah
Tong sampah biru di Berkshire, Inggris
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan , pendaurulangan, atau pembuangan dari material
sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah
yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola
untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan,
lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga
dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan
sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif

dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing


jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju
dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan
dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah
perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang
tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area
metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan
industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak
hal, di antaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk
mengolah dan ketersediaan area.
Tujuan
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan
dengan dua tujuan:
mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai
ekonomis (Lihat: Pemanfaatan sampah), atau
mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup.
Metode Pembuangan
Penimbunan darat
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Penimbunan darat
Penimbunan darat sampah di Hawaii.
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk
menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah
metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya
dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas
pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan
penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik
akan menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan
murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang
dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai
masalah lingkungan, di antaranya angin berbau sampah,
menarik berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air
sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan
dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di Bandung
kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung
sampah)
Kendaraan pemadat sampah penimbunan darat.
Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di
antaranya adalah metode pengumpulan air sampah
menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah
biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan
kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama
(biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai
sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas
yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari
tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau
dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan
listrik.
Metode Daur Ulang
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari


sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.
Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil
bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori
dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik.
Metode-metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan
akan dijelaskan di bawah.
Pengolahan kembali secara fisik
Baja dibuang, dan kelengkapan dilaporkan dipilih pada
kemudahan Central European Waste Management (Eropa).
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang,
yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang
dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan
untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari
sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak
sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang
sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum
aluminium, kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan
PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus.
Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa
didaur ulang. Daur ulang dari produk yang kompleks seperti
komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya
harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
Pengolahan biologis
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pengkomposan
Pengkomposan.
Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman, sisa
makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses
biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan
sebagai pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik
pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong
hijau) di Toronto, Kanada, di mana sampah organik rumah
tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman
dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan.
Pemulihan energi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sampah menjadi energi
(Waste-to-energy)
Komponen pencernaan Anaerobik di pabrik Lbeck
mechanical biological treatment di Jerman, 2007
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa
diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar,
atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi
bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara "perlakuan
panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan
bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya
untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik
dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk
perlakuan panas yang berhubungan, ketika sampah dipanaskan

pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini


biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi.
Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk
berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar
untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk
lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk
seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma
yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik
langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon
monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.
Metode penghindaran dan pengurangan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Minimalisasi sampah
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah
pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan
"pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang
yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau
bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun
menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk
menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya
kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan
yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh,
pengurangan bobot kaleng minuman).
Pengolahan (treatment)
Bergantung dari jenis dan komposisinya, sampah dapat diolah.
Berbagai alternatif yang tersedia dalam pengolahan sampah,
di antaranya adalah :
a. Transformasi fisik, meliputi pemisahan komponen sampah
(shorting) dan pemadatan (compacting), yang tujuannya
adalah mempermudah penyimpanan dan pengangkutan.
b. Pembakaran (incinerate), merupakan teknik pengolahan
sampah yang dapat mengubah sampah menjadi bentuk gas,
sehingga volumenya dapat berkurang hingga 90-95%. Meski
merupakan teknik yang efektif, tetapi bukan merupakan teknik
yang dianjurkan. Hal ini disebabkan karena teknik tersebut
sangat berpotensi untuk menimbulkan pencemaran udara.
c. Pembuatan kompos (composting), Kompos adalah pupuk
alami (organik) yang terbuat dari bahan - bahan hijauan dan
bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk
mempercepat proses pembusukan, misalnya kotoran ternak
atau bila dipandang perlu, bisa ditambahkan pupuk buatan
pabrik, seperti urea (Wied, 2004). Berbeda dengan proses
pengolahan sampah yang lainnya, maka pada proses
pembuatan kompos baik bahan baku, tempat pembuatan
maupun cara pembuatan dapat dilakukan oleh siapapun dan
dimanapun.
d. Energy recovery, yaitu tranformasi sampah menjadi energi,
baik energi panas maupun energi listrik. Metode ini telah
banyak dikembangkan di Negara-negara maju yaitu pada
instalasi yang cukup besar dengan kapasitas 300 ton/hari
dapat dilengkapi dengan pembangkit listrik sehingga energi

listrik ( 96.000 MWH/tahun) yang dihasilkan dapat


dimanfaatkan untuk menekan biaya proses pengelolaan.
Dewasa ini masalah sampah merupakan fenomena sosial yang
perlu mendapat perhatian dari semua fihak, karena setiap
manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain masyarakat
tidak ingin berdekatan dengan sampah. Seperti kita ketahui
bersama bahwa sampah yang tidak ditangani dengan baik
dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada
lingkungan. Gangguan yang ditimbulkan meliputi bau,
penyebaran penyakit hingga terganggunya estetika
lingkungan. Beberapa permasalahan yang timbul dalam sistem
penanganan sampah sistem yang terjadi selama ini adalah :
a. Dari segi pengumpulan sampah dirasa kurang efisien karena
mulai dari sumber sampah sampai ke tempat pembuangan
akhir, sampah belum dipilah-pilah sehingga kalaupun akan
diterapkan teknologi lanjutan berupa komposting maupun
daur ulang perlu tenaga untuk pemilahan menurut jenisnya
sesuai dengan yang dibutuhkan, dan hal ini akan memerlukan
dana maupun menyita waktu.
b. Pembuangan akhir ke TPA dapat menimbulkan masalah,
diantaranya :
- Perlu lahan yang besar bagi tempat pembuangan akhir
sehingga hanya cocok bagi kota yang masih mempunyai
banyak lahan yang tidak terpakai. bila kota menjadi semakin
bertambah jumlah penduduknya, maka sampah akan menjadi
semakin bertambah baik jumlah dan jenisnya. Hal ini akan
semakin bertambah juga luasan lahan bagi TPA.
- Dapat menjadi lahan yang subur bagi pembiakan jenis-jenis
bakteri serta bibit penyakit lain juga dapat menimbulkan bau
tidak sedap yang dapat tercium dari puluhan bahkan ratusan
meter yang pada akhirnya akan mengurangi nilai estetika dan
keindahan lingkungan.
Faktor faktor yang mempengaruhi produksi sampah
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah
adalah :
1 Jumlah penduduk dan kepadatanya
Setiap pertambahan penduduk akan diikuti oleh kenaikan
jumlah
(volume) sampah.
2 Tingkat aktivitas masyarakat
3 Pola kehidupan sosial ekonomi
4 Letak geografis
5 Kemajuan teknologi
Variasi Jumlah Sampah
Tiap-tiap bulan selama setahun sampah yang berasal dari
tempat-tempat pemukiman merupakan masalah yang dapat
timbul secara potensial di masyarakat baik menurut komposisi
maupun jumlahnya. Variasi dari komposisi dan jumlah sampah
dipengaruhi oleh status sosial ekonomi dan kebiasaan
masyarakat dalam menangani sampahnya. Jumlah atau
volume sampah juga dipengaruhi oleh musim, letak dan sifat
geografis, tanah, curah hujan, iklim, kebiasaan masyarakat
akan makanan , minuman dan barang barang terbungkus
yang mereka beli.

Macam Pengaruh Dampak Sampah


1 Dampak Negatif
a.
Dampak sampah terhadap kesehatan
Pada awal peradaban manusia, sampah belum menjadi suatu
masalah akan tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk
dengan ruang hidup tetap maka makin hari sampah menjadi
masalah serius, hal ini jelas jika dilihat dari modernisasi
kehidupan
dan
perkembangan
teknologi,
shingga
meningkatkan aktifitas manusia.
Sehubungan dengan kegiatan manusia, maka permasalahan
sampah berkaitan, baik dari segi social, ekonomi maupun
budaya.
Kesehatan merupakan masalah sosial yang selalu berkaitan
antara komponen-komponen yang ada dalam masyarakat,
sampah sendiri apabila ditangani dan dikelola dengan baik,
maka tidak menjadi potensi yang berpengaruh terhadap
lingkungannya. Namun sering dan bahkan akrab kita temui
bahwa sampah tidak berada pada tempat yang aman terhadap
kesehatan lingkungan. Sampah yang kurang diperhatikan
tersebut dapat berpotensi sebagai tempat berkembangnya
serangga dan binatang pengerat sehingga menjadi faktor
penyakit menular. Disamping itu juga sampah dapat
menimbulkan pencemaran udara, air dan tanah yang secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
kesehatan lingkungan.
Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi
syarat kesehatan akan mengakibatkan :
1)
Tempat berkembang biak dari sarang serangga dan
tikus.
2)
Menjadi sumber polusi tanah, sumber air permukaan
tanah, air dalam tanah dan udara
3)
Sebagai sumber penyebar penyakit
4)
Dampak sampah sebagai sarana penularan penyakit
Sampah sangat berpotensi menjadi sarang penyakit, dimana
sampah bisa menjadi tempat berkembang biaknya bintang
bintang antara lain lalat, nyamuk, kecoa, belatung, dan tikus.
b.
Dampak Positif
Bagian sampah yang terbesar merupakan bahan-bahan
organik, dan bahan-bahan organic tersebut mengalami
penguraian atau penghancuran secara biologis oleh jasad renik
yang bersifat aerobik. Selain itu dengan terjadinya proses
dekomposisi yang berlangsung secara amaerobik akan
menhasilkan humus yang sangat berguna untuk penyuburan
dan perbaikan struktur tanah.
SUMBER AIR BERSIH
Pengertian
a Air Bersih (PERMENKES No. 416 tahun 1990)
Air bersih adalah air yang layak digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci
pakaian, mencuci baju dan sejenisnya
b Air
Minum
(PERMENKES
No.
907/MENKES/SK/VII/2002

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi


syarat-syarat kesehatan yang dapat diminum.
Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih
Ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam
sistem penyediaan air bersih. Persyaratan tersebut meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1 Persyaratan kualitatif
2 Persyaratan kuantitatif
3 Persyaratan kontinuitas
Persyaratan kualitatif
Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu atau kualitas dari
air baku air bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik,
kimia, biologis dan radiologis. Persyaratan tersebut dilihat
berdasarkan PERMENKES No. 416/MENKES/PER/IX/1990
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.
a Syarat fisik
Secara fisik air harus jernih, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak berasa (tawar). Suhu air sebaiknya
sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25c.
b Syarat kimia
Air minum tidak boleh mengandung bahan-bahan
kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa
persyaratan kimia tersebut antara lain:
- pH
pH merupakan faktor penting bagi air minum,
karena mempengaruhi proses korosi pada
perpipaan, khususnya pada pH < 6,5 dan > 9,5
akan mempercepat terjadinya reaksi korosi pada
pipa distribusi air minum. Selain itu, nilai pH
jumlah mikroorganisme patogen semakin banyak
dan ini sagat membahayakan bagi kesehatan
manusia.
- Zat padat total (total solid)
Total solid merupakan bahan yang tertinggal
sebagai residu pada penguapan dan pengeringan
pada suhu 103-105c.
- Zat organik sebagai KMn04
Zat organik dalam air berasal dari:
1 Alam: tumbuh-tumbuhan, alkohol, sellulosa,
gula dan pati.
2 Sintesa: proses-proses industri
3 Fermentasi: alkohol, asam, dan akibat
kegiatan mikroorganisme
Zat atau bahan organik yang berlebihan dalam air
akan mengakibatkan timbulnya bau yang tidak sedap.
- CO2 agresif
CO2 yang terdapat dalam air berasal dari udara
dan dari hasil dekomposisi zat organik.
Menurut bentuknya CO2
dapat dibedakan
dalam:
1 CO2 bebas: banyaknya CO2 yang larut
dalam air
2 CO2 kesetimbangan: CO2 yang dalam air
setimbang dengan HCO3

CO2 agresif: yaitu CO2 yang dapat merusak


bangunan, perpipaan dalam distribusi air
minum.
Kesadahan total (total hardness)
Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh
adanya ion-ion (kation) logam valensi, misalnya
Ca2+, Mg2+, Fe+, dan Mn+. Kesadaran total
adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya
ion-ion Ca2+ dan Mg2+ secara bersama-sama.
Air sadah menyebabkan pemborosan pemakaian
sabun pencuci dan mempuyai titik didih yang
lebih tinggi dibandingkan air biasa.
Kalsium (Ca)
Kalsium dalam air minum dalam batas-batas
tertentu diperlukan untuk pertumbuhan tulang
dan gigi. Nilai Ca lebih dari 200 mg/l dapat
meyebabkan korosi dalam pipa.
Besi dan Mangan
Zat-zat lain yang selalu ada dalam air adalah besi
dan mangan. Besi merupakan logam yang
menghambat proses desinfeksi. Hal ini
disebabkan karena daya pengikat klor (DPC)
selain digunakan untuk mengikat zat organik, jua
digunakan untuk mengikat besi dan mangan,
sehingga sisa klor menjadi lebih sedikit dan hal
ini memerlukan desifektan yang semakin besar
pada proses pengolahan air. Selain itu besi dan
mangan menyebabkan warna air menjadi keruh.
Tembaga (Cu)
Pada kadar yang lebih besar dari 1 mg/l akan
menyebabkan rasa tidak enak pada lidah dan
dapat menimbulkan kerusakan pada hati.
Seng (Zn)
Kelebihan kadae Zn > 5 mg/l dalam air minum
menyebabkan rasa pahit
Chlorida (Cl)
Kadar chlor yang melebihi 250 mg/l akan
menyebabkan rasa asin dan korosif pada logam.
Nitrit
Kelemahan
nitrit
dapat
menyebabkan
methamoglobinemia terutama pada bayi yang
mendapatkan konsumsi air minum yang
mengandung nitrit.
Fluorida (F)
Kadar F < 1 mg/l menyebabkan kerusakan gigi
atau carries gigi. Sebaiknya bila terlalu banyak
akan menyebabkan gigi berwarna kecoklatan.
Logam-logam berat (Pb, As, Se, Cd, Cr, Hg, CN)
Adanya logam-logam berat dalam air akan
menyebabkan gangguan pada jaringan syaraf,
pencernaan, metabolisme oksigen, dan kanker.

Syarat bakteriologis aau mikrobiologis


Air minum tidak boleh mengandung kuma-kuman
patogen dan parasitik seperti kuman-kuman thypus,

kolera, dysentri dan gastroenteritis. Karena apabila


bakteri patogen dijumpai pada air minum maka akan
mengganggu kesehatan atau timbul penyakit. Untuk
mengetahui adanya bakteri patogen dapat dilakukan
dengan pengamatan terhadap ada tidaknya bakteri E.
Coli yang merupakan bakteri indikator pencemar air.
d Syarat radiologis
Air minum tidak boleh mengandung zat yang
menghasilkan bahan-bahan yang mengandung
radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.
Persyaratan Kuantitatif
Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih
adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia.
Artinya, air baku tersebut dapat digunakkan untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah peduduk yang
akan dilayani. Selain itu jumlah air yang dibutuhkan
sangat tergantung pada tingkat kemajuan teknologi dan
sosial ekonomi masyarakat setempat. Sebagai contoh,
negara-negara yang telah maju memerlukan air bersih
yang lebih banyak diandigkan dengan masyarakat di
negara-negara sedang berkembang.
Persyaratan Kontinuitas
Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih
sangat erat hubungannya dengan kuantitas air yang
tersedia yaitu air baku yang ada di alam. Arti kontinuitas
disini adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut
dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang
relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun
musim hujan.
SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH
Sumber/A sal Air Baku Utama
Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus
diperhatikan persyaratan utamanya yang meliputi kualitas,
kuantitas, kontinuitas dan biaya yang murah dalam proses
pengambilan sampai pada proses pengolahannya.
Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk
penyediaan air bersih dikelompokkan sebagai berikut:
Beberapa sumber air baku yang dapat digunakkan untuk
penyediaan air bersih dikelompokkan sebagai berikut:
a Air Hujan
Air hujan disebut juga dengan air angkasa. Beberapa
sifat kualitas dari air hujan adalah sebagai berikut:
- Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan
garam dan zat-zat mineral
- Air hujan pada umumnya bersifat lebih bersih
- Dapat bersiat korosif karena mengandung zat-zat
yang terdapat di udara seperti NH3, CO2 agresif,
ataupun SO2. Adanya konsentrasi SO2 yang
tinggi di udara yang bercampur dengan air hujan
akan menyebabkan terjadinya hujan asam (acid
rain).
Dari segi kuantitas, air hujan terhantung pada besar
kecilnya curah hujan. Sehingga air hujan tidak

mencukupi untuk persediaan umum karena Sistem Individual dan Komunal


jumlahnya berfluktuasi. Begitu pula bila dilihat dari Merupakan klasifikasi sistem pelayanan air bersih. Sistem
segi kontinuitasnya, air hujan tidak dapat diambil individual dititik beratkan pada pengusahaan kebutuhan air
secara terus menerus karena tergantung pada musim. bersih secara individu atau peroranga sedangkan sistem
Pada musim kemarau kemungkinan air akan menurun komunal, pemenuhannya dilakukan secara terorganisasi
karena idak ada penambahan air hujan.
melalui sistem pipanisasi.
b Air Permukaan
Beberapa sarana penyediaan air bersih secara individual:
Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai
1 Sumur
sumber atau bahan baku air bersih adalah:
a Sumur gali
1 Air waduk (berasal dari air hujan)
Sumur ini dibuat dengan penggalian tanah
2 Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)
sampai kedalaman tertentu maksimum 20 meter
3 Air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau
b Sumur pompa tangan dalam
mata air)
Adalah sumur yang dibuat dengan kedalaman
Pada umumnya air permukaan telah terkontaminasi
pipa 30 meter dan dapat dipergunakan untuk
dengan berbagai zat-zat yang berbahaya bagi
melayani kebutuhan beberapa keluarga.
c
Sumur bor
kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih
Sumur bor adalah sumur yang dibuat dengan
dahulu sebelum dikonsumsi oleh masyarakat.
bantuan auger. Kedalaman minimum 100 meter.
c Air Tanah
d
Sumur pompa tangan dangkal
Air tanah banyak mengandung garam dan mineral
Adalah sumur yang dibuat dengan kedalaman
yang terlarut pada waktu air melalui lapisan-lapisan
pipa maksimum 18 meter dan sesuai untuk
tanah. Secara praktis air tanah adalah bebas dari
kedalaman muka air lebih kecil dari 7 meter.
polutan karena berada di bawah permukaan tanah.
Bila ditinjau dari kedalaman air, air tanah dibedakan
menjadi 2 yaitu air tanah dangkal dan air tanah
dalam. Air tanah dangkal mempunyai kualitas lebih
Table Jarak minimum sumur dari sumber
rendah dibandingkan air tanah dalam.
pencemar potensial
Dari segi kuantitas, apabila air tanah dipakai sebagai
sumber air baku air bersih adalah relatif cukup. (m)
Sumber Pencemar Potensial
Tetapi bila dilihat dari segi kontinuitasnya maka
pengambilan air tanah harus dibatasi, karena
Tempat pembuangan sampah, bengkel, pompa
dikhawatirkan dengan pengambilan yang secara terus
bensin, kegiatan industri yang menghasilkan
menerus akan menyebabkan penurunan muka air
zat pencemar, penyimpanan bahan B3 dll.
Sumur peresapan air limbah
tanah.
WC cubluk, kandang ternak, sawah atau tegal
d Mata Air
yang diberi pupuk buatan maupun kompos
Mata air adalah air yang berasal dari dalam tanah
dll.
Tangki septik, badan air (sungai, rawa, danau
yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan.
atau
Jumlah dan kapasitas mata air sangat terbatas
saluranembung)
drainase, selokan atau rumah.
sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan
Sumber: Drilling and Well Construction
sejumlah penduduk tertentu.
Manual, Life Water
Secara singkat dapat disimpulkan melalui tabel di bawah ini:
Jika lokasi sumur berada pada daerah tidak datar (miring)
Sumber
Kualitas
Kuantitas
maka sumur tidak boleh terletak bagian bawah dari sumber
Air hujan
Sedikit terpolusi Tidak
memenuhi
pencemar.
oleh
polutan untuk
persediaan
2 Bak penampungan air hujan
pencemar udara
umum
Pada daerah-daerah tertentu yang tidak atau sedikit
Air permukaan
Tidak baik kaena Mencukupi
memiliki sumber air, air hujan dimanfaatkan untuk
tercemar
persediaan air bersih untuk keperluan air minum dan
Air tanah dangkal (< Terpolusi
Relatif cukup
keperluan sehari-hari yang lain terutama pada musim
10 m)
hujan, disamping juga untuk persediaan air pada
musim kemarau. Untuk penyimpanannya air hujan
Air tanah dalam (>60 Relatif baik
ditampung dalam suatu bejana atau bak
m)
penampungan air hujan.
Mata air
Relatif baik
Sedikit
- Desain bak penampung

air hujan (PAH) harus


memenuhi
volume
minimal 15 l/org/hari
untuk
kebutuhan
maksimal jumlah bulan
musim kering dalam
satu
tahun.
Bak
penampung
dibuat
sederhana terbuat dari
bahan kedap air berupa
pasangan bata, beton
atau fiberglass.
- Menggunakan
atap
gabungan
rumahrumah
penduduk,
masjid, kantor desa
atau bangunan umum
lainnya
sebagai
penangkap air hujan.
Beberapa sistem penyediaan air bersih secara komunal adalah
sebagai berikut:
1 Melalui perusahaan daerah air minum (PDAM)
PDAM merupakan organisasi pengelola air pada
daerah tingkat II yang melayani air melalui sistem
perpipaan yang telah mengalami pengolahan dan
didistribusikan pada masyarakat yang berminat dan
mampu membayar samungan.
2

HIPPAM (Himpunan Petani Pemakai Air)


HIPPAM merupakan organisasi pengelola air di
daerah pedesaan dimana HIPPAM biasanya akan
memanfaatkan sumber mata air yang ada di wilayah
masing-masing melalui pembinaan dari Departemen
PekerjaanUmum Cipta Karya Sub Teknik Penyehatan
dan Lingkungan, terutama untuk masalah teknis
pembuatan bangunan pengolahan. Bagi masyarakat
yang ingin mendapatkan pelayanan melalui HIPPAM
akan dikenakan iuran bulanan sesuai dengan
ketentuan pengelola HIPPAM.

Pembangunan hidran umum, kran dan terminal air


Program pembangunan ini terutama ditujukan untuk
mengantisipasi semakin mahalnya harga air relatif
terhadap tingkat penghasilan masyarakat dan juga
untuk daerah-daerah kumuh dan terpencil yang rawan
air.

Perlindungan mata air (PMA)


Perlindungan mata air merupakan sistem penyediaan
air bersih dengan memanfaatkan sumber mata air.
Cakupan pelayanan maksimum PMA adalah 500
jiwa. Umumnya PMA digunakan untuk wilayah atau
daerah pedesaan dimana

TEMPAT PENYIMPANAN
MAKANAN

DAN

PENGOLAHAN

Menurut UU no 18 tahun 2012 tentang pangan :


Pasal 70
(1) sanitasi pangan dilakukan agar pangan aman
untuk dikonsumsi;
(2) sanitasi pangan dilakukan dalam kegiatan atau
proses produksi, penyimpanan, pengangkutan
dan/atau peredaran pangan
Menurut pasal 3 Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004
tentang keamanan, mutu dan gizi pangan Bab 2 : keamanan
pangan
Pasal 3 : Cara menerapkan pedoman yang baik
a Cara budidaya yang baik
b Cara produksi pangan segar yang baik
c Cara produksi pangan olahan yang baik
d Cara distribusi pangan yang baik
e Cara ritel pangan yang baik
f Cara produksi pangan siap saji
Tujuan sanitasi makanan : Menjamin keamanan dan
kebersihan pangan, mencegah penularan wabah penyakit,
mencegah beredarnya produk makan yang berbahaya dan
merugikan masyarakat, mengurangi tingkat krusakan atau
pembusukan makanan dan mencegah bahaya keracunan dan
terjadinya penyakit pada manusia
a. Tempat penyimpanan makanan
Tempat penyimpanan makanan harus mempunyai
syarat :
Dibuat sedemikian rupa sehingga binatang seperti
tikus, lalat atau serangga tidak masuk dan
bersarang
Jika dipakai rak, harus mempunyai kolong agar
mudah untuk membersikannya
Mempunyai sirkulasi udara yang cukup
Penerangan yang cukup
Selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih
Penempatan bahan makanan harus terpisah dari
makanan jadi atau siap saji
Penyimpanan bahan makanan harus disesuaikan
dengan suhu masing masing bahan makanan,
ketebalan makanan padat tidak lebih dari 10 cm
dan kelembaban tempat penyimpanan 80-90%
untuk meminimalisir tumbuh jamur
Bila bahan makanan disimpan di gudang, jarak
makanan dari lantati sejauh 15 cm, dari dinding
sejauh 5 cm dan dari langit langit sejauh 60 cm
Makanan yang cepat membusuk disimpan dalam
suhu panas sebesar >= 65,5o Catau dismpan dalam
suhu dingin <= 4oC , makanan yang cepat
membusuk dan akan digunakan lama (lebih dari 6
jam) disimpam dalam suhu -5oC sampai -1 oC .
b. Tempat pengolahan makanan

Pengolahan makanan adalah proses pengubahan


bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang siap
santap.
yaitu pemilihan bahan makanan, penyimpanan
bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan
makan masak, pengangkutan makanan dan penyajian
makanan
Selama proses pengolahan, syaratnya :
- Semua kegiatan pengolahan makanan harus
dilakkan dengan cara terlindung dari kontak
langsung dengan tubuh
- Setiap petugas yang bekerja disediakan pakaian
kerja minimal celemek (apron) dan penutup
rambut (hair cover), khusus untuk penjamah
makanan disediakan sarung tangan plastic yang
sekali pakai, penutup hidung dan mulut
- Perlindungan kontak langsung dengan makanan
jadi menggunakan sarung tangan plastilm
penjepit makanan, sendok, garpu dan sejenisnya
Cara cara yang dapat dilakukan untuk proses
pengolahan makanan :
- Menetapkan persyaratan bahan mentah yang
digunakan
- Menetapkan komposisi bahan yang digunakan
atau komposisi fomulasi
- Menetapkan cara cara pengolahan yang baku
secara tetap
- Menetapkan persyaratan distribusi serta cara
transportasi yang baik untuk melindungi produk
makanan yang didistribusikan, menetapkan cara
menyiapkan
produk
makanan
sebelum
dikonsumsi agar produk dalam kondisi puncak
mutunya
Pengaruh Makanan terhadap Kesehatan
Dari segi kesehatan lingkungan pengaruh maknaan
terhadap kesehatan besar sekali karena makanan atau
minuman dapat berperan sebagai vector agen
penyakit. Penyakit yang dapat ditularkan melalui
maknan dan minuman disebut sebagai Food and
Milk Borne Disease
Penyebab Food and Milk Borne Disease :
1. Parasit, T. saginata dan T/ solium masuk ke dalam
tubuh melalui daging sapi, babi dan ikan yang
terinfeksi
2. Mikroorganisme, S.typii, Sh.dysentrriae
3. Toksin yang diproduksi oleh bakteri bakteri,
stafilokokus memproduksi enterotoksin dengan
makanan sebagai perantara
4. Zat zat yang membahayakan makanan ataupun
secara tak diketahui sengaja dimasukkan ke dalam
makanan, misalnya insektisida, atau bahan beracun
yang dikira tepung atau gula

5. penggunaan makanan yang sudah beracun misal


jamur, singkong, tempe bongkrek dan jengkol
Tingkat kenyamanan rumah dapat diukur dan dilihat dari
unsur-unsur penataan ruang, pengaturan tata cahaya, serta
sirkulasi atau sistem pertukaran udara. Sistem pertukuaraan
udara ini lazim disebut dengan istilah ventilasi, atau dalam
beberapa literatur disebut juga dengan istilah penghawaan.
Rumah panggung adalah bentuk bangunan tropis yang baik.
hal ini dikarenakan lantai rumah tidak bersentuhan langsung
dengan tanah, sehingga kelembaban tanah tidak mudah naik
masuk ke dalam rumah.
PERANAN PENGHAWAAN DAN ALIR-UDARA
Berikut ialah peranan-peranan yang dasar penghawaan dan
alir udara didalam bangunan:
a) Untuk memenuhi persyaratan kesehatan iaitu mengekalkan
kualiti udara di dalam bangunan di atas satu paras minimum,
iaitu menggantikan udara terpakai dengan udara bersih.
Keadaan ini mesti dipatuhi dalam sebarang situasi dan
rancangan.
b) Untuk menghasilkan kenyamanan termal , iaitu untuk
menambahkan kehilangan haba badan dan mengurangi
ketidakselasaan oleh kulit yang lembab dan lekit.
c) Untuk mendinginkan struktur bangunan apabila berlaku
keadaan suhu didalam ruang bangunan meningkat lebih tinggi
dari suhu di luar bangunan.
2.1 Penghawaan untuk memenuhi keperluan kesehatan
Keperluan dasar ini perlu dipenuhi tanpa sebarang
pengecualian. Secara mudah persyaratan ini bermaksud
membekalkan oksigen dengan secukupnya untuk pernafasan
dan aktivitas-aktivitas lain, serta untuk mencegah kenaikan
kadar kandungan karbondioksid dan bau yang tidak diingini.
Sebagai contoh, sekiranya sebuah ruang dapur tidak
mempunyai lubang udara,ia mestilah dilengkapi dengan
peralatan penghawaan mekanikal lain yang berupaya
mengurangi kandungan karbondioksid dan hasil pembakaran
lain dibawah paras bahaya. Syarat-syarat
minimum seperti yang dipersyaratani oleh Peraturan
Bangunan Seragam 1984 adalah untuk memenuhi fungsi
kesehatan ini. Oleh itu sekiranya persyaratanpersyaratan ini
tidak dipatuhi, perkara-perkara negatif yang mengancam
kesehatan seperti sesak nafas, rasa terpengap dan bau yang
tidak di ingini senantiasa mengganggu hidung akan dialami
oleh penghuninya. Suasana tidak nyaman ini kerapkali berlaku
pada waktu malam atau waktu hujan apabila penghuni
menutup semua jendela dan tidak terdapat bukaan permanen
diperuntukkan pada dinding
atau atap bangunan.
2.2 Penghawaan untuk kenyamanan termal
termal yang nyaman iaitu mencegah ketidaknyamanan yang
disebabkan oleh kepanasan dan kelekitan kulit ini, bekalan
udara yang cukup kelajuan dan kadar tukarannya adalah
diperlukan. Kadar aliran dan kelajuan udara pula dipengaruhi

oleh geometri ruang dan lokasi bukaan. Oleh itu penentuan


awal iaitu semasa peringkat rancangan perlukan penelitian
yang mendalam supaya perkara- perkara ini dapat diterapkan
dan bukan sekadar agakan yang kurang tepat. Perlu juga
diingat bahwa kelajuan udara untuk kenyamanan perlu
bertambah apabila suhu semakin
meningkat. Oleh itu metoda-metoda yang innovetif perlu
difikirkan agar kenyamanan masih dapat dipermanenkan
walaupun pengaruh iklim meningkat menjadi lebih kritikal
khususnya pada waktu tengah hari dan lewat petang.
Matlsangat rancangan kita mestilah memafaatkan angin yang
sedia ada dengan memasukkannya kedalam bangunan serta
melengkapkan bangunan dengan metoda bantuan sekiranya
angin tidak diperolehi.
2.3 Penghawaan untuk penyejukan struktur
Udara sebenarnya memiliki kapasiti termal yang rendah. Oleh
itu sekiranya sesebuah bangunan tidak berpenghawaan, suhu
udaranya tetap berada pada aras suhu permukaan dalam. Suhu
permukaan dalam pula berubah mengikut purata suhu
permukaan luar. Terdapat perhubungan terus di antara purata
suhu permukaan luar dan dalam, iaitu ia dipengaruhi pula oleh
warna dinding luar bangunan berkenaan. Suhu lazimnya
meningkat sekiranya warna digelapkan. Tahap ketinggian
turun-naik suhu ini pula ditentukan oleh kapasiti termal,
rintangan termal dan julat suhu permukaan luar bangunan.
Oleh itu suhu adara didalam bangunan terbukti dipengaruhi
oleh ciri-ciri komponen binaan atau struktur banguanan. Hasil
dari beberapa penyelidikan, telah terbukti bahwa pengaruh
penyejukan oleh penghawaan sememangnya bergantung
kepada perbedaan suhu luar dan dalam bangunan.
Penghawaan berupaya menurunkan suhu pada bahagian luar
bangunan dan seterusnya mengakibatkan penurunan suhu
bahagian dalam dan suhu udara yang terkandung di dalamnya.
Peranan ini perlu diambilkira khususnya bagi penurunan
suhu atap dan ruang loteng bangunan.
FAKTOR
terdapat faktor-faktor geometri yang boleh dikawal oleh
perekebentuk serta berupaya menentukan corak dan juga
kelajuan angin didalam ruang. Berikut ialah faktor yang
berkenaan:
a. Orientasi jendela
Berdasarkan kepada beberapa kajian, angin pada arah 45
darjah kepada lubang
masuk akan bertindak memenuhi seluruh ruangan dengan
peningkatan kelajuan
pada sisi dinding dan pada penjuru ruangan. Penghawaan yang
lebih baik dicapai
apabila aliran udara bertukar arah di dalam ruangan dari aliran
yang terus menerus
dari lubang masuk ke lubang keluar. Penemuan-penemuan ini
sangat berfaedah
kerana dapat membantu para perancangan dari terus
terkonkong oleh andaian

secara teori yang memerlukan arah angin mestilah menghala


tepat kearah dinding
dan sekatan- sekatan di dalam ruang akan menjadi penghalang
terus aliran angin.
Oleh itu orientasi untuk kemasukan angin adalah lebih
fleksibel dari orientasi untuk
haba matahari yang agak spesifik dan sekatan boleh diadakan
tetapi mestilah dapat
menghasilkan penghawaan yang baik.
b. Ukuran jendela
Sekiranya sebuah ruangan itu mempunyai bukaan masuk dan
keluar dengan
penghawaan silang yang baik, kelajuan udaranya boleh
dikawal dengan
menambahkan ukuran jendelanya. Dengan memperbesarkan
bukaan masuk dan
keluar secara serentak, kelajuan udaranya juga akan
bertambah. jendela ruangan berbeda-beda, kelajuan udara
yang lebih tinggi boleh diperolehi dengan ukuran bukaan
keluar yang lebih besar dari bukaan masuk. Keadaan ini boleh
dimanfaatkan di dalam rancangan bangunan khususnya di
dalam mempelbagaikan rancangan fasad disamping memenuhi
keperluan penghawaannya.
c. Penghawaan silang
Penghawaan silang dapat dipenuhi dengan menghubungkan
ruang pada bahagian
sedutan dan tekanan angin. Lazimnya bukaan pada dua sisi
dinding yang
bertentangan diperlukan untuk membolehkan keadaan ini
berlaku. Tetapi di dalam
keadaan sebenar, kita mungkin tidak dapat menyediakan
bukaan pada sisi yang
bertentangan kerana susunan ruangan yang tidak
mengizinkannya.
Walaubagaimanapun penghawaan silang masih boleh berlaku
dengan menyediakan
dua bukaan pada sisi yang sama dengan syarat aliran angin
pada arah oblik.
Sekiranya angin datang pada arah 90 darjah tepat kepada
dinding, aliran udara tidak
akan berlaku di dalam bangunan. Sebenarnya penghawaan
yang lebih baik dapat
dicapai dengan melengkapkan kedua-dua jendela dengan
unjuran menegak.
Kesimpulannya, perubahan yang menggalakkan masih dapat
dicapai oleh bangunan
yang memiliki satu bahagian dinding luar seumpama
bangunan pejabat atau
ruangan-ruangan darjah, dengan syarat aliran angin mestilah
pada arah oblik di
antara 20-30 darjah dan bukaan ditambah dengan unjuran
menegak tetapi tidak

terlalu panjang sehingga mengganggu aliran jendela yang satu


lagi.
d. Lokasi jendela secara menegak
Kedudukan jendela pada kedudukan menegak dan rancangan
bukaan masuk adalah
lebih kritikal dari bukaan keluar, kerana ia akan menentukan
corak aliran angin yang
akan masuk ke dalam ruangan. Ketinggian ambang jendela
akan menentukan
samaada angin akan bertiup pada zon kediaman atau
sebaliknya. Sekiranya ambang
jendela terlalu tinggi, sudah tentulah angin tidak akan bertiup
pada bahagian kepala
saja dan begitulah sebaliknya. Begitu juga jendela yang
berbagai jenis berupaya
mempengaruhi aliran angin di dalam bangunan. dapat dibuat
berdasarkan kepada keperluan. Sebagai contoh, jendela "nako"
yang
mempunyai bilah-bilah pepisau boleh laras berupaya
menyalorkan angin pada arah
yang dipersyaratani hanya dengan mengubah bilah-bilah
pepisaunya (sila rujuk
Gambar 9).
Gambar 9: Aliran dilaraskan oleh jendela boleh laras
e.Sekatan dan pembahagian ruang dalaman
Apabila lebar bangunan melebihi lebar sebuah ruangan,
penghawaan untuk setiap
ruangan lazimnya bergantung ruangan-ruangan yang lainnya.
Masalah ini boleh
diatasi dengan meletakkan ruangan yang lebih besar
menghadap arah angin dan
ruangan yang lebih kecil pada bahagian belakangnya
Ventalasi
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa
kualitas udara yang buruk di dalam rumah diduga menjadi
salah satu penyebab utama meningkatnya penyebaran
penyakit menular dan kematian di negara-negara
berkembang.Anak-anak dan ibu rumah tangga adalah yang
paling berisiko mengalaminya.Ventilasi yang baik dapat
menjadi salah satu solusi terhadap kondisi yang sering tidak
disadari dan terabaikan ini.
Ventilasi yang Baik
Ventilasi berfungsi mengalirkan udara dari luar ke dalam
ruangan dan sebaliknya sehingga terjadi pergantian udara
yang sehat untuk dihirup.Seiring dengan keluarnya udara dari
dalam, ventilasi juga menjadi saluran keluarnya polusi dari
dalam rumah.
Sirkulasi udara ini bertujuan menciptakan ketersediaan udara
bersih yang rendah polusi dengan maksud sekaligus menjaga
kelembapan dan suhu yang nyaman bagi penghuni di dalam
bangunan.Ventilasi bangunan adalah faktor penting yang bisa
berdampak, tidak hanya kepada produktivitas dan kegiatan

penghuninya, potensi tersebarnya penyakit infeksi pernapasan


juga bisa dikurangi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membangun
ventilasi bangunan:
Volume dan kualitas udara luar yang dapat masuk melalui
ventilasi.Ventilasi yang baik tidak hanya dapat mengalirkan,
tapi sebaiknya bisa menyaring udara juga.
Arah pergerakan udara, sebisa mungkin dari area yang bersih
ke area yang kotor.
Udara dari luar harus dapat masuk ke tiap ruangan,
menggantikan polusi yang terjadi di dalam rumah.
Luas dan jumlah ventilasi ini juga harus memperhatikan luas,
bentuk, dan jumlah ruangan, jumlah orang yang berada dalam
bangunan, jenis dan jumlah perabot di dalam ruangan.
Umumnya ada dua jenis utama ventilasi, yaitu ventilasi alami
dan mekanik.Ventilasi alami biasanya memanfaatkan tiupan
angin yang masuk melalui jendela, pintu, dan ventilasiventilasi di atas pintu atau jendela.Sementara ventilasi
mekanik menggunakan kipas angin yang ditempatkan di
dalam ruangan atau dipasang pada dinding untuk
mengeluarkan dan memasukkan udara ke dan dari ruangan.
Sadari Pentingnya Keberadaan Ventilasi dari Sekarang
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa sumber polusi
tidak hanya berasal dari luar, tapi juga bisa dari dalam rumah.
Contoh polusi yang berasal dari dalam ruangan adalah asap
rokok, bakteri, karbon dioksida, karbon monoksida, aroma
pembersih rumah, printer, pestisida, dan polusi dari kendaraan
bermotor yang diparkir di dalam rumah. Berikut beberapa
detail yang perlu dicermati untuk mengetahui peran penting
ventilasi:
Kompor mengeluarkan salah satu gas paling berbahaya jika
dihirup terus-menerus oleh manusia, yaitu nitrogen
dioksida.Gas ini dapat mengakibatkan kondisi mengi, meski
penghirupnya tidak mengidap asma sekalipun.
Saat membersihkan rumah sekalipun, Anda justru dapat
memperburuk kualitas udara dalam rumah jika pembersih
yang digunakan mengandung zat yang berbahaya dan
Beberapa pembersih mengandung ammonia, klorin, dan
volatile organic compounds (VOCs) yang kemudian menguap
ke udara sebagai gas.Bahan ini juga dapat terkandung pada cat
dinding.
Hewan piaraan yang tinggal di dalam rumah, apalagi dalam
kamar tidur, dapat berdampak kepada kualitas udara di dalam
ruangan.Meski sangat Anda sayangi, kehadiran mereka bisa
jadi membawa serta polutan udara, seperti tungau debu yang
dapat menyebabkan alergi.Tungau debu ini dapat ditemukan
pada benda-benda di rumah seperti karpet dan bantal.
Penghuni yang merokok di dalam rumah berisiko
mendatangkan bahaya, seperti risiko asma, bronkitis, dan
kanker paru bagi para perokok pasif yang tinggal
bersamanya.Asap yang terjebak di dalam rumah/bangunan
juga berisiko menyebabkan sakit tenggorokan dan sakit
kepala. Residu racun dalam rokok dapat menempel pada

beberapa benda di dalam rumah hingga waktu yang lama,


seperti pada bantal, kaos.
Kualitas udara yang buruk berisiko menyebabkan beragam
gangguan kesehatan, seperti batuk, sakit tenggorokan, mata
berair, atau sesak napas. Seorang pengidap asma mungkin
akan mengalami serangan asma. Dalam jangka panjang,
kualitas udara buruk yang kronis dapat menyebabkan
penghuni dalam bangunan mengalami flu yang tidak kunjung
sembuh, bronkitis, sakit kepala yang terus berulang, atau asma
kronis.
Rumah yang terlalu lembap menyebabkan pertumbuhan jamur
dan bahkan dalam jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan rumah.
WHO menyatakan bahwa asap dari pembakaran di dalam
rumah, seperti tungku api untuk memasak (dengan kayu
bakar) di dapur menyebabkan setidaknya tiga nyawa
meninggal per menit. Pembakaran ini menimbulkan bahan
kimia berbahaya, seperti karbon monoksida yang dapat
menurunkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko
penyakit pernapasan, seperti pneumonia dan bronkitis.Peneliti
bahkan menemukan bahwa efek yang diakibatkan pembakaran
ini setara dengan mengisap dua bungkus rokok sehari.
Untuk meminimalkan risiko-risiko buruk di atas, penempatan
ventilasi perlu disertai dengan beberapa langkah berikut:
Jendela yang terbuka lebar untuk membebaskan udara masuk
ke ruangan. Tapi jendela ini juga memungkinkan polusi lain
masuk ke bangunan, seperti asap kendaraan bermotor, asap
pabrik akibat dari polusi industri, dan debu dari jalan raya.
Solusi yang lebih baik adalah jendela yang dilengkapi
penyaring, seperti kasa yang dapat mengalirkan udara masuk,
tapi bisa mencegah debu masuk ke dalam rumah juga.
Nyalakan AC untuk menjaga ruangan tidak lembap dan
memicu kemunculan
Untuk mengurangi risiko gas berbahaya, cari bahan pembersih
dan cat yang bertuliskan tidak mengandung VOC. Jenis
pembersih yang berbentuk semprot akan memicu pelepasan
gas berisiko ke udara, maka dari itu, lebih baik pilih produk
yang berbentuk cairan atau pasta.
Rumah yang terlalu lembap sering kali diakibatkan oleh aliran
air yang tidak terkontrol. Tutup tempat-tempat lokasi air
bocor, menetes, atau merembes, seperti gudang, loteng, atau
garasi. Periksa dan segera perbaiki jika ada atap yang
bocor.Sedapat mungkin keringkan baju di luar ruangan.
Untuk mencegah gas dari kompor terjebak di dalam dapur,
nyalakan kipas angin atau pastikan untuk membuka jendela
dalam dapur yang berada paling dekat dengan kompor. Selain
mengeluarkan asap atau gas dari kompor dan masakan,
ventilasi dapur yang ideal sebaiknya dapat mengurangi suhu
dalam dapur yang tinggi dan mengalirkan udara bersih yang
lebih dingin dari luar.
Selain itu, servis dan bersihkan kompor Anda secara teratur
untuk mengurangi risiko produksi gas berbahaya.

Tungau
debu
berkembang
dalam
ruangan
yang
lembap.Perbanyak ventilasi atau nyalakan AC untuk menjaga
agar ruangan tetap kering. Sebisa mungkin tidak perlu
menutup lantai atau dinding dengan karpet karena berisiko
menjadi tempat tungau debu berkembang biak. Bersihkan
debu pada perabot rumah secara teratur dengan vacuum
cleaner dan lap.
Langkah utama membebaskan rumah dari kepulan asap rokok
adalah dengan membuat semua penghuni berhenti merokok.
Namun jika tidak memungkinkan, Anda setidaknya dapat
meminta perokok untuk merokok di luar atau meningkatkan
ventilasi di rumah agar asap rokok mudah keluar.
Sedapat mungkin, jaga agar ventilasi dapur dan kamar mandi
langsung terhubung dengan udara luar. Dua ruangan ini adalah
sumber utama kadar kelembapan tinggi dalam rumah.
Kesehatan memang bermula dari rumah.Periksa apakah
tempat tinggal atau tempat Anda bekerja telah memenuhi
kebutuhan dasar, seperti keberadaan ventilasi. Dan jika Anda
sedang mencari tempat tinggal baru, pastikan untuk
memeriksa kelayakan saluran udaranya untuk lebih menjamin
hidup yang lebih sehat di dalam keluarga
Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat
adalah sebagaimana yang tercantum dalam Keputusan Menteri
Kesehatan
Nomor
829/Menkes/SK/VII/1999
tentang
Persyaratan kesehatan perumahan.meliputi 3 lingkup
kelompok komponen penilaian, yaitu:
Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding,
lantai, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan
pencahayaan.
Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih,
pembuangan kotoran, pembuangan air limbah, sarana tempat
pembuangan sampah.
Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela
ruangan dirumah, membersihkan rumah dan halaman,
membuang tinja ke jamban, membuang sampah pada tempat
sampah.
Adapun aspek komponen rumah yang memenuhi syarat rumah
sehat adalah:
Langit-langit. Adapun persayaratan untuk langit-langit yang
baik adalah dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh
dari atap, harus menutup rata kerangka atap serta mudah
dibersihkan.
Dinding. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat
dinding sendiri, beban tekanan angin dan bila sebagai dinding
pemikul harus dapat memikul beban diatasnya, dinding harus
terpisah dari pondasi oleh lapisan kedap air agar air tanah
tidak meresap naik sehingga dinding terhindar dari basah,
lembab dan tampak bersih tidak berlumut.
Lantai. Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya,
tidak licin, stabil waktu dipijak, permukaan lantai mudah
dibersihkan.Menurut Sanropie (1989), lantai tanah sebaiknya
tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab
sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap

penghuninya. Karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang


kedap
air
seperti
disemen,
dipasang
tegel, keramik.Untukmencegah masuknya air ke dalam rumah,
sebaiknya lantai ditinggikan 20 cm dari permukaan tanah.
Pembagian ruangan/ tata ruang. Setiap rumah harus
mempunyai bagian ruangan yang sesuai dengan fungsinya.
Adapun syarat pembagian ruangan yang baik adalah:
Ruang untuk istirahat/tidur. Adanya pemisah yang baik antara
ruangan kamar tidur orang tua dengan kamar tidur anak,
terutama anak usia dewasa. Tersedianya jumlah kamar yang
cukup dengan luas ruangan sekurangnya 8 m 2 dan dianjurkan
tidak untuk lebih dari 2 orang agar dapat memenuhi kebutuhan
penghuninya untuk melakukan kegiatan.
Ruang dapur. Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri,
karena asap dari hasil pembakaran dapat membawa dampak
negatif terhadap kesehatan. Ruang dapur harus memiliki
ventilasi yang baik agar udara/asap dari dapur dapat teralirkan
keluar.
Kamar mandi dan jamban keluarga. Setiap kamar mandi dan
jamban paling sedikit memiliki satu lubang ventilasi untuk
berhubungan dengan udara luar.
Ventilasi. Ventilasi ialah proses penyediaan udara segar ke
dalam suatu ruangan dan pengeluaran udara kotor suatu
ruangan baik alamiah maupun secara buatan. Ventilasi harus
lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang
dapat merugikan kesehatan. Ventilasi yang baik dalam
ruangan harus mempunyai syarat-syarat, diantaranya:
Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai
ruangan. Sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat
dibuka dan ditutup) minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi
10% kali luas lantai ruangan.
Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh
asap kendaraan, dari pabrik, sampah, debu dan lainnya.
Aliran
udara
diusahakan Cross
Ventilation dengan
menempatkan dua lubang jendela berhadapan antara dua
dinding ruangan sehingga proses aliran udara lebih lancar.
Pencahayaan.Cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di
dalam rumah merupakan kebutuhan manusia.Penerangan ini
dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya alami dan
cahaya buatan.Yang perlu diperhatikan, pencahayaan jangan
sampai menimbulkan kesilauan.
Pencahayaan Alamiah. Penerangan alami diperoleh dengan
masuknya sinar matahari ke dalam ruangan melalui jendela,
celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka, selain
untuk penerangan, sinar ini juga mengurangi kelembaban
ruangan, mengusir nyamuk atau serangga lainnya dan
membunuh kuman penyebab penyakit tertentu (Azwar, 1996).
Suatu cara sederhana menilai baik tidaknya penerangan alam
yang terdapat dalam sebuah rumah adalah: baik, bila jelas
membaca dengan huruf kecil, cukup; bila samar-samar bila
membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar yang
terbaca, buruk; bila sukar membaca huruf besar.

Pencahayaan Buatan. Penerangan dengan menggunakan


sumber cahaya buatan, seperti lampu minyak tanah, listrik dan
sebagainya.
Luas Bangunan Rumah. Luas bangunan rumah sehat harus
cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas bangunan
harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas
bangunan
yang
tidak
sebanding
dengan
jumlah
penghuninyaakan
menyebabkan
kepadatan
penghuni
(overcrowded). Hal ini tidak sehat, disamping menyebabkan
kurangnya konsumsi oksigen, bila salah satu anggota
keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah menular kepada
anggota keluarga yang lain. Sesuai kriteria Permenkes tentang
rumah sehat, dikatakan memenuhi syarat jika 8 m2/ orang.
Dilihat dari aspek sarana sanitasi, maka beberapa sarana
lingkungan yang berkaitan dengan perumahan sehat adalah
sebagai berikut:
Sarana Air Bersih. Air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan
dan
dapat
diminum
apabila
telah dimasak.Di Indonesia standar untuk air bersih diatur
dalam Permenkes RI No. 01/Birhubmas/1/1975 (Chandra,
2009).Dikatakan air bersih jika memenuhi 3 syarat utama,
antara lain:
Syarat fisik. Air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan
suhu di bawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa
nyaman.
Syarat kimia. Air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh
zat kimia, terutama yang berbahaya bagi kesehatan,
Syarat
bakteriologis. Air
tidak
boleh
mengandung
suatu mikroorganisme.Misal sebagai petunjuk bahwa air telah
dicemari oleh feses manusia adalah adanya E. coli karena
bakteri ini selalu terdapat dalam feses manusia baik yang
sakit, maupun orang sehat serta relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air.[i]
Jamban (sarana pembuangan kotoran). Pembuangan kotoran
yaitu suatu pembuangan yang digunakan oleh keluarga atau
sejumlah keluarga untuk buang air besar. Cara pembuangan
tinja, prinsipnya yaitu:
Kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah.
Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan/ air tanah.
Kotoran manusia tidak dijamah lalat.
Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
Konstruksi jamban tidak menimbulkan kecelakaan.
Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah
tangga, industri, dan tempat umum lainnya dan biasanya
mengandung bahan atau zat yang membahayakan kehidupan
manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan (Chandra,
2007).Menurut Azwar (1996), air limbah dipengaruhi oleh
tingkat kehidupan masyarakat, dapat dikatakan makin tinggi
tingkat kehidupan masyarakat, makin kompleks pula sumber
serta macam air limbah yang ditemui. Air limbah adalah air
tidak bersih mengandung berbagai zat yang bersifat

membahayakan kehidupan manusia ataupun hewan, dan


lazimnya karena hasil perbuatanmanusia.Dalam kehidupan
sehari-hari, sumber air limbah yang lazim dikenal adalah:
Limbah rumah tangga, misalnya air dari kamar mandi dan
dapur.
Limbah perusahaan, misalnya dari hotel, restoran, kolam
renang.
Limbah industri.
Sampah
Sampah adalah semua produk sisa dalam bentuk padat,
sebagai akibat aktifitas manusia, yang dianggap sudah tidak
bermanfaat lagi.Entjang (2000), berpendapat agar sampah
tidak membahayakan kesehatan manusia maka perlu
pengaturan pembuangan, seperti tempat sampah yaitu
penyimpanan
sementara
sebelum
sampah
tersebut
dikumpulkan untuk dibuang. Syarat tempat sampah:
Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan
Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik seranga atau
binatang lainny
Rumah yang sehat merupakan idaman semua orang.Ada
beberapa aspek penting untuk menciptakan sebuah hunian
yang sehat.Selain kebersihan rumah, sirkulasi udara yang baik
adalah salah satu dari beberapa aspek tersebut.Oleh karena itu,
ventilasi rumah mutlak dibutuhkan untuk menjaga sirkulasi
udara di dalam rumah.

Pada dasarnya, ventilasi udara adalah bagian dari rumah yang


berfungsi sebagai saluran udara dimana udara dapat mengalir
dengan baik dari dan ke dalam rumah. Dengan demikian,
udara yang ada di dalam rumah akan tergantikan secara terus
menerus oleh udara dari luar melalui ventilasi tersebut.
Hasilnya, udara di dalam rumah akan tetap terasa sejuk dan
segar.

Walaupun pemasangan pendingin udara atau AC telah banyak


digunakan sebagai upaya menjaga kesegaran udara di dalam
rumah, hal itu tidak serta merta menggantikan fungsi dari
ventilasi karena udara yang dihasilkan bukanlah udara yang
bersifat alami.Bahkan, penggunaan AC seringkali dianggap
kurang ramah lingkungan dan cenderung kurang hemat energi
sehingga penggunanya harus mengeluarkan biaya yang tidak
sedikit untuk membayar tagihan listrik.

Anda mungkin juga menyukai