Anda di halaman 1dari 2

Rumah Sehat

1. Pengertian rumah sehat Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang
layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi
pemiliknya. Penyehatan rumah adalah upaya untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruang rumah
dan pencegahan terhadap penurunan kualitas udara dalam ruang rumah (Permenkes No 1077 Tahun
2011). Menurut WHO dalam Sanropie dkk (2005) rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat
berlindung/bernaung dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang
sempurna baik fisik, rokhani maupun sosial. Rumah sehat sudah dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pokok (fundamental needs) manusia, tetapi mungkin belum dapat memenuhi keinginan (demand)
seseorang. Gedung atau perumahan yang dapat memenuhi kebutuhan akan kondisi tempat tinggal yang
sehat (healthy) dan menyenangkan (comfortable), yang dikenal oleh masyarakat umum sebagai rumah
sehat. Rumah yang sehat harus memenuhi persyaratan antara lain : a. Memenuhi kebutuhhan
physiologis. b. Memenuhi kebutuhan phsycologis. c. Mencegah penularan penyakit. d. Mencegah
terjadinya kecelakaan. (Gunawan, 2009)

Persyaratan kualitas fisik rumah Kualitas Fisik Udara dalam Ruang Rumah adalah nilai parameter yang
mengindikasikan kondisi fisik udara dalam rumah seperti kelembaban, 17 pencahayaan, suhu,, ventilasi
dan kondisi dinding dan lantai (Permenkes No 1077 Tahun 2011).
a. Pencahayaan Menurut Kepmenkes Nomor 829 Tahun 1999 pencahayaan dalam ruang rumah
diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat benda sekitar dan membaca berdasarkan
persyaratan minimal 60 Lux. Cahaya yang cukup untuk penerangan ruang di dalam rumah merupakan
kebutuhan kesehatan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan dan
cahaya alami. Pencahayaan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan melalui
jendela, celah-celah dan bagian-bagian bangunan yang terbuka. Sinar ini sebaiknya tidak terhalang oleh
bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar yang tinggi. Cahaya matahari ini berguna selain untuk
penerangan juga dapat mengurangi kelembaban ruang, mengusir nyamuk, membunuh kumankuman
penyebab penyakit tertentu seperti TBC, influenza, penyakit mata dan lainlain. Pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan cahaya untuk penerangan alami sangat ditentukan oleh letak dan lebar jendela. Pencahayaan
buatan yang baik dan memenuhi standar dapat dipengaruhi oleh:
1) Cara pemasangan sumber cahaya pada dinding atau langit-langit.
2) Konstruksi sumber cahaya dalam ornament yang dipergunakan.
3) Luas dan bentuk ruangan
4) Penyebaran sinar dari sumber cahaya (Sanropie dkk, 2005)

b. Ventilasi Menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan, luas
penghawaan atau ventilasi alamiah dari rumah yang permanen minimal 10% dari luas lantai rumah.
Ventilasi merupakan lubang yang berfungsi mengatur pertukaran udara pada sebuah rumah. Pertukaran
udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan suburnya pertumbuhan mikroorganisme, yang
mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan manusia. Hawa segar diperlukan dalam rumah untuk
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur dan
kelembaban udara dalam ruangan. Untuk memperoleh kenyamanan udara seperti dimaksud diatas
diperlukan adanya ventilasi yang baik.

c. Kelembaban Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan suburnya
pertumbuhan mikroorganisme. Konstruksi rumah yang tidak baik seperti atap yang bocor, lantai, dan
dinding rumah yang tidak kedap air, serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami dapat
mempengaruhi kelembaban rumah. Persyaratan kelembaban rumah adalah berkisar 40% – 60%.

d. Suhu dalam ruang rumah yang terlalu rendah dapat menyebabkangangguan kesehatan hingga
hypotermia, sedangkan suhu yang terlalutinggi dapat menyebabkan dehidrasi sampai dengan heat
stroke. Perubahan suhu udara dalam rumah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1)
Penggunaan bahan bakar biomassa 2) Ventilasi yang tidak memenuhi syarat 3) Kepadatan hunian 4)
Bahan dan struktur bangunan 5) Kondisi geografis 6) Kondisi topografi 7) Upaya Penyehatan (Permenkes
No 1077 Tahun 2011)

e. Kepadatan Penghuni Kepadatan penghuni adalah perbandingan antara luas lantai rumah dengan
jumlah anggota keluarga dalam satu rumah tinggal. Persyaratan kepadatan hunian untuk seluruh
perumahan biasa dinyatakan dalam m2 per orang. Menurut Kepmenkes No 829 Tahun 1999 luas ruang
tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur,
kecuali anak dibawah umur 5 tahun. Kamar tidur sebaiknya tidak dihuni lebih dari dua orang kecuali
untuk suami istri dan anak dibawah lima tahun. Apabila ada anggota keluarga yang menjadi penderita
tuberkulosis sebaiknya tidak tidur dengan anggota keluarga lainnya.

f. Kondisi dinding dan lantai Penghawaan alam mengandalkan pergerakan udara bebas (angin),
temperatur udara luar dan kelembabannya. Selain melalui jendela, pintu dan lubang hawa, maka
perhawaan alam pun dapat diperoleh dari pergerakan udara sebagai hasil sifat poreus dinding ruangan,
atap dan lantai. Banyaknya udara yang masuk dan keluar melalui dinding sebanding dengan luasnya
dinding, perbedaan tekanan antara kedua sisi dinding dan tergantung dari keofisien bahannya, dan
berbanding terbalik dengan tebal dinding. Keluar masuknya udara dalam ruangan dan lantai tergantung
dari derajat kelembaban dari bahan apa yang melapisi dinding atau 22 lantai. Dinding atau lantai yang
diplester mengurangi masuknya udara sampai 25%, cat mengurangi masuknya udara sampai 30%,
permadani mengurangi masuknya udara sampai 30% dan cat minyak mengurangi masuknya udara
sampai 100% (Sanropie dkk, 2005) Umumnya di daerah tropis lebih banyak angin, terutama di daerah
pantai. Biasanya udara di dalam rumah lebih sejuk dari pada di luar rumah (bagi yang pengaturan
ventilasinya baik), dan juga tergantung dari jenis bahan dinding atau atapnya (bahan dari seng akan
memanaskan pada siang hari dan dingin pada malam hari). Membuka jendela lebar-lebar dan
memasang korden separuh akan menambahkan udara segar juga dapat dilakukan dengan menambah
teritis rumah. Menurut Kepmenkes No 829 Tahun 1999 lantai rumah harus kedap air dan mudah
dibersihkan.Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah
dibersihkan.

Anda mungkin juga menyukai