Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Perumahan Sehat

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), sehat adalah

keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya,

bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan kelemahan

(kecacatan). Menurut Undang-Undang RI N0.23 tahun 1992,

menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan yang meliputi

kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial bukan hanya keadaan

bebas dari penyakit, cacat atau kelemahan. Pengertian rumah

adalah salah satu kebutuhan manusia disamping kebutuhan

sandang dan pangan. Rumah adalah bangunan yang berfungsi

sebagai tempat tinggal atau hunian dan saran pembinaan keluarga

yang terdiri dari ruangan, halaman dan area sekelilingnya

(Permenkes, 1999).

Menurut The American Public Health Association dalam

(Machfoeds, 2004) pembangunan rumah sebagai tempat tinggal

yang sehat mempunyai 4 fungsi pokok sebagai berikut:

a. Rumah sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

jasmani manusia yang pokok (the satisfaction of fundamental

physiological need). Dalam hal ini rumah berfungsi memberikan

6
2

perlindungan terhadap gangguan cuaca, panas, hujan, suhu

udara luar, angin juga melindungi penghuninya dalam

melakukan kegiatan di dalam rumah, untuk beristirahat dengan

aman.

b. Rumah sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

rohani manusia yang pokok (the satisfaction of fundamental

physiological need). Artinya rumah dapat memberikan rasa

aman dan nyaman serta tentram bagi penghuninya.

c. Rumah berfungsi sebagai perlindungan terhadap penularan

penyakit menular (the satisfaction againts communicable

diseases) artinya rumah dapat memberikan perlindungan

terhadap penularan penyakit, rumah harus mempunyai sanitasi

lingkungan yang optimal, bebas dari serangga dan vektor

penyakit seperti lalat, kecoa, nyamuk dan tikus.

d. Rumah berfungsi sebagai tempat perlindungan terhadap

kecelakaan (protection againts accidents) berarti rumah dapat

memberikan rasa aman. Selain itu bangunan rumah harus kuat,

kokoh dan penataan ruang yang tepat sehingga tidak

menimbulkan kecelakaan.

Rumah sehat bukanlah rumah yang mewah, namun harus

memenuhi syarat kesehatan sehingga tidak menimbulkan

kecelakaan diantaranya rumah harus kokoh, kuat, bersih,

memenuhi sistem kesehatan lingkungan, tidak berjejal-jejal/terlalu


3

rapat dengan rumah lain, sesuai ratio antara jumlah penghuni

dengan luas ruangan, tersedia kamar mandi dan dapur yang sehat

dan keindahan bentuk rumah dan semua ruangan merupakan

kebutuhan setiap orang. Rumah sehat harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

a. Ventilasi yang cukup sehingga aliran udara segar terus

berlangsung. Ventilasi pada rumah sehat minimal 10% dari luas

lantai, ventilasi terdiri dari ventilasi alami dan ventilasi buatan.

b. Suhu dalam rumah dapat disesuaikan sedemikian rupa

sehingga suhu badan dapat dipertahankan.

c. Tersedia cahaya yang cukup.

d. Terdapat ruang yang memadai termasuk kamar mandi, ruang

tidur, dapur dan lain-lain.

e. Terdapat sistem pembuangan limbah yang sehat.

f. Halaman dan pekarangan rumah bersih dan teratur.

Komponen-komponen dalam rumah sehat perlu diperhatikan

antara lain (Sanropie, 1989):

a. Lantai

Lantai dibedakan menjadi 2 yaitu lantai yang penggunaannya

kering dan lantai yang penggunaannya basah. Lantai yang

penggunaannya kering seperti ruang tidur, ruang tamu dan

dapur. Lantai hendaknya dibuat dengan permukaan kering,

datar dan mudah dibersihkan. Lantai yang penggunaannya


4

basah seperti kamar mandi, WC dan tempat cuci.

Pembuatannya dengan memperhatikan kemiringan,

menggunakan bahan lantai yang permukaannya tidak licin dan

mudah dibersihkan.

b. Dinding

Fungsi dinding pada bangunan selain sebagai

pendukung/penyangga atap juga melindungi ruangan rumah

dari gangguan/serangan hujan dan angin juga melindungi dari

pengaruh panas dan angin dari luar.

Dinding dari bahan kayu dan bambu yang tahan terhadap

segala cuaca (tidak mudah rusak/lapuk) sebenarnya sangat

cocok untuk daerah pedesaan disamping harganya yang relatif

murah juga daya tahannya biasanya cukup lama. Tetapi dinding

dari kayu dan bambu umumnya mudah terbakar. Bahan dinding

yang paling baik adalah bahan yang tahan api yaitu dinding dari

batu/bata.

c. Pintu, jendela, dan lubang angin

Jendela sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini

karena jendela mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama

sebagai lubang masuk/keluarnya angin udara dari luar ke dalam

dan sebaliknya, sebagai lubang pertukaran udara (lubang

ventilasi yang tidak tetap) yang sering terdapat di atas jendela

atau pintu. Dengan adanya jendela sebagai lubang ventilasi


5

maka di dalam ruangan tidak akan terasa pengap, asalkan

jendela selalu dibuka. Untuk lebih memberikan kesejukan

sebaiknya jendela dan lubang angin menghadap ke arah

datangnya angin dan diusahakan pula arus angin jangan buntu

sehingga terjadi cross ventilation. Fungsi kedua dari jendela

adalah sebagai masuknya cahaya dari luar (cahaya alam,

cahaya matahari). Cahaya alami akan masuk ke dalam ruangan

rumah melalui jendela yang terbuka atau jendela kaca, sehingga

di dalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang, dan sore

hari.

d. Langit-langit

Langit-langit atau loteng berfungsi sebagai penahan panas dan

debu yang meresap atau menembus atap melalui celah-celah

atap. Selain itu langit-langit berfungsi sebagai penutup

pemandangan yang tidak menyenangkan dari atap bagian

dalam (adanya balok-balok kayu penopang atap yang

kelihatannya malang melintang).

e. Atap

Atap adalah unsur bangunan yang pertama kali menerima

perubahan cuaca baik panas (sinar matahari) maupun dingin

(air hujan). Atap pada lingkungan tropis terbukti tepat pada

kemiringan 300. Atap berfungsi untuk menangkal sinar matahari

dan hujan, melindungi bangunan dengan tritisan yang cukup


6

panjang mencapai 90 cm, melindungi ruang pada bukaan

dinding (Bona, 2005).

Dari segi teknis, tujuan pembuatan atap antara lain untuk

mencegah pengaruh panas, angin, dan curah hujan, atap

melindungi ruang di bawahnya, manusia dan elemen bangunan

dari pengaruh cuaca, hujan dan matahari. Atap harus kedap air,

tidak mudah rusak oleh pengaruh cuaca, panas dan hujan,

memberikan kenyamanan bertempat tinggal bagi penghuninya

dan memiliki bobot ringan. Bahan-bahan untuk atap harus

memenuhi syarat yaitu tidak banyak memerlukan perawatan,

tidak mudah terbakar, tahan terhadap pengaruh cuaca dan tidak

menyebabkan kekacauan sirkulasi udara di bawahnya (Aditya,

2005).

Atap tersusun dari 2 bagian inti yaitu konstruksi rangka atap dan

penutup atap. Konstruksi rangka atap bertanggung jawab

memikul beban penutup atap dan pengaruh cuaca. Penutup

atap berfungsi sebagai pelindung kuda-kuda dan elemen di

bawahnya. Agar serasi, bentuk dan bahan rangka yang biasa

digunakan di daerah beriklim tropis yaitu kayu, beton, dan

zincalume. Bahan penutup atap yaitu genteng (tanah, beton,

keramik), sirap, asbes bergelombang, seng, ijuk dan rumbia

(Aditya, 2005).
7

Genteng merupakan unsur bangunan yang dipakai sebagai

pelapis atap, dapat dibuat dengan menggunakan tanah liat

sebagai bahan mentah yang kemudian dibakar. Untuk

pembuatan genteng dari tanah liat bahan mentahnya harus

cukup elastis sehingga pembentukan pelat-pelat tanah menjadi

genteng dapat dikerjakan dengan tidak retak-retak.

Penyusutannya dari keadaan basah sampai keadaan kering dan

dari kering sampai dibakar tidak terlalu banyak sehingga tidak

terjadi perubahan bentuk dan retak-retak. Pembakaran genteng

pada suhu tidak terlalu tinggi (kurang dari 10000C) dapat

menjadi genteng yang cukup kuat dan tidak bocor (Heinz frick,

2005).

Asbes merupakan sebutan yang diberikan kepada sekelompok

mineral yang ada di alam yang bersifat kuat, berupa benang

fiber (serat) yang halus. Benang fiber tersebut tidak dipengaruhi

oleh panas atau zat kimia dan bukan penghantar panas. Ada 4

jenis asbes yang ada dipasaran, yang banyak diperjualbelikan

adalah chrysotile atau asbes putih. Asbes yang lain adalah

asbes biru (crocidolite), asbes coklat (amosif) dan asbes abu-

abu (anthophyllite). Serat asbes putih (chrycotile) lebih aman

dibandingkan asbes biru, coklat dan abu-abu atau yang dikenal

amphiboles, karena chrycotile lebih cepat menghilang dari paru-

paru dibanding amphiboles. Dalam kehidupan sehari-hari asbes


8

putih digunakan sebagai campuran dalam produk bangunan

seperti pipa air, atap rumah dan eternit. Sesuai sifat asbes putih,

bila telah terikat dengan zat lain, maka akan semakin sulit

terurai sehingga pemakaian asbes putih dinyatakan aman.

2. Ruang tidur

Rumah yang sehat harus mempunyai ruang khusus untuk

tidur. Kondisi ruang tidur yang baik menurut Gunawan (1993)

adalah:

a. Letak ruang tidur tidak mudah terganggu, sehingga tidak

mengganggu kebebasan.

b. Sinar matahari pagi dapat masuk ke ruangan selama kurang

lebih satu jam setiap hari.

c. Ventilasi cukup.

d. Ukuran kamar minimal 9m2 untuk setiap orang yang berumur di

atas lima tahun atau orang dewasa dan 4,5m2 untuk anak-anak.

Ruang tidur merupakan untuk tidur dan beristirahat sehingga

harus selalu dalam keadaan nyaman. Salah satu faktor yang

menentukan kenyamanan adalah kelembaban. Kelembaban di

ruang tidur yang baik adalah berkisar antara 40% - 70%. Untuk

mendapatkan kelembaban yang baik, maka ruangan tersebut harus

mempunyai sistem aliran udara yang baik pula.

Ruang tidur merupakan ruangan dalam rumah yang

digunakan untuk beristirahat (tidur). Ruang ini merupakan bagian


9

rumah yang paling lama ditempati oleh penghuni yaitu sekitar 6–8

jam dalam sehari. Ruang tidur harus cukup sinar matahari untuk

menjaga kondisi suhu, kelembaban dan pencahayaan ruang agar

terasa nyaman (Sanropie, 1989).

Persyaratan kepadatan hunian untuk rumah biasa

dinyatakan dalam m2/orang. Luas minimum per orang sangat relatif

tergantung dari kualitas bangunan dan fasilitas yang tersedia.

Untuk ruang tidur diperlukan luas lantai minimum 8 m 2/orang, dan

tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu

ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun(Depkes, 1999).

Gerak lancar udara mengurangi kelembaban dalam

ruangan. Untuk itu ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu

dengan alamiah dan ventilasi buatan.

Kamar merupakan ruangan dalam rumah yang digunakan

untuk beristirahat (tidur). Kamar harus cukup sinar matahari untuk

menjaga kondisi suhu kelembaban dan pencahayaan ruang tidur.

3. Ventilasi

Ventilasi adalah penyediaan udara segar kedalam ruangan

dan pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan tertutup baik

secara alamiah atau secara buatan. Menurut (Siswanto 1991),

ventilasi didefinisikan sebagai proses pertukaran udara di dalam


10

suatu ruang yaitu proses pengaliran dan pengeluaran udara dari

dan ke ruang tersebut.

a. Fungsi Ventilasi

Ventilasi ruang tidur mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

1) Untuk menjaga agar aliran udara di dalam ruang tidur

tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen

(O2) yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap

terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya

O2 di dalam rumah yang berarti kadar karbon dioksida (CO2)

yang bersifat racun menjadi meningkat, di samping itu tidak

cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di

dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan

cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini merupakan

media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-

bakteri penyebab penyakit).

2) Untuk menjaga agar ruangan selalu tetap dalam

kelembaban (humudity) yang optimum.

3) Untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri,

terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi aliran

udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara

akan selalu mengalir.


11

b. Macam ventilasi, yakni:

Menurut (Soekidjo 2003), ventilasi ruangan tidur dibedakan

menjadi beberapa macam, yaitu :

1) Ventilasi alamiah

Ventilasi alamiah adalah aliran udara di dalam ruangan

tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang

angin, lubang-lubang pada dinding, dan sebagainya. Menurut

(Bona 2005), Pengudaraan ruangan yang kontinyu di daerah

tropis berfungsi terutama untuk memperbaiki iklim ruangan.

Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran terbaik, karena

dengan penyegaran yang baik terjadi proses penguapan, yang

berarti penurunan temperatur pada kulit. Udara lembab yang

tidak jenuh menyentuh tubuh, kelembapan kulit (keringat)

berkurang, dan tubuh merasa pendinginan. Mengingat

kelembapan udara (udara luar, atau udara di dalam ruangan

karena berkumpulnya manusia) dapat di kombinasi dengan

penambahan kecepatan udara. Pendinginan tidak dapat di

lakukan bila, dalam kasus ekstrim, kelembapan udara hampir

mencapai 100%. Pendinginan melalui pengudaraan hanya

dapat dilakukan bila temperatur udara lebih rendah dari

temperatur kulit (35-36oC).

Ventilasi silang yang didasarkan pada perbedaan panas

hampir tidak menghasilkan sesuatupun, karena kecilnya


12

perbedaan temperatur di daerah iklim hangat – lembab.

Sebaliknya, perbedaan tekanan bisa sangat besar, tergantung

pada kecepatan angin, sehingga kemungkinan mendapatkan

ventilasi silang dengan cara ini akan dibahas lebih terperinci

berikut ini.

Tujuan perencanaan adalah mendapatkan aliran udara

yang tepat untuk ruangan serta pengontrolannya. Ada berbagai

kemungkinan, tetapi kesulitannya terutama terletak pada

kenyataan bahwa udara yang bergerak tadak mudah berubah

arah dan mencari jalan terpendek antara lobang masuk dan

keluar, yang penting untuk pengarahan udara adalah lobang

masuknya dan kondisi-kondisi tekanan udara pada dinding luar.

Misalnya, letak jendela yang tidak menguntungkan bisa sangat

mengganggu aliran udara di dalam ruangan.

Setiap sistem pengudaraan juga harus berfungsi pada

periode angin keras, karena itu selama musim hujan yang

dingin, dimana angin keras ini sering timbul, pengudaraan ini

harus dapat ditahan tanpa kehilangan fungsinya.

Syarat untuk ventilasi silang yang baik adalah angin

mencapai bangunan dengan arah yang menguntungkan.

Gambar 7.15 dan 7.16 menunjukkan bahwa situasi dapat

diperbaiki dengan tindakan-tindakan yang tepat. Disini


13

pengaturan tekanan dan lapisan pada fasade dan sekitar

bangunan merupakan dasar untuk perubahan.

Prinsip dasar pembuatan ventilasi alami yaitu :

a. Sifat aliran udara

Udara mengalir dari tempat bertekanan tinggi menuju ke

tempat bertekanan rendah.

b) Pembuatan ventilasi alami yang baik

Penempatan ventilasi yang baik terbukti bila aliran udara

mengenai tubuh manusia sehingga dapat membawa panas

tubuh manusia, dengan demikian pelepasan panas tubuh yang

terhambat oleh kelembaban udara tidak terjadi.

c) Pembuatan ventilasi alami yang jelek

Pola penempatan ventilasi yang jelek bila inlet (jalan masuk)

lebih tinggi dari outlet (jalan keluar) karena efeknya sedikit

sekali untuk ruangan. Hal ini disebabkan adanya tekanan yang

besar di bagian bawah ventilasi atau jendela sehingga

mendorong udara naik ke dalam ruangan.

2) Ventilasi buatan

Venntilasi buatan ialah dengan mempergunakan alat yang

khusus untuk mengalirkan udara. Pada suatu waktu

diperlukan juga cara ventilasi buatan dengan menggunakan

alat menarik. Macam alat mekanik tersebut antara lain, kipas

angin, exhauster dan Air Conditioned.


14

4. Persyaratan Ventilasi

Sebuah rumah yang sehat harus ada aliran udara yang

kontinue dari luar ke dalam dan dari dalam ke luar. Udara kotor dari

dalam rumah banyak mengandung gas karbondioksida lebih berat

dari udara segar di luar. Namun demikian aliran udara tersebut

tidak boleh terlalu keras karena gerak angin yang demikian dapat

meniup badan sehingga bisa menyebabkan penurunan suhu

mendadak. Hal ini bisa menyebabkan turunnya daya tahan tubuh,

sehingga mudah terkena infeksi, bisa menyebabkan masuk angin,

bisa menjadi pilek dan gangguan saluran pernafasan lainnya.

Sebaliknya aliran udara dalam ruangan pun tidak boleh terlalu kecil

ataupun terlalu besar (Machfoedz, 2003).

Menurut Rukini (1989), syarat lubang ventilasi yang

memenuhi persyaratan kesehatan yaitu :

1) Luas ventilasi

Standar luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No. 829

tahun 1990 adalah minimal 10 % luas lantai. Luas ventilasi tetap

minimum 5 % dari luas lantai ruangan. Sedangkan luas ventilasi

insidentil (dapat dibuka dan dapat ditutup) minimum 5% luas

lantai sehingga jumlah keduanya menjadi 10% kali luas lantai

ruangan.
15

2) Kelembaban udara

Kelembaban udara dijaga agar tidak terlalu tinggi

(menyebabkan orang berkeringat) dan jangan terlalu rendah

(menyebabkan kulit kering, bibir pecah-pecah, dan hidung

berdarah).

3) Aliran udara

Aliran udara dapat menyebabkan orang masuk angin, oleh

karena itu, hindari menempatkan tempat tidur atau tempat

duduk pada aliran udara.

c. Akibat ventilasi yang kurang baik

Ventilasi yang kurang memenuhi syarat kesehatan dapat

menimbulkan dampak negatif, yaitu :

1) Peningkatan temperatur udara dalam suatu ruangan.

2) Peningkatan CO2.

3) Berkurangnya kadar oksigen dalam ruangan.

5. Jenis Ventilasi Mekanik

a. Kipas angin

Kipas angin adalah suatu alat yang berfungsi untuk

menciptakan aliran sirkulasi udara dalam suatu ruangan, yang

digerakkan dengan tenaga listrik. Perputaran baling-baling kipas

menghasilkan pergerakan pergerakan udara ke depan. Semakin


16

cepat baling-baling berputar, semakin deras angin yang

dihasilkan. Udara yang digerakkan tetap udara dalam ruangan.

Macam-macam kipas angin menurut Hardy (1993) adalah

sebagai berikut :

1) Kipas angin meja

Dalam penelitian ini difokuskan pada pemanfaatan kipas

angin meja sebagai pengatur sirkulasi udara sehingga dapat

memperbaiki kelembaban dalam ruangan.

a) Kipas angin meja pada umumnya menyedot udara dari

belakang dan mendorong udara ke depan. Dengan

demikian terciptalah adanya peredaran udara dari

belakang ke depan. Ini berarti ada tiupan angin, yang

berarti juga mengubah suhu dan kelembaban udara di

dalam ruangan.

b) Putaran tiap menit ventilator menentukan banyaknya

udara yang dipindahkan.

c) Pada umumnya kecepatan putar ventilator meja ada

dua atau tiga pilihan.

d) Ventilator ini dapat bergerak atau berayun ke kanan

atau ke kiri dan sebaliknya, sebanyak sudut putaran 80-

900, yang berarti peredaran udaranya tidak hanya

diarahkan ke satu jurusan saja.


17

e) Ventilator atau kipas angin semacam ini daya listriknya

berkisar antara 20 W – 50 Watt.

2) Kipas angin langit-langit

a) Kipas angin langit-langit dipakai di ruangan-ruangan

yang cukup luas.

b) Kipas angin ini dipasang di langit-langit dan berputar

dengan rendah kira-kira 250 putaran dalam satu menit.

Walaupun demikian cukup memberikan perdaran udara

yang baik untuk ruangan seluas ± 150 m, jika daya listrik

yang ditariknya 60-75 Watt saja.

c) Tegangan listriknya 110-220 Volt.

3) Kipas angin dinding

a) Kipas angin adalah jenis ventilator yang biasa dipasang

dalam dinding luar.

b) Aliran udara terjadi dari dalam ruangan disedot keluar.

Dengan demikian terciptanya adanya peredaran udara

dari dalam ruangann ke luar ruangan. Hal ini berarti

bahwa dengan dipasangnya jenis kipas angin dinding,

membuktikan adanya suatu penyehatan ruangan,

karena semua bau-bau yang kurang sedap dan kotoran-

kotoran ringan dapat dihembuskan keluar ruangan.


18

c) Kipas angin dinding dapat berputar kedua arah, hingga

dapat bekerja rangka, yaitu menghembus dan

menyedot.

d) Kipas angin jenis ini dipakai di kamar-kamar mandi dan

dapur.

e) Daya listriknya berkisar antara 20 W – 50 Watt.

4) Kipas angin jendela

a) Kipas angin ini dipasang di jendela-jendela.

b) Kipas angin jendela dilengkapi dengan tutup, hingga

lubang dapat ditutup jika kipas angin ini tidak dipakai.

c) Kipas angin ini menyedot udara dari dalam ruangan dan

menghembuskannya ke luar ruangan, sehingga semua

bau-bau yang tidak sedap dapat terhembuskan ke luar.

Mengingat hal tersebut maka terciptalah adanya

peredaran udara dari dalam keluar ruangan.

6. Pemondokan

Rumah atau kamar yang disediakan untuk tempat tinggal

dalam jangka waktu tertentu bagi seseorang atau beberapa orang

dengan dipungut atau tidak dipungut bayaran disebut

Penyelenggaraan Pondokan. Sedangkan Pemondok adalah

seseorang atau beberapa orang yang menempati pondokan.


19

Keluarga (rumah tangga) adalah unit terkecil dalam masyarakat

yang tediri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah

dan anaknya, atau ibu dan anaknya termasuk orang yang

mempunyai bubungan darah dan yang bekerja di dalamnya.

Ruang lingkup Pondokan adalah rumah atau kamar yang

disediakan untuk tempat tinggal dalam jangka waktu tertentu bagi

seseorang atau beberapa orang dengan dipungut atau tidak

dipungut bayaran kecuali untuk keluarga (rumah tangga), usaha

hotel dan penginapan. rumah yang disewa atau dikontrak oleh

Badan, seseorang atau beberapa orang yang dipergunakan

sebagai asrama atau sebagai tempat tinggal bernama baik

dipungut atau tidak dipungut bayaran. Kamar sebagaimana

dimaksud adalah kamar baik dalam satu rumah maupun di luar

rumah pemilik yang disewakan atau dikontrakkan kepada

seseorang atau beberapa orang dalam jangka waktu tertentu

dengan kesepakatan kedua belah pihak (Perda DIY No 4 Tahun

2003)

7. Suhu dan Kelembaban

Selain suhu udara ruang, rumah sehat harus mempunyai

kelembaban yang sesuai yaitu antara 40%-70%. Kelembaban

dalam unsur-unsur bangunan terjadi akibat penyusupan air hujan

ke dalam material atap dan dinding karena daya kapiler dari bahan
20

bangunan sendiri. Difusi terjadi melalui lapisan bahan bangunan

dan kondensasi uap air (Bona, 2005). Kelembaban di dalam rumah

dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:

1) Kelembaban yang naik dari tanah (rising damp)

Hal ini disebabkan oleh proses kerja otomatis atau

tenaga tarik kapiler dari bahan dinding yang mengadakan

kontak dengan tanah lembab, yang mana dapat naik ke dalam

dinding sampai mencapai tinggi 3 – 4m.

Usaha-usaha pencegahan :

a) Drainase yang baik disekitar rumah.

b) Membuat lantai kedap air.

c) Membuat lapisan yang menahan lembab.

2) Kelembaban yang merembes melalui dinding (percolation

damp) hal ini disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk ke

dalam dinding.

3) Kelembaban karena kebocoran atap ( Roof Leaks )

4) Perlu diingat bahwa tidak semua atap benar-benar tahan air

dan tahan cuaca apalagi genteng, dimana air hujan dapat

merembes melalui celah.

8. Dampak Suhu dan Kelembaban bagi Kesehatan

Suhu dan Kelembaban di dalam rumah merupakan faktor

yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Menurut


21

Kepmenkes RI No 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan

kesehatan perumahan, suhu nyaman yaitu antara 18-30 0C dan

kelembaban antara 40-70%. Ketidaknyamanan mulai terasa bila

suhu udara sudah jenuh dengan keringat dan temperatur ruangan

mendekati suhu tubuh yaitu 370C. suhu terasa panas jika tidak

aliran udara dengan lancar di dalam rumah.

Rumah yang sehat harus terjadi aliran udara yang kontinyu

dari luar ke dalam dan dari dalam keluar. Aliran udara di dalam

rumah tidak boleh terlalu keras karena gerak angin yang keras

dapat meniup badan orang sehingga bisa menyebabkan penurunan

mendadak dan dapat menyebabkan jaringan perifer (kulit)

mengalami kontraksi sehingga aliran udara di daerah perifer

berkurang. Hal ini akan menyebabkan turunnya daya tahan tubuh

dan mudah terkena infeksi di daerah perifer. Akibat aliran udara

yang keras di dalam ruangan rumah bisa menyebabkan Colds

(masuk angin), pilek dan gangguan saluran pernafasan lainnya.

Dalam rumah ada jenis tungau yang hidup pada debu rumah yang

menyebabkan allergicrhinitis (bersin-bersin alergi) dan namanya

Dermatophagoides farinae, tungau jenis ini berwujud transparan

sebesar 0,3 mm, hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Hidup di

tempat panas yaitu sekitar 180C dan kelembaban yaitu 75%

misalnya pada kasur, selimut dan karpet. Tungau ini hidup dari
22

serpihan kulit manusia. Kulit manusia dan hewan, dan tinjanya

bersifat alergen (Machfoed, 2004).

Kelembaban dalam rumah yang tinggi menyebabkan kulit

kering, bibir pecah-pecah, kulit sukar melepas panas dan hidung

berdarah. Suhu dan Kelembaban yang tinggi bisa juga

berpengaruh terhadap kejadian penyakit infeksi saluran pernafasan

akut. Suhu dan Kelembaban erat kaitannya dengan pertumbuhan

dan perkembangan virus, bakteri dan jamur. Kelembaban ruang

yang berlebihan menyebabkan penyakit, jamur dan lumut

berkembang, daya isolasi kalor pada dinding (ruang mudah panas),

ketahanan bangunan berkurang dan estetika berkurang karena cat

yang mengelupas (Bona, 2005).

B. Kerangka Konsep

Penggunaan
Lantai dan Penghuni
Kipas Angin
dinding padat

Suhu dan Suhu dan

Kurang Kelembaban Kelembaban

pencahayaan ruang tidur tidak ruang tidur


memenuhi syarat memenuhi syarat

Kamar tidur atap

Ket : yg dicetak miring adalah yang diteliti


23

C. Hipotesa

Ada hubungan antara penggunaan kipas angin dengan suhu dan

kelembaban di Pemondokan “ X “ Sapen Gondokusuman Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai