Anda di halaman 1dari 17

KELEMBABAN

TERHADAP MANUSIA
DAN BANGUNAN

KELOMPOK 3

APA ITU KELEMBABAN?


Kelembaban (moisture, humiditydandampness) mengacu padajumlah partikel air
(uap air) yang ada di udara.
Saat cuaca berawan, atau musim hujan, akan ada kelembaban yang tinggi di udara.
Tingkat kelembaban rendah juga dapat terjadi di tempat-tempat yang sangat panas
dimana tidak ada hujan selama berbulan-bulan.

APA PERBEDAANANTARA MOISTURE,


HUMIDITY, DANDAMPNESS?
Moisture, humiditydandampness, dalam bahasa Indonesia memiliki kata
yang sama yaitu lembab.
Moisture dalam bangunan berupa uap air atau titik air atau basah, biasanya
dapat dirasakan atau dilihat pada obyek atau menempel pada bahan
bangunan.
Humidity merupakan tingkat basah yang ada di udara dari hasil penguapan
air, keberadaannya tidak selalu dapat dirasakan, kecuali ketika mengembun
dalam bentuktetesan air pada permukaan bangunan yang lebih dingin dari
sekitarnya.
Istilah dampness merupakan indikator lembab yang tergantung dari
sumber masalah di dalam bangunan. Misalnya: damp stain and spots
(bercak noda pada dinding), damp water damage (dinding rusak karena
lembab).

APA YANG TERJADI BILA


KELEMBABAN RELATIF TINGGI?
Jika tingkat kelembaban relatif tinggi, karena kondisi eksternal
(seperti suhu udara terbuka atau faktor manusia) udara akan
membawa lebih banyak uap air yang dapat mengakibatkan kondisi
seperti embun pada permukaan yang dingin, menyebabkan
kelembaban di sekitar kita.
Sebagai kumpulan air yang terbentuk pada dinding, jendela dan
pintu, permukaan ini mengundang berkembang-biaknya jamur dan
lumut yang menjadi sumber berbagai masalah kesehatan kita.
DAMPAK PADA MANUSIA

DAMPAK PADA BANGUNAN

DAMPAK KELEMBABAN TINGGI


PADA MANUSIA
1.) Jamur, bersama dengan tungau dan debu sering
menyebabkan masalah pernapasan seperti:
Asma
Alergi
Batuk
2.) Udara yang lembab kaya akan uap air, tubuh anda mungkin
keringat mengucur deras dan anda mungkin mengalami kegerahan
bahkan selama cuaca berawan.
3.) Reumatik

APA YANG TERJADI BILA


KELEMBABAN RELATIF TINGGI?
Jika tingkat kelembaban relatif tinggi, karena kondisi eksternal
(seperti suhu udara terbuka atau faktor manusia) udara akan
membawa lebih banyak uap air yang dapat mengakibatkan kondisi
seperti embun pada permukaan yang dingin, menyebabkan
kelembaban di sekitar kita.
Sebagai kumpulan air yang terbentuk pada dinding, jendela dan
pintu, permukaan ini mengundang berkembang-biaknya jamur dan
lumut yang menjadi sumber berbagai masalah kesehatan kita.
DAMPAK PADA MANUSIA

DAMPAK PADA BANGUNAN

DAMPAK KELEMBABAN TINGGI PADA BANGUNAN

1.) Kelembaban juga dapat menyebabkan dinding kertas atau lukisan menjadi lepek,
atau bahkan menyebabkan dinding plester yang baru dikerjakan mengalami retak.
2.) Tingkat kelembaban tinggi di rumah kita dapat menyebabkan pintu kayu atau
jendela memuai atau melebar sehingga tidak sesuai dengan ukuran kusen.
3.) Dinding basah yang selanjutnya menyebabkan tumbuh jamur, ruangan lembab,
bahan dari kayu membusuk

APA YANG TERJADI BILA


KELEMBABAN RELATIF RENDAH?
Ketika kelembaban turun di bawah tingkat kenyamanan, anda mungkin
akan mengalami udara kering. Seperti udara lembab yang sangat
tinggi, udara kering juga dapat menyebabkan masalah kesehatan

Dampak pada Manusia


Kulit kering, bibir pecah-pecah, dan lain-lain. Ketika Anda bernafas
dalam udara dingin dan sangat kering, anda juga mungkin mengalami
kesulitan bernafas atau mendapatkan sakit tenggorokanselama pagi
dan malam hari di saat musim angin.

Dampak pada Bangunan


Tidak seperti tingkat kelembaban tinggi, udara kering tidak
berpengaruh begitu banyak pada alat-alat rumah tangga. Akan tetapi
furnitur seperti pintu, jendela biasanya menciut akibat kekeringan
ekstrim udara di sekitarnya.

ADAKAH PENGARUH KELEMBABAN


TERHADAP KUALITAS UDARA?
Untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dalam suatu bangunan,
kualitas udara juga harus baik, kelembaban junga merupakan faktor
yang mempengaruhi kualitas udara. Berikut adalah faktor-faktor
penunjang udara yang baik:
Kelembaban udara, antara 40 70 %;
Suhu udara nyaman, antara 18 30 oC;
Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam;
Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap penghuni;
Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam;
Gas formaldehid kurang dari 120 mg per meter kubik.

BAGAIMANA CARA MENDAPATKAN


KELEMBABAN YANG TEPAT?
Untuk mendapatkan kelembaban yang tepat harus terjadi pergantian
udara (udara ruangan yang sudah terpakai dengan udara segar).
Udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur dan kelembaban
udara dalam ruangan.
Untuk mencapai kenyamanan udara seperti dimaksud di atas
diperlukan adanya sistem ventilasi yang baik.
Membuat sistem ventilasi harus dipikirkan masak-masak. Pembuatan
lubang-lubang ventilasi dan jendela harus serasi dengan luas kamar
dan sesuai dengan iklim di tempat itu.
Di daerah yang berhawa dingin dan banyak angin. Jangan membuat
lubang-lubang ventilasi yang lebar. Cukup yang kecil-kecil saja. Tetapi
di daerah yang berhawa panas dan tidak banyak angin, lubang
ventilasi dapat dibuat agak lebih besar.

SISTEM VENTILASI
Ventilasi pada bangunan rumah umumnya digunakan untuk
kebutuhan sirkulasi udara seperti keluarnya udara / hawa panas,
gas, asap.
Ventilasi dapat dibuat berbagai macam tergantung akan kebutuhan
untuk sirkulasi udara panas, gas, dan asap yang sesuai dengan
tujuannya.
Adapun bentuk ventilasi ialah seperti berikut :

1.) Ventilasi Cerobong


Ventilasi cerobong umumnya
digunakan untuk sirkulasi asap
dapur, pabrik dan bengkel
tempa yang berhubungan
dengan kegiatan yang
mengeluarkan asap

2.) Ventilasi Pemotongan Tegak


Sirkulasi udara segar dan udara panas dalam ruangan, gas dan asap
dapat melalui suatu lobang pada atap dengan dibuat pemotongan
atap secara vertikal

1.) Ventilasi Lobang Jendela


Sirkulasi udara panas dalam
ruang dapat pula melalui lobang
jendela. Gedung-gedung besar
dan gedung rumah tinggal
umumnya untuk sirkulasi udara
segar melalui lobang jendela.
Jendela dapat berfungsi ganda
baik sebagai ventilasi cahaya
alami, juga dapat difungsikan
sebagai sirkulasi udara

SIRKULASI UDARA DENGAN


SISTEM VENTILASI
HORISONTAL

Membuat lubang-lubang ventilasi pada bidang-bidang


yang saling berseberangan (cross ventilation),

Memanfaatkan perbedaan suhu pada masing-masing


ruang, karena udara akan mengalir dari daerah dengan
suhu rendah (yang mempunyai tekanan tinggi) kedaerah
dengan suhu tinggi (yang mempunyai tekanan rendah).
Untuk itu, perlu memperhatikan:
1). Spesifikasi arah angin dominan pada suatu lokasi
dimana bangunan akan didirikan
2). Dengan memperhitungkan perancangan tata ruang
yang dapat menghasilkan ruang dengan kondisi suhu
ruang yang bervariasi, untuk mengarahkan dan
memperlancar sirkulasi udara ruang, yaitu dengan
upaya pengolahan pelubangan-pelubangan yang
berbeda-beda.

Pada kasus tertentu angin yang masuk ke ruangan terlalu kencang. Untuk mengatasinya diadakan
louvre atau kisi-kisi pada ventilasi untuk membelokkan dan memperlambat kecepatan angin yang
masuk, sehingga ruangan terasa nyaman. Brown (1987:87) menyatakan bahwa dengan dipasangnya

SIRKULASI UDARA DENGAN


SISTEM VENTILASI VERTIKAL

Mangunwijaya (1980:153) menyebutkan bahwa prinsip


perancangan ventilasi vertikal adalah berdasarkan
suatu teori bahwa udara kotor dan kering akan selalu
mengalir keatas secara alamiah, sedangkan udara
segar dengan berat jenis yang lebih besar akan selalu
mengalir kebawah atau selalu mendekati lantai.
Penerapan prinsip-prinsip tersebut mencakup:
1.) Pelubangan dan atau kisi-kisi pada langit-langit,
yang memungkinkan udara kotor dan kering bisa
menerobos keluar ruangan secara vertikal,
2.) Adanya pori-pori pada atap, aplikasinya pada
susunan genting yang masih mempunyai sela-sela.
3.) Penerapan skylight, yaitu upaya memanfaatkan
sinar matahari dengan sistem pencahayaan dari atap,
yang dikombinasikan dengan lubang-lubang ventilasi
vertikal pada daerah tersebut, dengan demikian panas
akibat adanya radiasi sinar matahari dari skylight bisa
berfungsi sebagai penyedot udara, hal ini disebabkan
didaerah tersebut terjadi tekanan udara rendah akibat
timbulnya kenaikan suhu udara,

Mangunwijaya juga menyebutkan


bahwa, perencanaan penghawaan alami
pada perencanaan bangunan akan lebih
efektif apabila merupakan
penggabungan antara sistem ventilasi
horisontal dengan sistem ventilasi
vertikal, karena kedua sistem tersebut
akan saling menunjang. Berdasarkan
penelitian, upaya tersebut ternyata bisa
menaikkan tingkat keberhasilan 10%
dibandingkan apabila sistem tersebut
diterapkan secara terpisah.

Anda mungkin juga menyukai