Anda di halaman 1dari 18

Fisika Bangunan

Sistem Akustik

Hardiana
D51114008

Pengertian Akustik dan Kebisingan


a. Akustik adalah ilmu yg mempelajari tentang
suara,bagaimana
suara
diproduksi,
perambatannya,
dampaknya, serta mempelajari bagaimana suatu ruang /
medium meresponi suara dan karakteristik dari suara itu
sendiri.
b. Menurut McGraw-Hill Dictionary of Scientific and
Technical Terms , noise sound which is unwanted (bunyi
yang tidak dikehendaki). Kata ini disepadankan dengan
kata Indonesia kebisingan atau derau.

Penataan bunyi pada bangunan mempunyai dua tujuan, yaitu


untuk kesehatan dan untuk kenyamanan. Penataan bunyi akan
melibatkan empat elemen yang harus dipahami oleh seorang
perancang yaitu sumber bunyi (sound source), penerima bunyi
(receiver), media dan gelombang bunyi (soundwave).
Pemerintah Indonesia memiliki aturan kebisingan dalam
Undang Undang No. 16/2002 mengenai Bangunan Gedung
(UUBG). Dalam UUBG, peraturan kebisingan hanya
dimasukkan dalam pasal mengenai kenyamanan, belum
sampai pasal mengenai kesehatan.

Cara mengatasi kebisingan


1. Reduksi Kebisingan secara Alami
2. Reduksi Kebisingan secara Alami

Reduksi Secara Alami


a. Jarak

Reduksi Secara Alami


b. Serapan Udara
Serapan yang lebih besar akan terjadi pada udara
bersuhu rendah dibandingkan dengan udara
bersuhu tinggi. Serapan juga terjadi lebih baik
pada udara dengan kelembaban relatif rendah,
dibandingkan pada udara dengan kelembaban relatif
tinggi.

Reduksi Secara Alami


c. Angin
Pengaruh angin dalam mengurangi kekuatan bunyi
adalah fenomena yang belum dapat dipahami
sepenuhnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
kecepatan dan arah angin.

Reduksi Secara Alami


d. Permukaan Tanah
Permukaan yang lunak akan menyerap bunyi yang
merambat, sehingga bunyi yang diterima titik
tersebut
akan
melemah kekuatannya. Adapun
permukaan bumi yang keras tidak menyerap
gelombang
bunyi
merambat
tetapi
justru
memantulkannya, sehingga bunyi yang sampai ke
suatu titik pada jarak tertentu dari sumber bunyi
dapat menjadi lebih kuat.

Reduksi Secara Alami


e. Halangan
Halangan alamiah terjadi ketika di antara sumber
bunyi dan suatu titik berdiri penghalang yang
tidak sengaja dibangun oleh manusia, seperti
kontur alam yang membentuk bukit dan lembah.

Reduksi secara Buatan


1. Penghalang Buatan
Penghalang buatan (sound barrier atau
barrier) dapat pula menjadi pilihan ketika
pengurangan kebisingan melalui pemilihan
layout bangunan tidak memberikan reduksi
maksimal.
2. Penggunaan Interior Bangunan

Penghalang Buatan
a. Posisi atau peletakan
Pada permukaan bumi yang berkontur tajam, dalam kasus di mana
keberadaan bangunan lebih rendah dari jalan dan berada di balik
bukit, di manapun barrier diletakkan, akan tercapai hasil yang
maksimal. Sedangkan pada keadaan di mana lahan bangunan lebih
tinggi dari jalan (setidaknya ada selisih 1 m), ketinggian barrier
menjadi faktor yang lebih penting dibandingkan faktor posisi.

Penghalang Buatan
b. Dimensi
Penghitungan ketinggian barrier yang tepat diharapkan
dapat menjadi solusi bagi masalah kebisingan sekaligus
memungkinkan aliran udara yang sangat diperlukan oleh
bangunan. Usahakan agar barrier dibangun sepanjang lebar
lahan bagian depan yang berhubungan langsung dengan
jalan. Pintu atau gerbang untuk akses dapat diletakkan
berhadapan dengan ruang yang tidak membutuhkan
ketenangan secara signifikan,

Penghalang Buatan
c. Material
Gelombang bunyi yang mampu menembus celah atau retakan yang
sangat kecil serta mampu menggetarkan objek-objek, maka pemakaian
bahan yang berat, tebal dan masif (tanpa cacat serta homogen) yang
dipasang secara rigid, kokoh dan permanen sangatlah diharapkan.
Untuk mendukung reduksi 0 - 10 dBA diperlukan bahan dengan berat
minimal 5 kg/m2
Untuk mendukung reduksi 11-15 dBA diperlukan bahan dengan berat
minimal 10 kg/m2
Untuk mendukung reduksi 16-20 dBA diperlukan bahan dengan berat
minimal 15 kg/m2

Penghalang Buatan
d. Estetika
Faktor ini penting diperhatikan agar barrier yang
dibangun tidak menutupi fasade atau tampak
depan bangunan dengan terlalu ekstrim. Hal ini patut
mendapatkan perhatian yang serius terutama agar
barrier tidak mengganggu fasade bangunan.

Interior
a.Bahan Berpori
Karakteristik dasar dari semua bahan berpori seperti ini adalah
mengubah energi bunyi yang datang menjadi energi panas
dalam pori-pori dan diserap, sementara sisanya yang telah
berkurang
energinya
dipantulkan
oleh
permukaan
bahan.Bahan akustik yang termasuk kategori ini adalah papan
serat (fiber board), plesteran lembut (soft plasters), mineral
wools dan selimut isolasi.

Interior
b. Penyerap Panel
Penyerap panel merupakan bahan kedap yang dipasang pada
lapisan penunjang yang padat (solid baking) tetapi terpisah
oleh suatu rongga. Bahan ini berfungsi sebagai penyerap panel
dan akan bergetar bila tertumbuk oleh gelombang bunyi.
Getaran lentur dari panel akan menyerap sejumlah energi
bunyi yang datang dan mengubahnya menjadi energi panas.

Interior
c.Karpet
Karpet selain digunakan sebagai penutup lantai, juga
digunakan sebagai bahan akustik karena kemampuannya
mereduksi dan bahkan meniadakan bising benturan dari atas
atau dari permukaan seperti suara seretan kaki, bunyi langkah
kaki, pemindahan perabot rumah dan sebagainya.

Sumber
IR. H. SIDIK HANANTO, MT.Handout Perkuliahan Mata Kuliah Fisika Bangunan S1
Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI, 2010
Mashuri.
PENGGUNAAN
AKUSTIKA
LUAR-RUANGAN
DALAM
MENANGGULANGI KEBISINGAN PADA BANGUNAN. 2007.Jurnal
SMARTek.

Anda mungkin juga menyukai