Anda di halaman 1dari 7

Sumber: https://bondanprihastomo.wordpress.

com/seputar-arsitektur-interior/akustika-luar-
ruangan/

Akustika Luar Ruangan


 
Persoalan kebisingan di negara berkembang dengan iklim tropis-lembab khususnya dalam hal
ini di Indonesia seringkali lebih rumit dibandingkan di negara beriklim tropis-kering.
Masalah kebisingan belum begitu diperhatikan oleh masyarakat umum. Masyarakat
cenderung mengabaikan masalah kebisingan karena alasan-alasan klasik seperti mahalnya
biaya dan belum adanya informasi yang jelas mengenai akibat buruk kebisingan bagi
kesehatan masyarakat pada umumnya.

Di daerah iklim tropis-lembab, kebisingan terkadang berlawanan dengan aliran udara dan
cahaya. Banyaknya bukaan akan berakibat baik untuk aliran udara, namun suara-suara bising
akan masuk. Dibawah ini beberapa alternatif untuk mengendalikan kebisingan diluar
bangunan.

I. Reduksi Kebisingan secara Alamiah

Faktor-faktor alami yang bisa mereduksi kebisingan diantaranya :

a. Jarak

Seperti yang kita tau, gelombang bunyi memerlukan waktu untuk merambat. Dalam kasus di
permukaan bumi, gelombang bunyi merambat melalui udara. Dalam perjalanannya,
gelombang bunyi akan mengalami penurunan intensitas karena gesekan dengan udara.
Menurut penelitian, pada sumber bunyi tunggal, setiap kali kita menjauhi sumber 2x lipat
jauhnya, intensitas bunyi berkurang sebesar 6dB. Pada sumber bunyi majemuk, akan
berkurang 3dB.

b. Serapan Udara

Udara mempunyai massa. Udara mengisi ruang kosong diatas bumi dan digunakan oleh suara
untuk merambat. Namun adanya udara juga sebagai penghambat gelombang suara.
Gelombang suara akan mengalami gesekan dengan udara. Udara yang kering akan lebih
menyerap udara daripada udara lembab, karena adanya uap air akan memperkecil gesekan
antara gelombang bunyi dengan massa udara. Juga udara yang bersuhu rendah akan lebih
menyerap suara daripada udara bersuhu tinggi, karena suhu rendah membuat udara menjadi
lebih rapat sehingga gesekan terhadap gelombang bunyi akan lebih besar.
c. Angin

Arah angin akan mempengaruhi besarnya frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar.
Arah angin yang menuju pendengar akan mengakibatkan suara terdengar lebih keras, begitu
juga sebaliknya.

d. Permukaan Tanah

Seperti benda apapun di dunia, permukaan lembut akan menyerap suara. Permukaan bumi
yang berupa tanah dan rumput, merupakan barrier yang sangat alami. Suara yang datang akan
terserap langsung. Sebaliknya, permukaan yang tertutup aspal jalan atau konblok akan
langsung memantulkan bunyi.
II. Menata Lay Out Bangunan

Lahan yang luas tidak akan membingungkan dalam mengatasi keisingan, karena masih
adanya jarak yang bisa dimaksimalkan untuk menjauhi sumber bunyi. Berbeda halnya dengan
lahn di perkotaan yang memaksa kita untuk membuat bangunan dengan bentuk layout yang
sesuai untuk mengatasi kebisingan. Satu-satunya cara adalah menata layout bangunan,
dimana peletakan ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan jauh dari jalan raya. Bentuk L
sebuah bangunan hunian adalah bentuk yang ideal dalam hal mengatasi kebisingan.
Sedangkan bentuk U cocok  untuk bangunan komersial, dengan catatan ruang antar kiri kanan
bangunan tidak digunakan untuk kendaraan.

III. Penghalang Buatan


Penggunaan barrier buatan bisa diaplikasikan ketika penghalang alami kurang maksimal
dalam mengurangi kebisingan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
penghalang buatan diantaranya adalah :

1. Posisi/Peletakan

Posisi yang dimaksud adalah jarak penghalang dengan bangunan. Pada tempat yang lapang,
jarak bisa dengan mudah diatur. Namun ketika dihadapkan dengan lahan yang sempit, harus
dipikirkan secara lebih matang. Misalkan, perlunya pagar keliling depan bangunan yang
menghadap jalan raya. Kemudian peletakan posisi pintu gerbang sebaiknya menghadap
bagian bangunan yang kosong, atau lapang, dan tidak memerlukan ketenangan yang leih dari
ruangan lain.

2. Dimensi

Dimensi yang dimaksud disini mempunyai dua unsur, yakni ketebalan dan ketinggian. Pada
kondisi dimana bangunan sejajar dengan ketinggian jalan, maka jarak antara bangunan dan
penghalang buatan lebih gampang diatur. Namun ketika bangunan lebih tinggi konturnya
daripada jalan, maka ketinggian penghalang menjadi faktor yang utama. Perlu diketahui,
gelombang bunyi bisa berdefraksi ketika melewati penghalang. Jadi untuk mendapatkan
barrier yang maksimal, barrier sebaiknya lebih tinggi daripada dinding bangunan terdekat.
Selain itu bisa diakali dengan memberikan ruang lapang dibelakang barrier, sehingga defraksi
bunyi jatuh ke ruang lapang tersebut, tidak langsung menabrak dinding bangunan.

3. Material

Peletakan dan dimensi saja tidak cukup untuk mendapatkan barrier yang maksimal. Kita tahu
bunyi akan memantul atau terserap tergantung permukaan penghalang yang ditabrak. Bunyi
dapat menembus celah2 yang sangat kecil sekalipun, sehingga, penggunaan penghalang yang
kokoh, rigid, dan permanen sangatlah disarankan.

4. Estetika

Faktor estetika dalam analisis barrier tidak begitu diperhatikan. Namun secara arsitektural
menjadi sangat penting, karena biasanya posisi barrier ada di bagian depan bangunan. Untuk
itu, meskipun sudah terpenuhi antara posisi, dimensi dan materialnya, namun ketika
berbentuk kurang bagus, akan sangat menurunkan nilai komersial bangunan. Saat ini
beragam kreatifitas untuk mempercantik barrier/penghalang bising sudah banyak
dikembangkan.

( Sumber : Akustika Bangunan )

Sumber: https://prezi.com/anu9wkfzm7_k/penerapan/

A. Pengertian
Teknik akustik adalah cabang ilmu teknik yang merupakan aplikasi praktis dari ilmu akustik, termasuk
pengendalian suara dan getaran, reproduksi dan penyiaran suara, serta penggunaan instrumen
suara untuk mengukur dan memeriksa atau memroses berbagai bahan.
Penerapan
Teknik Akustik
Pada Bangunan
Faktor yang mempengaruhi
F. Aplikasi Akustik pada Bangunan Sekolah
Tujuan :
Salah satu tujuan teknik akustik adalah pengurangan kebisingan yang tidak diinginkan, yang bisa
disebut dengan pengendalian kebisingan.
Akustik Bangunan ( akustik arsitektural) adalah aplikasi ilmu teknik dalam mencapai kualitas suara
yang baik di dalam bangunan.
Tujuan akustik ruangan ialah untuk mengoptimalkan transmisi (transmition = pengiriman,
penerusan)suara dan mendengarkan kondisi dalam ruangan
Sedangkan pada "akustik bangunan" berusaha untuk menghambat transmisi suara antar ruangan
dari bangunan atau mencegah kebisingan eksternal saat memasuki gedung.
Dengan demikian, akustik bangunan harus dilakukan dengan kontrol kebisingan pada bangunan.
• speaker,
• instrumen musik,
• lebih biasanya pengeras suara televisi ,
• bunyi kipas angin,
• sumber suara eksternal.

• sepatu orang berjalan,


• instalasi air,
• memukul paku di tembok
Faktor – faktor yang mempengaruhi akustik bangunan
• Merambat melalui udara
• Merambat melalui struktur

Dihasilkan oleh sumber - sumber


yang berhubungan langsung
dengan mekanik dinding / lantai dan mengerahkan gaya lain di atasnya
Melalui Udara :
Melalui Struktur :
Dua syarat agar murid dapat mendengarkan pelajaran dengan baik:
Pertama adalah lingkungan yang tidak bising
Bising latar belakang ini bisa datang dari lalu lintas di jalan, aktivitas di sekitar sekolah, suara dari
kelas sebelah, dan juga bising dari mesin penyejuk udara (air conditioner/AC).
Syarat kedua adalah waktu dengung yang rendah. Waktu dengung adalah ukuran menunjukkan
seberapa cepat suara akan menghilang. Semakin tinggi waktu dengung akan semakin lama suara itu
bertahan di dalam ruangan
1. Hilangkan bising yang paling dominan
3. Kurangi jarak dengan murid
2. Kurangi dengung ruangan
Misalnya,b ising lalu lintas dapat dikurangi dengan menutup jendela yang mengarah ke jalan.
Dengung ruangan dapat dikurangi dengan mengurangi permukaan dinding yang keras. Hal ini dapat
dilakukan dengan menutup dinding dengan tirai yang agak tebal.
Dengan mengubah model pembelajaran dimana guru berada di tengah siswa.
Salam Akustik
Andri Setiyawan
K2510008
Pendidikan Teknik Mesin
FKIP
UNS
1. Jarak

Seperti yang kita tau, gelombang bunyi memerlukan waktu untuk merambat. Dalam kasus di
permukaan bumi, gelombang bunyi merambat melalui udara. Dalam perjalanannya, gelombang
bunyi akan mengalami penurunan intensitas karena gesekan dengan udara
2. Serapan Udara
3. Angin
Arah angin akan mempengaruhi besarnya frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar. Arah angin
yang menuju pendengar akan mengakibatkan suara terdengar lebih keras, begitu juga sebaliknya.
4. Permukaan Tanah
D. Menata Lay Out bangunan
C. Reduksi Kebisingan secara Alamiah
Udara yang kering akan lebih menyerap udara daripada udara lembab, karena adanya uap air akan
memperkecil gesekan antara gelombang bunyi dengan massa udara. Juga udara yang bersuhu
rendah akan lebih menyerap suara daripada udara bersuhu tinggi, karena suhu rendah membuat
udara menjadi lebih rapat sehingga gesekan terhadap gelombang bunyi akan lebih besar.
Permukaan bumi yang berupa tanah dan rumput, merupakan barrier yang sangat alami. Suara yang
datang akan terserap langsung. Sebaliknya, permukaan yang tertutup aspal jalan atau konblok akan
langsung memantulkan bunyi.
. Satu-satunya cara adalah menata layout bangunan, dimana peletakan ruang-ruang yang
membutuhkan ketenangan jauh dari jalan raya. Bentuk L sebuah bangunan hunian adalah bentuk
yang ideal dalam hal mengatasi kebisingan. Sedangkan bentuk U cocok untuk bangunan komersial,
dengan catatan ruang antar kiri kanan bangunan tidak digunakan untuk kendaraan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penghalang buatan diantaranya adalah :
1. Posisi / peletakan
Posisi yang dimaksud adalah jarak penghalang dengan bangunan
2. Dimensi
Dimensi yang dimaksud disini mempunyai dua unsur, yakni ketebalan dan ketinggian.
3. Material

Peletakan dan dimensi saja tidak cukup untuk mendapatkan barrier yang maksimal. Kita tahu bunyi
akan memantul atau terserap tergantung permukaan penghalang yang ditabrak. Bunyi dapat
menembus celah2 yang sangat kecil sekalipun, sehingga, penggunaan penghalang yang kokoh, rigid,
dan permanen sangatlah disarankan

4. Estetika
Estetika
Faktor estetika dalam analisis barrier tidak begitu diperhatikan. Namun secara arsitektural menjadi
sangat penting, karena biasanya posisi barrier ada di bagian depan bangunan.
Untuk mendapatkan barrier yang maksimal, barrier sebaiknya lebih tinggi daripada dinding
bangunan terdekat. Selain itu bisa diakali dengan memberikan ruang lapang dibelakang barrier,
sehingga defraksi bunyi jatuh ke ruang lapang tersebut, tidak langsung menabrak dinding bangunan.

Anda mungkin juga menyukai