Analisis Bangunan
Analisis merupakan suatu proses melalui serangkaian hubungan
sebab-akibat dengan memakai suatu pendekatan rasional untuk
memenuhi faktor-faktor semesta yang menyusun dan mengatur kerangka
dari konsep-konsep nyata kita yang lengkap
Proses analitik dimulai dengan pengenalan akan kebutuhan-kebutuhan
itu tersendiri yaitu, pemahaman apa yang belum dimengerti, penyesuaian
dengan fakta lapangan, dan berakhir pada pengevaluasian terhadap
karakteristiknya.
Analisis bangunan, seperti proses analitik lainnya, sehingga dalam
menggambarkannya langkah pertama harus menentukan apa yang
diperlukan. Mengapa analisis bangunan diperlukan? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, pertama-tama kita harus tau apa yang dilakukan
analisis bangunan. Berdasarkan definisi umum, analisis bangunan adalah
studi untuk mementukan elemen-elemen yang penting untuk
menentukan karakteristik dan persyaratan ruang yang dibutuhkan untuk
membangun sebuah proyek bangunan. Fungsi utama dari proses ini
adalah untuk mengatur batasan keperluan yang dibutuhkan dalam suatu
proyek.
1.4
Jika dua unsure pokok yang pertama dari suatu prosedur penyusunan
program arsitektur dapat dikenali sebagai analisis dan penyusunan
program, dan tujuan dasar dari unsure pokok ini adalah untuk melengkapi
proses perancangan dengan elemen asimiliasi dan studi umum yang
penting bagi pengembangnya, kita pertama-tama harus membahas faktor
penting ini yang menyusun proses perancangan dan perhubungannya
dengan proses-proses arsitektur berikutnya agar menentukan elemenelemen dari suatu program bangunan yang sesungguhnya.
Perancangan ruang, bila dihubungkan dengan proyek pembangunan,
harus berkenaan dengan kondisis-kondisi semesta (alam, waktu, manusia)
yang menentukan untuk setiap tahap pembangunannya. Agar mencapai
sasaran fungsionalisme, proses perancangan tidak hanya harus
mengembangkan skema-skema pemecahan masalah tertentu, tetapi
mengusahakan sedemikian rupa dengan alat-alat yang akan membantu
menyelesaikan masalah tersebut dan bisa didapatkan dengan logic.
Sebagai ringkasan kerangka prosedur perancangan professional yang
lengkap dengan gambaran persyaratan dan informasi yang penting, tipa
program bangunan yang luas harus mempertimbangkan tujuan-tujuan
pemenuhan berikut ini:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Fungsional
Biologic
Psikologik
Sosiologik
Alamiah
Lingkungan
Tempo (waktu)
Ekonomi
Peraturan
Mungkin faktor-faktor tersebut tidak berlaku disatiap kasus, namun
faktor tersebut harus dipertimbangkan dan diperiksa sebelum proses
penyusunan program arsitektur diselesaikan. Di dalam dunia
perancangna prosesional, akan selalu terdapat kebutuhan yang cermat
akan hal-hal spesifik dan kondisi-kondisi yang mempengaruhi tiap
proses operasi dasarnya. Dengan membuat suatu analisis faktor-faktor
secara cermat yang akan mengantarkan pada jalur tindakan yang
semestinya.
2.1 Susunan
Perancangan memerlukan suatu masalah sebagai sebab dari tindakan dan
diharapkan mendapatkan pemecahan dari suatu tujuan pengejaran. Lebih
lanjut, perancangan sesungguhnya merupakan suatu prosedur yang
tersusun oleh sekumpulan dasar dalil yang memberikan suatu rumusan dari
maksud dan tujuan. Prosedur ini bila dikembangkan, akan menghasilkan
suatu pola kemungkinan yang menggambarkan tanggapan dari masalah
utama juga menunjukan akibat langsung dari suatu aturan.
Dalam segi ini, suatu pernyataan masalah perancangan tidak hanya
mengandung pertanyaan and tugas penting yang harus dicapai, teteapi juga
menentukan langkah apa yang akan diambil selanjutnya. Perancang menjadi
seorang professional tidak lagi seluruhnya bersifat subjektif, tetapi lebih
banyak berhubungan dengan rekan sekawannya. Untuk alasan inilah
seorang perancang professional harus selalu dikenal sebagai kekayaan
masyarakat yang paling berharga, karena ia sesuai dengan definisinya
merupakan seseorang yang mendamaikan suatu bentuk seni murni agar
memungkinkan kemampuan artistiknya memelihara hubungan langsung
melayani umat manusia.
Berikut ini adalah daftar ahli professional yang menawarkan pelayanan jasa
perancangan:
Arsitek
Seniman komersial
Perancang Industri
Perancang Interior
Arsitek Pertanaman
Perencanaan Kota
Tidak ada sistem penyusunan program yang memberikan semua data yang
diperlukan. Kebnayakan, akan menimbulkan pertanyaan dan proses
pembuatan keputusan baru. Suatu metode tanpa revisi adalah keliru. Dilain
pihak, tiap metode yang tidak memungkinkan pembentukan suatu gambaran
yang luas akan kebutuhan dan persyaratan sebagai faktor penentu dari
suatu susunan masalah perancangan jelas lebih buruk.
Sistem dan Teknik yang ada
Perkembangan dari sistem yang menentukan langkah-langkah penyusunan
program. Rangkaian itu meliputi proses perencanaan, proses penyelidikan,
penentuan tujuan, proses analitik, proses penyusunan program dan
gambaran program. Tiap sistem penyusunan program yang menyeluruh
yang didasarkan pada pendekatan tradisional ini harus berisikan elemenelemen dasar berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Prosedur perencanaan
Metodologi penyelidikan
Sistem penentuan tujuan
Sistem analitik
Proses penyusunan program
Sistem analisis biaya dan metode penjadwalan
Teknik penyajian
Namun harus diingat bahwa terlalu banyak analisis dan penyusunan
program pada permulaan dapat sangat merusak, karena langkahlangkah pertama dari proses perancangan dapat menjadi
membingungkan dan dilingkupi oleh suatu informasi yang berlebihlebihan yang merusak pelaksanaan rancangan skematik yang berhasil.
Kondisi manusia
Fungsional
Fisik
Psikologik
Sosiologik
Peraturan
Ekonomi
Kondisi waktu
Masa lampau
Masa kini
Masa depan
Maka, di dalam menentukan kondisi-kondisi pemenuhan kebutuhan
dari tiap kegiatan programatik kita dapat mencatat Sembilan bahan
dasar:
1. Alam
2. Lingkungan
3. Fungsi
4. Psikologik
5. Fisik
6. Sosiologik
7. Peraturan
8. Ekonomi
9. Waktu
Seperti yang telah disebutkan, struktur dasar dari tujuan
programatik adalah pemenuhan tiga faktor yang universal: ruang,
manusia, waktu. Derajat pemenuhan dari tujuan ini, konsep-konsep
programatik memainkan peran kunci pada penentuan akhir
terhadap prioritas dan hierarki.
Analisis
Jika analisis merupakan pemisahan dari keseluruhan intelektual
atau substansal menjadi unsure-unsur bagi studi tersendiri, maka
langkah utama pada prosedur adalah penentuan yang jelas akan
pemisahan tersebut. Pemisahan ini menyelesaikan dua hal yang
sangat penting. Pertama, analisis dapat dilakukan dalam kerangka
pengelomokkan yang terorganisasikan dan kedua, struktur dasar
dari operasi dapat dipahami lebih jelas. Di dalam membentuk
pemisahan elemen-elemen ini, kita harus meneruskan dengan
cermat dan mengikuti pendekatan yang sistematik. Maka, akan
mengandung dua langkah utama:
1. Penentuan karakteristik komponen penyusun