Anda di halaman 1dari 11

1.

Analisis dan Penyusunan Program


1.1

Analisis Bangunan
Analisis merupakan suatu proses melalui serangkaian hubungan
sebab-akibat dengan memakai suatu pendekatan rasional untuk
memenuhi faktor-faktor semesta yang menyusun dan mengatur kerangka
dari konsep-konsep nyata kita yang lengkap
Proses analitik dimulai dengan pengenalan akan kebutuhan-kebutuhan
itu tersendiri yaitu, pemahaman apa yang belum dimengerti, penyesuaian
dengan fakta lapangan, dan berakhir pada pengevaluasian terhadap
karakteristiknya.
Analisis bangunan, seperti proses analitik lainnya, sehingga dalam
menggambarkannya langkah pertama harus menentukan apa yang
diperlukan. Mengapa analisis bangunan diperlukan? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, pertama-tama kita harus tau apa yang dilakukan
analisis bangunan. Berdasarkan definisi umum, analisis bangunan adalah
studi untuk mementukan elemen-elemen yang penting untuk
menentukan karakteristik dan persyaratan ruang yang dibutuhkan untuk
membangun sebuah proyek bangunan. Fungsi utama dari proses ini
adalah untuk mengatur batasan keperluan yang dibutuhkan dalam suatu
proyek.

1.2 Penyusunan Program Bangunan


Jika analisis bangunan mempelajari tentang fungsi dan evaluasi dari suatu
operasi, penyusunan program bangunan berarti tindakan yang
berlandaskan pada hasil dari analisis tersebut dan merupakan penentuan
akhir akan persyaratan serta kebutuhan ruang terhadap masalah yang
telah ditentukan.
Cyril M. Harris dalam bukunya Dictionary of Architecture and
Construction, membuat definisi Program sebagai:
Sebuah pernyataan yang dibuat atau oleh pemilik, dengan atau tanpa
bantuan arsitek, menyatakan syarat dan tujuan untuk sebuah proyek
bangunan termasuk kegunaan umumnya, dan persyaratan yang
terperinci, sedemikian rupa seperti sebuah daftar lengkap dari ruangan
yang diperlukan, ukurannya, fasilitas-fasilitas khususnya, dan lain-lain.
Penyusunan program bangunan merupakan dasar dari seluruh tahapan
perancangan professional. Tentu saja jelas bahwa tidak dapat ada

penyusunan program bangunan tanpa beberapa derajat analisis


bangunan yang mendahuluinya. Di samping itu, terdapat beberapa
derajat karakteristik dari tahap penyusunan program yang tidak dapat
dijumpai pada proses analitik.
Analisis menyelidiki dan mengevaluasi, sementara penyusunan program
mengatur evaluasi, menentukan pola-pola mana jalur tindakan dapat
ditempuh. Maka, penyusunan program adalah proses pembuatan
keputusan melalui mana suatu pengaturan konseptual dari persyaratan
serta perhubungan ruang diterima, diubah, disesuaikan, atau bahkan
diganti agar menghasilkan suatu gabungan akhir berupa faktor-faktor
penentu yang membentuk dalil utama darimana tiap proses perancangan
bersumber.
Dalam riset analitik seluruh pertanyaan di arahkan ke studi dan evaluasi
atas kondisi yang ada, pada riset programatik sebagian besar pertanyaan
adalah bersifat teoritik dan oleh karena itu kurang tepat. Dikarenakan hal
inilah, sangat penting untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan demikian
dalam cara yang paling jelas dan ringkas, karena keberhasilan atas
hasilnya akan tergantung pada kemampuan menerka-nerka yang di survai
ke dalam sekumpulan kondisi dan variable yang tidak ada. Bila sedang
mengatur penyusunan program ruang, faktor pertama untuk dinilai
adalah apakah kita tengah menganalisis ataukah menyusun program
suatu fungsi.
1.3

Penyusunan Program Arsitektur

Sering terjadi kerancuan istilah dalam memaknai istilah penyusunan


program proyek, penyusunan program arsitektur, dan penyusunan
program bangunan.
Adapun makna sebenarnya dari istilah-istilah tersebut adalah:
Penyusunan Program Proyek: proses penyusunan program yang
melibatkan ruang lingkup penuh dari suatu proyek pembangunan,
meliputi:
Pemasaran dan penjualan
Penyusunan program yang bersangkutan dengan perjanjian dan
kontrak
Fungsional dan operasional
Kondisi keungan dan ekonomi

Penyusunan Program Arsitektur: Proses penyusunan program yang


menetapkan persyaratan-persyaratan bagi arsitektur yang mecakup:
Analisis bangunan dan penyusunan program bangunan sebagai
elemen-elemen dasarnya
Analisis tapak
Perhitungan biaya
Proyeksi perkembangan dan perubahan

Penyusunan Program Bangunan adalah proses penyusunan program


melalui persyaratan-persyaratan ruang dan fungsi suatu bangunan
ditetapkan mengacu pada konsep yang diterapkan pada analisis ruang,
evaluasi atas semua faktor yang bersangkutan yang terlibat di dalam fungsi
operasional, diselenggarakan dalam parameter ruang baik eksterior maupun
interior, diprogramkan untuk struktur/bangunan.

1.4

Elemen-elemen Program Bangunan

Jika dua unsure pokok yang pertama dari suatu prosedur penyusunan
program arsitektur dapat dikenali sebagai analisis dan penyusunan
program, dan tujuan dasar dari unsure pokok ini adalah untuk melengkapi
proses perancangan dengan elemen asimiliasi dan studi umum yang
penting bagi pengembangnya, kita pertama-tama harus membahas faktor
penting ini yang menyusun proses perancangan dan perhubungannya
dengan proses-proses arsitektur berikutnya agar menentukan elemenelemen dari suatu program bangunan yang sesungguhnya.
Perancangan ruang, bila dihubungkan dengan proyek pembangunan,
harus berkenaan dengan kondisis-kondisi semesta (alam, waktu, manusia)
yang menentukan untuk setiap tahap pembangunannya. Agar mencapai
sasaran fungsionalisme, proses perancangan tidak hanya harus
mengembangkan skema-skema pemecahan masalah tertentu, tetapi
mengusahakan sedemikian rupa dengan alat-alat yang akan membantu
menyelesaikan masalah tersebut dan bisa didapatkan dengan logic.
Sebagai ringkasan kerangka prosedur perancangan professional yang
lengkap dengan gambaran persyaratan dan informasi yang penting, tipa
program bangunan yang luas harus mempertimbangkan tujuan-tujuan
pemenuhan berikut ini:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Fungsional
Biologic
Psikologik
Sosiologik
Alamiah
Lingkungan
Tempo (waktu)
Ekonomi
Peraturan
Mungkin faktor-faktor tersebut tidak berlaku disatiap kasus, namun
faktor tersebut harus dipertimbangkan dan diperiksa sebelum proses
penyusunan program arsitektur diselesaikan. Di dalam dunia
perancangna prosesional, akan selalu terdapat kebutuhan yang cermat
akan hal-hal spesifik dan kondisi-kondisi yang mempengaruhi tiap
proses operasi dasarnya. Dengan membuat suatu analisis faktor-faktor
secara cermat yang akan mengantarkan pada jalur tindakan yang
semestinya.

Tiap kegiatan perancangan professional, terutama Arsitektur, mulai


dari suatu program yang tersusun oleh unsur-unsur analisis dan penyusunan
program bangunan, sebagai titik pangkal dari proses perancangan yang
utama, berakhir pada kumpulan data umpan-balik proyek yang sudah selesai
dalam bentuk analisis bangunan sekali lagi, sebagai bentuk performance dan
pemeriksaan dari penyelesaian pelaksanaan.
Dan proses ini, dengan menyelesaikan jalur tindakan yang khas ini serta
pemenuhan lingkup total dan tujuan suatu proyek bangunan, menekankan
fungsi utama tahap penyusunan program, menegaskan di dalam tahap itu
sendiri sasaran dari dalil-dalil yang sangat mendasar ysng merupakan
pelayanan jasa perancangan professional.

2. Pelayanan Jasa Perancangan


Profesional

2.1 Susunan
Perancangan memerlukan suatu masalah sebagai sebab dari tindakan dan
diharapkan mendapatkan pemecahan dari suatu tujuan pengejaran. Lebih
lanjut, perancangan sesungguhnya merupakan suatu prosedur yang
tersusun oleh sekumpulan dasar dalil yang memberikan suatu rumusan dari
maksud dan tujuan. Prosedur ini bila dikembangkan, akan menghasilkan
suatu pola kemungkinan yang menggambarkan tanggapan dari masalah
utama juga menunjukan akibat langsung dari suatu aturan.
Dalam segi ini, suatu pernyataan masalah perancangan tidak hanya
mengandung pertanyaan and tugas penting yang harus dicapai, teteapi juga
menentukan langkah apa yang akan diambil selanjutnya. Perancang menjadi
seorang professional tidak lagi seluruhnya bersifat subjektif, tetapi lebih
banyak berhubungan dengan rekan sekawannya. Untuk alasan inilah
seorang perancang professional harus selalu dikenal sebagai kekayaan
masyarakat yang paling berharga, karena ia sesuai dengan definisinya
merupakan seseorang yang mendamaikan suatu bentuk seni murni agar
memungkinkan kemampuan artistiknya memelihara hubungan langsung
melayani umat manusia.
Berikut ini adalah daftar ahli professional yang menawarkan pelayanan jasa
perancangan:
Arsitek
Seniman komersial
Perancang Industri
Perancang Interior
Arsitek Pertanaman
Perencanaan Kota

Antara tahun 1960-1962 profesi arsitektur mengalami suatu perubahan yang


dramatic di dalam susunan dasar lingkup dan tanggung jawabnya. Selama
tahun-tahun tersebut, konsep pelayanan jasa arsitektur yang menyeluruh
ditetapkan, yaitu rancangan skematik, pengembangan rancangan, dokumen

pelaksanaan, dan administrasi kontrak pembangunan. Sekarang, praktek


arsitektur berjalan di luar satu susunan yang sederhana dari pelayanan jasa
tradisional dan mencakup anekaragam tahapan dan prosedur yang meluas.
Suatu susunan umum yang menyangkut jasa ini yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Analisisdan penyusunan program proyek


Pelayanan jasa dasar
Pelayanan jasa perancangan lengkap
Pelayanan jasa konsultasi
Pelayanan jasa promosi
Pelayanan jasa pendidikan
Selain pelayanan jasa arsitektur, terdapat pula pelayanan jasa interior,
pelayanan jasa arsitektur pertanaman, jasa perencanaan dan
perancangan kota. Pelayanan-pelayanan jasa tersebut mencakup jasa
perancangan professional. Tujuan dari jasa perancangan professional
adalah pelaksanaan tiap tahap susunan tersebut agar berhasil .

Perancang dan Profesi Perancangan


Perancang professional adalah orang-orang yang memiliki beragam aspek.
Dalam penyusunan program, ada tiga firma arsitektur teoritik serta
pendekatannya. Pertama, pada tipe ini keuntungan pengaturannya adalah
tanggung jawab penyusunan program dan perancangan jatuh pada orang
yang sama. Karena satu orang adalah perancang dan juga penyusun
program, aka nada suatu pemahaman yang lebih jelas akan permasalahan
pada permulaan dan diseluruh proses perancangan. Firma kedua yang
disebut dengan Gray, White dan Green Inc. A. I. A. proses peranacangan ini
ditangani oleh dua atau tiga orang yang bekerja di bawah pengawasan
langsung Tn. White.
Firma ini berorientasi ke perancangan yang anggota-anggotanya bangga di
dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Tetapi firma ini menimbulkan masalah
karena perancangan itu sendiri dilakukan oleh arsitek proyek lain yang tidak
selalu hadir dalam acara penyusunan program menyebabkan informasi yang
bervariasi. Sebaiknya, hanya ada satu departemen penyusunan program
pada organisasi perancangan professional. Lalu yang terakhir black&brown
corp. mereka telah menyadari bahwa hal pertama yang kantor arsitektur jual
adalah gagasan melainkan inforamasi. Kesimpulannya, kita dapat

menggambarkan sketsa umum posisi penyusunan program. Bahwa arsitektur


sebaiknya jangan ditinjau sebagai alat dan tujuan, tetapi sebagai keduaduanya. Karena sementara kegiatan penyusunan programnya
menggambarkan suatu tujuan, penyelesaian pembangunan fisiknya
menandai permulaan dari tahap-tahap yang lain.

Klien dan Profesi yang Berhubungan


Kata klien kadang-kadang menggambarkan tidak hanya pemilik, perwakilan
dari pemilik, atau pemakai, tetapi juga berbagai ragam elemen yang berkisar
dari individu tunggal sampai komisi bangunan. Ada beberapa karakteristik
klien, pertama klien yang memerlukan jasa perancangan seperti yang
disediakan oleh organisasi perancang. Kedua, klien yang meminta informasi
dalam bidang yang tidak ia ketahui. Ketiga, klien yang biasnya harus diberi
keterangan ringkas tentang apa yang dilakukan perancang professional dan
apa peranan serta tanggung jawab mereka. Untuk memenuhi keteraturan
dan kesinambungan dari apa yang di inginkan klien, kita dapat menyediakan
kuesioner yang menuntun percakapan. Bukan kuesioner yang malah
menginterogasi. Kesimpulan: keterlibatan klien di seluruh tiap tahap
penyusunan program aarsitektur dapat ditegaskan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Penentuan kebutuhan ruang


Penentuan karakteristik-karakteristik khusus
Penentuan anggaran dan pertimbangan ekonomi
Verifikasi persyaratan pelaksanaan
Proses perencanaan dalam industri konstruksi melibatkan
serangkaian disiplin khusus yang kadang bertindak sebagai
elemen dasar dari pelaksanaan dan tidak dapat diabaikan jika
kita akan menentukan suatu kerangka lengkap bagi prestasi
perancangan professional. Beberapa dari disiplin ini dapat
menjadi faktor penentu pada penyusunan program akhir dari
suatu proyek.

Akibat dari Kurangnya Analisis dan


Penyusunan Program Bangunan
Terdapat unsure-unsur dasar dari praktek profesi perancangan, yaitu:
Rancangan Skematik

Tidak memadainya pelaksanaan penyusunan program arsitektur akan


menyebabkan kurangnya informasi yang memadai untuk memulai proses
perancangan dengan berhasil. Selanjutnya program yang dilaksanakan
dengan buruk menciptakan kebingungan dan ketidaksepakatan diantara
penyusun program. Ketiadaan suatu program juga menyebabkan tidak
adanya dasar yang cukup untuk menilai dan mengevaluasi suatu pemecahan
rancangan yang spesifik secara objektif. Tanpa suatu program tidak ada
informasi apapun yang diberikan mengenai tujuan perancangan. Ini
menyebabkan salah tafsir yang menyangkut bahan, perlengkapan ruang,
seleksi peralatan. Pemerivcian perangkat keras, lokasi dan ukuran pintu,
jendela tidak dapat ditunjukan dengan tepat jika analisis belum dinyatakan
dengan jelas.
Praktek Perancangan Profesional
Tanpa bantuan analisis dan prosedur penyusunan program, perancang
professional tidak dapat menyelesaikan tugas utamanya yaitu unjuk kerja.
Suatu program yang digunakan sebagaimana mestinya akan menjaga
kendali semua aspek. Program-program yang dilakukan dengan tidak
sebagaimana mestinya menyebabkan dibutuhkan banyak rapat kerja dengan
klien untuk tinjauan skema dan alternative yang mungkin. Dengan pengaruh
langsung pemborosan waktu dan biaya.
Ungkapan umum klien tidak tahu apa yang ia inginkan. Atau klien tidak
terlalu yakin apa yang dia inginkan. Faktanya adalah klien tahu apa yang ia
inginkan apa yang mungkin tidak selalu klien tahu adalah apa yang ia
perlukan. Di sini penyusun program bertindak sebagai penerjemah dari
keinginan dan kebutuhan ke dalam persyaratan yang sesungguhnya.
Suatu struktur upah yang didasarkan pada ukuran, biaya atau tioe bangunan
tanpa mengindahkan tingkat kerumitan yang sesungguhnya dari fasilitas
yang diusulkan merupakan salah satu kesalahan terbesar dari perancangan.
Satu-satunya cara yang dikenal untuk mengatasi kerumitan ini adalah
melalui program arsitektur yg dapat dilakukan sebagaimana mestinya.

Metodologi dan Teknik Analisis dan


Penyusunan Program Ruang yang
ada

Tidak ada sistem penyusunan program yang memberikan semua data yang
diperlukan. Kebnayakan, akan menimbulkan pertanyaan dan proses
pembuatan keputusan baru. Suatu metode tanpa revisi adalah keliru. Dilain
pihak, tiap metode yang tidak memungkinkan pembentukan suatu gambaran
yang luas akan kebutuhan dan persyaratan sebagai faktor penentu dari
suatu susunan masalah perancangan jelas lebih buruk.
Sistem dan Teknik yang ada
Perkembangan dari sistem yang menentukan langkah-langkah penyusunan
program. Rangkaian itu meliputi proses perencanaan, proses penyelidikan,
penentuan tujuan, proses analitik, proses penyusunan program dan
gambaran program. Tiap sistem penyusunan program yang menyeluruh
yang didasarkan pada pendekatan tradisional ini harus berisikan elemenelemen dasar berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Prosedur perencanaan
Metodologi penyelidikan
Sistem penentuan tujuan
Sistem analitik
Proses penyusunan program
Sistem analisis biaya dan metode penjadwalan
Teknik penyajian
Namun harus diingat bahwa terlalu banyak analisis dan penyusunan
program pada permulaan dapat sangat merusak, karena langkahlangkah pertama dari proses perancangan dapat menjadi
membingungkan dan dilingkupi oleh suatu informasi yang berlebihlebihan yang merusak pelaksanaan rancangan skematik yang berhasil.

Analisis Operasional Ruang


Semua tahap yang terlibat di dalam penyusunan program arsitektur
terletak terletak para parameter tiga faktor, yaitu, ruang, manusia,
waktu. Tiap kondisi pemenuhan kebutuhan ini dibagi-bagi lagi ke dalam
kategori berikut:
Kondisi ruang
Alam
Lingkungan

Kondisi manusia
Fungsional
Fisik
Psikologik
Sosiologik
Peraturan
Ekonomi
Kondisi waktu
Masa lampau
Masa kini
Masa depan
Maka, di dalam menentukan kondisi-kondisi pemenuhan kebutuhan
dari tiap kegiatan programatik kita dapat mencatat Sembilan bahan
dasar:
1. Alam
2. Lingkungan
3. Fungsi
4. Psikologik
5. Fisik
6. Sosiologik
7. Peraturan
8. Ekonomi
9. Waktu
Seperti yang telah disebutkan, struktur dasar dari tujuan
programatik adalah pemenuhan tiga faktor yang universal: ruang,
manusia, waktu. Derajat pemenuhan dari tujuan ini, konsep-konsep
programatik memainkan peran kunci pada penentuan akhir
terhadap prioritas dan hierarki.
Analisis
Jika analisis merupakan pemisahan dari keseluruhan intelektual
atau substansal menjadi unsure-unsur bagi studi tersendiri, maka
langkah utama pada prosedur adalah penentuan yang jelas akan
pemisahan tersebut. Pemisahan ini menyelesaikan dua hal yang
sangat penting. Pertama, analisis dapat dilakukan dalam kerangka
pengelomokkan yang terorganisasikan dan kedua, struktur dasar
dari operasi dapat dipahami lebih jelas. Di dalam membentuk
pemisahan elemen-elemen ini, kita harus meneruskan dengan
cermat dan mengikuti pendekatan yang sistematik. Maka, akan
mengandung dua langkah utama:
1. Penentuan karakteristik komponen penyusun

2. Penentuan perhubungan komponen penting.


Konsep Programatik
Semua konsep programatik mempunyai tiga subdivisi utama
struktur, arah dan nilai-nilai uang menciptakan pertimbangan nilai
pengelompokan, alternative, sistem, kebijaksanaan, perjumpaan, proyeksi,
dll.
Gambaran Program
ada tiga ketentuan dasar untuk diikuti di dalam mengembangkan
suatu gambaran program.
1. Usahakan sederhana
2. Usahakan jelas
3. Usahakan ringkas
Prosedur Perencanaan
Pentingnya suatu prosedur perencanaan sama pentingnya seperti
tahap penyusunan program. Beberapa metoda telah dibentuk untuk
merencanakan tahap penyusunan program yang sesungguhnya
pada perancangan professional, kebanyakan dalam bentuk diagram
aliran atau metoda lintasan kritik.
Metoda penyelidikan
Pembagian utama dari pendekatan-pendekatan riset berupa:
1. Riset referensi yang ada
2. Riset yang terancang

Anda mungkin juga menyukai