Anda di halaman 1dari 7

Ventilasi yang Baik

Ventilasi berfungsi mengalirkan udara dari luar ke dalam ruangan dan sebaliknya sehingga terjadi
pergantian udara yang sehat untuk dihirup. Seiring dengan keluarnya udara dari dalam, ventilasi juga
menjadi saluran keluarnya polusi dari dalam rumah.

Sirkulasi udara ini bertujuan menciptakan ketersediaan udara bersih yang rendah polusi dengan maksud
sekaligus menjaga kelembapan dan suhu yang nyaman bagi penghuni di dalam bangunan. Ventilasi
bangunan adalah faktor penting yang bisa berdampak, tidak hanya kepada produktivitas dan kegiatan
penghuninya, potensi tersebarnya penyakit infeksi pernapasan juga bisa dikurangi.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membangun ventilasi bangunan:

Volume dan kualitas udara luar yang dapat masuk melalui ventilasi. Ventilasi yang baik tidak hanya dapat
mengalirkan, tapi sebaiknya bisa menyaring udara juga.

Arah pergerakan udara, sebisa mungkin dari area yang bersih ke area yang kotor.

Udara dari luar harus dapat masuk ke tiap ruangan, menggantikan polusi yang terjadi di dalam rumah.

Luas dan jumlah ventilasi ini juga harus memperhatikan luas, bentuk, dan jumlah ruangan, jumlah orang
yang berada dalam bangunan, jenis dan jumlah perabot di dalam ruangan.

Umumnya ada dua jenis utama ventilasi, yaitu ventilasi alami dan mekanik. Ventilasi alami biasanya
memanfaatkan tiupan angin yang masuk melalui jendela, pintu, dan ventilasi-ventilasi di atas pintu atau
jendela. Sementara ventilasi mekanik menggunakan kipas angin yang ditempatkan di dalam ruangan
atau dipasang pada dinding untuk mengeluarkan dan memasukkan udara ke dan dari ruangan.

Sadari Pentingnya Keberadaan Ventilasi dari Sekarang

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa sumber polusi tidak hanya berasal dari luar, tapi juga bisa dari
dalam rumah. Contoh polusi yang berasal dari dalam ruangan adalah asap rokok, bakteri, karbon
dioksida, karbon monoksida, aroma pembersih rumah, printer, pestisida, dan polusi dari kendaraan
bermotor yang diparkir di dalam rumah. Berikut beberapa detail yang perlu dicermati untuk mengetahui
peran penting ventilasi:

Kompor mengeluarkan salah satu gas paling berbahaya jika dihirup terus-menerus oleh manusia, yaitu
nitrogen dioksida. Gas ini dapat mengakibatkan kondisi mengi, meski penghirupnya tidak mengidap
asma sekalipun.

Saat membersihkan rumah sekalipun, Anda justru dapat memperburuk kualitas udara dalam rumah jika
pembersih yang digunakan mengandung zat yang berbahaya dan Beberapa pembersih mengandung
ammonia, klorin, dan volatile organic compounds (VOCs) yang kemudian menguap ke udara sebagai gas.
Bahan ini juga dapat terkandung pada cat dinding.

Hewan piaraan yang tinggal di dalam rumah, apalagi dalam kamar tidur, dapat berdampak kepada
kualitas udara di dalam ruangan. Meski sangat Anda sayangi, kehadiran mereka bisa jadi membawa serta
polutan udara, seperti tungau debu yang dapat menyebabkan alergi. Tungau debu ini dapat ditemukan
pada benda-benda di rumah seperti karpet dan bantal.

Penghuni yang merokok di dalam rumah berisiko mendatangkan bahaya, seperti risiko asma, bronkitis,
dan kanker paru bagi para perokok pasif yang tinggal bersamanya. Asap yang terjebak di dalam
rumah/bangunan juga berisiko menyebabkan sakit tenggorokan dan sakit kepala. Residu racun dalam
rokok dapat menempel pada beberapa benda di dalam rumah hingga waktu yang lama, seperti pada
bantal, kaos.

Kualitas udara yang buruk berisiko menyebabkan beragam gangguan kesehatan, seperti batuk, sakit
tenggorokan, mata berair, atau sesak napas. Seorang pengidap asma mungkin akan mengalami serangan
asma. Dalam jangka panjang, kualitas udara buruk yang kronis dapat menyebabkan penghuni dalam
bangunan mengalami flu yang tidak kunjung sembuh, bronkitis, sakit kepala yang terus berulang, atau
asma kronis.

Rumah yang terlalu lembap menyebabkan pertumbuhan jamur dan bahkan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan kerusakan rumah.

WHO menyatakan bahwa asap dari pembakaran di dalam rumah, seperti tungku api untuk memasak
(dengan kayu bakar) di dapur menyebabkan setidaknya tiga nyawa meninggal per menit. Pembakaran ini
menimbulkan bahan kimia berbahaya, seperti karbon monoksida yang dapat menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit pernapasan, seperti pneumonia dan bronkitis.
Peneliti bahkan menemukan bahwa efek yang diakibatkan pembakaran ini setara dengan mengisap dua
bungkus rokok sehari.

Untuk meminimalkan risiko-risiko buruk di atas, penempatan ventilasi perlu disertai dengan beberapa
langkah berikut:

Jendela yang terbuka lebar untuk membebaskan udara masuk ke ruangan. Tapi jendela ini juga
memungkinkan polusi lain masuk ke bangunan, seperti asap kendaraan bermotor, asap pabrik akibat dari
polusi industri, dan debu dari jalan raya. Solusi yang lebih baik adalah jendela yang dilengkapi penyaring,
seperti kasa yang dapat mengalirkan udara masuk, tapi bisa mencegah debu masuk ke dalam rumah
juga.

Nyalakan AC untuk menjaga ruangan tidak lembap dan memicu kemunculan

Untuk mengurangi risiko gas berbahaya, cari bahan pembersih dan cat yang bertuliskan ’tidak
mengandung VOC’. Jenis pembersih yang berbentuk semprot akan memicu pelepasan gas berisiko ke
udara, maka dari itu, lebih baik pilih produk yang berbentuk cairan atau pasta.
Rumah yang terlalu lembap sering kali diakibatkan oleh aliran air yang tidak terkontrol. Tutup tempat-
tempat lokasi air bocor, menetes, atau merembes, seperti gudang, loteng, atau garasi. Periksa dan segera
perbaiki jika ada atap yang bocor. Sedapat mungkin keringkan baju di luar ruangan.

Untuk mencegah gas dari kompor terjebak di dalam dapur, nyalakan kipas angin atau pastikan untuk
membuka jendela dalam dapur yang berada paling dekat dengan kompor. Selain mengeluarkan asap
atau gas dari kompor dan masakan, ventilasi dapur yang ideal sebaiknya dapat mengurangi suhu dalam
dapur yang tinggi dan mengalirkan udara bersih yang lebih dingin dari luar.

Selain itu, servis dan bersihkan kompor Anda secara teratur untuk mengurangi risiko produksi gas
berbahaya.

Tungau debu berkembang dalam ruangan yang lembap. Perbanyak ventilasi atau nyalakan AC untuk
menjaga agar ruangan tetap kering. Sebisa mungkin tidak perlu menutup lantai atau dinding dengan
karpet karena berisiko menjadi tempat tungau debu berkembang biak. Bersihkan debu pada perabot
rumah secara teratur dengan vacuum cleaner dan lap.

Langkah utama membebaskan rumah dari kepulan asap rokok adalah dengan membuat semua penghuni
berhenti merokok. Namun jika tidak memungkinkan, Anda setidaknya dapat meminta perokok untuk
merokok di luar atau meningkatkan ventilasi di rumah agar asap rokok mudah keluar.

Sedapat mungkin, jaga agar ventilasi dapur dan kamar mandi langsung terhubung dengan udara luar.
Dua ruangan ini adalah sumber utama kadar kelembapan tinggi dalam rumah.

Kesehatan memang bermula dari rumah. Periksa apakah tempat tinggal atau tempat Anda bekerja telah
memenuhi kebutuhan dasar, seperti keberadaan ventilasi. Dan jika Anda sedang mencari tempat tinggal
baru, pastikan untuk memeriksa kelayakan saluran udaranya untuk lebih menjamin hidup yang lebih
sehat di dalam keluarga.

Dan diantara ilmu kesehatan yang bermanfaat yang disampaikan oleh Al-Ikwah adalah distribusi udara
yang baik dan benar dan pengaruhnya terhadap kesehatan; karena hal tersebut seperti makanan dan
minuman yang merupakan faktor-faktor penting dalam kehidupan, mereka juga menyampaikan
beberapa nasihat untuk melindungi kebersihan udara; seperti pencegahan terhadap orang-orang yang
tidur di tempat yang sempit dan tertutup, membuka ventilasi (jendela) rumah pada siang hari dan pada
musim dingin lalu menutupnya sebelum waktu sore tiba, atau menjaganya dari udara dingin dan basah
saat tidur, saat waktu lelah dan saat masih berkeringat, selalu memperhatikan kebersihan toilet dan
menutup kolam dan rawa yang berdampingan dengan rumah dan tempat tinggal.
) Memperhatikan hal-hal yang mendukung kesehatan pada sebuah rumah.

Di antaranya dengan menjauhi membangun rumah di tempat-tempat yang kotor, seperti dekat tempat-
tempat pembuangan sampah, dekat genangan-genangan air, dll. Karena kebersihan dan kesucian adalah
sebagian dari iman, maka wajib bagi seorang muslim untuk memperhatikan kebersihan dan kesucian
tempat tinggalnya, lingkungannya, serta dirinya, karena lingkungan juga menunjukkan pribadi si
penghuninya. Zhahir dari sesuatu adalah cerminan bagi batinnya.

Dari Abu Malik Al-Asy’ariy radhiallahu’anhu bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda:

‫طرهوُرر ششططرر الليِإشماَن‬


‫ال ط‬

“Kesucian adalah sebagian dari iman.“ (HR. Muslim)

Sebagaimana makanan, lingkunganpun bisa mempengaruhi tabi’at manusia, dimana disyari’atkan untuk
tidak makan daging hewan yang kebiasaannya memakan kotoran sebelum dikurung/dikarantina tiga hari
atau lebih, atau kita dilarang untuk memakan hewan yang bertaring karena ditakutkan tabi’at hewan
tersebut akan ditiru oleh pemakannya, karena daging yang tumbuh pada manusia itu dari binatang tadi.

Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda:

‫ب اطلللبلل شوُالسسلكيِإشنرة شوُاطلشوُشقاَرر لفيِ أشطهلل اطلشغشنلم‬ ‫شوُاطلشفطخرر شوُاطلرخشيِإشلرء لفيِ أش ط‬


‫صشحاَ ل‬

“Keangkuhan dan kesombongan ada pada penggembala onta, ketenangan dan kewibawaan ada pada
penggembala kambing“. (HR. Muslim)

Dalam hadits ini memberikan faidah bahwasanya kebersamaan akan saling mempengaruhi sebagaimana
penggembala onta yang setiap hari bersamanya, jadilah dia seorang yang sombong dan keras kepala dan
tinggi hati seperti keadaan onta yang mencari makan pada ujung-ujung pohon. Begitu pula keadaan
penggembala kambing, ketenangan yang dimiliki kambing mempengaruhi penggembalanya tanpa perlu
berteriak-teriak, tidak seperti halnya penggembala onta.

Contoh hadits lainnya adalah sebagaimana sabda nabi shalallahu alaihi wasallam yang melarang duduk
di atas kulit macam agar tidak tertular memiliki tabiat macan yang buas. Disebutkan dalam sebuah
hadits:
‫نهى عن الركوُب على جلوُد النماَر‬

“Beliau shalallahu alaihi wasallam melarang untuk duduk di atas kulit macan“. (Shahih. Lihat Jami’ Ash-
shahih no. 6881, Asy-Syaikh Al-Bani)

Perkara lainnya yang mendukung kesehatan pada sebuah rumah adalah memperhatikan fisik dari
bangunan rumah, di antaranya menjadikan rumahnya segar dengan memasang jendela, lubang-lubang
ventilasi angin, serta tempat masuknya sinar matahari ke dalam rumah untuk kesegaran dan sirkulasi
udara, dll.

( Di salin dari buku Baitiy Jannatiy (Rumahku Surgaku) halaman 30-39, Penulis al-Ustadz Abul Hasan al-
Wonogiriy )

Perhatian : Dilarang mengubah artikel ini ke dalam file lain berupa e-book, chm, pdf ataupun file yang
lainnya, serta di larang mengprint artikel ini tanpa seizin dari Maktabah Almuwahhidiin. Adapun untuk di
copy paste ke blog ataupun website dipersilahkan dengan tetap mencantumkan sumbernya tanpa
menambah ataupun mengurangi isi artikel.

Bagi pembaca yang ingin ta’awun (bekerjasama) untuk mencetak artikel di website ini menjadi sebuah
buku, silahkan menghubungi ke nomor 0857 1552 1845

ustanir.com – Islam tidak hanya menjadikan manusia sebagai jiwa yang harus dilindungi. Sebagai bentuk
perlindungan terhadap manusia, Islam pun menjadikan rumah sebagai kehormatan yang wajib dijaga
dan dilindungi. Para ulama di masa lalu telah menuturkan kebijakan Khilafah tentang pembangunan
rumah tempat tinggal dengan memperhatikan prinsip tersebut. Sebut saja, kitab Kitab al-Qismah wa
Ushul al-Aradhin, karya Abu Bakar al-Farfattha’i, ulama’ abad ke-5 H. Juga kitab Kitab al-I’lan bi Ahkam al-
Bunyan, karya Ibn Rumi, ulama’ abad ke-8 H.

Mulai dari pemilihan lokasi, ketinggian rumah, jumlah kamar, teras, pagar hingga ventilasi pun diatur
oleh Islam. Kebijakan ini telah diterapkan oleh para Khalifah di masa lalu. Soal lokasi, sebaiknya jauh dari
masjid.Pertama, karena kawasan dekat masjid akan menghalangi perluasan masjid. Kedua, karena
semakin jauh, semakin besar pahalanya. Termasuk kawasan yang bersih, dan lingkungan yang baik.

Ketinggian rumah pun diatur sedemikian, sehingga tidak boleh lebih dari 7 Dzira’. 1 Dzira’ = 46,2 cm,
maka 7 Dzira’ = 323,4 cm atau 3,23 m. Ini batasan yang dinyatakan oleh para fuqaha’ di masa lalu.
Batasan ini untuk menghindari dua hal: Pertama, kesombongan pemilik rumah. Kedua, agar tidak bisa
melihat aurat tetangganya.

Demikian juga tentang jumlah kamar. Minimal, rumah yang dibangun berjumlah empat kamar. Pertama,
kamar untuk suami-istri. Kedua, kamar untuk anak laki-laki. Ketiga, kamar untuk anak perempuan.
Keempat, kamar untuk tamu, jika ada tamu; atau pembantu, jika mempunyai pembantu. Ini jumlah
minimal kamar yang selayaknya dimiliki setiap rumah.

Pagar sebagai pelindung rumah, seharusnya tertutup, sehingga bisa menutupi penghuni yang ada di balik
pagar. Karena status ruang di dalam pagar merupakan kehidupan khusus, di mana tamu yang hendak
memasukinya diharuskan izin kepada penghuninya. Karena statusnya sebagai ruang khusus, atau
kehidupan khusus, maka hukum bagi wanita yang berada di dalamnya, dengan kondisi pagar tertutup,
sama dengan di dalam rumah. Begitu seharusnya. Jika rumah tersebut mempunyai pagar.

Yang menarik, tidak hanya itu, bahwa ventilasi rumah pun diatur. Umar bin al-Khatthab menetapkan
orang yang membuat rumah untuk mengukur ketinggian posisi ventilasinya sehingga tidak bisa
digunakan untuk mengintip tetangganya. Umar pernah menulis surat kepada seseorang yang
membangun kamar baru yang berdekatan dengan tetangganya. Kamar itu dia beri ventilasi. Umar
memerintahkan agar dia menaruh ranjang tidurnya di dekat dinding, lalu dia berdiri di atasnya, jika dia
masih bisa mengintip ke rumah tetangganya, maka pembuatan ventilasi itu pun dilarang. Namun jika
tidak bisa mengintip tetangganya dari ventilasi tersebut, maka diperbolehkan.

Artinya, pembuatan ventilasi tersebut diatur sedemikian oleh Khalifah agar fungsi ventilasi sebagai
lubang angin benar-benar bisa dimanfaatkan sebagaimana peruntukannya, dengan syarat tidak
disalahgunakan untuk mengintip tetangganya. Agar itu tidak terjadi, maka ketinggian ventilasi itu pun
diatur hingga tidak terjangkau oleh ketinggian penghuninya ketika berdiri di atas ranjangnya.

Begitulah kebijakan Khilafah dalam pembangunan rumah, hingga hal-hal kecil soal ventilasi pun diatur
sedemikian rupa.[]HAR

http://mediaumat.com/cermin/3965-sampai-ventilasi-pun-diatur-oleh-khalifah.htm
Identitas buku :

Judul buku : Tata Desain Rumah Islami

Penulis : Miftahul Asror dan Yuli Farida

Penerbit : DIVA Press

Tahun terbit : 2009

Kota terbit : Yogyakarta

Tebal buku : 235 halaman

Anda mungkin juga menyukai