Anda di halaman 1dari 168

BASIC SKILLS

KETERAMPILAN DASAR

BY CH. DAISIU
KESELAMATAN KERJA
 Pengaruh lingkungan terhadap Keselamatan
kerja

 Pencemaran lingkungan adalah berupa sisa-


sisa pabrik (limbah) selama atau sesudah
proses industri berlangsung.
 Bentuk limbah/buangan adalah berupa gas,
air, padat, panas, radiasi bunyi dan lain-lain
 Akibat dari pembuangan limbah kotoran dan zat-zat
kimia ke sungai atau laut, membuat kehidupan ikan serta
hewan air lainnya dan atau ganggang terganggu, yang
seterusnya mempengaruhi kehidupan manusia.

 Pengotoran terhadap udara menyebabkan kesehatan


manusia terganggu begitu pula terhadap tumbuh-
tumbuhan dan hewan.

 Limbah yang paling berpengaruh besar terhadap manusia


adalah pengotoran terhadap udara dan air dalam
pengaruhnya terhadap kesehatan manusia.
 Ada perkataan bijak “lebih baik mencegah daripada
mengobati” jadi lebih baik untuk kita mencegah semua
itu daripada memperbaiki akibat dari semua itu.

 Sebagai gambaran besarnya sumber pencemaran


dibidang industri, kita bisa lihat contoh pada negara
Amerika pada tahun 1968 bahan bakar yang
digunakan untuk pembangkit tenaga sbb:
 Batu bara 454 juta Metric Ton
 Minyak Residu 92 juta M Kubik
 Minyak destilasi 94 juta M kubik
 Gas Alam 566.000 juta M kubik
 Pada tahun 1971 untuk proses Industri digunakan air sebanyak
50.000 milyar galon.
 Maka ada sekitar 6,3 milyar galon air yang dikotori setiap
detiknya oleh industri dan dibuang ke sungai, danau dan laut
diseluruh Amerika.
 Pembakaran batu bara, bahan bakar residu, bahan bakar destilasi
dan gas alam menghasilkan penyebaran gas-gas beracun seperi
CO, CO2, NO2, CHs, HF, H2S yang kesemuanya akan meracuni
kehidupan tumbuhan hewan dan manusia.
 Polusi atau limbah diatas belum ditambahkan dari industri lain
seperti industri baja, industri pengecoran, industri pelapisan
logam, industri pabrikasi logam, industri kimia, tekstil, makanan
dan minuman, farmasi dsb.
 Dari kesemua pemaparan dan angka diatas dapat kita bayangkan,
bahwa tanpa peralatan pencegahan dan penanganan yang tepat,
maka seluruh kehidupan di Amerika akan terancam olehnya.
UKURAN PENILAIAN ADANYA
POLUSI
 TLV (Treshold Limit Value) adalah: konsentrasi
rata-rata dari suatu unsur pencemar dalam ruang
kerja dimana pekerja selama 8 jam per hari selama
waktu bekerja tidak mengalami gangguan
kesehatan.
 TLV dinyatakan dalam mg/m3 udara, ppm (parts
per milion/bagian per sejuta) atau mppf.
 MAC (Maximum Allowable Concentration)
adalah: konsentrasi tertinggi yang diperbolehkan
untuk suatu unsur pencemar dalam ruang kerja
tidak menyebabkan gangguan.
 Standard Mutu adalah konsentrasi pencemar dalam
udara atau atmosfir (air quality standart) yang tidak
boleh dilampaui.
 Standard Emisi adalah konsentrasi suatu pencemar yang
dikeluarkan dari suatu sumber yang tidak boleh dilebihi.
 Ppm adalah singkatan dari Part Per Million yang berarti
berapa suatu satuan dari pencemar yang terdapat dalam
satu juta satuan (mg, ml dsb) air atau udara
 Mppf adalah singkatan dari million of particel per cubic
feet yang berarti berapa juta butiran partikel dalam
setiap kubik kaki.
PENCEMARAN UDARA
 Masalah utama peneyebab polusi udara datang dari
industri pengolahan besi dan baja.
 Dari industri tersebut diatas polusi yang dikeluarkan
berupa partikel-partikel dan gas seperti Oksida
Belerang (SO2), karbondioksida (Co2), karbon
monokida (CO) dan Hidrokarbon (CxHx) karena asap
dari proses memakai suhu yang tinggi.
 Akan begitu banyak butiran partikel yang
dikeluarkan yang ukurannya lebih kecil dari gas
selama proses manufaktur menyebabkan kesulitan
untuk pengontrolannya dibanding dalam
pengontrolan gas itu sendiri.
CARA MENCEGAH BUTIRAN
PARTIKEL KE ATMOSFIR
 Bagaimana cara mencegahnya? Untuk
mengontrol butiran partikel mengotori udara,
maka perlu dihilangkan sumbernya atau dengan
cara diberikan aliran udara sebelum aliran udara
tersebut ke atmosfir.
 Supaya asap yang mengandung butiran partikel
tidak mengotori atmosfir dan udara
disekitarnya, maka perlu untuk dilakukan
pengurangan partikel sampai kepada batas yang
sudah ditentukan menggunakan alat pembersih
butiran partikel.
EMPAT MACAM ALAT PEMBERSIH
PARTIKEL.
 Cyclone
 Penyikat Basah (Wet Scrubers)
 Pengendap elektrostatis (Electrostatic
Preccipitator)
 Saringan kain (Fabric Filters)

 Efisiensi kerja alat-alat tersebut tadi


bergantung pada ukuran butiran partikel dan
beberapa parameter operasi alat terebut
 Untuk alat cyclon penggunaanya adalah untuk
ukuran partikel sedikit lebih besar karena
efisiensinya yang dianggap kurang dan
dipakai sebelum dipergunakan alat-alat yang
lebih efisien.
 Maka dalam hal ini alat penyikat basah,
pengendap elektrostatis dan saringan kain
menjadi alat pengontrol utama dalam
menanggulangi pencemaran butiran partikel.
 Selain empat alat yang sudah disebutkan tadi, ada
beberapa alat lain yaitu:

 Saringan kertas berefisiensi tinggi


 Penyemprotan uap yang diikuti densasi dan
 Lapisan kerikil

Dalam penggunaanya lebih banyak digunakan saringan


kertas karena lebih praktis, sedangkan penyemprot uap
dan lapisan kerikil jarang dipakai karena kemampuannya
sangat sedikit.
CYCLONE SEPARATOR
WET SCRUBERS
ELECTROSTATIC PRECCIPITATOR
FABRIC FILTERS
CARA UNTUK MENCEGAH
PENGOTORAN UDARA
 Ventilasi. Bisanya dibantu dengan kipas angin
(fan) yang ditempatkan pada tempat strategis
untuk menyedot udara bersih dan menghempas
udara tercemar keluar.
 Pemakaian pelindung pernafasan (respiratory
protection) yang bersifat mekanis untuk setiap
karyawan yang bekerja dimana mengharuskan
penggunaan pelindung pernafasan
 Cerobong asap dengan atau tanpa alat penghisap
(blower)
 Wet dust Collector/Wet spray chambers
PENGARUH PENGOTORAN DEBU
TERHADAP MANUSIA
 Menurut Dr. Arthur M Bueche dari Research dan
Development Centre General electric Co. di New
York, belum diketahui banyak tentang debu-
debu yang sangat halus yang mengelilingi kita.
 Debu yang dimaksud adalah partikel yang
berukuran/berdiameter kira-kira kurang dari
seperjuta sentimeter atau 0,1 mikron.
 Partikel-partikel tadi lebih mudah masuk ke
paru-paru dan dapat mengakibatkan beberapa
gejala yang tidak diinginkan.
Gejala gangguan kesehatan yang tidak
diinginkan
a. Pneumoconiosis, adalah penyakit paru-paru
yang disebabkan oleh infeksi partikel debu.

 Partikel debu selalu terdapat di dalam udara yang kita isap saat
bernafas, tetapi tidak akan selalu menimbulkan pneumoconiosis
dikarenakan tubuh mempunya daya penegahnya sendiri, seperti:
 Rambut hidung yang mampu menahan 50% debu
 Rambut getar dan selaput lendir bronkus
 Transudasi melalui dinding alveolus
 Fagsitisis sel makrofag ke kelenjar limpa.

Partikel debu yang terlalu banyak masuk kedalam paru akan


menimbulkan kerusakan yang dikenal dengan Pneumoconiosis tadi.
Jenis-jenis Pneumoconiosis
1. Antharacosis, disebabkan debu arang menyebabkan emfisema
sentrilobuler.
2. Byssunosis, disebebkan debu kapas (cotton) menyebabkan
gangguan pernafasan
3. Baggassosis, disebabkan debu batang tebu, menimbulkan
bronkhiolitis dan bronkhoneumonis mirip dengan “silofiller’s
desease”
4. Fibrosis paru-paru, disebabkan oleh debu yang mengandung
aluminium, besi talk dan mika.
5. Silkosis, disebabkan oleh debu silica (SiO2).
6. Asbestosis, Disebabkan debu yang mengandung serabut
(serat) asbes.
7. Berylliosis, disebabkan debu beryllium.
 Pengaruh debu-debu tadi pada paru-paru adalah
menimbulkan hal-hal sbb:

 Mengadakan penetrasi pada histiosit


 Menimbulkan dislokasi sitoplasma histiosit yang
menyebabkan degenerasi dan kematian histiosit tersebut.

Kematian histiosit dapat diikuti dengan keluarnya zat yang


bersifat sitotoksik atau dapat menimbulkan reaksi imun.
Mungkin inilah dasar terjadinya perubahan pada jaringan
paru-paru. Perubahan pada paru-paru pada umumnya
bersifat proliferatif fibratik.
b. Silicosis, adalah penyakit yang
disebabkan oleh debu silika yang
terdapat dalam bentuk kristal atau
koloid armorf.

Debu ini dapat ditemukan pada daerah industri


seperti tambang emas, besi, batu bara, pembelahan
batu pasir dan industri keramik.
c. Patogenesis, adalah penyakit yang
disebabkan oleh partikel debu yang
berukuran kecil kurang dari 3 mikron.
Makin kecil ukurannya, makin besar
daya perusaknya.

Biasanya dibutuhkan waktu 10 sampai 15 tahun


sebelum timbul kerusakan yang nyata gejala
klinisnya.
d. Kikroskopis, adalah penyakit yang
disebabkan debu silika.

Mula-mula tampak tonjolan yang keras pada daerah


subplufural, peribronchioler dan perivaskuler
dalam paru-paru. Lama-kelamaan tonjolan akan
menjadi besar dan tersebar rata terutama pada
daerah hilus. Tonjolan akan terlihat berlapis seperti
daun bawang, keras dan berwarna kelabu hitam
(karena bercampur dengan amthracosis)
Pengotoran karena Gas-gas Beracun

 Gas-gas yang paling banyak dikeluarkan oleh


pabrik adalah Oksida Belerang, Oksida
Nitrogen dan Karbon Monoksida serta yang
terakhir adalah hidro karbon.
 Tiga pertama dari gas-gas tersebut diatas
terbentuk oleh pemakaian bahan bakar fosil
dengan proses suhu tinggi.
 Untuk gas hidro karbon selain dihasilkan dari proses
pembakaran bahan bakar pada mesin bakar, juga
diakibatkan oleh penguapan minyak dan gemuk pada
pemanfaatan limbah.

 Metode utama dalam pengontrolan gas-gas tersebut


adalah dengan cara penghilangan belerang dari bahan
bakar.

 Beberapa proses penghilangan belerang dapat


menghasilkan produk-produk sampingan yang dapat
diperdagangkan seperti belerang dan asam belerang.
PENCEMARAN AIR
 Ada lebih banyak alternatif dalam teknologi
pencemaran air daripada pencegahan pencemaran
udara.
 Beberapa cara pencegahan Air:
a. Netralisasi air dengan kapur (NaOH). Air yg sudah
netral kemudian dibuang ke sungai. Endapan yang
terbentuk dikumpulkan pada halaman pabrik.
b. Menghilangkan minyak (Oil Removal). Dengan cara
dimasukkan kedalam bak-bak, kemudian menyapu
permukaan yang terdapat diatas air. Setelah partikel-
partikel terak turun, air dipergunakan lagi sebagai
pendingin.
 Berdasarkan jenis pemakainnya air di bagi atas
lima Kelompok:

1. Air kebutuhan masyarakat


2. Air untuk pemeliharaan ikan atau hewan
lainnya.
3. Air untuk pertanian
4. Air untuk Industri
5. Air untuk Rekreasi
 Berdasarkan jenis pemakainnya maka
diadakanlah Standart yang tidak boleh
dilampaui, yang menghasilkan derajat mutu
air (Water Quality Standard) yang harus
dipenuhi oleh semua pihak termasuk Industri.
 Pemcemaran air dibagi sebagai berikut:

- Pencemaran Fisik
- Pencemaran Kimiawi dan
- Pemcemaran Radioaktif
Warna, Bau dan Rasa
 Untuk kebutuhan masyarakat, warna air tidak
boleh leboh dari 75 color unit. (Standart
Platinum Cobalt).
 Untuk perikanan dan kehidupan tidak boleh
lebih dari 50 Color unit.
 Tidak boleh menaikan temperatur/suhu air
sungai dan danau tempat membuang air
melebihi 5 derajat Fahrenheit.
 Kadar tertentu dari zat kimia dapat
menyebabkan bau tidak enak atau rasa air
yang tidak sedap. Hal ini dapat mengakibatkan
rasa ikan atau hewan air lainnya menjadi
kurang enak.
 Kekeruhan airpun dibatasi. Air sungai atau
danau tidak boleh dikeruhkan melebihi batas
yang dapat mengganggu kehidupan hewan air
dan juga untuk air yang di konsumsi/di
minum.
Pencemaran Kimia dan Organik

 Khusus untuk air bagi kebutuhan masyarakat dan


air bagi kebutuhan pertanian, telah ditentukan batas
jenis unsur kimia yang boleh dikandung didalmnya.

 Perhatikan tabel berikut:


Unsur Kimia
Gangguan Suara
 Gangguan suara merupakan suatu kebisingan yang
sulit untuk diatasi.
 Bising adalah suara yang kita dengar akibat
getaran udara dari suatu sumber getaran yang
sampai pada telinga kita.
 Tidak semua getaran dapat kita terima menjadi
suara yang kita dengar. Ada batas-batas jumlah
frekuensi dan amplitudo tertentu.
 Kebisingan ada banyak sekali macamnya, misalnya
gemercik hujan, gemuruh, gelombang laut dan
lain-lain yang merupakan kebisingan alam.
 Selain kebisingan alam, ada juga kebisingan yang
disebabkan peradaban manusia.
 Contohnya seperti suara mesin-mesin pabrik, lalu
lintas jalan raya, kapal terbang dan lain-lain.
 Suara musik yang merdu dan enak di dengar
sekalipun, apabila di dengar oleh orang yang tidak
berkepentingan akan menjadi suatu kebisingan
yang menjengkelkan.
 Akibat jangka panjang dari suatu kebisingan
terhadap manusia adalah hilangnya daya
pendengaran.
 Semakin tua umur manusia, daya pendengaran pun
berkurang dikenal dengan istilah “Presbicusis”
 Menurut studi, pelabuhan udara menyumbang
sumber penyakit yang disebabkan kebisingan dengan
presentase cukup besar dibandingkan daerah lain.
 Akibat kebisingan dari Bandar udara adalah
terjadinya keguguran, serangan jantung, dan
kemerosotan prestasi kerja.
 Menurut Prof. Sudiro, setiap tahunnya angka
kebisingan bertambah 1 dB (desibel) akibat
bertambahnya kendaraan bermotor, mesin-mesin,
pesawat dan lain-lain. Penambahan kebisingan pada
tahun-tahun ini kira-kira mencapai 20 dB atau lebih.
 Apabila seseorang mendapat gangguan
kebisingan dengan tingkat bunyi yang tinggi,
maka makin cepatlah pengurangan
pendengarannya.
 Demikian juga pada frekuensi tinggi yang peka
bagi telinga, akan terjadi pengurangan daya
dengar yang lebih cepat.
 Lebih daripada itu, kebisingan dapat
mempengaruhi manusia baik secara psikologis
dan fisiologis.
 Desibel adalah ukuran intensitas suara.
 Sebagai contoh: Pesawat terbang pada jarak
pendek memiliki dB sebesar 120, Bor mesin
pada jarak 1 meter mempunyai dB 100, Bis dan
Truk pada jarak 7 meter dB nya 90.
 Ini akan berakibat buruk bagi pendengaran
manusia apabila terjadi terus menerus.
 “Setiap akibat sampingan dari kemajuan
teknologi harus dilawan dengan kemajuan
teknologi baru”
4 cara dasar untuk mengatasi kebisingan

1. Perencanaan Tata Ruang yang baik.


2. Penggunaan bahan-bahan bangunan dan
akustik yang tepat.
3. Pembuatan seksi-seksi atau bangunan
pembendung (penahan) dan
4. Penggunaan Getaran suara
2. Penggunaan Bahan Bangunan dan
Akustik yang tepat.

Ada dua macam perambatan getaran suara. Melalui udara dan


melalui persinggungan.
60% kegaduhan datang dari dalam bangunan rumah sedangkan
40% dari luar rumah.
Contoh perambatan melalui persinggungan adalah orang
memukul paku kedalam tembok dan di dengar orang disebelah,
orang berjalan di lantai atas dan dingar orang dibawahnya.

Cara mengatasinya yaitu dengan cara menggunakan bahan-bahan


yang meresap getaran suara, jendela yang rapat dan lain-lain.
Usaha yang sekarang digunakan adalah dengan menggunakan
tirai penahan bising.
Cara mengurangi Kebisingan
1. Tata Ruang
Di beberapa daerah, tata ruang hampir sudah
tidak mungkin dikarenakan keadaan yang
terlanjur ada dan berkembang.

Cara yang digunakan adalah, pengelompokan


bangunan sumber bising, pembuatan daerah
penyangga antara jalan besar dan pemukiman dan
penghijauan disekitar daerah industri.
3. Pembuatan seksi-seksi atau
bangunan Pembendung/penahan bising.

Rekayasa yang di buat adalah pada jalan ramai dibuat


lebih rendah dari permukaan halaman rumah. Dengan
demikian tebing jalanan merupakan penghalang getaran
suara, tapi dalam prakteknya sedikit sulit sehingga
dibuatlah Tirai/tameng pada jalan yang ramai.

Tameng tersebut bisa berupa tanaman yang di tanam


rapat, atau pagar yang dapat meresap suara.
Penggunaan tameng pada bandar udara masih menjadi
bahan pemikiran sampai saat ini.
4. Penggunaan getaran suara.

Cara keempat ini adalah dengan cara menimbulkan


sumber-sumber bunyi. Jadi bising di lawan dengan
kebisingan yang baru.

Pengurangan pengaruh bising akbit adanya kebisingan


baru yang sengaja di buat, mungkin hanya semu atau
efek psikologis, tetapi kedua bising yang bersamaan
akan saling menghapus (mengurangi)

Cara ini masih terus dilakukan penelitian dan


pengamatan yang mendalam.
Kebisingan di Ruang dan Sekeliling
Bengkel
 Sudah dapat dipastikan bahwa disetiap
perbengkelan, terutama bengkel logam akan
terjadi kebisingan suara.

 Pada bengkel kerja bangku, kemungkinan terjadi


suara bising akan sedikit karena alat kerja yang
digunakan menggunakan tangan berupa kikir,
tap, snei dll.
 Cara mengatasi kebisingannya dengan jalan
menempatkan benda kerja lebih dekat kepada
ragum/alat penjepit.
 Pada Bengkel Tempa, juga terjadi sedikit kebisingan, karena tumbukan
palu pada logam panas menimbulkan suara yang empuk. Sebaliknya
baja/logam yang dingin suaranya akan lebih besar/nada tinggi.

 Pada Bengkel Las, kemungkinan akan terjadi kebisingan akibat pukulan


dan letupan. Suara letupan dari mulut pembakaran las asetelin ini terjadi:

a. Mulut pembakar las terlalu dekat kepada permukaan bahan yang di las.
Cara mengatasinya: segera mengangkat atau meregangkan
mulut pembakar dari permukaan bahan yang sedang di las.

b. Lubang Mulut pembakar tersumbat mengakibatkan


pengeluaran gas campuran tidak lancar.
Cara Mengatasinya: dengan cara mematikan api dan mengorek
lubang mulut pembakar dengan pengorek.

c. Campuran Gas karbit dan Udara pembakar tidak seimbang.


Cara mengatasinya: dengan cara mengatur pengaliran kedua
campuran tetap seimbang.
 Pada bengkel las listrik, ada kebisingan yang disebabkan
oleh suara kipas angin. Fungsi kipas angin sangat penting
untuk menghempas/mengisap gas-gas yang tidak
diperlukan sehingga pencegahan kebisingan adalah
dengan menggunakan alat pelindung telinga.

 Pada bengekel bubut dan bor, ada kebisingan yang


disebabkan oleh pemasangan pisau penyayat yang tidak
sesuai atau tumpul, sehingga menimbulkan suara yang
tidak diinginkan. Kebisingan dapat diatasi dengan cara
pemasangan pisau disesuaikan atau diasah.

 Pada bengkel otomotif, kebisingan yang terjadi pada


umumnya berasal dari suara knalpot/exhaust valve
sehingga pencegahan kebisingannya adalah dengan
penyesuaian penggunaan knalpot yang baik.
 Pada Bengkel Elektronik, suara kebisingan tidak
dapat dihindari akibat dari produksi suara dari
pesawat elektronik berupa radio atau televisi. Hal
ini disebabkan oleh tabung elektro belum
seimbang, suara dengungan ini tidak dapat
dihindari sehingga diwajibkan menggunakan alat
pelindung telinga.

 Bengkel yang menggunakan mesin diesel untuk


maksud sumber putaran atau tenaga listrik,
suaranya sangat bising. Cara mengatasinya adalah
dengan cara meletekan pemasangan mesin diesel
jauh dari tempat kerja atau dengan bangunan
pemasangan diesel dipasangkan peredam.
ALAT – ALAT KEAMANAN KERJA
 Dalam melakukan suatu task/tugas,
diperlukan beberapa alat keamanan. alat
keamanan berupa alat pelindung badan,
pelindung pada mesin, pengamanan arus
listrik, alat pengamanan ruang dan gejala-
gejala kebakaran serta mengangkat benda
berat.
Alat Pelindung anggota badan
 Apa saja alat pelindung badan yang ada?
1. Alat pelindung mata
2. Alat pelindung Kepala
3. Alat pelindung Telinga
4. Alat Pelindung Hidung
5. Alat Pelindung Tangan
6. Alat pelindung kaki
7. Alat pelindung tubuh
8. Aalt pelindung Hidung dan Mulut
1. Alat Pelindung mata
 Mata harus terlindung dari panas, sinar menyilaukan dan
juga debu.
 Penggunaan lensa untuk pengelasan dan pemotongan
jangan dibiasakan dipakai untuk pengelasan lengkung atau
busur, karena lensa untuk pengelasan lengkung sudah
tersedia sendiri.

 Kaca mata Debu, digunakan untuk pengerjaan menggerinda,


memahat dll. Bagian dai kacamata debu adalah:
1. Ventilasi pada sisi kaca mata
2. Lensa yang dapat di tukar dengan mudah
3. Bingkai yang lentur dan tahan panas dan nayaman dalam
pemakaian.
4. Keping hidung dan pengikat kepala yang dapat di atur/stel.
Kaca mata Pelindung Debu
Kaca mata las asetelin
 Kaca mata Las. Kaca mata las dibedakan
berdasarkan pekerjaannya antara las asetelin
dan las listrik.
 Kaca mata las listrik lebih gelap dibandingkan
pekerjaan las asetelin.
 Kaca mata las asetelin hampir sama dengan
bentuk kaca mata debu, hanya dibedakan pada
kegelapan kacanya.
Kaca mata las Listrik/Helm Las
2. Alat Pelindung Kepala
 Peci adalah alat pelindung kepala bagi mereka
yang bekerja pada bagian mesin yang berputar.
 Misalnya pada saat sedang bor atau mengelas.
Gunanya untuk melindungi rambut terpuntir
atau terkena percikan api.
 Penggunaan peci terutama pada saat mengelas
diatas kepala (Over head).
Helm Pelindung Las
3. Alat Pelindung Telinga
 Alat pelindung telinga adalah alat-alat yang
melindungi telinga dari gemuruh mesin yang
sangat bising dan penahan bising dari letupan.
4. Alat Pelindung Hidung
 Alat pelindung hidung dimaksudkan untuk
melindungi diri dari terhisapnya zat-zat
beracun dan debu.
5. Alat Pelindung Tangan
 Alat Pelindung tangan terbuat dari berbagai macam bahan sesuai
dengan kebutuhannya.
1. Sarung Tangan Kain.

Digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak melesat pada


permukaan terutama benda yang berminyak pada bagian mesin.

2. Sarung Tangan Asbes.


Sarung tangan asbes digunakan untuk melindungi tangan dari bahaya api.
Sebaiknya digunakan untuk pekrjaan las lsitrik atau pekerjaan menempa.

3. Sarung Tangan Kulit.


Sarunga Tangan kulit digunakan untuk memberi perlindungan pada
ketajaman sudut pada perlengkapan yang berbobot berat apabila diangkat.
4. Sarung Tangan Karet
Sarung tangan karet digunakan pada saat
melakukan pekerjaan pelapisan logam seperti
pernikel, perkhroom dsb. Fungsinya:
 Melindungi tangan dari bahaya pembakaran

asam
 Melindungi tangan dari kepedisan cairan.

 Melindungi kerusakan kulit tangan karena

hembusan udara bertekanan oleh kompresor.


6. Alat Pelindung Kaki
 Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari
tusukan benda tajam dan atau terbakar dari zat kimia.
 Sepatu yang bagian bawahnya terbuat dari kulit, sebaiknya
jangan dilengkapi dengan paku, karena mudah untuk
terpeleset.
 Adalah suatu keharusan bahwa saat bekerja pada bengkel,
sepatu harus dan wajib digunakan.
 Pada umumnya sepatu pengaman kerja, adalah sepatu yang
pada bagian ujungnya dilapisi dengan baja.
 Sepatu yang beralas karet, digunakan khusus untuk bekerja
pada tempat dengan permukaan licin, seperti permukaan
seng, sepatu seperti ini biasa digunkan untuk memperbaiki
sayap pesawat terbang.
7. Alat Pelindung Badan
 Apron pelindung. Sebuah apron pelindung
harus untuk digunakan selain baju kerja.
 Apron kulit dipakai untuk perlindungan dari
rambatan panas dan nyala api.
 Pakaian pelindung sebaiknya terbuat dari kulit
terutama pada saat melakukan pekerjaan
menempa dan mengelas.
 Lengan baju jangan di gulung, guna
melindungi tangan dari sinar dan nyala api.
8. Pelindung Hidung dan Mulut
 Pada bengkel kerja sering terjadi pengotoran
udara yang disebabkan oleh, gas, asap,
pengecatan dsb.
 Pemakaian alat pelindung pernafasan
ditentukan oleh jenis bahaya pengotoran
udara. Antara lain:
 Penahan Debu
 Saringan Catridge
 Kedok berkantong udara
 Kedok dengan selang Panjang
Penahan Debu
 Penahan Debu dimaksudkan untuk memberi
perlindungan pernafasan dari debu.
 Debu yang dimaksudkan adalah debu metalik
yang kasar atau partikel lainnya yang
tercampur dalam udara.
 Sebelum melakukan pekerjaan, pastikan
bahwa pemakaian pelindung ini sudah rapat
betul, sehingga udara yang dihirup harus
melalui saringan.
Saringan Cartridge
 Alat pelindung ini digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan
pengotoran udara berupa Penguapan cairan beracun yang kira-kira
berukuran 0,15 Micron.
 Apabila saat penggunaan dan pernafasan mulai terasa sesak, maka
saringan harus segera di ganti.
 Pastikan pada saat menggunakannya. Alat respiratory ini sudah benar-
benar melekat kepada wajah dengan baik.
 Untuk memastikan penggunaanya sudah melekat dengan baik, bisa di
uji dengan melekatkan selembar kertas atau di tutup dengan kedua
telapak tangan pada lubang udara kemudian di hidup.
 Jika penghirupan terasa sesak berarti tidak ada kebocoran, ini
menunjukan pelekatan pada wajah sudah sangat baik dan siap
digunakan.
 Bersihkan alat ini setiap kali selesai pemakaian untuk dapat digunakan
pada kesempatan lain.
Kedok Berkantong udara
 Alat ini mempunyai faktor penyaringan yang
lebih baik daripada saringan catridge.
 Pernafasan dihubungkan kepada kantong
udara bersih melalui selang.
 Seperti yang lain, pastikan alat ini melekat
pada wajah dengan baik.
 Untuk pengujian, lepaskan selang dari kantong
udara kemudia lakukan seperti pada
percobaan saringan catridge.
Kedok dengan Selang Panjang
 Peraltan pelindung ini biasa digunakan untuk
pekerjaan yang berkelanjutan atau terus-
menerus, karena udara yang bersih dapat
disalurkan dari tempat yang lain melalui
selang yang panjang.
 Selang tidak boleh lebih panjang dari 10 meter.
 Yakinkan bahwa selama pemakaian tidak
terjadi kebocoran.
Pakaian dan Cara Berpakaian
 Pada umumnya pakaian kerja, adalah pakaian yang rapi dan
baik.
 Tidak dianjurkan memakai pakaian yang sobek karena dapat
mengakibatkan tersangkut pada bagian-bagian mesin yang
bergerak.
 Baju harus terkancing rapih.
 Lengan baju agar dilipat keatas siku dengan rapi untuk
mencegah tersangkut pada mesin yang berputar.
 Lengan panjang dapat digunakan pada pekerjaan-pekerjaan
seperti membubut, memfrais, pengelasan, menempa,
membubut dan lainnya.
 Tidak dianjurkan mengenakan cincin atau jam tangan untuk
pekerjaan tertentu karena dapat mengakibatkan kecelakaan.
PERLINDUNGAN PADA MESIN
 Bagian-bagian pada mesin yang sangat
berbahaya adalah:
 1. Bagian Roda Gigi
 2. Roda Sabuk
 3. Bagian-bagian yang berputar.
 Sebisa mungkin untuk dapat menghidarkan
anggota badan karena kemungkinan dapat
tersentuh bagian yang berputar dari mesin
yang bergerak tersebut.
 Roda-roda gigi diusahakan untuk selalu dalam keadaan
tertutup untuk mencegah tangan usil yang menyebabkan
kecelakaan baik terhadap manusia ataupun mesin itu
sendiri.
 Sama halnya seperti roda gigi, sebaiknya roda sabuk juga
tidak dibiarkan dalam keadaan terbuka tanpa pagar
pelindung.
 Apabila terjadi roda sabuk putus, akan berbahaya pada
pekerja, jika roda sabuk tersebut tanpa cover atau pagar
pelindung.
 Pada saat membetulkan roda perantara sabuk, agar
menggunakan Penjolok agar jangan sampai tubuh terjepit.
KACA PENGAMAN
 Pada mesin gerinda memiliki kaca pengaman yang yang
konstruksinya terpisah sehingga dapat di ganti apabila
terjadi kerusakan.
 Kaca pengaman juga dapat mengalami keburaman
dikarenakan debu dan kotoran. Sehingga sebul dan sesudah
pengerjaan agar kaca pengaman tersebut selalu dibersihkan.
 Pekerja dapat menggunakan kaca mata pelindung (Safety
Googles) bila alat gerinda tidak memiliki kaca pelindung.
 Alat penerang berupa lampu sorot apabila penerangan
kurang maksimal.
 Kaca pengaman berguna untuk mencegah loncatan bubuk
logam dari pekerjaan pengasahan dan lainnya.
 Kaca Pelindung pada mesin Bor adalah untuk
mencegah pelemparan bram atau total Bor.
 Pelindung kaca pada Bor adalah untuk
melindungi mata, apabila tidak terdapat
pelindung kaca pada Bor, maka di anjurkan bagi
pekerja untuk mengenakan kaca mata pelindung.
 Berbeda dengan mesin Bor, Mesin bubut juga
memiliki pengaman, berupa kisi-kisi lempeng
logam, kisi-kisi jendela dan serta pelindung dari
bahan plastik pengganti gelas.
PENGAMAN ARUS LISTRIK
 Bila melihat peralatan listrik tidak tertutup
sebagaimana mestinya, maka segera beritahukan
kepada teknisi listrik.
 Apabila menemukan kawat sekring yang putus,
maka jangan sekali-kali digantikan dengan kawat
yang lebih besar/kecil atau yang tidak sesuai
dengan beban listrik tersebut.
 Kawat yang di pasang pada sekring adalah kawat
yang sudah diperhitungkan kekuatannya sesuai
dengan normalisasi dan keselamatan kerja.
 Kekurangan perlengkapan listrik harus segera dilaporkan
untuk segera mendapatkan penggantian yang baru dan
lengkap.
 Apabila perlengkapan listrik dibiarkan terbuka pada
bagian-bagian logam kelistrikannya maka akan berakibat
fatal.
 Tanpa sadar, tangan bisa saja menyentuh bagian terbuka
dari peralatan listrik tersebut mengakibatkan kejutan listrik
pada tubuh yang berakibat fatal, pingsan bahkan kematian.
 Peralatan/perlengkapan listrik yang sudah mengelupas
karena tua, jangan dipaksakan untuk dipakai karena dapat
mengundang bahaya kecelakaan.
 Demikian juga dengan alat penyambung (steker) yang pecah
atau rusak akan mengundang kecelakaan. Jangan Pernah
membiarkan sesuatu penghubung listrik tidak tertutp,
segera beritahukan kepada teknisi listrik bila
menemukannya.
 Gunakan peralatan listrik yang memenuhi syarat
keselamatan kerja. Dengan alat yang baik kita
dapat bekerja dalam keadaan tenang dan aman.
 Bola lampu Pijar yang dipasang dekat pada mesin,
sebaiknya memakai ruji-ruji pelindung untuk
mencegah terjadinya benturan.
 Dalam memasukan tuas penghubung listrik sangat
di anjurkan untuk memakai sarung tangan.
 Sangat tidak dianjurkan memasukan tuas listrik
dengan keadaan tangan basah, karena akan mudah
terkena arus listrik.
 Gejala Kerusakan Listrik/peralatam listrik dapat di
deteksi sbb:
 - Dengan di raba, suatu alat terasa panas akibat
gesekan putaran.
 Dengan jalan pendengaran, contoh pada motor
listrik, apabila putaran mesin tidak terdengar seperi
biasanya, ada ketukan atau desingan.
 Tercium bau sesuatu yang terbakar.

Gejala- gejala ini akan terjadi selalu pada gerak


mekanik, terutama gerak mekanik dari tenaga listrik.
ALAT-ALAT PENGAMAN RUANG DAN
GEJALA KEBAKARAN
 Alat pengaman ruang yang di utamakan adalah
alat-alat pemadam kebakaran serta cara
menggunakannya.
 Berikut adalah Pintu-pintu darurat guna
menyelamatkan diri dari kebakaran dan atau
gempa bumi dan sebagainya.
 Setiap orang yang berada di lingkungan bengkel
diharapkan untuk mengenal gejala-gejala
kebakaran, mengenal jenis api kebakaran,
mengenal alat-alat pemadam kebakaran dan
mengenal alat-alat tanda kebakaran.
 Setiap orang pada lingkungan kerja diharapkan
trampil menghindari bahaya kebakaran, trampil
menyelamatkan jiwa, trampil menyelamatkan
dokumen dan barang berharga lainnya.
 Penyebab kebakaran adalah sbb:
 Oleh Perbuatan sengaja.
 Perbuatan main-main/tanpa sengaja
 Akibat panas mekanik
 Penyalaan tiba-tiba gas yang mudah terbakar
 Akibat arus listrik
 Akibat panas sinar matahari dan atau
 Akibat sambaran Petir.
Jenis- Jenis Kebakaran
 Jenis kebakaran dapat dibedakan menurut kelas-
kelasnya sebagai berikut:

 Api Kelas A yaitu api dari kebakaran benda padat


seperti Kayu, tekstil, kertas dsb.
 Api Kelas B yaitu api dari kebakaran benda cair seperti
bensin, minyak lampu, solar dll
 Api Kelas C yaitu api dari kebakaran gas seperti
asetelin, LPG dll
 Api Kelas D yaitu api dari kebakaran akibat arus listrik.
 Api Kelas E yaitu api dari kebakaran logam.
Cara Mengatasi Api Kebakaran
 Cara mengatasi api kebakaran adalah sbb:

a) Proses isolasi, yaitu memutuskan udara luar dengan


barang yang sedang terbakar.

b) Proses pendinginan, yaitu penyerapan panas oleh bahan


lain seperti karung goni berair/basah, air dan bahan-
bahan yang mengandung air.

c) Proses Urai, yaitu dengan memisahkan atau menjauhkan


benda-benda lain yang belum terbakar, sehingga apai
tidak dapat menjalar ke benda lainnya.
Alat-alat Pemadam Kebakaran dan
Penggunaannya.
 Sebelum ditemukannya perlatan pemadam api
moderen, orang telah menggunakan peralatan
penunjang pemadam kebakaran, seperti:
 Tangga untuk mencapai titik kebakaran yang
tinggi
 Tongkat pengait untuk menarik dan
mendorong bangunan yang sedang terbakar
agar rubuh.
 Pasir untuk menimbun nyala api
 Karung goni yang dibasahi air.
 Pada penggunaannya, semua alat pemadam tidak
dapat digunakan pada satu jenis kebakaran.
 Air dan pasir adalah bahan termudah, tetapi tidak
dapat digunakan pada semua jenis kebakaran.
 Lalu pertanyannya bahan apa yang harus
digunakan untuk setiap jenis api?
 Air, baik untuk memadamkan kebakaran yang
disebabkan oleh kertas, kayu, kain dsb.
 Kebakaran listrik tidak dapat menggunakan air, dan
sangat dilarang karena air merupakan pengantar
listrik yang baik.
 Untuk kebakaran jenis minyak sebaiknya
menggunakan bahan kimia seperti Fire Extinguiser.
 Untuk Kebakaran listrik sebaiknya menggunakan
alat pemadam listrik Kimia Dry Powder.
Fire Extinguiser
 Pada setiap tabung pemadam kebakaran (Extinguiser) selalu
diberikan keterangan, baik tipe maupun penggunaannya.
 Tabung bersimbol huruf A dalam segitiga warna hijau, dipakai
untuk memadamkan kebakaran dari Kayu, Kertas atau kain
dsb.
 Tabung bersimbol huruf B dalam Persegi panjang Merah,
diperuntukan memadamkan kebakaran dari jenis minyak, cat,
ter dsb.
 Tabung Bersimbol Huruf C dalam lingkaran biru, digunakan
untuk kebakaran listrik atau api akbiat terbakarnya isolasi
listrik, panel listrik, motor listrik dsb.
 Tabung bersimbol huruf D dalam bintang berwarna kuning,
dipakai untuk memadamkan kebakaran yang di akibatkan
logam, seperti magnesium, potasium, sodium, titanium dan
sebagainya.
 Setiap kebakaran dapat dipadamkan, tetapi
bahan pemadamnya akan berbeda sesuai jenis
atau kelasnya.
 Kesalahan dari cara memadamkan yang tidak
sesuai dengan bahan pemadamnya akan
berakibat bahaya yang lebih besar atau api
akan berkobar lebih besar.
 Dalam memadamkan api menggunakan Fire
Ex, agar corong penyemprot harus di sapu dari
kiri ke kanan atau sebaliknya.
 Pada saat memadamkan api agar selalu berada
di atas angin, atau searah arah angin.
Alat-alat Tanda Bahaya
A. Fire alarm adalah alat yang berbentuk bundar
atau persegi berwarna merah dan memakai
kaca disertai alat pemukul.

 Pada alat ini (fire alarm) bertuliskan “IN CASE


OF FIRE BREAK GLASS” dan pada umumnya
di pasang disetiap bangunan bengkel.
B. Fire Lock (Safety Security) adalah alat berupa
papan dari plat baja. Pada alat ini terdapat
tanda dengan warna tertentu yan disesuaikan
dengan bengkel.
 Bila terjadi kebakaran di salah satu bengkel,
maka tanda warna tersebut akan menyala
sebagai penanda kebakaran.
 Letaknya selalu berdekatan dengan Fire Alarm.
C. Lonceng Besi. Alat ini dapat di buat dengan
potongan besi biasa yang digantungkan
sebagai penanda kebakaran yang di pukul 2
kali berulang-ulang.
D. Dengan Lisan atau Suara. Yaitu seorang
petugas yang bertugas memperingatkan
adanya kebakaran dengan berteriak bersuara
keras.
Cara Mengatasi Bahaya Kebakaran
 Setiap pekerja atau orang yang berada di seputran
bengkel kerja wajib menaati segala peraturan yang
dikeluarkan oleh pemimpin atau Regu Khusus
Keselamtan Kerja.

 Di Dalam Bengkel Kayu.

• Dilarang merokok karena mudah membakar potongan


atau ampas/sisa bahan kayu.
• Semua bekas serutan kayu agar di buang pada tempat
yang telah disediakan dan langsung dibakar dan tetap
dalam pengawasan selama pembakaran.
• Menyimpan peralatan yang mudah menimbulkan
api pada tempatnya.
• Hindari terjadinya letusan api pada saat pengerjaan
tangan, kerja mesin dan atau hubungan pendek
listrik (korslet).

 Di dalam Bengkel Las.

Atau bengkel yang menggunakan Gas, Bensin, Solar


dan Gas Lampu.

• Di larang merokok, di dalam ruangan yang


terdapat gas, dan atau minyak.
• Tutup rapat semua keran gas, penutup drum
bensin, solar atau minyak lampu setelah selesai
pemakaian.
• Periksa semua kemungkinan kebocoran dari
sambungan-sambungan pipa gas atau bensin.
• Segera membuka pintu-pintu jendela sebelum
pekerjaan di mulai, agar ada pergantian udara
selama 15 s/d 30 menit, terutama karena Gas
LPG lebih berat dari udara dan akan berada di
tempat paling bawah.
• Simpan Tangki gas atau drum bensin/minyak pada
tempat khusus tersendiri dan tertutup.
• Dilarang membuka keran gas atau tutup drum
dalam waktu lama sebelum digunakan/dipakai
• Isilah air air secukupnya kedalam drum bekas
menyimpan bensin/minyak dan botol bekas
sebelum di las.
• Dilarang memukul-mukul tutup gas dengan
maksud membuka tutup tersebut.
• Dilarang membanting atau memukul botol berisi
gas.
 Di dalam Bengkel Listrik.

Lakukan pekerjaan-pekerjaan instalasi listrik sesuai


dengan ketentuan yang berlaku. Jangan pernah mencoba-
coba melakukan pekerjaan listrik yang belum di
mengerti.

• Dilarang mengganti kawat sekring dengan kawat yang


lebih besar ukuran garis tengahnyamdari
ketentuannya.
• Dilarang melakukan pekerjaan las lsitrik dekat dengan
penimpanan gas dan minyak.
• Tutuplah tempat-tempat saklar sekring dengan kotak
atau rumahnya, untuk mencegah bunga api.
 Di Tempat Pembakaran Sampah.

• Tentukan tempat pembuangan atau


pembakran sampah jauh dari bangunan.
• Jangan membakar sampah pada saat terjadi
angin.
• Bakarlah sampah pada waktu-waktu yang baik
dan dilakukan oleh petugasnya.
Mengatasi dan Menguasai Api Menurut
Kelasnya.
 Untuk api Jenis kelas A, yaitu kebakaran bahan padat,
seperti kayu, bambu, tekstil, kertas, karet, aspal dll.

a. Bila kebakaran masih kecil, gunakan alat atau bahan


pemadam seperti karung basah, pasir atau alat
portable.
b. Bila kebakaran api telah membesar, gunakan langsung
semburan air atau hydrant, di dahului dengan cara urai
yaitu menjauhkan semua bahan yang berdekatan
dengan sumber api, supaya api tidak menjalar.
c. Bila api semakin besar dan tidak dapat di tanggulangi,
segera hubungi pihak terkait.
 Untuk Jenis api Kelas B, yaitu kebakaran bahan cair
seperti bensin, solar, minyak lampu, asam belerang dsb.

a. Apabila api masih kecil, gunakan alat atau bahan


pemdam seperti karung basah, pasir atau alat portable.
Dilarang menggunakan semburan air karena dapat
mempercepat menjalarnya api ke tempat lain.
b. Apabila cairan mudah terbakar sudah habis, tetapi api
semakin membesar, maka bisa digunakan cara semburan
dengan air, tetapi terlebih dahulu gunkan cara urai dgn
memindahkan bahan mudah terbakar dari sumber api.
 Untuk Jenis api Kelas C, yaitu kebakaran bahan gas, seperti
gas asetelin, Hidrogen, LPG dll.

a. Gunakan langsung alat pemadam Portable, bila api belum


mencapai tutup botol gas.
b. Bila api telah mencapai botol gas, semburlah botol gas itu
dengan air dari jarak jauh. Berhati-hatilah dan waspada
bahwa botol gas akan meledak dalam waktu kurang dari
0,001 detik.
c. Dilarang memasuki ruangan sebelum gas dalam ruangan
habis atau hilang. Hal ini sangat berbahaya dan bisa
keracunan.
d. Bila mungkin ada botol-botol yang diragukan
keselamtannya, botol-botol itu harus disembur terus oleh
hydrant.
 Untuk jenis api kelas D, yaitu kebakaran akibat
listrik

a. Putuskan semua hubungan arus listrik yaitu semua


saklar di ruangan, terutama hubungan pada
induk/gardu.
b. Apabila di yakini bahwa aliran listrik masih ada,
maka jangan disemburkan dengan air atau cairan
lainnya karena akan mengakibatkan kejutan listrik.
Gunakan pemadam bersimbol C dengan lingkaran
biru yg di dalamnya terdapat bubuk kimia.

 Untuk Jenis api Kelas E, yaitu akibat panasnya


logam, cara pemadamannya sama seperti jenis A
Langkah-langkah ketika Terjadi
kebakaran
a. Menguasai kondisi dan situasi serta bisa
mengendalikan orang-orang yang ada di tempat
kejadian, guna berusaha memadamkan api selama
masih mampu untuk di kerjakan.
b. Bunyikan bel atau lonceng atau fire alarm yang
terdekat untuk memberitahukan adanya bahaya
kebakaran.
c. Laporkan dengan segera kepada pihak yang
berwenang, untuk mendapatkan bantuan pemadaman
api.
d. Hentikan semua mesin-mesin dan putuskan semua
aliran listrik, tutup dan amankan semua tempat-tempat
gas.
e. Bukalah semua pintu keluar dan keluarkan
semua orang atau pekerja yang tidak bertindak
mengatasi kebakaran
f. Tempatkan semua orang yang keluar di suatu
tempat yang tenang dan aman (Titik Kumpul).
Panggil satu persatu, apabila ternyata ada yang
tidak hadir, segera melakukan pengecekan.
g. Semua yang bertugas dalam tindakan
pemadaman kebakaran, agar bekerja dalam
keadaan tabah dan lancar.
MENGANGKAT BENDA BERAT
 Pengikatan atau penyandangan beban yang berbobot
akan lancar dan selamat bila cepat di ketahui letak garis
kerja gaya berat beban itu ( titik keseimbangan).
 Ikatlah beban sepanjang atau seimbang pada garis kerja
gaya beratnya sesuai kabel penyandang yang telah diuji
kekuatannya guna keselamatan kerja.
 Apabila menggunakan alat penjempit otomatis, agar
benda/baja pelat di jepit tepat pada titik
keseimbangannya.
 Area sekitar kerja harus bersih dari pekerja.
 Untuk mengagkat/membalikan besi Doble T, maka
gunakanlah pengungkit.
 Disarankan untuk meggunakan besi penunjang
balok angkat dan kabel pengikatnya memakai
pelapis.
 Sangat tidak diperbolehkan untuk pekerja
untuk menumpang atau menaiki beban yang
sedang di angkut menggunakan tali/kabel
pengangkut.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN
 Kesehatan membawa kebahagiaan.
 Bukan orang yang kuat yang akan panjang
umurnya, tetapi mereka yang menjalani hidup
sehat.
 Banyak penyakit dan kecelakaan yang
disebabkan oleh kelalaian dan kekurang hati-
hatian dari seseorang.
 INGAT!! KEBERSIHAN ADALAH PANGKAL
KESEHATAN
 Luka-luka yang dibiarkan terbuka dan tidak
dibersihkan/diobati akan samgat berbahaya sebagai
tempat masuknya kuman/bakteri tetanus dan akan
mengakibatkan kematian.
 Air dan susu yang nampaknya bersih kemungkinan
mengandung kuman-kuman yang membahayakan.
Alangkah lebih baik, apabila air/susu itu di masak
terlebih dahulu sebelum di konsumsi.
 Biasakanlah mencuci tangan sebelum makan atau
sesudahnya.
 Jangan membiasakan diri menggigit ujung jari/kuku
atau memasukannya kedalam hidung.
 Penyakit yang di derita oleh seseorang biasanya
masuk melalui, mulut, hidung dan kulit.
 Menurut penyelidikan, kira-kira 90% dari
penyakit itu terjadi dengan perantaraan makanan,
minuman atau yang dibiarkan tanpa mendapat
pengobatan.
 Kuman-kuman penyebab penyakit seperti Tipus,
Kolera, disentri dan lumpuh atau mati perasaan
masuk kedalam tubuh melalui hidung dan mulut
tanpa mengganggu paru-paru atau lambung yang
dilaluinya.
Penggunaan dan Pelaksanaan PPPK
(P3K)
 Bila seseorang menderita sakit atau kecelakaan,
adalah baik untuk diantarkan ke dokter/Rumah
sakit dengan segera.
 Tetapi ada baiknya kita mengetahui apa yang harus
dikerjakan untuk menolong si penderita, apabila
dokter atau Rumah sakit tidak ada ataupun jauh.
 Pengetahuan akan P3K sangatlah berfaedah dan
tidak kurang penting untuk menolong jiwa
seseorang, besar kemungkinan nyawa akan
melayang apabila tidak mendapat pertolongan
semestinya.
 Contoh, apabila seseorang mengalami luka parah,
bagaimana cara menghentikan pendarahan yang
banyak, apa yang harus dilakukan supaya tidak
terjadi infeksi dsb.
 Segera menolong si penderita, usahakan jangan
banyak orang berkerumun, biarkan ruang sekitar
menjadi lapang dan legah agar si korban
mendapat udara yang bersih.
 Periksa korban apakah masih sadar, apakah nafas
dan nadinya masih berjalan baik dan jagalah baik-
baik supaya lukanya jangan bertambah parah.
 Periksa bola mata korban. Buka pelupuk matanya dan periksa apakah
biji matanya masih bergerak atau tidak.
 Jika biji matanya terbeliak dan yang satu tidak sama besar dengan yang
lain, maka ini adalah tanda kerusakan otak.
 Darah yang keluar dari telinga, menandakan bahwa ada bagian
tengkorak yang rusak.
 Rabahlah perlahan-lahan kalau-kalau ada terdapat tulang yang patah
pada tengkorak, leher, tulang selangkang, bahu, tangan dan kaki.
 Jika ternyata ada tulang yang patah, bukalah atau apabila tidak di
mungkinkan maka guntuin pakaian tersebut dekat bagian tulang yang
patah agar jelas bagian yang patah untuk mempermudah pengobatan.
 Usahakan agar apabila terjadi pendarahan, maka usahakan untuk
dihentikan agar korban jangan kehilangan banyak darah karena akan
membahayak si korban.
 Segera mintalah bantuan pada dokter / Rumah sakit.
 Selama menanti kedatangan dokter, usahakan
agar tubuh si korban tetap dalam keadaan
hangat dengan memberikan selimut atau kain
dan semacamnya.

 Berilah si Korban minum air yang suam kuku.


Pernafasan Buatan
 Seseorang tidak diperbolehkan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan, kecuali
untuk menolong korban yang jatuh dan mengalami
pernafasan terhenti atau pendarahan yang parah.
 Bila hal itu terjadi, segerlah hubungi dokter/rumah
sakit untuk mendaptkan ambulans.
 Pada saat-saat seperti inilah nomor kontak darurat
sangat diperlukan baik dokter ataupun Rumah
sakit dan juga letak alat-alat pertolongan pertama
yang terdekat.
 Bila terjadi pernafasan terhenti, maka dapat diatasi dengan
memberikan pernafasan buatan, antara lain dencan cara dari
mulut ke mulut sebagai berikut:
a. Menghindarkan suatu hambatan dari mulut, dengan jalan
membuka mulut si korban dengan jari.
b. Memegang tengkuk/leher si korban dengan hati-hati
membaringkannya sambil kepalanya dikebawahkan.
c. Tekan sudut rahangnya ke depan dari belakang untuk
meyakinkan bahwa lidahnya terjulur dan jalan nafasnya
bebas.
d. Buka mulutmu lebar-lebar dan tarik nafas dalam-dalam. Pijit
hidungnya dan padukan mulutmu kepada mulut korban.
e. Hembus dengan keras kedalam paru-parunya sampai penuh.
f. Lepaskan mulutmu dan perhatikan gerkan-gerakan dari si
kornban.
g. Bila penghembusannya sempurna, ulangi lagi cara tadi
hingga si korban bernafas kembali.
 Bila ada seorang yang membantu, maka pemijatan
jantung mungkin dapat membantu penyembuhan guna
meningkatkan peredaran darah. Dengan cara sbb:

1. Berlutut daisamping korban dekat dadanya.


2. Letakkan tangan kanan pada tulang rusuk dada si
korban.
3. Tumpukkan tangan kiri di atas tangan kanan.
4. Tekan kedua tanganmu dengan kuat ke depan
sedemikan rupa hingga berat badanmu menekan dada
si korban sampai kira-kira 5 cm. ( Tidak boleh lebih
dari 5 Cm)
5. Ulangi gerakan ini terus menerus selang satu detik,
dan lakukanlah dengan hati-hati, karena bila
dikerjakan dengan kekerasan akan berbahaya.
 Bila bekerja sendirian, pijatan jantung masih dapat
diterapkan sambil melakukan cara pernafasan dari
mulut ke mulut.
 Berlutut di samping korban dekat dadanya.
 Lakukanlah beberapa kali pernafasan buatan seperti
yang telah di uraikan sebelumnya.
 Gantilah dengan cara pijatan jantung dan tekanlah
dadanya lima kali selang satu detik.
 Berilah henbusan lagi
 Ulangi pijatan jantung lima kali. Lanjutkan pernafasan
buatan ini berganti-ganti, yaitu satu hembusan dan lima
kali penekanan dada sampai pertolongan datang.
Lemas
 Lemas dapat terjadi karena banyak hal, contoh
jatuh kedalam air, terisap gas beracun,
tergantung, tercekik atau terkejut.
 Dari semua contoh kejadian diatas, maka keadaan
si korban adalah sama, yakni udara tidak dapat
sampai masuk ke dalam paru-paru, dan cara
menanggulangi dan mengobatinya adalah sama.
 Bawalah orang yang lemas tersebut ke tempat
yang lapang dan usahakan supaya ia dapat lekas
bernafas kembali.
 Buka atau longgarkan bajunya dan baringkan
menelungkup dan tarik lidahnya keluar.
 Jika si korban lemas karena terjatuh dalam air,
tekan perutnya dengan tangan, angkat badannya
tinggi-tinggi, biarkan kepalanya ke bawah.
 Biarkan si korban dalam sikap demikian dalam
beberapa menit, supaya air yang dalam perutnya
dapat keluar.
 Kemudian baringkan dia lurus-lurus, hadapkan
kepalanya kesamping.
 Gunakan cara berikut agar dada si korban akan kembang kempis
sehingga udara dapat masuk dan keluar paru-parunya seperti bernafas
biasa:

1. Berlutut dekat si korban, letakkan kedua tangan di pinggangnya, tekan


pinggannya untuk mengeluarkan udara dari dadanya, kemudian
dengan cepat lepaskan tekanan itu.
2. Dada si korban akan berkembang dan udara yang baru akan terhisap
masuk.
3. Teruskan gerakan ini sampai 15 kali dalam semenit sehingga pernafasan
si korban sempurna kembali.
4. Dalam mengembalikan pernafasan, jagalah agar tubuh si korban tetap
hangat serta juru rawat yang lainnya hendak menggosok kakinya kuat-
kuat supaya peredaran darahnya baik kembali.
5. Dekapkanlah botol yang berisi air panas di telapak kaki si korban

Usahakan agar pengembalian nafas ini segera dilakukan, sebab jika si


korban lemas terlalu lama dan dibiarkan tidak bernafas akan berakibat
kematian.
 Dalam hal terisap gas asam arang dan karbon
monoksida, maka si korban akan
memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
 Rasa letih dan lemah, muka berkerut dan otot-
otot kendur.
 Biji mata membesar tetapi tidak bergerak dan
tidak ada refleks, nafas dan denyut nadi lemah.
 Kadang-kadang si korban rubuh dan tidak
sadarkan diri serta pernafasannya tersendat-
sendat.
 Bila ditemukan hal yang seperti demikian,
secepatnya bawa si korban keluar ruangan
atau ke tempat lapang.
 Lakukan dengan segera pernafasan buatan.
 Isapkan ke hidungnya gas oksigen atau uap
amonia dan gosok badannya.
 Jika warna si korban membiru, taruhlah demah
sejuk pada kepala dan dada si korban.
Menghentikan Pendarahan
 Jika seseorang mendapat luka yang banyak mengeluarkan
darah, sehingga dia semakin lemah, maka hendak untuk
segera diusahakan supaya pendarahannya itu dapat
berhenti.
 Pendarahan itu akan segera berhenti, jika bagian anggota
sebelah atas dari yang berdarah itu di tekan kira-kira lima
menit lamanya atau lebih sedikit.
 Letakkan kapas yang bersih diatas luka itu dan ikat dengan
pembalut jika pembuluh nadi yang luka.
 Hendaklah bagian atas pembuluh itu diikat kuat-kuat,
tetapi jangan terlalu lama, kira-kira setelah 10 menit, ikatan
itu harus segera di buka sebab bagian tubuh yang terlalu
lama tidak mendapat darah dapat menjadi mati.
 Jika kepala yang terluka atau berdarah, maka pendarahan itu
dapat dihentikan dengan menekan kain yang bersih di tempat
yang luka sampai darah membeku.
 Jika bibir yang berdarah, luka itu dapat di tekan kira-kira
sepuluh menit dengan jari, pastikan tangan sudah di cuci
bersih sebelum melakukan tindakan tersebut.
 Apabila terdapat luka pada muka dan mengeluarkan banyak
darah, tekanlah kedua pembuluh nadi yang terdapat pada
kedua belah leher, supaya pendarahan itu berkurang.
 Jika terjadi darah dari luka yang terdapat pada bahu atau
ketiak, maka tekanlah pembuluh nadi yang mengalir ke
lengan yang dapat dirasa pada bagian sebelah tulang
kerangka
 Catatan: apabila terjadi pendarahan pada jari, lengan, telapak
tangan, dekat lutut, paha dan lain sebagainya, pijatlah
pembulh darah itu atau ikat dengan kain dan gunakan
sepotong benda yang keras seperti kayu atau lainnya supaya
pembuluh darah itu tertekan.
 Tindakan dengan segera dan khusus pada
pendarahan yang banyak:

1. Baringkan si Korban dengan kepala bersandar.


2. Bila mungkin, angkat bagian yang luka
sehingga rata dengan badan.
3. Tekan pada lukanya.
4. Panggil orang yang bisa membantu, perawat,
dokter atau ambulance.
 Menghentikan pendarahan yang banyak, tekanlah
kedua belah sisi bagian yang luka, cara ini dapat
menghentikan pendarahan.
 Bila perdarahan berhenti, taruh kain diatas lukanya
dan tutup dengan bantalan kecil yang bersih.
 Bila luka itu terjadi pada bagian bawah daripada
tangan, karena tekena benda yang tajam, maka
menghenitkan perdarahannya angkatlah tangan si
korban ke atas dan bengkokkan.
 Untuk merawat luka yang lebar, pemakaian bantalan
kecil yang bersih adalah lebih baik daripada hanya
memakai pembalut tunggal, karena pembalut
tersebut dapat menekan luka dengan lebih keras. Bila
perdarahannya banyak, pakailah lebih dari satu
bantalan.
 Orang yang berbadan sehat bila mendapat luka,
maka luka itu akan lekas sembuh dan tidak
mudah meroyak ataupun meradang.
 Darah yang keluar dari luka mungkin akan
terkena kotoran dan juga kuman penyakit yang
telah masuk kedalam darah pada waktu luka
terjadi.
 Luka yang tidak berdarah mudah meroyak
karena kotoran yang masuk dengan mudah
dapat merusak jaringan sekeliling luka tersebut.
 Banyak Luka yang meroyak disebabkan oleh salah
pengobatan.
 Untuk mengatasi hal itu dan juga untuk menceagah
masuknya kuman-kuman, maka semua benda yang
akan dipakai untuk menahan darah harus dicelupkan
terlebih dahulu kedalam air panas, supaya kuman-
kumannya mati.
 Tangan si penolong hendaknya dicuci bersih-bersih
dan di barut dengan alkohol sebelum menjamah luka.
 Untuk mencuci luka sebaiknya dipakai Yodium yang
berkadar 3% atau mercurochrome yang berkadar 2 %.
Merawat Luka.
 Biasanya luka-luka itu harus di rawat setiap hari.
 Bukalah pembalutnya dengan hati-hati dan kalau
pembalut itu melekat, gunakanlah air masak atau
larutan boric acid untuk melonggarkannya.
 Sedapat mungkin luka itu jangan sampai tersentuh.
 Apabila luka itu tidak berair, janganlah seringkali
menukar pembalutnya atau mencuci luka itu, karena
dengan seringnya dibuka luka itu lama sembuh dan
kemungkinan akan meroyak.
 Luka-luka yang dalam karena terkena benda tajam atau
tertembus peluru, dapat menembus anggota tubuh bagian
dalam yang vital, seperti jantung, paru-paru dan lain-lain,
dalam hal ini serahkanlah pada ahli atau dokter atau di
atarkan langsung ke Rumah sakit.
 Untuk luka yang kecil atau lecet agar segera dibersihkan
dengan air pakai sabun atau larutan boric acid, lalu di
barut dengan alkohol atau yodium.
 Luka-luka yang disebabkan oleh paku atau pecahan kaca
hendaklah segera dibersihkan dengan kapas yang
dicelupkan kedalam alkohol.
 Jika mungkin masukanlah beberapa tetes Yodium kedalam
luka itu, kadang luka yang kecil itu harus dibesarkan agar
mempermudah obat untuk di masukkan.
 Hendaklah selalu memakai perkakas yang bersih dan
sudah di rebus.
Cara membalut luka
 Pembalut berfungsi untuk:
a) Melekatkan obat pada luka
b) Membalut bidai pada anggota badan yang patah
c) Menekan Pembuluh darah yang mengalirkan
darah pada luka itu
d) Membalut bagian yang melentur seperti perut
dan buah dada, dan menenangkan bagian-
bagian yang sakit seperti dada dalam hal radang
paru-paru atau sendi dalam hal encok dll.
 Untuk membalut bagian tubuh yang besar seperti
perut, dada dan sebagainya dapat menggunakan
kain biasa.
 Untuk membalut jari, kepala, tangan lebih baik
menggunakan kain yang tipis.
 Lebar pembalut harus disesuaikan dengan yang
diperlukan, seperti untuk jari harus yang kecil
dsb.
 Dalam menyimpan pembalut, harus digulung
kuat-kuat supaya tetap bersih dan mudah untuk
digunakan kembali.
 Beberapa peraturan membalut yang perlu diperhatikan:
a) Membalut hendaknya kuat agar tidak mudah terlepas.
b) Membalut hendaklah dari bawa keatas.
c) Kalau membalut tangan atau kaki, sedapat mungkin
biarkanlah jari terulur keluar supaya dapt dilihat bila
perjalanan darah terganggu atau jari menjadi bengkak.
d) Jangan membuat simpul pembalut diatas buku tulang
atau diatas tulang
e) Di tempat pertemuan kulit bertemu satu sama lain,
seperti pada ketiak hendaklah meletakkan lapisan
kapas diantara kulit dan pembalut.
f) Ujung pembalut harus disemat, diikat atau direkat
dengan kain perekat (plester)
 Cara pelaksanaan Membalut:
a) Buka gulungan pembalut itu dan letakkan ujungnya pada luka
yang akan di balut, kemudian lilitkan.
b) Pada lilitan pertama hendaklah pembalut itu bertindihan supaya
teguh, kemudian balikan pembalut itu kemudian lilitkan
kembali menuju tempat yang semula dan bertindihan pula.
c) Kalau membalut betis atau anggota yang lain yang tidak sama
besarnya hendaklah pada setiap lilitan pembalut itu ditekan
supaya lebih teguh dan tidak mudah lepas.
d) Sesudah itu dibalikkan pula pembalut itu dan lakukan sekali lagi
seperti sebelumnya.

 Untuk luka pada tangan selain digunakan pembalut, digunakan


juga penyandang yang biasanya dibuat dari sehelai pembalut
yang lebar dan panjang. Kedua ujung penyandang diikatkan
pada pundak sehingga tangan yang luka tersandang di
dalamnya.
Cara memasang kain penyandang segi tiga

 Lipatkan tangan ke dada dan tepi kain yang


panjang diletakkan di bawah pergelangan.
 Kain penyandang itu hendaklah sekurang-
kurangnnya satu kaki persegi.
 Kedua ujungnya diikatkan di atas bahu.
 Ujung yang lain yang terulur keluar dari siku,
hendaklah disematkan ke depan.
 Kain pelekat (plester) baik sekali untuk penahan
pembalut atau bidai supaya tidak longgar dan
dipakai untuk melindungi tubuh yang luka.
 Lebarnya kain pelekat ini bermacam-macam dan jika
perlu dapat di koyak-koyak menjadi kecil.
 Sebelum menggunakannya hendaklah di panasi
dekat api, jika dada berbulu hendaklah di cukur
dahulu.
 Saat penempelan pelekat itu, hendaklah saat si
korban sedang bernafas keluar (menghembuskan
nafas keluar), jangan di saat ia sedang menarik nafas.
 Sesudah ditempelkan, maka untuk penahan pelekat
itu tetap teguh, lilitkan pula di luar sehelai kain
pembalut.
 Cara membalut lengan adalah dimulai dari
pergelangan tangan naik keatas.
 Ada pula cara membalut teknik pilin dan cara
membalut lengan berbentuk angka delapan.
 Cara membalut ibu jari yang terluka adalah
dengan cara dimulai dari ibu jari yang terluka
dan berakhir dan diikat pada pergelangan
tangan.
 Untuk sendi yang terkilir seperti di pergelangan
kaki, kain pelekat itu sangat berguna.
 Gunting beberapa helai kira-kira lima belas inchi
panjangnya dan satu inci lebarnya.
 Mulailah melekatkannya pada pergelangan kaki
dari belakang menuju muka, kebawah ke telapak
kaki, keliling pergelangan kaki itu dan lilitkan
keatas sampai betis.
 Supaya mudah untuk melepaskan pelekat
(pleseter) itu teteskan bensin sedikit keatasnya.

Anda mungkin juga menyukai