A. Partikel debu
1. Pengertian debu
Debu adalah partikel-partikel yang disebabkan oleh kekuatan-
kekuatan alami atau mekanis seperti pengolahan,
penghancuran,pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan dan lain-
lain dari bahan-bahan bai organik maupun anorganik misalnya batu,
kayu,biji logam, arang batu, butir-butir zat-zat dan sebagianya. Dalam
kasus pencemaran udara baik dalam maupun di ruang gedung (indoor and
out door polluition), debu sering dijadikan salah satu indikator pencemaran
yang digunakan untuk menunjukan tingkat bahaya baik terhadap
lingkungan maupun terhadap kesehatan dan keselamatan kerja
(Suma’mur,2009).
2. Sifat-Sifat Debu
Menurut departemen kesehatan RI yang di kutip oleh sitepu
(2002), partikel-partikel debu di udara mempunyai sifat:
1. Sifat pengendapan
sifat pengendapan adalah sifat debu yang cenderung selalu
mengendap karena gaya gravitasi bumi. Namun karena kecilnya
ukuran debu, kadang-kadang debu ini relatif tetap berada di udara.
2. Sifat permukaan basah
Sifat permukaan debu akan cenderung selalu basah, dilapisi oleh
lapisan air yang sangat tipis. Sifat ini penting dalm pengendalian
debu dalam tempat.
3. Sifat penggumpalan
Oleh karena permukaan debu selalu basah, sehingga dapat menempel
satu sama lain dan dapat menggumpal. Turbulensi udara
meningkatkan pembentukan penggumpalan debu. Kelembaban
dibawah sturasi, kecil pengaruhnya terhdap penggumpalan debu.
Kelembaban yang melebihi tingkat huminitas di atas titik saturasi
mempermudah penggumpalan debu. Oleh karena itu partikel debu
merupakan inti dari pada air yang berkonsentrasi sehingga partikel
menjadi besar.
4. Sifat listrik statis
Debu mempunyai sifat listrik statis yang dapat menarik partikel lain
yang berlawanan. Dengan demikian, partikel dalam larutan debu
mempercepat terjadinya proses penggumpalan.
5. Sifat optis
Debu atau partikel abasah atau lembab lainnya dapat memancarkan
sinar yang dapat terlihat dalam kamar gelap.
Partikel debu yang berdiameter lebih besar dari 10 mikrin dihasilkan dari
proses-proses mekanis sperti erosi angin, penghancuran dan
penyemprotan, dan pelindasan benda-benda oleh kendaraan atau pejalan
kaki. Partikel yang berdiameter antar 1-1- mikron biasanya termasuk tanah
dan produk-produk pembakara dari industri lokal. Partikel yang
mempunyai diameter 0,1-1 mikrin terutama merupaka produk pembakaran
dan aerosol fotokimia (fardiaz,1992).
3. Jenis-jenis debu
Suma’mur(2009), mengelompokan partikel debu menjadi dua yaitu
debu organik dan anorganik. Kalsifikasi debu dapat dilihat pada tabel 1
berikut:
Partikel debu yang terdapat dilingkungan kerja lokasi penelitian Sebagian besar
bersumber dari aktivitas lalu lintas kendaraaan di jalan raya dan lalu lintas
kendaraan pertambangan batubara. Debu di lingkungan kerja lokasi penelitian
Sebagian besar debu anorganik golongan silika.
1. Pernafasan dada
Pernafasan dada adalah pernafasan yang menggunakan Gerakan0gerakan
otot antar tulang rusuk. Rongga dada membesar karena tulang dada dan
tulang antar tulang rusuk. Rongga dada membesar karena tulang dada dan
tulang rusuk terangkat akibat kontraksi otot-otot yang terdapat di antara
tulang-tulang rusuk. Paru-paru turut mengembang, volumenya menjadi
besar, sedangkan tekanannya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara
luar. Dalam keadaan demikian udara luar dapat masuk melalui batang
tenggorok (trakea) ke paru-paru (pulmonum).
2. Pernafasan perut
Pernafasan perut adalah pernafasan yang menggunakan otot-otot daifragma.
Otot-ototo sekat rongga dada berkontraksi sehingga diafragma yang semula
cembung menjadi agak rata, dengan demikian paru-paru dapat mengembang
ke arah perut (abdomen). Pada waktu itu rongga dada bertambah besar dan
udara terhirup masuk.
2. Merokok
Merokok merupakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang
dalam menghisap rokok mulai dari satu batang atau lebih dalam satu
hari(Bustan, 2000). Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur
dan fungsi saluran pernafasan dan jaringan paru. Merokok juga dapat
lebiih merendahkan kapasitas vital paru dibandingkan dengan beberapa
bahaya kesehatan kerja (suyono,2001). Penurunan kapasitas paru (VC)
merupakan indikator yang dapat mengakibatkan gangguan restriktif
pada paru pekerja (west, 2010). Kebiasaan merokok akan mempercepat
penurunan faal paru. Besarnya penurunan fungsi paru (FEV1)
berhubungan langsung dengan kebiasaan merkokok (konsumsi rokok)
pada orang dengan fungsi paru normal dan tidak merokok mengalami
penurunan FEV1 20 ml pertahun, sedangkan pada orang yang merokok
(perokok) akan mengalami penurunan FEV1 lebih dari 50 ml
pertahunnya (rahmatullah,2009). Penurunan ekspirasi paksa pertahun
28,7 ml untuk non perokok, 38,4 ml untuk bekas perokok dan 41,7 ml
untuk perokok aktif. Pengaruh asap dapat lebih besar daripada pengaruh
debu yang hanya spertiga dari pengaruh buruk rokok (Depkes RI, 2003).
3. Masa kerja
Masa kerja ialah lamanya seorang pekerja bekerja dalam (tahuun) dalam
satu lingkungan perusahan dihitung mulai saat bekerja sampai penelitian
berlangsung. Dalam penelitian setyani (2005), dalam lingkungan kerja
yang berdebu, masa kerja dapat mempengaruhi dan menurunkan
kapasitas fungsi paru apda karyawan. Semakin lama seorang dalam
bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang
ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut (Suma’mur, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian Wita (2013), mengatakan bahwa masa kerja
di suatu perusahaan yang mengabndung banyak debu mempunyai risiko
tinggi untuk timbulnya pneumokoniosis. Pada pekerja yang berad
dilingkungan dengan kadar debu tinggi dalam waktu lama memiliki
risiko tinggi terkena penyakit paru obstruktif. Masa kerja mempunyai
kecenderungan sebagai faktor risiko terjadinya penyakit paru obstruktif
tersebut.
3. Hemoptisis
Hemoptisis adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan batuk darah
atau sputum yang berdarah. Setiap proses yang mengganggu
kesinambungan pembulu darah paru dapat mengakibatkan pendarahan.
Penyebab hemoptisis lain yang sering adalah karsinoma bronkogenik,
infark paru, bronkiektasis, dan abses paru (Wilson,2006).
4. Dispnea
Dispnea atau sesak nafas adalah perasaan sulit bernafas dan merupakan
gejala utam dari penyakit kardiopulmonar. Seseorang yang mengalami
dispnea sering mengeluh nafasnya menjadi pendek atau, merasa tercekik.
Sesak nafas tidak selalu menunjukkan adanya penyakit, sebab orang
normal juga akan mengalami hal yang sama setelah melakukan kegiatan
fisik dalam tingkat-tingkat yang berbeda (wilson, 2006).
5. Nyeri dada
nyeri yang berasal dari saluran pernafasan bagian bawah menyatakan
secara tidak langsung iritasi dinding dada dan pleura. Nyeri dada terutam
berkaitan dengan pernafasan. Dan nyeri dada ini dapat digolongkan
dengan menggunakan template nyeri umum, dimana, berapa lama,
seberapa berat, sifat, apa yang membuat lebih baik, dan apa yang
memperburuk (Ringel, 2012).
3. Konsentrasi debu
Semakin tinggi konsentrasi kemungkinan mendapatkan keracunan
semakin besar
4. Ukuran partikel debu
Ukuran partikel besar akan di tangkap oleh saluran nafas bagian atas
(wardhana, 2004).
F. Kerangka teori
Pencemaran udara berupa debu dapat menimbulkan beberapa gangguan
kesehatan bagi pekerja. Dalam landasan teori ini telah disebutkan
bahwasannya pajanan debu dapat menyebabkan keluhan gangguan
pernapasan. Untuk keluhanan gangguan pernapasan, penyebabnya tidak murni
disebabkan oleh debu. Hal ini dikarenakan oleh keberadaan variabel-variabel
lain yang mempengaruhi keluhan gangguan pernapasan. Variabel-variabel
tersebut adalah terkait umur, kebiasaan merokok, masa kerja, riwayat penyakit
dan lain
sebagaianya.
Kadar debu PM.10
Faktor resiko
Keluhan Gangguan
- Umur Pernapasan
- Kebiasaan merokok
- Masa kerja
- Riwayar penyakit
- Penggunaan Alat
Pelindung Hidung dan
mulut