Anda di halaman 1dari 43

PERTEMUAN 9 Sri Santi L M F Seran

MERENCANAKAN RUMAH
SEHAT
Berdasarkan UU No 1 Tahun 2011, Kawasan permukiman adalah bagian dari
lingkungan hidup di luar Kawasan lindung, baik berupa Kawasan perkotaan maupun
perkotaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan. Sedangkan
lingkungan hunian adalah bagian dari kawasn permukiman yang terdiri atas lebih
dari satu permukiman.
MANUSIA DAN RUMAH SEHAT
Rumah tidak hanya berfungsi sebagai bangunan Gedung tempat berlindung dari
cuaca/iklim (panas, hujan, debu dan angin) dan tempat tinggal yang layak huni saja
tetapi rumahjuga harus mampu menjadi sarana pembinaa keluarga dan menjaga
Kesehatan keluarga yang menggambarkan cerminan harkat dan martabat
penghuninya, serta asset bagi pemiliknya.
KOMPONEN STANDAR RUMAH
SEHAT
1. Atap
Berfungsi untuk menahan panas, debu dan air hujan. Penutup atap harus merupakan
bidang datar dan sudut kemiringa atap tergantung dari material yang digunakan.
Material yang sering digunakan adalah Ijuk, Alang – alang, Genteng, Asbes semen,
Sirap, Seng, Multiroof dan lain – lain.
Bahan Penutup Atap dan Kemiringannya
Bahan Penutup Atap Sudut Kemiringan
Ijuk 45°
Alang – alang 45°
Genteng 30°
Asbes Semen 18°
Sirap 25°
Seng 15°
2. Langit – langit/Plafond
Langit – langit dipasang agar panas matahari tidak terasa langsung oleh tubuh kita.
Tinggi langit – langit minimal 2.4 m dari muka lantai pada ruangan bersangkutan.
Untuk ruang cuci dan kamar mandi tinggi minimal 2.1 m. Bahan langit – langit dapat
berupa, papan, anyaman, teakwood, tripleks, dan lain – lain. Dalam pemasangannya
perlu memperhatikan aspek iklim, estetika, sirkulasi udara dan pencahayaan. Rumah
di daerah beriklim dingin cenderung mempunyai plafond yang lebih rendah dan
sebaliknya di iklim panas lebih tinggi.
3. Dinding
Dinding berfungsi untuk menahan angin dan debu serta tidak dibuat tembus
pandang. Ada juga dinding kedap air yang yang biasa dipasang 15 cm – 1,5 m
daiatas lantai. Material yang digunakan sebagai dinding adalah kayu, matako, bata
merah, asbes semen.
4. Ventilasi dan jendela
Sebagai salah satu komponen standar rumah sehat, terdapat hubungan signifikan
antara ventilasi dan kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti tuberkolosisi paru
dan penyakit lainnya. Apabila suatu ruangan tidak memiliki system ventilasi yang
baik maka akan menimbulkan keadaaa yang merugikan karena proses pergantian
udara kotor dan bersih tidak berjalan dengan baik.
Fungsi utama jendela adalah :
1. sebagai lubang pertukaran (masuk dan keluarnya) udara
2. sebagai luban masuk cahaya ke dalam ruangan
Manfaat Ventilasi :
1. Terjadinya sirkulasi udara kotor dan bersih
2. Penghindari kelembaban dan pengotoran udara
Persyaratan Ventilasi :
1. ventilasi harus disesuaikan dengan luas ruangan, tinggi minimal 80cm dari langit -
langit
2. bukaan ventilasi dapat berupa pintu, jendela yang dapat dibuka atau di tutup atau
khusus lubang angin tidak sama dengan jelusi.
3. Untuk ventilasi silang dibuat dua bukaan pada dinding yang berhadapan. Bukaan
ventilasi yang baik adalah yang searah dengan arah angin.
4. Aliran air diusahakan benda – benda seperti lemari dan lain – lain
5. Udara yang masuk haruslah udara yang bersih dan tidak tercemari asap pembakaran
sampah, knalpot kendaraan, debu dan lain – lain.
6. Kelembaban udara dijaga 40% - 70%.
PENCAHAYAAN DAN
PENGUDARAAN ALAMI PADA
BANGUNAN
Pencahayaan alami dapat juga diartikan sebagi cahaya yang masuk
kedalam ruangan pada bangunan yang berasal dari cahaya matahari.

Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan


lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan
produktivitas manusia. Pencaha yaan yang baik memungkinkan orang
dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat.
Bangunan yang ramah lingkungan adalah bangunan
yang merespon alam.

Sebagai bagian dari alam, desain yang baik dan ideal


adalah desain yang tidak mengabaikan keberadaan
alam sekitar, alam secara global, dan pengguna.

(Williams, 2007:3).
MENGAPA BUTUH
PENCAHAYAAN ALAMI
FAKTOR – FAKTOR YANG HARUS
DIPERHATIKAN AGAR MENDAPATKAN
SINAR MATAHARI YANG BAIK
1. Variasi intensitas cahaya matahari

2. Distribusi dari terangnya cahaya

3. Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar


bangunan

4. Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung


TIPS UNTUK MEMBANGUN
RUMAH DI
IKLIM TROPIS
1.Batasi jumlah dan lamanya sinar Matahari yang masuk kedalam Rumah (Sinar
Matahari setelah pukul 08.00 dapat memanaskan udara di dalam ruangan)
2. Pada iklim tropis, puncak terik matahari pada pukul 13.00 – 14.00. Pada rentang
waktu tersebut, sinar matahari langsung benar – benar di cegah. Orientasi arah
bukaan yang di sarankan adalah Utara – Selatan
3. Pada posisi timur dapat di tempatkan bukaan kanopi pembatas (sirip), namun
untuk posisi timur harus dihindari.
4. Posisi barat berikan tanaman peneduh atau pembayang.
ASPEK PERANCANGAN
HUNIAN
(Widjayanti, 2007:97) untuk meningkatkan kenyamanan hunian :
1. Radasi sinar matahari
Radiasi matahari berhubungan erat dengan orientasi bangunan terutama karena peredaran
matahari pada wilayah tropis lembab seperti Indonesia hampir selalu berada diatas kepala
dengan arah terbit-tenggelam yaitu Timur-Barat. Untuk itulah orientasi bangunan pada fasade
terbuka sebaiknya menghadap ke Selatan-Utara, agar meniadakan radiasi langsung dari cahaya
matahari, sehingga suhu dalam ruangan tidak terlalu panas.

2. Angin

3. Temperatur
KEUNGGULAN CAHAYA
ALAMI YANG
TIDAK DIMILIKI CAHAYA
BUATAN
Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memasukkan cahaya matahari saja ke dalam
rumah dengan mengurangi panas yang masuk dapat dilakukan dengan beber
1. Memperbesar dimensi bukaan (jendela dan pintu) secara otomatis akan
memperbesar area masuknya cahaya dan pertukaran udara. Umumnya luas
bukaan jendela adalah 1/6 - 1/8 luas lantai ditambah bovenlist sedikitnya
1/3 kali luas bidang jendela.

Secara keseluruhan bukaan ideal mencapai 40 – 80% luas keselu

ruhan dinding atau 10 – 20% luas keseluruhan lantaiapa cara yaitu:


Pengudaraan alami akan berpengaruh terhadap iklim mikro ( dibawah ketinggian 10
m ). Jika bangunan memiliki tinggi di atas 10 m, maka iklim makro akan ikut
berpengaruh terhadap ventilasi bangunan.

Iklim mikro dapat dengan sengaja di rancang atau di ciptakan untuk memberikan
kenyamananpenghuni di dalam bangunan
Baca
SNI 03-6572-2001
TUGAS
Buat paper tentang tentang materi ini dan berikan contoh kasus yang ada di sekitar
anda. Tugas dikerjakan perkelompok, anggota tiap kelompok maksimal 5 orang,
dikirim ke WA Grup masing2 kelas.

Anda mungkin juga menyukai