Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Peranan-pekerjaan sangatlah besar dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
terutama kebutuhan ekonomis, sosial, dan psikologis. Secara ekonomis, orang yang
bekerja akan memperoleh penghasilan/uang yang bisa digunakan untuk membeli
barang dan jasa guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Secara sosial orang
yang memiliki pekerjaan akan lebih dihargai oleh masyarakat dari pada orang yang
menganggur. Orang yang bekerja akan mendapat status sosial yang lebih terhormat
daripada yang tidak bekerja. Lebih jauh lagi, orang yang memiliki pekerjaan secara
psikologis akan meningkatkan harga diri dan kompetensi diri. Pekerjaan juga dapat
menjadi wahana untuk mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki individu.
Pekerjaan yang ditekuni seseorang tidak serta merta merupakan karir. pekerjaan
(employment, work, job) lebih mengacu pada setiap proses atau kegiatan untuk
menghasilkan barang atau jasa, sedangkan kata karir (career)
lebih mengarah pada suatu jabatan atau pekerjaan yang ditekuni seseorang yang
telah diyakini
sebagai panggilan hidup. Oleh sebab itu, pemilihan karir lebih memerlukan persiapan
dan perencanaan yang matang dari pada sekedar mendapat pekerjaan yang sifatnya
sementara waktu. Seseorang memerlukan waktu dan proses yang cukup panjang
untuk dapat
menentukan karir secara tepat. Oleh sebab itu, perencanaan karir merupakan hal yang
penting untuk mencapai kesuksesan dalam karir. Karir seseorang tidak hanya
mencakup pekerjaan apa yang dijalani melainkan juga mempertimbangkan tingkat
kesesuaian antara pekerjaan atau jabatan tersebut dengan potensi-potensi yang

1
dimiliki, sehingga seseorang akan merasa puas dengan pekerjaan yang dimilikinya
dan akan berusaha meningkatkan kinerja dan prestasinya semaksimal mungkin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Profesi ?
2. Bagaimana Ciri-ciri profesi ?
3. Apa Syarat-syarat profesi ?
4. Apa pengertian Profesional ?
5. Bagaimana Proses Profesiona ?
6. Bagaimana Sikap dasar profesional ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian profesi
2. Untuk mengetahui cirri-ciri profesi
3. Untuk mengetahui syarat-syarat profesi
4. Untuk mengetahui pengertian professional
5. Untuk menjelaskan proses professional
6. Untuk menjelaskan sikap dasar profesional

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi
Kata “profesi” sudah sangat sering digunakan dalam berbagai bidang dan
area, namun pengertiannya seringkali keliru dan berbeda antara masing-masing
orang.
Untuk memperoleh pengertian yang sama akan dibahas beberapa pengertian
profesi dengan mengutip pendapat dari beberapa ahli berikut:
1. Wolman, B.B., dalam Dictionary of behavioral science, weighley, E.S, 1978 ;
menyatakan bahwa:
“profesi” adalah pekerjaan atau jabatan yang membutuhkan pendidikan
umum dan khusus di tingkat tinggi, yang biasanya memiliki kode etik guna
menjelaskan peranan yang harus dimainkan oleh profesi tersebut dalam
masyarakat.
2. Grace L. Stumpf, dalam jurnal of American Dietetics Assosiaciation, Vol. 65
No 2 Tahun 1977.
“profesi” adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan kecakapan, kemampuan
dan keahlian serta menuntut latihan dan pendidikan tingkat tinggi, dan
bekerja dengan menggunakan kecerdasan dan intelektual serta memerlukan
sifat kerja yang beragam.
3. Howard Stephenson dalam Hand Book of Public Relation:
“profession is the practice of skill art or service based on training, body of
knowledge and adherence to agree on standars of ethics”.
(suatu Praktik seni dan pelayanan terampil yang didasarkan pada
latihan,pengetahuan,dan berdedikasi sesuai dengan norma-norma etika)
4. Kmus besar bahasa Indonesia,Purwadarminta(1989),pada halaman 702
menyatakan:

3
“Profesi”adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan,kejujuran) tertentu.

B. Ciri-ciri yang menandai suatu profesi adalah:


a. Menekankan pada teknik intelektuan dalam melaksanakan layanan.
b. Memerlukan latihan-latihan khusus dalam masa relatif panjang.
c. Para anggota mempunyai otonomi yang luas dalam melaksanakan
keahliannya.
d. Menekankan pada pengabdian dari pada keuntungan ekonomi.
e. Mempunyai kode etik yang jelas bagi para anggotanya.
f. Adanya asosiasi atau organisasi profesi.
g. Adanya pengakuan masyarakat sebagai profesi.
h. Adanya perhatian yang professional terhadap pelaksanaan profesi (ada sangsi,
perlu lisensi, dan sebagainya).
i. Mempunyai hubungan dengan profesi lain

C. Ciri Umum Profesi


Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi,
yaitu:

1. Adanya pengetahuan khusus,yang biasanya keahlian dan keterampilan ini


dimiliki berkat pendidikan, pengetahuan dan pengalaman bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar norma yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengapdi pada kegiatan masyarakat, artinya setiap pelaksanaan profesi harus
meletakan kepetingan pribadi dibawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk melaksanakan suatu profesi. Stiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan
berupa keselamatan.

4
5. Kaum professional biasanya menjadi anggota dari suatu kaum profesi.

Dengan melihat ciri-ciri umum diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa


kaum professional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur prilaku yang
berada diatas rata-rata. Disatu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat
berat, tetapi disatu pihak ada suatu kejelasan mengenai pola prilaku yang baik
dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan
dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar professional yang tinggi, bisa
diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat.

D. Syarat-syarat Profesi
 Melibatkan kegiatan intelektual
 Menggeluti suatu batang ilmu khusus
 Memerlukan persiapan professional yang alam dan bukan sekedar latihan
 Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan
 Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang parmanen
 Mementingan layanan diatas keuntungan pribadi
 Mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat
 Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

E. Contoh kompetensi Profesi Keguruan


1. Pengertian Kompetensi
Menurut UU No.14 tahun 2005 tenteng Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat 10
yang dikutip Mulyasa (2008:25), disebutkan “Kompetansi adalah seperangkat
pengetahuan,keterampilan,dan perilaku yang harus dimiliki,dihayati,dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalm melaksanakan tugas keprofesional”.

Menurut Johnson dalam syaiful salaga (2008:23)dijelaskan bahwa


“Kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang

5
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.Pengertian tersebut
mengandung arti bahwa kompetensi adalah suatu keharusan yang wajib
dimiliki oleh sebuah profesi”.

Rumusan kompetensi menurut Syaiful Salaga (2008:24) tersebut


mengandung tiga aspek yaitu:
a. Kemampuan, pengetahuan,kecakapan,sikap,sikap,pemahaman,apresiasi
dan harapan yang menjadi ciri dan karakteristik seseorang dalam
menjalankan tugasnya.
b. Ciri dan karakteristik kompetensi yang digambarkan dalam aspek pertama
itu tampil nyata dalam tindakan,tingkalaku dan unjuk kerjanya.
c. Hasil unjuk kerjanya itu memenuhi suatu kriteria tandar kualitas
tertentu.Aspek ini merujuk pada kompetensi sebagai hasil (output dan
atau outcome) dari unjuk kerja.

Secara umum kompetensi merupakan sebuah perpaduan antara penguasaan


pengetahuan,keterampilan,nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak untuk melaksanakan profesi atau tugasnya.Jadi kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan,keterampilan dan perilaku yang harus
dimiliki,dihayati dan dikuasai oleh guru untuk daoat melaksanakan tugas-tugas
profesionalnya.

2. Jenis Kompetensi Keguruan


Berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 8
menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi
akademik,kompetensi,sertifikat pendidik,sehat jasmani dan rohani,serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.Selanjutnya Pasal 10 ayat (1) menyatakan kompetensi guru
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8

6
meliputi kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian,kompetensi social,dan
kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Sedangkan menurut, PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28, Ayat 3 dan UU No. 14
Tahun 2005 Pasla 10 Ayat 1, menyatakaan “Kompotensi pendidikan sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak
usia dini meliputi: (a) Kompetensi pedagogik, (b) Kompetensi sosial. Berikut ini
adalah penjelasan lebih lanjut tentang kompetensi guru tersebut.

a. Kompetensi Pedagogik
Dalam standar Nasional Pendidikan Pasal 28 Ayat (3) butir a. Mulyasa
(2008) mengemukakan bahwa:
Kompetensi pedagogikadalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan melaksanakan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pembangunan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
b. Kompetensi Kepribadian
Dalam standar Naional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b,
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian yang
dikutib dari Mulyasa (2008: 117) adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia.
Sosok seorang guru haruslah memiliki kekuatan kepribadian yang positif
yang dapat dijadikan sumber inspirasi bagi peserta didiknya.
Dikemukakan pula oleh Ki Hajar Dewantara

dalam sistem pendidikan yang diinginkannya yaitu guru harus “Ing ngarsa sung
tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Artinya bahwa guru harus

7
mendaji conto dan teladan yang baik, membangkitkan motivasi belajar siswa serta
mendorong/memberikan dukungan dari belakang.

Berdasarkan hasil rapat Asosiasi LPTKI (Lembaga Pendidikan Tenaga


Kependidikan Indonesia) di Unesa Surabaya Tahun 2006 dalam Abdul Haris dan
Nurhayati (2010: 27-28) kompetensi kepribadian dapat dijabarka menjadi
subkompetensi dan pengalaman belajar sebagai berikut:

1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mentap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa:
1) Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan
sebagai teladan bagi peserta didik dan masyarakat:
a. Berlatih membiasakan diri berprilaku yang mencerminkan
keimanan dan ketakwaan.
b. Berlatih membiasakan diri berperilaku santun.
c. Berlatih membiasan diri berperilaku yang dapat diteladani oleh
peserta didik dan masyarakat.
2) Mengevaluasi kinerja sendiri:
a. Berlatih dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan sendiri
b. Berlatih mengevaluasi kinerja sendiri
c. Berlatih menerima kritikan dan saran dari peserta didik.
3) Mengembangkan diri secara berkelanjutan:
a. Berlatih memanfaatkan berbagai sumber belajar untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kepribadian.
b. Mengikuti berbagai kegiatan yang menunjang pembangunan
profesi.
c. Berlatih mengembangkan dan menyelenggarakan kegiatan
yang menunjang profesi guru.

8
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian
adalah kemampuan seorang guru untuk menampilkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didiknya. Dalam hal
ini, seorang guru haruslah memiliki pribadi dan pembawaan yang dapat dijadikan
sebagai contoh dan panutan bukan hanya bagi peserta didiknya tetapi juga bagi
lingkungan sekitarnya.

F. Pengertian Professional

Profesional. Istilah " Profesional " diadaptasikan dari istilah bahasa Inggris yaitu
Profession yang berarti pekerjaan atau karir.

Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dalam melakukan suatu


pekerjaan tertentu.Profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya.Seorang profesional harus mampu
menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam, mampu melakukan kerativitas
dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta harus selalu berfikir positif dengan
menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.Untuk mencapai sukses dalam bekerja,
seseorang harus mampu bersikap profesional. Profesional tidak hanya berarti ahli
saja. Namun selain memiliki keahlian juga harus bekerja pada bidang yang sesuai
dengan keahlian yang dimilikinya tersebut. Seorang profesional tidak akan pernah
berhenti menekuni bidang keahlian yang dimiliki. Selain itu, seorang /profesional
juga harus selalu melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan yang
dimiliki supaya mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di bidangnya.

Professional di bidang Gizi.

Professional adalah pelaku dari sebuah pekerjaan atau profesi untuk memperoleh
jabatan professional, dibutuhkan sebuah proses yang disebut dengan profesionalisasi,
yaitu melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman praktik yang cukup panjang.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), dijelaskan bahwa kata “professional”

9
diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan “profesi”. Dan diperlukan
kepandaian khususuntuk menjalankannya.

Seorang professional adalah tenaga yang terampil dan cakap dalam profesinya,
dituntut untuk menguasai visi yang mendasari keterampilannya, yang menyangkut
wawasan filosofinya, pertimbangan rasional, dan memiliki sikap yang positif dalam
melaksanakan serta mengembangkan mutu karyanya.

Menurut beberapa ahli:

Soekirman menyatakan bahwa professional harus memiliki persyaratan berikut:

1. Berpendidikan, berpengetahuan dan memiliki keterampilan yang cukup.


2. Mempunyai etika yang baik, antara lain: jujur, tepat janji, berfalsafah ilmu
padi.
3. Mempunyai integritas, yaitu: memiliki nilai intelektual, harga diri, dan
memiliki kebanggaan serta kepribadian.
4. Mempunyai organisasi tempat ia bertukar pikiran dan bertukar pengetahuan
serta mengembangkan diri.
5. Memiliki jurnal yang bisa menunjang keprofesiannya.

Disisi lain Tait de Marco menyatakan bahwa professional harus memenuhi 3 hal,
yaitu:

1. Memiliki pengetahuan keahlian, dan keterampilan khususnya yang tidak


dimiliki profesi lainnya.
2. Memegang teguh nilai-nilai dan perilaku khas untuk profesinya, dan
3. Memiliki ukuran-ukuran atau standar untuk hal tersebut diatas.

10
Selanjutnya Azrul Anwar menjelaskan bahwa professional mempunyai 4 ciri
sebagai berikut:

1. Body Of Knowleghe, yaitu memiliki seperangkat pengetahuan sesuai bidang


profesi yang digelutinya
2. Continuing Education,yaitu senantiasa meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya melalui pendidikan berkelanjutan.
3. Altruism, artinya memiliki jiwa pengabdian dan dedikasi. Bekerja adalah
untuk bekerja sesuai profesi yang di embannya, tanpa pambri apapun.
4. Ethics, yaitu seperangkat standar atau prinsip-prinsip moral yang menilai,
menyesuaikan dan mengatur perilaku manusia.

Dalam bentuk lain, Lilies N. menggambarkan bahwa seorang yang professional


adalah orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya, meluangkan seluruh
waktu untuk pekerjaannya dan bangga akan pekerjaan tersebut.

G. Proses professional

Proses professional atau profesionalisasi adalah proses evolusi yang


menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi
kearah status professional.

Tiga langka proses professional yaitu:

 Munculnya asosiasi 11nformal


Asosiasi informal merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang
memiliki minat sama terhadap suatu profesi atau pekerjaan tertentu.
 Identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu
Oleh karena memiliki kepentingan yang sama, maka komunitas tersebut
mengadopsi ilmu pengetahuan tertentu dibidangnya.
 Para praktisi akan terorganisasi secara formal pada suatu lembaga

11
Seiring dengan berkembang lingkup profesi yang dijalaninya maupun
perkembangan ilmu dan teknologi maka dirasa perlu untuk
memformalkan komunitas tersebut menjadi suatu organisasi resmi yang
diakui oleh pemerintah dan masyarakat.

H. Sikap dasar professional

Sikap dasar yang harus dimiliki tergambar dalam 3 (tiga) aspek, yaitu ;
kepribadian, penampilan, dan caranya bekerjasama dengan orang lain.

1. Kepribadian

Kepribadian adalah suatu aspek kejiwaan yang dimiliki seseorang, yang


memiliki peranan sangat penting dalam kehidupannya. Kepribadian tampak dalam
sikap, perilaku, dan tutur bahasa individu tersebut. Sikap terbentuk oleh adanya
kebiasaan atau pengalaman, karenanya sikap bisa diubah. Kepribadian yang
diharapkan dari seseorang yang profesional antara lain :

a. Sopan Santun dan Ramah Tamah


Beberapa contoh kesan seseorang yang sopan dan ramah adalah :
 Ketika berbicara, suaranya jelas dan memiliki irama yang menyenangkan,
 Selalu tersenyum saat berbicara,
 Mengucapkan salam kepada setiap orang yang ditemui,
 Tidak memotong pembicaraan orang lain.

b. Jujur dan Selalu Siap Menolong

Jujur adalah selalu berkata benar sesuai tuntutan hati nurani. Orang yang jujur
tidak akan mengambil apapun yang bukan haknya, sehingga ia selalu terasa

12
menyenangkan bagi orang yang ada di sekitarnya. Kejujuran dapat membuat
seseorang dipercaya dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

c. Tepat Waktu

Tepat waktu diperlukan dalam bekerja dan memberikan pelayanan profesi


pada orang lain. Orang yang tidak tepat waktu seringkali merugikan bagi orang
lain, terutama relasinya/mitra kerjanya. Dapat dibayangkan betapa kecewanya
orang lain yang Anda biarkan menunggu, karena Anda terlambat datang dari
waktu yang telah dijanjikan sebelumnya. Padahal, bisa saja orang yang sedang
menunggu Anda juga memiliki keperluan lain yang tidak kalah pentingnya.

d. Menjaga Perasaan Orang Lain & Memiliki Rasa Toleransi

Dalam berinteraksi secara profesional, kita wajib menjaga perasaan orang


yang bekerjasama dengan kita, dengan cara berempati kepada orang tersebut.
Mungkin ia membutuhkan bantuan dan perhatian, atau bahkan memiliki masalah
pribadi sehingga kita harus memperlakukannya dengan sebaik-baiknya dan
penuh pengertian.

e. Mampu Mengendalikan Emosi

Seorang yang profesional mampu menjaga emosinya dengan baik. Ia


diharapkan untuk tidak mudah bertindak secara berlebihan dalam segala situasi.
Semua yang dihadapinya, baik itu klien atau teman seprofesi, dapat ditangani
dengan tenang dan penuh kesabaran. Ketenangan dalam berinteraksi dapat
membantu kita untuk mencapai hasil yang maksimal.

13
2. Penampilan

Penampilan adalah gambaran fisik yang bisa dilihat secara fisik/kasat mata oleh
orang lain. Penampilan yang benar adalah bila ada keserasian dengan kepribadian,
serta keserasian warna dan bentuk tubuh dari orang yang mengenakannya.Penampilan
yang menunjukkan sikap profesionalisme seseorang, dapat kita lihat dalam

a. Keadaan Tubuh, yaitu :


 Cara berpakaian (tata busana),
 Tata rias (rambut, wajah, kumis, dsb),
 Kebersihan rambut, tangan, dan kuku,
 Kesehatan : gigi, kulit, tubuh.

b. Kebiasaan, meliputi :
 Kebiasaan merokok,
 Cara bersin,
 Cara membuang sampah sembarangan,
 Cara duduk, berdiri, berbicara, dan berjalan.

3. Cara Bekerjasama dengan Orang Lain

Pada dasarnya, seorang individu tidak mampu hidup sendiri, sebab ia akan
selalu membutuhkan orang lain untuk bisa memenuhi kebutuhannya. Dengan
bekerjasama, banyak manfaat yang diperoleh seperti : dapat membantu
memecahkan masalah, menambah keyakinan akan kemampuan, bisa
menciptakan iklim kerja yang sehat, dan mengurangi beban kerja yang berat.
Seseorang profesional akan mampu bekerjasama dengan orang lain dalam tim
(mampu menyesuaikan diri dengan baik), sehingga dengan mudah bisa mencapai
tujuan yang diharapkan.

14
b. Kompetensi Profesional

untuk meningkatkan kualitas pendidikan, baik secara langsung maupun tidak


langsung juga harus meningkatkan kualitas guru-gurunya. Karena yang langsung
berinteraksi dengan peserta didik melaksanakan proses pendidikan adalah guru. Dan
untuk meningkatkan mutu dan kualitas guru, haruslah ditingkatkan dari segala aspek
kesejahtraanya maupun keprofesionalnya.

Sebagai seorang professional guru harus memiliki kompetensikeguruan yang


cukup. Kompentensi keguruan itu tampak pada kemampuannya menerapkan sejumlah
konsep, asas kerja sebagai guru, mampu mendemonstrasikan sejumlah strategi
maupun pendekatan pembelajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur dan
konsisten. Kemantapan pada penguasaan kompetensi professional tersebut, guru
yakni mampu menjalani tugas dan fungsinya dengan baik. Sejalan dengan baiknya
kualitas profesionalisme guru maka mutu pendidikanpun akan lebih baik.

Secara umum, ruang lingkup kompetensi professional guru menurut mulyasa


adalah:

a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,


psikologi, sosiologi, dan sebagainya.
b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan
peserta didik.
c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawab
d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber
belajar yang relevan

15
Sedangkan secara khusus, kompetensi profesionalisme guru dapat dijabarkan
antara lain sebagai berikut:

a. Memahami Standar Nasional Pendidikan


b. Mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
c. Menguasai materi standar
d. Mengelola program pembelajaran
e. Mengelola kelas

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi yang


menuntut guru untuk ahli di bidang pendidikan sebagai suatu pondasi yang belum
melaksanakan profesinya sebagai seorang guru professional. Karena dalam
menjalankan profesi keguruan, terdapat kemampuan dasar dalam mengetahui tentang
belajar dan tingkah laku manusia, bidang study dan dibinanya, sikap ang tepat tentang
lingkungan belajar mengajar dan mempunyai keterampilan dalam teknik pengajar.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil makalah ini kami berharap setiap pembaca mampu
memamahami mengenai pengertian profesi, cirri-ciri profesi , syarat syarat
profesi, dan mampu menjeleskan hal-hal mengenai proses dan sikap
professional. Bila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan atau
kejanggalan kami siap menerima kritik dan saran dari para pembacanya.

B. Saran

Untuk para pembaca dan untuk para orang orang pekerja diharapkan dapat
memahami serta mengerti mengenai profesi, serta memahami tentang apa yang di
maksud dengan sikap professional, agar dapat bekerja dengan baik dalam setiap
pekerjaan yang ia kerjakan.

17
DAFTAR PUSTAKA

 Bakri B dan Mustafa Annasari,penerbit Graha Ilmu.2010,Etika dan Profesi


Gizi
 Indri Dewi dan Wulandari Yettik,penerbit Dunia Cerdas.2013,Prinsip-prinsi
Dasar Ahli Gizi.
 http://sutantioeka.blogspot.co.id/2010/10/sikap-dan-penampilan-seorang.html
 https://www.scribd.com/doc/91772859/Pengertian-Profesi-Profesional
Profesionalisme-Profesionlitas-Dan-Profesionalisasi

18

Anda mungkin juga menyukai