Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan suci bagi umat muslim dimana mereka diperintahkan untuk
berqurban yaitu melakukan penyembelihan hewan qurban yang disyariatkan dalam hukum Islam seperti
kambing, sapi, kerbau, onta, dll. Ada aturan khusus dalam hal penyembelihan hewan qurban dan ini
membedakannya dengan penyembelihan hewan biasa.
“Hari puasa adalah hari ketika orang-orang berpuasa, Idul Fitri adalah hari ketika orang-orang berbuka,
dan Idul Adha adalah hari ketika orang-orang menyembelih” (HR. Tirmidzi)
Untuk itulah umat Islam dianjurkan untuk menyambut hari raya qurban dengan penuh suka cita dan
bergembira, sebagaimana dikisahkan dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu:“Di masa Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam baru hijrah ke Madinah, warga Madinah memiliki dua hari raya yang biasanya
di hari itu mereka bersenang-senang. Rasulullah bertanya: ‘Perayaan apakah yang dirayakan dalam dua
hari ini?’. Warga madinah menjawab: ‘Pada dua hari raya ini, dahulu di masa Jahiliyyah kami biasa
merayakannya dengan bersenang-senang’. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
‘Sungguh Allah telah mengganti hari raya kalian dengan yang lebih baik, yaitu Idul Adha dan ‘Idul Fithri’ ”
(HR. Abu Daud)
Sebelum melaksanakan pemotongan hewan qurban, umat muslim diperintahkan untuk menunaikan shalat
Idul Adha kecuali bagi mereka yang memiliki uzur dan hambatan. Bahkan saking pentingnya perintah shalat
Ied ini, Rasulullah memerintahkan wanita-wanita yang dalam kondisi haid dan wanita yang sedang dipingit
untuk hadir di lapangan meski mereka tidak ikut melaksanakan shalat Ied.
Namun begitu ada sebagian ulama yang berbeda pendapat dalam hukum melaksanakan qurban ini. Sebagian
menyatakan WAJIB bagi yang mampu (secara ekonomi) dan yang lain menyatakan sunnah muakkad. Untuk
bagi yang mampu secara ekonomi sebaiknya berqurban dan tidak meninggalkannya karena
#QurbanKitaQualitasKita dalam ketaatan pada perintah Allah SWT, apalagi Rasulullah telah “mengancam”
bahwa :
“Barangsiapa memiliki kelapangan, namun ia tidak berqurban, maka janganlah datangi mushalla kami”
(HR. Ahmad)
Tidak semua hewan memenuhi syarat untuk diqurbankan karena dalam Islam ada aturan khusus bagi hewan
yang akan diqurbankan dan mereka adalah yang tergolong dalam bahimatul an’am yaitu : unta, sapi,
kambing, dan domba Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an : “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami
syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap bahimatul an’am yang
telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah
dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada
Allah)” (QS. Al Hajj: 34)
Jika dilihat secara berurutan dalam QS. Al Hajj: 34 diatas, maka unta berada diurutan utama yang disusul
dengan sapi, kambing dan domba. Hal ini dikarenakan dengan harga dan nilai qurban yang lebih tinggi dari
yang lainnya dan tentunya juga karena lebih banyak daging yang akan dibagikan kepada penerimanya
sehingga qurban memberikan manfaat lebih banyak.
Selain jenis hewan qurban seperti yang disebutkan di atas yaitu terdiri dari unta, sapi, kambing dan domba
maka hewannyapun harus yang sehat, tidak berpenyakit sebagaimana disebutkan dalam hadits: “Empat hal
yang tidak boleh ada pada hewan qurban : dipastikan ia sakit buta, dipastikan ia sakit, dipastikan ia
pincang, atau ia kurus sekali” (HR. Ahmad)
Tentunya tidak semua orang mampu berqurban satu unta atau satu sapi seorang diri sehingga Allah SWT
lewat Rasul-Nya memberikan keringanan dalam hal ini lewat mekanisme “Qurban berjamaah” yaitu seekor
unta bisa patungan 10 orang dan sapi untuk 7 orang sebagaimana Hadits riwayat Tirmidzi : “Kami pernah
bersafar bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, kemudian tiba hari Idul Adha. Maka kami
patungan bertujuh untuk sapi, dan bersepuluh untuk unta” (HR. Tirmidzi)
Adapun untuk kambing atau domba hanya untuk 1 orang, namun pahalanya meliputi dirinya dan
keluarganya, sebagaimana hadits Atha bin Yasar : “Bagaimana para sahabat berqurban di masa Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam? Abu Ayyub Al Anshari menjawab: ‘Ada yang pernah menyembelih seekor
domba untuk dirinya dan keluarganya. Mereka akan makan sebagiannya dan menyedekahkan sebagiannya.
Sehingga jadilah seperti yang engkau lihat’” (HR. Tirmidzi)
• Gunakan pisau tajam agar cepat putus sehingga hewan qurban tidak terlalu lama merasakan sakit,
tenangkan hewan sebelum di sembelih.
Dalilnya : “Jika kalian menyembelih, sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaknya kalian menajamkan
pisau dan hendaknya ia menenangkan hewan sembelihannya” (HR. Muslim)
Demikianlah informasi mengenai Tata Cara dan Hukum Kurban (Qurban) Hari Raya Idul Adha ini kami
sajikan.
Besar harapan kami, kita semua bisa memberikan qurban yang terbaik untuk disembahkan pada Sang
Pencipta dan dapat dinikmati dagingnya oleh para hamba-Nya yang kurang beruntung, aamiin…