Anda di halaman 1dari 17
[MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR = 63/Pernentaa/i.120/12/2016 ‘TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG KEPADA GUBERNUR DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a baliwa dala rangka peluksunaun program dan kkegiatan pembangunan pertanian di daerah dapat dlilakukan melalui pelimpahan sebagian urusan ‘kepada gubernur berdasarkan asas dekonsentrasi; 'b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 16 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugs. -Pembantuan. mengamanatkan Menteri menetaplan lingkup urusan pemerintahan yang akan ditimpahkan; © bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana imaksud dalam huruf a dan huruf b, serta agar penyelenggaraan dekonsentrasi dapat berjalan lancar dan herhasil balk, peru menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pelimpahan Wewenang Kepada Gubernur dalam Pelaksanaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Pengelolaan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian; Mengingat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2002 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indone ‘Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara ‘Republik Indonesia Nomor 4286); UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republile Indonesia Tahun 2004 Nomer 5, Tambehan Lembaran [Negara Republik Indonesia Nomor 4355}; Undang-Undang Nomor 1 Tabun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab ‘Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara ‘Republik Indonesia Nomor 4400}; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan LLembaran Negara Republi Indonesia Nomor 4421) Undang-Undang Nomar 3 Tahun 9004 tentang: Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang. Pemerintshan Daerah (Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah djubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tabun 2015 tentang. Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 ‘Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambehan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3679}; 10. a 12, 13, ‘Undang-Undang Nomor 18 Tabun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon ‘Tahun 2016 Nomor 240}; Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2004 tentang, Tata Cara Penyampaian Rencana dan Laporan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 1, Tambehan, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4353); Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang. Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republile Indonesia Nomor 4614); Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang. Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran [Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Asie; Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang ‘Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor $165}; Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang ‘Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423}; Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang, Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor S887); Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80); 15, 16. 18, 19, 20. a, 22, Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ‘Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah dhubah beberapa kali teralchir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintab Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang. Organisast Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang. Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 85); Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2016 tentang. Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ‘Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 253); Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentuken Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara PelaksanaanPenggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan ‘Barang Milk Negara; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/ (07.140/9/2008 tentang Onganisasi dan Tata Kerja Sciaetariat Unit Akutansi Pembantu Pengguna Anggarsa /Barang Wilayah (UAPPA/B-W); 23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi den ‘Tugas Pembantuan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 186/PMK.07/2008 tentang —_-Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas, Pembantuan (Berita Negara Republik Indonest 2010 Nomor 660); 24, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja tas Tahun Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggnran Kementerian Negara dan Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2011 Nomor 938}; 25, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1193) 26, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/ 07.140/3/2013 tentang Pedoman Administrast Keuangan Kementerian Pertanian; 27, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; 28, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2018 tentang Bagan Akun Standar, 29, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/ HK.140/4/2015 tentang —-Rencana_—_Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019; 90, Persturan Menteri_=—= “Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan ‘Tata Kerja Kementerian Pertanian (Berita Negara ‘Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1243); ‘Menetapkan 91, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.06/2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang berasal dari Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan, sebelum Tahun Anggaran 2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 476) sebagaimana telah ddiubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.06/2015 tentang Perubahan Kedua ates Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK,06/2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang berasal dari Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan sebelum Tahun Anggaran 2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 810); .MEMUTUSKAN; : PERATURAN MENTERI —PERTANIAN —TENTANG. PELIMPAHAN WEWENANG KEPADA GUBERNUR DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB. PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRAS! KEMENTERIAN PERTANIAN, BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimalesud dengan: 1. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah ‘dan/atau kepada instansi vertkal di wilayah tertentu, 2. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang ilaksanakan oleh gudernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak fermasuk dana yang. dialos vertikal Pusat di daerah, fan untuk instansi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan ditetapkan dengan Undang-Undang. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang, selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tabunan pemerintah daerah yang disetujul oleh Dewan Perwalilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan peraturan daerah, Daftar Isian Pelakesanaan Anggaran yang sclanjutnya, isebut DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan dengan IPA adalah suatu dolcumen pelaksanaan enggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga serta disabkan oleh Menteri Keuangan dan berfungsi ‘sebagai dokumen pelaksanaan pendanaan kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan alcuntanst Pemerintah, Satuan Kerja Perangkat Daerah yang. selanjutnya isebut SKPD adalah organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Dekonsentrasi di bidang tertentu di daerah provinsi Program adalah instrumen kebjakan yang berisi satu atau lebih Kegiatan yang dilaksanakan instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kkegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh {nstansi pemerintah Kegiatan adalah baglan dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapnian sasaran teruleur pada suatu Program dan terdiri dari sekcampulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang bersifat. personit (sumber dayamanusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinast dari Deberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan untuk menghs bbentulk barang/jasa fan Keluaran dalam 10. nL. v2. 13, 1s. 15, Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga, yang selanjuinya disebut RKA-KL adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi Program dan Kegjatan suatu kementerian/lembaga yang, ‘merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Strategis Kementerian/lembaga yang Dersangkutan dalam satu tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk melakssnakannya, ‘Kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran dati suatu Kegiatan atau hasil dari suatu Program dengan Jeuantitas dan ualitas terukur, Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKA-K/L yang selanjutnya disebut Evaluasi Kinerja adalah proses untuk menghasillen informasi capaian Kinerja yang telah ditetapkan dalam doicumen RKA- K/L Keluaran adalah barang atau jasa yang dibasilkan oleh swat Kegiatan yang dilaksanakan untul mendukung, pencapaian sasaran dan tujuan Program dan kebijakan He adalah seyala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya Keluaran dari Kegiatan dalam suatu Progra. Satuan Kerja adalah instansi yang dipimpin oleh pejabat yang ditetapkan sebagai kuasa pengguna fanggaran yang bertanggungjawab melaksanakan, Kegiatan dari Program unit eselon I/unit organisasi dan atau kebijakan pemerintah Barang Milik Negara yang selanjutaya disebut BMN ‘adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas bbeban APBN atau berasal dari perolchan lainnya yang, sah, 16. a Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/ Barang-Wilayah Dekonsentrasi yang selanjutnya isebut UAPPA/B-W Dekonsentrasi adalah unit alcuntansi yang berada ¢i pemerintah daerah provinsi yang melakuken Kegiatan penggabungan laporan keuangan/barang dari seluruh —SKPD yang, mendapatkan slokasi Dana Dekonsentrasi di wilayah kesanya, BABI PROGRAM, KEGIATAN DAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI Pasal 2 Kegiatan dan pengelolaan Dana Dekonsentrasi dlilaksanakan dalam rangka pelaksanaan Program pembangunan pertanian meliputi: a peningkaten prnluks, produkvitas dan muna hasil tanamen pangan; D.peningkatan produksi dan nilai tambah produk hortikultura; ©. peningkstan produksi komoditas —_perkebunan berkelanjutan; .pemenuhan pangan asal temak dan agribisnis| peternalcan; enyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian; f penciptsan teknologi dan inovasi—pertanian Dioindustr berkelanjutan; peningkatan penyuluhan, dan pelatihan pertanian; endidian pertanian; dan peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat, -10- (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Programm dan Kegjatan scbagaimana dimaksud pada ayat (1) iatur dengan petunjuk pelaksanaan yang ditetaplan oleh Direktur Jenderal/Kepala Badan yang bersanglutan selaku penanggung jawab Program atas rama Menteri Pertanian, Dana Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan untuk Kegiatan bersifat non fisile dan Kegisian yang menghasilkan Keluaran yang tidak rmenambah aset tetap, ®) ) Kegiatan yang bersifat non fsik sebagnimana dimaksud pada ayat (3) meliputi sinkronisasi dan koordinas perencanaan, fasiitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, survei, pembinaan, pengawasan, pengendalian, dan pelaporan, Pasal 3 (1) Dana Dekonsentrasi sehagaimana dialed Aalam Pasal 2 ayat (9), dapat dialokasikan sebagai dana penunjang untuk pelaksanaan tugas administratif termasuk pelaporan dan/atau pengadaan input berupa, barang/jasa dan penunjang lainnya, (2) Besarnya alokasi dana penunjang sebagaimana imalesud pada ayat (1) harus memperhatikan asas epatutan, Kewajaran, ekonomis, dan efisensi, serta flisesuaikan dengan karakteristik Kegiatan masing- smasing. (3) Dana penunjang sebagsimana dimaksud pada ayat (1) dalam hal digunakan untuk pengadaan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan kun Belanja-Barang —penuinjang —Kesiatan’ Dekonsentrasi dengan kode aleun $2621 1 Pasal 4 Pelaksanaan Program, Kegiatan dan pengelolaan Dana Dekonsentrasi sebagsimana dimaksud dalam Pasal 2 llimpahkan kepada gubernur sesuai dengan dokumen DIPA Pusat Pasal 5 Gubemur memberitahukan rencana kerja dan anggeran pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian sebagaimana dimakeud dalam Pasal 2 kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Pasal 6 (1) Gubernur menetapkan SKPD pelaksana Dekonsentrasi ‘Kementerian Pertanian, (2) SKPD sebagai wana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kkompetensi, tugas dan fungsi sesuai dengan Kegiatan Dekonsentrasi Kementerian Pertanian, (@) Gubernur atau pejabat yang diberiwewenang, ‘menetapkan —pejabat_—pengelola —_keuangan, Dekonsentrasi, yang terdiriatas: a, Kuasa Pengguna Anggaran/Barang; . Bendahara Pengeluaran dan/atau Bendahara Penerimaan. (4) Kuasa Pengguna Anggaran/Barang sebagaimana imaksud pada ayat (3) huruf « berwenang menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM), dan ‘menyampeikan hasil penetapan kepada Baelon I terkait Gubernur atau pejabat yang diberi wewenang. ‘menetapkan pejabat pengelola keuangan Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyampaikean hhasil penetapan kepada Menteri Pertanian dengan tembusan kepada Menteri Keuangan cq Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Bselon I terkait © <12- (6) Dalam hal terdapat penggantian pejabet pengeiola keuangan, gubernur atau pejabat yang diberi wewenang, segera merevisi dan menetapkan pejabat pengelola Keuangan dekonsentrasi yang baru dan ‘menyampsikan hasil revisi dan penetapan kepada Menteri Pertanian dengan tembusan kepada Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Baclon I terkait Pasal 7 Penetapan pejabat pengelola Keuangan sebagaimana dimakgsud dalam Pasal 6 ayat (2) dan pertanggungjawaban, Dana Dekonsentrasi sebagaimana dimalssud dalam Pasal 2 hharus sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 8 Dalam hal pelaksanaan Kegiatan dan pengelolaan Dana Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang menghasilkan Penerimaan Negara Gukan Pajale (PNEP}, hharus disetor seluruhnya ke rekening Kas Umum Negara ‘sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Pasal 9 (1) Semua barang yang diperoleh dari pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi sebagsimana dimaksud alam Pasal 2 menjadi BAN. (2) BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai penunjang —pelaksanaan —_‘Kegiatan Dekonsentrasi (2) SKPD melakeukan penatausahaan BMN sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Pasal 10 Penerimaan dan pengeluaran yang berkenaan dengan pelaksanaan Kegiatan Dena Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diadministrasikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. sia. Pagal 11 Dalam hal terdapat saldo kas pada alti tabun anggaran 4atas pelaksanaan Kegiatan dan pengelolaan Dana Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, aldo kas harus disetor ke rekening Kas Umum Negara, BAB I PERTANGGUNQJAWABAN DAN PELAPORAN DANA DEKONSENTRASI Pagal 12 (1) SkPD yang menjadi pelakesana Kegiatan dan. pengelolaan Dana Dekonsentrasi wajib menyusuin laporan pertanggungjawaban meliputi 4 aspek manajerial; dan aspek akuntabiltes (2) Aspek manajerial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hhuruf a antara lain terdiri atas: ‘9. pogu anggaran; b target volume Keluaran; target indikator Kinerja Keluaran d.rencana penarikan danas .realisasi anggaran; £ realisast volume Keluaran; fg realisst indikator Kinerja Keluaran 1, progress pekerjaan Keluaran; J. kendala yang dihadapi; dan 4. Saran tina lanjut (9) Progress pekerjaan Keluaran sebagaimana dimaksud ppada ayat (2) huruf h berpedoman kepada Panduan Pengukuran Realisasi Fisik yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal/Kepala Badan Lingkeup Kementerian Pertanian yang membidangi Kegiatan, <4 Pasal 12 (1) Aspek manajerial sebagaimana dimalsud dalam Pasal 12 ayat (2) berupa laporan bulanan online, (@) Aspek akuntabilitas sebagsimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b meliputi: 4. laporan keuangan; dan ’laporan BMN, Laporan keuangan sebagsimana dimaksud pads ayat (0) huruf a terdic atas: a. neraca; D.laporan realisasi angearan; «©. Laporan Operasionsl (LO) 4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPB); dan e ¢- catatan atas laporan keuangan, (4) Laporan BMN sebagsimana dimatesud pada surat b terdir atas >. laporan barangs 4d. Berita Acara Rekonsiliasi SAK dan SIMAK BMN; dan, ¢laporan PNBP yang terkait pengelolaan BMN. Pasal 14 (0) Kepala SKPD Provinsi menyampaikan laporan bulanan online dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai pengukuran dan evaluasi Kinerja tas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Kementerian Negara/Lembaga setiap tanggal 5 (lima) Dbulan berikutnya, (2) Kepala SKPD Provinsi menyusun dan menyampaikan laporan bulanan online sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan meng-entry target volume Keluaran, reals volume Keluaran, progres pekerjaan Keluaran, dan rencana penarikan dana tanpa harus meng-entry realisasi anggaran -15- Pasal 15 (1) KepalaSKPD —Provinsi__ yang —_-melakeanakan Dekonsentrasi waiib menyelenggarakan alcuntansi dan Dertanggungjawab terhadap penyusunan dan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan ddan barang (aporan alcuntabiltas), (2) Tata cara penyusunan dan penyampsian laporan ‘keuangan Dana Dekonsentrasi berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai sistem ‘akntansi dan pelaporan keuangan Pemerintah Pusat. (@) Tata cara penyusunan dan penyampaian laporan BMN hhasil pelaksanaan Kegiatan dan pengelolaan Dana Dekonsentrasi berpedoman pada peraturan menteri keuangan mengenai penatausahaan BMN, (@) Untuk membantu kelancaran penyusunan dan Penyampaian laporan keuangan —_sebagaimana, ddimaksud pada ayat (2), yang bersumber dari anggaran Kementerian Pertanian, Kementerian Pertanian ‘membentuk Sekretariat Unit Akuntansi Pembanta Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA-B/ (6) Sekretariat UAPPA-B/W sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berkedudukan di Balai/Loka Pengleajian ‘Teknologi Pertanian di seluruh Indonesia, BABIV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 16 (1) Pembinaan administrasi keuangan dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, eedangkan pembinaan teknis dilaksanakan oleh Direktorat, Jenderal/Badan lingkup Kementerian Pertanian yang Dertanggungjawab sesuai dengan tugas dan fangs -16 (2) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan Kegiatan Dekonsentrasi yang dilaksanaican oleh SKPD Provinsi Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) rmeliputi pemberian pedoman, standar, fasilitasi, bimbingan teknis serta pemantauan dan eval @) ppenyelenggaraan Dekonsentrasi “) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) llakukan dalam rangka peningkatanKinerja, ‘ransparansi, dan akuntabilitas (5) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dalam rangka pencapalan_efisien pengelolaan Dana Dekonsentrasi BABY PEMERIKSAAN Pasal 17 (1) Pemeriksaan Dana Dekonsentrasi meliputi pemeriksaan kkeuangan, pemeriksaan Kinerja dan pemerikssan dengan tujuan tertenty, (2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dlilakukan oleh unit pemeriksa internal dan/atau unit pemeriksa eksternal pemerintah yang. dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, BAB VI SANKSI Paral 18 (1) SKPD Provinsi yang tidak menyampaikan laporan Dana, Dekonsentrasi dikenakan sanksi sesuai dengan eraturan perundang-undangan berupa: ‘&.penundaan pencairan Dana Dekonsentrasi untuk triwulan berikutnya; oie ». penghentian pembayaran dalam tahun berjalan; dan ©. penghentian alokasi Dana Dekonsentras tahun anggaran bereutnya, (2) Pengensan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (I) tidak membebaskan SKPD Provinsi dari kewaiiban ‘menyampeikan laporan Dana Dekonsentrasi vuntule BAB VIL PENUTUP, Pasal 19 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Desenber 2016 Mes RB RI PERTANIAN LIK INDONESIA, A SULAIMAN Salinan Peraturan Mentert ini disampaikan kepada Yth 1 Menteri Keordinator Bidang Perekonomian, 2. Ketua Badan Pemerisa Keuangem 3. Menteri Keuangan; 44. Menteri Dalam Negeris ‘5. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 6. Pejabat Esclon I Lingkup Kementerian Pertanian,

Anda mungkin juga menyukai