OLEH :
ZAINAL ABIDIN
D1C1 14 160
TPG B 2014
KENDARI
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan izin dan kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “proses pembuatan roti dengan
cara fermentasi” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Pangan,.
Makalah ini penulis buat berdasarkan referensi dari buku dan internet. Penyusun
makalah ini mengucapkan terimah kasih kepada Dr. Prima Endang Selaku dosen
pengajar mata kuliah biokimia pangan. Yang telah memberikan arahan untuk
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat melakukan perbaikan terhadap
makalah yang disusun ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.
penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.....................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
3. 1 Kesimpulan............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................25
3
BAB I PENDAHULUAN
umum adalah teknologi yang memanfaatkan agen hayati atau bagian-bagiannya untuk
menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri untuk memenuhi kebutuhan
biomassa dan perubahan atau transformasi kimia yang diinginkan. Misalnya saja pada
Salah satu bahan baku roti yang paling penting dalam proses pembuatan roti
adalah ragi atau yeast. Ragi adalah mikroorganisme hidup yang berkembang biak
dengan cara memakan gula. Jenis ragi yang biasa digunakan dalam pembuatan roti
(CO2) selama fermentasi. Gas ini kemudian terperangkap dalam jaringan gluten yang
menyebabkan roti bisa mengembang. Komponen lain yang terbentuk selama proses
fermentasi adalah asam dan alkohol yang berkontribusi terhadap rasa dan aroma
4
1.3. Tujuan
tersebut.
e. Untuk mengetahui reaksi apa saja yang terjadi didalam proses fermentasi roti.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
utama dan bahan pembantu. Bahan utama yang digunakan dalampembuatan roti
adalah tepung terigu, air, ragi roti, dan garam.Bahanpembantu adalah bahan-bahan
yang menyertai bagian utama dalam pembuatanroti untuk mendapatkan aroma, rasa
dan tekstur yang diinginkan. Bahanpembantu ini terdiri dari shortening, bread
improver, susu skim, telur, gula,bahan pengisi serta flavoring. Pemberian anti oksidan
(asam askorbat,bromat), dan anti kapang seperti kalium propionat dan kalsium
sebelum mengetahui cara pembuatan roti, terlebih dahulu mengenal 2 jenis bahan
yang akan digunakan, fungsinya dalam pembuatan roti serta sifat-sifat yang
dibutuhkan. Hal ini perlu diketahui untuk bisa memilih bahan secaraekonomis dan
Jenis roti bakery diantaranya adalah roti cake, pastery, dan cokies.Untuk
memproduksi roti yang baik yaitu memilih dan menangani bahan untukproses
produksi berupa jenis dan jumlah kebutuhan bahan baku dan jumlahbahan pembantu
untuk satu periode telah tersusun. Faktor mutu bahan bakudan bahan pembantu
telah terukur, bahan baku dan bahan pembantu dipastikan tersedia untuk memenuhi
teridentifikasi dan siap, jenis danfungsi alat produksi telah dikuasai, komponen
6
peralatan pencampur, pengaduk, pembagi, pemipih, pemanggang dan alat bantu lain
7
BAB III
PEMBAHASAN
Roti adalah makanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air, yang
difermentasikan dengan ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi. Namun
kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah dengan berbagai bahan seperti
dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu. Roti termasuk makanan pokok
di banyak negara Barat. Roti adalah bahan dasar pizza dan lapisan luar roti lapis. Roti
biasanya dijual dalam bentuk sudah diiris, dan dalam kondisi "fresh" yang dikemas
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan roti dapat digolongkan bahan
utama dan bahan pembantu. Bahan utama yang digunakan dalampembuatan roti
adalah tepung terigu, air, ragi roti, dan garam.Bahan pembantu adalah bahan-bahan
yang menyertai bagian utama dalam pembuatan roti untuk mendapatkan aroma, rasa
dan tekstur yang diinginkan. Bahan pembantu ini terdiri dari shortening, bread
improver, susu skim, telur, gula, bahan pengisi serta flavoring. Pemberian anti
oksidan (asam askorbat,bromat), dan anti kapang seperti kalium propionat dan
kalsium pospat ditambahkan untuk memperpanjang keawetan roti. Bahan baku juga
mempunyai karakteristik fisik, kimia dan mekanik yang berbeda, demikian juga
perubahan sifat–sifat tersebut akibat pengolahan mungkin berbeda. Oleh karena itu
sebelum mengetahui cara pembuatan roti, terlebih dahulu mengenal 2 jenis bahan
yang akan digunakan, fungsinya dalam pembuatan roti serta sifat-sifat yang
dibutuhkan. Hal ini perlu diketahui untuk bisa memilih bahan secara ekonomis dan
Roti adalah produk makanan yang terbuat dari tepung terigu yang
difermentasikan dengan ragi roti ( Saccharomyces cerevisiae ), air dan atau tanpa
8
penambahan makanan lain dan dipanggang. Kedalam adonan dapat ditambahkan gula,
garam, susu skim atau susu bubuk, lemak, pengemulsi dan bahan-bahan pelezat
osmotolesance (sweet dough yeast), rapid fermentation kinetics, freeze dan thaw
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Saccharomyces adalah genus dalam kerajaan jamur yang mencakup banyak jenis
ragi. Saccharomyces berasal dari bahasa latin yang berarti gula jamur. Banyak
anggota dari genus ini dianggap sangat penting dalam produksi makanan. Salah satu
roti, dan bir. Anggota lain dari genus ini termasuk Saccharomyces bayarnus yang
obat-obatan.
Koloni dari Saccharomyces tumbuh pesat dan jatuh tempo dalam 3 hari.
Mereka rata, mulus basah, glistening atau kuyu, dan cream untuk cream tannish
9
terletak dalam asci. Setiap ascus berisi 1-4 ascopores. Bila diberi pewarnaan gram,
ascopore adalah gram negative sedangkan sel vegetative adalah gram positif. Jamur
dinding selnya tersusun atas β-glukan. Mikrobia ini bersifat nonpatogenik dan
nontoksik, sehingga sejak dahulu banyak digunakan dalam berbagai proses fermentasi
seperti pada pembuatan roti, asam laktat, dan alkohol (Thontowi, 2007).
Jamur ragi telah memiliki sejarah yang luar biasa di industry fermentasi karena
roti, sekitar 100 SM, Romawi kuno) dan minuman (sebagai jamur fermentasi bird an
Indonesia sendiri, jamur ini telah melekat dalam kehidupan sehari-hari. Nenek
moyang kita dan sampai saat ini kita sendiri menggunkannya dalam pembuatan
umum digunakan pada pembuatan roti. Khamir ini sangat mudah ditumbuhkan,
membutuhkan nutrisi yang sederhana, laju pertumbuhan yang cepat, sangat stabil,
10
Saccharomyces cereviceae lebih banyak digunakan dalam pembuatan roti
dibandingkan penggunaan jenis khamir yang lain. Dalam perdagangan khamir ini sering
disebut dengan baker’s yeast atau ragi roti. Fungsi Saccharomyces cereviceae ini
diantaranya adalah:
a) Pengembangan adonan
fenomena yang asing bagi masyarakat yang tidak familiar dengan pabrik roti. Udara
(oksigen) yang masuk ke dalam adonan pada saat pencampuran dan pngulenan
(kneading)untuk tumbuh oleh khamir. Akibatnya akan terjadi kondisi anaerob dan
terjadi proses fermentasi. Gas CO2 yang dihasilkanselama proses fermentasi akan
terperangkapdi dalam lapisan film gluten yang impermeabel. Gas akan mendesak
Ragi/yeast biasanya ditambahkan setelah tepung terigu ditambah air lalu diaduk-aduk
merata, setelah itu selanjutnya adonan dibiarkan beberapa waktu. Ragi/yeast sendiri
Saccharomyces cerevisiae yang digunakan dalam pembuatan roti ini. Pada kondisi air
yang cukup dan adanya makanan bagiragi/yeast, khususnya gula, maka yeast akan
b.) Asidifikasi
Selama proses fermentasi selain di hasilkan gas CO2 juga dihasilkan asam – asam
penyangga ( buffer capacity) protein di dalam adonan, maka tingkat keasaman dapat
ditentukan dengan menentukan total asam adonan. Proses asidifikasi ini dapat
dijadikan sebagai indikator bahwa fermentasi adonan berjalan dengan baik. Dengan
11
c). Produksi flavour
secara langsung akan berperan sebagai prekursor flavor dan rasa roti. Akibatnya
proses fermentasi tersebut dapat menghasilkan roti dengan mutu organoleptik yang
tinggi.
Proses fermentasi oleh ragi juga berhubungan dengan aktivitas enzim yang
terdapat pada ragi. Enzim yang terdapat pada ragi adalah invertase, maltase dan
zymase. Gula pasir atau sukrosa tidak difermentasi secara langsung oleh ragi.
a. Invertase
Enzim intervase mengubah sukrosa menjadi invert sugar (glukosa dan fruktosa)
yang difermentasi secara langsung oleh ragi. Sukrosa dalam adonan akan diubah
menjadi glukosa pada tahap akhir mixing. Reaksi yang terjadi adalah:
b. Maltase
Enzim maltase mengubah malt sugar atau maltosa yang ada pada malt syrup
c. Zimase
alkohol. Enzim zimase merupakan biokatalis yang digunakan dalam proses pembuatan
roti. Kompleks enzim zimase ini dapat mengubah glukosa dan fruktosa menjadi
CO2 dan alkohol. Penambahan enzim zimase dilakukan pada proses peragian
tambahkan ke dalam adonan roti sehingga glukosa dalam adonan roti akan terurai
menjadi etil alkohol dan karbon dioksida. Proses penguraian ini berlangsung dengan
bantuan enzim zimase yang dihasilkan oleh ragi/baker’s yeast. Berikut ini reaksi
penguraian yang terjadi akibat adanya penambahan enzim zimase dalam adonan roti :
12
etil alkohol + karbondioksida → C6H12O6 zimase 2 C2H5OH + 2 CO2
Pada proses ini, gas karbon dioksida berfungsi sebagai gas yang
a. Fermentasi
Proses fermentasi pada pengolahan roti sudah dilakukan sejak lama. Tahapan
ini dilakukan untuk menghasilkan potongan roti (loaves) dengan bagin porus dan
tekstur roti yang lebih lembut. Metode ini didasarkan pada terbentuknya gas akibat
proses fermentasi yang menghasilkan konsistensi adonan yang frothy (porus seperti
busa). Pembentukan gas pada proses fermentasi sangat penting karena gas yang
dihasilkan akan membentuk struktur seperti busa, sehingga aliran panas ke dalam
adonan dapat berlangsung cepat pada saat baking. Panas yang masuk ke dalam
adonan akan menyebabkan gas dan uap air terdesak ke luar dari adonan, semntara
khamir dan bakteri asam laktat. Aktivitas mikroorganisme ini pada kondisi aaerob
pembentukan.
Mutu roti ditentukan dari sifat bahan penyusun utamanya yaitu tepung
gandum. Sifat-sifat kimia dan fisik tepung gandum sangat mempengaruhi sifat-
sifat roti yang dihasilkan. Sifat-sifat sensoris roti lebih mempengaruhi mutu roti.
Sifat-sifat inilah yang dilihat terlebih dahulu oleh konsumen untuk memperoleh
gambaran mutu roti tersebut. Mutu sensoris roti yang baik dapat dilihat dari
sifat bagian luar (eksternal) dan bagian dalam (internal). Sifat-sifat eksternal roti
yang bermutu baik adalah : Bentuk roti simetris, tidak bersudut tajam. Warna kulit
13
permukaan (crust) berwarna coklat kemerahan dan mengkilat, sedangkan bagian
bawah serta samping putih kecoklatan. Kulit atas mengembang dengan baik dan
tidak retak. Ukuran volume roti makin besar makin disukai, sejauh tidak
Pada prinsipnya roti dibuat dengan cara mencampurkan tepung dan bahan
Pembuatan roti dapat dibagi menjadi dua bagian yang utama yaitu proses pembuatan
adonan dan proses pembakaran. Kedua proses utama ini akan menentukan mutu
hasil akhir.
Untuk itu, pengendalian haruslah dilakukan selama periode fermentasi. semua faktor
seperti suhu, mutu dan jumlah sel, serta laju pertumbuhan harus terkendali,
kecuali garam. Karena garam ‘ dilarang ’ bertemu dengan ragi sejak awal. Ragi akan
mati bila dicampur bersamaan. Jadi, mulailah mencampur tepung, gula, dan ragi,
termauk susu bubuk dan bread emulsifier, aduk rata. Kemudian tuangkan telur dan
air secara bertahap sambil di uleni hingga adona bergumpal – gumpal atau setengah
kalis. Baru kemudian dimasukkan mentega dan garam, uleni terus hingga adonan
licin, kalis, elastis. Tanda paling mudah dikenali pada adonan kalis adalah, bila
dibulatkan adonan tampak licin permukaannya. Bila masih geradakan dan tidak licin,
pasti adonan belum kalis sempurna. Jaminan utama bila adonan licin sempurna, roti
14
pasti akan ‘ jadi ‘ sempura pula, karena tugas selanjutnya hanyalah melakukan proses
gelembung – gelembung gas di dalam adonan. Gas yang dibutuhkan untuk terbentuk
adonan dapat dihasilkan melalui proses biologis , kimia, maupun fisik. Gas yang
pori yang terbentuk merupakan gas CO2. Kehalusan pori yang terbentuk selama
viskoelastisitas dari gluten dan daya ikat air ( water – binding capacity) pentosan.
Pori yang halus bisa juga terbentukoleh karena udaramasuk ke dalamadonan dan
terdispersi dalam bentuk gelembung yang halus ketika tepung dan air dicampur dan
di ulen. Gelembung udara yang terperangkapberperan sebagai inti yang menyerap gas
CO2 yang terbentuk akan membuat adonan mengembang membentuk struktur spon.
berpengaruh pada konsistensi adonan dan terbenuknya senyawa – senyaa volatil yang
elastis ( extensible ) tergantung pada kandungan protein yang spesifik yang dapat
membentuk film yang elastis. Karakteristik semacam ini diperlihatkan oleh gluten (
gliadin dan glutenin) yang merupakan jenis protein yang terkandung di dalam tepung
gandum. Ketika tepung gandungdi campur dengan air, gluten akan membentuk massa
viskoelastis yang mengikat semua bahan adonan terutama pati menjadi suatu
jaringan. Lapisan film yang terbentuk bersifat impermiabel terhadap gas, sehingga
( baking) terjadi gelatinisasi pati dan koagulasi gluten yang dapat membentuk crumb
15
Lama penyiapan dan fermentasi adonan sangat bervariasi yang harus dapat
menyebabkan pembentukan gas yang cepat. Hal ini dapat menyulitkn dalam
pengaturan waktu fermentasi dan penyiapan adonan. Untuk itu, penjadwalan yang
bahan baku roti kaitannya. dengan pebentukan zat gluten, sehingga adonan siap
menerima gas CO2 dari aktivitas fermentasi. Prinsipnya proses pengaduan ini adalah
pemukulan dan penarikan jaringan zat gluten sehingga struktur spiralnya akan
berubah manjadi sejajar satu dengan lainnya. Jika struktur ini tercapai maka
permukaan adonan akan terlihat mengkilap dan tidak lengkat serta adonan akan
mengembang pada titik optimum dimana zat gluten dapat ditarik atau dikerutkan.
sponge and dough, straight dough and no time dough. Boiled Dough, ada 3 tahap
dalam pembuatan boiled dough, pertama membuat pre-dough, yaitu campuran antara
air panas dan tepung terigu, lalu didinginkan. Kedua, membuat adonan biang (sponge)
yang merupakan campuran dari tepung terigu, ragi, air, dan gula pasir yang diuleni,
Dan, yang terakhir pembuatan adonan utama atau dough-nya yang terdiri dari gula
pasir halus, garam, mentega, bread improver, telur, serpihan es, terigu protein
protein tinggi, susu bubuk full cream, madu, dan air es. Cara pembuatan: Masukkan
diuleni hingga adonan menjadi kalis, lalu diistirahatkan sekitar 5 menit, selanjutnya
Roti lebih lembut, ringan, dan tahan lama Sistem sponge and dough terdiri dari 2
16
langkah pengadukan yaitu pembuatan sponge dan pembuatan dough. Cara
pembuatan: Pertama pembuatan adonan biang (komposisi seperti pada boiled dough),
kemudian istirahatkan (resting) sekitar 2 jam atau semalaman (untuk over night
sponge dough), kemudian biang dicampurkan ke dalam adonan utama (dough) dan
uleni hingga kalis, selanjutnya timbang, proofing dan panggang. Karakteristik: Hasil
akhir volume roti besar, lembut dan tahan lama. Sedangkan sistem straight dough
(cara langsung) adalah proses dimana bahan-bahan diaduk bersama-sama dalam satu
langkah. Straight Dough, cara pembuatan: Semua bahan utama diuleni, resting
selama sekitar 15 menit, tekan adonan untuk membuang gas, kemudian timbang,
resting kembali sekitar 10 menit, kemudian proofing, dan panggang. Sistem no time
dough adalah proses langsung juga dengan waktu fermentasi yang sesingkat mungkin
atau ditiadakan sama sekali. Proses pengembangan adonan merupakan suatu proses
yang terjadi secara sinkron antara peningkatan volume sebagai akibat bertambahnya
gas-gas yang terbentuk sebagai hasil fermentasi dan protein larut, lemak dan
karbohidrat yang juga mengembang dan membentuk film tipis. Dalam proses ini
terlihat dua kelompok daya yaitu daya poduksi gas dan daya penahan gas. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi daya produksi gas adalah konsentrasi ragi roti, gula,
dengan baik, maka akan menghasilkan produk bakery seperti roti dan donat yang
baik, dalam arti mempunyai volume dan tekstur yang baik serta cita rasa yang enak.
Selama proses fermentasi akan terbentuk CO2 dan ethyl alkohol. Gula-gula
CO2. Gas CO2 yang terbentuk menyebabkan adonan roti mengembang dan alkohol
Fungsi ragi (yeast) dalam pembuatan roti adalah untuk proses aerasi adonan
17
memungkinkan untuk mengembangkan gas secara merata dan menahannya,
Proses yang paling penting dan mendasar dalam pembuatan roti adalah proses
biologis yang disebut dengan proses fermentai yang dilakukan oleh ragi roti. Khamir
sendiri tidak dapat mengawali pembentukan gas dalam adonan, namun dalam tahapan
adonan melalui fermentasi yang dilakukan. Suhu optimum fermentasi adoan adalah
27o C.
dalam oven. Pada tahap ini gluten menjadi halus dan meluas serta penampakan
proffing volume adonan menjadi dua kali lipat. Suhu proffing yang baik adalah
2. Proses pembakaran
tidaknya suatu proses pembuatan roti. Untuk memperoleh hasil yang baik dan
pembakaran roti secara tepat tergantung pada ukuran atau bentuk roti, jumlah gula
Pada saat awal proses pemanggangan adonan roti (baking) terjadi penurunan
tingkat viskositas suatu adonan roti disamping itu juga akan terjadi peningkatan
aktivitas enzim yang berperanan aktif dalam pengembangan adoanan roti. Ketika
suhu pemanggangan mencapai suhu 56⁰C maka akan terjadi proses gelatinisasi pati
dan memudahkan terjadinya reaksi hidrolisis amilosa dalam molekul pati atau
amilolisis. Hidrolisis molekul pati yang mulai tergelatinisasi akan membentuk senyawa
dextrin dan senyawa gula sederhana lainnya, dan pada saat yang bersamaan akan
terjadi proses pelepasan air (dehidrasi). Hal ini akan berkontribusi secara lanjut
18
meningkatnya intensitas warna kulit roti ( crust color). Pada saat pemangangan
terjadi perubagan warna kulit roti menjadi coklat yang merupakan hasil reaksi
intensitas warna kulit roti. retrogradasi. Pengerasan dapat pula terjadi karena
Tepung Gula
Air Shortening
Ragi Malt/susu
↓_______________________↓
↓
Pencampuran dan pengadukan adonan
↓
Peragian/ fermentasi
Pembakaran/baking
19
cerevisiae dapat menghasilkan berbagai macam enzim yang sangat berguna dalam
pembuatan roti. Enzim pertama yang beraksi dalam adonan adalah amilase. Gula
sebagai substrat yeast dihasilkan melalui aktivitas enzim amilase yang dapat
mengubah pati (baik amilosa maupun amilopektin) menjadi gula sederhana seperti
Ada 2 jenis enzim amilase yang bekerja pada proses pembuatan roti, yaitu a-
glikosidik a-1,4 pada molekul pati secara acak menghasilkan dekstrin, maltosa,
maltotriosa atau glukosa. Beta-amilase juga memotong ikatan glikosidik a-1,4 namun
glukosa. Glukosa berperan penting dalam pembentukan aroma serta dalam reaksi
browning yang terjadi pada permukaan roti selama pemanggangan. Hasil pemecahan
a-amilase belum tentu menghasilkan glukosa yang cukup, maltosa masih harus
dipecah lagi. Gula pasir yang ditambahkan dalam adonan juga tidak bisa serta merta
digunakan dalam proses fermentasi. Gula pasir ini masih berupa sukrosa yang
enzim maltase yang dapat memecah maltosa menjadi glukosa, dan enzim invertase
Setelah itu ada proses yang bisa dikatakan paling penting, yang hanya dapat
dilakukan oleh yeast, yaitu fermentasi gula sederhana. Selama proses ini, terbentuk
gas karbondioksida (CO2) dan etanol dari hasil fermentasi glukosa melalui jalur
20
Gas karbon dioksida berperan dalam pengembangan adonan sedangkan etanol
berkontribusi dalam pembentukan aroma dan citarasa roti. Gas yang terdisersi dan
kandungan protein spesifik dalam tepung gandum yang disebut gluten. Saat tepung
dicampur dengan air, gluten akan membentuk massa viskoelastis yang mengikat
semua bahan adonan terutama pati menjadi suatu lapisan. Lapisan ini bersifat
impermiabel terhadap gas sehingga dapat memerangkap gas dan membentuk pori-
pori.
sering terlihat di meja-meja makan rumahan. Menu sarapan dengan roti juga sudah
populer di Indonesia, selain karena praktis untuk mengawali aktivitas juga kandungan
gizi pada roti cukup memberikan energi. Biasanya Jenis roti yang dikonsumsi saat
sarapan adalah roti tawar putih atau roti gandum, keduanya merupan variasi dari
kelompok bakery. Kedua jenis roti ini sebenarnya dibuat dengan proses yang hampir
sama, hanya bahan dasar pembuatannya yang berbeda. Roti tawar putih menggunaka
tepung terigu, sedangkan roti gandum menggunakan biji gandum utuh yang dipecah
(whole wheat). Perbedaan ini yang memberikan manfaat berbeda bagi kesehatan, dan
Roti diperkaya dengan berbagai macam zat gizi, sebut saja beta karoten,
thiamin (vit B1), riboflavin (vit B2), niasin, serta sejumlah mineral berupa zat besi,
untuk meningkatkan mutu protein bagi tubuh.Menurut Dr. Clara, M. Kusharto MS,
dalam roti mencapai 9,7%, lebihtinggi ketimbang nasi yang hanya 7,8%. Selain itu tidak
seperti nasi yanghanya memiliki kadar pati 4-8%, dalam roti terdapat 13% pati.Empat
iris roti, roti tawar akan menghasilkan kalori yang setara dengan sepiring nasi (Jenie,
1993).
21
Roti secara umum memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Jenis
karbohidrat yang terkait dengan roti diantaranya adalah gula dan serat. Gula yang
sering disebut glukosa merupakan jenis karbohidrat sederhana dan paling cepat
diserap oleh tubuh. Penyerapan ini mempengaruhi peningkatan kadar gula darah
dalam tubuh. Gula darah adalah bahan bakar tubuh yang dibutuhkan untuk kerja
otak, sistem saraf, dan jaringan tubuh yang lain, serta berfungsi sebagai penghasil
energi yang cepat. Jika kadar gula darah terlalu tinggi atau rendah berdampak buruk
bagi kesehatan tubuh, salah satunya menjadi awal indikasi diabetes mellitus.
Mengkonsumsi makanan dengan kandungan gula tinggi juga menimbulkan rasa lapar
yang cepat, karena tubuh secara cepat mencerna makanan tersebut. Rasa lapar yang
timbul dapat membuat seseorang makan lagi dengan porsi yang lebih banyak,padahal
tubuh sudah mengkonsumsi kalori dari makanan gula sebelumnya. Berbeda dengan
gula, serat yang juga termasuk jenis karbohidrat termasuk dalam jenis karbohidrat
mengeluarkan sisa-sisa makanan di dalam usus besar. Selain itu, karena serat tidak
dapat dicerna, maka makanan yang mengandung serat tidak mempengaruhi kenaikan
gula darah berkebalikan dengan gula. Bagi yang sedang berdiet, mengkonsumsi
makanan yang mengandung serat akan mengurangi rasa lapar yang sering timbul.
menurunkan risiko penyakit infeksi pada saluran pencernaan, mengatur kadar gula
Roti yang baik diasumsikan memiliki tekstur yang lembut, warna yang putih,
dan rasa yang agak gurih. Ternyata kelembutan dan warna yang putih tidak selamanya
sehat. Pada roti gandum yang memiliki kandungan gizi lebih baik dari roti tawar
memiliki tekstur yang kasar dan berserat serta berwarna gelap coklat, secara
kesuluruhan dianggap kurang “bersahabat” dengan mulut dan mata. Tetapi itulah
yang terjadi, tepung terigu dulu bernilai mahal dan hanya orang bangsawan saja yang
22
mampu membeli, karena salah satu produk gandum yang diolah dengan banyak proses
sehingga menjadi serbuk putih yang indah. Sehingga pada masa itu, roti tawar putih
lebih bernilai tinggi secara materi. Namun hal tersebut yang justru mengurangi
kandungan gizi yang baik dari gandum yang terdapat dalam roti. Jadi perlu sedikit
usaha untuk menyesuaikan rasa roti gandum untuk memperoleh manfaat sehatnya.
Untuk menambah nilai gizi pada roti, terutama roti tawar putih, bisa
sehingga menjadi satu menu dengan nilai gizi yang lengkap seperti sandwich telur
atau sandwich daging. Menambahkan selai buah (tanpa tambahan pemanis buatan)
BAB IV
23
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Proses fermentasi oleh ragi juga berhubungan dengan aktivitas enzim yang
terdapat pada ragi. Enzim yang terdapat pada ragi adalah invertase, maltase
dan zymase.
Tahapan pembuatan roti ada dua tahap yaitu pembuatan adonan dan proses
pembakaran.
Reaksi yang terjadi dalam proses fermentasi roti yaitu tepung ditambahkan
dengan air dengan bantuan enzim amilase akan diubah menjadi maltosa.
Sukrosa akan diubah menjadi glukosan dengan enzim invertase saat proses
Roti diperkaya dengan berbagai macam zat gizi yaitu beta karoten, thiamin
(vit B1), riboflavin (vit B2), niasin, serta sejumlah mineral berupa zat besi,
iodium, kalsium dan sebagainya. Roti juga diperkaya dengan asam amino
DAFTAR PUSTAKA
24
Dwidjoseputro. 1990. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.
Mahreni dan Sri Suhenry. 2011. Kinetika pertumbuhan sel sacharomyces cerevisiae
dalam media tepung kulit pisang. Seminar rekayasa kimia dan proses, 26 juli
2011. ISSN : 1411-4216.
25