Anda di halaman 1dari 13

Rancangan Pembuatan Akuairum Ikan Hias Air Laut

Disusun Sebagai Tugas Pengganti Ujian Tengah Semester Mata Kuliah


Ichtiologi

Dosen:

Tyas Pribadi

Oleh:

Siti Nur Faizah

4411414001

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016
BAB I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Awalnya perkembangannya, sistem budidaya ikan merupakan suatu usaha


pemeliharaan ikan di kolam yang melibatkan sedikit aktivitas manusia dan
mengandalkan energi hanya dari makanan alamiah yang tersedia di perairan
tersebut. Namun sekarang banyak cara-cara memelihara ikan dengan metode
akuarium.

Biasanya sebuah kolam atau akuarium yang hanya memelihara satu jenis ikan
saja, ikan tersebut tidak akan berhasil memanfaatkan seluruh organisme makanan
alamiah yang terdapat di dalam kolam atau akuarium tersebut. Salah satu
alternatif pemecahan terhadap masalah penggunaan makanan alamiah di kolam
adalah pengembangan suatu metode budidaya ikan yang dikenal dengan istilah
sistem polikultur.

Menurut sistem polikultur ini pada satu akuarium dipelihara berbagai jenis
ikan yang membutuhkan jenis makanan berbeda sehingga setiap jenis ikan tidak
akan bersaing dalam mencari makanan. Salah satu masalah yang dihadapi sistem
polikultur adalah penentuan kombinasi jenis ikan yang paling efektif dalam
memanfaatkan makanan alamiah yang tersedia di kolam. Selain dapat
memanfaatkan makanan yang berbentuk alamiah di kolam secara efektif, tentu
saja kombinasi jenis ikan tersebut harus dapat hidup bersama tanpa menimbulkan
persaingan untuk mendapatkan makanan atau ruang gerak. Oleh karena itu dengan
studi literatur yang sudah ada, maka dibuatlah makalah tentang polikultur ikan
hias dalam akuarium air laut.

1.2.Rumusan Masalah
a. Apa jenis-jenis akuarium berdasarkan isinya?
b. Bagaimana tipe-tipe zona untuk akuarium air laut?
c. Bagaimana habitat ikan hias di daerah laut?
d. Apa peralatan yang digunakan untuk membuat dan menunjang kehidupan
ikan di akuarium?

1.3.Tujuan
a. Mengetahui jenis-jenis akuarium berdasarkan isinya.
b. Mengetahui tipe-tipe zona untuk akuarium air laut.
c. Membedakan ikan yang termasuk dalam katerogi ikan hias air laut.
d. Mengetahui peralatan yang digunakan untuk membuat dan menunjang
kehidupan ikan di akuarium.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jenis-jenis Akuarium

Berdasarkan isinya, akuarium dibagi menjadi :


a. Terrarium
Akuarium terrarium dibuat untuk pemeliharaan reptil dan akuarium
tersebut dibuat dengan meniru habitat asli dari reptil tersebut.
b. Akuarium Air Tawar
Akuarium air tawar lebih mudah dan lebih murah dari akuarium laut.
Berisi ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar,
seperti sungai dan danau, dengan salinitas kurang dari 0,05%.
c. Akuarium Air Laut
Akuarium air laut merupakan potongan kecil adaptasi lingkungan air yang
dipindahkan dalam bentuk pajangan dari kaca atau bahan yang tembus pandang
lainnya. Dalam pemeliharaannya akuarium air laut lebih sulit dan mahal
dibanding air tawar. Alat yang dipergunakan lebih banyak karena dibuat
menirukan atau meyerupai habitat asli.

2.2. Tipe Zona Akuarium laut

Secara umum, di daerah terumbu karang terdapat beberapa macam tipe


zona, yang meliputi zona pasir, zona goa, zona rataan dataran, dan zona sea grass
(pada rumput laut). Masing-masing zona memiliki tipe bentuk, tipe materi, dan
tipe organisme yang berbeda-beda.
a. Zona Pasir
Zona pasir merupakan zona yang kering atau sepi organisme, baik ikan
maupun karang. Zona pasir memiliki aliran air yang sedang dengan intensitas
sinar matahari yang tinggi, sehingga dengan demikian banyak rumput laut yang
tumbuh. Zona ini merupakan zona luas dan menimbulkan suatu horizon (karena
lebih menonjolkan corak horizontal daripada vertikal). Zona pasir ini merupakan
rumah yang nyaman bagi rumput laut maupun sea grass. Sementara, hewan-
hewan invertebrata yang cocok hidup di dalam zona pasir ini, antara lain adalah
jenis anemon, udang hias, cacing laut, dan beberapa hard koral seperti karang
jamur. Adapun jenis ikan yang cocok hidup dalam zona pasir ini adalah ikan
Goby, Opistognatus, serta ikan kecil Damselfish.
b. Zona Celah Terumbu Karang
Batuan yang ada di zona ini, umumnya lebih banyak dan membentuk
celah-celah, namun tidak menutup membentuk gua, sehingga dengan demikian
sinar masih bias masuk dari atas, sementara pasir sangat jarang terdapat dalam
zona ini atau bahkan hamper tidak ada. Jenis ikan yang cocok hidup di dalam zona
ini antara lain adalah ikan bedah, ikan kardinal, ikan angel, beberapa ikan wrasse
serta ikan goby.
c. Zona Gua
Tipe zona gua adalah tipe zona yang memiliki aliran air sedang, dengan
intensitas sinar yang tidak sebanyak tipe zona yang lain. Organisme yang dominan
hidup dalam zona ini adalah udang-udangan. Sementara alga yang hidup di zona
ini jenis alga berkapur. Sedikit karang atau hard coral yang mampu hidup di zona
ini, disebabkan karena rendahnya intensitas sinar yang mampu menembus zona
ini, sedangkan soft coral mampu tumbuh subur
Jenis ikan yang dapat dipelihara dalam akuarium bertipe zona gua ini,
antara lain ikan komet dan apogon. Mengingat intentensitas cahaya yang rendah
maka sebaiknya, pelihara ikan yang memiliki mata besar. Karena umumnya ikan
yang memiliki mata besar merupakan jenis ikan yang hidup di tempat gelap atau
merupakan hewan malam hari.
d. Zona Rataan Terumbu
Di alam, zona rataan terumbu merupakan zona paling banyak ditemukan selain
zona pasir. Zona rataan terumbu ini biasanya digunakan dalam akuarium dengan
kapasitas yang besar, yaitu di atas 30.000 liter air. Hingga saat ini, tipe zona ini
baru digunakan dalam pembuatan akuarium nasional yang dimiliki oleh beberapa
negara, antara lain Great Barrier Reef Akuarium Townsville di Australia yang
berkapasitas 4,5 juta liter air. Sementara, di Indonesia dapat dilihat di Sea World
Ancol.

2.3. Habitat Ikan Hias Air Laut

Berdasarkan tempat hidupnya di laut, maka ikan laut dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Ikan boloepipelagik
Adalah ikan yang seluruh waktu hidupnya dihabiskan di daerah epilagik
atau lepas pantai. Jenis ikan dari golongan ini seperti misalnya ikan cucut,
hiu, paus, tuna, marlin, sail fish dan lain-lain. Karena ukuran tubuhnya
yang besar ikan ini jarang dipelihara di dalam akuarium.
b. Ikan meroepipelagik
Adalah ikan yang sebagian dari waktu hidupnya dihabiskan di daerah laut
lepas dan sebagian lagi di pantai atau muara-muara sungai. Jenis ikan dari
golongan ini seperti ikan haring, salmon, moray, dan beberapa ikan kerapu
dan kakap.
c. Ikan neritik
Adalah ikan yang hidupnya sepenuhnya di daerah neritik atau daerah
pantai dan daerah terumbu karang. Ikan neritik ini biasanya memiliki
bentuk dan warna yang menarik sehingga sering dipelihara dalam
akuarium.

2.4. Peralataan Pembuatan Akuarium

a. Chiller
Suhu yang terlalu tinggi dapat diatasi dengan peralatan pendingin
khusus (chiller) atau dengan kipas angin yang diletakkan di bawah sungkup
aquarium. Panas ditimbulkan oleh adanya sistem lampu dan pompa yang
dapat menghasilkan kalor. Aquarium besar yang dilengkapi dengan lampu
metal halide dapat menyebabkan kenaikan suhu dari 27oC hingga 30oC-32oC. Hal
ini menyebabkan metabolisme ikan dan hewan laut lainnya juga meningkat yang
berarti bahwa organ tubuh dipaksa bekerja cepat sehingga menyebabkan ikan dan
terumbu karang mati.
b. Pompa air/Power Head
Pompa ini berfungsi sebagai “hati” dari system aquarium laut ini, sehingga
keberadaannya mutlak dibutuhkan. Tanpa pompa air tersebut, maka pemeliharaan
dalam aquarium hanya akan sia-sia saja. Pompa yang baik adalah pompa yang
memenuhi syarat-syarat antara lian konsumsi energi rendah sehingga motor tidak
berisik, namun kekuatan outputnya besar. Selain itu, mudah diinstal (dipasang
lagi) setelah dibersihkan. Kegunaan pompa meliputi tiga bagian yaitu:
 pompa sirkulasi/filter
Untuk pompa sirkulasi diperlukan pompa yang kuat karena merupakan
system utama semua system filtrasi, yang berfungsi membawa air dari aquarium
ke filter serta dikembalikan lagi ke dalam aquarium.
 pompa arus
Pompa arus digunakan untuk menciptakan arus dalam air sehingga suplai
oksigen ke dalam aquarium tetap terjaga. Adapun arus air diciptakan sesuai
dengan kondisi alam lautan.
 pompa untuk protein skimmer
Pompa ini digunakan untuk menarik air dari filter ke tabung protein
skimmer, dan kemudian diolah di protein skimmer sebelum dikembalikan lagi ke
filter.
c. Aerator
Aerator adalah alat untuk menyuplai oksigen yang berbentuk gelembung-
gelembung (buble) yang masuk ke dalam air dengan selang kecil. Pada aquarium
air laut penggunaan aerator hanya digunakan pada saat listrik PLN padam. Pada
saat listrik padam, maka semua system sirkulasi, system lampu, dan system arus
mati. Hal ini akan menjadi masalah bila padamnya lebih dari 6 jam, karena akan
berakibat pada kematian komunitas aquarium.
d. Lampu
Umumnya lampu yang digunakan untuk penerangan aquarium, antara lain:
 Lampu Flourescent /Lampu TL
Jenis lampu ini hanya bisa digunakan pada aquarium yang
memiliki kedalaman antara 40 cm-50 cm. Lampu ini mempunyai spektrum
sinar hampir sama dengan panjang sinar matahari, sehingga dapat
memberikan sinar fotosintesis bagi alga. Lampu jenis ini tersedia dalam
berbagai kuat penerangan dan warna cahaya, meliputi NO (normal output-
standar), HO (high output-keluaran tinggi), VHO (very high output-keluaran
sangat tinggi), dan kompak. Lampu fluorescent untuk aquarium terumbu
karang sebaiknya adalah jenis HO, VHO atau fluorescent kompak
dengan warna biru (actinic).
 Lampu Mercuri (HQL)
Penggunaan lampu mercuri pada aquarium air laut tidak
direkomendasikan, karena panjang gelombang sinar kuning dan merah
yang ditimbulkan member efek yang tidak alami. Selain itu, lampu ini
memicu pertumbuhan lumut pada permukaan kaca acrylic. Biasanya lampu
ini digunakan pada aquarium yang memlihara ikan dengan menggunakan
karang mati.
 Lampu LED
Lampu LED (light emitting diode) merupakan lampu jenis baru
untuk aquarium air laut. Lampu ini dikatakan sebagai pengganti lampu
halide logam dan fluorescent karena lebih hemat energi. Lampu LED yang
setara dengan lampu halide logam 250 watt yaitu 20.000K dan hanya
memerlukan daya 150 watt serta umurnya 50.000 jam. Selain itu, panas yang
ditimbulkan jauh lebih kecil dari pada lampu halide logam dan lampu
fluorescent.
e. Ozonizer
Merupakan alat yang adapt menghasilkan ozon (O3). Sementara ozon
berfungsi untuk membunuh protozoa, bakteri, virus, maupun jamur. Ozonisasi
merupakan reaksi khusus yang terjadi pada molekul oksigen. Dengan adanya
ozon, sebagian dari materi organik dan beberapa materi anorganik yang ada,
akan dioksidasi.

BAB III. RANCANGAN AKUARIUM

3.1. Bentuk dan Ukuran Akuarium

Bentuk akuarium adalah balok dengan ukuran sisi panjang x tinggi x


lebar adalah 90 cm x 45 cm x 55 cm dengan tebal 8 mm.

t: 55 cm

p: 90 cm

l: 55 cm

Aquarium yang pendek, permukaan airnya lebih luas dibandingkan


dengan aquarium yang tinggi. Permukaan air yang luas membuat ikan
lebih leluasa untuk bergerak. Walaupun aquarium tinggi lebih dalam,
tetapi tidak banyak pengaruhnya terhadap ikan. Ikan-ikan laut lebih banyak
bergerak secara mendatar dari pada naik turun.
Bahan yang digunakan adalah akrilik bahan ini memiliki kelebihan yaitu
ringan, kuat, lebih cerah bila terkena sinar, permukaan lebih licin
sehingga sulit ditumbuhi oleh lumut, dapat dipoles apabila terjadi goresan,
lebih lentur sehingga mudah dibentuk sesuai keinginan, tidak
membutuhkan sambungan sehingga jarang terjadi kebocoran. Kekurangaan
dari akrilik adalah Sulit menjadi konduktor, sehingga aquarium menjadi
panas.

3.2. Tipe Zona akuarium


Zona yang digunakan adalah Zona pasir. Zona ini merupakan zona
yang luas dan menimbulkan suatu horizon (karena lebih menonjolkan corak
horizontal daripada vertical). Adapun jenis ikan yang cocok hidup dalam zona
pasir ini adalah ikan Goby, Opistognatus, serta ikan kecil Damselfish. Zona
pasir memiliki aliran air yang sedang dengan intensitas sinar matahari yang
tinggi.

Contoh Zona Pasir

Karang yang digunakan dalam rancangan akuarium adalah :

a. Tipe bercabang (branching). Memiliki cabang dengan ukuran cabang lebih


panjang dibandingkan dengan ketebalan atau diameter yang dimilikinya.

Tipe bercabang (branching)

b. Tipe daun (foliose). Karang tumbuh membentuk lembaran-lembaran yang


menonjol pada dasar terumbu, berukuran kecil dan membentuk lipatan-lipatan
melingkar.
Tipe daun (foliose)

3.3. Jenis Ikan Yang Dipelihara


a. Ikan Tangs (Zebrasoma flavescens)
Merupakan ikan yang hidup pada dasar laut. Ikan ini hidup secara
berkelompok bersama dengan ikan sejenisnya. Terdapat 2 jenis, yaitu
berwarna kuning dan yang satu lagi berwarna biru.

b. Ikan Fluorescent (Pygoplites sp)


Ikan terumbu karang yang hidup pada perairan laut dangkal, bersifat
soliter sehingga cocok untuk dijadikan ikan hias dalam akuarium. Mayoritas
mudah beradaptasi dengan tempat peliharaan. Jika terkena cahaya lampu,
tubuh ikan ini akan memantulkan garis-garis cahaya seperti fluorescent.
c. Ikan Kepe-kepe (Chaetodon sp)

Ikan ini cocok dijadikan peliharaan secar polikultur karena ukuran


tubuh yang kecil, bnrtuk tubuh yang pipih membulat. Ikan ini termasuk ikan
perairan laut dangkal dan aktif pada siang hari.

3.4. Peralatan Penunjang


a. Pompa

Pompa akuarium yang baik adalah yang memenuhi syarat-syarat antaralain


konsumsi energi rendah sehingga motor tidak berisik, namun kekuatan outputnya
besar. Selain itu, mudah diinstal (dipasang lagi) setelah dibersihkan, baik dipasang
di filter, di akuarium, maupun di protein skimmer.

b. Chiller
Chiller yang baik untuk akuarium air laut adalah chiller yang dibuat
khusus, yaitu bahan yang tidak mudah berkarat misalnya terbuat dari bahan
Titanium atau bahan berselaput plastik.

c. Aerator

Pada saat listrik padam, maka semua system sirkulasi, system lampu, dan
system arus mati. Hal ini akan menjadi masalah bila padamnya lebih dari 6 jam,
karena akan berakibat pada kematian komunitas aquarium.

d. Lampu

Untuk dimensi akuarium 90 cm x 45 cm x 55 cm sebaiknya digunakan


lampu Metal Halide 10.000 K,2 x 150 W Fluoroscent watt x 2. Lampu
Fluorescent/TL efektif digunakan pada akuarium yang memiliki kedalaman antara
40 cm – 50 cm. lampu ini mempunyai spektrum sinar yang hampir sama dengan
panjang sinar matahari.

e. Ozonizer

Ozon berfungsi untuk membunuh protozoa, bakteri, virus maupun jamur.


Ozonizer akan sangat baik apabila dalam penggunaannya dikombinasikan dengan
protein skimmer, karena gas tidak dapat masuk ke dalam akuarium tapi di residu
oleh protein skimmer.

f. Protein skimmer

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan ukuran skimmer


antara lain adalah kolom tabung (diameter, panjang, dan tinggi), tipe batu
gelembung, ukuran gelembung, dan jumlah hembusan udara dalam tabung.
Penggunaan skimmer tersebut didasarkan pada adanya sistem filter, tingkat
kepadatan organisme, dan besarnya akuarium.
BAB IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Akuarium air laut yang di desain memiliki dimaensi panjang x tinggi x


lebar adalah 90 cm x 45 cm x 55 cm dengan tebal 8 mm. Terbuat dari bahan
akrilik. Zona daalam akuarium adalah zona pasir yang ilengkapi dengan terumbu
karang tipe bercabang dan tipe daun. Ikan hias yang dipilih untuk dipelihara
secara polikultur adalah ikan Tangs (Zebrasoma flavescens), ikan Fluorescent
(Pygoplites sp), dan ikan Kepe-kepe (Chaetodon sp). Peralatan penunjang yang
dipasang pada akuarium meliputi pompa, chiller, aeratot, lampu, ozonizer dan
protein skimmer

DAFTAR PUSTAKA

Eko Budi Kuncoro. 2004. Akuarium Laut. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2004.


Pedoman Teknis Penampungan Koral SK.10/IV-KKH/2004

Peraturan Direktur Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2008.


Pedoman Penangkaran/Transplantasi Karang Hias yang Diperdagangkan
SK.09/IV/Set-3/2008.

Prof. Ir. Budiono Mismail. 2010. Akuarium Terumbu Karang malang: Penerbit
UB Press.

Anda mungkin juga menyukai