Anda di halaman 1dari 6

BBN: 11 NEGRA SUPLAI NARKOBA KE INDONESIA

DATE: Pada 07 Jan 2017, 18:20 WIB


Berita Terkini Indonesia, Jakarta Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan 11
negara menyuplai narkoba ke Indonesia. Mereka menyelundupkan narkoba ke Tanah
Air melaluai 72 jaringan internasional.

“Ada 11 negara menyuplai narkoba ke Indonesia. Narkoba itu muaranya di Indonesia.


Ini fakta yang terjadi saat ini,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Budi
Waseso di Batam, Jumat 7 Januari 2017 seperti dilansir dari Antara.

Dia mengatakan, sindikat terbesar penyuplai narkoba itu berasal dari Tiongkok. Selain
itu, ada jaringan dari kawasan Afrika, Amerika Latin yang memasok narkoba ke
Indonesia.

“Semua mengirim narkoba ke Indonesian. Meski begitu masih banyak pihak yang
tenang-tenang saja. Sementara kalau ada sedikit saja narkoba yang sampai ke Australia,
negara tersebut langsung protes dan mengatakan Indonesia menyuplai ke negara itu,”
ujar Budi Waseso.

Oleh karena itu, lanjut dia, BNN mengajak semua pihak agar peduli dan sama-sama
memerangi peredaran gelap narkoba yang sudah merajalela di Indonesia.

“Panglima TNI (Jenderal Gatot Nurmantyo) sudah sepakat bila ada anggotanya yang
terlibat langsung dipecat dan diproses. Ini komitmen yang luar biasa,” ucap Budi
Waseso.

Dia mengatakan maraknya narkoba di Indonesia memang tidak terlepas dari adanya
petugas-petugas nakaldari berbagai lembaga yang terlibat. Hal tersebut memang sudah
menjadi incaran dari jaringan narkoba yang beroperasi di Indonesia agar bisnisnya
lancar.

“Tanpa adnya oknum-oknum yang terlibat tidak mungkin itu terjadi. Jadi butuh
komitmen semua lembaga untuk membasminya,” kata Ketua BNN Budi Waseso.

Sumber: Liputan6. Com


WASPADA SUPLAI NARKOBA KE INDONESIA
KEPALA BNN KOMJEN POL BUDI WASESO
CELGORNEWS.COM – Jakarta, Badan Narkotika Nasional menyatakan 11 negara
menyuplai narkoba ke Indonesia melalui 27 jaringan internasional yang saat ini
beroperasi.

“Ada 11 negara mensuplai narkoba ke Indonesia. Ini fakta yang terjadi saat ini,”ucap
Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) di Batam, Jumat 6
Januari 2017.

Buwas mengatakan sindikat terbesar menyuplai narkoba asal Tiongkok. Selain itu
ada dari kawasan Afrika, Amerika Latin juga memasok narkoba ke Indonesia.

“semua mengirim narkoba ke Indonesia. Meski begitu masih banyak pihak yang
tenang-tenang saja. Sementara kalau ada sedikit saja narkobayangsampai ke Australia,
negara tersebut langsung protes dan mengatakan Indonesia menyupalai ke negara itu,
“jelasnya.

Buwas mengajak semua pihak agar peduli dan sama-sama memerangi peredaran
gelap narkoba yang sudah merajalela di Indonesia.

“Panglima TNI (Jenderal Gatot Normantio) sudah sepakat bila ada anggotanya yang
terlibat sindikat langsung di pecat dan di proses. Ini komitmen yang luar biasa, “ ucap
Buwas.

Komjen Buwas mengatakan maraknya narkoba di Indonesia memang tidak terlepas


adanya oknum-oknum dari berbagai lembaga yang terlibat.

Hal tersebut memang sudah menjadi incaran dari jaringan narkoba yang beroperasi
di Indonesia sehingga bisnis yang dijalankan bisa lancar. “Tanpa adanya oknum-oknum
yang terlibat tidak mungkin itu terjadi. Jadi butuh komitmen semua lembaga untuk
membasminya,”tegas Buwas.

Hal disampaikan Budi Waseso saat memberikan kuliah umum di Universitas Batam
pada Jumat siang.

Budi Waseso mengatakan Batam merupakan wilayah terbesar kedua peredaran


narkoba mengingat dekat dengan Singapura dan Malaysia yang menjadi lokasi transit
narkoba asal Tiongkok.

Sebeleumnya Badan Narkotika Nasional (BNN) merilis sepanjang tahun 2106 telah
mengungkap 807 kasus narkotika dengan mengamankan 1.238 tersangka yang terdiri
atas 1.217 WNI dan 21 Warga Negara Asing.
“Dari jumlah tersebut, jika dibandingkan dengan tahun 2015, pengungkapan kasus
narkotika sebanyak 638 kasus dan tindak pidana pencucian umum sebanyak 15 kasus,
maka terjadi peningkatan sebanyak 56% dalam pengungkapan kasus narkotika dan
85% dalam kasus TPPU, “ucap Kepala BNN kemarin.

Sedangkan barang bukti narkotika yang disita BNN pada periode tersebut adalah
berupa ganja 2.687.624,89 gram, 20 ribu batang pohon ganja, 16 Hektare ladang ganja,
shabu seberat 1.016.198,95 gram, ekstasi 754.094 butir dan 568,15 gram.

Selanjutnya adalah Heroin 581,15 gram, morfin sebanyak 108,12 gram, kokain
seberat 4,94 gram, hashish seberat 0,32 liter, daftar G seberat 5.012 butir dan
Benzodiazepine.

Sedangkan untuk kasus TPPU hasil kejahatan Narkotika, BNN telah mengungkap 21
kasus dari 30 tersangka dan melakukan penyitaan aset yang nilainya mencapai
Rp.261.863.413.345,-, ujarnya.

“Meskipun pemberantasan terhadap peredaran gelap narkotika kian gencar


dilakukan, nyatanya sindikat narkotika tetap berusaha mencari celah menyusupi negara
ini dengan narkotika melalui jenis dan bentuk baru untuk menghindari jerat hukum,”
ucapnya.

Sebagi lembaga negara yang bertanggung jawab dalam penanganan permasalahan


narkotika. BNN terus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman narkotika jenis
baru atau NPS (New Psychoactive Substance) tesebut dan sampai tahun 2016,ujarnya.

“BNN telah mengindentifikasi 46 NPS. Dari jumlah tersebut, 18 diantaranya sudah


masuk dalam lampiran Permenkes Nomor 13 Tahun 2014, sedangkan 28 lainnya masih
dalam tahap pembahasan dan akan segera masuk dalam lampira Permenkes, hingga
memiliki ketegasan hukum.

Sumber : PATROLI
BNN Ungkap 21 Kasus Pencucian Uang Narkoba Senilai
Rp261
Pabriansyah Ariefana, Erick

Tanjung : Selasa, 06 Desember 2016 | 14:13 WIB

Suara.com – Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap 21 kasus Tindak Pidana


Pencucian Uang (TPPU) hasil kejahatan narkotika dengan nilai ratusan miliar rupiah.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Polisi
Budi Waseso dalam pemusnahan barang bukti narkoba dilapangan silang Monumen
Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2016).

“Pada tahun ini BNN telah mengungkap 21 kasus TPPU hasil kejahatan narkotika
dengan total nilai aset sekitar Rp261 miliar,” kata Buwas.

Sejak Januari hingga November 2016, BNN juga telah mengungkap 96 kasus dan
mengamankan 196 orang tersangka. Hari ini barang narkotika yang dimusnahkan
berupa 445 kg shabu, 190.840 butir ekstasi, 422 kg ganja, dan 323.000 butir Erimin
Five, dari 29 tersangka.

“Barang bukti narkotika inimerupakan hasil pindahan BNN bekerja sama dengan Bae
dan Cukai pada periode Oktober November 2016, serta hasil penindakan kejahatan
narkotika oleh POLRI,” ujar dia.

Dia mengklaim pemusnahan barang bukti itu bisa menyelamatkan 3 juta anak bangsa
dari penyalahgunaan narkotika.

Pengungkapan kejahatan narkotika ini merupakan wujud sinergitas yang telah


dilakukan BNN dengan aparat penegak hukum lainnya, seperti Polri, TNI, Bea dan Cukai,
Kejaksaan Agung, serta Kementerian Hukum dan HAM.

Selain itu juga didukung oleh lembaga negara lainnya, seperti PPATK, OJK, dan Bank
Indonesia dalam mengungkap perputaran uang bernilai fantastis hasil berbisnis
narkotika.

“Dengan komitmen dan kerjasama yang baik dalam upaya pemberantasan narkotika
di Indonesia, BNN optimis peredaran gelap narkotika dapat diberantas hingga ke akar –
akarnya, mulai dari pengedar, bandar, hingga jaringan internasional,” tutur dia.

Sumber: SEPUTAR INDONESIA.com


NAMA KELOMPOK III

 ASTRINA
 ARJUN
 SULFIANA
 AFDALUL IHSAN

Anda mungkin juga menyukai