BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lartan, dimana bagian lautan lebih
besar dari pada bagian daratan. Akan tetatpi karena daratan adalah bagian dari kulit
bumi yang dapat kita amati `langsung dengan dekat banyak hal-hal yang dapat pula
kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa
daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berada satu sama lain. Dari
jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan yaitu
batuan beku (igneus rocks), batuan sedimen (sedimentary rocks) dan batuan
metamorfosa atau dapat disebut juga malihan (metamorpic rocks). Batuan-batuan
tersebut berbeda-beda materi penyusunya dan berbeda-beda pembentukannya.
Batuan beku atau batuan igneous (dari Bahasa Latin: Ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau
tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947),
Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar
terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500o–2.500oC dan bersifat
mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma
tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine,
fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma,
dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai
dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan
bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan
peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma),
oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.
Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik
batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam
membicarakan masalah sifat fisik batuan beku tidak akan lepas dari.
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin
dan mengeras. Baik dibawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun
diatas sebagai batuan ekstrusif (vulkanik) magma sendiri. Menurut para ahli seperti
Turner dan Verhoogen (1960) didefinisikan sebagai cairan silika kental yang pijar
yang terbentuk secara alamiah.
(dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah (dapur magma).
Batuan beku basa adalah batuan beku yang secara kimia mengandung 45% -
52% SiO2 dalam komposisinya. Kadungan mineral mineral penyusunnya didominasi
oleh mineral-mineral gelap (mafic). Batuan beku basa dapat terbentuk secara
plutonik umunya ataupun vulkanik. Adapun batuan beku secara pultonik umunya
batuan dari kerak samudra yang terbetnuk dari jalur tektonik divergen. Sedangkan
batuan beku yang terbentuk secara vulkanik adalah gunung api atau intrusian yang
ketebalan kerak buminya tidak terlalu tebal. Kehadiran mineral-mineral seperti
olivin, piroksin, hornblende, dan biotite, plagioklas dan sedikit kuarsa. Warna pada
batuan beku basa ini adalah umunya gelap karena kandungan mineralnnya yang
dominan gelap dan ukuran butir dari batuan ini adalah halus hingga kasar. Batuan
beku basa dalam bentuk intrusi kebanyakan dike, sill, dan lelehan. Bentuk intrusi
terseut berhubungan dengan sifat-sifat yang memeiliki kekentalannya sangan rendah
(encer) sehingga memasuki celah-celah yang sempit atau dapat berupa lelehan yang
luas permukaan batuan beku basa ini. Kadang ditemukan vesikulasi-vesikulasi
sebaga bahan-bahan volatil.
Batuan beku ultrabasa adalah batuan beku yang secara kimia mengandung
kurang dari 45% SiO2 dari komposisinya. Kandungan mineralnya didominasi oleh
mineral-mineral berat dengan kandungan unsur-unsur seperti Fe (besi/iron) dan Mg
(magnesium) yang disebut juga mineral ultramafik. Batuan beku ultrabasa hanya
dapat terbentuk secara plutonik, dikarenakan materi magma asalnya yang merupakan
magma induk (parent magma) yang berasal dari asthenosfer. Kehadiran mineralnya
seperti olivin, piroksin, hornblende, biotit dan sedikit plagioklas. Pada batuan beku
ultrabasa hampir tidak ditemukan mineral kuarsa. Batuan beku ultrabasa ini juga
hanya bertekstur afanitik karena sifat tempat terbentuknya yang plutonik. Batuan
beku ultrabasa yaitu batuan yang tersusun oleh mineral-mineral yang
ferromagnesium sehingga kenampakannya sangat gelap atau sangat hitam. Batuan ini
mudah lapuk terhadap air hujan seperti halnya batu gamping karena akan sifatnya
yang tidak tahan terhadap kondisi asam. Bentuknya dapat diketahui dengan jelas
karena batuan ini merupakan batuan dasar samudera yang umum lebih tua.
Kehadiran jenis batuan ultrabasa ini biasanya diakibatkan oleh obduksi, sehingga
banyak juga memberikan batas litologi dan zona sesar naik. Sehingga akibat
aktivitas tektonik, batuan ultrabasa banyak mengalami penghanturan atau pengerusan
kekar-kekar dan metamorfisme dinamis yang disertai dengan proses kristalisai,
serpentinisasi, dan lain-lain sebagainya. Temperatur pembekuan batuan beku
ultrabasa adalah di atas 1000 oC dan secara teoritis proses asimilasi berjalan
sempurna. Ciri khas dari pada batuan beku ultrabasa adalah batuan beku yang
mengandung silikat kurang dari 45% berwarna gelap. Batuan ultrabasa adalah
batuan beku yang kandungan silikanya rendah (< 45 %), kandungan MgO>18 %,
tinggi akan kandungan FeO, rendah akan kandungan kalium dan umumnya
kandungan mineral mafiknya lebih dari 90%. Batuan ultrabasa umumnya terdapat
sebagai opiolit. Kelompok batuan peridotite terdiri dari
Dunite. Dunite dari olivine, dengan sedikit kandungan enstatite, pyroxene dan
chromite. Kemudian Harzburgite terdiri dari olivine, enstatite, dan sedikit chromite.
Ada Lherzolite terdiri dari olivine, enstatite, diopside, serta sedikit chromite dan atau
pyropegarnet. Kemudian yang terakhir ada Pyroxenite terdiri dari orthopyroxene dan
atau clinopyroxene, dengan sejumlah kecil kandungan olivine, garnet, dan spinel.
Sebaran batuan ultrabasa di Indonesia cukup luas, mulai dari Aceh, Sumatra
Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Tengah, NTT, Maluku, Irian Jaya Barat dan Papua.. Luas sebaran
seluruhnya mencapai 3 juta hektar. Dari sekian banyak sebaran batuan ultrabasa,
diantaranya yang dekat aksesibilitasnya dengan aktifitas manusia (kota) adalah
sebaran batuan ultrabasa di daerah Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Papua. Sebagian besar batuan
ultrabasa di Indonesia adalah batuan peridotit yang sebagian telah mengalami
serpentinisasi. Jenis batuan batuan ultrabasa di wilayah ini adalah batuan peridotit
yang terserpentinkan, berwarna hijau tua, di beberapa tempat mengandung buncak
dan lensa kromit. Tebal satuan ini sekitar 2.500 m mempunyai kontak dengan batuan
sekitarnya. Umur satuan ini diperkirakan berumur Trias. Batuan ultrabasa di daerah
Sulawesi Selatan terdapat di Kabupaten Barru, di sekitar Palaka, Kecamatan Barru
dan Komplek Bantimala, Kecamatan Tanete Riaja. Luas sebaran di Kecamatan Barru
sekitar 2.500 ha, di Kecamatan Tanete Riaja 3.300 ha. Sumberdaya batuan ultrabasa
sekitar 580 juta m3 atau sekitar 4.800 juta ton.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
PRAKTIKUM PETROLOGI
Nomor Urut : 01
Nomor peraga : B.02
Warna lapuk : Cokelat
Warna segar : Hitam
Jenis batuan : Beku basa
Tekstur
1. Kristalinitas : Holohyalin
2. Granularitas : Afanitik
3. Fabrik
a. Bentuk : Anhedral
b. Relasi : Inequigranular
Komposisi mineral
Struktur : Massive
Nama batuan : BASALT ( Fenton, 1950 )
BASALT ( Travis, 1955)
Simbol Batuan :
PRAKTIKUM PETROLOGI
Nomor urut : 02
Nomor peraga : B.31
Warna lapuk : Putih Kecoklatan
Warna segar : Abu-abu
Struktur : Massive
Nama batuan : GABRO PORPHYRI ( Fenton, 1940 )
GABRO PORFIRI ( Travis, 1955 )
Simbol Batuan :-
PRAKTIKUM PETROLOGI
Nomor urut : 03
Nomor peraga : B.31
Warna lapuk : Cokelat
Warna segar : Hitam keabuan
Jenis batuan : Beku basa
Tekstur :
1. Kristalinitas : Hipokristalin
MUHAMMAD FARID WAJDI ROBY MARDIYAN SAFITRA
093 2013 0054
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Struktur : Massive
Nama batuan : GABRO PORPHYRI ( Fenton, 1940 )
PORFIRI TERALIT ( Travis, 1955 )
Simbol Batuan :-
PRAKTIKUM PETROLOGI
Nomor urut : 04
Nomor peraga :
Warna lapuk : Hitam
Warna segar : Hitam kehijauan
Jenis batuan : Beku ultra basa
Tekstur :
1. Kristalinitas : Holokristalin
2. Granularitas : Faneritik
3. Fabrik
a. Bentuk : Euhedral
b. Relasi : Equigranular
MUHAMMAD FARID WAJDI ROBY MARDIYAN SAFITRA
093 2013 0054
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Komposisi mineral
Struktur : Massive
Nama batuan : PERIDOTITE ( Fenton, 1940 )
PERIDOTITE ( Travis, 1955 )
Simbol Batuan :
PRAKTIKUM PETROLOGI
Nomor urut : 05
Nomor peraga :
Warna lapuk : Hitam kecoklatan
Warna segar : Kuning kehitaman
Jenis batuan : Beku ultra basa
Tekstur :
1. Kristalinitas : Holohyalin
2. Granularitas : Afanitik
3. Fabrik
a. Bentuk : Anhedral
b. Relasi : Inequigranular
Komposisi mineral
Struktur : Massive
Nama batuan : LIMBURGIT ( Fenton, 1940 )
LIMBURGIT ( Travis, 1955 )
Simbol Batuan :-
3.2 Pembahasan
3.2.1 BASALT ( Fenton, 1950 ) atau BASALT ( Travis, 1955 )
Warna segar merupakan warna yang alamia dari suatu batuan dimana belum
terjadi kontak langsung dengan atmosfir luar. Warna pada batuan ini memiliki warna
segar yaitu warna hitam. Disamping itu warna pada batuan terdapat warna lapuk.
Warna lapuk yaitu warna yang sudah terkontaminasi oleh atmosfir luar,sehingga
intensitas warnanya berubah warna lapuk dari batuan ini yaitu warna cokelat.
Jenis batuan yang dimaksud sesuai kandungan SiO2 (silika) menurut
(C.L.Hugnes,1962) dalam klasifikasi batuan beku dimana batuan ini merupakan jenis
batuan beku basa. Dimana kandungan SiO2 antara 45%-52%. Kristalinitas pada
batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu sendiri. Bila pembekuan magma
berlangsung lambat,maka akan terdapat cukup energi pertumbuhan kristal pada saat
melewati perubahan dari fase cair kepadat,sehingga akan terbentuk kristal-kristal
yang berukuran besar. Bila penurunan suhu relatif cepat,maka kristal yang dihasilkan
kecil-kecil dan tidak sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi sangat
cepat,maka kristal tidak akan terbentuk,karena tidak ada energi yang cukup untuk
penggantian dan pertumbuhan kristal sehingga dihasilkan gelas. Tingkat kristalinitas
batuan beku dapat dibagi menjadi tiga,yaitu Holokristalin atau seluruh batuan
tersusun atas kristal-kristal mineral. Hipokristalin atau bila batuan beku terdiri dari
sebagian gelas dan sebagian kristal. Holohyalin atau bila seluruh batuan tersusun
oleh gelas. Pada batuan ini kristalinitas yang dapat ditunjukan yaitu
Holohyalin,karena seluruh batuan tersusun atas gelas sebab sangat halus dan kristal-
kristalnya sangat halus.
Granularitas dalam batuan beku menyangkut derajat kesamaan ukuran butir
dari kristal penyusun batuan. Dalam granularitas terbagi atas tiga,yaitu Faneritik atau
kristal-kristal dari mineral penyusunnya tampak jelas dan dapat dibedakan dengan
mata telanjang atau kaca pembesaran 10x. Porfiritik adalah dimana kristal-kristal
besar(fenokris) tertanam dalam massa dasar yang lebih halus. Dapat berupa butiran
kristal yang halus yang dibedakan menjadi dua yaitu faneroporfiritik atau bila
butiran-butiran mineralnya yang besar dikelilingi oleh mineral-mineral yang
berukuran kecil( massa dasar yang dapat dikenal dengan mata telanjang), dan
porfiroafanitik atau bila butiran-butiran mineral(fenokris) dikelilingi massa dasar
afanitik. Granularitas yang terakhir yaitu Afanitik atau ukuran kristal-kristal mineral
sangat halus,sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang. Pada batuan ini
granularitasnya yaitu afanitik tersusun atas kristal yang sangat halus.
Bentuk merupakan ukuran kristal-kristal yang mempunyai ukuran cukup
besar,dapat dilihat kesempurnaan bentuk kristalnya. Hal ini dapat memberikan
gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral pembentuk batuan. Bentuk
kristal dibedakan menjadi tiga yaitu bentuk Euhedral,Subhedral,dan Anhedral.
Bentuk Euhedral yaitu bentuk kristal yang baik dan dibatasi ileh bidang-bidang
kristal yang jelas. Subhedral yaitu bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian
saja yang dibatasi bidang-bidang kristal. Sedangkan Anhedral yaitu bentuk apabila
bidang batas kristal tidak jelas. Bentuk yang terdapat dalam deskripsi ini yaitu bentuk
Anhedral. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini:
Relasi adalah hubungan antar butir kristal yang menyusun dari batuan. Relasi
dibagi menjadi dua yaitu Equigranular dan Inequigranular. Equigranular yaitu
kristal yang menyusun batuan hampir sama besar. Sedangkan Inequigranular yaitu
ukuran butir dari kristal-kristal yang penyusunnya tidak sama besar. Relasi yang
terdapat pada deskripsi ini yaitu relasi yang menunjukan relasi Inequigranular. Pada
batuan ini menunjukan hubungan antar kristal-kristal yang ukuran butir dari kristal-
kristal penyusunnya menunjukan ukuran yang tidak sama besranya. Untuk lebih
jelasnya perhatikan ganmbar dari relasi Inequigranular:
Struktur dari batuan ini yaitu struktur dari batuan beku ekstrusif yaitu batuan
beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku
ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk
mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini
diantaranya Massiv, Sheeting Joint, Columnar Joint, dan Pillow Lava. Struktur
Massiv yaitu struktur yang memperlihatkan suatu massa batuan yang terlihat
seragam. Struktur Sheeting Joint yaitu struktur dari batuan beku yang terlihat sebagai
perlapisan dan Columnar Joint yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pinsil. Pillow Lava yaitu struktur batuan beku ekstrusif yang
berbentuk seperti bantal yang bergumpal. Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan
beberapa gambaran struktur batuan beku ekstrusif.
Mafic Felsic
Albit
(Na-AlSilika) Na -
A. Mineral Utama
1. Hornblende
Hornblende memiliki unsur kimia K2(Mg,Fe)AlSi3O8. Memiliki kekerasan
5-6 Skala Mosh dan berwarna hitam kehijauan. Sistim kristalnya yaitu
monoklin.
B. Mineral Pelengkap
1. Olivine
Olivine mempunyai unsur kimia (Mg,Fe)2 SiO4. Memiliki kekerasan 6,5-7
Skala Mosh,dan warnanya kuning sampai kuning kehijauan. Sistim
kristalnya yaitu orthorombik
2. Plagioklas
Plagioklas mempunyai komposisi kimia (Ca,Mg,Fe,Na,Al,Ti)SiO8.
Memiliki kekerasan 5-6 Skala Mosh,dan warna mineralnya hijau
kehitaman. Bentuk kristalnya hexagonal
C. Mineral Tambahan
1. Biotit
Biotit memiliki komposisi kimia K2(Mg,Fe)2(OH)2. Memiliki kekerasan 3
Skala Mosh dan warna mineralnya hitam. Sistim kristalnya monoklin
Tabel komposisi mineral dari batuan di atas antara lain :
Tambahan Feldspar 4%
serta AMPHIBOLIT. Kegunaan dari BASALT antara lain untuk batu bangunan,
material lokal pengaspalan jalan, dan produksi serabut kaca. Ada juga digunakan
untuk pondasi
Biotit(Mineral Tambahan)
Warna segar merupakan warna yang alamia dari suatu batuan dimana belum
terjadi kontak langsung dengan atmosfir luar. Warna pada batuan ini memiliki warna
segar yaitu warna hitam keabuan. Disamping itu warna pada batuan terdapat warna
lapuk. Warna lapuk yaitu warna yang sudah terkontaminasi oleh atmosfir
luar,sehingga intensitas warnanya berubah warna lapuk dari batuan ini yaitu warna
putih kecokelatan.
Jenis batuan yang dimaksud sesuai kandungan SiO2 (silika) menurut
(C.L.Hugnes,1962) dalam klasifikasi batuan beku dimana batuan ini merupakan jenis
batuan beku basa. Dimana kandungan SiO2 antara 45%-52%. Kristalinitas pada
batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu sendiri. Bila pembekuan magma
berlangsung lambat,maka akan terdapat cukup energi pertumbuhan kristal pada saat
melewati perubahan dari fase cair kepadat,sehingga akan terbentuk kristal-kristal
yang berukuran besar. Bila penurunan suhu relatif cepat,maka kristal yang dihasilkan
kecil-kecil dan tidak sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi sangat
cepat,maka kristal tidak akan terbentuk,karena tidak ada energi yang cukup untuk
penggantian dan pertumbuhan kristal sehingga dihasilkan gelas. Tingkat kristalinitas
batuan beku dapat dibagi menjadi tiga,yaitu Holokristalin atau seluruh batuan
tersusun atas kristal-kristal mineral. Hipokristalin atau bila batuan beku terdiri dari
sebagian gelas dan sebagian kristal. Holohyalin atau bila seluruh batuan tersusun
oleh gelas. Pada batuan ini kristalinitas yang dapat ditunjukan yaitu
Hipokristalin,karena sebagian kristal dapat terlihat dan sebagian gelas (amorf).
Granularitas dalam batuan beku menyangkut derajat kesamaan ukuran butir
dari kristal penyusun batuan. Dalam granularitas terbagi atas tiga,yaitu Faneritik atau
kristal-kristal dari mineral penyusunnya tampak jelas dan dapat dibedakan dengan
mata telanjang atau kaca pembesaran 10x. Porfiritik adalah dimana kristal-kristal
besar(fenokris) tertanam dalam massa dasar yang lebih halus. Dapat berupa butiran
kristal yang halus yang dibedakan menjadi dua yaitu faneroporfiritik atau bila
butiran-butiran mineralnya yang besar dikelilingi oleh mineral-mineral yang
berukuran kecil( massa dasar yang dapat dikenal dengan mata telanjang), dan
porfiroafanitik atau bila butiran-butiran mineral(fenokris) dikelilingi massa dasar
afanitik. Granularitas yang terakhir yaitu Afanitik atau ukuran kristal-kristal mineral
sangat halus,sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang. Pada batuan ini
granularitasnya yaitu porfiritik(faneroporfiritik) yang artinya fenokrisnya tertanam
dalam massa dasar yang masih terlihat oleh mata telanjang.
Bentuk merupakan ukuran kristal-kristal yang mempunyai ukuran cukup
besar,dapat dilihat kesempurnaan bentuk kristalnya. Hal ini dapat memberikan
Relasi adalah hubungan antar butir kristal yang menyusun dari batuan. Relasi
dibagi menjadi dua yaitu Equigranular dan Inequigranular. Equigranular yaitu
kristal yang menyusun batuan hampir sama besar. Sedangkan Inequigranular yaitu
ukuran butir dari kristal-kristal yang penyusunnya tidak sama besar. Relasi yang
terdapat pada deskripsi ini yaitu relasi yang menunjukan relasi Inequigranular. Pada
batuan ini menunjukan hubungan antar kristal-kristal yang ukuran butir dari kristal-
kristal penyusunnya menunjukan ukuran yang tidak sama besranya. Untuk lebih
jelasnya perhatikan ganmbar dari relasi Inequigranular.
Struktur dari batuan ini yaitu struktur dari batuan beku intrusif yaitu batuan
beku yang proses pembekuannya berlangsung di bawah permukaan bumi. Batuan
beku intrusif berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu
konkordan dan diskordan.
A. Konkordan
Konkordan ialah tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan di
sekitarnya. Jenis-jenis dari tubuh batuan batuan ini yaitu:
1. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan
batuan yang ada di sekitarnya.
2. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome). Dimana
perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibay
skema yang menunjukan urutan kristal dari mineral-mineral pembentuk batuan beku.
Dimana deret deret tersebut merupakan suatu deret mineral-mineral pembentuk
batuan beku,baik yang terbentuk diawal maupun terbentuk diakhir,lengkap beserta
suhu-suhu terbentuknya mineral tersebut. Perhatikanlah skema dari Reaksi Bowen
Series (Bowen Reaction Series):
Bowen’s Reaction Series
Mafic Felsic
Albit
(Na-AlSilika) Na -
celah kerak bumi. Batuan ini tersingkap pada daerah yang dekat dengan gunung api.
Tenaga endogen juga bisa di sebut juga tenaga tektonik. Tenaga endogen adalah
terdiri dari proses diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga endogen sering
menekan disekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (Litosfer).
Sedangkan tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum
tenaga eksogen merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga
endogen. Bukit atau tebing yang membentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh
angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi. Proses eksogen yaitu
proses yang terjadi atau berasal dari permukaan bumi,contohnya erosi. Batuan akan
tersingkap setelah batuan yang diatasnya yang menutupi batuan sebelumnya
mengalami erosi atau terus menerus akan terkikis hingga lapuk.
Asosiasi dari batuan ini yaitu batuan beku, misal : GABRO dan GRANIT
PORFIRI. Pada batuan sedimen BATU PASIR, dan BATU GAMPING, dan pada
batuan piroklatik yaitu BATU TUFF dan BATU LAPILLI. Serta pada batuan
metamorf yaitu BREKSI dan AMPHIBOLIT.
Kegunaan dari batuan ini yaitu untuk di gunakan sebagai dasar bangunan
beton dan perbaikan jalan.untuk secara spesifik kegunaan dari batuan ini belum
diketahui. Ahli-ahli ilmu geologi masih meneliti dan mengembangkan tentang
manfaat batuan ini.
Kuarsa
Amphibol
Biotit
afanitik. Granularitas yang terakhir yaitu Afanitik atau ukuran kristal-kristal mineral
sangat halus,sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang. Pada batuan ini
granularitasnya yaitu porfiritik (faneroporfiritik) yang artinya fenokrisnya tertanam
dalam massa dasar yang masih terlihat oleh mata telanjang.
Bentuk merupakan ukuran kristal-kristal yang mempunyai ukuran cukup
besar,dapat dilihat kesempurnaan bentuk kristalnya. Hal ini dapat memberikan
gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral pembentuk batuan. Bentuk
kristal dibedakan menjadi tiga yaitu bentuk Euhedral,Subhedral,dan Anhedral.
Bentuk Euhedral yaitu bentuk kristal yang baik dan dibatasi ileh bidang-bidang
kristal yang jelas. Subhedral yaitu bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian
saja yang dibatasi bidang-bidang kristal. Sedangkan Anhedral yaitu bentuk apabila
bidang batas kristal tidak jelas. Bentuk yang terdapat dalam deskripsi ini yaitu bentuk
Subhedral. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini:
Relasi adalah hubungan antar butir kristal yang menyusun dari batuan. Relasi
dibagi menjadi dua yaitu Equigranular dan Inequigranular. Equigranular yaitu
kristal yang menyusun batuan hampir sama besar. Sedangkan Inequigranular yaitu
ukuran butir dari kristal-kristal yang penyusunnya tidak sama besar. Relasi yang
terdapat pada deskripsi ini yaitu relasi yang menunjukan relasi Equigranular. Pada
batuan ini menunjukan hubungan antar kristal-kristal yang ukuran butir dari kristal-
kristal penyusunnya menunjukan ukuran yang sama besranya. Untuk lebih jelasnya
perhatikan ganmbar dari relasi Equigranular:
.
Struktur dari batuan ini yaitu struktur dari batuan beku intrusif yaitu batuan
beku yang proses pembekuannya berlangsung di bawah permukaan bumi. Batuan
beku intrusif berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu
konkordan dan diskordan.
A. Konkordan
Konkordan ialah tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan di
sekitarnya. Jenis-jenis dari tubuh batuan batuan ini yaitu:
1. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan
batuan yang ada di sekitarnya.
2. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome). Dimana
perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibay
penerobosan batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter
Laccolith berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
3. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith.
Yaitu bentuk tubuh batuan beku yang modelnya cembung ke bawah.
Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith yaitu puluhan
sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
B. Diskordan
Diskordan yaitu tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
1. Dyke /Dike, yaitu tubuh batuan beku yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya
dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang
ratusan meter.
2. Batolith, yaitu tubuh batuan beku yang memiliki ukuran sangat besar
yaitu>100 Km2 dan membeku pada kedalamanyang besar.
3. Stock, yaitu tubuh batuan beku yang mirip dengan batolith,hanya saja
ukuran dari stock lebih kecil dari batolith.
Mafic Felsic
Albit
(Na-AlSilika) Na -
Tambahan Amphibol 5%
Gambar
3.2.3.5
Skala
Fenton
(1940)
tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan
bumi. Proses eksogen yaitu proses yang terjadi atau berasal dari permukaan
bumi,contohnya erosi. Batuan akan tersingkap setelah batuan yang diatasnya yang
menutupi batuan sebelumnya mengalami erosi atau terus menerus akan terkikis
hingga lapuk.Asosiasi dari batuan ini yaitu batuan beku, misal : HERZOLITE dan
KIMBERLIT. Pada batuan sedimen BATU PASIR, dan BATU LEMPUNG, dan pada
batuan piroklastik yaitu BATU TUFF dan BATU LAPILLI. Serta pada batuan
metamorf yaitu BREKSI dan KONGLOMERAT.
Kegunaan dari batuan ini yaitu untuk di gunakan sebagai dasar bangunan
beton dan perbaikan jalan.untuk secara spesifik kegunaan dari batuan ini belum
diketahui. Ahli-ahli ilmu geologi masih meneliti dan mengembangkan tentang
manfaat batuan ini.
Piroksin
Plagioklas
Amphibol
Ganbar
3.2.3.8
GABRO
Warna segar merupakan yang alami dari suatu batuan dimana belum terjadi
kontak langsung atmosfer luar. Warna pada batuan ini memiliki warna segar yaitu
hitam kehujauan. Di samping itu warna pada batuan juga terdapat juga warna lapuk.
Warna lapuk yaitu warna batuan yang sudah terkontaminasi oleh atmosfer luar
sehingga intentitasnya warnanya berubah warna lapuk dari batuan ini adalah hitam.
Jenis batuan yang dimaksud sesuai kandungan SiO2 (Silika) menurut ( C.L.
Hugnes, 1962). Dan dalam klasifikasi batuan beku dimana batuan ini merupakan
jenis batuan beku ultrabasa. Dimana kandungan SiO 2 kurang dari 45% Kristalinitas
pada batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu sendiri. Bila pembekuan
magma berlangsung maka akan terdapat cukup energi pertumbuhan kristal pada saat
melewati perubahan fase dari cair ke padat sehingga akan terbentuk kristal yang
berukuran besar. Bila penurunan suhu relatif cepat maka kristal yang dihasilkan
magma terjadi sangat cepat maka kristal tidak akan terbentuk karena sangat cepat
maka kristal tidak akan terbentuk karena tidak ada energi yang cukup untuk
penggantian dan pertumbuhan kristal sehingga akan dihasilkan gelas. Tinggat
kristalinitas batuan beku dapat di bagi menjadi tiga yaitu holokristalin, hipokristalin,
dan holohyalin. Pada batuan ini yaitu holokristalin yaitu pada batuan ini tersusun
oleh semua kristal.
Granularitas dalam batuan beku mengukur derajat keasaman ukuran butir dari
kristal penyusun batuan. Granularitas terbagi atas tiga, yaitu porfiritik
(Fanerororfiritik dan Porfiroafanitik), Afanitik, dan Faneritik). Pada batuan ini
granularitasnya yaitu feneritik yang artinya kristal – kristal dari batuan ini tampak
jelas dan bisa di lihat dengan mata telanjang.
Bentuk merupakan ukuran kristal-kristal yang mempunyai ukuran cukup
besar padat dilihat kesempurnaan bentuk kristalnya. Bentuk kristal dibedakan
menjadi tiga yaitu Euhedral, Subhedral, dan Anhedral yang terdapat pada deskripsi
yaitu bentuk Euhedral yang artinya bentuk bidang batas dari kristal dapt bervariasi
kombinasi dari bentuk jelek dengan bentuk bagus. untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar berikut ini.
Relasi adalah hubungan antar butir kristal yang menyusun dari batuan.
Relasi dibagi menjadi dua yaitu Equigranular dan Inequigranular, dan pada deskripsi
ini yaitu relasi yang menunjukan relasi Inequigranular yaitu ukuran butir kristal yang
menyusunnya tidak sama besarnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dari
relasi Inequigranular.
permukaan bumi. Batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkor dan
diskordan. Dimana konkordan yaitu tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan
perlapisan disekitarnya. Jenis-jenis dari tubuh batuan ini yaitu Sill ( tubuh batuan
berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya),
Laccolith( tubuh batuan yang berbentuk kubah/dome), dan Lopolith ( sama dengan
laccolith, tetapi bentuk tubuh cembung ke bawah), dan Diskordan yaitu tubuh batuan
beku yang memotong perlapisan pada batuan disekitarnya. Jenis – jenis tubuh batuan
ini \yaitu Dyke ( tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki
bentuk tabular atau memanjang), Batolith ( tubuh batuan yang memiliki ukuran yang
sangat besar yaitu lebih dari 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar )dan
Stock ( tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil )
gambar dari struktur batuan beku, antara lain :
Mafic Felsic
Albit
(Na-AlSilika) Na -
Piroksin 1100⁰C - 1000⁰C, Biotit 900⁰C - 800⁰C.. proses kristalisasi mingral dapat
berlangsung sempurna (Anhedral) proses kristalisasi mineral yang berlangsung cepat.
Ini menyebabkan tekstur bersifat Fangroporitik. Aggregasi dari mineral-mieral di
atas membentuk batuan PERIDOTIT(fenton 1940) atau PERIDOTIT (Travis
1955). Yang terbentuk didalam permukaan bumi. Batuan ini tersingkap pada daerah
yang dekat dengan gunung api. Tenaga endogen juga bisa di sebut juga tenaga
tektonik. Tenaga endogen adalah terdiri dari proses diatropisme dan proses
vulkanisme. Tenaga endogen sering menekan disekitar lapisan-lapisan batuan
pembentuk kulit bumi (Litosfer). Sedangkan tenaga eksogen yaitu tenaga yang
berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen merombak bentuk permukaan
bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang membentuk hasil
tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan
bumi. Asosiasi dari batuan ini yaitu batuan beku misal gabro porfiri dan granit. Pada
batuan sedimen yaitu breksi dan konglomerat. Pada batuan piroklastik batu pasir dan
lempung, dan pada batuan metamorf yaitu marmer dan sabak. Kegunaan dari
PERIDOTIT digunakan sebagai bhn bangunan dan bernilai ekonomis yang dapat di
pakai sebagai btu permata buat ornamen pada perhiasan
Piroksin
Amphibol
Warna segar merupakan yang alami dari suatu batuan dimana belum terjadi
kontak langsung atmosfer luar. Warna pada batuan ini memiliki warna segar yaitu
hitam. Di samping itu warna pada batuan juga terdapat juga warna lapuk. Warna
lapuk yaitu warna batuan yang sudah terkontaminasi oleh atmosfer luar sehingga
intentitasnya warnanya berubah warna lapuk dari batuan ini adalah hitam
kecokelatan.
Jenis batuan yang dimaksud sesuai kandungan SiO2 (Sikka) menurut ( C.L.
Hugnes, 1962). Dan dalam klasifikasi batuan beku dimana batuan ini merupakan
jenis batuan beku ultrabasa. Dimana kandungan SiO2 kurang dari 45% Kristalinitas
pada batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu sendiri. Bila pembekuan
magma berlangsung maka akan terdapat cukup energi pertumbuhan kristal pada saat
melewati perubahan fase dari cair ke padat sehingga akan terbentuk kristal yang
berukuran besar. Bila penurunan suhu relatif cepat maka kristal yang dihasilkan
magma terjadi sangat cepat maka kristal tidak akan terbentuk karena sangat cepat
maka kristal tidak akan terbentuk karena tidak ada energi yang cukup untuk
penggantian dan pertumbuhan kristal sehingga akan dihasilkan gelas. Tinggat
kristalinitas batuan beku dapat di bagi menjadi tiga yaitu holeskristalin, hipokristalin,
dan holohyalin. Pada batuan ini yaitu hipokristalin yaitu pada batuan ini tersusun
oleh sebagian gela dan sebagian kristal.
Granularitas dalam batuan beku mengukur derajat keasaman ukuran butir dari
kristal penyusun batuan. Granularitas terbagi atas tiga, yaitu porfiritik
(Fanerororfiritik dan Porfiroafanitik), Afanitik, dan Faneritik). Pada batuan ini
granularitasnya yaitu faneroporfiritik yang artinya paa batuan ini lebih banyak di
lihat kristalnya dari pada massa dasarnya
batuan ini yang bidang batas dari kristalnya tidak jelas sehingga masuk dalam
klasifikasi bentuk Anhedral untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini.
Relasi adalah hubungan antar butir kristal yang menyusun dari batuan. Relasi
dibagi menjadi dua yaitu Equigranular dan Inequigranular, dan pada peskripsi ini
yaitu relasi yang menunjukan relasi Inequigranular yaitu ukuran butir kristal yang
menyusunnya tidak sama besarnya. Untuk lebih jelasnya perhatika gambar dari relasi
Inequigranular.
penjajaran mineral atau pun bentuk aliran. Batuan ini memiliki struktur batuan beku
intrusif yaitu batuan beku yang proses pembekuannya yang berlangsung di bawah
permukaan bumi. Batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkor dan
diskordan. Dimana konkordan yaitu tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan
perlapisan disekitarnya. Jenis-jenis dari tubuh batuan ini yaitu SILL ( tubuh batuan
berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya), Laccolith
( tubuh batuan yang berbentuk kubah/dome), dan Lopolith ( sama dengan laccolith,
tetapi bentuk tubuh cembung ke bawah), dan Diskordan yaitu tubuh batuan beku
yang memotong perlapisan pada batuan disekitarnya. Jenis – jenis tubuh batuan ini
\yaitu Dyke ( tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki
bentuk tabular atau memanjang), Batolith ( tubuh batuan yang memiliki ukuran yang
sangat besar yaitu lebih dari 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar )dan
Stock ( tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil )
gambar dari struktur batuan beku, antara lain :
Albit
(Na-AlSilika) Na -
A. Mineral Utama
1. Olivin
Olivin memilki unsur kimia K2(MgFe)2 SiO4. Memiliki kekerasan 6,5 -
7 (skala mosh) dan berwarna kuning kehijauan. Sistem kristalnya yaitu
orthorombik.
B. Mineral Pelengkap
1. Piroksin
Tambahan Plagioklas 3%
LIMBURGI
LIMBURGI
TT
LIMBURGIT
LIMBURGIT
Asosiasi dari batuan ini yaitu batuan beku misal gabro porfiri dan granit. Pada
batuan sedimen yaitu breksi dan konglomerat. Pada batuan piroklastik batu pasir dan
lempung, dan pada batuan metamorf yaitu marmer dan sabak.
Olivine
LIMBURGIT (Travis,1955)
Piroksin Piroksin