Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan pendidikan yang dilakukan selama ini masih
menghadapi sejumlah tantangan, baik yang terkait dengan kondisi internal
sistem pendidikan nasional, maupun yang bersumber pada perubahan dalam
segala aspek kehidupan, di tingkat lokal, nasional, dan pada tatanan global.
Kondisi tersebut menuntut adanya sumber daya manusia yang memiliki daya
saing tinggi. Pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan dengan
kompetensi yang memadai. Itulah sebabnya standar kompetensi lulusan pada
satuan pendidikan perlu ditetapkan.
Reformasi peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan yang
melahirkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional merupakan salah satu wujud nyata komitmen bangsa untuk
menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Adanya Standar Pendidikan
Nasional yang terdiri dari: standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan (PP No.
19/2005) yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala, merupakan
salah satu amanat yang perlu mendapat perhatian utama dari semua pihak.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah bagian dari standar nasional
pendidikan yang merupakan kriteria kompetensi lulusan minimal yang berlaku
di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan SKL,
kita akan memiliki patok mutu (benchmark) baik bersifat evaluasi mikro
seperti kualitas proses dan kualitas produk pembelajaran maupun bersifat
evaluasi makro seperti kefektifan dan efisiensi suatu program pendidikan,
sehingga ke depan pendidikan kita akan melahirkan standar mutu yang dapat
dipertanggungjawabkan pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan.
SKL yang dijabarkan ke dalam Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran digunakan sebagai pedoman penilaian.

1
Penyusunan SKL Satuan Pendidikan merupakan agenda prioritas karena
menjadi rujukan dalam penyusunan standar-standar pendidikan lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian standar isi?
2. Apa pengertian standar kelulusan kurikulum?
3. Apa saja yang termasuk kerangka standar isi?

C. TUJUAN
1. Untuk memahami standar isi dan standar kelulusan
2. Untuk mengetahui standar kelulusan kurikulum
3. Mengetahui kerangka standar isi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Standar Isi
Pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana
yang tercantum dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional. Implementasi Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional tentang dijabarkan kedalamsejumlah peraturan antara
lain: peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
Peraturan pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakan 8 standar nasional pendidikan yang meliputi: standar isi, standar
proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam criteria tentang kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi mencangkup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Dimana tujuan standar isi ialah meningkatkan mutu pendidikan yang
diarahkan untuk pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan perkembangan
ilmu, teknologi, seni, serta pergeseran paradigma pendidikan yang berorientasi
pada kebutuhan peserta didik. Dalam peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 yang
membahas standar isi yang secara keseluruhan mencakup hal- hal sebagai berikut:
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
2. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah
3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak
terpisahkan dari standar isi

3
4. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam


penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
kompetensi dasar,materi standar dan hasil belajar serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar dan tujuan pendidikan. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan
dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
1. Kelompok Mata Pelajaran
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 ayat (1),menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan
umum ,kejuruan,dan khusus pada jenjeng pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas:
a) Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia
b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d) Kelompok mata pelajaran estetika
e) Kelompok mata pelajaran jasmani,olahraga dan kesehatan
Setiap kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan secara holistic sehingga
pembelajaran masing- masing kelompok mempengaruhi pemahaman dan
penghayatan peserta didik dan semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya
dalam menentukan kelulusan. Kurikulum dalam berbagai jenis dan jenjang
pendidikan menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca serta
menulis, kecakapan berhitung dan kecakapan berkomunikasi.

 Kurikulum untuk jenis pendidikan keagamaan formal terdiri atas kelompok


mata pelajaran yang ditentukan berdasarkan tujuan pendidikan keagamaan.

4
 Satuan pendidikan nonformal dalam bentuk kursus dan lembaga pelatihan
menggunakan kurikulum berbasis kompetensi yang memuat pendidikan kecakapan
hidup dan keterampilan.
 Setiap kelompok mata pelajaran dilaksanakan secara holistik[1] sehingga
pembelajaran masing-masing kelompok mata pelajaran mempengaruhi pemahaman
dan/atau penghayatan peserta didik.
 Semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah.
 Kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang
sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan
menulis, kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi.
Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan
dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan. Kompetensi terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Ketentuan mengenai kedalaman muatan kurikulum dikembangkan oleh
BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
.Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan
oleh perguruan tinggi yang bersangkutan untuk setiap program studi. Kurikulum
tingkat satuan pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Selain
ketentuan, kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi program Sarjana dan
Diploma wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaan,
serta mata kuliah Statistika, dan/atau Matematika. Kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan kedalaman muatan kurikulum pendidikan tinggi diatur oleh
perguruan tinggi masing-masing

b. Beban Belajar
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan

5
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.
Beban belajar untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMLB,
SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat menggunakan jam pembelajaran setiap
minggu setiap semester dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur, sesuai kebutuhan dan ciri khas masing-masing.
Sedangkan untuk MI/MTs/MA atau bentuk lain yang sederajat dapat menambahkan
beban belajar untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian sesuai dengan
kebutuhan dan ciri khasnya. Ketentuan mengenai beban belajar, jam pembelajaran,
waktu efektif tatap muka, dan persentase beban belajar setiap kelompok
matapelajaran ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.
Beban belajar pada pendidikan kesetaraan disampaikan dalam bentuk tatap
muka, praktek keterampilan, dan kegiatan mandiri yang terstruktur sesuai dengan
kebutuhan.
Kurikulum untuk SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat,
SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk lain
yang sederajat dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup seperti mencakup
kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan
vokasional yang merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, kelompok mata pelajaran pendidikan estetika, atau kelompok mata
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP yang
berisi :

6
 Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk SD/MI/
SDLB/SMP/MTs/SMPLB/SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK pada jalur
pendidikan formal kategori standar;
 Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk SD/MI/
SDLB/SMP/MTs/SMPLB/SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK pada jalur
pendidikan formal kategori mandiri;
Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya
masyarakat setempat, dan peserta didik. Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah
dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan,
di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab di bidang
pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani
urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK. Kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan silabusnya untuk program paket A, B, dan C
ditetapkan oleh dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan
berdasarkan kerangka dasar kurikulum sesuai dengan peraturan pemerintah ini dan
standar kompetensi lulusan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap
program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-
masing perguruan tinggi dengan mengacu Standar Nasional Pendidikan.

d. Kalender Pendidikan/Akademik
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan
tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Kalender pendidikan/kalender akademik mencakup permulaan tahun ajaran,


minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Hari libur dapat
berbentuk jeda tengah semester selama-lamanya satu minggu dan jeda antar
semester.

7
B. Standar Kelulusan Kurikulum

Peraturan Pemerintah (PP) no. 32 tahun 2013 tentang perubahan Peraturan


Pemerintah (PP) no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
menuntut adanya perubahan peraturan-peraturan tentang standard kompetensi
lulusan (SKL), standard isi (SI), standard proses, dan standard penilaian. Peraturan
yang pertama adalah peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no 54 tahun
2013 tentang standard kompetensi lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dengan berlakunya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


(permendikbud) no 54 tahun 2013, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(permendiknas) Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Pada penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan


Nasional (sisdiknas) Pasal 35 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai


acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

Adapun Pengertian Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai


kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi


kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan
masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

8
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi Lulusan
dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan
pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara
berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari
monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan
Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.

Dimensi SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA/MAK

Sikap Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap mencerminkan sikap mencerminkan sikap
orang beriman, berakhlak orang beriman, orang beriman,
mulia, berilmu, percaya berakhlak mulia, berakhlak mulia,
diri, dan bertanggung berilmu, percaya diri, berilmu, percaya diri,
jawab dalam berinteraksi dan bertanggung jawab dan bertanggung jawab
secara efektif dengan dalam berinteraksi dalam berinteraksi
lingkungan sosial secara efektif dengan secara efektif dengan
dan alam di lingkungan lingkungan sosial lingkungan sosial
rumah, sekolah, dan dan alam dalam dan alam serta dalam
tempat bermain. jangkauan pergaulan menempatkan diri
dan keberadaannya sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan


faktual dan faktual, konseptual, faktual,
konseptual berdasarkan dan prosedural dalam konseptual, prosedural,
rasa ingin tahunya ilmu pengetahuan, dan
tentang ilmu teknologi, seni, dan metakognitif dalam
pengetahuan, teknologi, budaya dengan wawasan ilmu pengetahuan,
seni, dan budaya dalam kemanusiaan, teknologi, seni, dan

9
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, budaya dengan
kebangsaan, kenegaraan, kenegaraan, dan wawasan kemanusiaan,
dan peradaban terkait peradaban terkait kebangsaan,
fenomena dan kejadian di fenomena dan kenegaraan, dan
lingkungan rumah, kejadian yang tampak peradaban terkait
sekolah, dan tempat mata penyebab serta
bermain. dampak fenomena dan
kejadian

Ketrampilan Memiliki kemampuan Memiliki kemampuan Memiliki kemampuan


pikir dan tindak pikir dan tindak pikir dan tindak yang
yang produktif dan yang efektif dan kreatif efektif dan kreatif dalam
kreatif dalam ranah dalam ranah abstrak dan ranah abstrak dan
abstrak dan konkret konkret sesuai dengan konkret sebagai
sesuai dengan yang yang dipelajari di pengembangan dari
ditugaskan kepadanya. sekolah dan sumber yang dipelajari di
lain sejenis sekolah secara
mandiri.

Pada Dimensi Sikap, Standar Kompetensi Lulusan di setiap jenjang ada


beberapa kata yang perlu diperhatikan sebagai pembeda. Di SKL SD/MI, ruang
lingkup interaksinya dengan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain. SKL SMP/MTs menyebutkan ruang lingkup interaksi dengan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Sedangkan SKL SMA/SMK/MA/MAK
lebih luas lagi yaitu berinteraksi dengan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Pada dimensi Pengetahuan, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) terlihat


pada bentuk pengetahuan yang harus dimiliki oleh tiap jenjang pendidikan. Peserta
didik SD/MI cukup dengan pengetahuan faktual dan konseptual. Peserta didik

10
SMP/MTs ditambah dengan Pengetahuan prosedural. Sedangkan peserta didik
SMA/SMK/MA/MAK dikembangkan kepada pengatahuan metakognitif.
Dan batasan pengetahuanya disesuaikan dengan tuntutan setiap jenjang. SKL
SD/MI dibatasi pada fenomena yang terjadi di lingkungan rumah, sekolah, dan
tempat bermain. SKL SMP/MTs dikembangkan pada fenemona yang tampak mata.
Sedangkan SKL SMA/SMK/MA/MAK dikembangkan pada penyebab dan dampak
fenomena dan kejadian.

Pada dimensi keterampilan, SKL SD/MI pada produktif sesuai dengan yang
ditugaskan kepadanya. Pada SKL SMP/MTs, produktif diganti menjadi efektif
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis. Sedangkan SKL
SMA/SMK/MA/MAK sama dengan SKL SMP/MTs yaitu efektif dengan
pengembangan pada kedudukannya sebagai pengembangan dari yang dipelajari di
sekolah secara mandiri.

11
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 Tahun
2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) 46859
http://yunandra.com/standar-kompetensi-lulusan-kurikulum-2013/

12

Anda mungkin juga menyukai