Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KIMIA FISIKA 2

Dosen Pembimbing :
Drs. Iriani Bakti, M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 1
Kelas:
A-02

Aulia Ulfah A1C315044


Dwi Damayanti A1C315046
Izzatul Hilaliyah A1C315048
Mimi Amalia A1C315022
Rina Wati A1C315054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
DESEMBER
2016
KIMIA FISIKA 2

1. Koloid: isi tabel di bawah ini


KARAKTERISTIK KOLOID ZAT TERLARUT
DALAM LARUTAN
Ukuran 1-100 nm Karena ukuran partikel
larutan > 1 nm maka
dapat disimpulkan
ukuran zat terlarut
dalam larutan < 1 nm
atau apabila ukuran zat
terlarut < ukuran
larutan.
Mr Jika yang terdispersi Mr zat terlarut dalam
ukuranya sama, maka suatu larutan
sistem koloid disebut bergantung pada zat apa
monodespersi yang terlarut dalam
Sedangkan jika larutan tersebut
ukurannya tidak sama misalnya H2SO4 berarti
maka sistem koloid Mr zat terlarut dalam
disebut polidespersi larutannya adalah 98 g /
Mr dari partikel yang mol
terdispersi dapat
dibedakan menjadi Mr (
rata – rata bilangan )
dan Mr ( rata – rata
massa ).
Mr ( rata – rata bilangan
) = ∑niMr.i / ∑ni
Mr ( rata – rata massa )
= ∑niMr.i 2/ ∑nImr,I
Jika Mr ( rata – rata
bilangan ) < Mr ( rata –
rata massa ) berarti
system polidispersi
Semakin besar
perbandingan Mr ( rata
– rata bilangan ) dan Mr
( rata – rata massa )
sistem semakin
polidispersi.

Muatan Ion Positif (Kation) dan partikel-partikel zat


Ion Negatif (Anion) terlarut dalam sistem
koloid berupa ion-ion
Komposisi Sistem koloid tersusun Menurut bahan
atas dua komponen, terdispersi dan medium,
yaitu fasa terdispersi ada berbagai jenis
dan medium dispersi koloid. Sebagai contoh,
atau fasa pendispersi. jika gas yang tersebar
– Fasa terdispersi dalam media cair,
bersifat diskontinu koloid dihasilkan adalah
(terputus-putus) ‘busa’ (misalnya: susu
– Medium dispersi kental yang dikocok).
bersifat kontinu. Jika dua cairan yang
digabungkan bersama-
sama, koloid yang dapat
dihasilkan dikenal
sebagai emulsi
(misalnya: susu).
2. Jelaskan penggolongan koloid
a) Berdasarkan jenis fasa terdispersi dan medium pendispersi
Koloid merupakan suatu sistem yang terdiri dari dua fase yaitu fase
terdispersi dan fase pendispersi (medium pendispersi). Berdasarkan fase
terdispersi dan fase pendispersinya, koloid dikelompokkan menjadi 8 jenis
koloid, seperti yang tercantum dalam tabel berikut.
Fasa Medium
Nama koloid Contoh
terdispersi Pendispersi
Gas Cair Buih atau busa Busa sabun, busa air,
krim kocok, pasta

Gas Padat Buih padat/busa Karet busa, batu apung,


padat styrofoam, kerupuk

Cair Gas Aerosol cair Kabut (fog), awan,


embun

Cair Cair Emulsi cair Susu, santan, minyak


ikan, mayonaise

Cair Padat Emulsi padat Jelly, mutiara, keju,


mentega, nasi

Padat Gas Aerosol padat Asap (smoke), debu

Padat Cair Sol (gel) Sol emas, sol belerang,


tinta, cat, tanah liat

Padat Padat Sol padat Gelas berwarna, intan


hitam, paduan logam

b) Berdasarkan interaksi dengan pelarut


Berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dan medium
pendispersinya, koloid dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.
 Koloid liofil adalah koloid yang partikel-partikel terdispersinya suka
menarik medium pendispersinya. Hal ini terjadi karena adanya gaya
tarik menarik yang sangat kuat antara partikel-partikel terdispersi dan
medium pendispersinya. Jika medium pendispersinya air, maka koloid
liofil ini juga disebut koloid hidrofil. Contoh koloid hidrofil adalah
protein, gelatin, agar-agar, detergen, hemoglobin, kanji, dan sabun.
 Koloid liofob adalah koloid yang partikel-partikel terdispersinya tidak
suka menarik medium pendispersinya. Jika medium pendispersinya
air, maka koloid liofob ini juga disebut koloid hidrofob. Koloid
hidrofob tidak dapat bercampur dengan air tanpa emulgator. Contoh
koloid hidrofob adalah susu, mayonaise, sol belerang, sol AgCl, dan
sol logam.

c) Berdasarkan kecenderungan untuk berflokulasi


Flokulasi adalah suatu proses aglomerasi ( penggumpalan ) partikel-
partikel terdestabilisasi menjadi flok dengan ukuran yang memungkinkan
dapat dipisahkan oleh proses sedimentasi dan filtrasi

3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem koloid :


a) Gaya antarpartikel
Gaya pertama ialah gaya tarik – menarik yang dikenaln dengan gaya
London – Van der Waals. Gaya ini menyebabkan partikel – partikel koloid
berkumpul membentuk agregat dan akhirnya mengendap.
Gaya kedua ialah gaya tolak menolak. Gaya ini terjadi karena
pertumpangtindihan lapisan ganda listrik yang bermuatan sama. Gaya tolak
– menolak tersebut akan membuat dispersi koloid menjadi stabil.
Gaya ketiga ialah gaya tarik – menarik antara partikel koloid dengan
medium pendispersinya. Terkadang, gaya ini dapat menyebabkan
terjadinya agregasi partikel koloid dan gaya ini juga dapat meningkatkan
kestabilan sistem koloid secara keseluruhan
b) Medium pendispersi
Medium pendispersi adalah zat pelarut sedangkan fase terdispersi adalah
zat terlarut. Sistem koloid adalah suatu campuran heterogen antara dua zat
atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase
terdispersi) tersebar merata dalam zat lain (medium pendispersi).
Jenis – jenis koloid
1. Koloid Sol (fase terdispersi padat)
 Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
 Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
 Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran

2. Koloid Emulsi (fase terdispersi cair)


 Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi
 Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair
Contoh: susu, mayones, krim tangan
 Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh: hairspray dan obat nyamuk

3. Koloid BUIH (fase terdispersi gas)


 Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam
 Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun
Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium
pendispersi sama-sama berupa gas, campurannya tergolong
larutan

c) Ada/tidaknya stabilisator
Adanya stabilisator dalam suatu sistem koloid dapat menstabilkan koloid,
misalnya penambahan emulgator dan koloid pelindung.
Ada /tidaknya stabilisator, serta besarnya suatu muatan pada partikel
koloid merupakan faktor yang menentukan stabilitas sistem koloid.
Stabilitas pada dasarnya dapat diperoleh dengan dua cara : memberikan
muatan listrik pada partikel- partikel terdispersi dan melapisi tiap partikel
dengan suatu selubung pelarut pelindung yang mencegah saling
melekatnya partikel, ketika partikel-partikel tersebut saling bertabrakan
karena gerak Brown. Efek yang kedua hanya signifikan untuk sol liofik.
Sol liofik tidak stabil secara termodinamika. Partikel-partikel dalam sol
semacam ini distabilkan hanya dengan adanya muatan listrik pada
permukaannya. Muatan yang sama menyebabkan tolak-menolak sehingga
mencegah koaligasi partikel. Terdapat beberapa gaya pada sistem koloid
yang menentukan kestabilan koloid, yaitu sebagai berikut:
 Gaya adesi pada koloid yaitu gaya tarik menarik antara partikel
terdispersi dan medium pendispersi, hal ini menyebabkan koloid lebih
stabil.
 Gaya London pada koloid yaitu gaya tarik-menarik antara sesama
partikel terdispersi oleh dipol-dipol yang menyebabkan koloid berkumpul
membentuk agregat dan akan menggumpal akhirnya mengendap , hal ini
menyebabkan koloid menjadi tidak stabil.
 Gaya tolak menolak yaitu gaya yang terjadi karena
pertumpangtindihan lapisan ganda listrik yang bermuatan sama, gaya tolak
menolak antar muatan sejenis pada koloid yang menyebabkan koloid
menjadi lebih stabil.
Salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas koloid ialah muatan
permukaan koloid. Besarnya muatan pada permukaan partikel dipengaruhi
oleh konsentrasi elektrolit dalam medium pendispersi. Penambahan kation
pada permukaan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menetralkan
muatan tersebut dan menyebabkan koloid menjadi tidak stabil. Banyak
koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk
penggunaannya. Contoh: es krim, tinta, cat. Untuk itu digunakan koloid
lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid
lain ini disebut koloid pelindung. Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3.
Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu
zat yang dapat tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi.
Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.

Anda mungkin juga menyukai