Kimia Fisika 2 Kel (1) Fix
Kimia Fisika 2 Kel (1) Fix
Dosen Pembimbing :
Drs. Iriani Bakti, M.Si.
Disusun oleh:
Kelompok 1
Kelas:
A-02
c) Ada/tidaknya stabilisator
Adanya stabilisator dalam suatu sistem koloid dapat menstabilkan koloid,
misalnya penambahan emulgator dan koloid pelindung.
Ada /tidaknya stabilisator, serta besarnya suatu muatan pada partikel
koloid merupakan faktor yang menentukan stabilitas sistem koloid.
Stabilitas pada dasarnya dapat diperoleh dengan dua cara : memberikan
muatan listrik pada partikel- partikel terdispersi dan melapisi tiap partikel
dengan suatu selubung pelarut pelindung yang mencegah saling
melekatnya partikel, ketika partikel-partikel tersebut saling bertabrakan
karena gerak Brown. Efek yang kedua hanya signifikan untuk sol liofik.
Sol liofik tidak stabil secara termodinamika. Partikel-partikel dalam sol
semacam ini distabilkan hanya dengan adanya muatan listrik pada
permukaannya. Muatan yang sama menyebabkan tolak-menolak sehingga
mencegah koaligasi partikel. Terdapat beberapa gaya pada sistem koloid
yang menentukan kestabilan koloid, yaitu sebagai berikut:
Gaya adesi pada koloid yaitu gaya tarik menarik antara partikel
terdispersi dan medium pendispersi, hal ini menyebabkan koloid lebih
stabil.
Gaya London pada koloid yaitu gaya tarik-menarik antara sesama
partikel terdispersi oleh dipol-dipol yang menyebabkan koloid berkumpul
membentuk agregat dan akan menggumpal akhirnya mengendap , hal ini
menyebabkan koloid menjadi tidak stabil.
Gaya tolak menolak yaitu gaya yang terjadi karena
pertumpangtindihan lapisan ganda listrik yang bermuatan sama, gaya tolak
menolak antar muatan sejenis pada koloid yang menyebabkan koloid
menjadi lebih stabil.
Salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas koloid ialah muatan
permukaan koloid. Besarnya muatan pada permukaan partikel dipengaruhi
oleh konsentrasi elektrolit dalam medium pendispersi. Penambahan kation
pada permukaan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menetralkan
muatan tersebut dan menyebabkan koloid menjadi tidak stabil. Banyak
koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk
penggunaannya. Contoh: es krim, tinta, cat. Untuk itu digunakan koloid
lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid
lain ini disebut koloid pelindung. Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3.
Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu
zat yang dapat tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi.
Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.