Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Kimia Organik II

Percobaan IV

Nitrasi Senyawa Siklik : Sintesis ρ-Nitro Asetanilida

Oleh :

Nama : Nur Apriliana Lenohingide

NIM : F1C1 14 017

Kelompok : XI (Sembilan)

Asisten : Tasri

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penemuan terbaru ditemukan bahwa p-nitroaniline dapat diproduksi selektif

dalam hasil yang tinggi dengan biaya rendah dengan keuntungan komersial dari

bahan baku yang lebih murah dan lebih mudah tersedia secara komersial dari pada

penemuan sebelumnya. Penemuan ini berkaitan dengan suatu proses untuk

memproduksi ρ – nitroaniline yang terdiri dari nitrasi sebuah α-methylbenzalanilin

dimana R merupakan gugus alkil yang memiliki 1 sampai 5 atom karbon , dan n

adalah 0 atau 1. Campuran asam nitrat dan pelarut hidrokarbon alifatik terhalogenasi

serta asam sulfat dapat membentuk ρ-nitro-α-metilbenzalanilin.

Menurut penemuan sebelumnya, ρ-nitroanilin diproduksi dengan mereaksikan

ρ-halonitrobenzena seperti ρ-kloronitrobenzena dengan amonia, atau metode yang

terdiri dari nitrasi Asetanilida dan hidrolisis produk reaksi. ρ-kloronitrobenzena sulit

untuk menghasilkan produk yang tinggi dengan selektivitas yang baik. Selain itu,

metode ini memiliki kelemahan bahwa dalam hidrolisis ρ-nitroasetanilida jumlah

molar dengan ρ-nitroasetanilida memerlukan alkali. Asam asetat akan terbentuk

sebagai produk sampingan dari hidrolisis tersebut. Metode konvensional kurang baik

karena kesulitan dan kekurangan bahan untuk memproduksi ρ – nitroanilin.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada percobaan nitrasi senyawa siklik :

sintesis ρ-nitro asetanilida adalah :

1. Bagaiamana mempelajari reaksi nitrasi terhadap senyawa siklik ?

2. Bagaimana melakukan rekristalisasi terhadap kristal yang terbentuk ?

C. Tujuan

Tujuan yang akan di capai pada percobaan nitrasi senyawa siklik : sintesis ρ-

nitro asetanilida adalah :

1. Untuk mempelajari reaksi nitrasi terhadap senyawa siklik.

2. Untuk melakukan rekristalisasi terhadap kristal yang terbentuk.

D. Manfaat

Manfaat yang akan di dapat pada percobaan nitrasi senyawa siklik : sintesis ρ-

nitro asetanilida adalah :

1. Dapat mempelajari reaksi nitrasi terhadap senyawa siklik.

2. Dapat melakukan rekristalisasi terhadap kristal yang terbentuk.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa p-nitroasetanilida merupakan senyawa turunan asam karboksilat

yang termasuk dalam golongan amida sekunder (RCONHR’). ρ-nitroasetanilida,

dalam industri digunakan sebagai bahan baku untuk mensistesis ρ-nitroanilina, yang

umum digunakan sebagai zat pewarna. struktur molekul ρ-nitroasetanilida jika

diamati akan terlihat bahwa gugus yang terikat pada atom N (R’) mengandung inti

benzene. Sehingga senyawa ini dapat juga dikategorikan kedalam senyawa benzena

terdisubstitusi. Kedua substituent pada senyawa ini adalah gugus –NO2 (gugus nitro)

dan gugus -NHCOCH3 (gugus asetilamina). Senyawa ρ-nitroasetanilida ini memiliki

2 buah isomer posisi, yaitu : o-nitroasetanilida dan m- nitroasetanilida. Suatu isomer

para (p) lebih simetris dan dapat membentuk kisi kristal yang lebih teratur jika

dibandingkan dengan kedua isomer lainnya dalam keadaan padatan. Selain itu, kedua

isomer tersebut lebih sulit terbentuk (Indri dan Windysari, 2011).

ρ-Nitroanilin diproduksi dengan mereaksikan ρ-halonitrobenzena seperti ρ

kloronitrobenzena dengan amonia, atau metode yang terdiri dari nitrasi asetanilida

dan hidrolisis produk reaksi. p-kloronitrobenzena sulit untuk menghasilkan produk

yang tinggi dengan selektivitas yang baik. Selain itu, metode ini memiliki kelemahan

bahwa dalam hidrolisis ρ-nitroasetanilida jumlah molar dengan ρ-nitroasetanilida

memerlukan alkali. Asam asetat akan terbentuk sebagai produk sampingan dari

hidrolisis tersebut. Metode konvensional kurang baik karena kesulitan dan

kekurangan bahan untuk memproduksi ρ – nitroanilin (Harada et al., 1983).


Kristalisasi adalah suatu pembentukan partikel padatan didalam sebuah fasa

homogen. pembentukan partikel padatan dapat terjadi dari fasa uap, seperti pada

proses pembentukan kristal salju atau sebagai pemadatan suatu cairan pada titik

lelehnya atau sebagai kristalisasi dalam suatu larutan (cair). Kristalisasi dari suatu

larutan merupakan proses yang sangat penting karena ada berbagai macam bahan

yang dipasarkan dalam bentuk kristalin, secara umum tujuan kristalisasi adalah untuk

memperoleh produk dengan kemurnian tinggi dan dengan tingkat pemungutan (yield)

yang tinggi pula (Fachry dkk, 2013).

Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau

pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah

dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa syarat agar

suatu pelarut dapat digunakan dalam proses kristalisasi yang memberikan perbedaan

daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor, tidak

meninggalkan zat pengotor pada Kristal, dan mudah dipisahkan dari kristalnya

( Rositawati dkk, 2013).

Temperatur rekristalisasi yaitu, perubahan struktur kristal akibat pemanasan

pada suhu kritis diamana untuk suhu kritis pada baja karbon adalah pada 723°C,

sehingga dapat diartikan lebih lanjut bahwa temperature rekristalisasi adalah suatu

proses dimana butir logam yang terdeformasi digantikan oleh butiran baru yang tidak

terdeformasi yang intinya tumbuh sampai butiran asli termasuk di dalamnya (Affiz,

2012).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan nitrasi senyawa siklik : sintesis ρ-nitro asetanilida dilaksanakan

pada hari Senin, tanggal 18 April 2016, pukul 13.00 – 15.30 WITA, bertempat di

Laboratorium Riset Terpadu, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan nitrasi senyawa siklik : sintesis ρ-

nitro asetanilida yaitu erlenmeyer 50 mL, gelas kimia, corong pisah, statif dan kelm

corong, dan gelas ukur 10 mL.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan nitrasi senyawa siklik : sintesis

ρ-nitro asetanilida yaitu H2SO4 pekat, kristal asetanilida, HNO3, asam asetat glasial,

etanol, es batu, kertas saring, dan akuades.


C. Prosedur Kerja

1. Pembuatan Kristal Asetanilida

10 mL anilin 12.5 mL asam asetat glasial

- Dimasukkan ke dalam labu alas bulat


- Direfluks selama 1 jam

Cairan hasil refluks

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia


- Didinginkan sampai terbentuk kristal
Kristal

- Dimasukkan ke dalam 100 mL air panas


- Diaduk
- Ditambahkan 4 gram karbon aktif
- Diaduk
- Disaring

Filtrat Residu

- Didinginkan dengan es batu


- Disaring hingga terbentuk kristal
- Dikeringkan
- Diuji sifat fisiknya

Kristal asetanilida berwarna putih


2. Pembuatan Kristal ρ-Nitro Asetanilida

2 gram asetanilida H2SO4 + HNO3

- Dimasukkan ke dalam - Dipipet masing-masing 2


erlenmeyer mL
- Ditambahkan 2 mL asam - Dimasukkan ke dalam
asetat glasial dan 2 mL erlenmeyer
asam sulfat - Didinginkan labu pada
- Didinginkan labu dalam wadah yang berisi es
wadah yang berisi es batu. batu

Campuran A Campuran B

- Dicampur secara perlahan campuran B ke dalam


erlenmeyer yang berisi campuran A (sambil diaduk)
- Dijaga temperature tidak lebih dari 10 °C
- Dikeluarkan labu dari wadah es dan dibiarkan selama 1
jam
- Dituangkan larutan ke dalam gelas kimia yang berisi 75-
100 mL akuades dan beberapa potong es batu
- Diaduk perlahan, kristal ρ-nitro asetanilida akan
memisah kemudian didiamkan selama 15 menit
- Dicuci dengan air es dan direksristalisasi (etanol )
- Dikeringkan kristal yang terbentuk ( 100 °C )

Kristal ρ-Nitro Asetanilida = 1,68 gram


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data pengamatan

No. Perlakuan Hasil Pengamatan


1. 2 gram asetanilida + 2 mL asam asetat Larutan berwarna coklat
glasial + 2 mL asam sulfat (Campuran A )
2. 2 mL H2SO4 + HNO3 Larutan berwarna kuning
( Campuran B )
3. Campuran B dicampurkan perlahan- Larutan berwarna coklat
lahan ke dalam larutan A
4. Didinginkan selama 1 jam dan Terbentuk kristal
dicampurkan dalam air 100 mL dan
beberapa es batu
5. Disaring dan direkristalisasi dengan Berat kertas saring = 1,98 gram
etanol Kristal + kertas saring = 3,66
gram
2. Reaksi

a. Reaksi Kimia dan Hasil Sampingan

O
O
O

HN C CH3
HN C CH3
HN C CH3

HNO3 / H2SO4
NO2
H2O

NO2

b. Pembentukan Ion Nitronium

O O

HSO4-
HO N + H OSO3H
N + O
O H H
O

c. Penyerangan Ion Nitronium terhadap Asetanilida

O
O
O

C C
C HN
HN CH3 CH3
HN CH3

O
H2O + H3O+
+ NO2 H H

O2N H
NO2
B. Pembahasan

Senyawa p-nitroasetanilida merupakan senyawa turunan asam karboksilat

yang termasuk dalam golongan amida sekunder (RCONHR’). Beberapa nama lain

dari p-nitroasetanilida antara lain N-(4-nitrofenil) asetamida, p-asetamidonitrobenzen,

N-Acetyl-4-nitroaniline.Senyawa iniberbentuk kristal prisma yang berwarna kuning

pucat. Dalam industri, p-nitroasetanilida, digunakan sebagai bahan baku untuk

mensistesis p-nitroanilina, yang umum digunakan sebagai zat pewarna. Jika

diamatistruktur molekulnya, maka akan terlihat bahwa gugus yang terikat pada

atom N (R’) mengandung inti benzena. Sehingga senyawa ini dapat juga

dikategorikan kedalam senyawa benzena terdisubstitusi. Kedua substituent pada

senyawa ini adalah gugus –NO2 (gugus nitro) dan gugus –NHCOCH3 (gugus asetilamina).

Senyawa p-nitroasetanilida ini memiliki 2 buah isomer posisi, yaitu o-nitroasetanilida

dan m-nitroasetanilida. Dalam keadaan padat, suatu isomer para ( ρ) lebih simetris

dan dapat membentuk kisi kristal yang lebih teratur jika dibandingkan dengan kedua

isomer lainnya.

Perlakuan pertama pada percobaan ini adalah dengan membuat campuran A

yang terdiri dari asetanilida yang setelah itu direaksikan dengan asam asetat glasial.

Fungsi dari penambahan asam asetat glasial pada pembuatan campuran A adalah

untuk mencegah senyawa asetanilida terhidrolisis oleh molekul air yang dihasilkan

oleh campuran nitrasi (k). setelah itu direaksikan lagi dengan asam asam sulfat.

Fungsi dari penambahan asam sulfat adalah untuk mencegah terbentuknya endapan
putih yang sukar larut ketika campuran A akan dinitrasi oleh campuran B, dan

mempercepat proses pelarutan kristal asetanilida yang ditandai dengan adanya panas.

Kemudian didinginkan dengan es batu untuk mempercepat terbentuknya kristal

Selanjutnya pada proses pembuatan campuran B yang terdiri dari asam sulfat

yang direaksikan dengan asam nitrat yang kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer. Reaksi yang terjadi pada campuran B akan menghasilkan ion nitronium

(NO2) yang akan menjadi indikator pada reaksi pembentukan senyawa ρ-nitro

asetanilida. Campuran B yang telah dibuat sebelumnya, kemudian direaksikan dengan

campuran A dengan cara diteteskan secara perlahan-lahan ( tetes demi tetes ). Dimana

pada campuran ini, suhunya dijaga agar tidak melebihi suhu 10 °C. hal ini disebabkan

karena adanya produk lain yang terbentuk pada saat dilakukannya sintesis asetanilida

yaitu o-nitr asetanilida dan e-nitroasetanilida. Akan tetapi produk yang dihasilkan

pada percobaan ini mempunyai perbedaan fisik sehingga dapat dipisahkan

berdasarkan perbedaanya tersebut. o-nitroasetanilida akan larut pada suhu dibawah

10°C sedangkan untuk senyawa ρ-nitroasetanilida akan membentuk kristal pada suhu

< 10°C.

Proses pembuatan kristal asetanilida tahap pertama yang dilakukan adalah

dengan mereaksikan aniline dengan asam asetat glasial yang kemudian direfluks

selama 1 jam. Dimana pada proses refluks ini juga bertujuan untuk menghomogenkan

larutan campuran aniline dengan asam asetat glasial. Setelah itu cairan hasil refluks

didinginkan dengan es batu sampai terbentuk kristal. Tujuan didinginkan dengan es

batu adalah untuk menurunkan suhu pada campuran larutan tersebut sehingga akan
mempercepat terbentuknya kristal. Setelah terbentuk kristal kemudian dicampur

dengan air panas dan ditambahkan karbon aktif, setelah itu kristal tersebut disaring

untuk diambil filtratnya. Filtrate yang telah disaring sebelumnya kemudian

didinginkan lagi dengan es batu untuk mempercepat terbentuknya kristal asetanilida,

setelah itu dikeringkan dan diuji sifat fisiknya. Kristal asetanilida yang terbentuk pada

percobaan ini berwarna putih.

Proses pembuatan kristal ρ-nitro asetanilida dimulai dengan asetanilida yang

direaksikan dengan asam asetat glasial dengan asam sulfat yang kemudian

didinginkan dengan es batu, sehingga pencampuran larutan ini disebut campuran A.

pada proses pembuatan campuran B dimana dilakukan dengan mereaksikan asam

sulfat dengan asam nitrat yang kemudian didinginkan lagi dengan es batu. Setelah itu

campuran B dicampurkan ke dalam campuran A secara perlahan-lahan. Tujuan dari

penambahan secara perlahan-lahan adalah agar campuran tersebut cepat homogen dan

untuk menghindari terjadinya degradasi campuran bereaksi. Setelah itu suhunya

dijaga agar tidak melebih 10 °C. kemudian campuran tersebut didiamkan selama 1

jam. Setelah itu dituangkan akuades dan beberapa potong es batu ke dalam gelas

kimia, kemudian diaduk secara perlahan, dan kristal ρ-nitroasetanilida akan terpisah,

lalu didiamkan lagi selama 15 menit sampai kristalnya terpisah dengan sempurna.

Setelah itu dicuci dengan air es yang bertujuan untuk menghilangkan atau menekan

pH asam yang terdapat pada kristal tersebut. kemudian direkristalisasi dengan etanol.

Tujuan dari penggunaan etanol pada proses rekristalisasi adalah karean etanol bersifat

volatile (mudah menguap) sehnigga dapat mempermudah proses pemisahan kristal ρ-


nitroasetanilida dengan etanol. Setelah itu kristal tersebut dikeringkan pada suhu

100 °C, sehingga hasil yang didapatkan adalah berat kristal ρ-nitroasetanilida adalah

1,68 gram.
V. KESIMPULAN

Berdasarkan pada tujuan dan hasil pengamatan maka pada percobaan nitrasi

senyawa siklik : sintesis ρ-nitro asetanilida adalah :

1. Proses sintesis senyawa ρ-nitroasetanilida terdapat dua produk yang dihasilkan

yaitu ρ-nitroasetanilida dan yang kedua adalah autinitroasetanilida, suhu

campuran juga harus tetap dijaga agar tetap berada pada suhu tidak lebih dari 10

˚C. Sebab jika senyawa yang terbentuk adalah ρ-nitroasetanilida senyawa

tersebut akan mengendap, sedangkan jika senyawa yang terbentuk adalah

ortonitro asetanilida maka senyawa tersebut akan larut menjadi larutan. Oleh

karena itu, mengapa suhu sangat berperan penting dalam proses pembentukan

senyawa ρ-nitroasetanilida.

2. Metode rekristalisasi dapat dilakukan dengan mereaksikan kristal yang telah

terbentuk dengan pelarut etanol yang dapat memurnikan kembali kristal tersebut

dengan cara mengikat pengotor-pengotor yang masih terdapat dalam kristal p-

nitro asetanilida sehingga dapat diperoleh kristal yang lebih murni.

B. Saran

Saran yang dapat saya sampaikan pada percobaan Nitrasi senyawa siklik:

Sintesis ρ- nitroasetanilida yaitu diharapkan kebersihan dan kerapian Laboratorium

tetap terjaga selama praktikum berlangsung agar para praktikan dan asisten juga

merasa nyaman dalam melakukan praktikum, dan tidak menghambat proses

berjlannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Affiz F, 2012, Pengaruh Pengeloran Pra Pemanasan Dibawah Temperatur


Rekristalisasi dan Tingkat Deformasi Terhadap Kekerasan dan Kekuatan
Tarik Serta Struktur Mikro Baja Karbon Sedang untuk Mata Pisau Pemanen
Sawit, Jurnal e-Dinamis, 2(2).

Fachry A.R, Juliyadi T, dan Ni P.E.Y.L, 2013, Pengaruh Waktu Kristalisasi dengan
Proses Pendinginan Terhadap Pertumbuhan Kristal Amonium Sulfat dari
Larutannya, Jurnal Teknik Kimia, 2(15).

Harada, Nagaoka, dan Shimizu, 1983, Process for producing p-nitroaniline, Jepang:
Mitsui Petrochemical Industries Ltd.

Indri, Anietta, dan Windysari, 2011, Sintesis p-Nitroasetanilida, Surabaya:


Universitas Airlangga Itokindo.

Rositawati A.L, Citra M.T, dan Danny S, 2013, Rekristalisasi Garam Rakyat dari
Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri, Jurnal Teknologi Kimia
dan Industri, 2(4).

Anda mungkin juga menyukai