Anda di halaman 1dari 3

Terapi

Pengobatan plasenta previa dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu :2


1. Terminasi
Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan yang membawamaut, misalnya :
kehamilan cukup bulan, perdarahan banyak, parturien, dananak mati (tidak selalu).a.

Cara vaginal yang bermaksud untuk mengadakan tekanan pada plasenta,yang dengan demikian
menutup pembuluh-pembuluh darah yang terbuka(tamponade pada plasenta). Dilakukan pada
plasenta letak rendah, plasenta marginalis atau plasenta previa lateralis di anterior (dengan
anak letak kepala). Dilakukan oksitosin drip disertai pemecahan ketuban. b.

Dengan seksio sesarea, dimaksudkan untuk mengosongkan rahim hingga rahim dapat
berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Seksio sesarea juga mencegah terjadinya robekan
serviks yang agak sering terjadi pada persalinan per vaginam. Dilakukan pada keadaan plasenta
previa dengan perdarahan banyak, plasenta previa totalis, plasenta previa lateralis di posterior,
plasenta letak rendah dengan anak letak sungsang.

2.

Ekspektatif
2
Dilakukan apabila janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di dunialuar baginya kecil
sekali. Dahulu ada anggapan bahwa kehamilan dengan plasenta previa harus segera diakhiri
untuk menghindarkan perdarahan yangfatal. Namun, sekarang ternyata
terapi menunggu
dapat dibenarkan denganalasan sebagai berikut :1.

Perdarahan pertama pada plasenta previa jarang fatal.2.

Untuk menurunkan kematian bayi karena prematuritas.Syarat bagi terapi ekspektatif ialah bahwa
keadaan ibu dan anak masih baik (Hb-nya normal) dan perdarahan tidak banyak.Pada terapi
ekspektatif, pasien dirawat di rumah sakit sampai berat anak ±2500 gr atau kehamilan sudah
sampai 37 minggu. Selama terapi ekspektatif diusahakan untuk menentukan lokalisasi plasenta
dengan pemeriksaan USGdan memperbaiki keadaan umum ibu.Jika kehamilan 37 minggu telah
tercapai, kehamilan diakhiri menurut salahsatu cara yang telah diuraikan.Penderita plasenta
previa juga harus diberikan antibiotik mengingatkemungkinan terjadinya infeksi yang besar
disebabkan oleh perdarahan dantindakan-tindakan intrauterin.Jenis persalinan apa yang kita pilih
untuk pengobatan plasenta previa dankapan melaksanakannya bergantung pada faktor-faktor
sebagai berikut :1.

Perdarahan banyak atau sedikit.2.

Keadaan ibu dan anak.3.

Besarnya pembukaan.4.
Tingkat plasenta previa.5.

Paritas.Perdarahan yang banyak, pembukaan kecil, nullipara, dan tingkat plasenta previa yang
berat mendorong kita melakukan seksio sesarea. Sebaliknya, perdarahanyang sedang/sedikit,
pembukaan yang sudah besar, multiparitas dan tingkat plasenta previa yang ringan, dan anak
yang mati cenderung untuk dilahirkan per vaginam.Pada perdarahan yang sedikit dan anak yang
masih kecil (belum matur)dipertimbangkan terapi ekspektatif.Perlu diperhatikan bahwa sebelum
melakukan tindakan apapun pada penderita plasenta previa, harus selalu tersedia darah yang
cukup.

Cara-cara vaginal terdiri dari :1.

Pemecahan ketuban.Dapat dilakukan pada plasenta letak rendah, plasenta previamarginalis, dan
plasenta previa lateralis yang menutup ostium kurang darisetengah bagian. Pada plasenta previa
lateralis yang plasentanya terdapat disebelah belakang, lebih baik dilakukan seksio sesarea
karena dengan pemecahan ketuban, kepala kurang menekan pada plasenta. Hal inidisebabkan
kepala tertahan promontorium, yang dalam hal ini dilapisi lagioleh jaringan plasenta.Pemecahan
ketuban dapat menghentikan perdarahan karena :a.

Setelah pemecahan ketuban, uterus mengadakan retraksi hinggakepala anak menekan pada
plasenta. b.

Plasenta tidak tertahan lagi oleh ketuban dan dapat mengikutigerakan dinding rahim hingga tidak
terjadi pergeseran antara plasenta dan dinding rahim.Jika his tidak ada atau kurang kuat setelah
pemecahan ketuban, dapatdiberikan infus pitosin. Jika perdarahan tetap ada, dilakukan seksio
sesarea.2.

Versi Braxton Hicks.Tujuan dari perasat Braxton Hicks ialah untuk mengadakan
tamponade plasenta dengan bokong dan untuk menghentikan perdarahan dalam
rangkamenyelamatkan ibu.Versi Braxton Hicks biasanya dilakukan pada anak yang sudah
matiataupun masih hidup. Mengingat bahayanya, yaitu robekan pada serviks dan pada segmen
bawah rahim, perasat ini tidak mempunyai tempat lagi di rumahsakit yang besar. Akan tetapi,
dalam keadaan istimewa, misalnya jika pasien berdarah banyak, anak sudah meninggal dan kita
mendapat kesulitanmemperoleh darah atau kamar operasi masih lama siapnya maka cara
BraxtonHicks dapat dipertimbangkan.Syarat untuk melakukan versi Braxton Hicks ialah
pembukaan yangharus dapat dilalui oleh 2 jari supaya dapat menurunkan kaki.3.

Cunan Willett-Gauss.Tujuannya ialah untuk mengadakan tamponade plasenta dengankepala.


Kulit kepala anak dijepit dengan cunam Willett-Gauss dan diberati dengan timbangan 500 gr.
Perasat ini sekarang hampir tidak pernah dilakukanlagi.
1.

Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD.Williams
Obstetrics. 23
rd
edition. Philladelphia : McGraw-Hill Education; 2009.2.

Sastrawinata S, Martaadisoebrata D, Wirakusumah FF, editor. Obstetri Patologi:Ilmu Kesehatan


Reproduksi. Edisi II. Jakarta : EGC ; 2004.3.

Krisnadi SR, Mose JC, Effendi JS. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri danGinekologi
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin. Bandung ; 2005

Anda mungkin juga menyukai