Teknik Sungai Robert J. Kondoatie
Teknik Sungai Robert J. Kondoatie
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tanah hasil erosi akan diendapakan di sungai,
waduk, kali, saluran drainase atau badan-badan air lainnya. Tanah yang diendapkan ini yang
dalam air yang mengalir dan sebagai muatan dasar atau (bed load ) bergeser atau menggelinding
sepanjang dasar saluran serta juga bergerak dalam bentuk loncatan (saltation) yaitu, gerakan
partikel yang kelihatannya melenting di sepanjang dasar saluran. Kalau bed load itu transportasi
dari partikel-partikel sedimen yang masih ada kontak dengan dasar saluran sedangkan sedimen
tersuspensi itu tidak melakukan kontak dengan dasar saluran, tapi ikut terlarut bersama air
(larutan). Contohnya Anda lihat air yang keruh ketika banjir, butiran-butiran tanah sudah terlarut
bersama air.
Kalau sedimen tersuspensi membuat air menjadi keruh sedangkan muatan dasar (bed
load) sudah kita ketahui bahwa akan terakumulasi dan membuat saluran air menjadi dangkal.
Sedimen ini akan mengendap di bagian sungai yang landai yang kecepatan aliran airnya lambat.
Ini sudah kita lihat bersama dalam program noramalisasi sungai dimana alat berat mengeruk
sedimen (bed load) agar sungai tidak mengalami pendangkalan. Kasus seperti itu kita sebut
Selain agradasi, ada satu hal lain yang perlu kita ketahui terkait dengan sedimen yaitu
degradasi. Degradasi adalah penurunan dasar sungai dalam arah memanjang pada suatu bagian
sungai. Agar lebih paham Anda bisa melihat ilustrasinya pada gambar di bawah ini.
Dari A ke B merupakan bagian sungai yang landai sehingga kecepan aliran air lambat
dan sedimen pun mengendap dari titik A ke B. Akumulasi sedimen dari titik A sampai B
membuat dasar sungai semakin meninggi. Apabila hal ini terjadi tentu akan terjadi perbedaaan
tinggi (elevasi) antara bagian sungai yang satu dengan yang lain, yakni bagian C dan D. Jika hal
ini terjadi akan terbentuk kemiringan (slope ) pada dasar sungai dan gradien sungai pun akan
semakin besar. Jika gradien sungai bertambah tentu kecepatan aliran sungai juga bertambah
besar.
Suplai sedimen di titik C dan B kecil akibat dari kemampuan transport sedimen yang
besar akibat dari kecepatan aliran sungai yang besar karena dipengaruhi gradien yang besar pula,
Konsep dasarnya begini, kalau suplai sedimen besar dari kemampun transpor maka akan
terjadi agradasi. Sedangkan kalau suplai sedimen lebih kecil dari kemampuan transpor akan
terjadi degradasi. Kemampuan transpor sendiri dipengaruhi oleh debit, kecepatan aliran rata-rata,
Agar tidak terjadi agradasi dan degradasi harus diciptakan kondisi seimbang dalam suatu
sungai. Kondisi seimbang akan terjadi apabila suplai sedimen (dominan dari DAS) sama dengan
kapasitas transport sedimen sistem sungai. Ibarat saluran pencernaan, makanan akan tercerna
dengan baik apabila kita mengkonsumsi air yang cukup, jangan sampai kita makan banyak tapi
( Sumber : Robert J. Kondoatie, Ph.D. dan Roestam Sjarief, Ph.D / Pengelolaan Sumber