Anda di halaman 1dari 3

Agradasi dan Degradasi

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tanah hasil erosi akan diendapakan di sungai,

waduk, kali, saluran drainase atau badan-badan air lainnya. Tanah yang diendapkan ini yang

disebut dengan sedimen.

Sedimen bergerak di dalam sungai sebagai sedimen tersuspensi (suspended sediment)

dalam air yang mengalir dan sebagai muatan dasar atau (bed load ) bergeser atau menggelinding

sepanjang dasar saluran serta juga bergerak dalam bentuk loncatan (saltation) yaitu, gerakan

partikel yang kelihatannya melenting di sepanjang dasar saluran. Kalau bed load itu transportasi

dari partikel-partikel sedimen yang masih ada kontak dengan dasar saluran sedangkan sedimen

tersuspensi itu tidak melakukan kontak dengan dasar saluran, tapi ikut terlarut bersama air

(larutan). Contohnya Anda lihat air yang keruh ketika banjir, butiran-butiran tanah sudah terlarut

bersama air.

Kalau sedimen tersuspensi membuat air menjadi keruh sedangkan muatan dasar (bed

load) sudah kita ketahui bahwa akan terakumulasi dan membuat saluran air menjadi dangkal.

Sedimen ini akan mengendap di bagian sungai yang landai yang kecepatan aliran airnya lambat.

Ini sudah kita lihat bersama dalam program noramalisasi sungai dimana alat berat mengeruk

sedimen (bed load) agar sungai tidak mengalami pendangkalan. Kasus seperti itu kita sebut

dengan agradasi atau peninggian dasar sungai.

Selain agradasi, ada satu hal lain yang perlu kita ketahui terkait dengan sedimen yaitu

degradasi. Degradasi adalah penurunan dasar sungai dalam arah memanjang pada suatu bagian

sungai. Agar lebih paham Anda bisa melihat ilustrasinya pada gambar di bawah ini.
Dari A ke B merupakan bagian sungai yang landai sehingga kecepan aliran air lambat

dan sedimen pun mengendap dari titik A ke B. Akumulasi sedimen dari titik A sampai B

membuat dasar sungai semakin meninggi. Apabila hal ini terjadi tentu akan terjadi perbedaaan

tinggi (elevasi) antara bagian sungai yang satu dengan yang lain, yakni bagian C dan D. Jika hal

ini terjadi akan terbentuk kemiringan (slope ) pada dasar sungai dan gradien sungai pun akan

semakin besar. Jika gradien sungai bertambah tentu kecepatan aliran sungai juga bertambah

besar.

Suplai sedimen di titik C dan B kecil akibat dari kemampuan transport sedimen yang

besar akibat dari kecepatan aliran sungai yang besar karena dipengaruhi gradien yang besar pula,

sehingga terjadi degradasi atau gerusan pada dasar sungai.

Konsep dasarnya begini, kalau suplai sedimen besar dari kemampun transpor maka akan

terjadi agradasi. Sedangkan kalau suplai sedimen lebih kecil dari kemampuan transpor akan

terjadi degradasi. Kemampuan transpor sendiri dipengaruhi oleh debit, kecepatan aliran rata-rata,

kemiringan (slope), tegangan geser dan karakteristik sedimen.

Agar tidak terjadi agradasi dan degradasi harus diciptakan kondisi seimbang dalam suatu

sungai. Kondisi seimbang akan terjadi apabila suplai sedimen (dominan dari DAS) sama dengan
kapasitas transport sedimen sistem sungai. Ibarat saluran pencernaan, makanan akan tercerna

dengan baik apabila kita mengkonsumsi air yang cukup, jangan sampai kita makan banyak tapi

kurang minum air, sehingga terjadi dehidrasi. (*)

( Sumber : Robert J. Kondoatie, Ph.D. dan Roestam Sjarief, Ph.D / Pengelolaan Sumber

Daya Air/2008, Andi Yogyakarta )

Anda mungkin juga menyukai