Anda di halaman 1dari 8

MINIMNYA SARANA PRASARANA PENDIDIKAN MEMPENGARUHI

KUALITAS PENDIDIKAN DI SMK AL-ABHARIYAH

OLEH
MUHAMMAD SALIHIN
NIM. 160103092

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) MATARAM
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Penelitian dilakukan di SMK Al-Abhariyah ……., dengan alasan sekolah tersebut


dekat dengan kampus dan salah seorang teman pernah sekolah disana.
Sesuai dengan kesepakatan, kelompok kami berfokus meneliti tentang Masalah
Sarana Prasarana yang ada di sekolah tersebut. Yang menjadi perwakilan kelompok kami
untuk pergi ke sana adalah Robi’ah, akan tetapi karena teman-teman yang lain ingin turut
berpartisipasi, maka kami bagi tugas Robi’ah yang menjadi interviewer dan yang lainnya
bertugas dokumentasi.
Penelitian dilaksanakan pada Senin, 14 Mei 2018. …. Kelompok peneliti pergi ke
sana pada pukul ….. dan selesai pada pukul…. Sesampainya di sana penelitian pun
dilaksanakan dengan mewawancarai salah seorang …. Dan alhamdulillah kami
mendapatkan informasi yang kami butuhkan.

1
BAB II
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
teknik wawancara dan observasi.
Wawancara atau interviu menurut Black dan Champion (1992) dalam Muslimin
(2002) adalah teknik penelitian yang paling sosiologis dari semua teknik penelitian sosial.
Hal ini dikarenakan bentuknya yang berasal dari interaksi verbal antara peneliti dengan
responden.1
Wawancara digunakan oleh peneliti sebagai alat yang dilakukan untuk
pengambilan informasi yang dilakukan dengan pertemuan tatap muka secara langsung.
Wawancara yang digunakan adalah jenis tak terstruktur sebagai bentuk pengumpulan data
yang pertanyaan-pertanyaan diajukan secara bebas kepada narasumber tanpa menetapkan
alternative jawaban terlebih dahulu oleh interviewer.
Observasi menurut S. Margono (1997:158) diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.2 Peneliti
menggunakan observasi sebagai cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
terhadap fasilitas atau sarana prasarana yang tersedia. Observasi yang dilakukan peneliti
adalah observasi nonpartisipatif, yaitu peneliti hanya sebatas mengamati keadaan sarana
prasarana yang tersedia tanpa ikut terlibat dalam kegiatan pengelolaan sarana prasarana
yang tersedia.

1
Dr. Nurul Zuriah, M.Si. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hlm. 179
2
Ibid. hlm. 173.

2
BAB III
TEMUAN DAN ANALISIS

A. Temuan
Sesuai dengan pemaparan bapak narasumber yakni Bapak ….., SMK Al-Abhariyah
berdiri sejak tahun 2007. Bernaung di bawah Pondok Pesantren Al-Abhariyah. Sejak
awal tahun berdirinya sampai sekarang pergantian kepala sekolah sudah lima kali yakni
(1) Drs. Jundul Mujtahidin, (2) Munif, St., (3) Imam Hambali, (4) Azminatul Falah, dan
(5) Baiq Canggi Permatasari (sekarang).
Jurusan yang dikelola hanya jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) dan
rencananya akan dibuka lagi dua jurusan yang baru yaitu Tata Busana dan Desain Grafis.
Jumlah siswa yang ada baru 76 orang.
Sarana prasarana yang tersedia adalah Ruang Kelas, Laboratorium TKJ,
Laboratorium untuk merakit komputer dan Perpustakaan. Komputer yang tersedia baru 9
unit yang difungsikan untuk client 8 unit dan untuk server 1 unit. Jumlah kelas yang ada
sesuai dengan jumlah siswa akan tetapi untuk komputer masih kurang, belum sesuai
dengan jumlah siswa per-kelas. Inisiatif dari pihak sekolah untuk mengatasi kekurangan
yaitu dengan cara praktikum secara berkelompok, satu komputer dipakai secara
berkelompok. Pihak sekolah juga menganjurkan bagi siswa yang mempunyai laptop
pribadi untuk membawa laptop pada saat praktikum. Yang menjabat sebagai Kepala
Laboratorium sekarang adalah Bapak Rizal Ahmadi. Selain menjabat sebagai Kepala
Laboratorium, beliau juga sekaligus sebagai guru Mata Pelajaran Komputer. Selain
Komputer sarana prasarana yang ada di laboratorium berupa 1 unit LCD proyektor, 2 unit
printer dan 1 unit scaner.
SMK Al-Abhariyah memiliki Perpustakaan pribadi, maksudnya walaupun
bernaung di bawah Pondok Pesantren, SMK Al-Abhariyah memiliki Perpustakaan khusus
untuk SMK saja. Buku yang tersedia sudah mencukupi kebutuhan siswa dikarenakan
pembelian buku dilakukan setiap tahun. Buku yang tersedia berupa buku pegangan siswa
dan buku pegangan guru. Sejauh ini belum ada pengelola yang khusus di bidangnya yang
menjadi pengelola perpustakaan, akan tetapi yang mengelola perpustakaan yaitu
ditugaskan kepada Guru Bahasa Indonesia.
Harapan beliau untuk tahun ke depannya, pihak sekolah bisa melengkapai sarana
prasarana yang ada di laboratorium.

3
B. Analisis
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu institusi pendidikan
formal tingkat menengah yang merupakan bagian berkesinambungan dari sistem
pendidikan nasional yang menduduki posisi yang sangat penting untuk mewujudkan
komitmen mencerdaskan kehidupan bangsa (Umi Rochayati, 1998:1). Pendidikan
menengah kejuruan pada dasarnya bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang
memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sesuai dengan sifat spesialisasi
kejuruan, persyaratan dunia industri dan dunia usaha
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 40 tahun 2008 Standar
Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) telah dijelaskan mengenai
standar yang harus dipenuhi oleh sekolah dalam penyelenggaraan sarana dan prasarana
termasuk penyediaan laboratorium dan fasilitas lain yang dapat mendukung
pembelajaran, seperti yang ada di SMK Al-Abhariyah yang memiliki laboratorium
komputer yang digunakan oleh jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.
Dengan adanya laboratorium komputer otomatis akan menunjang kualitas
pembelajaran di SMK Al-Abhariyah, dikarenakan SMK ini hanya memiliki jurusan
Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Bahkan Laboratorium Komputer menjadi hal yang
wajib ada.
Yang menjadi permasalahan adalah kurangnya ketersediaan komputer yang ada di
dalam laboratorium komputer. Dengan siswa yang berjumlah 76 orang, terbagi dalam 3
kelas sehingga siswa per-kelas diperkirakan berjumlah 25 orang. Sedangkan jumlah
komputer yang tersedia adalah 8 komputer. Dengan perbandingan jumlah yang sangat
jauh, sehingga tidak memungkinkan untuk satu komputer digunakan oleh satu siswa.
Sehingga sesuai dengan pemaparan narasumber bahwa pada saat praktikum satu
komputer digunakan secara berkelompok yakni satu komputer dapakai oleh 3 orang.
Dalam hal ini, tentu saja akan mengurangi kualitas pembelajaran itu sendiri baik
dari segi kefokusan siswa dalam belajar, keefektifan waktu, dan pengetahuan yang
didapat siswa kemungkinan akan minim. Rendahnya kualitas pembelajaran di SMK Al-
Abhariyah juga dapat dilihat dari belum adanya prestasi yang diraih dalam segi
kompetensi bidang jurusan.
Dari segi perpustakaan, sesuai dengan pemaparan narasumber bahwa buku yang
ada di perpustakaan sudah mencukupi kebutuhan siswa. Hal ini merupakan hal yang
bagus, akan tetapi pengelola perpustakaan bukanlah orang yang ahli di bidang pengeloaan
perpustakaan. Hal ini sesuai dengan pemaparan narasumber yang menyatakan bahwa

4
pengelola perpustakaan ditugaskan kepada guru Bahasa Indonesia karena tidak adanya
guru yang khusus berkompeten di bidang pengolaan perpustakaan.
Sesuai dengan pemaparan yang peneliti kutip dalam jurnal Cerdas Sifa yaitu:
“Salah satu menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia belum sangat maju dan tinggi
adalah kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai untuk membantu
proses belajar mengajar. Ujian Nasional (UN) belum bisa dijadikan sebgai standar
kelulusan apabila sekolah tidak mendapatkan sarana prasarana yang memadai.”
Oleh karena itu, untuk menjamin kualitas pendidikan di SMK Al-Abhariyah, maka
pengadaan komputer harus segera terealisasi.

5
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sarana prasarana sangat berpengaruh terhadap kualitas Pendidikan. Apabila
ketersediaan sarana prasarana memadai maka kemampuan siswa pun akan meningkat.
Begitu juga seandainya sarana prasarana di Laboratorium SMK Al-Abhariyah memadai
maka kemampuan serta prestasi siswa pun akan meningkat sesuai kompetensi
keahliannya.

B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMK Al-Abhariyah, maka pengadaan
komputer harus segera terealisasi dan diharapkan Pihak pegelola SMK Al-Abhariyah
lebih berfokus kepada pengadaan komputer daripada menambah jurusan yang baru.
Kemungkinan karena keterbatasan dana untuk pengadaan komputer, maka pihak
pengelola SMK Al-Abhariyah seyogyanya mengajukan proposal kepada perusahaan-
perusahaan yang ada disekitar atau bekerjasama dengan pihak masyarakat untuk
mengelola sekolah tersebut.

6
DAFTAR PUSTAKA

Zuriah Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi.


Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Dedi Stiawan S. 2017. Pengelolaan Sarana Laboratorium Komputer Jurusan Multimedia
di Sekolah Menengah Kejuruan Budi Mulia Dua Wedomartani Ngemplak Sleman.
Jurnal Hanata Widya Volume 6: 61
Alex Aldha Y. 2012. Pengembangan Mutu Pendidikan Ditinjau dari Segi Sarana dan
Prasarana (Sarana dan Prasarana PPLP). Jurnal Cerdas Sifa, Edisi No.1. Mei –
Agustus 2012: 6

Anda mungkin juga menyukai