Anda di halaman 1dari 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR – FAKTOR INTERNAL


KETIDAKPATUHAN PENGOBATAN HIPERTENSI
DI PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG

Ajeng Pujasari1, Dr.drg. Henry Setyawan, M,Sc2, dr. Ari Udiyono, M. Kes2
1
Mahasiswa Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro
2.
Staf Pengajar Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro

ABSTRACT

Non-compliance is cause of treatment failure. Non-compliance treatment often


occurs in patients with chronic diseases for example hypertension. Hypertension is
defined as raised systolic or diastolic blood pressure more than 140/90 mmHg.
Adherence treatment of hypertension assessed on pharmacological and non-
pharmacological treatment. Internal factors affecting adherence to treatment include age,
sex, level of education, employment, knowledge, duration of sufering, duration of
treatment, number of antihypertensive drugs taken, and side effects of drugs. This
research aim to know internal factors related with Non-compliance in the treatment of
hypertensive patients.This research was observational-analytic with cross-sectional
approach. Samples were 128 samples chosed with consecutive sampling. Instrument
research was questionnaire. Data was analysed with chi-square for bivariate analysis
dan regression logistic for multivariat analysis with 95% CI. Bivariate analysis there
were not significant association between age (p=0,811), sex (p=0,396), employment
(p=0,248), duration of sufering (p=0,081), number of antihypertensive drugs taken
(p=0,467) dan and side effects of drugs (p=0,182), but there were significant association
between level of education (p= <0,0001), knowledge (p= < 0,0001; 95% CI=24,21-
307,10; POR=86,2) and duration of treatment (p=0,003). Multivariate analysis there
were significant association between knowledge (p= < 0,0001) dan duration of treatment
(p=0,025; 95% CI=0,04-0,81; POR=0,2). We conclude that significant association
between knowledge and duration of treatment with non-compliance in the treatment of
hypertensive patients. Suggestions for the officer can increase patient knowledge and
treatment of hypertension-related diseases that the patient can undergo treatment for a
long period even a lifetime.

Keywords : Internal factors, non-compliance, hypertension, treatment of hypertension


Bibliographies: 55,1997-2014

99
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN Menurut organisasi American


College of Cardiology melaporkan
Ketidakpatuhan merupakan
kurang dari 50% pasien dengan
suatu sikap dimana pasien tidak
kondisi kronis menggunakan obat
disiplin atau tidak maksimal dalam
dalam jangka waktu panjang.
melaksanakan pengobatan, hal ini
Indikator patuh dalam pengobatan
merupakan masalah yang serius dan
hipertensi adalah patuh melakukan
sering kali terjadi pada pasein
pengobatan farmakologi dan non
dengan penyakit kronik, seperti
farmakologi.
hipertensi, diabetes, tuberculosis
Ketidakpatuhan merupakan
paru, dan penyakit kronik lainnya.
penyebab kegagalan terapi, hal ini
Hipertensi adalah suatu
berdampak pada memburuknya
keadaan dimana tekanan darah
keadaan pasien karena akan
berada diatas normal yaitu ≥140
terjadinya komplikasi dan kerusakan
mmHg untuk sistolik dan ≥90 mmHg
pada organ tubuh. Beberapa meta-
untuk diastolik. Prevalensi penyakit
analisis menunjukkan bahwa
hipertensi di dunia diperkirakan 600
penurunan tekanan darah
juta tahun 1980 menjadi hampir 1
menurunkan risiko penyakit jantung
miliar tahun 2008 dan tahun 2025
koroner sekitar 20-25% dan risiko
diperkirakan ˃ 1 miliar. Hipertensi
stroke sekitar 35-40%.
diperkirakan menyebabkan 4,5% dari
Faktor yang berhubungan
beban penyakit secara global. Data
dengan ketidakpatuhan pengobatan
Riskesdas tahun 2007 prevalensi
sesuai teori Green dipengaruhi oleh
kasus hipertensi di Indonesia 31.7 %.
faktor internal (predisposing factor)
Provinsi Jawa Tengah prevalensi
meliputi faktor pasien, faktor kondisi
hipertensi menurut data Riskesdas
penyakit dan faktor terapi, sedangkan
yaitu 37.1% tahun 2007 menjadi
faktor eksternal (enabling factor dan
26.4% tahun 2013. Angka CFR di
reinforcing factor) meliputi faktor
Semarang yaitu 0,1 tahun 2011
sistem pelayanan kesehatan dan
meningkat menjadi 0,8 tahun 2012,
faktor sosial ekonomi.
dan menjadi 1,3 tahun 2013.

100
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Berdasarkan penelitian tingkat kepatuhan pasien hipertensi


sebelumnya yang dilakukan di di Puskesmas Kedungmundu
Depok dan Bangladesh menunjukan sebelumnya pernah dilakukan.
bahwa umur, jenis kelamin, suku, Penelitian ini terdapat perbedaan dari
pendidikan, pekerjaan, durasi penelitian sebelumnya yaitu adanya
penyakit, kepercayaan dan tambahan variabel internal dan
merupakan faktor internal yang indikator kepatuhan pasien hipertensi
memiliki hubungan dominan dengan dalam pengobatan. Indikator
tingkat kepatuhan pasien. kepatuahan pasien dalam melakukan
Data Dinkes Semarang, pengobatan dinilai dari 5 aspek yaitu
menunjukan kasus hipertensi di diet hipertensi, kepatuhan minum
Puskesmas Kedungmundu tertinggi obat, rutin pemeriksaan tekanan
selama 2 tahun terakhir, yaitu pada darah, peningkatan aktivitas fisik,
tahun 2012 (16,6%) dan pada tahun serta menghentikan konsumsi rokok
2013 (18,5%). Berdasarkan data atau alkohol, sedangkan variabel
kunjungan pasien hipertensi tambahan pada penelitian ini adalah
Puskesmas Kedungmundu, dari 75 lamanya menderita, lamaya
pasien yang diambil menunjukan pengobatan, jumlah obat yang
pasien yang patuh menuju pelayanan diminum, serta efek samping obat
kesehatan 37,3% dan yang tidak antihipertensi.
patuh 62,7%. Berdasarkan uraian
diatas peneliti tertarik untuk meneliti METODE
kasus ketidakpatuhan pengobatan Penelitian ini merupakan
dengan meneliti faktor internal. jenis observasional analitik dengan
Variabel yang akan diteliti antara menggunakan pendekatan cross
lain umur, jenis kelamin, tingkat sectional. Pengambilan sampel
pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat menggunakan teknik non probability
pengetahuan, lamanya menderita, sampling yaitu consecutive sampling
lamanya pengobatan, jumlah obat menggunkan rumus Lemeshow
yang di minum serta efek samping untuk menghitung besar sampel,
obat antihipertensi. Penelitian terkait

101
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

diperoleh jumlah sampel sebanyak Analisis univariat dilakukan


128 responden. untuk variabel bebas dan juga
Instrumen penelitian yang variabel terikat. Analisis bivariat
digunakan yaitu kuesioner. Analisis menghasilkan data yang berkorelasi
data penelitian dilakukan adalah antara variabel bebas dan terikat.
analisis univariat, analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan dengan
dan analisis multivariat. Uji statistik cara menghubungkan variabel bebas
digunakan adalah uji Chi Square yang terdiri umur, jenis kelamin,
untuk analisis bivariat dan regresi tingkat pendidikan, pekerjaan,
logistik untuk analisis multivariat. tingkat pengetahuan, lamanya
menderita, lamanya pengobatan,
HASIL jumlah obat yang diminum, dan efek
samping obat dengan variabel terikat
Analisis univariat bertujuan yaitu ketidakpatuhan pasien. Berikut
untuk menggambarkan karakteristik ini adalah hasil analisis bivariat :
sampel.

Tabel 1. Hubungan antara umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, lamanya menderita,
lamanya pengobatan, jumlah obat yang diminum, dan efek samping dengan ketidakpatuhan pasien.

Kepatuhan
95%
Variabel Tidak Total % Nilai p POR
% Patuh % CI
Patuh
Umur Umur lanjut 45 53,8 36 46,1 78 60,9 0,811 0,4-1,9 1
Umur dewasa 28 56,0 22 44,0 50 39,1
Jenis Laki-laki 19 61,3 12 38,7 31 24,2 0,396 0,6-3,3 1,4
kelamin Perempuan 51 52,6 46 47,4 97 75,8
Tingkat Rendah 56 66,7 28 33,3 84 65,6 ˂0,0001 2,0-9,3 4,3
pendidikan Tinggi 14 31,8 30 68,2 44 34,4
pekerjaan Tidak bekerja 52 52,0 48 48,0 100 78,1 0,248 0,3-1,4 0,6
Bekerja 18 64,3 10 35,7 28 21,9
Tingkat Kurang 61 92,4 5 7,6 66 51,6 ˂0,0001 22,7- 71,8
pengetahuan Baik 9 14,5 53 85,5 62 48,4 227,7
Lamanya ˃ 3 tahun 29 47,7 33 52,3 62 48,4 0,081 0,3-1,1 0,5
menderita ≤ 3 tahun 41 62,1 25 37,9 66 51,6
Lamanya ˃ 2 tahun 26 41,3 37 58,7 63 49,2 ˂0,003 0,2-0,7 0,3
pengobatan ≤ 2 tahun 44 67,7 21 32,3 68 50,8
Jumlah obat Kombinasi 31 58,5 22 41,5 53 41,4 0,467 0,6-2,6 1,3
yang Tunggal 39 52,0 36 48,5 75 58,6
diminum
Efek Ada 3 33,3 6 66,7 9 7,0 0,3 0,1-1,6 0,4
samping obat Tidak ada 67 56,3 53 43,7 119 93,0

102
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Analis multivariat digunakan berdasarkan variabel tingkat


untuk analisis hubungan seluruh pengetahuan dan lamanya
variabel yang mempunyai pengobatan. Probabilitas tingkat
kemaknaan statistik berdasarkan ketidakpatuhan dengan rendahnya
analisis untivariat dan bivariat. pengetahuan dan waktu pengobatan
Analisis multivariat bertujuan untuk dengan waktu sebentar adalah
mengetahui variabel bebas yang sebagai berikut:
paling dominan. Berikut ini hasil 1
݂(ܼ) =
1+ ݁ —ଶ,ସଵଶାସ,ସହ଻(ଵ)ାଵ,଺଼଼(ଵ)
analisis multivariat :
1
Tabel 2. Analisis Multivariat
݂(ܼ) =
1 + 2,7ି଴,ଷହ଻
Variabel B P POR 95% ݂(ܼ) = 0,58
CI
Dapat diketahui bahwa
Pengetahuan 4,457 0,0001 86,2 24,21-307,10
Lamanya -1,688 0,025 0,2 0,04 - 0,81 probabilitas tingkat ketidakpatuhan
Pengobatan
Konstan -2,412 0,000 0,1 tinggi dilihat dari faktor-faktor yang
મ(‫)ܠ‬ mempengaruhinya sebesar 58%.
ln = α + β1X1 + β2X2+…+ βiXi
૚ାમ(‫)ܠ‬
= -2,412 + 4,457
PEMBAHASAN
pengetahuan + (-1,688)
lamanya pengobatan. Berdasarkan tabel 1,
berdasarkan umur hasil analisis
Dapat disimpulkan dari tabel 2:
1. Responden yang memiliki bivariat dan multivariat antara umur
pengetahuan kurang 86,2 kali dengan ketidakpatuhan tidak
berpeluang tidak patuh menunjukan hubungan yang
pengobatan.
2. Responden yang menjalani bermakna secara statistik (p>0,05).
pengobatan ≤ 2 tahun 5 kali Hasil wawancara menunjukan pasien
berpeluang tidak patuh yang berusia dewasa cenderung tidak
pengobatan.
patuh, hal ini disebabkan karena
tanda dan gejala jarang muncul.
Berdasarkan hasi persamaan
Berdasarkan hasil analisis
regresi dapat dihitung prediksi
bivariat dan multivariat menunjukan
probabilitas tingkat ketidakpatuhan
bahwa jenis kelamin dengan
yang berpengaruh secara signifikan
ketidakpatuhan tidak menunjukan

103
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

hubungan yang bermakna secara tidak memiliki waktu untuk menuju


statistik (p>0,05). Hasil wawancara pelayanan kesehatan. Berdasarkan
menunjukan bahwa reaksi bertindak hasil uji bivariat dan multivariat
untuk mengatasi penyakit hipertensi menunjukan bahwa pekerjaan
lebih banyak dilakukan oleh dengan ketidakpatuhan pengobatan
perempuan. pasien hipertensi tidak menunjukan
Pendidikan merupakan faktor hubungan yang bermakna (p>0,05).
yang mempengaruhi perilaku, hasil Penelitian ini sejalan dengan
wawancara menunjukan bahwa penelitian sebelumnya yang
pasien yang memiliki pendidikan menyatakan bahwa pekerjaan
rendah cenderung tidak patuh. mempengaruhi status kesehatan,
Berdasarkan hasil analisis bivariat sedangkan tidak sejalan dengan
antara variabel tingkat pendidikan penelitian yang dilakukan di
hubungan yang bermakna secara Puskesmas Pamulang yang
statistik (p<0,05), sedangkan hasil menunjukan bahwa suatu pekerjaan
uji multivariat tidak menunjukan tidak menjadi penghalang menuju
pengaruh (p>0,05), sehingga hasil pelayanan kesehatan.
penelitian ini menunjukan tingkat Berdasarkan tingkat
pendidikan bukan merupakan faktor pengetahuan, pasien yang memiliki
dari ketidakpatuhan. Penelitian ini pengetahuan rendah terhadap
tidak sejalan dengan penelitian yang kesehatan cenderung sering
dilakukan Puskesmas Taman III mengabaikan instruksi dokter dan
Pemalang yang menunjukan bahwa menganggap penyakit hipertensi
terdapat hubungan yang positif tidak begitu fatal. Hasil wawancara
antara tingkat pendidikan dengan menunjukan pasien yang memiliki
tingkat kecepatan pencarian bantuan. pengetahuan kurang cenderung lebih
Berdasarkan pekerjaan, tidak patuh. Berdasarkan hasil
responden yang bekerja cenderung analisis bivariat dan multivariat
tidak patuh dibandingkan pasien antara tingkat pengetahuan dengan
yang tidak bekerja, hal ini ketidakpatuhan menunjukan
disebabkan pasien yang bekerja, hubungan (p<0,05). Hasil

104
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

perhitungan risiko diperoleh POR jenis obat untuk mencegah terjadinya


86,2 (95%CI 24,21-307,10) berarti komplikasi.
menunjukan bahwa pasien yang Berdasarkan lamanya
memiliki pengetahuan kurang akan pengobatan, responden yang
berpeluang 86,2 kali untuk tidak menjalani pengobatan ≤ 2 tahun
patuh terhadap pengobatan. cenderung tidak patuh dibandingkan
Berdasarkan lamanya pasien yang telah menjalani
menderita, menunjukan bahwa pengobatan ˃ 2 tahun, karena pasien
responden yang menderita hipertensi kebanyakan merupakan pasien yang
≤3 tahun cenderung tidak patuh menderita hipertensi ≤ 3 tahun
terhadap pengobatan dibandingkan 51,6%, sehingga pasien tidak patuh.
pasien menderita hipertensi > 3 Berdasarkan analisis bivariat dan
tahun, hal ini disebabkan karena multivariat antara lamanya
pasien yang menderita hipertensi ≤ 3 pengobatan dengan ketidakpatuhan
tahun tanda dan gejala hipertensi pengobatan menunjukan hubungan
jarang muncul, hal ini dapat memicu (p<0,05). Hasil perhitungan risiko
pesien untuk tidak patuh dalam diperoleh nilai POR 0,2 (95%CI 0,4-
melakukan pengobatan. Berdasarkan 0,81) berarti menunjukan pasien
hasil uji bivariat dan multivariat yang menjalani pengobatan ≤ 2 tahun
menunjukan bahwa bahwa lamanya berpeluang 5 kali untuk tidak patuh.
menderita dengan ketidakpatuhan Penelitian ini tidak sejalan dengan
tidak menunjukan hubungan penelitian di USA yang menunjukan
(p>0,05). Penelitian tidak sejalan bahwa lamanya program pengobatan
dengan penelitian yang dilakukan di memicu terjadinya ketidakpatuhan
RSU H. Adam Malik Medan pengobatan 75%, sedangkan
menunjukan bahwa semakin lama penelitian ini sejalan dengan
seseorang menderita hipertensi maka penelitian sebelumnya yang
semakin tidak patuh melakukan menyatakan bahwa lamanya program
pengobatan, karena dokter akan pengobatan dan keparahan penyakit
meningkatkan dosis dan menambah berperan dalam kepatuhan pasien
hipertensi dalam minum obat.

105
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Berdasarkan jumlah obat tidak sejalan dengan penelitian yang


yang diminum, menunjukan bahwa dilakukan di RSU H. Adam Malik
pasien yang minum obat kombinasi Medan menunjukan bahwa ada
cenderung tidak patuh. Berdasarkan hubungan antara pengalaman
hasil analisis bivariat dan multivariat terhadap reaksi obat yang merugikan
menunjukan jumlah obat yang dengan kepatuhan dalam
diminum dengan ketidakpatuhan pengobatan.
menunjukan hubungan (p>0,05).
Penelitian ini sejalan dengan KESIMPULAN
penelitian yang dilakukan di RSU Setelah dilakukan
H.Adam Malik Medan, sedangkan penelitianmaka dapat diambil
penelitian ini tidak sejalan dengan kesimpulan sebagai berikut : 1)
penelitian lain yang mengatakan Tidak ada hubungan antara umur
bahwa ketidakpatuhan tersebut dapat dengan ketidakpatuhan, 2) Tidak ada
meningkat ketika pengobatan yang hubungan antara jenis kelamin
diberikan tidak praktis, misalnya dengan ketidakpatuhan, 3) Tidak ada
dengan beberapa kali dosis hubungan antara tingkat pendidikan
pemberian per hari. dengan ketidakpatuhan, 4) Tidak ada
Berdasarkan efek samping hubungan antara pekerjaan dengan
obat, menunjukan pasien yang ketidakpatuhan, 5) Ada hubungan
merasakan efek samping kebanyakan antara tingkat pengetahuan dengan
55,5% tidak mengetahui bahwa efek ketidakpatuhan (p=<0,0001; 95%
samping yang dirasakan seperti CI=24,21-307,10; POR=86,2), 6)
batuk kering ataupun gatal-gatal Tidak ada hubungan antara lamanya
(ruam merah) pada kulit disebabkan menderita dengan ketidakpatuhan, 7)
dari obat antihipertensi yang Ada hubungan antara lamanya
diminum. Berdasarkan hasil analisis pengobatan dengan ketidakpatuhan
bivariat dan multivariat menunjukan (p=<0,025; 95% CI=0,04-0,81;
bahwa efek samping dengan POR=0,2), 8) Tidak ada hubungan
ketidakpatuhan tidak menunjukan antara jumlah obat antihipertensi
hubungan (p>0,05). Penelitian ini yang diminum dengan

106
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ketidakpatuhan, 9) Tidak ada Tuberkulosis Paru pada Pasien


Diabetes Mellitus Tipe 2 di
hubungan antara efek samping
Rumah Sakit
dengan ketidakpatuhan. Ciptomangunkusumo. 2012.
1-6
Ardiansyah. Analisis Faktor yang
UCAPAN TERIMAKASIH Berhubungan dengan
Ketidakpatuhan Pasien
Ucapan terimakasih Penderita Hipertensi pada
Pasien Rawat Jalan di RSU H.
disampaikan kepada Kepala Adam Malik Medan.
Puskesmas Kedungmundu skripsi.Sumatera Utara. 2011.
Cardiology CA of. Clinical Quality
Semarang, Pemegang Program PTM Indicator Specification
Puskesmas Kedungmundu, seluruh 2013;1-8 p.
Tisna N. Faktor-Faktor yang
pasien Puskesmas Kedungmundu, Berhubungan dengan Tingkat
Pembimbing Skripsi, dan Semua Kepatuhan Pasien dalam
Minum Obat Antihipertensi di
pihak yang telah memberikan Puskesmas Pamulang Kota
bantuan dalam proses perencanaan, Tangerang Selatan Propinsi
Banten Tahun 2009. Syarif
pelaksanaan dan penyelesaian Hidayatullah; 2009. 23-35.
penelitian ini. Hussain SM, Boonshuyar C, Ekram
A. Non-Adherence To
Antihypertensive Treatment in
DAFTAR PUSTAKA Essential Hypertensive
Patients in Rajshahi ,
Bangladesh. 2011;9.
Hayati A. Evaluasi Kepatuhan Ismanto M. Hubungan Pengetahuan
Berobat Penderita dan Sikap dengan Tingkat
Tuberkulosis Paru Tahun Kepatuhan Diet Rendah
2010-2011 di Puskesmas Garam pada Pasien Hipertensi
Kecamatan Pancoran Mas di Wilayah Kerja Puskesmas
Depok. 2011. 2-5 p. Kedungmundu Semarang.
Novian A. Faktor yang Berhubungan Universitas Muhammadiyah
dengan Kepatuhan Diit Pasien Semarang. 2011.
Hipertensi( Studi Pada Pasien Suoth M, Bidjuni H, Malara RT.
Rawat Jalan di Rumah Sakit Hubungan Gaya Hidup
Islam Sultan Agung Semarang dengan Kejadian Hipertensi
Tahun 2013 ). Negeri Di Puskesmas Kecamatan
Semarang; 2013. 26-60 Kalawat Kabupaten Minahasa
Davies M. Patient Compliece. 2006. Utara. 2014;2:1–10.
1-10 p. Tapan E. Hipertensi Dan Ginjal. 1st
Erick. Hubungan Antara Konsumsi ed. Jakarta: Media Koputindo;
Alkohol dengan Prevalensi 2004. 1-3 p.

107
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Wibowo S. Karakteristik Penderita Campbell PC, Oladeyi OO.


Hipertensi yang di Rawat Inap Compliance To and
di RSUD Arifin Achmad Knowledge of Anti-
Pekanbaru. 2009 ;3-10. Hypertensive Therapy
Nur SE. Faktor-Faktor Risiko amongst Hypertensive
Hipertensi Primer di Patients Attending Lagos
Puskesmas Tlogosari Kulon University Teaching Hospital
Kota Semarang. Diponegoro; ( Luth ), Idi-Araba , Lagos ,
2012;10. Nigeria . 2014;13(5):108–15.
Sari EH. Hubungan Indeks Tubuh Agrina. Kepatuhan Lansia Penderita
dan Faktor Lain dengan Hipertensi dalam Pemenuhan
Kejadian Hipertensi pada Diet Hipertensi. 2007;48–52.
Kelompok Usia 18-44 Tahun Fitria ANA. Faktor yang
di Kelurahan Sukamaju Depok Berhubungan dengan
Tahun 2012. Indonesia. 2012; Kepatuhan Berobat Hipertensi
15-20. pada Lansia di Puskesmas
Prihandana S. Studi Fenomologi : Patingallong Kota Makassar.
Pengalaman Kepatuhan 2013;1:2–3.
Perawatan Mandiri pada Saefudin. Kepatuhan Penggunaan
Pasien Hipertensi di Poliklinik Obat pada Pasien Hipertensi
RSI Siti Hajar Kota Tegal. di Puskesmas. 2013;6:246–53.
2012; 14-26. Alsolami F, Hou X, Correa-velez I.
Martalina KT. Asupan Tinggi Lemak Factors Affecting
dan Aktivitas Olahraga Antihypertensive Treatment
Sebagai Faktor Risiko Adherence : A Saudi Arabian
Terjadinya Hipertensi Perspective. 2012;2(4):27–32.
Obesitik pada Remaja Awal. Park Y, Kim H, Jang S. Predictors of
2012;1:281–3. Adherence to Medication in
Rani PK. Kepatuhan Mengonsumsi Older Korean Patients with
Obat Pasien Hipertensi di Hypertension. 2012;17–9.
Denpasar Ditinjau dari Taukhit. Hubungan Tingkat
Kepribadian Tipe A dan Tipe Kepatuhan dan Sikap dengan
B. 2013;1(1):32–42. Perilaku Pencegahan
Cekti C. Perbandingan Kejadian dan Komplikasi pada Penderita
Faktor Risiko Hipertensi Hipertensi. 2007;2:2.
antara Rw 18 Kelurahan Yeni HD. Analisis Pengaruh Biaya
Panembahan Dan RW 1 Obat terhadap Kepatuhan
Kelurahan Patehan. Kontrol Pasien Hipertensi di
2008;24(4):166–70. Instalasi Rawat Jalan RSD dr .
Seilini M. Antihypertensive Soebandi Jember Periode
Treatment , Medication Non- Bulan Januari-Juni 2012.
Adherence and Factors 2013;2012(June 2012):2–4.
Leading to Non-Adherence Lemeshow S. Besar Sampel dalam
Among Elderly Medical Penelitian. 1997. 26-27 p.
Science Prabhu.
2014;(2277):3–6.

108

Anda mungkin juga menyukai