Makalah Sistem Koloi4
Makalah Sistem Koloi4
Segala puji dan syukur yang tiada hentinya bagi TUHAN yang telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan, rahmat dan karunia-Nya,
kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir semester untuk bidang study kimia,
dan lebih lanjut semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan seputar Sistem
Koloid.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tim penyusun telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik
dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa
mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Kami menyadari tanpa kerja sama antara guru pembimbing dan pihak lain yang memberi berbagai
masukan yang bermanfaat bagi kami demi tersusunnya makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak tersebut di atas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan arahan dan saran demi kelancaran makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca . Seperti pribahasa
“tiada gading yang tak retak”, makalah ini juga tidak sempurna, memiliki kelebihan dan kekurangan.
Oleh sebab itu kami mohon untuk saran dan kritiknya yang membangun.
Atas kesediaan waktunya untuk membaca makalah ini, kami ucapkan terima kasih.
Ingatlah pepatah “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina”, artinya teruslah berlatih dan belajar.
Jangan mudah menyerah.
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL
TIM PENYUSUN
PENGESAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Pemilihan Judul
I.2. Maksud dan Tujuan
I.3. Metode yang Digunakan
I.4. Sasaran yang Dituju
I.5. Ruang Lingkup Permasalahan
BAB II SISTEM KOLOID
II.1. Pengertian Sistem Koloid
II.2. Macam-macam Koloid
II.3. Koloid Sol
II.4. Koloid Emulsi
II.5. Koloid Buih
II.6. Kestabilan Koloid
II.7. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
II.8. Pembuatan Koloid
II.9. Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
III.1. Kesimpulan
III.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari
beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen. Misalnya saja saat ibu
membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu bercampur secara merata dengan air panas.
Kemudian, es krim yang biasa dikonsumsi oleh orang mempunyai rasa yang beragam, es krim tersebut
haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh. Kesemuanya merupakan contoh koloid.
Udara mengandung juga sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi (tercampur) dalam
udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang disebut kabut merupakan
sistem koloid. Mineral – mineral yang terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh –
tumbuhan juga merupakan koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk
membentuk koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak).
Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil yang menghasilkan cahaya warna
merah merupakan sistem koloid.
Contoh : larutan gula, larutan garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka, air laut, udara yang bersih,
bensin.
Contoh : sabun, susu, jeli, mentega, dan mayonaise. Contoh : air sungai yang keruh, campuran air
dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran minyak dengan air.
II.2. Macam-macam Koloid
Koloid merupakan suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah
waktu tertentu).
Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :
– Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
– Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid
2. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini
disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John
Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari
dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem
koloid cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-
partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati,
partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit
diamati.
3. Adsorpsi koloid
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel
koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Dimana partikel-partikel sol padat
ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka pertikel-partikel zat cair atau gas tersebut akan
terakumulasi pada permukaan zat padat tersebut. Beda halnya dengan absorpsi. Absorpsi adalah
fenomena menyerap semua partikel ke dalam sol padat bukan di atas permukaannya, melainkan di
dalam sol padat tersebut.
Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel-partikel pada permukaannya, baik
partikel netral atau bermuatan (kation atau anion) karena mempunyai permukaan yang sangat luas.
Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid
As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.
Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu proses untuk menghitung berpindahnya ion atau partikel koloid bermuatan
dalam medium cair yang dipengaruhi oleh medan listrik. Yaitu, pergerakan partikel – partikel koloid
dalam medan listrik ke masing – masing elektrode. Prinsip kerja elektroforesis digunakan untuk
membersihkan asap hasil industri dengan alat Cottrell.
Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya
koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koloid akan mengalami koagulasi
dengan cara:
1. Mekanik.
Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.
2. Kimia.
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh: susu + sirup masam —> menggumpal
lumpur + tawas —> menggumpal
Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan.
Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan
negatif.
Koloid pelindung
– Sistem koloid dimana partikel terdisperesinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif besar disebut
koloid liofil.
– Sistem koloid dimana partikel terdisperesinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif kecil disebut
koloid liofob.
– Koloid lioil bersifat stabil, sedangkan koloid liofob kurang stabil. Koloid liofil yang berfungsi sebagai
koloid pelindung.
Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada
permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan selaput semipermeabel. Pergerakan ion-ion dan
molekul – molekul kecil melalui selaput semipermiabel disebut dialysis. Suatu koloid biasanya
bercampur dengan ion-ion pengganggu, karena pertikel koloid memiliki sifat mengadsorbsi. Pemisahan
ion penggangu dapat dilakukan dengan memasukkan koloid ke dalam kertas/membran semipermiabel
(selofan), baru kemudian akan dialiri air yang mengalir. Karena diameter ion pengganggu jauh lebih
kecil daripada kolid, ion pengganggu akan merembes melewati pori-pori kertas selofan, sedangkan
partikel kolid akan tertinggal.
Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut dijadikan dasar bagi
pengembangan dialisator. Salah satu aplikasi dialisator adalah sebagai mesin pencuci darah untuk
penderita gagal ginjal. Jaringan ginjal bersifat semipermiabel, selaput ginjal hanya dapat dilewati oleh
air dan molekul sederhana seperti urea, tetapi menahan partikel-partikel kolid seperti sel-sel darah
merah.
Elektrodialisis
Pada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah pengaruh medan listrik. Cara kerjanya; listrik
tegangan tinggi dialirkan melalui dua layer logam yang menyokong selaput semipermiabel. Sehingga
pertikel-partikel zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak menuju elektrode
dengan muatan berlawanan. Adanya pengaruh medanlistrik akanmempercepat proses pemurnian
sistem koloid.
Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut elektrolit karena
elektrodialisis melibatkan arus listrik.
Penyaring Ultra
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-pori kertas saring
terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila kertas saring tersebut diresapi
dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-pori kertas akan sering berkurang. Kertas saring
yang dimodifikasi tersebut disebut penyaring ultra.
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuklambat, jadi tekanan harus
dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel koloid akan teringgal di kertas
saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya, dengan menggunakan
penyaring ultra bertahap.
b. Cara peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan /
proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut
dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.
Contoh:
– Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
– Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3.
– Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru terbentuk dengan sedikit
FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif
– Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem kolid. Contohnya;
gelatin dalam air.
c. Cara busur bredig
Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam
cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode.
Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua
ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik. Panas yang timbul
akan menyebabkan logam menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi
dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi
partikel kolid dengan proses uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.
Tetapi selain industri, sistem koloid juga banyak dapat kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari,
contohnya saja di alam, kedokteran, pertanian, dsb;
– Penggumpalan darah
Darah mengandung sejumlah kolid protein yangbermuatan negative. Jika terdapat luka kecil, maka
luka tersebut dapat doibati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al+3 dan Fe+3,
dimana ion-ion tersebut akan membantu menetralkan muatan-muatan partikel koloid protein
danmembnatu penggumpalan darah.
– Pemutihan gula
Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah
diatomae atau karbon, partikel-partikel koloid kemudian akan mengadsorbsi zat warna tersebut.
Sehingga gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan.
– Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan
berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk
diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu
dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.
Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3
yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al(OH)3 + 3H+Al3+ + 3H2O
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan
terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga
mengendap karena pengaruh gravitasi.
III.1.Kesimpulan
Koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari – hari untuk proses apapun. Koloid juga saling
berhubungan antara larutan dan suspensi. Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga
berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut
efek Tyndall. Koloid dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sol, emulsi, dan buih.
Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lain pada permukaannya, dan oleh karena luas permukaannya
yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar. Penggumpalan partikel koloid
disebut koagulasi.
Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan
elekrolit akan menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang.
Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil
mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya
tersebut tidak ada atau sangat lemah.
Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi.
Pada cara dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya.
Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul mengalami agregasi
(pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid. Sabun dan detergen bekerja sebagai bahan aktif
permukaan yang fungsinya mengelmusikan lemak ke dalam air.
III.2.Saran
Kami tim penyusun sekaligus bagian dari SMAN 1 Purwakarta ingin mengajukan saran kepada pihak
guru SMAN 1 Purwakarta khususnya dalam bidang study kimia agar lebih menekankan pengajaran
koloid ini melalui berbagai latihan praktek agar murid dapat lebih mengerti mengenai sistem koloid ini.
Teori dalam kelas saja tidak cukup menunjang kemampuan siswa untuk dapat mengerti dan
memahami sistem koloid ini. Praktikum yang diadakan dapat menunjang dan mendorong kemampuan
berpikir siswa dan menghasilkan daya ingat yang cukup tinggi.
Kami berharap agar saran kami dipertimbangkan
DAFTAR PUSTAKA
http://sistemkoloid11.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid
https://thafransisca.wordpress.com
https://thafransisca.wordpress.com/2011/06/18/makalah-sistem-koloid/