Anda di halaman 1dari 13

ANTARAN

Manusia adalah makhluk sosial, sebagaimana yang dikatakan oleh Aristoteles: Human Politican.
Dalam pada itu manusia harus bergaul dengan manusia yang lain, baik itu dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pribadi maupun kelompok.

Tidak hanya itu, setiap manusia pastinya mempunyai asa atau harapan dan sering kali asa
manusia satu dengan yang lain sama. Dari persamaan asa tersebut memunculkan kesepakatan
untuk menggapainya secara bersamaan. Maka dari itu, untuk mencapai asa yang mereka
inginkan manusia hendaknya berinteraksi secara komunal sehingga asa mereka tercapai
dengan baik dengan sistematis dan efesien. Oleh karena itu, dalam kata lain manusia dituntut
untuk berorganisasi.

Sedikitnya tiga hal yang biasanya menjadi latar belakang sebuah organisasi terbentuk, yaitu:
1. Sekumpulan individu yang bergabung dan bekerjasama atas dasar kesamaan tujuan/ide (goal).
2. Sekumpulan individu yang bergabung dan bekerjasama atas dasar kesamaan misi (mission).
3. Sebuah kelompok yang gabung atas dasar visi dan prinsip.

DEFINISI ORGANISASI
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Selain itu,
organisasi berasal dari istilah organism yang merupakan sebuah entitas dengan bagian-bagian
yang terintegrasi dimana hubungan mereka satu sama lain saling berkaitan secara utuh. Dari
sini, muncul beberapa defenisi tentang organisasi dari beberapa tokoh ahli, salah satu
diantaranya:

 Menurut Chester Irving Barnard seorang Eksekutif Bisnis Amerika (1938) dalam bukunya “The
Executive Functions” mengemukakan bahwa: “I define organization as a system of cooperatives
of two more persons” (Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih).
 Menurut James D. Mooney (Ekonom Perancis), mengatakan bahwa: “Organization is the form of
every human association for the attainment of common purpose” (organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama).
 Menurut W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, organisasi adalah susunan
dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb.) sehingga merupakan kesatuan yang teratur.
Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam
rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
Dalam pada itu, setiap organisasi harus memiliki 3 unsur dasar, yaitu: orang-orang (sekumpulan
orang), kerjasama dan tujuan yang dicapai.

CIRI-CIRI ORGANISASI
Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara lebih rinci
organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,
 Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan (interdependent part)
yang merupakan kesatuan kegiatan,
 Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan lain-
lain,
 Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
 Adanya tujuan yang ingin dicapai.
TUJUAN ORGANISASI
Secara umum tujuan organisasi merupakan keadaan atau tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi di waktu yang akan datang melalui kegiatan organisasi.Untuk mencapai tujuan dalam
organisasi, pelaku (orang) dalam organisasi diharapkan untuk mendesain ataupun me-manage
organisasinya dengan matang agar organisasi dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, demi
berjalan baiknya sebuah organisasi perlu diperhatikan beberapa prinsip organisasi (Jati:2000),
seperti berikut:
 Perumusan tujuan yang jelas, sebab tujuan organisasi berfungsi untuk: pedoman ke arah mana
organisasi akan di bawa, landasan bagi organisasi tersebut, menentukan macam aktifitas yang
akan dilakukan, menentukan program, prosedur dan beberapa hal terkait dengan koordinasi,
integrasi, simplikasi, sinkronisasi dan mekanisme.
 Pembagian tugas dan pekerjaan (Job Discription).
 Delegasi kekuasaan yang berarti pemimpin organisasi itu dipilih secara mufakat dan harus diikuti
dengan adanya pertanggung jawaban.
 Kesatuan perintah (one of command) dan tanggung jawab.
 Prinsip Kepemimpinan. Dalam konteks kontemporal dari prinsip ini yang paling mengemuka ke
permukaan adalah prinsip kepemimpinan yang berupa prinsip kolektif-kolegial, yaitu prinsip
kebersamaan, mau mendengarkan dan menyelaraskan diri dengan nilai-nilai dari seluruh
komponen organisasi, khususnya pada kepengurusan organisasi.
 Tingkat pengawasan, dengan diadakannya sebuah monitoring terhadap kinerja pelaku organisasi
atau lebih familiar dengan sebutan oposisi.
TIPE-TIPE ORGANISASI
Organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam melihat dari karakteristik organisasi itu
sendiri, diantaranya sebagaimana berikut:
 Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan. Hal ini organisasi dapat
dibedakan menjadi :(1) bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua
kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang. (2) bentuk komisi, pimpinan
organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang, semua kekuasaan dan
tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.
 Berdasarkan lalu lintas kekuasaan. Bentuk organisasi ini meliputi; (1) organisasi lini atau
bentuk lurus, kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para
pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi, (2) bentuk lini dan staff, dalam organisasi ini
pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan
dalam menjalankan roda organisasi, (3) bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya
dibagi dalam fungsi-fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja
lebih bersifat horizontal.
 Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu ; (1) organisasi formal, adalah organisasi yang
diatur secara resmi, seperti : organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum (2)
organisasi informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat pribadi, antara
lain kesamaan minat atau hobby, dll.
 Berdasarkan tujuan. Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu : (1) organisasi yang tujuannya
mencari keuntungan atau ‘profit oriented’ dan (2) organisasi sosial atau "non profit oriented".
 Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu ; (1) organisasi pendidikan, (2) organisasi
kesehatan, (3) organisasi pertanian, dan lain lain.
 Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu : Organisasi produksi, misalnya organisasi
produk makanan, (2) Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik (3) Organisasi
yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja (4) Organisasi pemelihara, misalnya organisasi
peduli lingkungan, dan lain lain.
 Berdasarkan pihak yang memakai manfaat. Organisasi ini meliputi; (1) Mutual benefit
organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti
koperasi, (2) Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh
pelanggan, misalnya bank, (3) Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia
usaha, seperti perusahaan-perusahaan, (4) Commonwealth organization, adalah organisasi yang
kemanfaatannya terutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti organisasi pelayanan
kesehatan, contohnya rumah sakit, Puskesmas, dll.
SUMBER REFERENSI
 Situs Web Universitas Guna Dharma
 Dr. Sutopo Patria Jati, MM, Makalah Dasar-dasar Organisasi, Universitas Diponegoro Semarang,
September 2000
 Dinas Infokom Sumatera Utara
 Anton Rahmadi, Makalah Manajemen Organisasi, Universitas Mulawarman, 2005
 Materi Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK, Januari 2003

Model Desain Organisasi


Model desain organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu
organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-
hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam
suatu organisasi. Desain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi,
sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran satuan kerja.

1. Desain Organisasi Mekanistik.

o Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.


o Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa aman dan ekonomi melalui perasaan takut
dan sanksi.
o Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan
cenderung terganggu tidak akurat.
o Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan
metode departemental.
o Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
o Proses penyusun tujuan dilakukan di tingkat puncak original, tanpa mendorong adanya
partisipasi kelompok.
o Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
2. Desain Organisasi Orgranik.

o Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan
dan bawahan dalam segala persoalan.
o Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
o Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas
keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
o Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat
mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
o Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
o Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan
sasaran yang tinggi dan realistis.
o Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan
pengendalian diri.
2.5 Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi
Pegawai atau karyawan dalam suatu perusahaan terhubung dalam suatu kesatuan struktur yang
menyatu dengan tujuan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan dengan lebih baik
dibandingkan tanpa adanya pembagian bagian tugas kerja. Untuk melakukan pengumpulan
orang-orang dalam suatu unit, divisi, bagian ataupun departemen dengan tugas pekerjan yang
berkaitan diadakan kegiaitan departementalization atau departementalisasi. posisi adalah
kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan
menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa
diperlukan implikasi manajerial desan dan struktur organisasi

2.1 Pengertian Struktur dan Desain Organisasi


Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun organisasi yang merupakan suatu
wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan. Struktur Organisasi
adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada
perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.Struktur
organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompok- kan, dan dikoordinasikan secara
formal.Struktur organisasi ialah susunan pembagian tugas secara formal yang ada dalam
sebuah organisasi.
Selain memiliki struktur, organisasi juga memiliki desain organisasi.
desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan
untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan
demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur
organisasi.

2.2 Keputusan Manajerial dan Tiga Dimensi Struktur Organisasi


a. Keputusan Manajerial
Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses identifikasi masalah dan
kesempatan kemudian memecahkannya. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian
vital dari maanjemen yang baik, karena keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana
suatu cara organisasi menyelesaikan masalah, mengalokasikan sumber daya dan meraih
sasaran.
4 keputusan manajerial sebagai pembentuk struktur organisasi meliputi :
1. Pembagian kerja, menyangkut kadar dari spesialisasi pekerjaan. Para manager membagi
seluruh tugas organisasi menjadi pekerjaan-pekerjaan khusus yang tersusun dari aktivitas-
aktivitas khusus. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa pembagian kerja akan mempengaruhi
tingkat prestasi organisasi melalui minimisasi ketergantungan pada individu-individu tertentu atau
perpindahan yang percuma komponen-komponen pekerjaan besar. Disamping itu, pembagian
kerja (spesialisasi) mengandung konsekuensi- konsekuensi pada perilaku para karyawan,
seperti menurunkan keterlibatan dan kepuasan kerja karyawan, menimbulkan kebosanan karena
pekerjaan menjadi monoton, mengakibatkan tingkat keterkaitan karyawan lebih rendah dan
kehilangan motivasi yng mengarah kepada ketidakefisienan.
Contoh : Seorang Account Representative pada Kantor Pajak yang memiliki pekerjaan khusus
seperti pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan, melaksanakan bimbingan dan
melaksanakan himbauan kepada Wajib Pajak (WP).Pendelegasian Kewenangan. Proses
pembagian kewenangan dari atas ke bawah dalam organisasi.
2. Pendelegasian kewenangan (delegation of authority) mengacu secara khusus pada
kewenangan pengambilan keputusan, bukan melakukan pekerjaan. Pendelegasian kewenangan
memiliki efek positif pada pengembangan manager professional, dan membawa iklim persaingan
dalam organisasi.
3. Pembagian Departemen. Cara organisasi dibagi secara structural. Pembagian departemen ini
dapat dikelompokkan menjadi pembagian departemen berdasarkan fungsinya (functional
departementalization), berdasarkan wilayah (geographic departementalization), berdasarkan
produk (product departementalization), berdasarkan pelanggan (customer departementalization).
Departementasi yang lebih khusus, secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Waktu dapat dibagi menjadi shift pertama, shift kedua, dan shift ketiga.
2. Pelayanan (Service) yang mencerminkan kelas pertama, kelas kedua, dan kelas turis dalam
suatu kapal pesiar.
3. Langganan dapat terdiri dari departemen penjualan industri, pedagang eceran, pemerintah,
militer dan konsumen akhir.
4. Peralatan dapat diperinci, misal didalam kelompok produksi, menjadi Departemen
pemotongan, perakitan dan pembungkusan.
5. Urutan angka (alpha-numerical) dapat digunakan dalam pelayanantelephone dimana nomor-
nomor 0000-5000 ditempatkan dalam satu Departemen dan nomor-nomor 5001-9999 dalam
Departemen lain.

Semakin besar dan kompleks suatu organisasi, akan sangat logis bila digunankan tipe
Departementasi organisasi kombinasi berbagai tipe diatas, yang dikenal segabai desain
organisasi campuran (hybird design) atau sering juga disebutmixed departementation. Sebagai
contoh, suatu perusahaan industri besar mungkin diorganisasi menurut wilayah pada tingkat
horizontal pertama, dan tingkatan-tingkatan selanjutnya diorganisasi atas dasar produk, fungsi,
peralatan dan waktu.
Departementasi fungsional. Pendekatan fungsional untuk mengelompokan kegiatan-kegiatan
organisasi ini mungkin merupakan tie Departementasi yang paling umum dan luas digunakan
dalam merancang struktur organisasi. Departementasi fungsional dapat dijumpai dalam semua
tipe organisasi. Sebagai contoh, dalam suatu organisasi Manufacturing, fungsi-fungsi vital yang
memungkinkan perusahaan beroperasi dan menjaga kelangsungan hidupnya.
Kebaikan utama Departementasi fungsional adalah berkaitan denan aspek-aspek positif
spesialisasi . secara teoritis, fungsionalisme akan mengingkatkan efisiensi dan memungkinkan
pemanfaatan karyawan dan peralatan paling ekonomis.
Departementasi produk. Dengan berkembangnya organisasi formal departemetasi fungsional
menjadi semkain sulit dan tidak praktis lagi. Dalam hal ini, manajemen dapat membentukdivisi-
divisi setengah otonom, yang masing-masing dirancang, memproduksi dan memasarkan sendiri
produk-produknya. Setiap produk atau lini produk dikelola oleh seorang manajer yang
bertanggung jawab kepada direktur organisasi.
Departementasi wilayah. Bila organisasi beroperasi diwilayah-wilayah yang tersebar, maka
Departementasi atas dasar wilayah akan diperlukan. Kegiatan pemasaran yang beroperasi
dibanyak daerah dalam suatu negara sering dibagi menjadi kelompok-kelompok wilayah dengan
manajer pemasaran tersendiri (Area Manajer) untuk setiap lokasi.
Tipe organisasi divisional ini mempunyai berbagai kebaikan dan kelemahan. Kebaikan-kebaikan
antara lain: pengambilan keputusan lebih cepat dan dengan kemungkinan kualitas lebih baik,
koordinasi tugas lebih mudah dilaksanakan, karena ada pemusatan kegiatan, beban manajemen
pusat menjadi lebih ringan, karena ada pendelegasian wewenang; dan pertanggung jawaban
lebih jelas. Sedangkan kelemahan-kelemahanya antara lain: kepentingan seluruh organisasi
kurang diperhatikan, karena kepentingan terpusat pada ukuran prestasi divisi; meningkatkan
biaya operasional organisasi, karena cenderung terjadinya kelebihan staff, duplikasi sumber
daya dan peralatan; dan mem persulit alokasi sumber daya dan konsistensi kebijaksanaan.

4. Rentang Kendali adalah jumlah bawahan yang melapor kepada atasan. rentang ini merupakan
satu faktor yang mempengaruhi bentuk dan tinggi suatu struktur organisasi.

b. Tiga Dimensi Struktur Organisasi


1.KOMPLEKSITAS
Kompleksitas adalah Kompleksitas merujuk pada tingkatan diferensiasi yang ada di dalam
sebuah organisasi. , mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada dalam
organisasi termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah
tingkatan di dalam hirarki organisasi serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar
secara geografis.
3 BENTUK DIFERENSIASI :
Diferensiasi Horisontal, merujuk pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi
para anggotanya, sifat dari tugas yang mereka laksanakan dan tingkat pendidikan dan
pelatihannya. Semakin banyak jenis pekerjaan yang ada dalam organisasi yang membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan yang istimewa, semakin kompleks pula organisasi tersebut.
Diferensiasi Vertikal, merujuk pada kedalaman struktur. Makin banyak tingkatan yang terdapat
diantara top management dan tingkat hirarki yang paling rendah, makin besar pula terjadinya
distorsi dalam komunikasi dan makin sulit mengkoordinasi pengambilan keputusan dari pegawai
manajerial, serta makin sukar bagi top manajer untuk mengawasi kegiatan bawahannya.
Diferensiasi Spasial, merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi kantor, pabrik dan personalia
sebuah organisasi tersebar secara geografis. Diferensiasi dapat dilihat sebagai perluasan dari
dimensi horizontal dan vertical, artinya adalah mungkin untuk memisahkan tugas dan pusat
kekuasaan secara geografis. Pemisahan ini mencakup penyebaran jumlah dan jarak.
2.FORMALISASI
Formalisasi yaitu sejauhmana organisasi menyandarkan dirinya pada peraturan dan
prosedur untuk mengatur perilaku dari para pegawainya. Formalisasi merujuk pada tingkat
sejauh mana pekejaan dalam organisasi itu distandarisasikan. Jika sebuah pekerjaan sangat
diformalisasikan maka pemegang pekerjaan itu hanya mempunyai sedikit kebebasan mengenai
apa yang harus dikerjakan, bilamana mengerjakannya dan bagaimana harus
melakukannya.Dengan demikian formalisasi adalah suatu ukuran tentang
standarisasi.Formalisasi akan diukur dengan menentukan apakah organisasi tersebut
mempunyai manual mengenai kebijakan dan prosedur, menilai jumlah keistimewaan
peraturannya, melihat kembali uraian pekerjaan untuk melihat tingkat kerumitan. Jika kita
berbicara mengenai formalisasi maka kita merujuk pada peraturan tertulis organisasi.

3.SENTRALISASI VS DESENTRALISASI
Sentralisasi, merujuk kepada tingkat dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan
pada suatu titik tunggal di dalam organisasi. Konsentrasi yang tinggi menyatakan adanya
sentralisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi yang rendah menunjukkan sentralisasi yang
rendah atau yang disebut Desentralisasi. Dalam Sentralisasi harus memperhatikan Sentralisasi
hanya memperhatikan struktur formal dan bukan dengan organisasi informal.
Hambatan sentralisasi :
— Hanya memperhatikan struktur formal.
— Memperhatikan kebebasan dalam pengambilan keputusan.
— Konsentrasi pada seseorang, unit atau tingkat.
— Kontrol dari top manajemen, tetapi keputusan tetap terletak pada anggota tingkat rendah.

Keuntungan desentralisasi :
— setiap manajer mempunyai keterbatasan terhadap jumlah informasi
— Dapat menanggapi perubahan dengan cepat.
— Memberi masukan lebih rinci bagi pengambil keputusan.
— Memotivasi pegawai untuk memberi kesempatan dlm pengambilan keputusan.
— Memberi peluang pelatihan bagi manajer tingkat rendah.
Keuntungan sentralisasi :
— Keputusan komprehensif yang akan diambil.
— Penghematan dan lebih efektif
jenis-jenis Struktur
Organisasi
ON 14 MEI 2011 BY MUHAMMAD BURHANUDDIN DALAM DASAR MANAJEMEN

27 Votes

Terdapat beragam jenis struktur organisasi yang bisa digunakan dan


dipraktekkan, dan semuanya adalah baik – tergantung dari situasi dan kondisi
organisasi yang ada. Tulisan dibawah ini adalah hasil rankuman tugas Mid-
Semester tentang Fundamental Management yang akan menggambarkan
beberapa jenis struktur, disertai dengan kekuatan serta keterbatasan dari setiap
jenis.

a) Formal Stucture, yaitu struktur organisasi yang disebutkan secara


resmi (official state). Struktur organisasinya biasanya dalam bentuk diagram
yang menggambarkan hubungan pelaporan dan pengaturan formal posisi kerja
dalam sebuah organisasi.

Keunggulan struktur/bagan organisasi seperti ini biasanya meliputi aspek-aspek


berikut:

 Pembagian kerja
 Pengawas hubungan
 Saluran komunikasi
 Adanya beberapa sub-unit besar dalam organisasi tersebut, serta ada
 Tingkat manajemennya.
Kelemahan dari struktur organisasi formal adalah segala sesuatunya harus diatur
sesuai dengan formalitas yang ada, dan biasanya jika organisasi berkembang
semakin besar akan ada banyak hambatan birokrasi didalamnya.

b) Informal Structure, adalah sebuah hubungan yang bersifat “bayangan”,


tidak resmi, namun sering kritis dalam menanggapi suatu hal yang bersifat
kolektif, dan terdapat hubungan kerja antara anggota organisasi tersebut yang
bisa dilakukan secara langsung tanpa batas-batas formalitas.

Adapun potensi keuntungan dari struktur informal ini diantaranya adalah:

 Membantu orang menyelesaikan pekerjaan mereka


 Mengatasi batas-batas struktur formal
 Mendapatkan akses ke jaringan interpersonal
 Dapat pelajaran informal

Sedangkan kerugiannya bisa terjadi over-laping jika anggota dalam organisasi


tersebut tidak bisa menempatkan tugas semestinya atau tanggungjawabnya,
seperti:

 Kemungkinan bekerja melawan kepentingan terbaik dari seluruh organisasi.


 Kerentanan terhadap rumor/issue
 Adanya kemungkinan untuk membawa informasi yang kurang akurat
 Susah jika nantinya diajak untuk berubah
 Akan ada banyak pengalihan upaya kerja dari tujuan yang penting
 Merasa keterasingan jika ada orang luar yang masuk dalam organisasi tersebut.

c) Functional Structure, yaitu struktur organisasi yang terdiri dari orang-


orang dengan keterampilan yang sama dan melakukan tugas-tugas serupa yang
kemuadian dikelompokkan bersama menjadi beberapa unit kerja. Anggota-
anggotanya bekerja di bidang fungsional sesuai dengan keahlian mereka. Jenis
struktur organisasi seperti ini tidak terbatas pada bisnis saja. Jenis struktur
seperti ini juga dapat bekerja dengan baik untuk organisasi kecil yang
memproduksi beberapa produk atau jasa.

Potensi keuntungan dari struktur organisasi fungsional:


 Dapat mencapai skala ekonomis pada masing-masing bagian
 Tugas sesuai dengan keahlian dan pelatihan tugas
 Berkualitas tinggi pemecahan masalah teknis
 Mendalam pelatihan dan pengembangan keterampilan
 Hapus jalur karir dalam fungsi

Kekurangan struktur organisasi fungsional adalah:

 Adanya kesulitan dalam penunjukkan tanggung jawab secara tepat karena hanya
mendahulukan rutinitas tugas
 Tempatnya cerobong asap masalah, dan tidak langsung ke akar permasalahan
 Kurang rasa kebersamaan dalam meraih tujuan bersama
 Menumbuhkan perspektif fungsional yang
 Terlalu banyak rujukan untuk membuat keputusan
 Kurang memperhatikan aspek strategis jangka panjang
 Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi dan kadang membuat koordinasi
dan kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit dilakukan

d) Divisional Structure, stuktur organisasi yang dikelompokkan berdasarkan


pada produk yang sama, proses yang sama, kelompok orang yang melayani
pelanggan yang sama, dan atau berlokasi di daerah yang sama di suatu wilayah
geografis.

Secara umum dalam struktur organisasi seperti ini biasanya bersifat kompleks,
dan menghindari masalah yang terkait dengan struktur fungsional.

Potensi keuntungan struktur divisi:

 Lebih banyak fleksibilitas dalam menanggapi perubahan lingkungan


 Peningkatan koordinasi
 Poin tanggung jawabnya jelas
 Keahlian berfokus pada pelanggan tertentu, produk, dan wilayah
 Banyak kemudahan dalam restrukturisasi.

Potensi kerugian struktur divisi:

 Duplikasi sumber daya dan upaya di seluruh divisi


 Persaingan dan koordinasi yang buruk bisa terjadi antar divisi
 Penekanannya hanya pada tujuan dan biaya devisi tersebut.
e) Matrix Structure, yaitu struktur organisasi yang menggabungkan antara
struktur fungsional dengan struktur divisional untuk mendapatkan keuntungan
dari kedua struktur tersebut dan meminimalkan kekurangan dari masing-masing
struktur tersebut.

Digunakan untuk:

 Manufaktur
 Industri jasa
 Profesional bidang
 Sektor non-profit
 Multi nasional perusahaan

Keuntungannya dari struktur matrik adalah:

 Lebih baik kerjasamanya antar lintas fungsi


 Peningkatan pengambilan keputusan
 Meningkatkan fleksibilitas dalam restrukturisasi
 Pelayanan pelanggan jadi lebih baik.
 Akuntabilitas kinerja lebih baik.
 Adanya peningkatan manajemen strategis karena mampu mencapai tingkat
koordinasi yang diperlukan untuk menjawab tuntutan “ganda” lingkungan.
 Sangat sesuai untuk organisasi ukuran sedang.

Kerugian dari struktur organisasi matrik adalah:

 Adanya sistem dua boss yang rentan terhadap perebutan kekuasaan


 Adanya sistem dua boss yang dapat membuat kebingungan tugas dan konflik
dalam prioritas kerja.
 Rapat Team biasanya banyak memakan waktu.
 Adanya “groupitis” yang merugikan organisasi itu sendiri
 Peningkatan biaya karena menambah struktur tim

f) Horizontal Structure, biasanya fokus organisasi sekitar proses, dan bukan


pada fungsi, menempatkan orang-orang yang bertanggung jawab atas proses inti
dan dalam penurunan hirarki digunakan untuk meningkatkan penggunaan tim.
Memberdayakan orang untuk membuat keputusan kritis terhadap kinerja, dan
biasanya sudah memanfaatkan teknologi informasi yang ditekankan
pada multiskilling dan beberapa kompetensi. Dalam struktur organisasi ini
orang-orang diajarkan bagaimana bekerja dalam kemitraan dengan orang lain,
termasuk membangun budaya keterbukaan, kerjasama, dan komitmen kinerja.

Keunggulan struktur organisasi horizontal adalah:

 Tingkatan managernya sedikit, sehingga biaya-biaya yang terkait dengan jabatan


relatif kecil.
 Jalur perintah dan tanggung jawabnya pendek, sehingga lebih komunikasi lebih
efektif, dan hambatan lebih mudah diatasi.
 Hambatan birokrasi dapat dihindari, dan penyelesaian pekerjaan dapat lebih
cepat.

Potensi kerugiannya adalah:

 Koordinasinya sulit dilakukan karena mengkoordinasi bawahan jadi banyak dan


relatif lebih sulit.
 Pembinaan dan kontrol kurang efektif
 Spesialisasi tugas kurang mendalam

g) Team Structure, secara luas stuktur organisasi seperti ini menggunakan tim
permanen atau sementara untuk memecahkan masalah, atau jika ada proyek
khusus yang harus diselesaikan. Selain itu, dalam stuktur organisasi seperti ini
sering menggunakan tim lintas fungsional.

Potensi keuntungan struktur organisasi tim adalah:

 Menghilangkan kesulitan dengan komunikasi dan pengambilan keputusan


 Menghilangkan hambatan-hambatan antara departemen operasi
 Peningkatan moral
 Rasa keterlibatan dan identifikasi lebih besar
 Peningkatan antusiasme untuk bekerja
 Peningkatan mutu dan kecepatan pengambilan keputusan.

Potensi kerugian struktur tim:

 Konflik loyalitas antara anggota


 Waktu yang dihabiskan untuk meeting terlalu banyak.
 Efektifitas penggunaan waktu tergantung pada kualitas hubungan interpersonal,
dinamika kelompok, dan manajemen tim.
h) Network Structure, yaitu struktur organisasi yang terdiri dari sebuah inti
pusat yang dihubungkan melalui jaringan hubungan dengan kontraktor luar dan
pemasok layanan penting lainnya.

Contoh Bagan Organisasi Jaringan

Organisasi ini mempunyai komponen inti dan menggunakan aliansi strategis


atau outsourcing untuk menyediakan komponen lainnya.

Potensi keuntungan dari struktur jaringan adalah:

 Perusahaan dapat beroperasi dengan sedikit karyawan tetap dan tidak perlu
mengenal sistem internal yang kompleks
 Mengurangi biaya overhead dan meningkatkan efisiensi operasional
 Izin operasi dapat melintasi jarak yang jauh

Potensi kerugian dari struktur jaringan:

 Kontrol dan koordinasi masalah mungkin timbul dari kompleksitas jaringan.


 Potensi kehilangan kontrol atas kegiatan outsourcing.
 Potensi kurangnya loyalitas di kalangan kontraktor yang jarang digunakan.
 Jika terlalu agresif dibidang outsourcing bisa berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai